Larutkan glukosa dalam sebagian a.p.i
Larutkan NaCl dalam sebagian a.p.i
Kedua campuran tersebut dicampur
Larutan ditambahkan a.p.i ad 350mL, cek pH
Tambahkan karbon dipanaskan dan di aduk (60o-70oC) selama 15 menit
Larutan disaring panas-panas dan filtrate pertama dibuang
Larutan kemudian diisikan kedalam botol infus sebanyak 105mL
Sterilisasi dalam autoklaf 115o-116oC selama 30 menit
8
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKHNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL
Sediaan Infusa Glukosa
Dicky Nurdiansyah 31112014
Farmasi 3A
PROGRAM STUDI S1-FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015
Tujuan
Mahasiswa mampu membuat sediaan steril
Mahasiswa mampu menghitung isotonis suatu sediaan steril
Mengetahui kejernihan suatu sediaan injeksi
Dasar Teori
Formulasi sediaan steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak dipakai, terutama saat pasien dirawat di rumah sakit. Sediaan steril sangat membantu pada saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka yang harus diobati, dan sebagainya. Semuanya sangat membutuhkan kondisi steril karena pengobatan yang langsung bersentuhan dengan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh, dan dimasukkan langsung ke dalam cairan atau rongga tubuh sangat memungkinkan terjadinya infeksi bila obatnya tidak steril. Oleh karena itu, kita memerlukan sediaan obat yang steril. Disamping steril, kita pun memerlukan sediaan obat dalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak mengiritasi.
Untuk menghasilkan sediaan yang steril, kita memerlukan pengetahuan tambahan selain pengetahuan tentang pembuatan bentuk sediaan, yaitu adanya jaminan bahwa selama produksi dan setelah produksi, sediaan bebas dari cemaran mikroba. Bentuk sediaan steril bisa bebagai bentuk, yaitu cair, padat, atau semipadat. Proses pembuatannya pun sama dengan sediaan nonsteril. Salah satu contoh sediaan steril yang dimaksud yakni injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, ataupun serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. Injeksi pun memiliki beragam jenis sesuai dengan penggunaannya. Salahsatunya yakni injeksi infus, sesuai dengan percobaan yang akan dilakukan pada praktikum kali ini.
Infus merupakan larutan steril dan umumnya diberikan melalui intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, untuk memberi nutrisi atau sebaqgai pembawa obat. Biasanya diberikan dalam voume besar dengan penetesan lambat melalui intravena. Infus intravena dapat digunakan untuk pemberian obat agar bekerja cepat, seperti pada keadaan gawat darurat karena obat tidak di adsorbs secara oral. Dapat pula digunakan pada penderita yangtidak sadar atau pada penderita yang tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan oral.
Sediaan infus sangatlah penting, dari penggunaannya ini semua infus sangat sering digunakan pada pasien-pasien di rumah sakit. Infus ini berguna untuk menggantikan cairan-cairan tubuh yang hilang karena disebabkan oleh kekurangan cairan akibat muntah, diare yang berkepanjangan, sebagai penambah energi, serta pengganti makanan bila seorang penderita penyakit tidak dapat lagi mengkonsumsi makanan seperti biasanya.
Maka untuk mengganti makanan tersebut digunakan infus. Karena di dalam sediaan infus terdapat zat-zat yang berfungsi sebagai kalorigenik yang dapat menghasilkan energi, juga dapat menjaga kestabilan cairan dalam tubuh, karena infus ini merupakan salah satu sediaan obat dalam bidang farmasi, maka seorang farmasis wajib mengetahui cara pembuatan infus dan bagaimana pula cara pemakaiannya untuk itulah praktikum dengan percobaan pembuatan sediaan infus perlu dilaksanakan.
Sediaan infus harus memenuhi persyaratan yaitu steril, bebas pirogen, jernih dan praktis bebas partikel. Oleh karena itu, sediaan ini lebih mahal jika dibandingkan dengan sediaan nonsterilnya karena ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi.
Infus dapat berfungsi sebagai:
Dasar nutrisi, kebutuhan kalori untuk pasien di rumah sakit harus disuplai via intravenous seperti protein dan karbohidrat.
Keseimbangan elektrolis digunakan pada pasien yang schock, diare, mual, muntah membutuhkan cairan intravenous.
Pengganti cairan tubuh, seperti dehidrasi.
Pembawa obat contohnya sebagai antibiotik. (Soetopo,2001)
Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Botol infus
Autoklaf
Gelas kimia
Pipet
Batang pengaduk
pH universal
Kertas saring
Spet
Corong
Gelas ukur
Aqua pro injectionum
Glukosa
NaCl
Karbon aktif
Formula Lengkap
Glukosa 5 g
NaCl 35mg
Aqua pro injectionum ad 100 mL
Penimbangan
Bahan
Satuan Dasar
Volume Produksi
100mL
350mL
Glukosa
5 g
350/100x5g=17,5 g
NaCl
35mg
350/100x35mg=122,5mg=0,1225 g
Karbon aktif
100mg
350/100x100mg=350 mg=0,35g
Perhitungan
Zat
tb
C
Glukosa
0,1
5
Perhitungan Tonisitas
W = 0,52-( tb.C)0,576
W = 0,52-(0,1x5)0,567
W = 0,52-0,50,567
W = 0,035% (hipotonis) jika positif artinya hipotonis
Untuk membuat supaya larutan tersebut isotonis, maka di tambahkan NaCl sebanyak 0,035%
Prosedur
Hasil Evaluasi
No
Jenis evaluasi
Penilaian
1.
Penampilan fisik wadah
Seragam
2.
Jumlah sediaan
3 botol infus
3.
Kejernihan sediaan
Larutan bening jernih
4.
Keseragaman volume
Seragam
5.
Brosur
Rapih
6.
Kesamaan
Seragam
7.
Etiket
Rapih
Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan pembuatan infusa dengan menggunakan zat aktif glukosa. Glukosa merupakan bahan aktif yang berkhasiat sebagai kalorigenik yaitu zat yang dapat meghasilkan atau meningkatkan energy atau memperkecil kekurangan kalori pada terapi pengganti atau pemeliharaan. Pembuatan sediaan steril khususnya infus harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing. Cara pembuatan obat yang baik juga mensyaratkan tiap wadah akhir infus harus diamati secara fisik dan tiap wadah yang menunjukkan pencemaran bahan asing yang terlihat secara visual harus ditolak.
Pertama ditimbang glukosa sebanyak 17,5 gram di dalam kaca arloji dan dilarutkan dengan Aqua Pro Injeksi secukupnnya hingga larut lalu aduk hingga dengan batang pengaduk, A.P.I (Aquadest Pro Injection) digunakan untuk bahan pelarut dalam injeksi. Selain sebagai bahan dalam pembuatan injeksi karena bebas pirogen, alasan dari penggunaan A.P.I. yaitu dalam ilmu farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan zat tambahan lainnya yang mudah terhidrolisa (mudah terurai dengan karena adanya kelembaban). Glukosa merupakan bahan yang berfungsi sebagai kalorinergik artinya sebagai sumber energi. Bentuk alaminya disebut juga Dekstrosa. Penggunaan glukosa pada sediaan ini sebagai bahan utamanya dimaksudkan untuk menambah energi pada pasien yang kehilangan banyak cairan tubuh karena hipokelemik dehidrasi. Buat larutan NaCl dalam sebagian aqua pro injeksi, NaCl digunakan sebagai penghistonis karena mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan cairan tubuh yakni 0,9%. NaCl merupakan zat tambahan yang digunakan untuk membuat larutan isotonis.
Glukosa merupakan bahan yang berfungsi sebagai kalorigenik yaitu dapat menambah energi. Penggunaan glukosa pada sediaan ini yaitu sebagai bahan aktif yang berfungsi menghasilkan energi. Selain itu, glukosa dapat membuat sediaan ini lebih lama atau awet. Glukosa juga dapat menambah kadar gula dalam darah.
Glukosa tidak stabil pada pemanasan suhu tinggi dalam waktu yang lama karena terjadi penurunan pH dan karamelisasi sehingga sterilisasi tidak dilakukan pada suhu yang tinggi dalam waktu yang lama serta penyimpanan sediaan disarankan pada suhu yang sejuk. Untuk membuat sediaan yang efektif dibuat kadar sediaan yang sesuai tujuan terapi yaitu untuk sediaan infus dengan rentang kadar 2,5 – 7 %.
Sediaan infus haruslah isotonis atau sedikit hipertonis karena jika hipotonis maka akan menyebabkan sel darah menjadi pecah sehingga itu berbahaya. Selain itu, perlunya sediaan injeksi ini dibuat isotonis ataupun sedikit hipertonis agar pada saat penyuntikan tidak menimbulkan rasa nyeri. Untuk memperoleh kondisi larutan yang isotonis ditambahkan NaCl dalam jumlah tertentu yang telah dihitung dari perhitungan tonisitas sediaan, dalam praktikum ini perhitungan tonisitas sediaan berada dalam rentang hipertonis sehingga tidak diperlukan penambahan NaCl. Dalam sediaan ini berdasarkan hasil perhitungan ditambahkan NaCl seganyak 0,035 % untuk mencapai keadaan yang isotonis.
Sebelum dilakukan praktikum alat-alat yang akan digunakan harus di sterilisasikan terlebih dahulu menggunakan autoklaf agar terbebas dari mikroorganisme yang ada pada lingkungan sekitar. Setelah larutan glukosa yang sudah dilarutkan dengan aqua pro injeksi dan NaCl yang sudah dilarutkan dalam aqua pro injeksi kemudian kedua campuran tersebut dicampur. Kemudian di ad sampai volume yang dibutuhkan, kemudian ditambahkan karbon aktif dan dipanaskan pada suhu 60o-70oC selama 15 menit kemudian disaring panas-panas. Fungsi penambahan karbon aktif yaitu agar sediaan steril tersebut bebas pirogen. Kemudian setelah pembuatan infusa selesei sediaan siap dikemas, masukkan kedalam botol infus kemudian sterilisasikan kembali dengan menggunakan autoklaf pada suhu 115o-116oC selama 30 menit.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa glukosa merupakan suatu monosakarida yang dapat diberikan secara peroral maupun intravena (sediaan infus) sebagai treatment dalam deplesi cairan dan karbohidrat.
Konsentrasi glukosa dalam sediaan ini adalah 5 % untuk sediaan infus intravena. Volume yang dibuat adalah 350 ml untuk pemakaian 3 botol infus dan dilebihkan 5 ml sesuai dengan ketentuan sehingga volume total yang dibuat 105 ml per botol infus. Volume sediaan dilebihkan untuk mengantisipasi adanya volume yang hilang selama proses pengisian dan pembuatan.
% tonisitas dari sediaan adalah 0,035% , secara visual sediaan yang telah dibuat memenuhi syarat kejernihan.
Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta: Departemen kesehatan Republik Indonesia
Howard, C. Ansell. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Depok: UI Press
Lukas, Stefanus. 2011. Formulasi Steril Edisi Revisi. Yogjakarta: CV. Andi Offset
Larutkan glukosa dalam sebagian a.p.i
Larutkan NaCl dalam sebagian a.p.i
Kedua campuran tersebut dicampur
Larutan ditambahkan a.p.i ad 350mL, cek pH
Tambahkan karbon dipanaskan dan di aduk (60o-70oC) selama 15 menit
Larutan disaring panas-panas dan filtrate pertama dibuang
Larutan kemudian diisikan kedalam botol infus sebanyak 105mL
Sterilisasi dalam autoklaf 115o-116oC selama 30 menit