BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Identi Identitas tas homose homoseksu ksual al baru baru mulai mulai muncu muncull di kota-k kota-kota ota besar besar di Indone Indonesia sia pada pada beberapa dasawarsa awal abad ke-20. Sebelumnya, keragaman perilaku seksual di antara sesama pria diketahui telah dilakukan dalam konteks seni pertunjukan dan seni bela diri, ritual ritual kebatin kebatinan an dan perduk perdukuna unan, n, ritus ritus bagian bagian inisias inisiasii atau dalam dalam lingku lingkunga ngan n pergau pergaulan lan sehari-hari khusus pria di banyak golongan etnis bahasa (etnolinguistik) nusantara, dengan identi identitas tas kadang kadang-ka -kadan dang g dikaitk dikaitkan an pada pada kontek kontekss ini. ini. alam alam kajian kajian pustak pustakaa lebih lebih sedikit sedikit disebutkan tentang !enomena ini di kaum wanita, meskipun sesekali dapat dibaca tentang perilaku seks di antara para wanita di keputren (tempat tinggal para wanita dalam istana) is tana) dan pesantren. "akta bahwa seksualitas pria dan wanita dapat beragam sementara terdapat tekanan sangat kuat untuk mendirikan keluarga heteroseksual, artinya biseksualitas adalah hal yang cukup umum meskipun tidak demikian halnya dengan identitas biseksual. # emiki emikian an pula, pula, cerita-c cerita-cerit eritaa legend legendaa tentan tentang g dewa dewa interse interseks ks cukup cukup dikena dikenall dan beragam ungkapan dan identitas gender menjadi hal yang umum dan ditolerir di banyak kelompok etnis dalam konteks budaya yang serupa. $eberapa kelompok etnis bahasa telah mengatur kemungkinan perubahan transgender dan memberi peran khusus kepada mereka yang melakukan hal tersebut. tersebut. %amun demikian, demikian, identitas identitas transgender transgender,, yaitu transgender transgender dengan pria menjadi wanita, yang belum tentu terkait dengan konteks yang telah disebutkan di atas, baru muncul pada paruh kedua abad kedua puluh dan sekali lagi hanya di kota-kota besar.# ari sudut pandang kebudayaan konteks homoseksualitas sudah dikenal sejak &aman dahulu kala di berbagai macam daerah di Indonesia. Sebagai contoh adanya kebudayaan $issu di Sulawesi Sulawesi Selatan, tradisi 'aro 'arok k emblak di onorogo, onorogo, *awa +imur, +imur, dan tradisi 1
tari tarian an ate ateb b Sada Sadati ti di ceh, ceh, adal adalah ah kebu kebuda day yaan aan yang yang pali paling ng berk berkor orel elas asii deng dengan an homoseksualitas di Indonesia. ebudayaan tersebut lebih mencerminkan peran khusus dari kaum homoseksual dan transgender sebagai perantara antara manusia dan dewa. 2 Sedang Sedangkan kan dewasa dewasa ini, ini, keberad keberadaan aan kaum kaum /$+ /$+ di Indone Indonesia sia masihla masihlah h menjadi menjadi kont kontro roe ersi rsi baik baik dipa dipand ndan ang g dari dari segi segi kebu kebuday dayaan aan,, huku hukum m dan dan agam agama. a. Secar Secaraa umum umum,, keberad keberadaan aan kaum kaum /$+ /$+ belum belum lah diakui diakui dan diatur diatur oleh oleh 1ndang 1ndang-un -undan dang. g. eratu eraturan ran 1ndang-undang Indonesia hanya menetapkan dua gender saja, yaitu pria dan wanita. al ini dapat dita!sirkan dari pencantuman tegas tentang pria dan wanita dalam 1ndang-undang erkaw erkawina inan n (11 %o. #3#456 #3#456)) dan ketent ketentuan uan serupa serupa mengen mengenai ai isi kartu kartu pendud penduduk uk yang yang ditetapkan dalam 1ndang-undang dministrasi ependudukan (11 %o. 2732008). etentuan ini bagi orang transgender menjadi masalah, karena perbedaan antara pernyataan gender deng dengan an pena penamp mpil ilan an merek merekaa dapa dapatt meny menyul ulit itka kan n dalam dalam hal hal mempe mempero role leh h layan layanan an jasa, jasa, melakukan perjalanan, mengurus i&in usaha dan lain sebagainya. Sedangkan dari sudut pandang agama, kaum /$+ dipandang sebagai penyimpangan dan pelanggaran terhadap !itrah manusia sebagai makhluk ciptaan +uhan. 9leh karena belum diaturnya status kaum /$+ di Indonesia serta suatu momok bahwa homoseksualitas adalah penyakit yang berbahaya dan menular yang berkembang di masyarakat, menjadikan kaum /$+ sering terlibat dalam berbagai masalah hukum dan sosial, baik sebagai subjek maupun objek dari masalah tersebut.7 Sebagaimana kita sering mendengar adanya tindak kejahatan pencabulan yang dilakukan seorang laki-laki dewasa terhadap anak-anak. Sedangkan, sebagai contoh kaum /$+ menjadi korban dari beberapa masalah atau kasus hukum adalah dimana kaum /$+ sering kali merupakan korban kasus kekerasan seksual, kekerasan !isik dan kekerasan emosional karena keberadaan dan keadaan mereka sebagai kaum /$+. 9leh karena banyaknya masalah yang timbul oleh kaum /$+, maka pada re!erat ini akan dibahas mengenai :spek ;edikolegal /$+ di Indonesia< .
2
tari tarian an ate ateb b Sada Sadati ti di ceh, ceh, adal adalah ah kebu kebuda day yaan aan yang yang pali paling ng berk berkor orel elas asii deng dengan an homoseksualitas di Indonesia. ebudayaan tersebut lebih mencerminkan peran khusus dari kaum homoseksual dan transgender sebagai perantara antara manusia dan dewa. 2 Sedang Sedangkan kan dewasa dewasa ini, ini, keberad keberadaan aan kaum kaum /$+ /$+ di Indone Indonesia sia masihla masihlah h menjadi menjadi kont kontro roe ersi rsi baik baik dipa dipand ndan ang g dari dari segi segi kebu kebuday dayaan aan,, huku hukum m dan dan agam agama. a. Secar Secaraa umum umum,, keberad keberadaan aan kaum kaum /$+ /$+ belum belum lah diakui diakui dan diatur diatur oleh oleh 1ndang 1ndang-un -undan dang. g. eratu eraturan ran 1ndang-undang Indonesia hanya menetapkan dua gender saja, yaitu pria dan wanita. al ini dapat dita!sirkan dari pencantuman tegas tentang pria dan wanita dalam 1ndang-undang erkaw erkawina inan n (11 %o. #3#456 #3#456)) dan ketent ketentuan uan serupa serupa mengen mengenai ai isi kartu kartu pendud penduduk uk yang yang ditetapkan dalam 1ndang-undang dministrasi ependudukan (11 %o. 2732008). etentuan ini bagi orang transgender menjadi masalah, karena perbedaan antara pernyataan gender deng dengan an pena penamp mpil ilan an merek merekaa dapa dapatt meny menyul ulit itka kan n dalam dalam hal hal mempe mempero role leh h layan layanan an jasa, jasa, melakukan perjalanan, mengurus i&in usaha dan lain sebagainya. Sedangkan dari sudut pandang agama, kaum /$+ dipandang sebagai penyimpangan dan pelanggaran terhadap !itrah manusia sebagai makhluk ciptaan +uhan. 9leh karena belum diaturnya status kaum /$+ di Indonesia serta suatu momok bahwa homoseksualitas adalah penyakit yang berbahaya dan menular yang berkembang di masyarakat, menjadikan kaum /$+ sering terlibat dalam berbagai masalah hukum dan sosial, baik sebagai subjek maupun objek dari masalah tersebut.7 Sebagaimana kita sering mendengar adanya tindak kejahatan pencabulan yang dilakukan seorang laki-laki dewasa terhadap anak-anak. Sedangkan, sebagai contoh kaum /$+ menjadi korban dari beberapa masalah atau kasus hukum adalah dimana kaum /$+ sering kali merupakan korban kasus kekerasan seksual, kekerasan !isik dan kekerasan emosional karena keberadaan dan keadaan mereka sebagai kaum /$+. 9leh karena banyaknya masalah yang timbul oleh kaum /$+, maka pada re!erat ini akan dibahas mengenai :spek ;edikolegal /$+ di Indonesia< .
2
1.2 Permasala Permasalahan han $agaimana aspek medis, hukum, agama dan sosial budaya lesbian, gay, biseksual dan
trangender (/$+) di Indonesia= 1.3 Tu Tujuan juan 1.3. .3.1 Tujuan uan Umum mum 1ntuk 1ntuk menget mengetahu ahuii aspek aspek medis, medis, hukum, hukum, agama agama dan sosial sosial budaya budaya lesbian lesbian,, gay, gay,
biseksual dan trangender (/$+) di Indonesia 1.3. .3.2 Tujuan uan Kh Khusu usus 1ntuk mengetahui de!inisi dan sejarah lesbian, gay, biseksual dan trangender •
•
(/$+) 1ntuk mengetahui aspek medis lesbian, gay, biseksual dan trangender (/$+) 1ntuk 1ntuk menget mengetahu ahuii aspek aspek hukum hukum lesbia lesbian, n, gay, gay, biseksu biseksual al dan trange trangende nder r
•
(/$+) di Indonesia 1ntu 1ntuk k meng menget etah ahui ui aspek aspek agam agamaa lesbi lesbian an,, gay, gay, bisek biseksu sual al dan dan tran trange gend nder er
•
(/$+) di Indonesia 1ntuk mengetahui aspek sosial budaya lesbian, gay, biseksual dan trangender
•
(/$+) di Indonesia 1.4 Manaa Manaatt ;enam ;enamba bah h peng pengeta etahu huan an dan dan wawa wawasan san tent tentan ang g lesb lesbia ian, n, gay, gay, bisek biseksu sual al dan dan •
•
trangender (/$+) di Indonesia asar penelitian lebih lanjut tentang aspek medikolegal lesbian, gay, biseksual dan trangender (/$+) di Indonesia
3
BAB 2 T!N"AUAN PU#TAKA 2.1 De$n$s$ %an #ejarah L&BT /$+ atau /$+ adalah akronim dari >lesbian, gay, biseksual, dan
transgender >. Istilah ini digunakan semenjak tahun #440-an dan menggantikan !rasa >komunitas gay> karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. kronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman > budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender >. adang-kadang istilah /$+ digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender. ;aka dari itu, seringkali huru! ? ditambahkan agar @ueer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili (contoh. >/$+?> atau >/$+?>, tercatat semenjak tahun #448). Istilah /$+ sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga diterapkan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di merika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya. +idak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini. $eberapa orang dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain dan tidak menyukai penyeragaman ini. $eberapa orang menyatakan bahwa pergerakan transgender dan transeksual itu tidak sama dengan pergerakan kaum >/$>. agasan tersebut merupakan bagian dari keyakinan >separatisme lesbian A gay>, yang meyakini bahwa kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain. da pula yang tidak peduli karena mereka merasa
4
bahwaB akronim ini terlalu politically correct C akronim /$+ merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abuC dan penggunaan akronim ini menandakan bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian yang setara. i sisi lain, kaum interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok /$+ untuk membentuk >/$+I> (tercatat sejak tahun #444). kronim >/$+I> digunakan dalam The Activist's Guide of the Yogyakarta Principles in Action arena budaya rasa malu yang melekat pada homoseksualitas, aktiitas homoseksual jarang tercatat dalam sejarah Indonesia. +idak seperti di budaya sia lainnya seperti India, Dina atau *epang, erotika homoseksual dalam lukisan atau patung hampir tidak ada dalam seni rupa Indonesia. omoseksualitas hampir tidak pernah direkam atau digambarkan dalam sejarah Indonesia. Sebuah pengecualian langka adalah catatan abad ke-#E mengenai dugaan homoseksualitas rya urbaya, seorang pejabat di istana ;ataram, meskipun tidak jelas apakah itu benar-benar didasarkan pada kebenaran atau sebuah rumor kejam untuk mempermalukan dirinya. ;eskipun waria, laki-laki yang berpenampilan seperti wanita, dan pelacur, telah lama memainkan peran mereka dalam budaya Indonesia, identitas homoseksualitas laki-laki gay dan perempuan lesbian di Indonesia hanya diidenti!ikasi baru-baru ini, terutama melalui identi!ikasi dengan rekan-rekan gay dan lesbian $arat mereka, melalui !ilm, teleisi, dan media. Sebelum re&im 9rde $aru Soeharto budaya lokal Indonesia mengenai gay dan lesbi belum ada. ergerakan gay dan lesbian di Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan tertua di sia +enggara ktiisme hak-hak gay di Indonesia dimulai sejak #4E2 ketika kelompok kepentingan hak-hak gay didirikan di Indonesia. > Lambda
5
Indonesia> dan organisasi serupa lainnya muncul di akhir #4E0-an dan #440-an. Saat ini, ada beberapa kelompok utama /$+ di negara ini termasuk >Gaya Nusantara> dan > Arus Pelangi>. Sekarang ada lebih dari tiga puluh /$+ kelompok di Indonesia. Fogyakarta, Indonesia, menyelenggarakan ++ pada tahun 2008 tentang hak-hak /$+ yang menghasilkan rinsip Fogyakarta tentang enerapan ukum ak sasi ;anusia Internasional dalam aitannya dengan 9rientasi Seksual dan Identitas ender. %amun, pertemuan puncak pada ;aret 20#0 di Surabaya disambut dengan kecaman dari ;ajelis 1lama Indonesia dan terganggu oleh demonstran konserati! i Indonesia, pria homoseksual yang berperilaku kemayu seperti wanita, atau pria yang berpakaian seperti perempuan disebut sebagai banci bencong atau !aria. Sedangkan lesbian sering juga dipanggil lesbi atau lines. ria homoseksual yang berperilaku jantan selayaknya pria biasa jarang teridenti!ikasi, akan tetapi jika ditemukan biasanya mereka dipanggil homo atau gay, sedangkan gigolo homoseksual biasanya dipanggil kucing . Istilah-istilah, banci bencong kucing dan homo memang memiliki makna konotati! yang merendahkan atau menghina, kecuali untuk istilah !aria gay dan lesbian yang memperoleh persepsi netral. Gjekan, perundungan, dan serangan terhadap kaum gay biasanya terjadi selama masa-masa remaja, tapi jarang melibatkan kekerasan !isik, dan terutama hanya dilakukan secara erbal. Seperti di negara lain, stereotip terhadap kaum homoseksual terjadi cukup umum di Indonesia. ;ereka biasanya mengambil peran, pekerjaan, dan karier tertentuC seperti sebagai pemilik atau pekerja salon kecantikan, ahli kecantikan, make"up artist , pengamen (musisi jalanan) berpakaian perempuan, sampai
6
kegiatan cabul seperti menjadi pelacur transeksual. %amun laki-laki homoseksual yang tidak berpenampilan seperti banci, sulit untuk dideteksi dan sering berbaur dalam masyarakat. alam budaya tradisional Indonesia, ketika seorang anak laki-laki atau perempuan mencapai usia pubertas, hubungan dan interaksi antara mereka segera dibatasi. %orma dan moral tradisional
terutama di pedesaan dan wilayah
pedalaman menentang kaum remaja berpacaran, karena dianggap dapat mengarah pada hubungan seks pranikah. ;oral tradisional juga menentang berkumpulnya antara gadis yang belum menikah dengan laki-laki, karena dapat mengarah pada skandal per&inahan. ubungan persahabatan yang erat dan ikatan antar laki-laki justru dianjurkan. engalaman homoerotik atau bahkan insiden hubungan homoseksual mungkin saja terjadi di lingkungan serba laki-lakiC misalnya di asrama, pondok pesantren, kamar kost, hingga barak militer, dan penjara. +erdapat laporan dan desas-desus insiden hubungan homoseksual di tempat-tempat tersebut, akan tetapi karena kuatnya budaya malu di Indonesia, insiden semacam ini biasanya langsung ditutupi dan dirahasiakan agar tidak mencemari reputasi institusi tersebut. aum waria, baik yang berperan sebagai ritualis atau dukun pria yang menjadi perempuan transgender, sebagai artis, dan pelacur, telah lama memainkan peran dalam budaya lokal Indonesia. %amun kaum gay dan lesbi belum teridenti!ikasi sebelum masa 9rde $aru. etika pria dan wanita homoseksual akhirnya mengenali diri mereka melalui penggambaran yang singkat mengenai kehidupan homoseksual asing, mereka akhirnya mencapai kesimpulan bahwa Hdunia gayH bisa juga ada di Indonesia. 1ntuk pria gay, dunia mereka berada di
7
berbagai lokasi, mulai dari taman, diskotek, spa, panti pijat, pusat kebugaran dan kolam renang tertentu, hingga kamar kost dan kediaman pribadi. aum gay la&im berkumpul di tempat HterbukaH pada waktu atau hari tertentu, di mana mereka mencari cinta, persahabatan, serta seks. Sedangkan dunia lesbian umumnya bersosialisasi di rumah dan cenderung tersembunyi. erbedaan ini karena budaya yang dikon!igurasi dan didominasi norma hubungan heterogender. engan menerima kategori baru seperti waria, pasangan lesbian dikenal sebagai tomboi atau pemburu (sebutan lesbian yang bergaya dan berperan sebagai laki-laki), berpasangan dengan perempuan !eminin. ontras antara pola pergaulan kaum gay dan lesbian mencerminkan dunia budaya yang paralelB jika laki-laki gay dapat berkumpul dengan bebas relati! tanpa hambatan di taman-taman terbuka - dan bahkan di rumah bersama keluarga dan orangtua mereka, dunia kaum lesbian cenderung tertutup dan tersembunyi di rumah atau kediaman pribadi. al ini disebabkan kepatuhan terhadap ideologi jender nasionalC membatasi ruang gerak perempuan, dan mengagungkan persahabatan pria. al ini menghalangi pergaulan antara perempuan dan laki-laki yang belum menikah. erap kali, waria atau transseksual menciptakan sub-budaya yang berbeda dalam corak sosial Indonesia. Sering berkumpul di salon kecantikan dan la&im dalam bisnis hiburan Indonesia, sub-budaya waria telah menciptakan bahasa mereka sendiri, $ahasa $inan, yang sering mempengaruhi tren dialek di Indonesia khususnya di kalangan anak muda. +ekanan pada pria gay atau lesbian sering kali berasal dari keluarga mereka sendiri. da tekanan dari keluarga untuk segera menikah, dan mereka umumnya memiliki dua pilihan baik gay dan lesbian dapat memutuskan untuk
8
menikah, hanya untuk menyenangkan keluarga, atau mereka lari dari keluarga dan mencari kehidupan yang bebas di luar. erbedaan lain dalam kehidupan homoseksual di Indonesia dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di $arat adalahC gay dan lesbian Indonesia lebih berkomitmen pada pernikahan heteroseksual. Sebagian besar laki-laki gay mengaku berencana kelak akan menikahi wanita, atau bahkan sudah menikah, tetapi masih menjalani kehidupan homoseksual secara diam-diam. 2.2 As'ek Me%$s L&BT
omoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan3atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan. ada penggunaan mutakhir, kata si!at homoseks digunakan untuk hubungan intim dan3atau hubungan seual di antara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak mengidenti!ikasi diri mereka sebagai gay atau lesbian. omoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Sedangkan Lesbian adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks. e!inisi tersebut bukan de!inisi mutlak mengingat hal ini diperumit dengan adanya beberapa komponen biologis dan psikologis dari seks dan gender, dan dengan itu seseorang mungkin tidak seratus persen pas dengan kategori dimana ia digolongkan. $eberapa orang bahkan menganggap o!ensi! perihal pembedaan gender (dan pembedaan orientasi seksual). ;enurut J. dsley, S.si, terdapat tiga aspek homoseksualitas, yaituB
9
Orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang lain
mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang sama. Perilaku seksual melingkupi aktiitas untuk menemukan dan menarik perhatian pasangan (perilaku mencari A menarik pasangan), interaksi antar indiidu, kedekatan !isik atau emosional, dan hubungan seksual dengan gender yang sama tidak peduli orientasi seksual atau identitas gender. Identitas seksual atau identi!ikasi diri, yang mungkin dapat mengacu kepada perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual. spek ini mengarah pada identitas seksual sebagai gay atau lesbian. enyebab perilaku homoseksualitas antara lain B enetik, +raumatik, ola asuh yang salah, /ingkungan, +eman dekat, "ilm, Gplorasi. ;enurut ro!. . 'impie angkahila (akar ndrologi dan Seksologi), beberapa !aktor penyebab orang menjadi homoseksual dapat dilihat dari B #) (akt)r B$)l)g$ #usunan Kr)m)s)m erbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan satu kromosom dari ibu dan satu kromosom dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan satu kromosom dari ibu dan satu kromosom y dari ayah. romosom y adalah penentu seks pria. *ika terdapat kromosom y, sebanyak apapun kromosom , dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom line!elter yang memiliki tiga kromosom seks yaitu y. an hal ini dapat terjadi pada # diantara 500 kelahiran bayi. ;isalnya pada pria yang mempunyai kromosom 6Ey. 9rang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya.
10
Ket$%akse$m*angan H)rm)n Seorang pria memiliki hormon testoteron, tetapi juga mempunyai
hormon yang dimiliki oleh wanita yaitu estrogen dan progesteron. %amun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. +etapi bila seorang pria mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi
pada
tubuhnya,
maka
hal
inilah
yang
menyebabkan
perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik wanita. #truktur +tak Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. 9tak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. #traight females, otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. an pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya
sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian. Kela$nan susunan sara $erdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan sara! otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. elainan susunan syara! otak ini disebabkan
oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak. 2) (akt)r Ps$k)%$nam$k, yaitu adanya ganguan perkembangan psikseksual pada masa anak-anak 7) (akt)r #)s$)kultural , yaitu adanya adat-istiadat yang memberlakukan hubungan homoseksual dengan alasan yang tidak benar 6) (akt)r L$ngkungan, dimana memungkinkan dan mendorong hubungan para pelaku homoseksual menjadi erat. ari keempat !aktor tersebut, penderita homoseksual yang disebabkan oleh !aktor biologis dan psikodinamik memungkinkan untuk tidak dapat
11
disembuhkan menjadi
heteroseksual.
%amun
jika
seseorang
menjadi
homoseksual karena !aktor sosiokultural dan lingkungan, maka dapat disembuhkan menjadi heteroseksual, asalkan orang tersebut mempunyai tekad dan keinginan kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut. alam * III kaum /$+ masuk dalam salah satu gangguan jiwa yaitu "88 angguan sikologis dan erilaku yang $erhubungan dengan erkembangan dan 9rientasi Seksual dengan kode lima karakter B "88.0 K eteroseksualitas "88.# K omoseksualitas "88.2 K $iseksualitas "88.E K /ainnya, termasuk pra pubertas omoseksualitas dengan sinonim gay untuk laki-laki dan lesbian untuk perempuan. ata homoseksual mempunyai konotasi medik dan pengertian kurang baik. elompok homoseksual dan biseksual dalam * III tidak berdiri sendiri sebagai suatu kelainan. elompok ini telah dihapus sebagai kelainan jiwa sejak #457 di 1S oleh American Psychiatric Association. i Indonesia mereka ini tidak termasuk gangguan jiwa lagi sejak #4E7. alam * II homoseksualitas telah dikeluarkan sebagai gangguan jiwa. ;ereka masih ada dalam bentuk egodistonik artinya tidak merasa identitas diri mereka sebagai homoseks kurang atau tidak cocok. alam penelitian insey tahun #4L7 mendapatkan bahwa diantara orangorang hetero-homoseksual terdapat banyak arian dan adanya mereka ini tersebar menurut skala insey. Skala 0 dikhususkan untuk kelompok yang murni
12
heteroseksual dan skala 0 untuk merek yang murni homoseksual. iantara mereka terdapat skala # sampai dengan L, mereka yang berada diantaranya dengan makin mendekati skala 8 terdapat mereka yang mempunyai campuran orientasi heteroseksual dan lebih banyak orientasi homoseksualnya. ;akin dekat ke titik 0 terdapat mereka yang lebih banyak orientasi heteroseksnya. i tengah-tengah terdapat mereka yang biseksual, artinya sama banyak orientasi homo maupun heteroseksnya. ;ereka ini termasuk titik 7 dan 6. • • • • • • •
0 K heteroseksual semata-mata (eksklusi!) # K heteroseksual lebih menonjol, homoseksual hanya kadang-kadang 2 K heteroseksual predominan, homoseksual lebih kadang-kadang 7 K heteroseksual dan homoseksual sama banyaknya 6 K homoseksual predominan, heteroseksual lebih kadang-kadang L K homoseksual predominan, heteroseksual kadang-kadang saja 8 K homoseksual semata-mata egiatan seksual yang bisa dilakukan dalam hubungan homoseksual yaitu B ;anual (masturbasi) 9ral (missal !elasio) nal ksiler "emoral ildo (penis buatan) alam homoseksual pria ada yang menyukai pria remaja (Gphebolphilic C
aedophilic). ada lesbi menyukai gadis (arhenophilic), wanita dewasa (ynaecophilic), wanita tua (raphilic) dan anak perempuan (Dorophilic). erilaku seksual /$+ sangat sering berhubungan dengan penyakit menular seksual antara lain B - onorhea - Si!ilis - erpes Simpleks - 1lkus mole - IJ IS 2.3 As'ek Hukum L&BT
13
dapun dasar hukum yang mengatur larangan lesbian, gay, biseksual dan gender (/$+) di Indonesia antara lain B
1ndang-1ndang asar #46L itab 1ndang-1ndang ukum idana 1ndang-undang %omor # +ahun #456 tentang erkawinan 1ndang-undang %omor 27 +ahun 2008 tentang
dministrasi
ependudukan 1ndang-undang %omor 66 +ahun 200E tentang ornogra!i 1ndang-undang %omor 27 +ahun 200#2 %omor 7L +ahun 20#6 tentang
erlindungan nak eraturan emerintah %omor L6 +ahun 2005 tentang dopsi eraturan ;enteri Sosial %omor E +ahun 20#2 eraturan aerah Setempat Dalam KUHP Pasal 2-
$arang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan
perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.## Pasal 2/
iancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahunB Pasal 21
#. barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, padahal diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdayaC 2. barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umumya belum lima belas tahun atau kalau umumya tidak jelas, yang bersangkutan belum waktunya untuk dikawinB
14
7. barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umumya tidak jelas yang bersangkutan atau kutan belum waktunya untuk
dikawin, untuk
melakukan
atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul, atau bersetubuh di luar perkawinan dengan orang lain.## Pasal 22
9rang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.## Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan secara tegas mende!inisikan perkawinan sebagai pemersatuan antara seorang pria dan seorang wanita. $elum ada usaha adokasi terpadu yang pernah dilakukan oleh aktiis /$+ untuk menuntut re!ormasi undang-undang tersebut. #2 alam 1ndang-undang %omor 27 +ahun 2008 tentang dministrasi ependudukan pasal 86, menyebutkan bahwa pengisian kolom jenis kelamin seorang warga %egara Indonesia harus diisi dengan laki-laki atau perempuan. al tersebut dapat diartikan bahwa jenis kelamin yang diakui di Indonesia hanyalah laki-laki dan perempuan, serta belum mengatur tentang pengakuan status kaum +ransgender. 7 Fang sesuai juga dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dimana disebutkan bahwa pernikah yang diakui oleh %egara
adalah pernikahan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. #2
15
ada 1ndang-undang %omor 27 +ahun 2008 tentang adminstrasi ependudukan pasal L8 tentang pencatatan peristiwa penting lainnya dimana yang dimaksudkan
antara lain adalah tentang
hal
perubahan
jenis
kelamin.
encatatannya dilakukan oleh ejabat encatatan Sipil atas permintaan enduduk yang bersangkutan setelah adanya penetapan pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. #7 alam sebuah penlitian yang dilakukan oleh 'idhiatmoko $ dan Suyanto G tahun 20#7 menyebutkan bahwa menurut undang-undang kependudukan, data kependudukan tidak dapat dirubah tanpa hak oleh siapapun, bila ada penggantiaan data, misalnya nama atau karena peristiwa penting lainnya, dapat dilakukan tetapi harus melalui ketetapan pengadilan negeri.7 %amun, untuk perubahan jenis kelamin tidak dicantumkan secara khusus dalam undang-undang yang ada. al ini menyebabkan kekosongan hukum. engan adanya asal #0 ayat (#) 1ndang1ndang epublik Indonesia %omor 6E +ahun 2004 +entang ekuasaan ehakiman maka hakim harus membuat sebuah keputusan. eputusan ini harus didasari pertimbangan yang kuat dan didapat dari berbagai ahli selain para dokter yang menangani kasus ambiguous genetalia ini. +indakan pembedahan untuk menyempurnakan atau menyesuaikan (mengganti) bentuk alat kelamin agar sesuai kelamin sebenarnya tidak melanggar undang-undang yang ada dan etika kedokteran di Indonesia eputusan hakim mengenai pengambilan putusan mengenai pergantian kelamin ini didasarkan terhadap dua aspek yaitu aspek hukum dan non-hukum (medik). spek hukum yang dijadikan acuan adalah asal L0 1ndang-1ndang %o.
16
6E +ahun 2004 tentang ekuasaan ehakiman menyatakan bahwaB :akim dan akim onstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat<. Sedangkan pertimbangan dari aspek medis mengenai penentuan jenis kelamin seseorang, sekurang-kurangnya ada L aspek penting yang perlu dipertimbangkan, yaituB (a) spek romosom, (b)spek alat kelamin primer (organ kelamin dalam yaitu testis dan oarium), (c) spek alat kelamin sekunder (organ kelamin luar yaitu penis serta ula dan agina), (d)spek ormonal dan (e) spek psikologik alam Undang-undang Nomor 44 Tahun !!" tentang Pornogra#i memasukkan istilah >persenggamaan yang menyimpang> sebagai salah satu unsur pornogra!i. alam penjelasan pengertian istilah ini mencakup antara lain >persenggamaan atau aktiitas seksual lainnya dengan mayat, binatang, oral seks, anal seks, lesbian, dan homoseksual.>
;eskipun larangan berlaku terhadap
produksi dan penyebaran pornogra!i, undang-undang ini dipahami oleh banyak pria gay dan wanita lesbian sebagai hukum yang memidanakan hubungan seks homoseksual. Sekali lagi, cukup menarik bahwa kaum transgender tidak disebutkan.#6 Peraturan Pemerintah Nomor $4 Tahun !!7 tentang %do&si secara
tegas menetapkan bahwa orang tua yang mengadopsi tidak boleh berupa pasangan homoseksual. dopsi oleh orang yang belum kawin tidak diperkenankan. #L alam Peraturan 'enteri (osial Nomor " tahun !1 diatur tentang orang yang disebut sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial. i
17
antaranya adalah mereka yang karena perilaku seksualnya menjadi terhalang dalam kehidupan sosial, yaitu waria (pria transgender tidak disebutkan), pria gay dan wanita lesbian. Solusi untuk hal ini secara kurang jelas disebut sebagai >rehabilitasi.> enyusunan peraturan ini tampaknya dilakukan tanpa berkonsultasi dengan orang-orang yang dimaksudkan untuk dibantu dalam ketentuan tersebut. Selain itu masih belum jelas pula tentang pelaksanaannya. Fang sering terjadi di banyak tempat adalah pelaksanaan ra&ia terhadap orang-orang seperti itu, yangkemudian dikirim ke pusat-pusat rehabilitasi yang melakukan pembinaan bagi mereka untuk >berintegrasi ke dalam masyarakat.> Seperti yang akan dijelaskan kemudian, tindakan ini seringkali terkait dengan praktek korupsi oleh aparat penegak hukum. #8 $eberapa eraturan aerah mengenai /$+ antara lain B #. Perda Pro)insi tentang Pem*erantasan 'aksiat +No, 1.!!/ di Pro)insi
(umatera
(elatan .
erda
ini
menggolongkan
perilaku
homoseksual dan anal seks oleh laki-laki (tanpa menyebutkan apakah bersi!at penetrati! atau menerima) sebagai perbuatan tidak bermoral, sebagaimana halnya prostitusi, per&inahan, perjudian dan konsumsi minuman beralkohol. 2. Perda Kota tentang Pem*erantasan Pela0uran +No, .!!4/ di Palem*ang i*ukota Pro)insi (umatera (elatan . erda ini serupa dengan
erda roinsi, hanya menggunakan istilah >pelacuran> dan bukan >maksiat.> 7. Perda Ka*u&aten tentang Keterti*an 'as2arakat +No, 1!.!!7/ di 3anar Pro)insi Kalimantan (elatan. erda ini dalam de!inisinya tentang
18
>pelacur> menyebutkan perbuatan homoseksual dan heteroseksual yang >tidak normal> (di samping perbuatan yang >normal>). +idak ada penjelasan tentang apa yang merupakan perbuatan >normal> atau >tidak normal.> erda ini juga melarang pembentukan organisasi >yang mengarah kepada perbuataan asusila> yang >tidak bisa diterima oleh budaya masyarakat MsetempatN.> al ini kemudian dijelaskan dengan menyebutkan contoh organisasi lesbian dan gay >dan sejenisnya.> 6. Perda Kota tentang Pem*angunan Tata
Nilai
Kehidu&an
Kemas2arakatan 5ang 3erlandaskan Pada %aran %gama Islam dan Norma-Norma (osial 'as2arakat +No, 1.!!9/ di Tasikmala2a 6awa 3arat . erda ini melarang per&inahan dan pelacuran, baik heteroseksual
maupun homoseksual. L. Perda Kota tentang Pen0egahan Pem*erantasan dan Penindakan Pen2akit (osial +No, 9.!1!/ di Padang Panang (umatera 3arat .
$agian de!inisi istilah secara tegas menyebutkan hubungan >homoseksual dan lesbian> dan selanjutnya melarang hubungan tersebut serta melarang orang yang >menawarkan diri untuk terlibat dalam hubungan homoseksual maupun lesbian, baik dengan atau tanpa menerima upah.< 2 Gmpat erda pertama di atas hanya mengatur secara samar-samar tentang hukuman atas perbuatan asusila tersebut. Secara umum disebutkan tentang >ketentuan
perundang-undangan
yang
berlaku>,
yang
dimaksud
sebagai
perundang-undang nasional. %amun erda kelima secara tegas menetapkan hukuman bagi berbagai perbuatan asusila sampai setinggi-tingginya tiga bulan penjara atau denda sebesar p #0,000,000 (sekitar 1SE7L). +erdapat erda lain tentang perbuatan asusila
19
yang telah disahkan oleh roinsi %anggroe ceh arussalam pada tahun 2004, yang memidanakan seks atas dasar suka sama suka oleh pria dewasa dan wanita dewasa, namun rancangan erda ini belum ditandatangani oleh ubernur proinsi tersebut. ;enarik untuk perhatikan bahwa waria (wanita transgender) sama sekali tidak disebutkan dalam erda-erda tersebut. al ini tampaknya menjadi konsekuensi logis dari asumsi keberadaan hanya dua jender saja dalam undang-undang negara. ;enurut 1ndang-undang epublik Indonesia, mereka tetap dianggap sebagai pria. /ima erda di atas bisa saja dianggap sebagai pengecualian terhadap peraturan yang berlaku umum. %amun, kalangan aktiis /$+ dan para sekutunya dalam gerakan hak asasi manusia, baik arus utama maupun !eminis, seringkali mengkhawatirkan bahwa tuntutan dari para anggota legislati! dan kelompok-kelompok penekan berhaluan konserati! dapat menjadi semakin okal, dengan berdasarkan pena!siran mereka terhadap syariah Islam. al ini dapat diterjemahkan ke dalam semakin banyak erda, atau bahkan perundang-undang nasional, yang serupa. 2 alam 1ndang-undang %omor 27 +ahun 20#2
%omor 7L +ahun 20#6
tentang erlindungan nak, tercantum bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia #E (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. imana undang-undang ini membahas tentang perlindungan anak, yaitu segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi nak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Seperti yang tertera pada pasal #L bahwa setiap anak berhak untuk
20
memperoleh perlindungan dari kejahatan seksual. emerintah, emerintah aerah, dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan erlindungan husus kepada nak, sebagaimana dimaksud pada ayat (#) diberikan kepadaB nak korban kejahatan seksual. Setiap 9rang dilarang melakukan ekerasan atau ancaman ekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk nak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul. +ertera bahwa setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam asal 58G dipidana dengan pidana penjara paling singkat L tahun dan paling lama #L tahun dan denda paling banyak pL.000.000.000,00. emudian apabila pelaku merupakan orang tua atau wali pelaku, hukum akan dikenakan #37 lebih berat dari hukuman awal. #5
2.4 As'ek Agama L&BT Pan%angan Agama !slam l-?uran diturunkan
kepada
manusia
sebagai
pedoman.
iantaranya pernikahan antar lawan jenis, laki-laki dengan perempuan, tidak semata untuk memenuhi hasrat biologis namun sebagai ikatan suci untuk menciptakan ketenangan hidup dengan membentuk keluarga sakinah dan mengembangkan keturunan umat manusia yang berakhlak mulia. erkawinan yang dilakukan kaum homoseksual dan lesbian tidak akan menghasilkan anak, selain itu akan mengancam kepunahan generasi manusia. %geseks sesama jenis semata-mata untuk menyalurkan kepuasan na!su syahwat yang menyimpang.
21
/esbian dan ay telah mengukir sejarah tersendiri dalam perjalanan umat manusia. Sejarah mengatakan, bahwa seks sesama jenis pada &aman dahulu memang ada dan menjadi salah satu bagian dari pola seks manusia. $erbagai kitab suci seperti l-?uran, Injil, dan +aurat telah menjelaskan tentang kaum %abi /uth S. ;eskipun perilaku seksual sejenis itu dikutuk, namun pada kenyataannya, banyak masyarakat mempraktekkan moral bejat tersebut. Sudah barang tentu, dengan latar belakang dan pelaku yang berbeda, seperti yang dilakukan di hotel, koskosan, tempat remang-remang dan ltempat lain. E
1. Les*$an
/$+ menurut pandangan agama Islam, sebagian besar ulama menjelaskan tentang hukuman llah Subhanahu wa +aOala terhadap para wanita kaum /uth bersamaan dengan para lelaki mereka, yaitu ketika para lelaki merasa cukup dengan kaum lelaki maka hukumannya pun telah diketahui, tidaklah samar bagi seorang pun. Sesuai dengan !irman llah +aOalaB
$%aka tatkala datang a&ab ami ami (adikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke ba!ah )ami balikkan* dan ami hu(ani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi"tubi yang diberi tanda oleh Tuhanmu dan siksaan itu tiadalah (auh dari orang"orang yang &alim+ ),#- .ud/ 01"02*-
22
$ila ditelusuri secara gramatikal, tidak ada perbedaan penggunaan kata antara homoseksual dan lesbian. alam bahasa arab kedua-duanya dinamakan al-liwath. elakunya dinamakan al-luthiy. %amun Imam l-;awardi dalam kitabnya al-awi al-abir menyebut homoseksual dengan liwath, dan lesbian dengan siha@ atau musaaha@ah. Imam l;awardi berkata, :enetapan hukum haramnya praktik homoseksual menjadi ijmaO, dan itu diperkuat oleh nash-nash l-?uran dan ladits<. E
2. &a0
/$+ menurut pandangan agama Islam, diantaranya gay adalah salah satu penyelewengan seksual, karena menyalahi sunnah llah, dan menyalahi !itrah makhluk ciptaan%ya. /ebih kurang empat belas abad yang lalu, al-?urOan telah memperingatkan umat manusia ini, supaya tidak mengulangi perbuatan kaum %abi /uth. llah Swt ber!irmanB
$%engapa kamu mendatangi (enis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan istri"istri yang di(adikan oleh Tuhanmu untukmu bahkan kamu adalah orang"orang yang melampaui batas+ ),# Asy #yu3ara/ 456"455*-
Setelah asulullah menerima wahyu tentang berita kaum /uth yang mendapat
kutukan
dari
llah
dan
merasakan
a&ab
yang
diturunkan%ya, maka beliau merasa khawatir sekiranya peristiwa itu
23
terulang kembali kepada umat di masa beliau dan sesudahnya. Sebuah kemaksiatan yang menjijikkan daripada &ina atau seks bebas.
asulullah bersabda, :Sesuatu yang paling saya takuti terjadi atas kamu adalah perbuatan kaum /uth dan dilaknat orang yang memperbuat seperti perbuatan mereka itu, %abi mengulangnya sampai tiga kali, :llah melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum /uthC llah melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum /uthC llah melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum /uth,< (. Ibnu ;ajah, +irmid&i dan l akim). E
3. B$seksual
$iseksualitas merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual, atau kebiasaan seksual kepada pria maupun wanita. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks ketertarikan manusia untuk menunjukkan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun wanita sekaligus. Istilah ini juga dide!inisikan sebagai meliputi ketertarikan romantis atau seksual pada semua jenis identitas gender atau pada seseorang tanpa mempedulikan jenis kelamin atau gender biologis orang tersebut, yang terkadang disebut panseksualitas.
Semua perbuatan /$+ adalah maksiat dan haram, tak ada satu pun yang dihalalkan dalam agama Islam. $iseksual adalah perbuatan &ina jika dilakukan dengan lawan jenis dan sesama jenis. *ika dilakukan
24
dengan sesama jenis, tergolong homoseksual jika dilakukan di antara sesama laki-laki, dan tergolong lesbianisme jika dilakukan di antara sesama wanita.
/$+ dalam Islam, hukumannya disesuaikan dengan perbuatannya. *ika tergolong &ina, hukumnya rajam (dilempar batu sampai mati) jika pelakunya muhshan (sudah menikah) dan dicambuk seratus kali jika pelakunya bukan muhshan. *ika tergolong homoseksual, hukumannya hukuman mati. *ika tergolong lesbian, hukumannya taO&ir. E
4. Transgen%er
ada dasarnya llah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu laki-laki dan perempuan, sebagaimana !irman llah S'+B
+7an 7ia )Allah* menciptakan dua pasang dari (enis laki"laki dan perempuan+ ),#- An Na(m/ 86*-
$9ahai manusia ami menciptakan kamu yang terdiri dari laki" laki dan perempuan+ ),#- Al .u(urat/ 42*-
edua ayat di atas, dan ayat-ayat l ?uran lainnya menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya terdiri dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan, dan tidak ada jenis lainnya. %amun kenyataannya, seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki dan bukan perempuan. *ika penggantian kelamin dilakukan oleh seseorang
25
dengan tujuan tabdil dan taghyir (mengubah-ubah ciptaan llah), maka identitasnya sama dengan sebelum operasi dan tidak berubah dari segi hukum. ari segi waris seorang wanita yang melakukan operasi penggantian kelamin menjadi pria tidak akan menerima bagian warisan pria (dua kali bagian wanita) demikian juga sebaliknya.E
/$+ menurut pandangan agama Islam pada umumnya menyamakan perbuatan homoseksual dengan perbuatan &ina. arena itu, segala implikasi hukum yang berlaku pada &ina juga berlaku pada kasus homoseksual. $ahkan pembuktian hukum pun mengacu pada kasuskasus yang terjadi pada &ina. Sementara operasi kelamin yang dilakukan pada seorang yang mengalami kelainan kelamin (misalnya berkelamin ganda) dengan tujuan tashih atau takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan sesuai dengan hukum akan membuat identitas kelamin tersebut menjadi jelas.E
Pan%angan Agama Kr$sten lkitab mengatakan dengan jelas bahwa llah merancang agar
hubungan seks dilakukan hanya di antara pria dan wanita, dan hanya dalam ikatan perkawinan. (ejadian #B25, 2EC Imamat #EB22C msal LB#E, #4) lkitab mengutuk percabulan, yang mencakup perilaku homoseksual maupun heteroseksual terlarang. (alatia LB#4-2#).4 2. As'ek #)s$al Bu%a0a L&BT $anyak orang tahu tentang konsep orientasi seksual yang beragam, namun
tidak banyak yang mengenal orang yang secara terbuka homoseksual atau orang
26
yang merasa dirinya tertarik atau melakukan hubungan seks dengan orang dengan gender sejenis.Secara sepintas, orang transgender terutama waria, mendapatkan toleransi dan dapat ditemukan di banyak lingkungan pergaulan masyarakat. Fang tidak disadari adalah keadaan bahwa banyak orang seperti ini mungkin dapat >ditoleransi> tetapi belum tentu mereka diterima oleh keluarga sendiri.enerimaan berarti orang transgender dapat mengikuti seluruh kegiatan keluarga dan masyarakat tanpa rasa enggan atau ragu-ragu. Sedangkan toleransi biasanya diberikan secara kurang rela atau karena suatu keharusan.2 emikian pula, segelintir orang yang dikenal sebagai lesbian, gay atau biseksual oleh orang-orang di sekitar mereka cenderung ditolerir oleh orang yang belum tentu dapat menunjukkan toleransi yang sama bagi anggota keluarga mereka sendiri. %amun secara konseptual, banyak orang Indonesia akan menyatakan bahwa mereka menentang homoseksualitas. /aporan lobal ttitudes roject
oleh
ew
esearch
mengenai
sikap
terhadap
homoseksualitas
menunjukkan adanya penolakan terhadap homoseksualitas oleh 47P responden surei di dalam negeri dan hanya ada 7P yang bersikap menerima. i lain pihak, semakin banyak orang yang bersikap progresi! dan liberal serta memahami prinsip-prinsip hak asasi manusia, atau pernah membaca tentang keragaman identitas dan ekspresi gender serta orientasi seksual, dan dapat menerima keragaman dalam segala aspeknya. 2(arga)
27
BAB 3 !LU#TA#! DAN ANAL!#!# KA#U# 3.1 !lustras$ Kasus Pen0a*ulan Oleh Pria Dewasa Terhada& %nak 8emaa (esama 6enis
ada hari amis, #E "ebruari 20#8, pukul dini hari waktu setempat di kediaman seorang artis Indonesia, Saipul *amil (S*), telah terjadi dugaan kasus pencabulan terhadap anak remaja laki-laki usia #5 tahun yang dilakukan oleh S*. orban berinisial S, jenis kelamin laki-laki, kulit sawo matang kesan gi&i cukup. orban mengaku pertama kali kenal dengan pelaku pada tanggal 7# *anuari 20#8, korban mengidolakan pelaku, korban merupakan penonton rutin acara ajang pencarian bakat penyanyi dangdut di sebuah teleisi swasta yang dibintangi oleh S*. wal perkenalan mereka hanyalah sebatas artis dan penggemar dan pada pertemuan pertama S bersama temannya. S* sering menawarkan S untuk diantarkan pulang dikarenakan rumah mereka yang searah. Sehabis mengantarkan S pulang, S* sering memberikan uang jajan terhadap S. ertemuan kedua mereka terjadi secara tidak sengaja, S* meminta S untuk berkunjung kerumahnya untuk membantu hingga larut malam. emudian S diminta untuk memijat S*. $ermula dari hal tersebut, terjadilah pencabulan yang dilakukan S* terhadap S. S* sempat dua kali meminta S untuk mau melakukan aktiitas seksual tetapi S menolak. emudian saat S
28
sedang tertidur sekitar pukul 06.00 'I$, S* melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap S. S* melakukan oral seks tehadap alat kelamin S. S tidak terima atas perbuatan tersebut sehingga S* kepihak berwajib bersama dengan orang tuanya. ada pukul 0L.00 'I$, S* ditangkap pihak berwajib untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Sementara itu S juga telah menjalani proses untuk pembuatan isum di S olri eramat *ati, *akarta +imur.< 3.2 Anal$s$s Kasus
ada kasus di atas dapat dikatakan bahwa S* termasuk dalam kategori homoseksual. Seuai criteria insey S* dapat dikatakan masuk dalam kategori 7-6 dimana campuran antara heteroseksual dan homoseksual atau biseksual atau dapat disebut pula sebagai 9rang dengan masalah kejiwaan (9;). 9; adalah yang
mempunyai
masalah !isik, mental
dan
sosial,
pertumbuhan dan
perkembangan, dan atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko atau rentan mengalami gangguan jiwa. Sementara, orang dengan gangguan jiwa (9*) diartikan sebagai seseorang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termani!estasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna,
serta
dapat
menimbulkan
penderitaan
dan
hambatan
dalam
menjalankan !ungsi orang sebagai manusia, dicontohkan pada kasus transgender. ada kasus ini terjadi penyimpangan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelaku terhadap sesama jenis dimana korban merupakan laki-laki remaja. enyimpangan ini dapat disebabkan karena adanya kemungkinan
29
gangguan mental yang dialami oleh pelaku. elaku telah melakukan pelecehan terhadap korban di bawah umur dan dalam kondisi korban saat sedang tertidur. enyimpangan perilaku seksual pada S* kemungkinan disebabkan pengaruh interaksi beberapa !aktor antara lain "aktor internal berupa "aktor biologi dan psikodinamik serta "aktor eksternal yaitu sosialkultural dan lingkungan. $erdasarkan in!ormasi yang diperoleh dari media, bahwa dari pengakuan saudara S* lebih cenderung lebih menyukai bergaul dengan kaum wanita dibanding laki-laki sejak masa kanak-kanak. ukuman yang akan diberikan kepada S* adalah sesuai dengan 1ndang1ndang %omor 27 +ahun 2002 tentang erlindungan nak asal E2 ayat 2 dengan ancaman penjara maksimal #L tahun. BAB 4 PENUTUP 4.1 Kes$m'ulan /$+ atau /$+ adalah akronim dari >lesbian, gay, biseksual, dan •
transgender > . Istilah ini digunakan semenjak tahun #440-an dan
•
menggantikan !rasa >komunitas gay>. alam * III kaum /$+ masuk dalam salah satu gangguan jiwa yaitu "88 angguan sikologis dan erilaku yang $erhubungan dengan erkembangan dan 9rientasi Seksual. imana etiologi /$+ antara lain "aktor enetik ($iologik), sikodinamik, Sosiokultural dan lingkungan.
•
erilaku /$+ sangat rentan menyebarkan penyakit menular seksual. +erdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang /$+ di Indonesia antara lain 1ndang-1ndang asar #46L, itab
30
1ndang-1ndang ukum idana, 1ndang-undang %omor # +ahun #456 tentang erkawinan, 1ndang-undang %omor 27 +ahun 2008 tentang dministrasi ependudukan, 1ndang-undang %omor 66 +ahun 200E tentang ornogra!i, 1ndang-undang %omor 27 +ahun 200#2
%omor 7L
+ahun 20#6 tentang erlindungan nak, eraturan emerintah %omor L6 +ahun 2005 tentang dopsi, eraturan ;enteri Sosial %omor E +ahun
•
20#2, dan eraturan aerah Setempat. ari Sudut pandang gama, tidak ada satupun agama yang menyetujui /$+ atau dengan kata lain melarang /$+.
4.2 #aran ikarenakan /$+ merupakan suatu gangguan jiwa, perlunya bantuan •
pemerintah untuk melindungi kaum /$+, membuat perlindungan atas hak asasi kaum /$+, dan sarana rehabilitasi terhadap kaum /$+ agar dapat hidup secara normal erlunya pencantuman 11 secara lebih spesi!ik terhadap kasus-kasus pelecehan seksual baik pada dewasa dan anak yang melibatkan persoalan /$+.
31