KONSEP MEDIS MIOPIA A. Peng Penger erti tian an
Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan depan retina retina,, ketika ketika mata mata tidak tidak dalam dalam kondisi kondisi berakom berakomodas odasi. i. Ini juga juga dapat dapat dijelaskan pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa Yunani “muopia” “ muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopia merupak merupakan an manife manifesta stasi si kabur kabur bila bila meliha melihatt jauh, jauh, istil istilah ah popule populerny rnyaa adalah adalah “nearsightedness”. Miopia Miopia adalah adalah keadaan keadaan pada mata mata dimana dimana cahaya cahaya atau atau benda benda yang yang jauh jauh letaknya jatuh atau difokuskan didepan retina. Supaya objek atau benda jauh tersebut dapat terlihat jelas atau jatuh tepat di retina diperlukan kaca mata minus. Miopia atau sering disebut sebagai rabun jauh merupakan jenis kerusakan mata mata yang yang dise disebab babka kan n pert pertum umbuh buhan an bola bola mata mata yang yang terl terlal alu u panj panjang ang atau atau kelengkungan kornea yang terlalu cekung. Miopia Miopia adalah adalah suatu suatu keadaan keadaan mata mata yang yang mempuny mempunyai ai kekuata kekuatan n pembias pembiasan an sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik (bintik kuning. !ada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan penglihatan terletak terletak di depan makula lutea. "al ini dapat disebabkan sistem optik (pembiasan terlalu kuat, miopia refraktif atau bola mata terlalu panjang. Miopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar#sinar sejajar yang datang dari jarak tidak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina.
B. Klas Klasif ifik ikas asii
Secara Secara klinis klinis dan berdas berdasark arkan an kelain kelainan an patolo patologi gi yang terjad terjadii pada mata, mata, miopia dapat dibagi kepada dua yaitu $ 1. Miopia Simpleks $ %erjadinya kelainan fundus ringan. &elainan fundus yang
ringan ini berupa kresen miopia yang ringan dan berkembang sangat lambat.
'iasanya tidak terjadi kelainan organik dan dengan koreksi yang sesuai bisa mencapai tajam penglihatan yang normal. 'erat kelainan refraksi yang terjadi biasanya kurang dari #). &eadaan ini disebut juga dengan miopia fisiologi. 2. Miopia !atologis $ )isebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna atau miopia progresif. &eadaan ini dapat ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak lahir. %anda#tanda miopia maligna adalah adanya progresifitas kelainan fundus yang khas pada pemeriksaan oftalmoskopik. !ada anak#anak diagnosis ini sudah dapat dibuat jika terdapat peningkatan tingkat keparahan miopia dengan *aktu yang relatif pendek. &elainan refrasi yang terdapat pada miopia patologik biasanya melebihi # ).
Miopia secara klinis dapat terbagi lima yaitu$ +. Miopia Simpleks $ Miopia yang disebabkan oleh dimensi bola mata yang terlalu panjang atau indeks bias kornea maupun lensa kristalina yang terlalu tinggi. . Miopia -okturnal $ Miopia yang hanya terjadi pada saat kondisi di sekeliling kurang cahaya. Sebenarnya, fokus titik jauh mata seseorang berariasi terhadap tahap pencahayaan yang ada. Miopia ini dipercaya penyebabnya adalah pupil yang membuka terlalu lebar untuk memasukkan lebih banyak cahaya, sehingga menimbulkan aberasi dan menambah kondisi miopia. /. !seudomiopia $ )iakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan terhadap mekanisme akomodasi sehingga terjadi kekejangan pada otot 0 otot siliar yang memegang lensa kristalina. )i Indonesia, disebut dengan miopia palsu, karena memang sifat miopia ini hanya sementara sampai kekejangan akomodasinya dapat direlaksasikan. 1ntuk kasus ini, tidak boleh buru 0 buru memberikan lensa koreksi. 2. Miopia )egeneratif $ )isebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna tau miopia progresif. 'iasanya merupakan miopia derajat tinggi dan
tajam penglihatannya juga di ba*ah normal meskipun telah mendapat koreksi. Miopia jenis ini bertambah buruk dari *aktu ke *aktu. 3. Miopia Induksi $ Miopia yang diakibatkan oleh pemakaian obat 0 obatan, naik turunnya kadar gula darah, terjadinya sklerosis pada nukleus lensa dan sebagainya. &lasifikasi miopia berdasarkan ukuran dioptri lensa yang dibutuhkan untuk mengkoreksikannya, yaitu$ +. 4ingan $ lensa koreksinya 5,3 s6d /,55 )ioptri . Sedang $ lensa koreksinya /,3 s6d ,55 )ioptri. /. 'erat $lensa koreksinya 7 ,55 )ioptri. &lasifikasi miopia berdasarkan umur adalah +. &ongenital $ sejak lahir dan menetap pada masa anak#anak. . Miopia onset anak#anak $ di ba*ah umur 5 tahun. /. Miopia onset a*al de*asa $ di antara umur 5 sampai 25 tahun. 2. Miopia onset de*asa $ di atas umur 25 tahun (7 25 tahun. C. Patofisiologi
!ada myopia bayangan jatuh di depan retina. 8a9imnya miopia terjadi karena memanjangnya sumbu bola mata. "al ini sangat dipengaruhi oleh genetik. Mata yang penampang seharusnya bulat, akibat proses pemanjangan ini kemudian berbentuk bulat telur. Selanjutnya, pemanjangan sumbu ini menyebabkan media refraktif sulit memfokuskan berkas cahaya terfokus di depan retina. 'erkas cahaya terfokus didepan retina. Sejalan dengan memanjangnya sumbu bola mata, derajat miopia pun akan bertambah. !ada usia anak#anak sampai remaja, proses pemanjangan bolamata dapat merupakan bagian dari pertumbuhan tubuh. !ertambahan derajat miopia membutuhkan kacamata yang kiat berat derajat kekuatannya, karena itu pada masa usia dini dianjurkan agar pemeriksaan diulang setiap bulan pada golongan usia antara 5#25 tahun, progresiitas miopia akan melambat. Meskipun demikian pertambahannya tetap ada, terutama pada mereka yang baru mulai menderita miopia diatas usia 5 tahun.
D. Pathway MIOPIA
Sumbu bola mata panjang
!embiasan atau refraksi mata terlalu kuat
8ensa mata terlalu cembung
;ahaya masuk mele*ati lensa di depan retina
;ahaya difokuskan tidak tepat di retina
4isiko cidera b6d keterbatasan penglihatan
!andangan kabur melihat
!enurunan penglihatan
8ensa berakomodasi terus menerus
&elelahan otot mata 4asa nyaman b6d (pusing b6d E.
!using6nyeri
!englihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh (anak#anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku. !englihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. :ika derajat miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi koergensi, dan hal ini
mungkin
menimbulkan
keluhan
(astenoergen.
Mungkin
juga
posisi
konergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konergen (estropia. =pabila terdapat miopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang miopianya lebih tinggi. Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus diergen (eksotropia. !asien dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang penderita miopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil. !asien miopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konergensi.bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esoptropia.
Gejala-gejala miopia juga terdiri dari:
+
&abur bila melihat jauh
b.
Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat
c.
8ekas lelah bila membaca ( karena konergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi
d.
=stenoergens
b. Miopia patologik +.
keadaan miopia. !apil saraf optic $ terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. &resen miopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi
•
dan pigmentasi yang tidak teratur Makula$ 'erupa pigmentasi di daerah retina, kadang#kadang
•
ditemukan pendarahan subretina pada daerah macula. 4etina bagian perifer$ 'erupa degenersi kista retina bagian perifer Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. =kibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.
$. Ke%&ngkinan ko%'likasi yang %&n(&l
&omplikasi miopia, yaitu$ +. =blasio retina 4esiko untuk terjadinya ablasio retina pada 5 sampai (# 2,>3 ) sekitar+6.Sedangkan pada (# 3 sampai (#?,>3 ) risiko meningkat menjadi +6+//3.8ebih dari (#+5 ) risiko ini enjadi +6+2@. )engan kata lain penambahan faktor risiko pada miopia lebih rendah tiga kali sedangkan miopia tinggi meningkat menjadi /55 kali (Sidarta, 55/. . Aitreal 8iBuefaction dan )etachment
'adan itreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung ?@C air dan C serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan#lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. "alini berhubungan dengan hilangnya struktur normal kolagen. !ada tahap a*al, penderita akan melihat bayangan#bayangan kecil (floaters. !ada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan iterus sehingga kehilangan kontak dengan retina. &eadaan ini nantinya akan menimbulkan risiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Aitreus detachment pada miopia tinggi terjadi karena luasnya olume yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata. /. Miopik makulopati )apat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah kapiler pada mata yang berakibat atrofi sel#sel retina sehingga lapangan pandang berkurang. )apat juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan berkurangnya lapangan pandang. Miopi askular koroid atau degenerasi makular miopia juga merupakan konsekuensi dari degenerasi makular normal dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh di ba*ah sentral retina. 2.
". era'i yang !ilak&kan &oreksi miopia dengan menggunakan lensa konkaf atau lensa negatif, perlu
diingat bah*a cahaya yang melalui lensa konkaf akan disebarkan. &arena itu, bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu besar, seperti pada miopia,
kelebihan daya bias ini dapat dinetralisasi dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. 'esarnya kekuatan lensa yang digunakan untuk mengkoreksi mata miopia ditentukan dengan cara trial and error, yaitu dengan mula#mula meletakkan sebuah lensa kuat dan kemudian diganti dengan lensa yang lebih kuat atau lebih lemah sampai memberikan tajam penglihatan yang terbaik. !asien miopia yang dikoreksi dengan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien dikoreksi dengan #/.55 dioptri memberikan tajam penglihatan 6, demikian juga bila diberi sferis #/.3 dioptri, maka sebaiknya diberikan koreksi #/.55 dioptri agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik setelah dikoreksi. 1. Penatalaksanaan Nonfar%akologi a
&acamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk mengobati gejala#gejala isual pada pada penderita myopia. )alam ilmu keratotology kontak lensa yang digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk mengurangi miopia.
b
8atihan pergerakan mata dan teknik relaksasi. !ara pelaksana dan penganjur
terapi
alternatif
ini
sering
merekomendasikan
latihan
pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan. =kan tetapi, kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata. !ada tahun 553, dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek. )ari peninjauan tersebut disimpulkan bah*a tidak ada bukti#bukti (fakta ilmiah yang menyatakan bah*a latihan pergerakan mata adalah pengobatan myopia yang efektif. c
%erapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (8=SI& atau operasi lasik mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk mengobati miopia. )alam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser. Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu
!hotorefractie &eratotomy (!4& untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang sama yaitu dengan pergantian kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang berbeda. Selain itu ada juga pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi dan pemotongan jaringan kornea mata. Drang#orang dengan miopia rendah akan
lebih
baik
bila
menggunakan
teknik
ini.
Drthokeratologi
menggunakan kontak lensa secara berangsur#angsur dan pergantian sementara
lekukan
kornea.
!emotongan
jaringan
kornea
mata
menggunakan bahan#bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea mata untuk mengganti kornea yang rusak. 2. Penatalaksanaan $ar%akologi
Dbat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata.
). Pen(egahan Sejauh ini, hal yang dilakukan adalah mencegah dari kelainan mata sejak dari
anak dan menjaga jangan sampai kelainan mata menjadi parah. 'iasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan laser, obat tetes tertentu untuk membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa kontak dan penggunaan kacamata. %indakan pencegahan yang lain adalah dengan cara (4ini, 552, yaitu$ a :arak baca 25 0 23 cm. b =ktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya setelah membaca atau melihat gambar atau menggunakan komputer 23 menit, berhenti dahulu untuk +3 0 5 menit, beristirahat sambil melakukan aktifitas lain. c
e Mengatur program harian anak (sekolah,ekstra kurikuler. Seharusnya diharuskan aktifitas luar misalnya kegiatan olah raga, musik dan lain#lain.
P*OSES KEPE*A+AAN A. Pengka#ian $isik 1. !engkajian &etajaman !englihatan )ilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu Snellen.
!asien duduk dengan dengan jarak meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup. !asien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas keba*ah,dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar. 'ila pasien tidak dapat membaca baris paling atas (terbesar maka dilakuan uji hitung jari dari jarak meter. :ika pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak meter, maka jarak dapat dikurangi satu meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien + meter. :ika pasien tetap tidak bisa melihat,dilakukan uji lambaian tangan,dilakukan uji dengan arah sinar. :ika pengelihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar,maka dikatakan pengelihatanya adalah 5 (nol atau buta total. Penilaian , %ajam pengelihatan normal adalah 6. 'erarti pasien dapat membaca seluruh
huruf dalam kartu Snellen dengan benar. 'ila baris yang dapat dibaca selurunya bertanda /5 maka dikatakan tajam pengelihatan 6/5. 'erarti ia hanya dapat melihat pada jarak meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak /5 meter. 'ila dalam uji hitung jari pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pad jarak / meter, maka dinyatakan tajam pengelihatan /65. :ari terpisah dapat dilihat orang normal pada jarak 5 meter. Drang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak /55 meter. 'ila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak + meter, berarti tajam pengelihatan adalah +6/55. 'ila mata hanya mengenal adanya sinar saja,tidak dapat melihat lambaian tangan, maka dikatakan sebagai satu per minus. Drang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak terhingga.
2. !engkajian
a 1ji Menutup Salah satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan pemeriksa, dan pasien di minta memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di tutup karton6tangan tetap terbuka. &emudian karton atau tangan tiba#tiba di singkirkan, dan akan nampak gerakan abnormal mata. 'ila mata, saat di tutup bergeser ke sisi temporal, akan kembali ke titik semula ketika penutup di buka. Sebaliknya, bila bergeser ke sisi nasal, fenomena sebaliknya akan terjadi. &ecenderungan mata untuk bergeser, ketika di tutup, ke sisi temporal, di namakan eksoforiaE kecenderungan mata untuk bergeser ke sisi nasal di sebut esoforia. b 8irikan %erkoordinasi 'enda di gerakkan ke lateral ke kedua sisi sepanjang sumbu hori9ontal dan kemudian sepanjang sumbu oblik. Masing#masing membentuk sumbu 5 derajat dengan sumbu hori9ontal. %iap posisi cardinal lirikan menggambarkan fungsi salah satu dari keenam otot ekstraokuler yang melekat pada tiap mata. 'ila terjadi diplopia (pandangan ganda, selama transisi dari salah satu posisi cardinal lirikan, pemeriksa dapat mengetahui adanya salah satu atau lebih otot ekstraokuler yang gagal untuk berfungsi dengan benar. &eadaan ini bias juga terjadi bila salah satu mata gagal bergerak bersama dengan yang lain. /. !engkajian 8apang !andang !emeriksa dan pasien duduk dengan jarak + sampai kaki, saling berhadapan. !asien di minta menutup salah satu mata dengan karton, tanpa menekan, sementara ia harus memandang hidung pemeriksa. Sebaliknya pemeriksa juga menutup salah satu matanya sebagai pembanding. 'ila pasien menutup mata kirinya, misalnya, pemeriksa menutup mata kanannya. !asien di minta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan menghitung jumlah jari yang ada di
medan superior dan inferior lirikan temporal dan nasal. :ari pemeriksa di gerakkan dari posisi luar terjauh ke tengah dalam bidang ertical, hori9ontal dan oblik. Medan nasal, temporal, superior dan inferior di kaji dengan memasukkan benda dalam penglihatan dari berbagai titik perifer. !ada setiap manuer, pasien memberi informasi kepada pemeriksa saat ketika benda mulai dapat terlihat sementara mempertahankan arah lirikannya ke depan. 2. !emeriksaan Fisik Mata a. &elopak Mata, harus terletak merata pada permukaan mata b. 'uku Mata, posisi dan distribusinya c. Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata. d. !emeriksaan Mata =nterior, sclera dan konjungtia bulbaris diinspeksi secara bersama. e. !emeriksaan &ornea, normalnya kornea tampak halus dengan pantulan cahaya seperti cermin, terang, simetris dan tunggal. B. Diagnosa Ke'erawatan a.
memfokuskan sinar pada retina b.
pandangan c.
4isiko cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
C. Inter-ensi Ke'erawatan a.
memfokuskan sinar pada retina %ujuan $ +
&etajaman penglihatan klien meningkat dengan bantuan alat
&lien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi
terhadap perubahan Intervensi : +
:elaskan penyebab terjadinya gangguan penglihatan. 4asional $ pengetahuan
tentang penyebab mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien
sehingga klien kooperatif dalam tindakan kepera*atan.
8akukan uji ketajaman penglihatan. 4asional $ mengetahui isus dasar klien
dan perkembangannya setelah diberikan tindakan. /
&olaborasi dengan tim medis dalam pemberian lensa kontak atau kacamata
bantu atau operasi (keratotomy radikal. b.
pandangan %ujuan $ +
4asa nyaman klien terpenuhi
&riteria hasil $ +
&eluhan klien (pusing, mata lelah berkurang atau hilang
&lien mengenal gejala gangguan sensori dan dapat berkompensasi terhadap
perubahan yang terjadi. Intervensi : +
:elaskan penyebab pusing, mata lelah. 4asional $ mengurangi kecemasan
dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan kepera*atan.
=njurkan klien agar pasien cukup istirahat dan tidak melakukan aktiitas
membaca terus menerus. 4asional $ mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang. /
membaca. 4asional $ mengurangi silau dan akomodasi berlebihan. 2
&olaborasi $ pemberiaan kacamata untuk meningkatkan tajam penglihatan
klien. c.
4isiko cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
%ujuan $ +
%idak terjadi cidera.
&riteria hasil $ +
&lien dapat melakukan aktiitas tanpa mengalami cidera
&lien dapat mengidentifikasi potensial bahaya dalam lingkungan
Intervensi : +
:elaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam
penglihatan. 4asional $ perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan risiko cidera sampai klien belajar untukmengkompensasi.
'eritahu klien agar lebih berhati#hati dalam melakukan aktiitas.
/
'atasi aktiitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari. 4asional $
mengurangi potensial bahaya karena penglihatan kabur. 2
indikasi untuk menghindari cidera
DA$A* PSAKA
'runner G Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 ol !. :akarta$ H<; ;arpenito, 8ynda :uall. 55+" Buku #aku $ia%nosa KeperawatanE Hdisi @. H<;. :akarta. )oengoes. 5+5. &ursin% 'are lans Edition 8. !hiladhelpia$ F= )ais ;ompany. Mansjoer, =rif.
+???. Kapita #elekta KedokteranE Hdisi /, :ilid +.
Media
=esculapius, F&1I. :akarta. -anda International. 5+5. $ia%nosis Keperawatan: deinisi dan klasiikasi *++,*+.." :akarta$ H<;. !rice, Sylia =. +??3. Buku Ajar atoisiolo%i. :akarta$ H<;.