Laporan Sidodadi Dan Gn Kelua

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Kota adalah permukiman yang berkependudukan relatif besar, luas area terbatas,

pada umunya bersifat non-argaris, dan kepadatan penduduk yang relatif tinggi yang merupakan suatu jaringan kehidupan manusia dengan strata ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis. Amos Rapport membagi definisi kota menjadi dua definisi yaitu klasik dan modern. Arti klasik adalah suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi sosial, sedangkan dari sisi modern berarti suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu. Kota dapat membentuk suatu perkotaan berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah kawasan perkotaan dapat dibentuk oleh kota jika kota atau beberapa kota tersebut memiliki ciri perkotaan dan dikelola oleh pemerintah kota. Definisi perkotaan menurut UU Penataan ruang No.26 Tahun 2007 adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dimana kota dan perkotaan memiliki pengertian yang sama, yakni suatu wilayah yang luas dan tingkat penduduknya yang tinggi, akan tetapi yang membedakannya adalah perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan kehidupan modern. Dalam penataan ruang tersebut adalah sebuah perencanaan kota dapat diartikan sebagai perencanaan yang berkaitan dengan pengalokasian lahan dalam berbagai macam fungsi dan kegiatan (Hariyono 2010) dengan salah satu bentuknya adalah perencanaan penggunaan lahan (land ( land use planning ). ). Perencanaan merupakan sebuah proses yang berkelanjutan yang menghasilkan keputusan-keputusan, atau pilihan-pilihan, tentang alternatif cara penggunaan sumber daya yang memungkinkan, dengan tujuan untuk mencapai suatu bagian dari tujuan dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang (Conyers dan Hill 1984:3) dalam (Hariyono 2010). Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu kegiatan perencanaan dan pengawasan yang baik dan efisien agar pertumbuhan dan pembangunan suatu wilayah dapat terarah sesuai dengan yang direncanakan sehingga mencapai hasil yang optimal dan kelestarian lingkungan tetap terjaga. Produk Perencanaan Tata Ruang dibagi menjadi rencana umum dan rencana rinci. Rencana rinci berupa Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Kabupaten/Kota.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

















































Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 mendefinisikan penataan ruang merupakan suatu proses yang berkaitan dengan 3 (tiga) tahapan yang diantaranya meliputi perencanaan tata ruaang, pemanfaatan tata ruang, dan pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang ialah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang diantaranya meliputi penyusunan dan penetapan rencana renc ana tata ruang. Salah satu daerah yang telah memiliki RTRW yaitu Kota Samarinda. Kota Samarinda merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Kalimantan Timur yang memiliki 10 (sepuluh) kecamatan yaitu meliputi

Samarinda Ilir,

Samarinda Kota, Samarinda Utara, Samarinda Ulu, Loa Janan Ilir, Palaran, Samarinda Seberang, Sambutan, Sungai Kunjang, dan kecamatan Sungai Pinang Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda Tahun 2014-2024 yang memuat mengenai penataan ruang kota Samarinda yang bertujuan untuk mewujudkan Kota Samarinda menjadi kota tepian yang berbasis perdagangan, jasa dan industri yang maju, berwawasan lingkungan dan hijau, serta mempunyai keunggulan daya saing untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setiap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun Rencana Detail Tata Ruangnya paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Berdasarkan amanat peraturan perundang ‐undangan tersebut di atas maka pemerintah Kecamatan Samarinda Ulu perlu untuk melakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang. Keberadaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) diperlukan sebagai acuan operasional dalam pemanfaatan serta pengendalian pemanfaatan ruang, termasuk untuk pemberian izin. Hal tersebut menjadi krusial dengan adanya peta dengan kedalaman 1:50.000 yang menjadi satu kesatuan tidak terpisahkan. Peta tersebut memberikan informasi spasial yang penting karena berkaitan dengan kedalaman skala maupun kompleksitas informasi serta untuk kepentingan menghindari adanya konflik di bidang spasial dan dapat dijadikannya acuan dalam perizinan. Kecamatan Samarinda Ulu terletak di bagian utara Kota Samarinda, dengan luasan 22,12 km2 dari luas wilayah kota Samarinda. Dengan delapan kelurahan yaitu, Teluk Lerong Ilir, Jawa, Air Putih, Putih, Air Hitam, Sidodadi, Dadi Mulya, Gunung Keluam dan Bukit Pinang (Badan Pusat Statistika, 2015). Diperlukan pemahan dalam penataan ruangnya untuk kawasan lindung dan budidayaanya agar perencanaan pengunaan lahan Kecamatan Samarinda Ulu untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang dengan pemanfaatan ruang berupa upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan

















































Sub pusat pelayanan kota ialah pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani sub wilayah kota. Sesuai dengan pasal 9 Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda Tahun 2014-2024 adapun sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Samarinda Ulu berfungsi sebagai pusat pemerintahan,

palayanan

kesehatan

skala

kecamatan,

pelayanan

serta

pelayanan

Pendidikan. Namun tepatnya pada sub bwp prioritas yaitu pada Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan pasal 12 menyatakan bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau pelaku usaha secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan sarana perdagangan berupa pasar rakyat, pusat perbelanjaan, toko swalayan, Gudang, perkulakan, pasa lelang komoditas, pasar berjangka komoditas, atau sarana perdagangan lainnya. Sedangkan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda tahun 2014-2024, terdapat satu kelurahan yang terletak di kecamatan Samarinda Ulu yang diperuntukkan sebagai pengembangan kawasan perdagangan dan jasa pada pusat-pusat pelayanan lingkungan yaitu kelurahan Sidodadi. Maka dilakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Samarinda Ulu sebagai acuan untuk dapat mewujudkan penataan ruang yang sistematis, seimbang, serta memiliki manfaat bagi masyarakat. 1.2

Pengertian, Landasan Hukum dan Ketentuan

1.2.1

Pengertian Beberapa pengertian terkait dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kawasan Perkotaan dan Pedesaan serta Peraturan Zonasinya, antara lain ; 1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. 2. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. 3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 4. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. 5. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

















































7. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. 8. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. 10. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. 11. Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil. 12. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan

ruang

wilayah

kabupaten/kota,

dan

ketentuan

pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. kabupaten/kota. 13. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. 14. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. 15. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsiona f ungsional. l. 16. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang akan atau perludisusun rencana rincinya, dalam hal ini RDTR, sesuai arahan atau yang

















































Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. 17. Sub Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan memiliki pengertian yang sama dengan subzona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. 18. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 19. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

karena

mempunyai

pengaruh

sangat

penting

dalam

lingkup

kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. 20. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. 21. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. 22. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. 23. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. 24. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. 25. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain. 26. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara

















































dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. 27. Subblok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan perbedaan subzona. 28. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik. 29. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yang bersangkutan. 30. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL. 31. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL. 32. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase persentas e perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL. 33. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan, dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas terluar muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, dsb (building line). 34.

Ruang

Terbuka

Hijau

yang

selanjutnya

disingkat

RTH

adalah

area

memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. 35. Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH adalah ruang terbuka di bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.



















































untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 278 kV. 37. Saluran Udara Tegangan Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTT adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 70 kV sampai dengan 278 kV. 1.2.2

Landasan Hukum Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Kelurahan

Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu didasarkan pada beberapa peraturan perundangan, yaitu diantaranya ialah sebagai berikut: A. Undang-Undang: Undang-Undang: 1.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

2.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional

3.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Pemerinta han Daerah;

4.

Undang-Undang Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan;

5.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Penanggulanga n Bencana;

6.

Undang-Undang Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

7.

Undang-Undang Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pengelolaan Sampah;

8.

Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan; 9.

Undang-Undang Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenaga listrikkan;

10. Undang-Undang

Nomor

32

Tahun T ahun

2009

tentang ten tang

Perlindungan Per lindungan

dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup; 11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman; 12. Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral & Batubara; B. Peraturan Pemerintah: Pemerintah: 1. Peraturan Peratur an Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang perlindungan hutan;

















































7. Peraturan Pemerintah Pemerintah Nomor 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan; C. Peraturan Presidan/PERPR Presidan/PERPRES ES dan Keputusan Keputusan Presiden/KEPPRES: Presiden/KEPPRES: 1. Keputusan Presiden Nomor Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pengembangan Kawasan Industri; 2. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 3. Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional; 4. Keputusan Presiden Presiden No. 57 tahun 1989 1989 tentang Kriteria Kawasan Kawasan Budidaya; Budidaya; D. Peraturan Menteri/PERMEN Menteri/PERMEN dan Keputusan Keputusan Menteri/KEPMEN: Menteri/KEPMEN: 1. Peraturan Peratura n Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 20/PRT/M/ 2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang; 2. Peraturan Peratura n Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 05/PRT/M/ 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan; 3. Peraturan Peratura n Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/KPTS/M/2011 20/KPTS/ M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi kawasan Perkotaan; 4. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; E. Peraturan Daerah: 1. Peraturan Peratura n Daerah No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda Tahun 2014-2024;

















































a.

Dalam penyusunan penyusunan RDTRK Perkotaan Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi ini berpatokan pada rencana-rencana terkait lainnya dan kebijakan yang sudah ada

b.

Penekanan arahan RDTRK Perkotaan Kelurahan Gunung kelua dan Sidodadi ini harus mempertimbangkan karakteristik kawasan, potensi, prospek dan peluang yang timbul,

c.

Tiap arahan harus mencerminkan peningkatan manfaat tata guna tanah dan keserasian wujud bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan,

d.

Peningkatan Peningkat an pemahaman konsep lingkungan yang menekankan pada apa yang telah terjadi dengan segala akibat yang akan merugikan manusia sendiri sehingga perlu adanya penanganan dan penanggulangan dengan peran serta dari manusia itu sendiri sebagai sumber dari perencanaan yang telah terjadi selama ini,

e.

Dalam penyusunan rencana tata ruang ini harus terdapat kesesuaian fungsi kawasan perencanaan dengan wilayah sekitarnya atau dalam konteks makro, yang terkait dengan fungsi ruang, intensitas pemanfaatan ruang, arahan pengembangan pengembangan infrastruktur dan ruang terbuka, serta program pembangunan pembangunan dalam konteks yang lebih luas,

f.

Perencanaan yang disusun harus mencerminkan mencerminka n keterpaduan keterpadua n program pembangunan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan mengakomodasi kepentingan pemerintah dan swasta,

g.

Evaluasi/ Revisi Rencana Tata Ruang adalah Peninjauan kembali terhadap Rencana

Tata

Ruang

Kota,

apabila

menunjukkan

perubahan

penyimpangan yang perlu direvisi, h.

Implementasi Implement asi dari RDTRK digunakan sebagai dasar bagi penyusunan Peraturan Zonasi.

1.3

Maksud dan Tujuan

dan

















































2. Sebagai pedoman bagi instansi dalam melakukan penyusunan zonasi serta pemberian perijinan terkait kesesuaian pemanfaatan bangunan dan penggunaan lahan 3. Memberikan gambaran detail rencana penataan ruang di Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi 1.4

Sasaran Sasaran dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Samarinda

Ulu adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi Mengidentif ikasi data dan informasi mengenai kondisi eksisting wilayah yang aktual b. Menganalisis aspek fisik dan lingkungan untuk mengidentifikasi isu ruang yang berkembang dalam kawasan c. Mengidentifikasi Mengidentifikasi potensi potensi dan permasalahan permasalahan kawasan d. Menganalisis keterjangkauan keterja ngkauan sarana dan prasarana e. Menyusun tujuan penataan BWP f.

Menyusun rencana pola ruang

g. Menyusun rencana jaringan prasarana h. Penetapan Sub BWP Prioritas i.

Menyusun ketentuan pemanfaatan ruang

j.

Merumuskan skema skema pengembangan pengembangan kawasan kawasan

k. Merumuskan Merumuska n indikasi program perencanaan hingga 20 tahun 1.5

Ruang Lingkup

1.5.1

Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup fisik wilayah yaitu Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi Kecamatan

Samarinda Ulu. Kelurahan Gunung Kelua memiliki luas wilayah 177 Ha dan Kelurahan Sidodadi memiliki luas wilayah sebesar 237, 8 Ha dengan batas wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

















































Batas

Kecamatan

Sebelah Utara

Kelurahan Air Hitam

Sebelah Selatan

Kelurahan Dadi Mulya

Sebelah Timur

Kelurahan Gunung Kelua

Sebelah Barat

Kelurahan Jawa / Kelurahan Teluk Lerong Ilir Sumber : Monografi Kelurahan Sidodadi, 2016

Berikut adalah peta administrasi wilayah Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi:



































































































1.5.2

Lingkup Substantif Ruang lingkup materi RDTRK Kecamatan Samarinda Ulu meliputi: 1. Tujuan Pengembangan Kawasan Perkotaan Perkot aan Tujuan pengembangan kawasan perkotaan dirumuskan dengan kebijakan dan strategi

pengembangan

struktur

ruang,

pola

penggunaan

lahan,

dan

kependudukan. 2. Identifikasi kawasan atau wilayah wilayah perencanaan yang mencakup pekerjaan pekerjaan : pengumpulan data primer dan sekunder, pengamatan lapangan dan inventarisasi potensi dan permasalahan yang diperlukan untuk melihat: a. Aspek fisik wilayah; wilayah; b. Penggunaan Lahan; c. Aspek Kependudukan d. Kondisi Prasarana e. Karakter Jaringan Utilitas f. Kondisi Tata Bangunan g. Partisipasi Masyarakat 3. Melakukan analisa detail tata tata ruang kota yang yang meliputi meliputi : a. Analisis Fisik Wilayah terdiri atas Analisis Daya Dukung dan Analisis Potensi Fisik b. Analisis Struktur Ruang terdiri atas Analisis Pusat Pelayanan, Pusat Kegiatan,

















































b. Rencana Struktur ruang BWP i. Rencana Sistem Pusat Pelayanan ii. Rencana Sistem Prasarana Wilayah Kota c. Rencana Pola Ruang Wilayah Materi yang diatur yaitu Rencana Pemantapan Kawasan Lindung; Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya 1.5.3

Dimensi Waktu Perencanaan Perencanaan Penyusunan RDTRK Perkotaan Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi

pada Kecamatan Samarinda Ulu secara menyeluruh mempunyai dimensi waktu perencanaan selama 20 tahun yaitu tahun 2018 – 2038. 1.6

Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah sebagai

berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang penyusunan laporan, selanjutnya dipaparkan pula mengenai dasar hukum, lingkup kegiatan serta maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, dasar hukum dalam melakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Samarinda Ulu. BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN Bagian ini berisi tentang tinjauan kebijakan yang memiliki keterkaitan dengan wilayah

















































Samarinda terdiri atas metodologi pengumpulan data dan metodologi analisis Rencana Detail Tata Ruang dengan penjelasan sebagai berikut: 1.7.1

Metodologi Pengumpulan Data Metode pengumpulan dalam dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda melalui dua metode, yaitu: a. Survei primer yaitu survei yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung lapangan baik aspek struktur ruang maupun pola ruang Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi. b. Survei sekunder yaitu survei survei yang dilakukan dengan mencari data yang berkaitan dengan penelitian yang dapat diperoleh dari sumber data sekunder. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data sekunder adalah studi literatur melalui referensi dari buku-buku, hasil penelitian terdahulu dan sumber lain. Teknik lainnya yaitu survei pada instansi untuk mencari data-data yang berhubungan langsung dengan wilayah perencanaan.

Adapun

data

sekunder

yang

diperoleh

berupa

peta

wilayah

perencanaan, buku Kecamatan Samarinda Ulu, buku elektronik ( e-book) e-book) Kota Samarinda Dalam Angka, monografi Kelurahan Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi serta rencana-rencana yang sudah ada seperti RTRW Kota Samarinda, serta jurnal-jurnal penelitian. 1.7.2

Metodologi Analisis Rencana Detail Tata Ruang

















































b) Pusat-pusat kegiatan, dengan melakukan kajian terhadap pemusatan kegiatan yang ada atau direncanakan direncanakan oleh rencana r encana diatasnya; c) Kesesuaian dan daya dukung lahan, sebagai daya tampung dan daya hambat ruang kawasan dalam berkembang; d) Pembagian fungsi ruang pengembangan, merupakan struktur kawasan yang dibagi dalam fungsi dan peran bagian-bagian kawasan. c. Analisa sistem jaringan pergerakan meliputi: 1.

Tujuan, memenuhi kebutuhan tata jenjang jaringan pergerakan yang menghubungkan bagian- bagian kawasan sesuai dengan fungsi dan perannya.

2.

Komponen analisa; a) Analisis pelayanan jaringan jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan Undang-undang Undang-undang tentang Jaringan Jalan No.38 Tahun 2004, termasuk fasilitas terminal penumpang dan barang; b) Analisis pelayanan jaringan angkutan udara, termasuk fasilitas bandara, dan daerah keamanan bandara (KKOP); c) Analisis pelayanan jaringan angkutan air (laut, sungai, danau), termasuk fasilitas pelabuhan dan dermaga; d) Perkembangan Perkembang an

pembangunan, pem bangunan,

merupakan merupaka n

kebijakan kebi jakan

rencana r encana

pembangunan jaringan jalan, kereta api, udara dan air yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun swasta;



















































1.

Tujuan, mengatur distribusi dan ukuran kegiatan manusia dan atau kegiatan alam, yang dituangkan dalam blok dan sub blok peruntukan lahan sehingga tercipta ruang yang produktif dan berkelanjutan.

2.

Komponen analisa: a) Analisa perumahan: 1) Kebutuhan

perumahan perumahan

menurut

struktur

pendapatan

masyarakat (deret dan renggang), dan ukuran rumah tangga (berdasarkan hasil elaborasi); 2) Kebutuhan prasarana dan sarana sarana lingkungan. lingkungan. b) Analisa industri; 1) Lokasi perencanaan pengembangan industri; 2) Potensi tenaga kerja yang ada; 3) Lingkungan; untuk kawasan yang telah berkembang, agar diteliti dampak terhadap pencemaran lingkungan. Apabila

















































4) Lingkungan;

bila

dimungkinkan

pencampuran

kegiatan,

dihindari kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting yang berlebihan; 5) Analisis multiplier effect terhadap terhadap kegiatan kegiatan ikutannya. ikutannya. e) Pusat pemerintahan, pemerintahan, 1) Kegiatan pusat pemerintahan sesuai dengan hirarkhi dan kebutuhan yang ditetapkan dalam RTRW; 2) Lingkungan; mempunyai mempunyai karakter kuat dalam tata lingkungan lingkungan dan bangunan; 3) Multiplier effect; effect; jenis kegiatan perkantoran swasta yang akan akan dikembangkan, termasuk juga analisis kegiatan penunjang yang muncul. f)

Analisa pusat pendidikan dan penelitian/Teknologi penelitian/T eknologi Tinggi; 1) Pengembangan kegiatan pusat pendidikan dan penelitian atau

















































1) Sosial: pendidikan, pendidikan, kesehatan, kesehatan, peribadatan, peribadatan, rekreasi, lapangan lapangan olah raga, dan sebagainya. sebagainya. 2) Umum: pos keamanan, kantor pos, kantor polisi, taman pemakaman, pos pemadam kebakaran, dan sebagainya. b) Fasilitas ekonomi, ekonomi, pengembangan pengembangan kebutuhan fasilitas ekonomi: ekonomi: 1) Pusat niaga; supermall, supermall, mall, grosir, grosir, pertokoan, toko, toko, pasar, warung; 2) Pusat perkantoran. c) Fasilitas budaya, pengembangan kebutuhan fasilitas budaya dikaitkan dikaitk an dengan seni budaya masyarakat dan cagar budaya, dan peninggalan bersejarah. 1) Bangunan bersejarah; 2) Kampung budaya; 3) Ruang dan bangunan pertujukan.

















































1. Tujuan, meniliti meniliti dan mengkaji sumber bencana, bencana, lingkup atau luasan dampak, dampak, dan kebutuhan pengendalian bencana, agar tercipta lingkungan permukiman yang aman, nyaman, dan produktif. 2. Komponen analisa : a) Sumber dan macam bencana; b) Frekuensi bencana; c) Fasilitas dan jaringan penanggulangan bencana; d) Cakupan wilayah terkena dampak; e) Daya dukung dan daya hambat alam. h. Analisa prasarana transportasi 1.

Angkutan jalan raya; a) Tujuan: meneliti tentang kemungkinan pengembangan jaringan jalan dan

persimpangan

sampai

ke

tingkat

jalan

lokal,

dengan

mempertimbangkan jalan yang telah ada atau direncanakan oleh

















































3) Meneliti

sarana

transportasi

air

seperti

parkir,

trotoar/pedestrian, rambu lalu lintas air, pergudangan, bongkar muat, dan lainnya; 4) Meneliti

kinerja

pelabuhan,

dermaga,

dan

kebutuhan keb utuhan

pengembangan dan penataannya; 5) Penata gunaan peruntukan lahan sekitar pelabuhan/dermaga. pelabuhan/derm aga. i.

Analisis utilitas umum 1.

Air Minum: a) Tujuan; mengatur dan menentukan kebutuhan jaringan dan fasilitas fasilita s air minum, menurut blok dan sub blok permukiman, sehingga tercipta ruang ekonomis, sehat, dan produktif b) Komponen analisa: 1) Sistem pelayanan 2) Sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM



















































2) Sistem pengelolaan: pengelolaan: Individual, Individual, dan komunal; 3) Volume air imbah dan debit aliran; 4) Sistem pengolahan pengolahan dan pengangkutan. pengangkutan. 5.

Persampahan a) Tujuan; pemenuhan kebutuhan untuk pembuangan limbah non B3 yang berasal dari perumahan dan non perumahan. b) Komponen analisis:

















































b) Komponen analisis: 1) Koefisien Lantai Bangunan (KDB), Prosentase berdasarkan perbandingan antara seluruh luas lantai dasar bangunan gedung

dengan

luas

lahan/tanah

perpetakan/daerah

perencanaan. 2) Koeffisien Koeffis ien Lantai Bangunan (KLB), adalah angka perbandingan perbandinga n antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan gedung

















































1) Garis sempadan bangunan; 2) Garis sempadan pagar. 3) Garis sempadan samping bangunan b) Pertimbangan Garis Sempadan Sungai (GSS) dan Jarak Bebas Bangunan. GSS minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, kenyamanan dan estetika, serta kesehatan. Dengan mempertimbangkan:

















































BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN 2.1 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda 2.1.1 Rencana Pola Ruang Kota Samarinda 2.1.1.1 Rencana Kawasan Lindung Rencana pola ruang kawasan lindung di Kota Samarinda meliputi kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan dibawahnya, kawasan perlindungan setempat,

















































4. RTH industri seluas 1.570,92 hektar; 5. RTH pertahanan dan keamanan seluas 63,12 hektar; 6. RTH pendidikan seluas 103,39 hektar; 7. RTH perkantoran seluas 195,04 hektar; 8. RTH kesehatan seluas 420,36 hektar; 9. RTH peribadatan seluas 10,35 hektar; 10. RTH lapangan olah raga seluas 31,29 hektar



















































regional difungsikan untuk kegiatan perdagangan besar dan eceran, jasa

















































2. Ruang terbuka peruntukan area penyediaan penyediaan lahan parkir, plasa dan tempat

















































c. Kawasan kesehatan skala regional seperti Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B

















































e.

Pusat Lingkungan Lingkungan V di Kelurahan Kelurahan Pelita, Pelita, Kelurahan Kelurahan Sungai Dama, dan sebagian

















































telepon nirkabel dan lokasi menara Base Tranceiver Station (BTS) terpadu di wilayah

































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































3.3

Kependudukan Berikut adalah data jumlah penduduk di Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung

Kelua dalam 4 tahun terakhir terakhir Tabel 3. 1 Jumlah Penduduk di Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua Tahun 2014, 2015, 2016, 2017

No

Jumlah Penduduk

Nama Kelurahan

1

Sidodadi

2

Gunung Kelua

2013

Jumlah

2014

2015

2016

2017

22.753

23,111

23,769

23,798

23,829

13,402

13,415

14,180

14,264

14,332

36.155

36.529

37.949

38.062

38.161

Sumber: Kecamatan Samarinda Ulu Dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk di Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan . Berdasarkan tabel diatas, maka grafik jumlah penduduk Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua tahun 2014, 2015, 2016, 2017 adalah sebagai berikut ini: 30,000 25,000 20,000

Kelurahan Sidodadi

15,000

Kelurahan Gunung Kelua

10,000 5,000 0 2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 3. 5 Grafik Jumlah Penduduk Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua Tahun 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017 Sumber: Kecamatan Samarinda Ulu Dalam Angka 2018

Berdasarkan grafik tersebut, menunjukan bahwa penduduk di Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua tiap tahunnya mengalami peningkatan. Dan penduduk terbanyak berada di Kelurahan Sidodadi.

















































No.

Desa/Kelurahan

Laki/laki

Perempuan

Jumlah

Rasio

(jiwa)

(jiwa)

(jiwa)

Jenis Kelamin

1

Sidodadi

12.324

11.505

23.829

107,05

2

Gunung Kelua

7.390

6.942

14.332

106,45

Sumber; Kecamatan Samarinda Ulu Dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel tabel 3.1 bahwa bahwa jumlah penduduk penduduk laki-laki dan perempuan perempuan terbanyak berada di Kelurahan Sidoadi dengan jumlah 12.324 jiwa laki-laki dan 11.505 jiwa perempuan. Sedangkan pada Kelurahan Gunung Kelua memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7.930 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 6.942 jiwa. Berdasarkan hal tersebut, maka grafik jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Sidoadi dan Kelurahan Gunung Kelua, adalah seperti berikut ini:

15,000 10,000

Sidodadi Gunung Kelua

5,000 0 Laki Laki-l -lak akii

Pere Peremp mpua uan n

Gambar 3. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua Tahun 2018 Sumber: Kecamatan Samarinda Ulu Dalam Angka 2018

Berdasarkan grafik 3.2, menunjukkan bahwa jumlah laki-laki pada setiap kelurahan lebih banyak dibanding jumlah perempuan 3.3.2

Jumlah dan Kepadatan Kepadatan Penduduk Kelurahan Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung

Kelua Berikut adalah data jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua: Tabel 3. 3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua Tahun 2017

No.

Desa/Kelurahan

Luas Wilayah

Penduduk

Penduduk per

(km2)

(jiwa)

km2

















































No.

8

Desa/Kelurahan

Gunung Kelua

Luas Wilayah

Penduduk

Penduduk per

(km2)

(jiwa)

km2

1.77

14.332

8.097

Sumber: Kecamatan Samarinda Ulu Dalam Angka 2018

Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui, bahwa jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tertinggi berada pada Kelurahan Sidoadi dengan jumlah penduduk 23.829 jiwa dengan kepadatan penduduk 17.393 penduduk per km 2. sedangkan jumlah penduduk dan kepadatan terendah berada di Kelurahan Gunung Kelua, dengan jumlah penduduk 14.332 jiwa dan kepadatan penduduk 8.097 penduduk per km 2. 3.3.3

Jumlah Penduduk Penduduk Menurut Agama Agama Kelurahan Kelurahan Sidodadi Sidodadi dan Kelurahan Gunung

Kelua Tabel 3. 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Kelurahan Sidodadi dan Gunung Kelua Berdasarkan Agama Yang Dianut

No. Kelurahan

Jumlah

Islam

Kristen

Katolik

Hindu

Budha

Konghucu

Penduduk 1

Sidodadi

2

Gunung Kelua

Total

25967

14145

3811

3282

575

1280

0

15127

11859

1579

683

79

10

0

41.094

26.004

5390

3.965

654

1.290

0

Sumber: Samarinda dalam Angka,2017

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk pemeluk agama Islam tertinggi dengan jumlah 41.094 jiwa, dengan jumlah pemeluk terbanyak berada di Kelurahan Sidoadi dengan jumlah 14.145 jiwa. 3.3.4

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 3. 5 Jumlah Penduduk Kelurahan Sidodadi dan Gunung Kelua berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Kelurahan

TK

Jumlah

SD

SMP

SMA SMA

Sarjana

Penduduk 2

Sidodadi

3

Gunung Kelua

Total

25967

-

2120

3072

11792

1962

15127

600

1102

2871

4020

3504

41.094

600

3.222

5.943

15.812

5.466

















































Berdasarkan tabel 3.4 jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah jenjang SMA/Sederajat dengan total 15.812 jiwa, dengan jumlah penduduk tingkat SMA terbanyak berada di Kelurahan Sidodadi dengan jumlah 11.792 jiwa.

15000 10000 Sidoadi

5000

Gunung Kelua 0 TK

SD

Gunung Kelua Sidoadi SMP

SMA

Sarjana

Gambar 3. 9 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Gunung Kelua Sumber: Samarinda Ulu dalam Angka, 2017

Berdasarkan Berdasark an grafik tersebut, menunjukkan bahwa pada Kelurahan Sidodadi jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan SMA memiliki jumlah yang tinggi dibandingkan dengan kelurahan Gunung Kelua. Sedangkan, pada Kelurahan GunungKelua memiliki jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan TK tertinggi dibanding dengan Kelurahan Sidodadi. 3.4

Kondisi Fasilitas

3.4.1

Fasilitas Pendidikan

Pendidikan merupakan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari tingkatan formal dan informal, meliputi kegiatan belajar mengajar dibawah naungan departemen pendidikan maupun departemen agama. Kegiatan pendidikan pasti ditunjang oleh sarana dan prasarana pendidikan. Berikut adalah kondisi fasilitas pendidikan yang terdapat di Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi:

















































Tabel 3. 6 Kondisi Fasilitas Pendidikan Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi

No.

Kelurahan

1 2 Total

Gunung Kelua Sidodadi

TK

SD

4 4 8

MI

5 3 8

SMP

-

3 3

MTs

-

SMA

3 3

SMK

2 1 3

Universitas

1 1

Kursus

5 1 6

Sekolah Luar Biasa 2 2

Sumber: Data Kemendikbud, 2017

























































































3.4.2

Fasilitas Kesehatan Tingkat kesehatan suatu penduduk dapat diukur dari ketersediaan prasarana dan sarana yang tersedia di suatu wilayah. Ketersediaan

sarana dan prasarana fisik merupakan salah satu faktor pendukung pendukung bagi fasilitas kesehatan masyarakat. masyarakat. Berikut adalah kondisi fasilitas kesehatan yang terdapat di Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi. Tabel 3. 7 Kondisi Fasilitas Kesehatan Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi

No.

Kelurahan

1 2 Total


RS

Klinik

1 1

Apotek

-

1 8 9

Praktek Dokter

Praktek Bidan 7 7

Posyandu

-

10 5 15

Puskesmas

1 1

Balai

3 1 4

Sumber: Monografi Kecamatan Samarinda Ulu, 2017

























































































3.4.3

Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan pada Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi merupakan sarana

penunjang bagi masyarakat guna kebutuhan rohani. Sarana peribadatan dibangun berdasarkan

kebutuhan

dan

daya

tampung

masyarakat

masing-masing

pemeluk

kepercayaan. Berikut adalah kondisi fasilitas peribadatan Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi: Tabel 3. 8 Kondisi Fasilitas Peribadatan Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi

No.

Kelurahan

1 2 Total


Masjid

11 9 20

Mushola

12 24 36

Gereja

Wihara

1 1 2

Pura

-

Sumber: Monografi Kecamatan Samarinda Ulu, 2017

Berikut peta persebaran sarana peribadatan di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi:

-



































































































3.4.4

Fasilitas Olahraga Sarana olahraga merupakan sarana penunjang bagi masyarakat untuk melakukan

aktivitas yang berhubungan dengan kesehatan jasmani. Berikut adalah kondisi fasilitas olahraga Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi: Tabel 3. 9 Kondisi Fasilitas Olahraga Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi

No.

Kelurahan

1 2 Total


Fasilitas Olahraga (unit)

1 1 Sumber: Monografi Kecamatan Samarinda Ulu, 2017

Berikut peta persebaran olahraga Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi: 3.4.5

Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum Penyediaan sarana pelayanan umum dan pemerintah didasari guna melayani setiap

unit administrasi pemerintahan baik baik yang informal (RT dan RW) serta formal (Kelurahan dan Kecamatan). Sarana pemerintahan Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi tidak hanya menunjang kegiatan pemerintah saja tetapi pelayanan umum masyarakat. Berikut kondisi fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi. Tabel 3. 10 Kondisi Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Uumum Kelurahan Gunu ng Kelua dan Sidodadi

No.

Kantor Pemerintahan

Gunung Kelua

Sidodadi

















































No.

Kantor Pemerintahan

Gunung Kelua

Sidodadi

16

Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia

-

1

17

Dinas Pertambangan Pertambanga n dan Energi Daerah

-

-

-

-

2

3

Pemerintah Kota Samarinda 18

Badan

Pengawasan

Keuangan

Dan

Pembangunan Total

Sumber: Survey Sekunder dan Primer, 2017

Berikut peta persebaran olahraga Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi:

































































































3.5

Kondisi Jaringan Pergerakan

3.5.1

Pergerakan Transportasi Untuk kegiatan sehari-hari, masyarakat Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan

Sidodadi mayoritas menggunakan jenis transportasi darat, baik berupa kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Berikut ini tabel trayek angkutan kota yang melewati wilayah di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi:

















































Tabel 3. 6 Angkutan Umum di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Kelurahan Sidodadi

Warna

Jam

Panjang

Jumlah

Angkot

Operasional

Trayek

Angkutan

(jam)

(km)

(unit)

Hijau

+

16

14

Rute

Rayon

435 - Term. Sungai Kunjang - Jl.U.Suropati - Jl.S.Riyadi - Jl.

Kelurahan Karang Asam

List Krem

RE. Martadinata - Jl. Gajah Mada - Jl.Cermai - Jl. Merbabu

- Teluk Lerong Ulu -

(Trayek

- Jl. Arjuna - Jl. Kinibalu - Jl. Jend. Sudirman - Jl. P.Batur -

Teluk

A)

Jl. Niaga Timur - Jl. Yos Sudarso - Lintasan Niaga Selatan.

Kelurahan

-

Psr. Pagi Pagi - Jl. P.Batur P.Batur - Citra Niaga - Jl. Yos Sudarso Sudarso

Lerong

Ilir

Sidodadi

-

Pasar Pagi - Kelurahan

(Belok Kiri) - Jl. Niaga Timur - Jl. P.Sebatik - Jl. Imam

Bugis

-

Kelurahan

Bonjol Belok Kiri - Jl. B. Rachmat - Jl. Agus Salim Belok

Pelabuhan - Loa Bakung

Kiri - Jl. Kesuma Bangsa - Jl. Pahlawan - Jl. Dr.Sutomo -

- Loa Buah.

Mall Lembuswana - Jl. R. Suprapto Belok Kiri - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. P. Antasari - Jl. Cendana - Jl. Meranti/

Ps.

Kedondong - Jl. Slamet Riyadi - Jl. U. Suropati - Jl. Ir. Sutami - Perum CARPOTEX - Term. Sei Kunjang - Loa Bakung - Loa Buah PP. - Pasar Pagi – Citra Niaga – Jl.Yos Sudarso – Jl.Gaja

Kelurahan .Sidodadi –

Mada – Jl.Cermai – Jl.Merbabu – Jl.Arjuna Jl.Arjuna - Jl.Tirta

Vorvo –Banyu Biru –

(Trayek

Kencana – Jl.kinibalu – Jl.Sudirman – Jl.Awang Long –

Kel. Sempaja - Bayur

C)

Jl.Bhayangkara – Jl.Pahlawan – Jl.Dr.Sutomo –

Biru + List Krem

14

12

137

Jl.R.Suprapto – Jl.Ir.H.Juanda Jl.Ir.H.Juanda Depan Depan SMA SMA 5 Belok













































Warna

Jam

Panjang

Jumlah

Angkot

Operasional

Trayek

Angkutan

(jam)

(km)

(unit)

Rute

Rayon

Kanan – Jl.Ir H. juanda – Vorvo – Lembuswana Mall – Jl.M Yamin – Jl.Pramuka – Jl.Wahid Hasyim – Jl.Sempaja Ujung/Bayur PP. Perumnas Bengkuring - Jl. Padat Karya - Jl.Wahid

Kelurahan .Sidodadi –

Dongker

Hasyim - Jl. A.Wahab Syaharani - Jl. R. Suprapto - Jl.

Vorvo –Banyu Biru –

(Trayek

Dr. Sutomo - Jl. Pahlawan - Jl. Kesuma Bangsa - Jl. KH.

Kel. Sempaja - Bayur

Biru

C1)

12

12

22

Agus Salim - Jl. Abul Abul Hasan - Jl. Diponegoro Diponegoro -

Jl.

P. Sulawesi - Jl. Niaga Barat - Jl. Yos Sudarso - Jl. Gajah Mada - Pasar Pagi - Jl. Gajah Mada - Jl. Cermai Cermai - Jl. Merbabu Merbabu - Jl. Arjuna -

Jl. Sudirman Sudirman - Jl. Jl. Awang Awang

Long - Jl. Bhayangkara - Jl. Pahlawan Pahlawan - Jl. Dr.Sutomo Jl. R. Suprapto - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. A. Wahab Syaharani - Jl. Wahid Hasyim - Jl. Padat Karya Perumnas Bengkuring PP Sumber: Survei Primer, 2017

Berikut adalah Peta Trayek Anggot di Kelurahan G unung Kelua dan Kelurahan Sidodadi:

































































































































































































3.5.2

Sarana Transportasi

A. Halte Berdasarkan survei primer, pengguna angkutan umum di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi memliki sarana berupa halte untuk menunggu angkutan umum yang tersebar pada beberapa titik. Berikut ini adalah tabel jumlah halte Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi : Tabel 3. 7 Jumlah Halte Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi

No.

Total

Kelurahan

Jumlah

1.

Gunung Kelua

4

2.

Sidodadi

1 5 unit Sumber: Survei Primer, 2017

Berdasarkan survei primer, halte terbanyak berada pada Kelurahan Gunung Kelua



















































Jenis Jalan

Nama Jalan Jl. Delima , Jl. Sawo, Jl. Bengkinang, Jl. Sawo

Lingkungan

GG. Kejaksaan, GG. 1, GG. 2, GG. 3, GG. 4, GG. 5, GG. 5A, Jl. Markisa, Jl. Kedondong Dalam Jl. Manggis, Jl. Bengkinang,Jl. Delima, Jl. Delima Dalam, Jl. Ramania

















































No 3

Nama Jalan

Penampang Jalan

Lokasi Genung Kelua

Jalan Markisa (Lokal) 3.5

















































No

Nama Jalan

Penampang Jalan

Lokasi

4.18

Sumber: Survei Primer, 2018

3.6

Kondisi Jaringan Utilitas

















































No.

Nama Jalan

Lebar (m)

Jenis

13.

Sawo

1

Terbuka dan Tertutup

14.

PMI

1


15.

Trisari

1


16.

Batu Bara

1


17.

Perniagaan

1

Terbuka dan Tertutup Sumber: Survei Primer, 2017



































































































3.6.2

Jaringan Drainase

















































Sistem

































































































3.6.4

Jaringan Listrik

































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































No

Zona

Kelurahan

Kode

Definisi

Kriteria Performa

Kriteria Perencanaan

Keterangan

Kegiatan pelayanan yang

regional

dikembangkan

bangunan perdagangan dan 3. Skala pelayanan perdagangan jasa dalam bentuk bentuk tunggal

dan jasa yang direncanakan

dalam bentuk tunggal

adalah

secara

regional, dan kota

horisontal

maupun vertikal

tingkat

nasional,

4. Jalan akses minimum adalah jalan kolektor 5. Tidak

berbatasan

langsung

dengan perumahan penduduk Sumber: Analisis Penulis, 2018







































4.3

Analisis Daya Tampung dan Daya Dukung Lingkungan

4.3.1

Perkembangan Pembangunan

4.3.2

Pusat-Pusat Kegiatan

4.3.3

Kesesuaian dan Daya Dukung Lahan

4.3.4

Pembagian fungsi ruang pengembangan

4.4

Analisis Kebutuhan Fasilitas

4.4.1

Analisis Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Sarana pendidikan formal yang terdapat di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan

Sidodadi yaitu TK, SD, dan SMP dengan status kepemilikan negeri dan swasta guna memenuhi kebutuhan penduduk di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi. Guna memperkirakan kebutuhan analisis sarana pendidikan, maka digunakan proyeksi jumlah penduduk usia sekolah pada masing-masing wilayah pada setiap tingkat TK, SD, dan SMP dimana standar daya tampung rata-rata sekolah pada kawasan perencanaan (SNI-03-17332004). Jumlah kebutuhan masing-masing sarana pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, adalah sebagai berikut:

















































Tabel 4. 9 Kebutuhan Sarana Pendidikan Tahun 2017 di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi

No

1

Kelurahan

Gunung Kelua

Sarana

Standar

Jumlah

Kebutuhan

Eksisting

pendidikan

penduduk

Penduduk

Sarana (unit)

sarana

(Jiwa)

(jiwa)

TK

SD

SMP

2

Sidodadi

TK

SD

Keterangan

(unit)

1.250

11

4

9

5

4.800

3

3

1.250

19

4

1.600

15

3

1.600

14.264

23.798

SMP 4.800

Penambahan unit TK Penambahan

0

4

unit SD Sarana

telah

terpenuhi Penambahan 15 unit TK Penambahan 12 unit SD Penambahan

5

7

5

unit SMP (sarana sangat

tidak

terpenuhi) Sumber : Analisis Penulis, 2018

Berdasarkan hasil analisis fasilitas pendidikan di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing sarana pendidikan belum memenuhi standar yang sesuai dengan SNI 03-1733-2004. Rekomendasi untuk Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, ialah perlu adanya penambahan jumlah sarana pendidikan yang kurang dan perlu adanya peningkatan sarana







































pendidikan di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi. Kebutuhan fasilitas pendidikan pada tahun proyeksi dapat diketahui dengan menggunakan rumus: Kebutuhan sarana pendidikan tahun n=

Proyeksi Penduduk Tahun n Standar Penduduk

Contoh perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan jenjang TK di Kelurahan Gunung Kelua, adalah sebagai berikut. Kebutuhan TK tahun 2018=

4.764 250

Kebutuhan TK tahun 2018= 12 unit Selanjutnya jenjang pendidikan dan tahun proyeksi, akan ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 4. 10 Hasil Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi Tahun 2018-2038

No.

Kelurahan

Tahun Proyeksi

Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Formal TK/RA

SD/MI

SMP/ MTs

1

Gunung Kelua

2017

11

9

3

2018

12

9

3

2019

13

10

3

2020

14

11

4

2021

14

11

4

2022

15

12

4

2023

12

10

3

2024

13

10

3

2025

13

10

3

2026

13

10

3

2027

13

10

3

2028

13

10

3

2029

13

10

3

2030

13

10

3

2031

13

10

3

2032

13

10

3

2033

14

11

4

2034

14

11

4

















































No.

Kelurahan

Tahun Proyeksi

Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Formal TK/RA

SD/MI

SMP/ MTs

2

Sidodadi

2037

14

11

4

2038

14

11

4

2017

23

18

6

2018

20

15

5

2019

20

16

5

2020

20

16

5

2021

21

17

6

2022

21

17

6

2023

20

16

5

2024

20

16

5

2025

21

16

5

2026

21

16

5

2027

21

16

5

2028

21

16

5

2029

21

17

5

2030

21

17

6

2031

21

17

6

2032

22

17

6

2033

22

17

6

2034

22

17

6

2035

22

17

6

2036

22

17

6

2037

22

18

6

2038

23

18

6

Sumber : Analisis Penulis, 2018

Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sarana pendidikan akan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi. Perlunya penambahan kebutuhan sarana pendidikan sesuai standar teknis yang dapat ditentukan dan mempertimbangkan radius pelayanan masyarakat agar distribusi sarana ini



















































pendidikan. Berikut peta radius pelayanan sarana pendidikan di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi:

































































































Berdasarkan dari peta radius pelayanan sarana pendidikan TK pada Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, dapat diketahui bahwa ada beberapa wilayah yang tidak terlayani. Luas wilayah yang tidak terlayani sarana pendidikan TK di Kelurahan Gunung Kelua adalah sebesar 914.982,5 m 2. Sedangkan pada Kelurahan Sidodadi luas wilayah yang tidak terlayani sarana pendidikan TK adalah sebesar 666.361 m 2. Sehingga pada masingmasing kelurahan diperlukan penambahan sarana pendidikan TK sebanyak 5 TK pada Kelurahan Gunung Kelua dan 3 TK pada Kelurahan Sidodadi.

































































































Berdasarkan dari peta radius pelayanan sarana pendidikan SD pada Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, dapat diketahui bahwa ada beberapa wilayah yang tidak terlayani. Luas wilayah yang tidak terlayani sarana pendidikan SD di Kelurahan Gunung Kelua adalah sebesar 858.995 m 2. Sedangkan pada Kelurahan Sidodadi tidak terdapat luas wilayah yang tidak terlayani sarana pendidikan SD. Sehingga pada Kelurahan Gunung Kelua diperlukan penambahan sarana pendidikan SD sebanyak 1 SD dan pada Kelurahan Sidodadi tidak diperlukan penambahan SD.



































































































Berdasarkan dari peta radius pelayanan sarana pendidikan SMP pada Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, dapat diketahui bahwa ada beberapa wilayah yang tidak terlayani. Luas wilayah yang tidak terlayani sarana pendidikan SMP di Kelurahan Gunung Kelua adalah sebesar 243.278 m 2, namun tidak diperlukan penambahan sarana. Sedangkan pada Kelurahan Sidodadi luas wilayah yang tidak terlayani sarana pendidikan SD adalah sebesar 837.477 m 2. Sehingga pada Kelurahan Sidodadi diperlukan penambahan sarana SMP sebanyak 1 SMP.

















































4.4.2

Analisis Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

Dilakukan proyeksi terhadap kebutuhan Fasilitas Kesehatan pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2038 di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi . Untuk dapat memperoleh kebutuhan fasilitas kesehatan di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi pada tahun-tahun tersebut, maka digunakan rumus proyeksi fasilitas seperti berikut :   ℎ ℎ      ℎ ℎ − =

      ℎ −   

Sehingga akan diperoleh besaran kebutuhan Fasilitas Kesehatan pada masingmasing kelurahan pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2038 sebagai berikut :

















































Tabel 4. 11 Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

Kelurahan

Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

Tahun Proyeksi

Rumah Klinik

Sakit

Apotek

Umum

Praktek

Praktek

Dokter

Bidan

Posyandu

Puskesmas

Balai Pengobatan

Toko Obat

2017

0

0

0

3

0

11

0

6

0

2018

0

0

0

3

0

12

0

6

0

2019

0

0

0

3

0

12

0

6

0

2020

0

1

1

3

1

12

0

6

1

2021

0

1

1

3

1

12

0

6

1

2022

0

1

1

3

1

12

0

6

1

2023

0

1

1

3

1

12

0

6

1

2024

0

1

1

3

1

13

0

6

1

2025

0

1

1

3

1

13

0

6

1

2026

0

1

1

3

1

13

0

6

1

2027

0

1

1

3

1

13

0

6

1

2028

0

1

1

3

1

13

0

6

1

Gunung Kelua











































Kelurahan


Tahun Proyeksi

Rumah Klinik

Sakit

Apotek

Umum

Praktek

Praktek

Dokter

Bidan

Posyandu

Puskesmas

Balai Pengobatan

Toko Obat

2029

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2030

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2031

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2032

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2033

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2034

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2035

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2036

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2037

0

1

1

3

1

13

0

7

1

2038

0

1

1

4

1

13

0

7

1

2017

0

1

1

5

1

19

0

10

1

2018

0

1

1

5

1

20

0

10

1

Sidodadi













































Kelurahan


Tahun Proyeksi

Rumah Klinik

Sakit

Apotek

Umum

Praktek

Praktek

Dokter

Bidan

Posyandu

Puskesmas

Balai Pengobatan

Toko Obat

2019

0

1

1

5

1

20

0

10

1

2020

0

1

1

5

1

20

0

10

1

2021

0

1

1

5

1

20

0

10

1

2022

0

1

1

5

1

20

0

10

1

2023

0

1

1

5

1

20

0

10

1

2024

0

1

1

5

1

20

0

10

1

2025

0

1

1

5

1

21

0

10

1

2026

0

1

1

5

1

21

0

10

1

2027

0

1

1

5

1

21

0

10

1

2028

0

1

1

5

1

21

0

11

1

2029

0

1

1

5

1

21

0

11

1

















































Kelurahan


Tahun Proyeksi

Rumah Klinik

Sakit

Apotek

Umum

Praktek

Praktek

Dokter

Bidan

Posyandu

Puskesmas

Balai Pengobatan

Toko Obat

2031

0

1

1

5

1

22

0

11

1

2032

0

1

1

5

1

22

0

11

1

2033

0

1

1

5

1

22

0

11

1

2034

0

1

1

6

1

22

0

11

1

2035

0

1

1

6

1

22

0

11

1

2036

0

1

1

6

1

22

0

11

1

2037

0

1

1

6

1

22

0

11

1

2038

0

1

1

6

1

23

0

11

1

Sumber : Analisa Penulis, 2018

















































































































































Berdasarkan dari peta radius pelayanan sarana kesehatan Toko Obat pada Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, dapat diketahui bahwa ada beberapa wilayah yang tidak terlayani. Luas wilayah yang tidak terlayani sarana kesehatan Toko Obat di Kelurahan Gunung Kelua adalah sebesar 2.896 m 2, sehingga diperlukan penambahan sarana sebanyak 1 Toko Obat. Sedangkan pada Kelurahan Sidodadi tidak terdapat luas wilayah yang tidak terlayani sarana kesehatan Toko Obat sehingga tidak diperlukan penambahan penambahan sarana.













































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Tabel 4. 26 Proyeksi Jumlah Angkutan Jalan Raya di Jalan Arteri Waktu

07.00-

Kendaraan/jam

Proyeksi 2019

Proyeksi 2020

Lv

Hv

Mc

Lv

Mv

Mc

613

39

2125

637.52

40.56

2210

666

46

2020

692.64

47.84

2100.8

713

51

1918

741.52

53.04

1994.72

747

65

1928

776.88

67.6

2005.12

753

73

1917

783.12

75.92

1993.68

866

29

2248

900.64

30.16

2337.92

844

26

2140

877.76

27.04

2225.6

840

25

2211

873.6

26

2299.44

831

28

2287

864.24

29.12

2378.48

808

24

2254

840.32

24.96

2344.16

08.00 07.1508.15 07.3008.30 07.4508.45 08.0009.00 11.0012.00 11.1512.15 11.3012.30 11.4512.45 12.0013.00

Proyeksi 2021

Lv

Mv

Mc

Lv

Mv

Mc

663.021

42.1824

2298.4

689.542

43.8697 43.8697

2390.34

720.346

49.7536

2184.83

749.159

51.7437

2272.23

771.181

55.1616

2074.51

802.028

57.3681

2157.49

807.955

70.304

2085.32

840.273

73.1162 73.1162

2168.74

814.445

78.9568

2073.43

847.023

82.1151

2156.36

936.666

31.3664

2431.44

974.132

32.6211

2528.69

912.87

28.1216

2314.62

949.385

29.2465

2407.21

908.544

27.04

2391.42

944.886

28.1216

2487.07

898.81

30.2848

2473.62

934.762

31.4962

2572.56

873.933

25.9584

2437.93

908.89

26.9967

2535.44







































Waktu

16.00-

Kendaraan/jam

Proyeksi 2019

Proyeksi 2020

Lv

Hv

Mc

Lv

Mv

Mc

833

26

2681

866.32

27.04

2788.24

846

26

2740

879.84

27.04

2849.6

841

29

2849

874.64

30.16

2962.96

869

25

2833

903.76

26

2946.32

875

28

2993

910

29.12

3112.72

17.00 16.1517.15 16.3017.30 16.45-

Lv

Mv

Mc

Lv

Mv

Mc

900.973

28.1216

2899.77

937.012

29.2465

3015.76

915.034

28.1216

2963.58

951.635

29.2465

3082.13

909.626

31.3664

3081.48

946.011

32.6211

3204.74

939.91

27.04

3064.17

977.507

28.1216

3186.74

946.4

30.2848

3237.23

984.256

31.4962 31.4962

3366.72

17.45 17.00-

Proyeksi 2021

18.00

Sumber : Analisis Penulis, 2018 Tabel 4. 27 Proyeksi Jumlah Angkutan Jalan Raya di Jalan Arteri Waktu

Proyeksi 2022

Proyeksi 2023

Lv

Hv

Mc

Lv

Hv

Mc

07.00-08.00

717.123

45.6245

2485.95

745.808

47.4495

2585.39

07.15-08.15

779.126

53.8135

2363.11

810.291

55.966

2457.64

07.30-08.30

834.109

59.6628

2243.79

867.474

62.0493

2333.54

07.45-08.45

873.884

76.0408

2255.49

908.84

79.0824

2345.71

08.00-09.00

880.903

85.3997

2242.62

916.14

88.8157

2332.32







































Waktu

Proyeksi 2022

Proyeksi 2023

Lv

Hv

Mc

Lv

Hv

Mc

11.00-12.00

1013.1

33.9259

2629.84

1053.62

35.2829

2735.04

11.15-12.15

987.361

30.4163

2503.5

1026.86

31.633

2603.64

11.30-12.30

982.681

29.2465

2586.56

1021.99

30.4163

2690.02

11.45-12.45

972.152

32.756

2675.47

1011.04

34.0663

2782.49

12.00-13.00

945.246

28.0766

2636.86

983.056

29.1997

2742.34

16.00-17.00

974.492

30.4163

3136.39

1013.47

31.633

3261.85

16.15-17.15

989.7

30.4163

3205.41

1029.29

31.633

3333.63

16.30-17.30

983.851

33.9259

3332.93

1023.21

35.2829

3466.24

16.45-17.45

1016.61

29.2465

3314.21

1057.27

30.4163

3446.78

17.00-18.00

1023.63

32.756

3501.39

1064.57

34.0663

3641.44

Sumber : Analisis Penulis, 2018 Tabel 4. 28 Proyeksi Jumlah Angkutan Jalan Raya di Jalan Kolektor







































Wakt u

Kendaraan/jam Lv

Proyeksi 2019

Hv

Mc

70.72

1716

Proyeksi 2020 Hv

Proyeksi 2021

Lv

Hv

Mc

Lv

Mc

266.07

73.548

1784.6

276.71

76.490

1856.0

4

8

4

7

8

3

1809.5

292.46

78.740

2

5

5

Lv

Hv

Mc

276.71

76.490

1856.

7

8

03

292.46

78.740

1881.

5

5

9

07.0 0-

255.8

08.0

4

0 07.1 508.1

270.4

72.8

1739.9

281.21

2

6

1782.5

273.64

77.875

1853.8

284.59

80.990

1928.0

284.59

80.990

1928.

6

5

2

6

1

2

2

1

2

02

1753.4

277.97

78.956

1823.5

82.115

1896.5

82.115

1896.

4

1

8

8

1

2

1

52

1696.2

267.15

4

5

75.712

1881.9

5 07.3 0-

263.1

08.3

2

74.88

0 07.4 5-

267.2

08.4

8

75.92

289.09

289.09

5 08.0 0-

256.8

09.0

8

0

67.6

70.304

1764.0

277.84

73.116

1834.6

277.84

73.116

1834.

9

1

2

5

1

2

65







































Wakt u

Kendaraan/jam Lv

Hv

Proyeksi 2019 Mc

Lv

Proyeksi 2020 Hv

Proyeksi 2021

Hv

Mc

Lv

Mc

88.691

1317.3

344.20

92.238

1370.0

2

9

8

8

88.691

1348.7

365.58

2

6

1

101.67

1363.9

416.2

Lv

Hv

Mc

344.20

92.238

1370.

8

8

8

08

92.238

1402.7

365.58

92.238

1402.

8

1

1

8

71

105.73

1418.4

105.73

1418.

7

5

7

45

124.86

1447.7

425.19

131.60

1473.5

425.19

131.60

1473.

9

9

7

9

9

57

11.0 0-

318.2

12.0

4

85.28

1266.7 2

330.97

0 11.1 5-

338

85.28

384.8

97.76

5-

393.1

12.4

12.1

1296.8 8

351.52

5 11.3 0-

1311.4

400.19

4

2

115.4

1338.4

408.84

120.05

1392.0

425.19

2

4

8

5

8

2

9

0-

393.1

121.6

408.84

126.54

13.0

2

8

5

7

12.3

416.2

0 11.4 425.19 9

124.86

1447. 7

5 12.0

0

1362.4

1416.9









































Wakt u

Kendaraan/jam Lv

Hv

327.6

84.24

Proyeksi 2019

Proyeksi 2020

Mc

Lv

Hv

Mc

Lv

2252.6

340.70

87.609

2342.7

354.33

4

4

6

5

2

2226.6

349.35

69.222

2315.7

363.33

4

7

4

1

2289.0

361.25

4

4

81.12

2380.6

402.35

90.854

5

2097.6 8

Hv

Proyeksi 2021 Mc

Lv

Hv

Mc

16.0 017.0

2436.4

354.33

6

2

71.991

2408.3

363.33

71.991

2408.

1

3

3

1

3

33

375.70

84.364

2475.8

375.70

84.364

2475.

5

8

3

5

8

83

2287.5

418.44

94.488

2379.0

418.44

94.488

2379.

4

8

9

6

9

9

6

09

388.29

88.691

2181.5

403.82

92.238

2268.8

403.82

92.238

2268.

4

2

9

6

8

5

6

8

85

91.114

91.114

2436. 46

0 16.1 5-

335.9

17.1

2

66.56

5 16.3 0-

347.3

17.3

6

78

0 16.4 5-

386.8

17.4

8

87.36

2199.6

5 17.0 0-

373.3

18.0

6

85.28

0 Sumber : Analisis Penulis, 2018









































Tabel 4. 29 Proyeksi Jumlah Angkutan Jalan Raya Waktu

Proyeksi 2022

Proyeksi 2023

Lv

Hv

Mc

Lv

Hv

Mc

07.00-08.00

287.785

79.5504

1930.27

299.297

82.7324

2007.48

07.15-08.15

304.163

81.8901

1957.17

316.33

85.1657

2035.46

07.30-08.30

295.974

84.2298

2005.14

307.813

87.599

2085.34

07.45-08.45

300.654

85.3997

1972.38

312.68

88.8157

2051.28

08.00-09.00

288.955

76.0408

1908.04

300.513

79.0824

1984.36

11.00-12.00

357.977

95.9284

1424.89

372.296

99.7655

1481.88

11.15-12.15

380.204

95.9284

1458.81

395.412

99.7655

1517.17

11.30-12.30

432.848

109.967

1475.19

450.162

114.365

1534.2

11.45-12.45

442.207

129.854

1505.61

459.895

135.048

1565.83

12.00-13.00

442.207

136.873

1532.51

459.895

142.348

1593.82

16.00-17.00

368.505

94.7585

2533.91

383.246

98.5489

2635.27

16.15-17.15

377.864

74.8709

2504.67

392.979

77.8658

2604.85









































Waktu

Proyeksi 2022

Proyeksi 2023

Lv

Hv

Mc

Lv

Hv

Mc

16.30-17.30

390.733

87.7394

2574.86

406.362

91.249

2677.85

16.45-17.45

435.187

98.2681

2474.25

452.595

102.199

2573.22

17.00-18.00

419.979

95.9284

2359.6

436.778

99.7655

2453.99

Sumber : Analisis Penulis, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah angkutan jalan raya yang beroperasi pada 5 tahun yang akan datang terus meningkat sebanyak 4%. Oleh karena itu dapat dirumuskan suatu rencana/kebijakan untuk menanggulangi permasalahan peningkatan volume kemdaraan yang terjadi









































4.6.

Analisis Kebutuhan Utilitas Utilit as Umum Analisa kebutuhan utilitas umum merupakan analisa terkait jaringan air, jaringan drainase, drainase,

jaringan persampahan, persampahan, jaringan listrik dan jaringan limbah yang terdapat di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi. Hasil dari analisis dapat dijadikan sebagai acuan perencanaan pemenuhan kebutuhan utilitas umum. Berikut penjelasan rincinya: 4.6.1

Analisis Jaringan Air Bersih Analisis ini bertujuan untuk menetukan kebutuhan kebutuhan jaringan dan fasilitas air bersih,

sehingga tercipta ruang ekonomis, sehat dan produktif. Berikut merupakan analisis jaringan air bersih terkait perhitungan kebutuhan air dan sistem pelayanan di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi: A. Sistem Pelayana Pelayanan n Sistem pelayanan air bersih di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi telah 100% dialiri air bersih dengan menggunakan pipa distribusi air yang membentang dibawah jalan. Selama melakukan survei, peneliti belum ada menemukan kerusakan / perbaikan pipa sehingga, dapat dikatakan bahwa proses pendistribusian air melalui pipa yang membentang di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi dalam kondisi yang baik. B. Kebutuhan Air Analisis mengenai jaringan air bersih yang terdapat Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi 3 menggunakan SNI 03 1733 2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan tentang penyediaan jaringan air bersih. Adapun perhitungan proyeksi kebutuhan air sebagai berikut : Tabel 4. 30 Proyeksi Kebutuhan Air

Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Rata – rata Harian

Perhitungan Jumlah penduduk penduduk x kebutuhan air per per kapita kapita Kebutuhan Domestik + non domestik + hidran + kehilangan air

Rata- rata Maksimum

1.15 x kebutuhan rata-rata harian Sumber : SNI 03 1733 2004

















































Penggunaan

Besaran

Kantor

15% x kebutuhan domestik

Komersial


Industri


Hidran


Kehilangan Air

15% x kebutuhan domestic Sumber : SNI 03-1733-2004

Kemudian, didapatkanlah hasil perhitungan sebagai berikut :



















































Tabel 4. 32 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Tahun Proyek si

2018

2023

2028

2033

Kebutuh

Jumla Kelura

h

han

Pend uduk

Domesti k (lt/hari)

Fasilitas Umum (lt/hari)

Gunun

15,07

2.161.35

g Kelua

0

0

Sidoda

24,66

5.074.80

di

4

0

Gunun

16,30

1.877.70

g Kelua

1

0

Sidoda

26,05

11.894.2

1.784.13

di

6

50

8

Gunun

17,53

1.631.40

g Kelua

1

0

Sidoda

27,44

27.877.3

4.181.60

di

8

50

3

Gunun

18,76

1.417.20

g Kelua

2

0

Sidoda

28,84

65.338.0

9.800.70

di

0

50

8

Kome Perkantor

rsial

Industri

an (lt/hari)

(lt/hari

(lt/hari)

324.203

761.220

761.220

281.655

281.655

212.580

Hidran

(lt/hari)

(lt/hari)

an Rata-

n

rata

Air

(lt/hari)

1.784.138

244.710

4.181.603

212.580

9.800.708

Harian (lt/hari)

)

324.203

244.710

D + ND

Kehilanga

408.6

432.27

216.13

408.630

30

0

5

1.014.

1.014.9

507.48

1.014.96

960

60

0

0

375.5

375.54

225.72

375.540

40

0

0

2.378.

2.378.8

1.189.4

2.378.85

850

50

25

0

326.2

326.28

163.14

326.280

80

0

0

5.575.

5.575.4

2.787.7

5.575.47

470

70

35

0

283.4

22.639.

141.72

40

770

0

13.06

13.067.

6.533.8

13.067.6

7.610

610

05

10

324.203

Kebutuh an Harian Maksimu m (lt/hari)

4214633

4 .846.827

761.220

9895860

11.380.2 39

281.655

3661515

4.210.74 2

283.440

327.263

244.710

4.181.603

2319378

26.672.8

8

56

5436083

3.658.41

3

5

2763540

62.514.9 57

212.580

9.800.708

1270000

3.178.07

00

1

2401133

146.520. 577

















































Tahun Proyek si

2038

Kebutuh

Jumla Kelura

h

han

Pend uduk

Domesti k (lt/hari)

Gunun

19,99

1.231.35

g Kelua

2

0

Sidoda

30,23

di

1

Fasilitas Umum (lt/hari)

Kome Perkantor

rsial

Industri

an (lt/hari)

(lt/hari

(lt/hari)

D + ND

Hidran

(lt/hari)

(lt/hari)

Kehilanga

an Rata-

n

rata

Air

(lt/hari)

Harian (lt/hari)

)

Harian Maksimu m (lt/hari)

246.27

123.13

70

0

5

22.970.58

30.62

30.627.

15.313.

30.627.4

22.970.58

343.410.

8

7.450

450

725

50

8

283

184.703

153.137.

22.970.5

250

88

184.703

an

246.2

184.703

246.270

Kebutuh

2990000

2.761.30

00

2

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa air ber sih yang dibutuhkan Kecamatan Samarinda Ulu untuk 20 tahun mendatang adalah

















































4.6.2

Jaringan Listrik Listrik merupakan energi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat. Sebagai salah satu utilitas dalam lingkungan perkotaan, listrik merupakan kelompok elemen vital dalam perkotaan. Energi listrik rumah tangga serta kebutuhan lainnya dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas. Dengan menggunakan rumus berikut, akan ditentukan besaran daya listrik dari sarana lingkungan, kebutuhan komersial, kebutuhan sosial, kebutuhan perkantoran dan penerangan seperti berikut:    =       ×  / / 

Dengan menggunakan rumus tersebut di atas, dapat ditentukan 3besar daya yang diperlukan pada masing-masing masing-mas ing aspek kebutuhan. Oleh karena itu, perencanaan terhadap utilitas ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti berikut : Sarana lingkungan

: 40% dari kebutuhan rumah tangga

Kebutuhan komersial


Kebutuhan social


Kebutuhan perkantoran


Penerangan


Telah diperoleh hasil bahwa kebutuhan listrik rumah tangga adalah sebesar 170 watt/jiwa. Untuk mendapatkan nilai kebutuhan listrik rumah tangga pada Kecamatan Samarinda Ulu pada tahun maka akan dilakukan analisis terhadap Adapun hasil perhitungan pada masing-masing masing- masing kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut : Sarana lingkungan

: 68 watt/jiwa

















































Tabel 4. 33 Proyeksi Kebutuhan Listrik di Kelurahan Gunung Kelua dan Sidodadi

Listrik Rumah Tangga: 170 watt/jiwa Tahun Proyeksi

Kelurahan

Gunung 2018

Kelua Sidodadi Gunung

2023


2028


2033


2038

Kelua Sidodadi

Jumlah

Sarana

Kebutuhan

Kebutuhan

Kebutuhan

Penduduk

Lingkungan

Komersial

Sosial

Perkantoran

(watt)

(watt)

(watt)

(watt)

15,070

1,024,760

1,793,330

452,100

256,190

256,190

3,782,570

24,664

1,677,152

2,935,016

739,920

419,288

419,288

6,190,664

16,301

1,108,468

1,939,819

489,030

277,117

277,117

4,091,551

26,056

1,771,808

3,100,664

781,680

442,952

442,952

6,540,056

17,531

1,192,108

2,086,189

525,930

298,027

298,027

4,400,281

27,448

1,866,464

3,266,312

823,440

466,616

466,616

6,889,448

18,762

1,275,816

2,232,678

562,860

318,954

318,954

4,709,262

Penerangan

Total

(watt)

Total Daya Kelurahan

9,973,234

10,631,607

11,289,729

11,948,102 28,840

1,961,120

3,431,960

865,200

490,280

490,280

7,238,840

19,992

1,359,456

2,379,048

599,760

339,864

339,864

5,017,992 12,605,973

30,231

2,055,708

3,597,489

906,930

513,927

513,927

7,587,981

















































4.6.3

Jaringan Telekomuniasi Jaringan Telekomunikasi pada Kecamatan Samarinda Ulu memiliki tower tower BTS yang

terdiri dari beberapa operator,tower operator yang terdapat pada kecamatan ini adalah Flexi, HCTP, Indosat dan Esia. Pada kondisi eksistingnya tower BTS yang terdapat pada kecamatan ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. 34 Data Jumlah Menara BTS di Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi

No.

Kelurahan

Jumlah (unit)

1

Gunung Kelua

5

2

Sidodadi

3

Total

8 Sumber : Survei Primer, 2017

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, setiap tower BTS memiliki radius sejauh 500 meter. Berdasarkan standar radiusnya, terdapat wilayah pada kecamatan ini yang tidak terlayani, untuk memperjelas berikut peta pesebaran yang tidak terlayani.

Pada peta tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat daerah yang tidak terlayani tower BTS pada Kelurahan Gunung Kelua dan Kelurahan Sidodadi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi, berikut tabel analisisnya : Tabel 4. 35 Analisis Kebutuhan Telekomunikasi

No.

Kelurahan

Jumlah

Tidak Telayani

Tower BTS yang

Eksisting (unit)

(KM2)

Dibutuhkan



















































4.7

Analisis Kegiatan Perekonomian Kegiatan perkonomian dapat berkembang banyak disebabkan dengan dorongan

faktor internal dan eksternal wilayah itu sendiri. Mengidentifikasi faktor eksternal dan internal akan membantu mengidentifikasi indikator-indikator yang menjadi faktor pendorong dan penghambat perkembangan suatu organisasi/kegiatan perekonomian. Berdasarkan hal tersebut untuk menghasilkan rumusan strategi yang tepat, digunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dengan mengidentifikasi kekuatan, peluang, ancaman dan kesempatan yang berperan dalam mendukung atau menghambat kriteriakriteria pengembangan. pengembangan. Melalui hasil observasi dan data yang ada, maka didapat faktor-faktor hasil analisa sebagai berikut:

















































Tabel 4. 36 Matriks Analisis SWOT Kegiatan Perekonomian

Internal Audit Internal S treng th 

Weaknes s

Perkembangan Perdagangan dan jasa



mengikuti jaringan jalan 

Kecenderungan

perkembangan

perdagangan dan jasa hanya mengikuti jaringan jalan utama

Letak kawasan strategis yaitu berada satu koridor dengan pasar induk dan pusat-pusat kegiatan perkotaan



Kurangnya perkembangan atas komoditi pertanian dan perternakan

Eksternal Wilayah

tyi



n

sehingga kapasitas pelayanan skala wilayah

O

lingkungan

sehingga hasil tarikan yang didapat

dan pelayanan lingkungan tidak hanya

Muncul UKM industri kecil yang

dapat maksimal

didominasi

dan

pelayanan

k

konsumsi tinggi

2. Meningkatkan aksesibilitas sebagai penunjangan

terjadinya

pelayanan skala wilayah

interaksi

terhadap

perdagangan dan jasa

hasil

dan

yang berkembang pada jalan utama

wilayah

sebagai

pertanian

skala

tumbuh akibat daya saing dan E

hasil

p

et s

Mengotimalkan

o



nr

pengelolaan

perternakan

A a

1. Mengutamakan

perdagangan jasa dan industri kecil

p l

pusat

perkotaan Kapasitas pelayanan

ti u

pada

ut r d

berada

komoditi

perkembangan

















































t



a er

Alih fungsi lahan ruang menjadi kawasan

h T

permukiman

dengan

dengan

multifungsi

sebagai

3. Perlu

dilakukan

campurtangan

pengkajian

dengan

pemerintah

dan

fungsi rumah tidak hanya sebagai

perdagangan dan jasa sehingga tidak

stakeholder

dalam

hunian namun juga digunakan

perluasan wilayah perkotaan dan tidak

sistem

tata

untuk kegiatan perdagangan dan

mengambil badan jalan

mengatur industri kecil hingga pusat

jasa 

1. Kebijakan batas pengoperasian hunian

2. Memperdayakan hasil industri kecil

Muncul PKL PKL kecil kecil pinggir jalan

dengan

yang berada pada pusat-pusat

berbasis masyarakat

kegiatan

program-program

usaha

dan

memperperbaiki

cara

niaga

yang

perdagangan dan jasa lainnya 4. Pemetaan kawasan budidaya sesuai fungsinya

serta

memberlakukan

kebijakan intensif dan disintensif sebagai upaya penertiban terhadap pelanggaran alih fungsi lahan dan PKL

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Setelah melakukan identifikasi faktor dalam matriks analsis SWOT, maka dihasilkan stategi pengembangan kegiatan perokonomian yang sesuai dengan masalah-masalah yang telah terumuskan. Demi tahapan analisis lanjutan, dilakukan analisis IFAS-EFAS sebagai pengembangan analisis matriks SWOT. Tahap ini, indikator faktor strategis diberikan hasil pembobotan berdasarkan tingkat kepentingan dan besar pengaruh terhadap kasus dalam wilayah perencanaan. Berdasarkan hal tersebut didapat hasil pembobotan faktor strategis kegiatan perekonomian wilayah perencanaan sebagai berikut:

















































Tabel 4. 37 Hasil Analisis IFAS EFAS Terhadap Analisis SWOT

1. Identifikasi Faktor – faktor Strategis Eksternal Faktor Startegis Eksternal Peluang: Wilayah berada pada pusat perkotaan Kapasitas pelayanan skala wilayah dan pelayanan lingkungan Muncul UKM industri kecil yang tumbuh akibat daya saing dan konsumsi tinggi Ancaman: Alih fungsi lahan ruang menjadi kawasan permukiman dengan fungsi rumah tidak hanya sebagai hunian namun juga digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa Muncul PKL kecil pinggir jalan yang berada pada pusat-pusat kegiatan Total

Bobot

Peringkat

Skor



0.35

2

0.7



0.15

2

0.45



0.25

4

1



0.25

4

1

2. Identifikasi Faktor faktor Strategis Internal

1

3.15

















































kebijakan. Secara alami, pengembangan terhadap kegiatan perkonomian wilayah perencanaan tidak hanya mampu diselesaikan hanya dengan campur tangan pemerintah. Kerjasama stakeholder memberikan kesempatan bagi investor dalam meningkatkan hasil komoditas utama dan secara bersamaan tetap berada dalam naungan dokumen perencanaan dan pemerintah sebagai pemangku tertinggi. Hasil strategi yang terdapat dalam matriks SWOT merupakan hasil telaah pada dokumen rencana tata ruang wilayah perencanaan. Sehingga pada hasil temuan dan peluang yang dimaksud strategi pengembangan tetap didasari dengan tujuan pengembangan dalam dokumen rencana tata ruang wilayah perencanaan. 4.8

Analisis Kesesuaian Zonasi

4.9

Analisis Deliniasi Blok

4.9.1

Pembagian Blok

4.9.2

Peruntukan Blok

4.9.3

Fasilitas Lingkungan



















































diwilayah diwilayah perencanaan. perencanaan. Terdapat T erdapat tiga aspek dalam pengembangan kelembagaan penataan ruang yaitu: A. Lembaga Perencanaan Perencanaan Kegiatan perencanaan ruang secara umum meliputi, tahanp persiapan penyusunan materi tata ruang, tahap penyusunan materi tata ruang, tahap penetapan dan pengesahan materi tata ruang yang telah tersusun sebagai peraturan daerah dalam kegiatan pemanfaatan ruang serta sosialisai rencana tata ruang kepada pihak-pihak lain yang terkait dengan proses penataan ruang.

















































sosial yang ada. Adanya lembaga-lembaga tersebut dapat menciptakan adanya kesinambungan antara pemerintah dan yang bersangkutan. 4.11.1.1Kelembagaan 4.11.1.1Kelembagaan dan Peran Masyarakat Kelurahan Gunung Kelua Pada Kelurahan Gunung Kelua terdapat organisasi sosial dan k emasyarakatan emasyarakatan berikut ini tabel jumlah organisasi sosial dan kemasyarakatan yang berada pada Kelurahan Gunung Kelua Tabel 4. 38 Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan

















































Kelembagaan berkembang disebabkan disebabkan dengan dorongan faktor f aktor internal dan eksternal wilayah itu sendiri. Faktor eksternal dan internal digunakan untuk mengidentifikasi indikatorindikator yang menjadi faktor pendorong dan penghambat perkembangan suatu organisasi. Berdasarkan hal tersebut untuk menghasilkan rumusan strategi yang tepat, digunakan metode SWOT (Strength, Weakness, W eakness, Opportunity, Threat) dengan mengidentifikasi mengidentifikasi kekuatan, peluang, ancaman dan kesempatan yang berperan dalam mendukung atau menghambat kriteria-kriteria penge pengembangan. mbangan. Matriks SWOT disajikan pada tabel berikut: Tabel 4. 42 Matriks SWOT

















































Internal Audit Internal S treng th

Weaknes s

1. Kelembagaan

dalam

1. Kelembagaan terdiri dari orang-orang

mengenai

yang memiliki latar belakang yang

perencanaan,

pengendalian

berbeda sehingga memiliki pandangan

pemanfaatan

pelaksanaan

mengambil

membantu keputusan

perencanaan tata ruang

2. Belum

2. Kelambagaan melibatkan melibatkan masyarakat dalam

proses

perencanaan,

pemanfaatan, dan pengendalian serta Eksternal

pengawasan

yang berbeda

cukup

memiliki

pengetahuan

mengenai

pengendalian

yang

perencanaan, pemanfaatan

pelaksanaan perencanaan tata ruang

















































1. Mudah mengenali kondisi wilayah wilayah ut

perencanaan secara langsung

n

tyi r o

2. Kebutuhan p p O

lingkungan

sesuai

dengan tujuan perencanaan

SO

WO

A. Keputusan lembaga dapat dimaksukan A. Dari latar belakang kelembagaan yang dalam

perencanaan,

pengendalian,

pemanfaatan, perencanaan lembaga

pelaksnaan, tata

lebih

ruang

mudah

secara ti

memahami

kondisi

wilayah yang berbeda-beda juga dimana terdapat banyak jenis organisasi yaitu

mengenali

pramuka, karang taruna, LSM, Panti Laras, Dasa Wisma, dan kelompok PKK

kerlibat

langsung

dapat

karena

kondisi wilayah (1,1) B. Mengupayakan

berbeda

masyarakat

sehingga

mudah

(1,1) B. Dari

apa

yang

di

butuhkan

oleh

dalam menentukan kebutuhan dengan

lingkungan, lembaga dapat mengetahui

l

A

tujuan

dasa

rencana apa yang akan dilakukan

nr

wisma memiliki potensi terbesar karena

kedepannya sesuai dengan eksisting

e

a

u

d

perencanaan

dimana



















































Dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan maka terlihat peran kelembagaan

















































c. Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat berupa:

















































BAB V

































































































Laporan Sidodadi Dan Gn Kelua

Recommend Documents