LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI “PENGARUH ZAT KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI”
Oleh : Nama : Heri Jaya Prayoga NIM : 1510401028
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Mikroba memiliki karakteristik dan cirri yang berbeda-beda didalam persyaratan pertumbuhannya. Bakteri juga memiliki kebutuhan dasar yang sama meliputi air, karbon, energy, mineral dan faktor tumbuh. Bakteri merupakan organism yang ersifat prokariotik dengan inti tidak berselaput. Dalam lingkungan, bakteri ini berperan sangat penting dalam menguraikan zat-zat organik. Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi mikroba yang digunakan (Nursina.2012). 1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengamati pengaruh zat kimia terhadap pertumbuhan bakteri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuna menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Anibakteri termasuk ke dalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat toksik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya. Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat kebutuhan permeabilitasdinding sel bakteri, menghambat kerja enzim, dan sintesis asam nukleat dan protein (Anonim, 2012). Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Bakteri juga memiliki kebutuhan dasar yang sama meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Bakteri merupakan organisme yang bersifat prokariotik dengan inti tidak berselaput. Dalam lingkungan, bakteri ini berperan sangat penting dalam menguraikan zat-zat organik.Bakteri dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu faktor abiotik meliputi kimia dan fisika serta faktor biotik yang berhubungan dengan makhluk hidup lain. Faktor fisika mencakup suhu, salinitas, tekanan osmotik, pengeringan, dan lain-lain. Sedangkan Faktor kimia mencakup pH, DO, amonia, bahkan antimikroba juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bakteri (Indra. 2008). Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau substansi atau masa zat suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri. (Utami Sri Haastuti ;34). Kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat tergantung pada faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu meliputi faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik adalah faktor luar seperti suhu, pH, tekanan osmose dan lain-lain. Sedangkan faktor biotik adalah dari mikroorganisme itu sendiri. Faktor- faktor te rsebut meliputi (M.Natsir Djide : 56) 1. Faktor fisik, misalnya suhu, tekanan te kanan osmose, kandungan oksigen, pH, dan lain-lain.
2. Faktor kimia, misalnya senyawa racun dan lain-lain. 3. Faktor biologi, misalnya interaksi dengan mikroorganisme lain.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
a. Jarum ose b. Petri steril c. Enam tabung nutrient agar d. Empat cawan petri steril 3.1.2 Bahan
a. Biakan murni bakteri Bacillus subtilis b. Biakan murni bakteri Eschericia coli c. Empat buah kertas filter yang bilat 1 cm d. Larutan Phenol 10 %; Alkohol 70 %; HgCl 2 0,1 %; Yodium 10 %. 3.2 Cara Kerja
a. Mencairkan tabung nutrient dalam penangas air, membiarkan sampai dingin hingga suhunya ±45° C. Kemudian masing-masing inokulir dengan biakan murni dari Bacillus subtilis dan Eschericia coli untuk kemudian dituangkan dalam masingmasing cawan petri. b. Setelah agar menjadi padat pada permukaan dari agar tersebut diletakkan kertas filter yang masing-masing telah dicelupkan kedalam larutan Phenol 10 %; Alkohol 70 %; HgCl2 0,1 %; Yodium 10 % dan Merchurichrom. c. Menginkubasikan pada suhu 30° C selama 48 jam. d. Melakukan pengamatan dan mencatat diameter penghambat dari masing-masing larutan.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksankan, diperoleh hasil sebagai berikut: Escherichia Escherichia coli
Bacillus subtilis
DIAMETER DAERAH PENGHAMBAT Zat Kimia Bacillus subtilis subtilis
(cm)
Eschericia Eschericia coli
(cm)
Phenol 10%
2,7 (coklat) / Efektif
2,7 (putih) / Efektif
Alkohol 70%
2,5 (coklat) / Efektif
2,5 (putih) / Efektif
HgCl 2 0,1%
0 (coklat) / Efektif
0 (putih) / Efektif
Yodium 10%
2 (coklat) / Efektif
2 (putih) / Tidak Efektif
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa bakteri Baci llus subtilis efektif terhadap zat kimia Phenol 10%, Alkohol 70%, HgCl 2 0,1 % dan Yodium 10%. Yang artinya bakteri Bacillus subtilis dapat tumbuh dan berkembangbiak pada substrat yang dicampurkan dengan zat kimia. Sedangkan untuk bakteri Eschericia coli yang berwarna putih pada zat kimia Phenol 10%, Alkohol Alkohol 70% dan HgCl 2 0,1% efektif tetapi pada zat kimia Yodium 10% tidak efektif
BAB V PENUTUP Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa bakteri Bacillus subtilis dapat
hidup pada lingkungan yang telah di campur dengan bahan kimia. Sedangkan
bakteri Escherichia coli tidak efektif pada zat kimia Yodium, hal ini berarti bakteri tersebut tidak dapat hidup pada lingkungan yang terdapat bahan kimianya.
DAFTAR PUSTAKA
Djide, M.N. 2006. Mikrobiologi farmasi dasar. 2006. Universitas hasanuddin. Makassar. Hastuti, U.S. 2008. Petunjuk prakatikum mikrobiologi. Universitas negeri malang. Malang. Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung. http://bayuapriliawan22.blogspot.co.id.. Diakses tanggal 8 Desember 2017. http://bayuapriliawan22.blogspot.co.id