LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF DAN INSTRUMENTASI TEKNIK PADA PASIEN DENGAN SECTIO CAESAREA TRANSPERITONEAL ( SCTP ) PADA PADA G2P0100 Ab000 Ab000 DI KAMAR OPERASI RS LAVALETTE MALANG
Disusun O!" # P$%&n'% P%$%i"% C"%n&$% D!*i NIM 1+01,-001-
KEMENTERIAN KESEHATAN KESEHATAN REPU.LIK INDONESIA I NDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KESEHATAN KEMENKES MALANG /URUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG 201
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A
KONSEP DASAR 1 PENGERTIAN
Istilah sectio caesaria berasal dari bahasa latin caedere yang berarti memotong atau menyayat. Dalam ilmu obstetri, istilah tersebut mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut dan rahim ibu ( Lia et al.,2010) ersalinan dengan operasi sectio caesaria ditujukan untuk indikasi medis tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi. ersalinan sectio caesarea atau bedah caesarea harus dipahami sebagai alternati! persalinan ketika dilakukan persalinan secara normal tidak bisa lagi (Lang,2011) "ectio caesarea adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.#eknik ini digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi distres janin."ebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi janin, plasenta pre$ia, diabetes ibu, dan disproporsi se!alopel$is janin dan ibu. "ectio sesarea dapat merupakan prosedur elekti! atau darurat. %ntuk sectio caesarea biasanya dilakukan anestesi spinal atau epidural. &pabila dipilih anestesi umum, maka persiapan dan pemasangan duk dilakukan sebelum induksi untuk mengurangi e!ek depresi! obat anestesi pada bayi .('uttain, &ri! .2010) "ectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 00 gram ("ar*ono, 200+)
ambar 1.1 "ectio -aesaria
2
KLASIFIKASI lasi!ikasi atau tipe sectio caesaria terdiri atas / a. &bdomen (sectio caesarea abdominalis) 1) "- klasik atau corporal
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kirakira 10 cm. elebihannya
antara lain / mengeluarkan janin dengan cepat, tidak
mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik, dan sayatan bisa diperpanjang proksimal dan distal. "edangkan kekurangannya adalah in!eksi mudah menyebar
secara intraabdominal karena tidak ada peritonealis yang baik, untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri spontan. 2) "- ismika atau pro!undal Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen ba*ah rahim (lo* ser$ikal trans$ersal) kirakira 10 cm. elebihan dari sectio caesarea ismika, antara lain / penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik, tumpang tindih dari peritoneal !lap baik untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum, dan kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil. "edangkan kekurangannya adalah luka melebar sehingga menyebabkan uteri pecah dan menyebabkan perdarahan banyak, keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi. ) "- ekstra peritonealis aitu tanpa membuka peritoneum parietalis dan tidak membuka ca$um abdominal. 3) 4agina (sectio caesarea $aginalis) 'enurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan dengan sayatan memanjang (longitudinal), sayatan melintang (trans$ersal), atau sayatan huru! # (# insision) (5achman, ', 20006 7inkjosastro, 8ani!a, 2009).
+ INDIKASI
Indikasi sectio caesaria secara garis besar terdiri dari / o*er, passage dan passanger. Indikasi sectio caesarea bisa indikasi absolute atau relati$e. "etiap keadaan yang membuat kelahiran le*at jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan indikasi absolute untuk sectio abdominal. Diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. ada indikasi relati$e, kelahiran le*at $agina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran le*at sectio caesarea akan lebih aman bagi ibu, anak ataupun keduanya. a. Indikasi ibu 1) anggul sempit dan dystocia mekanis a) Disproporsi !etopel$ik Disproporsi !etopel$ik mencakup panggul sempit (contracted pel$is), !etus yang tumbuhnya terlampau besar, atau adanya ketidakimbangan relati$e antara ukuran bayi dan ukuran pel$is. ang ikut menimbulkan masalah disproporsi adalah bentuk pel$is, presentasi !etus serta kemampuannya untuk moulage dan masuk panggul, kemampuan berdilatasi pada cer$i:, dan kee!ekti!an kontraksi uterus. b) 'alposisi dan malpresentasi &bnormalitas ini dapat menyebabkan perlunya sectio caesarea pada bayi yang dalam posisi normal dapat dilahirkan per$aginam. ;agian terbesar dari peningkatan insidensi sectio caesarea dalam kelompok ini berkaitan dengan presentasi bokong. ;arangkali sepertiga dari presentasi bokong harus dilahirkan le*at abdomen.;ukan saja akibat
langsung kelahiran $aginal terhadap janin lebih buruk pada presentasi bokong disbanding pada presentasi kepala, tetapi juga terbukti adanya pengaruh jangka panjang sekalipun kelahiran tersebut tanpa abnormalitas. &da perkiraan bah*a persalinan kaki dan bokong bayi premature yang $iable paling baik dilakukan melalui sectio caesarea c) Dis!ungsi uterus Dis!ungsi uterus mencakup kerja uterus yang tidak terkoordinasikan, inertia, cincin konstriksi dan ketidakmampuan dilatasi cer$i:. artus menjadi lama dan kemajuannya mungkin terhenti sama sekali. eadaan ini sering disertai disproporsi dan malpresentasi. d) Distosia jaringan lunak Distosia jaringan lunak (so!t tissue dystocia) dapat menghalangi atau mempersulit kelahiran yang normal.Ini mencakup keadaan seperti cicatri: pada saluran genitalia, kekakuan cer$i: akibat cedera atau pembedahan, dan atresia atau stenosis $agina. elahiran $aginal yang dipaksa akan mengakibatkan laserasi yang luas dan perdarahan e)
mencapai
dilatasi cer$i:
dan
atau
turunnya !etus, tanpa
mempertimbangkan etiologinya. 2) embedahan sebelumnya pada uterus a) "ectio caesaria ada sebagian besar
"ectio caesarea untuk placenta pre$ia centralis dan lateralis telah menurunkan mortalitas !etal dan maternal. eputusan akhir diambil melalui pemeriksaan $aginal dalam kamar operasi dengan menggunakan double setup.Darah sudah tersedia dan sudah dicocokkan (crossmatching).#eam dokter bedah harus sudah siap sedia. >ika pada pemeriksaan $aginal ditemukan placenta pre$ia centralis atau partialis, sectio caesarea segera dikerjakan. b) &bruptio placentae &bruptio placentae yang terjadi sebelum atau selama persalinan a*al dapat diatasi dengan pemecahan ketuban dan pemberian tetesan o:ytocin. alau perdarahannya hebat, cer$i: mengeras dan menutup atau kalau ada kecurigaan apople:ia uteroplacental, maka diperlukan sectio caesarea untuk menyelamatkan bayi, mengendalikan perdarahan, mencegah a!ibrinogenemia dan untuk mengamati keadaan uterus serta kemampuannya berkontraksi dan mengendalikan perdarahan. ada sebagian kasus diperlukan tindakan histeroktomi. c) #o:emia gra$idarum #o:emia gra$idarum dapat menyebabkan pengakhiran kehamilan sebelum *aktunya. ada sebagian besar kasus, pilihan metodenya adalah induksi persalinan. alau cer$i: belum matang dan induksi sukar terlaksana, sebaiknya dikerjakan sectio caesarea. 3) Lain = lain a) rimigra$iditas usia lanjut rimigra$iditas usia lanjut sulit dide!inisikan. "ementara umur ber$ariasi dari hingga 30 tahun, !actor = !actor lain juga sama pentingnya. ?actor = !actor ini mencakup ada tidaknya segmen ba*ah uterus yang baik, kelenturan atau kekakuan cer$i: dan jaringan lunak jalan lahir, kemudahan menjadi hamil, jumlah abortus, presentasi anak dan koordinasi kekuatan his. alau semua hal ini menguntungkan, kelahiran per $aginam harus dipertimbangkan. alau !actor = !actor yang merugikan terdapat, maka sectio caesarea merupakan prosedur yang lebih aman dan lebih bijaksana. b) ;ekas jahitan pada $agina Dikerjakan sectio caesarea e!ekti! kalau ada kekha*atiran bah*a kelahiran le*at $agina yang pernah dijahit akan menimbulkan cystocele, rectocele dan prolapsus uteri c) &nomali uteri congenital ;ukan saja uterus yang abnormal itu !ungsinya jelek, tetapi juga pada kasus anomali seperti uterus bicornuata, salah satu ujungnya dapat merintangi jalannya bayi dari ujung yang lain. ada keadaan seperti ini harus dikerjakan section caesarea. d) 5i*ayat obstetric yang jelek alau kelahiran sebelumnya berlangsung dengan sukar dan menimbulkan cedera luas pada cer$i:, $agina serta perineum, atau kalau bayinya pernah cedera, maka dipilih sectio caesarea bagi kelahiran berikutnya e) ?orceps yang gagal ?orceps yang gagal merupakan indikasi dilakukannya sectio caesarea. Lebih bijaksana bila beralih ke kelahiran per abdominam daripada menarik bayi le*at panggul dengan paksa.
!) @; (re @klamsi ;erat) reeklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas."etelah perdarahan dan in!eksi, preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. arena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi('ochtar,1++A). reeklamsi ialah penyakit dengan tandatanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.enyakit ini umumnya terjadi pada trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.ada penatalaksanaan preeklamsia untuk pencegahan a*al ialah pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tandatanda sedini mungkin, lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. #ujuan utama penanganan adalah untuk mencegah terjadinya preeklamsi dan eklamsi, hendaknya janin lahir hidup dan trauma pada janin seminimal mungkin ('ochtar, 1++A) g) D ( etuban ecah Dini) etuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. "ebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 9 minggu, sedangkan di ba*ah B minggu tidak terlalu banyak ('anuaba, 2001). &da dua macam kemungkinan ketuban pecah dini, yaitu premature rupture o! membran dan preterm rupture o! membrane. eduanya memiliki gejala yang sama yaitu keluarnya cairan dan tidak ada keluhan sakit. #andatanda khasnya adalah keluarnya cairan mendadak disertai bau yang khas, namun berbeda dengan bau air seni. &lirannya tidak terlalu deras keluar serta tidak disertai rasa mules atau sakit perut. &kan terdeteksi jika si ibu baru merasakan perih dan sakit jika si janin bergerak (;arbara, 200+). ada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan.?aktor yang disebutkan memiliki kaitan dengan D yaitu ri*ayat kelahiran prematur, merokok, dan
perdarahan selama kehamilan.;eberapa
!aktor resiko
dari D
yaitu
polihidramnion, ri*ayat D sebelumnya, kelainan atau kerusakan selaput ketuban, kehamilan kembar, trauma dan in!eksi pada kehamilan seperti bakterial $aginosis ('ochtar, 1++A). b. Indikasi !etal 1) a*at janin a*at janin, yang ditunjukkan dengan adanya bradycardia berat, irregularitas denyut jantung anak atau adanya pola deselerasi yang terlambat, kadangkadang menyebabkan perlunya sectio caesarea darurat. 2) -acat atau kematian janin sebelumnya hususnya pada ibibu yang pernah melahirkan bayi yang cacat atau mati dilakukan sectio caesarea e!ekti! ) rolapsus !uniculus umbilicalis
rolapsus !uniculus umbilicalis dengan cer$i: yang tidak berdilatasi sebaiknya diatasi dengan sectio caesarea, asalkan bayinya berada dalam keadaan baik. 3) Insu!isiensi plasenta ada kasus retardasi pertumbuhan intrauterine atau kehamilan post mature dengan pemeriksaan klinis dan berbagai test menunjukkan bah*a bayi dalam keadaan bahaya, maka kelahiran harus dilaksanakan. >ika induksi tidak mungkin terlaksana atau mengalami kegagalan, sectio caesarea menjadi indikasi. Dengan meningkatnya kemampuan dokter = dokter anak untuk menyelamatkan bayi = bayi yang kecil dan kalau memang diperlukan, sectio caesarea dapat memberikan kesempatan hidup dan kesempatan untuk berkembang secara normal kepada bayi = bayi ini. ) Diabetes maternal ?etus dari ibu diabetic cenderung lebih besar daripada bayi normal keadaan ini bisa mengakibatkan kesulitan persalinan dan kelahiran. 'eskipun bayi = bayi ini berukuran besar, namun perilakunya menyerupai bayi premature dan tidak bisa bertahan dengan baik terhadap beban persalinan lama.ematian selama persalinan dan pascalahir sering terjadi.Disamping itu, sejumlah bayi meninggal dalam kandungan sebelum maturitasnya tercapai.arena adanya bahaya terhadap keselamatan !etus ini dan karena proporsi timbulnya to:emia yang tinggi pada ibu hamil yang menderita diabetes, maka kehamilan perlu diakhiri sebelum *aktunya.>ika keadaannya menguntungkan dan persalinan diperkirakan berlangsung mudah serta cepat, maka dapat dilakukan induksi persalinan. &kan tetapi pada primigra$ida dan multipara dengan cer$i: yang panjang dan tertutup atau dengan ri*ayat obstetric yang jelek, sectio caesarea adalah metode yang dipilih. B) Inkompatibilitas rhesus alau janin mengalami cacat berat akibat antibody dari ibu 5hnegati! yang menjadi peka dan kalau induksi serta persalinan per $aginam sukar terlaksana, maka kehamilan dapat diakhiri dengan sectio caesarea bagi kasus = kasus yang terpilih demi keselamatan janin 9) ostmortem caesarean adang = kadang bayi masih hidup bilamana sectio caesarea segera dikerjakan pada ibu hamil yang baru saja meninggal dunia. A) In!eksi $irus herpes pada traktus genital 4irus herpes menyebabkan in!eksi serius yang sering !atal pada bayi baru lahir. alau dalam jalan lahir terdapat $irus herpes pada saat kelahiran, maka sedikitnya 0C dari bayi = bayi yang lahir akan terin!eksi dan separuh diantaranya akan cacat berat, bila tidak meninggal, akibat in!eksi herpetic ini. ;ahaya terbesar timbul kalau in!eksi primer genital terjadi 2 hingga 3 minggu sebelum kelahiran. #ransmisi le*at placenta tidak begitu penting bila dibandingkan dengan kontak langsung selama persalinan dan kelahiran. ada kontak langsung, kontaminasi terjadi pada mata, kulit, kulit kepala, tali pusat dan traktus respiratorius atas dari bayi yang dilahirkan. ( 8arry :orn E 7illiam 5. ?orte / hal B3 ) +) elainan Letak >anin elainankelainan janin menurut 'ochtar (1++A) antara lain / a) Letak kepala tengadah
;agian terba*ah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba %%; yang paling rendah.@tiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul. b) resentasi muka Letak kepala tengadah (de!leksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialah muka. 8al ini jarang terjadi, kirakira 0,29 0,C c) resentasi dahi osisi kepala antara !leksi dan de!leksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling depan. ada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala. d) Letak "ungsang >anin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di !undus dan bokong di ba*ah ('ochtar, 1++A).'enurut ("ar*ono, 1++2) letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di!undus uteri dan bokong berada di bagian ba*ah ka$um uteri.Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki. 10) ;ayi kembar #idak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar.8al ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi."elain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal. 11) ?aktor hambatan jalan lahir &danya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan ba*aan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit berna!as (Dini asdu, 200). , KONTRA INDIKASI % ;ila janin sudah mati atau keadaan buruk dalam uterus sehingga kemungkinan hidup
kecil, dalam hal ini tidak ada alasan untuk melakukan operasi b ;ila ibu dalam keadaan syok, anemia berat yang belum teratasi 3 ;ila jalan lahir ibu mengalami in!eksi luas & &danya kelainan kongenital berat 4 ANATOMI DAN FISIOLOGI % &lat enetalia Interna 1) $arium
$arium merupakan organ yang ber!ungsi untuk perkembangan dan pelepasan o$um, serta sintesis dari sekresi hormone steroid. %kuran o$arium, panjang 2, cm, lebar 1, cm, dan tebal 0,B1 cm.
dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan !ungsi *anita normal. 2) %terus
%terus merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneumF serosa. ;entuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng. %terus *anita nullipara panjang BA cm, dibandingkan dengan +10 cm pada *anita multipara. ;erat uterus *anita yang pernah melahirkan antara 090 gram. "edangkan pada yang belum pernah melahirkan beratnya A0 gramF lebih. %terus terdiri dari/ a) ?undus uteri, merupakan bagian uterus proksimal, kedua tuba !allopi berinsensi ke uterus. b) orpus uteri, merupakan bagian uterus yang terbesar. 5ongga yang terdapat pada korpus uteri disebut ka$um uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari lapisan/ serosa, muskula dan mukosa. 'empunyai !ungsi utama sebagai janin berkembang. c) "er$iks, merupakan bagian uterus dengan !ungsi khusus, terletak diba*ah isthmus. "er$iks memiliki serabut otot polos, namun terutama terdiri atas jaringan kolagen, ditambah jaringan elastin serta pembuluh darah. d) Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan/ endometrium, miometrium, dan sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.
ambar 1.2 &lat genetalia interna ) #uba ?alopii #uba !alopii merupakan saluran o$um yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat o$arium dan merupakan1B jalan o$um mencapai rongga uterus. anjang tuba !allopi antara A13 cm. #uba !alopii oleh peritoneum dan lumennya dilapisi oleh membran mukosa. #uba !allopi terdiri atas/ pars interstialis / bagian tuba yang terdapat di dinding uterus, pars ismika / bagian medial tuba yang sempit seluruhnya, pars ampularis / bagian yang terbentuk agak lebar tempat konsepsi terjadi, pars in!udibulum / bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen mempunyai rumbaiFumbul disebut !imbria. 3) "er$iks
;agian paling ba*ah uterus adalah ser$iks atau leher. #empat perlekatan ser$iks uteri dengan $agina, membagi ser$iks menjadi bagian supra$agina yang panjang dan bagian $agina yang lebih pendek. anjang ser$iks sekitar 2, sampai cm, 1 cm menonjol ke dalam $agina pada *anita tidak hamil. "er$iks terutama disusun oleh jaringan ikat !ibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastic (@$elyn, 2002).
- KOMPLIKASI omplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah sebagai berikut / a. ada ibu 1) In!eksi puerperal a) 5ingan, kenaikan suhu beberapa hari saja b) "edang, kenaikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit
kembung c) ;erat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik 2) erdarahan erdarahan banyak bisa timbul pada *aktu pembedahan jika cabang=cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri ) omplikasi=komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru= paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi 3) "uatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi rupture uteri. emungkinan peristi*a ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik. b. ada anak "eperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesarea. 'enurut statistik di negara = negara dengan penga*asan antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesarea berkisar antara 3 = 9 C. ("ugeng >ito*iyono / hal 33)
.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1 P!n5!$i%n ada !ase preoperati! ini pera*at akan mengkaji kesehatan !isik dan emosional klien,mengetahui
tingkat
resiko
pembedahan,mengkoordinasi
berbagai
pemeriksaan
diagnostik,mengidenti!ikasi diagnosa kepera*atan yang mengambarkan kebutuhan klien dan keluarga,mempersiapkan kondisi !isik dan mental klien untuk pembedahan .
2
P!$%6%%n P$!78!$%i9 % elengkapan rekam medis dan status b 'emeriksa kembali persiapan pasien 3 In!ormed concent & 'enilai keadaan umum dan ##4 ! 'emastikan pasien dalam keadaan puasa
ada !ase intraoperati! pera*at melakukan 1 dari 2 peran selama pembedahan berlangsung,yaitu
pera*at
sebagai
instrumentator
atau
per*at
sirkulator.era*at
instrumentator memberi bahanbahan yang dibutuhkan selama pembedahan berlangsung dengan menggunakan teknik aseptic pembedahan yang ketat dan terbiasa dengan instrumen pembedahan."edangkan pera*at sirkulator adalah asisten instrumentator atau dokter bedah. + P!$%6%%n In$%78!$%i9 a. 'elaksanakan orientasi pada pasien b. 'elakukan !iksasi c. 'engatur posisi pasien d. 'enyiapkan bahan dan alat e. Drapping !. 'embantu melaksanakan tindakan pembedahan g. 'emeriksa persiapan instrument , P!$%6%%n P7s O8!$%si
ada !ase postoperasi setelah pembedahan,pera*atan klien dapat menjadi komplek akibat !isiologis yang mungkin terjadi.klien yang mendapat anastesi umum cenderung mendapat komplikasi yang lebih besar dari pada klien yang mendapat anastesi lokal. era*atan postoperati$e meliputi / a. 'empertahankan jalan napas dengan mengatur posisi kepala. b. 'elaksanakan pera*atan pasien yang terpasang in!us di bantu dengan pera*at c. d. e. !.
anastesi 'engukur dan mencatat produksi urine 'engatur posisi sesuai dengan keadaan. 'enga*asi adanya perdarahan pada luka operasi 'engukur ##4 setiap 1 menit sekali
4 Di%5n7s% :!8!$%6%%n a. re perasi / 1) &nsietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi 2) 5esiko injuri berhubungan dengan perpindahan pasien b. Intra perasi / 1) angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan akibat dari insisi 2) 5esiko tinggi in!eksi berhubungan dengan insisi luka akibat operasi. c. ost perasi / Diagnosa post operasi juga tergantung pada tindakan pembiusan yang dilakukan,
misalnya dengan general anestesi, "&; dan epidural 1) ;ersihan jalan na!as tidak e!ekti! berhubungan dengan e!ek anasthesi 2) angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan dan otot
- In!$*!nsi K!8!$%6%%n a. re perasi 1) &nsietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi Tujuan : asien tidak cemas •
asien mengerti tentang prosedur tindakan operasi Intervensi : a) >elaskan tentang prosedur operasi secara singkat dan mudah dimengerti. b) ;erikan dukungan nyata pada emosional klien dengan rasa simpati dan empati. c) &njurkan klien untuk tenang dan rileks dengan na!as panjang. 2) 5esiko injuri berhubungan dengan perpindahan pasien dibrancart ke meja operasi Tujuan : #idak terjadi injuri perpindahan pasien • Intervensi : a) ;antu pasien untuk berpindah dari brancart ke meja operasi atau angkat pasien •
dari brancart ke meja operasi dengan bantuan orang. b) asang alat pengaman meja operasi b. Intra perasi 1) 5esiko tinggi in!eksi berhubungan dengan insisi luka operasi Tujuan / #idak terjadi in!eksi • Kriteria Hasil : Lim!osit dalam batas normal • #andatanda $ital dalam batas normal • #idak terdapat tandatanda in!eksi • Intervensi : a) aji lokasi dan luas luka b) antau jika terdapat tanda in!eksi (rubor,kalor,dolor,tumor dan perubahan !ungsi) c) antau tandatanda $ital pasien d) olaborasi dalam pemberian antibiotic e) antu balut dengan prinsip steril 2) angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan akibat insisi. Tujuan : #andatanda sirkulasi normal • Intervensi : a) 'onitor urine meliputi *arna dan jumlah sesuai indikasi b) bser$asi tandatanda $ital c) ertahankan pencatatan komulati!, jumlah dan tipe pemasukan cairan d) 'onitor status mental pasien c. ost perasi 1) ;ersihan jalan na!as tidak e!ekti! berhubungan dengan e!ek anastesi. Tujuan : #idak terjadi gangguan perna!asan Kriteria Hasil : #idak tersedak • "ekret tidak menumpuk dijalan na!as • #idak ditemukan tanda cyanosis • Intervensi : a) aji pola na!as pasien b) aji perubahan tandatanda $ital secara drastic c) aji adanya cyanosis d) ;ersihan sekret dijalan na!as e) -iptakan lingkungan yang nyaman !) &mati !ungsi otot perna!asan 2) angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan dan otot
Tujuan :
elaskan pada klien penyebab nyeri d) bser$asi tandatanda $ital e) Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik komulati!, jumlah dan tipe pemasukan cairan !) 'onitor status mental klien
LAPORAN PENDAHULUAN INSTRUMENTASI TEKNIK
&. engertian &dalah suatu cara pera*at kamar operasi
pera*at instrumentator) dalam rangka
menyiapkan, mengatur dan menangani peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses tindakan "ectiocaesarea (suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut). ;. Indikasi 1. Indikasi >anin a. 'elintang Fsungsang b. -hepalo el$ic Disproportion c. lacenta re$ia d. ostmature e. ?etal Distress !. re @klampsia 5ingan F re @klamsia ;eratF @klampia 2. Indikasi Ibu a. rimi #ua rimer b. 5i*ayat '" c. 5i*ayat "- dengan panggul sempit d. 5i*ayat "- klasik . Indikasi 7aktu ala II lama pada bekas "- ke II -. #ujuan 1. #ujuan %mum / 'engetahui dan memahami tehnik instrumentasi "ectio -aesarea #rans eritonealis ("-#). 2. #ujuan husus / "ebagai acuan penerapan langkahlangkah pera*at instrument untuk / a. 'engatur alat secara sistematis di meja instrumen. b. 'emperlancar handling instrument "ectio -aesarea #rans eritonealis ("-#). c. 'empertahankan kesterilan alat = alat instrument "ectio -aesarea #rans eritonealis ("-#) selama operasi.
D. ersiapan asien dan Lingkungan 1. ersiapan asien era*at kamar operasi memeriksa kembali identitas pasien. Lihat kembali lembar persetujuan tindakan, ri*ayat kesehatan, hasil pemeriksaan !isik dan berbagai hasil pemeriksaan diagnostik. astikan bah*a alat protese dan barang berharga telah dilepas dan periksa kembali rencana pera*atan praoperati! yang berkaitan dengan rencana per*atan intraoperati! 2. ersiapan lingkungan / 'eja mayo • 'eja instrumen • 'eja linen steril •
/ 1buah / buah / 1 buah
'eja operasi 'esin suction • 'esin electro surgery unit • lat diatermi • Lampu operasi • #empat sampah in!eksius dan non in!eksius • unting $erband • Lampu rontgen • . ersiapan &lat/ S! D%s%$ % Desin!eksi klem (dressing !orcep) b ;engkok besar 3 om F cuching & 8andle mess no.3 ! inset chirugis sedang 9 inset anatomis sedang 5 inset chirugis panjang " inset anatomis panjang i unting metHemboum ' unting mayo F gunting jaringan kasar : unting benang F suture scissors Doek klem (to*el !orcep) 'osuito klem n &rteri $an pean straight medium 7 &rteri $an cocher straight medium 8 ean cantik (hemostatik klem pean) ; 'ikulicH (peritoneum klem) $ Langen beck F retractor us army s 7undhaken arum round sedang F besar = >arum cutting •
/ 1 buah / 1 buah / 1 buah / 1 buah / 1 buah / 1G1 buah / 1 buah / 1 buah
/ 2 buah / 1 buah / 2F2 buah / 1buah / 2 buah / 2 buah / 1 buah / 2 buah / 1 buah / 1 buah / 1 buah / buah / 2 buah / 3 buah / 3 buah / 1 buah / 3 buah / 2 buah / 2 buah / 2 buah / 1 buah / 1 buah / 1 buah / 1 F 2 buah / 1 buah
S! T%b%"%n % 8aak "- F ?ritcs b 5ing klem
3. "et dan bahan lain a. "et Linen aun steril • 8anduk steril • Duk kecil • Duk besar buntu • Duk lubang besar • "arung meja mayo • b. ;ahan habis pakai 8andscone steril • aragon mess no. 20 • <" 0,+C 00 cc • o$idon iodine 10C •
/ 1 buah / B buah
/ 3 buah / 3 buah / 3 buah / buah / 1 buah / 1 buah / 3 buah / 1 buah / 1 !les / 200 cc
• • • • • •
-hromic no 1 F plain no 20 olyglactin no.1 lyconate mono!ilament absorbable no 0 Deepers F assa kecil F ;igkass "terile tulle grass F 8ipa$ik %nderpad on F on sterile
/ meter F meter / 1 buah / 1 buah / 10 buahF2bendelF helai / 1 F 1buah / 2 F 1 buah
@. rosedur Instrumentasi #eknik a. Lakukan "ign In "etelah pasien ditidurkan terlentang (supinasi) dan mendapat "pinal &nastesi ;lock •
•
("&;), pera*at sirkuler mengatur posisi klien, memasang !olley catheter no.1B dan mencuci lapangan operasi dengan sabun antiseptic dan dikeringkan dengan doek kecil steril. era*at sirkuler pasang ground pada area tubuh pasien yang berotot. era*at instrumen melakukan surgical scrub, go*ning and glo$ing. perator dan asisten melakukan surgical scrub, kemudian pera*at instrumen
•
membantu operator dan asisten mengenakan handuk steril G go*n G handscone sterile sesuai ukuran. era*at sirkuler melakukan pencucian antisepsis pada lapang operasi dengan
•
po$idone iodine 10C, kemudian dikeringkan dengan duk ke cil steril. b. Lakukan #ime ut era*at instrumen memberikan disin!eksi klem G po$idone iodine G deepers dalam • •
bengkok dan cucing kepada asisten untuk dilakukan disin!eksi pada lapang operasi. asang 1 underpad steril diatas paha dan genetalia pasien, kemudian melakukan
•
drapping pada area non sterile dengan 1 duk besar (e:trimitas ba*ah dan genetalia) G 1 duk besar (dada sFd kepala) G 2 duk panjang (kananGkiri) G 1 duk kecil (di tengah). ?iksasi duk menggunakan duk klem 3 buah. asang selang suction, ikat dengan kassa dan !iksasi pada drapping dengan duk
•
klem (1 buah). ;erikan pada operator kassa basah (1)G kassa kering (1) untuk membersihkan
•
bekas po$idon iodin. ;erikan pinset cirurrgis (1) pada operator untuk menandai area incisi (marker) ;erikan hand !at mess no 20 (1) pada operator untuk menginsisi kulit, dan berikan
•
kassa kering dan klem mosuito (1) pada asisten untuk ra*at perdarahan. perator menginsisi kulitG 1 cm sFd !at dengan hand !at mess no 20, ra*at
•
•
perdarahan ;erikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi emudian tampak !asia, diinsisi dengan memberikan mess no 20 (1) G dijepit
•
dengan memberikan pinset cirurgis (2) ;erikan gunting jaringan (1) pada operator untuk melebarkan !asia sampai otot.
•
• •
"edangkan asisten melebarkan lapangan operasi dengan langenbeck. ada lapisan otot, di split F dibuka dengan tangan operator secara tumpul. ;erikan pada operator gunting metHenbaum (1) dan pinset anatomis (2) untuk
•
menggunting peritonium ;erikan haag sectio untuk melebarkan lapang operasi, tampak uterus gra$idarum. perator melakukan blader !lap pada plica $esica urinaria, berikan pinset cirurgis
•
(1)G gunting metHenbaum (1) pada operator, serta kokher (1) pada asisten. ;erikan hand !at mess no 22 pada operator untuk menginsisi uterus dan suction
•
perdarahan. Insisi dilakukan sampai terlihat kantong amnion yang masih utuh.
•
;erikan 1 kokher pada operator untuk membuka kantong amnion dan 1 bigkass
•
basah. era*at instrumen menyingkirkan semua alat dan kassa kecil disekitar lap. perasi
•
sebelum bayi dilahirkan. "uction perdarahanGcairan ketuban, operator meluksir bayi I / kakibadankepala
•
lalu mensuction cairan di mulut dan hidung bayi dan mengusapnya dengan bigkass. ;erikan 2 pean besar untuk mengeklem tali tusat dan gunting jaringan untuk
•
memotong tali pusat ditengahtengah klem. ;erikan bayi pada petugas bayi perator melakukan peregangan dengan memegang klem pean pada tali pusat
•
hingga placenta dapat dikeluarkan ;erikan 1 ring klem pada operator untuk membantu mengeluarkan sisa placenta E
•
•
eksplorasi ca$um uteri terdapat perdarahan dan sisa placenta. Letakkan placenta pada bengkok dan pindahkan pada tempat placenta ;erikan 3 ring klem pada operator untuk menjepit uterus ;erikan needle holder G jarum round besar G benang chromic no 1 G cm G pinset
•
cirrugis untuk menjahit sudut uterus ;erikan needle holder G jarum round besar G benang chromic no 1 G 9 cm G pinset
•
cirrugis untuk lapisan pertama uterus ;erikan needle holder G jarum round besar G benang chromic no 1 G pinset cirrugis
•
untuk menjahit lapisan kedua uterus ;erikan steel deepers (kassa kering bersih, dilipat dan dijepit dengan ring klem)
•
secukupnya untuk ra*at perdarahan, bila perlu di lakukan jahitan pada uterus yang berdarah dengan chromic no 1 dengan jarum round. ;erikan pada operator needle holder G jarum round sedang G benang cutgut plain
• •
• •
• •
no 20 G pinset anatomis untuk menjahit lapisan retro uterus. ;erikan pada asisten steel deepers G suction u ntuk ra*at perdarahan ;erikan pada operator 3 klem peritonium untuk mem!iksasi peritonium agar mudah dijahit. ;erikan steel deepers secukupnya untuk mengidenti!ikasi perdarahan.. perator membersihkan rongga abdomen G suction cairan F darah stolsel yang ada
dalam rongga sampai bersih dan In$entarisasi intrumenFalat E kassa sebelum peritonium di jahit. c. Lakukan "ign ut ;erikan needle holderG benang cutgut plain no2.0 dengan jarum round besar untuk • •
menjahit peritonium ;erikan benang plain no 20 untuk menjahit otot dengan jarum round sedang dan
•
pinset anatomis. ;erikan kokher 2 buah pada operator untuk menjepit !asia di bagian pro:imal dan
•
distal ;erikan needle holder G benang polyglactin no 1 G pinset cirurrgis untuk menjahit
•
!asia ;erikan needle holderG benang cutgut plain no 20 dengan jarum cutting untuk
•
menjahit !at ;erikan needle holder G benang glyconate mono!ilamen absorbable no 0 G pinset
•
cirurrgis G gunting jaringan G kassa kering untuk menjahit kulit "etelah luka tertutup, bersihkan luka dengan kassa basahG<", lalu keringkan dengan kassa kering, beri sterile tulle grass sesuai panjang luka, dan tutup dengan hipa!ik.
•
• •
perator membersihkan $agina dengan deepers dan memastikan cer$i: terbuka serta memberikan obat messoprostol tab (2 buahFsupp) untuk membantu menghentikan perdarahan. perasi selesai, pasien dibersihkan, in$entarisasi alat dan rapikan. era*at instrumen mengin$entaris alatalat dan bahan habis pakai pada lembar pemakaian bahan habis pakai, kemudian mencuci dan menata kembali alatalat pada intrumen set (yang akan disterilkan), serta merapikan kembali ruangan
DAFTAR PUSTAKA
@rrol nor*iH,2011,anatomi dan fisiologi obstetric dan ginekologi,>akarta / @ruendemann, 200B. ;uku &jar kepera*atan erioperati!. >akarta / @Instalasi ;edah "entral.201.'anajemen amar ;edah.5"%D Dr " ai!ul &n*ar 'alang/'alang umpulan 'ateri elatihan era*at Instrumen, 201. Instalasi ;edah "en tral, 'alang 'aryunani, 2013. &suhan epera*atan Intra perasi Di amar ;edah, >akarta / #I' 'uttain, 201. &suhan epera*atan erioperati!. ;anjar 'asin / "alemba 'edika 'uttain, &ri!. 200+. Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi "alemba 'edika / >akarta.