LAPORAN PENDAHULUAN LEUKIMIA MIELOBLASTIK AKUT (LMA) Oleh: Denissa Faradita A., S.Kep (Program Profesi Ners, 0606102215)
I.
Definisi
Leukimia Leukimia mieloblasti mieloblastik k akut (LMA) adalah suatu penyakit penyakit yamg yamg dita ditand ndai ai deng dengan an trans transfo form rmas asii neop neopla last stik ik dan dan gang ganggu guan an diferensias diferensiasii sel-sel sel-sel progenitor progenitor dari seri mieloid. LMA merupakan merupakan jenis leukemia; dimana terjadi proliferasi neoplastik dari sel mieloid (dit (d item emuk ukan annn nnya ya se sell mi miel eloi oid d : gr gran anul ulos osit it,, mo mono nosi sitt im imat atur ur ya yang ng berlebihan).
II.
Etiologi
Seba Sebagi gian an besa besarr kasu kasus, s, etio etiolo logi gi LMA LMA tida tidak k dike diketa tahu hui. i. Mesk Meskip ipun un demi demiki kian an ada ada bebe bebera rapa pa fakt faktor or yang yang dike diketa tahu huii dapa dapatt menyebabk menyebabkan an atau setidaknya setidaknya menjadi faktor faktor predisposi predisposisi si LMA, seperti: •
Benzena, yg merupakan zat leukomogenik untuk LMA
•
Radiasi ionik juga dapat menyebabkan LMA
•
Trisomi kromosom 21 yang dijumpai pada penyakit herediter sindrom Down
•
III.
Pengobatan kemoterapi, jenis kemoterapi yang palin sering memicu timbulnya LMA adalah golongan alkylating agent dan topoisomerase II inhibitor
Patogenesis
Patogenesis utama LMA adalah terjadinya blokade maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel mieloid terhenti pada sel-sel muda (blast) dengan akibat terjadi akumulasi blast di sumsum tulang. Akumulasi blast di dalam sumsum tulang akan menyebabkan gang angguan guan hema hemato topo poes esis is norm normal al dan pada ada gilir iliran anny nyaa akan akan mengakibat mengakibatkan kan sindrom sindrom kegagalan kegagalan sumsum sumsum tulang (bone marrow 1 Universitas Indonesia
failure syndrome) yang ditandai dengan adanya sitopenia (anemia, leukopenia, dan trombositopenia). Selain itu, sel-sel blast yang terbentuk juga punya kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang dan berinfiltrasi ke organ-organ lain seperti kulit, tulang, jaringan lunak dan SSP dan merusak organ-organ tersebut dengan segala akibatnya.
IV.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala utama LMA, adalah: •
Rasa lelah, perdarahan, dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang
•
Perdarahan biasanya dalam bentuk purpura/petekia yang sering dijumpai di ekstremitas bawah, atau berupa epistaksis, perdarahan gusi dan retina
•
•
•
•
•
•
V.
Pada pasien dengan leukosit yang sangat tinggi (> 100.000/mm3), sering terjadi leukostasis, yaitu terjadinya gumpalan leukosit yang menyumbat aliran pembuluh darah vena maupun arteri Leukosit yang tinggi juga sering menimbulkan gangguan metabolisme, seperti hiperurisemia dan hipoglikemia Infiltrasi sel-sel blast di kulit dapat menyebabkan: leukimia kutis (benjolan yang tidak tidak berpigmen dan tanpa rasa sakit) Infiltrasi sel-sel blast di jaringan lunak akan menyebabkan nodul di bawah kulit (kloroma) Infiltrasi sel-sel blast di dalam tulang akan menimbulkan nyeri tulang yang spontan atau dengan stimulasi ringan Infiltrasi sel-sel blast ke gusi menyebabkan pembengkakan gusi
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus AML, antara lain: 2 Universitas Indonesia
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan :
Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
Gangguan kematangan sel darah putih
Peningkatan jumlah limfosit imatur
Imunosupresi
Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi0
Kekurangan volume cairan tubuh /risiko tinggi, berhubungan
dengan :
Kehilangan berlebihan, mis: muntah, perdarahan
Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia
Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe,
sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
Agen kimia ; pengobatan antileukemia.
VI.
Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
1
Resiko Infeksi tinggi terjadi terhadap infeksi berhubung an dengan : • Tidak adekuatnya pertahanan sekunder • Gangguan kematanga n sel darah putih • Peningkata
Tujuan
Intervensi tidak
1.
Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi 2. Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua staf petugas 3. Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan tachicardi, hiertensi 4. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, batuk. 5. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic. Gnakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut. 3 Universitas Indonesia
n jumlah limfosit imatur • Imunosupr esi • Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi 2
Kekuranga n volume cairan tubuh ;; resiko tinggi, berhubung an dengan : • Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan • Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.
6.
Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap 7. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik 8. Hindari antipiretik yang mengandung aspirin
Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV dbn, stabil, nadi teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dbn.
1.
2. 3. 4.
5.
6.
7. 8. 9.
Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung pengeluaran tak kasat mata dan keseimbangan cairan. Perhatikan penurunan urine pada pemasukan adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH Urine. Timbang BB tiap hari. Awasi TD dan frekuensi jantung Inspeksi kulit / membran mukosa untuk petike, area ekimotik, perhatikan perdarahan gusi, darah warn karat atau samar pada feces atau urine; perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif. Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa. Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan / perdarahan, ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat yang halus. Berikan diet halus. Berikan cairan IV sesuai indikasi Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan 4 Universitas Indonesia
3
Nyeri rasa nyeri ( akut ) hilang/berkuran berhubung g an dengan : • Agen fiscal ; pembesara n organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia. • Agen kimia ; pengobatan antileukem ia.
Referensi:
Kurnianda, Johan. (2007). Leukimia Mieloblastik Akut dalam buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan FK UI Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak FK UI. (2007). Jakarta: Infomedika Jakarta
5 Universitas Indonesia