LAPORAN PENDAHULUAN HIRSCHPRUNG DISEASE
Disusun untuk Memenuhi Tugas Tugas Profesi Ners Deartemen Pe!iatrik !i Rumah Sakit Dr" Saifu# An$ar Ma#ang !i Ruang %%
O#eh & MUHAMMAD 'ADRUS SOLI(HIN NIM" %)**+*,***%%%-+
PROGRAM STUDI ILMU (EPERA.A (EPERA.ATAN TAN /A(ULTAS (EDO(TERAN UNI0ERSITAS 'RA.IA1A2A MALANG -*%+
LAPORAN PENDAHULUAN HIRSCHPRUNG DISEASE
A" DE/INISI Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai pada usus halus. (Ngastiyah, 2005). Penyakit Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan a!aan penyea gangguan pasase usus tersering pada neonatus, dan keanyakan ter"adi pada ayi aterm dengan erat lahir # $ Kg, leih anyak laki % laki dari pada perempuan. ( &rie' Mans"oeer, 2000). Penyakit hirschsprung
adalah
anomali kongenital
yang mengakiatkan
ostruksi mekanik karena ketidak adekuatan motilitas seagian dari usus. (onna . *ong, 200+) '" ETIOLOGI Penyakit ini diseakan aganglionosis Meissner dan &urach dalam lapisan dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 0 - teratas di daerah rektosigmoid, 0 - sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5 - dapat mengenai seluruh usus sampai pilorus. ) Ketiadaan sel/sel ganglion Ketiadaan sel/sel ganglion pada lapisan sumukosa (Meissner) dan pleksus myenteric (&uerach) pada usus agian distal merupakan tanda patologis untuk Hirschsprungs disease. 1kamoto dan eda mempostulasikan ah!a hal ini diseakan oleh karena kegagalan migrasi dari sel/sel neural crest 3agal ser3ikal dari eso'agus ke anus pada minggu ke 5 smpai 2 kehamilan. 4eori teraru menga"ukan ah!a neurolasts mungkin isa ada namun gagal untuk erkemang men"adi ganglia de!asa yang er'ungsi atau ah!a mereka mengalami hamatan se!aktu ermigrasi atau mengalami kerusakan karena elemen/elemen di dalam lingkungn mikro dalam dinding usus. aktor/'aktor yang dapat mengganggu migrasi, proli'erasi, di''erensiasi, dan kolonisasi dari sel/sel ini mingkin terletak pada genetik, imunologis, 2)
3askular, atau mekanisme lainnya. Mutasi pada 67/oncogen Mutasi pada 674 proto/oncogene,yang erlokasi pada kromosom 08.2, telah ditemukan dalam kaitannya dengan penyakit Hirschsprung segmen pan"ang dan 'amilial. Mutasi 674 dapat menyeakan hilangnya sinyal pada
tingkat molekular yang diperlukan dalam pertuuhan sel dan di'erensiasi ganglia enterik. 9en lainnya yang rentan untuk penyakit Hirschsprung adalah endothelin/: receptor gene (7N6:) yang erlokasi pada kromososm $822. ;inyal dari gen ini diperlukan untuk perkemangan dan pematangan sel/sel neural crest yang mempersara'i colon. Mutasi pada gen ini paling sering ditemukan pada penyakit non/'amilial dan short/segment. 7ndothelian/$ gene aru/aru ini telah dia"ukan seagai gen yang rentan "uga. e'ek dari mutasi genetik ini adalah mengganggu atau menghamat pensinyalan yang penting untuk perkemangan normal dari sistem sara' enterik. Mutasi pada proto/oncogene 674 di!ariskan dengan pola dominan autosom dengan 50 sampai 0- penetrasi dan ditemukan dalam sekitar 50kasus 'amilial dan pada hanya 5 sampai 20- kasus spordis. Mutasi pada gen 7N6: di!ariskan dengan pola pseudodominan dan ditemukan hanya pada $)
5- dari kasus, iasanya yang sporadis. Kelainan dalam lingkungan mikro dinding usus Kelainan dalam lingkungan mikro pada dinding usus dapat mencegah migrasi sel/sel neural crest normal ataupun di'erensiasinya. ;uatu peningkatan ermakna dari antigen ma"or histocompatiility comple< (MH=) kelas 2 telah terukti terdapat pada segmen aganglionik dari usus pasien dengan penyakit Hirschsprung, namun tidak ditemukan pada usus dengan ganglionik normal pada kontrol, menga"ukan suatu mekanisme autoimun pada perkemangan
>)
penyakit ini. Matriks protein ekstraselular Matriks protein ekstraseluler adalah hal penting dalam perlekatan sel dan pergerkan dalam perkemangan tahap a!al. Kadar glycoproteins laminin dan kolagen tipe ?@ yang tinggi dalam matriks telah ditemukan dalam segmen usus aganglionik. Peruahan dalam lingkungan mikro di dalam usus ini dapat mencegah migrasi sel/sel normal neural crest dan memiliki peranan dalam etiologi dari penyakit Hirschsprung.
C" (LASI/I(ASI Pada pemeriksaan patologi anatomi dari penyakit ini, pada sel ganglion &uerach dan Meissner tidak ditemukan seraut sara' meneal dan seraut otot hiperto'ik. &ganglionosis ini mulai dari anus ke arah oral. :erdasarkan pan"ang segmen yang terkena, penyakit Hirschprung dapat diklasi'ikasikan dalan $ kategoriA ) Penyakit Hirschsprung segmen pendekB H klasik (5-) ;egmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid. Merupakan 0- dari kasus penyakit Hirschsprung dan leih sering ditemukan pada anak laki/laki 2)
dianding anak perempuan. Penyakit Hirschsprung segmen pan"angB ong segment H (20-)
aerah agonglionosis dapat meleihi sigmoid malah dapat mengenai seluruh kolon atau sampai usus halus. itemukan sama anyak pada anak laki/laki dan $)
perempuan Total Colonic Aganglionosis ($/2-)
D" PATO/ISIOLOGI Kelainan pada penyakit ini erhuungan dengan spasme pada distal colon dan sphincter anus internal sehingga ter"adi ostruksi. Maka dari itu agian yang anormal akan mengalami kontraksi di segmen agian distal sehingga agian yang normal akan mengalami dilatasi di agian proksimalnya. :agian aganglionik selalu terdapat di agian distal rektum. asar pato'isiologi dari penyakit Hirschprung adalah tidak adanya gelomang propulsi3e dan anormalitas atau hilangnya relaksasi dari sphincter anus internus yang diseakan aganglionosis, hipoganglionosis atau disganglionosis pada usus esar. Hioagang#ionosis Pada pro tahun. Hipogenesis adalah huungan antara imaturitas dan hipoganglionosis.
(erusakan se# gang#ion &ganglionosis dan hipoganglionosis yang didapa dapat erasal dari 3askular atau
non3askular.
Dang
termasuk
penyea
non3ascular
adalah
in'eksi
Trypanosoma cruzi (penyakit =hagas), de'isiensi 3itamin : , in'eksi kronis seperti tuerculosis. Kerusakan iskemik pada sel ganglion karena aliran darah yang inadekuat, aliran darah pada segmen terseut, akiat tindakan pull through secara ;!enson, uhamel, atau ;oa3e.
E" MANI/ESTASI (LINIS 9amaran klinis peyakit Hirschprung dapat diedakan erdasarkan usia ge"ala klinis mulai terlihatA ) Periode Neonatal &da trias ge"ala klinis yang sering di"umpai, yakni pengeluaran mekonium yang terlamat, muntah hi"au dan distensi adomen. Pengeluaran mekonium yang terlamat (leih dari 2> "am pertama) merupakan tanda klinis yang signi'ikans. ;!enson (+$) mencatat angka +>- dari pengamatan terhadap 50 kasus , sedangkan Kartono mencatat angka +$,5- untuk !aktu 2> "am dan 2,>- untuk !aktu >E "am setelah lahir. Muntah hi"au dan distensi adomen iasanya dapat erkurang manakala mekonium dapat dikeluarkan segera. ;edangkan enterokolitis merupakan ancaman komplikasi yang serius agi penderita H ini, yang dapat menyerang pada usia kapan sa"a, namun paling tinggi saat usia 2/> minggu, meskipun sudah dapat di"umpai pada usia minggu. 9e"alanya erupa diarrhea, distensi adomen, 'eces erau usuk dan disertai demam. ;!enson mencatat hampir B$ kasus Hirschsprung datang dengan mani'estasi klinis enterokolitis, ahkan dapat pula ter"adi meski telah dilakukan kolostomi. (9amar 2)
9amar 2. oto pasien penderita Hirschprung erusia $ hari. 4erlihat adomen sangat distensi dan pasien tampak menderita. 2) &nak Pada anak yang leih esar, ge"ala klinis yang menon"ol adalah konstipasi kronis dan giCi uruk ( failure to thrive). apat pula terlihat gerakan peristaltik usus di dinding adomen. Fika dilakukan pemeriksaan colok duur, maka 'eces iasanya keluar menyemprot, konsistensi semi/li8uid dan erau tidak sedap. Penderita iasanya uang air esar tidak teratur, sekali dalam eerapa hari dan iasanya sulit untuk de'ekasi. 9e"ala Penyakit Hirshsprung adalah ostruksi usus letak rendah, ayi dengan Penyakit Hirshsprung dapat menun"ukkan ge"ala klinis seagai erikut. 1struksi total saat lahir dengan muntaah, distensi adomen dan ketidakadaan e3akuasi mekonium. Keterlamatan e3akuasi meconium diikuti ostruksi konstipasi, muntah dan dehidrasi. 9e"ala rigan erupa konstipasi selama
eerapa minggu atau ulan yang diikuti dengan ostruksi usus akut. Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare, distensi adomen dan demam. &danya 'eses yang menyemprot pas pada colok duur merupakan tanda yang khas. :ila telah timul enterokolitis nikrotiskans ter"adi distensi adomen heat dan diare erau usuk yang dapat erdarah ( Nelson, 2002 A $ ). /" PEMERI(SAAN DIAGNOSTI( Pemeriksaan yang digunakan
untuk
memantu mendiagnosa
penyakit
Hirschprung dapat mencakupA ) oto Polos &domen (:N1) oto polos adomen dapat memperlihatkan loop distensi usus dengan penumpukan udara di daerah rektum. Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang penting pada penyakit Hirschsprung. Pada 'oto polos adomen dapat di"umpai gamaran ostruksi usus letak rendah, meski pada ayi sulit untuk memedakan usus halus dan usus esar. :ayangan udara dalam kolon pada neonatus "arang dapat ayangan udara dalam usus halus. aerah rektosigmoid tidak terisi udara. Pada 'oto posisi tengkurap kadang/kadang terlihat "elas ayangan udara dalam rektosigmoid dengan tanda/tanda klasik penyakit Hirschsprung.
9amar
$.
Penyakit
Hirschprung.
oto
polos
adomen menun"ukkan dilatasi usus dan daerah rektosigmoid tidak terisi udara.
2) :arium enema Pemeriksaan
yang merupakan
standard dalam
menegakkan
diagnosa Hirschsprung adalah barium enema, dimana akan di"umpai $ tanda khasA - 4ampak daerah penyempitan di agian rektum ke proksimal yang
-
pan"angnya er3ariasi. 4erdapat daerah transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitan ke arah daerah dilatasi. 4erdapat daerah pelearan lumen di proksimal daerah transisi. &paila dari 'oto arium enema tidak terlihat tanda/tanda khas H,
maka dapat dilan"utkan dengan 'oto retensi arium, yakni 'oto setelah 2>/>E "am arium diiarkan memaur dengan 'eces. 9amaran
khasnya adalah terlihatnya arium yang memaur dengan 'eces kearah proksimal kolon. ;edangkan pada penderita yang ukan Hirschsprung namun
disertai
dengan
ostipasi
kronis,
maka arium
terlihat
menggumpal di daerah rektum dan sigmoid.
9amar
>.
4erlihat
gamar arium enema penderita Hirschprung. 4ampak rektum yang mengalami penyempitan,
dilatasi
sigmoid
daerah
dan
transisi yang melear.
$) &nal manometri (alon ditiupkan dalam rektum untuk mengukur tekanan dalam rektum) ;euah alon kecil ditiupkan pada rektum. &no/rektal manometri mengukur tekanan dari otot s'ingter anal dan seerapa aik seorang dapat merasakan peredaan sensasi dari rektum yang penuh. Pada anak/anak yang memiliki penyakit Hirschsprung otot pada rektum tidak relaksasi secara normal. ;elama tes, pasien diminta untuk memeras, santai, dan mendorong. 4ekanan otot spinkter anal diukur selama akti3itas. ;aat memeras, seseorang mengencangkan otot spinkter seperti mencegah sesuatu keluar. Mendorong, seseorang seolah mencoa seperti pergerakan usus. 4es ini iasanya erhasil pada anak/ anak yang kooperati' dan de!asa. >) :iopsi rektum ?ni merupakan tes paling akurat untuk penyakit Hirschsprung. okter mengamil agian sangat kecil dari rektum untuk dilihat di a!ah mikroskop. &nak/anak dengan penyakit Hirschsprung akan tidak memiliki sel/sel ganglion pada sampel yang diamil. Pada iopsi hisap, "aringan dikeluarkan dari kolon dengan menggunakan alat penghisap. Karena tidak meliatkan pemotongan "aringan kolon maka tidak diperlukan anestesi.
Fika
iopsi
menun"ukkan
adanya
ganglion,
penyakit
Hirschsprung tidak terukti. Fika tidak terdapat sel/sel ganglion pada "aringan
contoh,
iopsi
full-thickness
iopsi
diperlukan
untuk
mengkon'irmasi penyakit Hirschsprung. Pada iopsi full-thickness leih anyak "aringan dari lapisan yang leih dalam dikeluarkan secara edah untuk kemudian diperiksai di a!ah mikroskop. 4idak adanya sel/sel ganglion menun"ukkan penyakit Hirschsprung. G" PENATALA(SANAAN MEDIS i.
Medis Penatalaksaan operasi adalah untuk memperaiki portion aganglionik di usus esar untuk memeaskan dari ostruksi dan mengemalikan motilitas usus esar sehingga normal dan "uga 'ungsi spinkter ani internal. &da dua tahap pemedahan pertama dengan kolostomi loop atau double barrel dimana diharapkan tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertropi dapat kemali men"adi normal dalam !aktu $/> ulan . 4erdapat prosedur dalampemedahan diantaranyaA a) Prosedur duhanel iasanya dilakukan terhadap ayi kurang dari tahun dengan
cara
penarikan
menganastomosiskannya
kolon
normal
dielakang
usus
kearah
a!ah
aganglionik,
dan
memuat
dinding ganda yaitu seluung aganglionik dan agian posterior kolon normal yang telah ditarik. ) Prosedur Swenson memuang
agian
aganglionik
kemudian
menganastomosiskan end to end pada kolon yang erganglion dengan saluran anal yang dilatasi dan pemotongan s'ingter dilakukan pada agian posterior. c) Prosedur soave dilakukan pada anak/anak yang leih esar dengan cara memiarkan dinding otot dari segmen rectum tetap utuh kemudian kolon yang ersara' normal ditarik sampai ke anus tempat dilakukannya anastomosis antara kolon normal dan "aringan otot rektosigmoid yang tersisa. ii.
Kepera!atan Perhatikan pera!atan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaanya ila ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, perhatikan utama antara lain A a. Memantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak secara dini . Memantu perkemangan ikatan antara orang tua dan anak c. Mempersiapkan orang tua akan adanya inter3ensi medis ( pemedahan ) d. Mendampingi orang tua pada pera!atan colostomy setelah rencana pulang.
Pada pera!atan preoperasi harus diperhatikan "uga kondisi klinis anak % anak dengan malnutrisi tidak dapat ertahan dalam pemedahan sampai status 'isiknya meningkat. Hal ini sering kali meliatkan pengoatan simptomatik seperti enema. iperlukan "uga adanya diet rendah serat, tinggi kalori dan tinggi protein serta situasi dapat digunakan nutrisi parenteral total ( NP4 ) Perencanaan pulang dan pera!atan dirumah A ) &"arkan pada orang tua untuk memantau adanya tanda dan ge"ala komplikasi "angka pan"an erikut ini. a) ;tenosis dan kontriksi ) ?nkontinensia c) Pengosongan usus yang tidak adekkuat 2) &"arkan tentang pera!atan kolostomi pada orang tua dan anak. a) Persiapan kulit ) Penggunaan alat kolostomi c) Komplikasi stoma (perdarahan, gagal de'ekasi, diare meningkat , prolaps, 'eses seperti pita ) d) Pera!atan dan pemersihan alat kolostomi e) ?rigasi kolostomi $) :eri dan kuatkan in'ormasi/in'ormasi tentang penatalaksanaan diet. a) Makanan rendah sisa ) Masukan cairan tanpa atas c) 4anda/tanda ketidakseimangan elektrolot dan dehidrasi. >) orong orang tua dan anak untuk mengekspresikan perasaannya tentang kolostomi. a) 4ampilan ) :au c) Ketidaksesuaian antara anak mereka dengan anak Gideal 5) 6u"uk ke prosedur institusi spesi'ik untuk in'ormasi yang dapat dierikan pada orang tua tentang pera!atan dirumah. iii.
Kolaorati' ntuk mencegah ter"adinya komplikasi akiat penyumatan usus, segera dilakukan kolostomi sementara. Kolostomi adalah pemuatan luang pada dinding perut yang disamungkan dengan u"ung usus esar. Pengangkatan agian usus yang terkena dan penyamungan kemali usus esar iasanya dilakukan pada saat anak erusia I ulan atau leih. Fika ter"adi per'orasi (perluangan usus) atau enterokolitis, dierikan antiiotik.
H" (OMPLI(ASI ;ecara garis
esarnya,
komplikasi
Hirschsprung dapat digolongkan atasA ) Keocoran anastomose 2) ;tenosis $) 6uptur kolon >) 7nterokolitis 5) 9angguan 'ungsi spinchter
pasca
tindakan
edah
penyakit
a. 1struksi usus merupakan penyumatan intestinal mekanik yang ter"adi karena adanya daya mekanik yang eker"a atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyeakan penyempitanBpenyumatan lumen usus. . Konstipasi Konstipasi atau sering diseut semelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin "uga pada he!an) mengalami pengerasan 'eses atau tin"a yang erleihan sehingga sulit untuk diuang atau dikeluarkan dan dapat menyeakan kesakitan yang heat pada penderitanya c. Ketidak seimangan cairan dan elektrolit Ketidakseimangan 3olume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler ( 7= ) dan menyangkut kehilangan atau ertamahnya natrium dan air dalam "umlah yang relati3e sama, sehingga erakiat pada kekurangan atau keleihan 3oleme ekstraseluler ( 7= ) d. 7ntrokolitis suatu keadaan dimana lapisan dalam usus mengalami cedera dan meradang. Fika penyakitnya erat, seagian "aringan usus isa mati (men"adi nekrotik) dan menyeakan per'orasi usus serta peritonitis. e. ;truktur anal dan inkontinensial ( pos operasi ) ( :etC cecily J so!den, 2002) I"
ASUHAN (EPERA.ATAN Pengka3ian ?n'ormasi identitasBdata dasar meliputi, nama, umur, "enis kelamin, agama, alamat, tanggal pengka"ian, pemeri in'ormasi. &ntara lain A . &namnesis ?dentitas klien Meliputi nama, umur (keanyakan ter"adi pada usia tua), "enis kelamin, pendidikan, alamat, peker"aan, agama, suku angsa, tanggal dan "am M6;, nomor register, dan diagnosis medis.Masalah yang dirasakan klien yang sangat
mengganggu
pada
saat
dilakukan
pengka"ian,
pada
klien
Hirschsprung misalnya, sulit :&:, distensi adomen, kemung, muntah. a. Keluhan utama Klien Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat dilakukan pengka"ian, pada klien Hirschsprung misalnya, sulit :&:, distensi adomen, kemung, muntah. . 6i!ayat kesehatan sekarang Dang diperhatikan adanya keluhan mekonium keluar setelah 2> "am setelah lahir, distensi adomen dan muntah hi"au atau 'ekal.
4anyakan sudah erapa lama ge"ala dirasakan pasien dan tanyakan agaimana upaya klien mengatasi masalah terseut. c. 6i!ayat kesehatan masa lalu &pakah seelumnya klien pernah melakukan operasi, ri!ayat kehamilan, persalinan dan kelahiran, ri!ayat alergi, imunisasi. d. 6i!ayat Nutrisi Meliputi A masukan diet anak dan pola makan anak e. 6i!ayat psikologis :agaimana perasaan klien terhadap kelainan yang diderita apakah ada perasaan rendah diri atau agaimana cara klien mengekspresikannya. '. 6i!ayat kesehatan keluarga 4anyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang menderita Hirschsprung. g. 6i!ayat social &pakah ada pendakan secara 3eral atau tidak adekuatnya dalam mempertahankan huungan dengan orang lain. h. 6i!ayat tumuh kemang 4anyakan se"ak kapan, erapa lama klien merasakan sudah :&:. i. 6i!ayat keiasaan sehari/hari Meliputi % keutuhan nutrisi, istirahat dan akti'itas. ii.
Pemeriksaan isik a. ;istem integument Keersihan kulit mulai dari kepala maupun tuuh, pada palpasi dapat dilihat capilary re'il, !arna kulit, edema kulit. . ;istem respirasi Ka"i apakah ada kesulitan ernapas, 'rekuensi pernapasan c. ;istem kardio3askuler Ka"i adanya kelainan unyi "antung (mur/mur, gallop), irama denyut nadi apikal, 'rekuensi denyut nadi B apikal. d. ;istem penglihatan Ka"i adanya kon"ungti3itis, rinitis pada mata e. ;istem 9astrointestinal Ka"i pada agian adomen palpasi adanya nyeri, auskultasi ising usus, adanya kemung pada adomen, adanya distensi adomen, muntah ('rekuensi dan karakteristik muntah) adanya keram, tendernes. Pre 1perasi ) 2) $) >)
Ka"i status klinik anak (tanda/tanda 3ital, asupan dan keluaran) Ka"i adanya tanda/tanda per'orasi usus. Ka"i adanya tanda/tanda enterokolitis Ka"i kemampuan anak dan keluarga untuk melakukan koping
5)
terhadap pemedahan yang akan datang Ka"i tingkat nyeri yang dialami anak
Post 1perasi )
Ka"i status pascaedah anak (tanda/tanda 3ital, ising usus, distensi
2) $) >) 5) I)
adomen) Ka"i adanya tanda/tanda dehidrasi atau keleihan cairan Ka"i adanya komplikasi Ka"i adanya tanda/tanda in'eksi Ka"i tingkat nyeri yang dialami anak Ka"i kemampuan anak dan keluarga untuk melakukan koping
)
terhadap pengalamannya di rumah sakit dan pemedahan. Ka"i kemampuan orang tua dalam menatalaksanakan pengoatan dan pera!atan yang erkelan"utan.
Diagnosa keera$atan Pre operasi . 9angguan eliminasi :&: A ostipasi erhuungan dengan spastis usus dan tidak adanya daya dorong. 2. 9angguan nutrisi kurang dari keutuhan tuuh erhuungan dengan intake yang inadekuat. $. Kekurangan cairan tuuh erhuungan muntah dan diare. >. 9angguan rasa nyaman erhuungan dengan adanya distensi adomen. Post operasi . 9angguan integritas kulit Bd kolostomi dan peraikan pemedahan 2. Nyeri Bd insisi pemedahan $. 6esiko in'eksi erhuungan dengan prosedur in3asi'
Inter4ensi Pre operasi
No
D5
Tu3uan
Inter4ensi
.
Konstipasi
:&: lancar, dengan
'o$e# management . =atat :&: terakhir 2. Monitor tanda konstipasi $. &n"urkan keluarga untuk
erhuungan dengan mekanik A megakollon
Kriteria Hasil A • •
•
eses lunak &nak tidak kesakitan saat :&:. 4indakan operasi colostomi
mencatat !arna, "umlah, 'rekuensi :&:. >. :erikan supositoria "ika perlu. 'o$e# irrigation . Felaskan tu"uan dari irigasi
rektum. 2. =heck order terapi. $. Felaskan prosedur pada orangtua pasien. >. :erikan posisi yang sesuai. 5. =ek suhu cairan sesuai suhu tuuh. I. :erikan "elly seelum rektal dimasukkan. . / Monitor e''ect dari irigasi. 2.
=emas
=emas keluarga pasien
. Felaskan semua prosedur yang
erhuungan
tertangani dengan
akan dilakukan. 2. Ka"i pemahaman orangtua
dengan peruahan dalam status kesehatan anak
Kriteria HasilA
-
terhadap kondisi anak, tindakan
yang akan dilakukan pada anak. ?u terlihat leih tenang $. &n"urkan orang tua untuk erada ?u dapat ertoleransi dekat dengan anak. dengan keadaan anak. >. :antu pasien mengungkapkan ketegangan dan kecemasan.
$.
e'isit
1rang tua tahu mengenai
. Ka"i pengetahuan pasien
pengetahuan
pera!atan anak dengan
erhuungan
Kriteria HasilA
tentang penyakit. 2. Felaskan tentang penyakit,
dengan tidak mengenal dengan sumer in'ormasi
prosedur tindakan dan cara . Mampu men"elaskan penyakit, prosedur operasi 2. Mampu menyeutkan tindakan kepera!atan yang harus dilakukan. $. Mampu menyeutkan cara pera!atan.
pera!atan ersama dengan dokter. $. ?n'ormasikan "ad!al rencana operasiA !aktu, tanggal, dan tempat operasi, lama operasi. >. Felaskan kegiatan praoperasi A anestesi, diet, pemeriksaan la, pemasangan in'us, tempat tunggu keluarga. 5. Felaskan medikasi yang dierikan seelum operasiA tu"uan, e'ek samping. I. akukan diskusi dengan keluarga pasien dengan penyakit yang sama. . Felaskan cara pera!atan post operati'.
>.
Ketidakseimang
;tatus nutrisi aik, dengan . Ka"i na'su makan,
an nutrisi kurang
Kriteria HasilA
dari keutuhan tuuh erhuungan dengan penurunan
. iet seimang, intake adekuat. 2. :: normal. $. Nilai la darah normalA H:, &lumin, 96.
lakukanpemeriksaan adomen,adanya distensi, hipoperistaltik. 2. kur intake dan output, erikan per oral B cairan intra3enasesuai program (hidrasi adalah masalah yang paling penting
asorsi usus.
selama masa anak/anak). $. ;a"ikan makanan 'a3orit anak, dan erikan sedikit tapi sering. >. &tur anak pada posisi yang nyaman ('o!ler) 5. 4imang :: tiap hari pada skala yang sama. 5.
Kekurangan 3olume cairan .d kehilangan 3olume caian secara akti'
Klien tidak mengalami
. 4imang erat adan tiap hari kekurangan cairan dengan 2. Kelola catatan intake dan output $. Monitor status hidrasi −
KriteriaA . Menun"ukkan urine output normal 2. Menun"ukkan 4, nadi dan suhu dn $. 4urgor kulit, kelemaan mukosa dn. >. Mampu men"elaskan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kehilangan cairan
(memran mukosa, nadi adekuat, ortostatik 4) >. Monitor hasil laoratorium yang −
menun"ukkan retensi cairan 5. Monitor keadaan hemodinamik I. Monitor 3ital sign . Monitor tanda/tanda keleihan −
− − −
atau kekurangan 3olume cairan E. &dministrasi terapi ?ntra 3ena +. Monitor status nutrisi 0. :erikan cairan dan intake oral. . Monitor intake dan output 2. Monitor serum, dan elektrolit $. Monitor hasil laoratorium >. Hitung keutuhan cairan 5. 1ser3asi indikasi dehidrasi I. Kelola pemerian intake oral . Monitor tanda dan ge"ala o3er −
−
−
hidration
Post 1perasi No
<
−
4u"uan dan Kriteria hasil
?nter3esi
.
Nyeri akut
e3el nyeri erkurang
erhuungan
dengan kriteria A
dengan agen in"uri 'isik
Management n6eri . Ka"i nyeri meliputi karakteristik, lokasi, durasi, 'rekuensi,
. &nak tidak re!el 2. 7kspresi !a"ah dan
kualitas, dan 'aktor presipitasi. 2. 1ser3asi ketidaknyamanan
sikap tuuh rileks $. 4anda 3ital dn
non 3eral $. :erikan posisi yang nyaman >. &n"urkan ortu untuk memerikan pelukan agar anak merasa nyaman dan tenang. 5. 4ingkatkan istirahat
2.
6esiko in'eksi
6esiko in'eksi terkontrol
erhuungan
dengan kriteria A
dengan prosedur in3asi'
Infektion 7ontro# . 4erapkan ke!aspadaan uni3ersal cuci tangan seelum
/
eas dari tanda/
tanda in'eksi /
tanda 3ital dalam
atas normal /
hasil la dn
dan sesudah melakukan tindakan kepera!atan. 2. 9unakan sarung tangan setiap melakukan tindakan. $. :erikan personal hygiene yang aik. Proteksi infeksi . Monitor tanda/tanda in'eksi lokal maupun sistemik. 2. Monitor hasil laA !c, granulosit dan hasi la yang lain. $. :atasi pengun"ung >. ?nspeksi kondisi luka insisi operasi. Ostom6 7are . :antu dan a"arkan keluarga pasien untuk melakukan pera!atan kolostomi 2. Monitor insisi stoma. $. Pantau dan dampinggi keluarga saat mera!at kolostomi >. ?rigasi stoma sesuai indikasi. 5. Monitor produk stoma I. 9anti kantong kolostomi setiap kotor. Me!ikasi terai . :eri antiiotik sesuai program 2. 4ingkatkan nutrisi $. Monitor kee'ekti'an terapi.
. DA/TAR PUSTA(A :etC, =ecily J ;o!den. 2002. Buku Saku Keperawatan ediatrik! Alih bahasa "an Tambayong . Fakarta A 79= =or!in, 7liCaeth F. 200+. Buku Saku atofisiologi #disi $. Fakarta A 79= Mans"oer , &ri' . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran .7disi Ke/$ . Fakarta A Media &esulapius K? N&N& ?nternational. 200. iagnosis Kepera!atanA e'inisi dan Klasi'ikasi 200+/ 20. FakartaA :uku Kedokteran 79=. Ngastiyah. 2005. erawatan Anak Sakit . FakartaA 79=. Price, ;yl3ia &. 200I. atofisiologi% Konsep Klinis roses-roses enyakit . FakartaA 79=. ;meltCer dan :are. 2002. Buku A&ar Keperawatan 'edikal Bedah Brunner ( Suddarth. @olume 2 7disi E. FakartaA 79=. *ong, onna . kk. 200+. Buku A&ar Keperawatan ediatrik )ong . Fakarta A 79=