LAPORAN PRAKTIKUM KELISTRIKAN PERTANIAN MOTOR LISTRIK 1 FASA DAN 3 FASA
Kelompok
: 2 (satu) Shift A2
Hari, Tanggal Praktikum
: Senin, 7 November 2011
Asisten
:1. Diki 2. Bakti Priandi
Anggota
: Bobby A Palem
(240110090033) (240110090033)
Rommy A Mirhadi
(240110090034) (240110090034)
Adinda Nurfadillah
(240110090035) (240110090035)
Ramdhani Pratama H (240110090036) (240110090036) Primayoga Harsana S (240110090037) (240110090037)
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PADJADJARAN JATINANGOR 2011
DAFTAR ISI
Daftar Isi ........................................... .................................................................. ............................................. ........................................ .................. i Bab I Pendahuluan 1.1 LatarBelakang....................... LatarBelakang............................................. ............................................ ..........................................1 ....................1 1.2 Tujuan ........................................... ................................................................. ............................................ ................................. ........... 1 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Prinsip Kerja Motor AC Satu Fasa ............................................ ....................................................... ........... 2 2.2 Prinsip kerja Motor AC Tiga Fasa ............................................ ....................................................... ........... 9 Bab III Metodologi Praktikum 3.1 Alat dan Bahan ............................................ ................................................................... ......................................... .................. 14 3.2 Prosedur Praktikum ......................................................... ............................................................................... ...................... 14 Bab IV Hasil 4.1 Hasil ........................................... ................................................................. ............................................ ..................................... ............... 15 4.2 Pembahasan 4.2 Bobby A Palem………………………… ...................................... ...................................... 17 4.2 Rommy A Mirhadi ................................................... ......................................................................... ...................... 21 4.2 Adinda Nurfadillah ......................... ............................................... ............................................ .......................... .... 22 4.2 Ramdhani Pratama H ........................................... .................................................................. .......................... ... 23 4.2 Primayoga Harsana S ...................................................... ..................................................................... ............... 26 Bab V Kesimpulan dan Saran Bab V Bobby A Palem .................................... .......................................................... ..................................... ............... 37 Bab V Rommy A Mirhadi ........................ .............................................. ............................................ ...................... 39 Bab V Adinda Nurfadillah ........................................................ ................................................................... ........... 40 Bab V Ramdhani Pratama H ...................................... ............................................................ .......................... .... 41 Bab V Primayoga Harsana S .......................................... ................................................................ ...................... 42 Daftar Pustaka ............................................................. ................................................................................... ..................................... ............... 43 Lampiran ........................................... .................................................................. ............................................. ........................................ .................. 44
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Motor
listrik
merupakan
sebuah
perangkat
elektromagnetis
yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor -motor -motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah ( mixer , bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala dise but dise but “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah mengukur dimensi pada tiap-tiap bagian dari motor listrik. Setelah melakukan pengukuran, diharapkan praktikan dapat membedakan antara motor listrik satu fasa dengan motor listrik tiga fasa. Dari percobaan ini praktikan diharapkan dapat lebih memahami tentang perbedaan motor listrik satu fasa dengan motor listrik tiga fasa serta dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun yang menjadi tujuan dari percobaan ini, antara lain : 1.
Mahasiswa dapat mendeskripsikan motor listrik satu fasa dan motor listrik tiga fasa,
2.
Mahasiswa dapat mengetahui spesifikasi motor listrik satu fasa dan motor listrik tiga fasa,
3.
Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan motor listrik satu fasa dan tiga fasa.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan karakteristik dari arus listrik yang mengalir, motor AC (Alternating Current, Arus Bolak-balik) terdiri dari 2 jenis , yaitu: a. Motor listrik AC / arus bolak-balik 1 fasa b. Motor listrik AC / arus bolak-balik 3 fasa
2.1 Prinsip Kerja Motor AC Satu Fasa
Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2), lihat gambar1.
Gambar 1. Prinsip Medan Magnet Utama dan Medan magnet Bantu Motor Satu fasa
Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi impedansi belitan utama. Grafik arus belitan bantu (Ibantu) dan arus belitan utama (Iutama) berbeda fasa sebesar φ, hal ini
2
disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar sebesar φ dengan medan magnet bantu.
Gambar 2. grafik Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama
Gambar 3. Medan magnet pada Stator Motor satu fasa
Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1 -U2 dialiri arus utama Iutama. yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya. 3
Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batang-batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor rotor sangkar.
Gambar 4. Rotor sangkar
Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan menghasilkan torsi putar pada rotor.
a. Motor Kapasitor
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning. Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan tegangan suplai PLN 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada peralatan rumah tangga. tangga.
Gambar 5. Motor kapasitor 4
Belitan stator terdiri atas belitan utama dengan notasi terminal U1-U2, dan belitan bantu dengan notasi terminal Z1-Z2 Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan kawat netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90°. Pengaturan arah putaran motor kapasitor dapat dilakukan dengan (lihat gambar6): -
Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja CB disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan terminal.
-
Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambung kan ke terminal Z1 dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U1.
Gambar 6. Pengawatan motor kapasitor dengan pembalik putaran. Motor kapasitor dengan daya diatas 1 KW di lengkapi dengan dua buah kondensator dan satu buah saklar sentrifugal. Belitan utama U1-U2 dihubungkan dengan jala-jala L1 dan Netral N. Belitan bantu Z1-Z2 disambungkan seri dengan kondensator kerja CB, dan sebuah kondensator starting CA diseri dengan kontak normally close (NC) dari saklar sentrifugal, lihat gambar 7. Awalnya belitan utama dan belitan bantu mendapatkan tegangan dari jala jala L1 dan Netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya membentuk loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan kondensator bantu CA.
5
Gambar 7. Pengawatan dengan Dua Kapasitor
Fungsi dari dua kondensator yang disambungkan parallel, CA+CB, adalah untuk meningkatkan nilai torsi awal untuk mengangkat beban. Setelah putaran motor mencapai 70% putaran, saklar sentrifugal terputus sehingga hanya kondensator kerja CB saja yang tetap bekerja. Jika kedua kondensator rusak maka torsi motor akan menurun drastis, lihat gambar 8.
Gambar 8. Karakteristik Torsi Motor kapasitor
b. MotorShaded Pole
Motor shaded pole atau motor phasa terbelah termasuk motor satu phasa daya kecil, dan banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin, blender. Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua kawat yang terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah phasa.
6
Belitan stator dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transfor mator. Rotornya berbentuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator ditopang dua buah bearing.
Gambar 9. motor shaded pole, Motor fasa terbelah.
Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan dua bagian, yaitu bagian stator dengan belitan stator dan dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar ditempatkan di tengah-tengah stator, lihat gambar 10
Gambar 10. Penampang motor shaded pole.
Torsi putar dihasilkan oleh adanya pembelahan phasa oleh kawat shaded pole. Konstruksi yang sederhana, daya yang kecil, handal, mudah dioperasikan,
7
bebas perawatan dan cukup di suplai dengan Tegangan AC 220 V, jenis motor shaded pole banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga ke cil.
c. Motor Universal
Motor Universal termasuk motor satu phasa dengan menggunakan belitan stator dan belitan rotor. Motor universal dipakai pada mesin jahit, motor bor tangan. Perawatan rutin dilakukan dengan mengganti sikat arang yang memendek atau pegas sikat arang ar ang yang lembek. Kontruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan, daya yang kecil, torsinya yang cukup besar motor universal dipakai untuk peralatan rumah tangga.
Gambar 11. komutator pada motor universal.
Bentuk stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Belitan rotor memiliki dua belas alur belitan dan dilengkapi komutator dan sikat arang yang menghubungkan secara seri antara belitan stator dengan belitan rotornya. Motor universal memiliki kecepatan tinggi sekitar 3000 rpm.
Gambar 12. stator dan rotor motor universal 8
Aplikasi motor universal untuk mesin jahit, untuk mengatur kecepatan dihubungkan dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.
2.2 Prinsip kerja Motor AC Tiga Fasa
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang sei mbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar sebes ar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
Gambar 13. sistem 3 fase.
Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturutturut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
a. Hubungan Bintang (Y, wye) Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf. 9
Gambar 14. Hubungan Bintang (Y, wye).
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase). Vline = 1,73Vfase
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama, ILine = Ifase Ia = Ib = Ic
b. Hubungan Segitiga Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.
Gambar 15. Hubungan Segitiga Segitig a (delta, Δ, D). Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
10
Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: Iline = 1,73Ifase
c. Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.
Gambar 16. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.
Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah Pfase = Vfase.Ifase.cos θ
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan, PT = 3.Vf.If.cos θ
Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan perfasanya perfasan ya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah: PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase,
11
sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah: PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada p ada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.
d. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban. Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu: -
Ketidakseimbangan pada beban.
-
ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.
Gambar 17. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.
Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui
12
dengan indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan.
13
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
1. Motor listrik 1 fasa 2. Motor listrik 3 fasa 3. Jangka sorong 3.2. Prosedur Percobaan
Prosedur yang digunakan pada praktikum kali ini a dalah : 1. Menyiapkan motor listrik yang akan diukur dimensinya. 2. Menyiapkan peralatan ukur yang akan digunakan. 3. Mengukur bagian-bagian dari motor listrik 1 fasa dan 3 fasa.
14
BAB IV HASIL 4.1Hasil
15
16
Nama: Bobby A Palem NPM: 240110090033 240110090033
4.2 Pembahasan
A. Motor Listrik 1 Phase
Motor listrik induksi satu phase hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu phase, memiliki sebuah rotor kandang kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp (Parekh, 2003). 2003). Pada motor induksi satu phase, ketika stator dicatu dengan tegangan AC satu phase maka pada stator tidak timbul suatu medan magnet putar, tetapi menimbulkan 2 medan putar yang sama tetapi memiliki arah yang berbeda. Hal ini tetap dapat menimbulkan arus induksi pada rotor, akan tetapi dengan adanya 2 medan putar yang sama dengan arah yang berlawanan, rotor tidak dapat berputar tetapi hanya bergetar. bergetar. Perbedaan utama antara berbagai jenis motor AC fasa tunggal adalah bagaimana mereka pergi tentang memulai rotor dalam suatu arah tertentu seperti bahwa bidang bolak akan menghasilkan gerakan berputar ke arah yang diinginkan. Hal ini biasanya dilakukan oleh beberapa perangkat yang memperkenalkan fase-bergeser medan magnet pada salah satu sisi rotor. Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batang-batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor rotor sangkar. Pada motor listrik satu phase terdapat tulisan berupa spesifikasi data elektrik yang terdapat pada name plate nya, contohnya :
Daya
: ¼ HP
Arus
: 4.6/2.3 A
Tegangan
: 110V/220V
Kecepatan
: 1440 RPM
Model
: JY09A-4, 50C/S1981
Spesifikasi ini mengartikan bahwa motor ini mempunyai: -
Tegangan
17
Untuk tegangan 110V/220V, ini artinya motor tersebut dapat dijalankan dengan tegangan mulai dari 110V s/d 220V. -
Kecepatan Untuk putaran atau kecepatan 1440 RPM ini artinya jika motor dijalankan baik pada frekuensi rendah maupun tingginya maka motor akan menghasilkan putaran sebesar 1440 RPM.
-
Arus Untuk Arus 4.6/2.3A, ini artinya jika pada tegangan diberikan sebesar 110V maka arus yang dihasilkan adalah 2.3A, sebaliknya jika tegangan diberikan sebesar 220 maka arusnya adalah 4.6A.
-
Daya Untuk daya ¼ HP, ini sebaiknya ditest terlebih dahulu daya (HP atau Kw) yang sesungguhnya diperlukan. Jika membeli terlalu besar HP, merupakan kerugian tenaga listrik.
B. Motor Listrik 3 Phase
Motor listrik induksi tiga phase medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga phase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor , jaringan listrik, dan grinder dan grinder . Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp (Parekh, 2003). Pada motor induksi tiga phase, ketika stator dicatu dengan tegangan AC 3 phase, maka pada kumparan-kumparan stator akan timbul suatu medan putar. Flux yang dihasilkan oleh medan putar ini akan memotong kumparan-kumparan pada rotor dan menimbulkan arus induksi pada rotor. Arus induksi yang mengalir ini akan mengakibatkan timbulnya medan pada rotor. Interaksi medan rotor dengan medan putar pada stator ini menimbulkan suatu torsi yang menyebabkan rotor berputar searah dengan arah medan putar stator. Pada motor listrik tiga phase terdapat tulisan berupa spesifikasi data elektrik yang terdapat pada name plate nya, contohnya :
18
Daya
: ¼ HP
Frekuensi
: 50/60 Hz
Tegangan
: 220V/380V
Kecepatan
: 2850/3450 RPM
Spesifikasi ini mengartikan bahwa motor ini mempunyai -
Tegangan Untuk tegangan 220V/380V, ini artinya motor tersebut dapat dijalankan dengan tegangan mulai dari 220V s/d 380V.
-
Kecepatan Untuk putaran atau kecepatan 2850/3450 RPM ini artinya jika motor dijalankan baik pada frekuensi 50 Hz ataupun 60 Hz maka motor akan menghasilkan putaran sebesar 2850/3450 RPM.
-
Frekuensi Untuk frekuensi 50/60 Hz ini bermakna bahwa motor dapat dihubungkan atau digunakan dengan frekuensi 50 Hz ataupun 60 Hz.
-
Daya Untuk daya ¼ HP, ini sebaiknya ditest terlebih dahulu daya (HP atau Kw) yang sesungguhnya diperlukan. Jika membeli terlalu besar HP, merupakan kerugian tenaga listrik.
Keuntungan dan Kerugian Motor Induksi :
Keuntungan : a. Bentuknya sederhana/ simple simple dan kuat b. Biaya pembuatan murah c. Perawatannya tidak sulit d. Untuk start tidak memerlukan extra starting motor
Kerugian : a. Apabila beban dinaikkan maka speednya akan menurun me nurun b. Speed tidak bervariasi tanpa mengorbankan efisiensinya
19
Pertanyaan Laporan :
1.
Jelaskan perbedaan cara kerja motor listrik 1 fasa dengan 3 fasa?
2.
Apa yang dimaksud dengan beltan utama dan belitan bantu pada motor listrik?
3.
Bagaimana hubungan arus bantu dengan arus utama?
Jawaban :
1.
Pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2).
2.
Belitan utama adalah belitan yang menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu adalah belitan yang dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama.
3.
Arus belitan bantu (Ibantu) dan arus belitan utama (Iutama) berbeda fasa sebesar 900, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar 90 0 dengan medan magnet bantu.
20
Nama : Rommy Aditya M NPM : 240110090034 240110090034
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini ialah tentang pengukuran motor listrik 1 fasa dan 3 fasa motor listrik ini Cara kerja motor listrik 1 fasa yaitu rotor dari motor listrik terletak dalam medan magnetik yang berubah sehingga pada rotor terbentu tegangan induksi,tegangan tersebutlah yang menimbulkan arus litrik pada rotor,Untuk menghasilkan medan magnetik yang berbeda fase diperlukan 2 arus litrik bolak balik yang berbeda fasa oleh sebab itu kumparan stator terdiri dari 2 bagian yang masing masing disebut disebut kumparan stator utama dan stator bantu. Sedangkan motor 3 fasa bekerja Pada dasarnya, motor listrik 3 fasa memiliki kumparan stator yang terpisah dengan cara masing-masing stator terdiri atas satu ujung masuk dan ujung keluar jadi total semua nya menjadi 6 sisi kumparan oleh sebab itu motor listrik 3 fasa ini bekerja dengan keenam ujung kumparan dikeluarkan dari dalam motor dan terletak pada kotak terminal.keenam ujung kumparan ditempatkan 2 baris yang setiap barisnya merupakan ujung kumparan sejenis dari 3 kumparan penempatan 2 ujung kumparan tidak ad baris yang sama. Didalam motor listrik disebutkan yaitu yaitu arus utama dan arus bantu yang yang dimaksud arus utama ialah Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki memili ki impedansi lebih kecil,Sedangkan arus bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak,jadi impedansi dnya lebih leb ih besa b esarr diband di banding ing impedan imp edansi si belitan beli tan utama. uta ma. Hubu Hubung ngan an arus arus bant bantu u dan dan arus arus utama yaitu dari masing-masing fluks yang ada pada lilitan stator tersebut terjadilah suatu medan magnit putar sehingga motor dapat berputar.
21
Nama: Adinda Nurfadillah NPM: 240110090036 240110090036
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, praktikan ditugaskan untuk mengukur dimensi tiap bagian motor listrik satu fasa dan tiga fasa. Pada awal praktikum, terdapat te rdapat motor listrik yang sebelumnya telah dipisah tiap-tiap komponennya. Tujuannya antara lain adalah untuk memudahkan bagi praktikan untuk mengukur besarnya dimensi tiap-tiap bagian dari motor listrik tersebut. Selanjutnya dilakukan pencatatan data untuk membandingkan antara motor listrik satu fasa dengan motor listrik tiga fasa. Dari data hasil pengukuran dapat dilihat terdapat perbedaan dalam dimensi/ukuran dari tiap-tiap komponen motor listrik. Dari segi bentuk terlihat berbeda. Motor listrik tiga fasa dapat dipisah komponennya komponennya dengan mudah, sedangkan motor listrik satu fasa tidak. Sehingga tidak dapat membandingkan banyak lilitan pada kedua motor tersebut. Untuk motor listrik satu fasa, diperoleh data pengukuran bahwa ukuran diameter rumah memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan diameter rumah pada motor listrik tiga fasa. Pada motor listrik tiga fasa, besarnya tegangan dan rpm lebih besar dibandingkan dengan besarnya tegangan dan rpm pada motor listrik satu sat u fasa. Selain itu, dari data yang didapat, pada motor listrik tiga fasa sekat-sekat. Jika melihat ukuran/dimensi tiap komponen motor listrik, beberapa faktor dapat mempengaruhi perbedaan ukuran/dimensi dari masing-masing komponen motor listrik. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari spesifikasi motor yang menurut literatur memang seharusnya berbeda antara motor listrik satu fasa dengan motor listrik tiga fasa.
22
Nama: Ramdhani Pratama H NPM: 240110090036 240110090036 4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dibahas mengenai materi pengenalan motor listrik fase 1 dan fase 3, cara kerja dari motor listrik fase 1 berbeda dengan fase 3. konstruksi motor induksi satu fasa sama dengan motor induksi 3 fasa, bedanya kumparan stator hanya ada 1 fasa. Sumber bolak balik dari jala – jala – jala listrik yang mengalir melalui kumparan stator pada motor induksi satu fasa akan menghasilkan fluks bolak balik di sekitar kumparan stator tersebut. Pada dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan stator yang terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung keluar. Oleh karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor litrik tiga fasa terdapat 6 (enam) ujung sisi kumparan stator. • Kumparan Z1 mempunyai ujung masuk U1 dan ujung keluar U2. • Kumparan Z2 mempunyai ujung masuk V1 dan ujung keluar V2. • Kumparan Z3 mempunyai ujung masuk W1 dan ujung keluar W2. Keenam ujung kumparan dikeluarkan dari dalam motor dan terletak pada kotak terminal (terminal box). Keenam ujung kumparan ditempatkan 2 (dua) baris yang setiap barisnya merupakan ujung kumparan sejenis dari ketiga kumparan. Penempatan 2 (dua) ujung kumparan tidak pada baris yang sama. Setiap ujung kumparan ditempatkan pada kotak terminal menggunakan mur-baut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan cara penghubungan ujung-ujung kumparan stator. Belitan utama adalah belitan yang menggunakan penampang kawat tembaga yang lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu adalah belitan yang dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama. Belitan utama selalu dirancang mempunyai nilai resistansi rendah dan nilai reaktansi tinggi dibanding dengan belitan bantu yang selalu mempunyai nilai reaktansi rendah dan resistansi tinggi. Kedua belitan ini dihubungkan ke sumber jala-jala. Dengan kondisi nilai resistansi dan reaktansi belitan masing-masing tidak sama nilainya, maka sudut fase arus yang mengalir melalui belitan utama.
23
Akibat adanya beda fasa antara arus belitan utama dan arus belitan bantu maka pada stator akan terjadi medan magnet ini akan diinduksikan pada belitan rotor dan akhirnya akan berputar. Daya tiga fase AC dihasilkan dari tiga tegangan yang berbeda. tiap fase memiliki perbedaan 120 derajat dari yang lainnya. Saat fase satu (A) pada tegangan nol, fase dua (B) dekat pada tegangan maksimum dan mengalirkan arus arah positif. Fase ketiga (C) dekat dengan tegangan maksimum, akan mengalirkan arus dengan arah negatif. 3 fase ini akan berubah dari positif ke negatif seperti siklus daya AC. Medan magnet yang berputar dihasilkan jika 3 fase ini dihubungkan ke listrik pada stator motor AC. Pada contoh ini, menggunakan waktu 1 sebagai titik referensi, arus mengalir dari fase hijau A yaitu positif dan kutub A1 adalah utara. Sedangkan kutub sebaliknya, A2 adalah selatan. Resultan dari medan magnet ditunjukkan dengan gerakan dari utara ke selatan. Arus mengalir pada fase biru B adalah negatif, sehingga kutub B2 adalah utara dan B1 adalah selatan. Resultan dari medan magnet mengalir dari B2 ke B1.
Tidak ada arus yang mengalir pada fase merah C, sehingga seluruh kutub tidak memiliki daya magnet. Kutub tersebut netral. Artinya tidak ada medan magnet yang terbentuk. Medan magnet ini menghasilkan gerkana berputar dengan arah yang ditunjukkan oleh panah. Panah ini menunjukkan gerakan dari rotor. Grafik arus belitan bantu (I bantu) dan arus belitan utama (I utama) berbeda fasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar φ dengan medan magnet bantu.
24
Gambar 2. grafik Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama
Gambar 3. Medan magnet pada Stator Motor satu fasa Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus I bantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1 -U2 dialiri arus utama I utama. yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya.
25
Nama : Primayoga Harsana S NPM : 240110090037 240110090037 4.2 Pembahasan Prinsip kerja Motor AC Satu Fasa
Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2).
Gambar 1. Prinsip Medan Magnet Utama dan Medan magnet Bantu Motor Satu fasa
Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama. Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda fasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar φ dengan medan magnet bantu.
Gambar 2. grafik Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama 26
Gambar 3. Medan magnet pada Stator Motor satu fasa
Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1 -U2 dialiri arus utama Iutama. yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya. Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batang-batang kawat yang ujung-ujungnya ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor rotor sangkar.
Gambar 4. Rotor sangkar
27
Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, me nghasilkan tegangan induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan menghasilkan torsi putar pada rotor.
Motor Kapasitor
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning. Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan tegangan suplai PLN 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada peralatan rumah tangga. tangga.
Gambar 5. Motor kapasitor Belitan stator terdiri atas belitan utama dengan notasi terminal U1-U2, dan belitan bantu dengan notasi terminal Z1-Z2 Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan kawat netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90°. Pengaturan arah putaran motor kapasitor dapat dilakukan dengan (lihat gambar6): •
Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja CB disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan terminal.
•
Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambung kan ke terminal Z1 dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U1.
28
Gambar 6. Pengawatan motor kapasitor dengan pembalik putaran. Motor kapasitor dengan daya diatas 1 KW di lengkapi dengan dua buah kondensator dan satu buah saklar sentrifugal. Belitan utama U1-U2 dihubungkan dengan jala-jala L1 dan Netral N. Belitan bantu Z1-Z2 disambungkan seri dengan kondensator kerja CB, dan sebuah kondensator starting CA diseri dengan kontak normally close (NC) dari saklar sentrifugal, lihat gambar 7. Awalnya belitan utama dan belitan bantu mendapatkan tegangan dari jala jala L1 dan Netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya membentuk loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan kondensator bantu CA.
Gambar 7. Pengawatan dengan Dua Kapasitor
Fungsi dari dua kondensator yang disambungkan parallel, CA+CB, adalah untuk meningkatkan nilai torsi awal untuk mengangkat beban. Setelah putaran motor mencapai 70% putaran, saklar sentrifugal terputus sehingga hanya
29
kondensator kerja CB saja yang tetap bekerja. Jika kedua kondensator rusak maka torsi motor akan menurun drastis, lihat gambar 8.
Gambar 8. Karakteristik Torsi Motor kapasitor
MotorShaded Pole
Motor shaded pole atau motor phasa terbelah termasuk motor satu phasa daya kecil, dan banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin, blender. Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua kawat yang terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah phasa. Belitan stator dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transfor mator. Rotornya berbentuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator ditopang dua buah bearing.
Gambar 9. motor shaded pole, Motor fasa terbelah.
30
Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan dua bagian, yaitu bagian stator dengan belitan stator dan dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar ditempatkan di tengah-tengah stator, lihat gambar 10.
Gambar 10. Penampang motor shaded pole.
Torsi putar dihasilkan oleh adanya pembelahan phasa oleh kawat shaded pole. Konstruksi yang sederhana, daya yang kecil, handal, mudah dioperasikan, bebas perawatan dan cukup di suplai dengan Tegangan AC 220 V, jenis motor shaded pole banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga kecil .
Motor Universal
Motor Universal termasuk motor satu phasa dengan menggunakan belitan stator dan belitan rotor. Motor universal dipakai pada mesin jahit, motor bor tangan. Perawatan rutin dilakukan dengan mengganti sikat arang yang memendek atau pegas sikat arang ar ang yang lembek. Kontruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan, daya yang kecil, torsinya yang cukup besar motor universal dipakai untuk peralatan rumah tangga.
Gambar 11. komutator pada motor universal.
31
Bentuk stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Belitan rotor memiliki dua belas alur belitan dan dilengkapi komutator dan sikat arang yang menghubungkan secara seri antara belitan stator dengan belitan rotornya. Motor universal memiliki kecepatan tinggi sekitar 3000 rpm.
Gambar 12. stator dan rotor motor universal Aplikasi motor universal untuk mesin jahit, untuk mengatur kecepatan dihubungkan dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.
Motor listrik 3 fase
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang sei mbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar sebes ar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
Gambar 1. sistem 3 fase. Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-
32
turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
Hubungan Bintang (Y, wye)
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.
Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye). Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase). Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase. Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama, ILine = Ifase Ia = Ib = Ic
Hubungan Segitiga
Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase. 33
Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D). Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka: Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase
Daya pada Sistem 3 Fase 1. Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang
Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.
Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang. Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah Pfase = Vfase.Ifase.cos θ
34
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan, PT = 3.Vf.If.cos θ
• Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah: PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
• Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah: PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.
2. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang
Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban. Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu: 1. Ketidakseimbangan pada beban. 2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
35
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.
Gambar 5. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.
Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan.
36
Nama : Bobby A. Palem NPM : 240110090033 240110090033
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama dan belitan fasa bantu. b. Motor listrik 1 phase ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. c. Pada motor induksi 1 phase, ketika stator dicatu dengan tegangan AC satu phase maka pada stator tidak timbul suatu medan magnet putar, tetapi menimbulkan 2 medan putar yang sama tetapi memiliki arah yang berbeda. d. Motor listrik 3 phase memiliki kemampuan daya yang tinggi, diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan menggunakan jenis ini. e. Pada motor induksi tiga phase, ketika stator dicatu dengan tegangan AC 3 phase, maka pada kumparan-kumparan stator akan timbul suatu medan putar. f. Keuntungan motor listrik induksi :
Bentuknya sederhana/simple dan kuat
Biaya pembuatan murah
Perawatannya tidak sulit
Untuk start tidak memerlukan extra starting motor
g. Kerugian motor listrik induksi :
Apabila beban dinaikkan maka speednya akan menurun m enurun
Speed tidak bervariasi tanpa mengorbankan efisiensinya
37
5.2 Saran
a. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum kali ini, praktikan atau mahasiswa melakukan sebuah percobaan tentang motor listrik agar mahasiswa dapat mengetahui langsung prinsip kerja dan pengoperasian motor listrik tersebut. b. Permasalahan sarana dan prasarana yang berkaitan langsung dengan praktikum sebaiknya diperbaiki dan diperbaharui agar dalam proses kegiatan
praktikum
selanjutnya
tidak
terjadi
hambatan
dalam
pelaksanaannya. c. Dalam praktikum kali ini seharusnya peran serta asisten dalam menjelaskan materi ini lebih banyak menerangkan mengenai motor listrik, sebab minimnya pengetahuan praktikan akan materi ini dan pada praktikum kali ini tidak ada simulasi percobaan.
38
Nama: Rommy A Mirhadi NPM: 240110090034 240110090034 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum didapat kesimpulan yaitu: 1. Untuk menghasilkan medan magnetik suatu motor listrik li strik dibutuhkan 2 arus listrik bolak-balik. 2. Motor listrik ialah suatu komponen listrik yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik ataupun energi gerak. 3. Terdapat 2 stator yaitu stator utama dan stator stat or bantu. 4. Belitan arus utama menggunakan penampang kawat lebih besar daripada arus bantu ini menyebabkan arus impedensi belitan arus utama lebih kecil. 5.2 Saran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam praktikum kali ini adalah: 1. Tepat dalam pengukuran. 2. Gambar dengan baik agar terlihat jelas
39
Nama: Adinda Nurfadillah NPM: 240110090035 240110090035
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan diantaranya adalah :
Motor listrik fase 1 dan fase 3 memiliki kesamaan konstruksi, akan tetapi memiliki prinsip kerja yang berbeda.
Arus yang dihasilkan oleh belitan utama lebih besar dibandingkan arus yang dihasilkan oleh belitan bantu.
Motor listrik ialah suatu komponen listrik yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik ataupun energi gerak.
5.2 Saran
Terdapat beberapa saran dalam praktikum ini diantaranya :
Alat yang digunakan dalam praktikum harus dalam kondisi baik
Kurang kondunsifnya praktikum dikarenakan banyak praktikan yang tidak bekerja dan mengobrol saat praktikum
40
Nama: Ramdhani Pratama H NPM: 240110090036 240110090036
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan diantaranya adalah :
Motor listrik fase 1 dan fase 3 memiliki kesamaan konstruksi, akan tetapi memiliki prinsip kerja yang berbeda.
Belitan utama selalu dirancang mempunyai nilai resistansi rendah dan nilai reaktansi tinggi dibanding dengan belitan bantu yang selalu mempunyai nilai reaktansi rendah dan resistansi tinggi.
Arus yang dihasilkan oleh belitan utama lebih besar dibandingkan arus yang dihasilkan oleh belitan bantu.
Motor listrik 3 fasa yang ukur dimensi dan spesifikasinya merupakan jenis motor: HFE DO1 HFE001.
5.2 Saran
Terdapat beberapa saran dalam praktikum ini diantaranya :
Alat yang digunakan dalam praktikum harus dalam kondisi baik
Assisten lebih menjelaskan secara detail tentang prosedur praktikum.
41
Nama : Primayoga Harsana S NPM : 240110090037 240110090037
BAB V KEIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
a.
Motor listrik 1 fase memiliki ukuran lebih besar daripada motor listrik 3fase
b. Motor listrik 1 fase hanya memiliki satu kumparan pada bagian statornya. c. Motor listrik 1 fase memiliki lilitan utama dan lilitan bantu untuk membuat fase belah d. Penggunaan motor listrik 1 fase umumnya pada mesin-mesin rumah tangga karena kaasitas dayanya yang lebih kecil e. Motor listrik 3 fase memiliki lebih dari satu kumparan pada bagian statornya. f.
Penggunaan motor listrik 3 fase banyak terdapat pada skala industri dikarenakan kapasitas dayanya yang lebih besar
5.2
Saran
Pada praktikum ini asisten perlu menjelaskan lebih detail tentang motor listrik satu fase atau tiga fase
Kurang kondunsifnya praktikum dikarenakan banyak praktikan yang tidak bekerja dan mengobrol saat praktikum
42
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html diakses pada tanggal 12 november november 2011 pukul 17:30 17:30 http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/sistem-3-fasa.html diakses pada tanggal 12 November 2011 pukul 18:00
43
LAMPIRAN LAMPIRAN
Motor listrik 1 fasa
motor listrik 3 fasa
44