16
SIKLUS
FREKUENSI GEN
Siklus
Frekuensi Gen
SIKLUS
FREKUENSI GEN
LAPORAN PRAKTIKUM
"Genetika Populasi"
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Genetika
Disusun oleh :
Hans Pratama Pasaribu (150510150019)
Rizkia Berliani Habibah (150510150029)
Fathin Rasima Daulay (150510150039)
Putri Sri Judiani Purba (150510150044)
Ersyanitya P (150510150086)
Ester Miranda Lbn.Tobing (150510150201)
Kelompok 1
Kelas : C
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
I. PENDAHULUAN
Populasi adalah sekelompok individu bersama-sama membentuk suatu kelompok pemuliaan. Genetika populasi dikaitkan dengan konstitusi genetik dari individu-individu dan pemindahan atau transmisi gen-gen dari suatu generasi ke genrasi selanjutnya. Gen- gen tersebut merupakan kontinuitas dari suatu generasi ke generasi yang lainnya. Konstitusi genetik suatu populasi dapat dijelaskan melalui frekuensi gen.
Gen-gen (pada kenyataanya alil-alil) didistribusikan kepada genotipenya dengan cara yang sangat bergantung pada sistem persilangannya, sehingga dengan demikian sistem persilangan dengan frekuensi gen bersamaan menentukan frekuensi genotipe.
Konsep Frekuensi Gen
Komposisi genetik frekuensi genotipe
Frekuensi genotipe frekuensi gen
II. PERSILANGAN ACAK, SATU LOKUS – DUA ALIL
Ini terjadi pada populasi dengan :
Persilangan acak
Tidak terjadi seleksi, migrasi, dan mutasi
Populasinya besar
Dan kemudian gen dengan frekuensi genotipenya akan membentuk suatu "Keseimbangan Hardy Weinberg" yang ditujukan memlalui:
p + q dan (p + q)2.
III. PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Persilangan Acak
Percobaan 1
Gunakan frekuensi gen p (A) =q (a) = 0.5, dengan mengambil:
32 mata kancing putih dengan 32 lubang kancing putih.
32 mata kancing merah dengan 32 lubang kancing merah.
Mata kancing sebagai gamet jantan.
Masukan semua mata kancing dan lubang mata kancing masing-masing ke dalam satu kotak.
Kotak kesatu berisi 64 mata kancing (32 putih, 32 merah)
Kotak kedua berisi 64 lubang kancing (putih, merah)
Kotak-kotak tersebut dianggap sebagai sumber pool gamet produktif.
Buatlah 64 zigot secara acak. Kita anggap 64 zigot ini merupakan hasil persilangan bebas. Cara membuat 64 zigot ini adalah sebagai berikut:
Seorang mahasiswa bertindak sebagai yang menggambarkan gamet betina dan seorang lagi bertindak sebagai yang menggambarkan gamet jantan dari kumpulan gamet yang terpisah/berbeda. Tulis setiap zigot pada kolom yang tersedia untuk percobaan ini (Lampiran 1).
Masukan lagi gamet-gamet ke dalam tempatnya. Perhatikan agar jumlah gamet dalam setiap pool tetap.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Hitung jumlah genotipe yang dihasilkan dan hitung frekuensi generasi yang dihasilkan. Perhitungan ini dipermudah dengan daftar n/128 yang tersedia.
Jawaban : Jumlah genotipe yang dihasilkan = 3 genotipe, yaitu Merah Merah (MM), Merah-Putih(Mm), dan Putih-Putih (mm)
Frekuensi Generasi yang dihasilkan:
p(A) = = 0.5
q(a) = = 0.5
Bagaimana penyebaran zigot dari populasi yang dihasilkan oleh gamet-gamet induknya dengan frekuensi gen 0.5. apakah sesuai dengan genetika Mendel?
Jawaban : Persebaran zigot sesuai dengan Genetika Mendel, karena rasio dari genotipe yang dihasilkan adalah, MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
Persilangan pertama secara persilangan acak jika induk-induk asal semuanya (64) heterozigot Aa, atau populasi yang terdiri dari individu-individu 16 AA, 32 Aa, dan 16 aa.
Jawaban : -
Adakah suatu kesimpulan jika percobaan ini dilanjutkan samapai beberapa generasi?
Jawaban : Kesimpulannya adalah dengan frekuensi gen p(A) = q(a) = 0.5 akan dihasilkan rasio genotipe MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1, hal ini sesuai dengan Genetika Mendel yang telah dipelajari.
Percobaan 2
Ulangi percobaan 1 dengan frekuensi gen p(A) = 0.25 dan q (a)=0.75. gunakan 16 kancing merah dan 48 kancing putih.
1. Tuliskan hasil-hasilnya pada kolom-kolom kertas data yaang disediakan. Hitunglah frekuensi gen pada generasi keturunannya!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Apakah frekuensi gen yang didapatkan pada keturunan tersebut sesuai dengan hukum Hardy- Weinberg?
Jawaban : Frekuensi gen sesuai dengan hukum Hardy-Weinberg, karena frekuensi gen setelah dilakukan percobaan ini tetap, yaitu p(A) = 0.25 dan q(a) = 0.75
Nyatakan bagaimana saudara akan menguji frekuensi genotie dari data pengamatan agar sesuai dengan frekuensi genotipe yang diharapkan pada keseimbangan genetis (Genetic Equillibrium)
Jawaban : Cara untuk menguji frekuensi genotipe dari data pengamatan agar sesuai dengan dengan frekuensi genotipe yang diharapkan pada keseimbangan genetis (Genetic Equillibrium) yaitu dengan disilangkan secara acak (random mating) tanpa adanya seleksi.
Sebutkan kondisi apa saja yang diperlukan dalam frekuensi genetik agar populasi dalam keadaan keseimbanagn genetik pada satu lokus?
Jawaban : Kondisi yang diperlukan dalam frekuensi genetik agar populasi dalam keadaan keseimbangan genetik dalam satu lokus yaitu (1) Persilangan acak (2) Tidak terjadi seleksi, migrasi dan mutasi (3) Populasi besar.
B. Perubahan Frekuensi Gen Bukan Populasi Karena Seleksi
Dalam bagian ini teknik simulasi dengan kancing digunkan untuk mengetahui pengaruh yang nyata terhadap frekuensi gen akibat seleksi tidak lengkap (seleksi 50%), seleksi lengkap, dan tanpa seleksi dari homozigot resesif. Setiap percobaan dilakukan sampai generasi kelima.
Percobaan 1. Tanpa Seleksi
a. Generasi pertama
Membuat p(A)=q(a)= 0.5 pada populasi yang terdiri dari 64 kancing dengan 16 AA, 32 Aa, dan 16 aa yang akan digunkan untuk menghasilkan kembali populasi dengan 16 persilangan acak, dimana setiap persilangan menghasilkan 4 progeni.
Caranya :
Masukan ke dalam satu kotak:
16 pasang kancing merah-merah
32 pasang kancing merah-putih
16 pasang kancing putih-putih
Campurkan sebaik-baiknya.
Ambil masing-masing satu pasang kancing oleh dua orang mahasiswa secara acak. Hasil penyatuan/persilangan antara dua pasang yang terambil dicatat pada kolom kertas yang tersedia (Lampiran 2).
Ulangi cara 2 sebanyak 16 kali
Hitung penyebaran zigot diantara keturunannya dan hitung pula frekuensi gen pada generasi ini. Dengan demikian kita mendapatkan frekuensi untuk generasi pertama dari persilangan acak pada populasi tanpa seleksi.
Populasi yang dihasilkan pada penyebaran zigot di atas kita gunakan sebagai induk-induk untuk generasi selanjutnya.
b. Generasi kedua
Buatlah populasi induk yang terdiri dari zigot AA, Aa, dan aa yang dihasilkan pada generasi pertama. Ulangi prosedur ini sampling sepeti generasi pertama, hingga kita dapatkan zigot AA, Aa, dan aa sebagai populasi induk untuk generasi ketiga. Teruskan percobaan ini sampai lima generasi. Buatlah grafik dari hasil percobaan ini!
Percobaan 2. Seleksi Lengkap
a. Generasi pertama
Dimulai dengan populasi pada keadaan seimbang (equillibrium) dengan p(A) = q(a) = 0.5 terdiri dari 16 AA, 32 Aa, dan 16 aa. Hasilkan populasi seperti Percobaan 1, dengan 16 persilangan dalam tiap persilangan akan menghasilkan 4 progeni. Seleksi lengkap terhadap homozigot resesif ditirukan dengan cara mengabaikan semua persilangan dari induk aa yaitu antara AA x aa, Aa x aa, dan aa x aa (induk homozigot aa), jadi yang dicatat hanya persilangan selain ketiga persilangan ini. Jika kita mendapatkan pasangan-pasangan dengan induk homozigot di ats, kita masukan ke dalam kotak. Tiap 16 kali persilangan yang didapat dicatat pada kolom yang tersedia (Lampiran 2) dan hitung seperti data sebelumnya.
b. Generasi kedua
Dimulai dengan populasi yang terdiri dari zigot hasil generasi pertama. Lanjutkan percobaan ini sampai lima generasi.
c. Buatlah grafik dari hasil percobaan ini!
Percobaan 3. Seleksi Tidak Lengkap (Seleksi 50%).
a. Generasi pertama
Dimulai dengan populasi pada keseimbangan, dengan p(A)= q(a) = 0.5 terdiri dari 16 AA, 32 Aa, dan 16 aa.
Ambil masing-masing satu pasang kancing oleh dua orang secara acak. Hasil persilangan dengan induk-induk aa hanya menghasilkan dua progeni, sedangkan persilangan lain menghasilkan empat progeni. Catat hasil persilangan pada tabel Lampiran 2.
Lakukan persilangan acak ini sehingga menghasilkan 64 progeni (mungkin lebih dari 16 kali pengambilan). Kalau terjadi progeni yang didapat ada 62 maka persilangan acak yang terakhir harus persilangan dengan aa (menghasilkan dua progeni), sehingga jumlahnya 64 progeni. Untuk mempermudahnya pergunakan daftar angka pada Lampiran 5.
Hitung sebaran zigot dan frekuensi gen dalam progeni untuk generasi pertama ini. Sebaran zigot yang didapatkan digunakan sebagai induk populasi untuk generasi berikutnya.
Lakukan prosedur di atas sampai lima generasi dari seleksi sebagian ini (50%)
Buatlah grafik dari hasil percobaan ini
Buatlah grafik dari percobaan 1, 2 , dan 3 yang merupakan kompilasi hasil dari seluruh kelas!
Percobaan di atas memperlihatkan dua prinsip sederhana yang penting pengaruhnya terhadap populasi karena seleksi, yaitu:
Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya yang diakibatkan oleh seleksi
Kecepatan perubahan frekuensi gen tergantung pada intensitas seleksi
Tambahkan suatu faktor yang besar pengaruhnya terhadap kecepatan perubahan frekuensi gen melalui seleksi.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
Dapatkah faktor ini ditunjukan melalui percobaan dengan menggunakan kancing logam?
Jawaban : Bisa saja, asalkan perlakuan dan bentuknya sama seperti kancing biasa yang digunakan dalam percobaan ini.
Mengapa percobaan yang menunjukan pengaruh dari faktor ini kita pisahkan?
Jawaban : Karena pada tiap percobaan yang perlakuannya berbeda akan menghasilkan frekuensi gen dan frekuensi genotip yang berbeda juga, oleh karena itu pengaruh dari faktor ini kita pisahkan.
C. Penghayatan Genetik (Genetic Drift)
Penghayatan genetik atau efek Sewall Wright adalah kekuatan lain yang dapat mengubah frekuensi gen dalam suatu populasi. Ini bukan merupakan kekuatan biologis, tetapi merupakan konsekuensi akibat teori penarikan contoh atau sampling yang digunkan terhadap populasi. Penghanyutan genetik dapat terjadi jika terlihat reduksi drastis dalam besarnya populasi. Kita akan menirukan kondisi ini dengan menghasilkan sejumlah kecil persilangan, yaitu empat persilangan dari populasi asal yang terdiri dari 64 induk, tiap persilangan menghasilkan empat proeni.
Percobaan 1
Buatlah populasi dengan p(A)=q(a)=0.5 terdiri dari 16 AA, 32 Aa, dan 16 aauntuk generasi pertama.
Sampling populasi seperti sebelumnya, tetapi buatlah hanya empat persilangan. Masukan hasil persilangan ini ke dalam kolom data (Lampiran 3) pada keturunannya. Hitung distribusi genotipe yang diharapkan pada populasi N=64 dengan frekuensi gen berdasarkan pengamatan dengan hanya empat persilangan.
Populasi yang dihasilkan di atas merupakan populasi induk untuk generasi kedua
Ulangi prosedur di atas sampai lima kali (lima generasi) sehingga arah frekuensi gen nampak, dengan memkasakan kondisi dimana hanya terjadi empat persilangan menghasilkan empat progeni di dalam populasi tersebut. Keadaan kondisi yang dipaksakan pada populasi ini merupakan pengaruh yang berhubungan dengan penarikan contoh (sampling) terhadap induk-induknya; karena semua persilangan harus terjadi dan sama-sama produktif. Akibat percobaan yang berbeda, dapat berbeda pula hasilnya, disebabkan karena sampling yang berlainan.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
Nyatakan akibat genetic drift dari percobaan ini untuk seluruh kelas pada kertas grafik (Lampiran 3)!
Jawaban : Akibat dari genetic drift ini dapat diihat pada grafik di Lampiran 3
Apakah saudara mengharapkan penghanyutan genetik akan terjadi pada bagian percobaan 1 (tanpa seleksi)?
Jawaban : Tidak mungkin terjadi, karena genetic drift ini tidak berlaku pada percobaan tanpa seleksi yang nantinya akan masuk pada Hukum Hardy Weinberg.
Lampiran 1
Bagian A
Percobaan 1. Kombinasi persilangan acak dari 64 gamet jantan betina, dimana p(A) =q(a)=0.5
Zigot
Frekuensi
Jumlah Total
Frekuensi gen
AA
5 5 x 2= 10
A= p(A) = 0,5
10 + 6 = 0,125
6 x 1 = 6
128
Aa
6
6 x 1 = 6
a = q(a) = 0,5
aa
5 5x 2 = 10
10 + 6 = 0,125
128
Percobaan 2. Kombinasi persilangan acak dari 64 gamet jantan betina, dimana p(A) =0.25 dan q(a)=0.75
Zigot
Frekuensi
Jumlah Total
Frekuensi gen
AA
5 5x 2= 10
A= p(A)... = 0,25
10 +8
= 0,14
8 x 1 = 8
128
Aa
8
8 x 1 = 8
a = q(a) = 0,75
aa
3 3 x 2 = 6
8 + 6
= 0,109
128
Bagian B
Percobaan 1. Tanpa Seleksi
Siklus pertama
4 zigot setiap persilangan
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
1 x 4 = 4
AA x Aa
1 x 2 = 2
1 x 2 = 2
Aa
x Aa
7 x 1 = 7
7 x 2 = 14
7 x 1 = 7
AA x aa
2 x 4 = 8
-
Aa
x aa
5 x 2 = 10
5 x 2 = 10
aa
x aa
0 x 4 = 0
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 13 34 17 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 13 x 2 = 26 34x 1 = 34 17x 2 = 34
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(26+34)/128 = 0,46
q (a) = m+n128 =(34+34)/128 = 0,53 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus kedua
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
1 x 4 = 4
AA x Aa
6 x 2 = 12
6 x 2 = 12
Aa
x Aa
2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
2 x 1 = 2
AA x aa
1 x 4 = 4
-
Aa
x aa
5 x 2 = 10
5 x 2 = 10
aa
x aa
1x 4 = 4
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 18 30 16 =64
Jumlah alil : .......... x faktor 18 x 2 = 36 30 x 1 = 30 16 x 2 = 32
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(36+30)/128 = 0,51
q (a) = m+n128 =(30+32)/128 = 0,48 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus ketiga
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
1 x 4 = 4
AA x Aa
6 x 2 = 12
6 x 2 = 12
Aa
x Aa
2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
2 x 1 = 2
AA x aa
2 x 4 = 8
-
Aa
x aa
5 x 2 = 10
5 x 2 = 10
aa
x aa
0 x 4 = 0
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 18 34 12 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 18x 2 = 36 34 x 1 = 34 12 x 2 = 24
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(36+34)/128 = 0,54
q (a) = m+n128 =(34+24)/128 = 0,53 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus
q(a)
%
1
0,53
53%
2
0,48
48%
3
0,53
53%
Percobaan 2. Seleksi Lengkap
Siklus pertama
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
Aa
AA x AA
1 x 4 = 4
-
-
AA x Aa
2 x 2 = 4
2 x 2 = 4
-
Aa
x Aa
6 x 1 = 6
6 x 2 = 12
6 x 1 = 6
AA x aa
-
4 x 4 = 16
-
Aa
x aa
-
2 x 2 = 4
2 x 2 = 4
aa
x aa
-
-
1 x 4 = 4
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 14 36 14 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 14 x 2 = 28 36 x 1 = 36 14 x 2 = 28
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(28+36)/128 = 0,50
q (a) = m+n128 =(36+28)/128 = 0,50 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus kedua
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
Aa
AA x AA
2 x 4 = 8
-
-
AA x Aa
3 x 2 = 6
3 x 2 = 6
-
Aa
x Aa
5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
5 x 1 = 5
AA x aa
-
3 x 4 = 12
-
Aa
x aa
-
2 x 2 = 4
2 x 2 = 4
aa
x aa
-
-
1 x 4 = 4
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 19 32 19 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 19 x 2 = 38 32 x 1 = 32 19 x 2 = 38
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(38+32)/128 = 0,54
q (a) = m+n128 =(32+38)/128 = 0,54 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus ketiga
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
Aa
AA x AA
1 x 4 = 4
-
-
AA x Aa
5 x 2 = 10
5 x 2 = 10
-
Aa
x Aa
4 x 1 = 4
4 x 2 = 8
4 x 1 = 4
AA x aa
-
3 x 4 = 12
-
Aa
x aa
-
2x 2 = 4
2 x 2 = 4
aa
x aa
-
-
1 x 4 = 4
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 18 34 12 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 18 x 2 = 36 34 x 1 = 34 12 x 2 = 12
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(36+34)/128 = 0,54
q (a) = m+n128 =(34+12)/128 = 0,35 atau q (a) = 1 – p(A)
Percobaan 3. Seleksi Sebagian (50%)
Siklus pertama
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
Aa
AA x AA
2 x 4 = 8
-
-
AA x Aa
3 x 2 = 6
3 x 2 = 6
-
Aa
x Aa
2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
2 x 1 = 2
AA x aa
-
5 x 4 = 20
-
Aa
x aa
-
4 x 2 = 8
4 x 2 = 8
aa
x aa
-
-
0x 4 = 0
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 16 38 10 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 16 x 2 = 32 38 x 1 = 38 10 x 2 = 20
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(32+38)/128 = 0,54
q (a) = m+n128 =(38+20)/128 = 0,45 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus kedua
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
Aa
AA x AA
1 x 4 = 4
-
-
AA x Aa
4 x 2 = 8
4 x 2 = 8
-
Aa
x Aa
5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
5 x 1 = 5
AA x aa
-
1 x 4 = 4
-
Aa
x aa
-
4 x 2 = 8
4 x 2 = 8
aa
x aa
-
-
1x 4 = 4
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 17 30 17 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 17 x 2 = 34 30 x 1 = 30 17 x 2 = 34
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(34+30)/128 = 0,50
q (a) = m+n128 =(30+34)/128 = 0,50 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus ketiga
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
Aa
AA x AA
0 x 4 = 0
-
-
AA x Aa
4 x 2 = 8
4 x 2 = 8
-
Aa
x Aa
3x 1 = 3
3 x 2 = 6
3 x 1 = 3
AA x aa
-
2 x 4 = 8
-
Aa
x aa
-
6 x 2 = 12
6 x 2 = 12
aa
x aa
-
-
1 x 4 = 4
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 11 34 19 = 64
Jumlah alil : .......... x faktor 11 x 2 = 22 34 x 1 = 34 19 x 2 = 38
( l ) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(22+34)/128 = 0,43
q (a) = m+n128 =(34+38)/128 = 0,56 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus
q(a)Tanpa Seleksi
% Tanpa Seleksi
q(a) Seleksi Lengkap
% Seleksi Lengkap
q(a)Seleksi50%
% Seleksi 50%
1.
0,53
53%
0,50
50%
0,45
45%
2.
0,48
48%
0,54
54%
0,50
50%
3.
0,53
53%
0,35
50%
0,56
56%
Grafik 1. Plot frekuensi gen dari alil resesif untuk tiga level seleksi
Keterangan : Percobaan 1 (Tanpa seleksi) -----------------
Percobaan 2 (Seleksi lengkap) ___________
Percobaan 3 (Seleksi 50%) ........................
Lampiran 3.
Bagian C
Percobaan 1. Genetic Drift
Siklus pertama
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
-
0 x 4 = 0
-
-
AA x Aa
2
2 x 2 = 4
2 x 2 = 4
-
Aa x Aa
-
0 x 1 = 0
0 x 2 = 0
0 x 1 = 0
AA x aa
-
-
0 x 4 = 0
-
Aa x aa
2
-
2 x 2 = 4
2 x 2 = 4
aa x aa
-
-
-
0 x 4 = 0
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 4 8 4 =16
4 x 4 = 16 8 x 4 = 32 4 x 4 = 16
(jumlah keseluruhan menjadi = 64)
Jumlah alil : .......... x faktor 16 x 2 = 32 32 x 1 = 32 16 x 2 = 32
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(32+32)/128 = 0,5
q (a) = m+n128 =(32+ 32)/128 = 0,5 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus kedua
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
-
0 x 4 = 0
-
-
AA x Aa
1
1 x 2 = 2
1 x 2 = 2
-
Aa x Aa
2
2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
2 x 1 = 2
AA x aa
-
-
0 x 4 = 0
-
Aa x aa
-
-
0 x 2 = 0
0 x 2 = 0
aa x aa
1
-
-
1 x 4 = 4
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 4 6 6 =16
4 x 4 = 16 6 x 4 = 24 6 x 4 = 24
(jumlah keseluruhan menjadi = 64)
Jumlah alil : .......... x faktor 16 x 2 = 32 24 x 1 = 24 24 x 2 = 48
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(32+24)/128 = 0,43
q (a) = m+n128 =(24+48)/128 = 0,56 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus ketiga
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
-
0 x 4 = 0
-
-
AA x Aa
1
1 x 2 = 2
1 x 2 = 2
-
Aa x Aa
1
1 x 1 = 1
1 x 2 = 2
1 x 1 = 1
AA x aa
1
-
1 x 4 = 4
-
Aa x aa
1
-
1 x 2 = 2
1 x 2 = 2
aa x aa
-
-
-
0 x 4 = 0
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 3 10 3 =16
3 x 4 = 12 10 x 4 = 40 3 x 4 = 12
(jumlah keseluruhan menjadi = 64)
Jumlah alil : .......... x faktor 12 x 2 = 24 40 x 1 = 40 12 x 2 = 24
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(24+40)/128 = 0,5
q (a) = m+n128 =(40+24)/128 = 0,5atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus kempat
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
-
0 x 4 = 0
-
-
AA x Aa
1
1 x 2 = 2
1 x 2 = 2
-
Aa x Aa
-
0 x 1 = 0
0 x 2 = 0
0 x 1 = 0
AA x aa
1
-
1 x 4 = 4
-
Aa x aa
2
-
2 x 2 = 4
2 x 2 = 4
aa x aa
-
-
-
0 x 4 = 0
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 2 10 4 =16
2 x 4 = 8 10 x 4 = 40 4 x 4 = 16
(jumlah keseluruhan menjadi = 64)
Jumlah alil : .......... x faktor 8 x 2 = 16 40 x 1 = 40 16 x 2 = 32
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(16+40)/128 = 0,43
q (a) = m+n128 =(40+32)/128 = 0,56 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus kelima
Persilangan
Frekuensi
AA
Aa
aa
AA x AA
-
0 x 4 = 0
-
-
AA x Aa
-
0 x 2 = 0
0 x 2 = 0
-
Aa x Aa
3
3 x 1 = 3
3 x 2 = 6
3 x 1 = 3
AA x aa
-
-
0 x 4 = 0
-
Aa x aa
1
-
1 x 2 = 2
1 x 2 = 2
aa x aa
-
-
-
0 x 4 = 0
Jumlah zigot yang
Digunakan pada siklus kedua 3 8 5 =16
3 x 4 = 12 8 x 4 = 32 5 x 4 = 20
(jumlah keseluruhan menjadi = 64)
Jumlah alil : .......... x faktor 12 x 2 = 24 32 x 1 = 32 20 x 2 = 40
( l) (m) (n)
p (A) = l+m128 =(24+32)/128 = 0,43
q (a) = m+n128 =(32+40)/128 = 0,56 atau q (a) = 1 – p(A)
Siklus
q(a)
%
1.
0,5
50%
2.
0,56
56%
3.
0,5
50%
4.
0,56
56%
5.
0,56
56%
Grafik 2. Plot frekuensi gen dari alil resesif