PRAKTIKUM DRYING
I.
TUJUAN Mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mempel Mempelajar ajarii bagaima bagaimana na proses proses drying 2. Memb Membua uatt kurv kurvaa antar antaraa drying drying time time deng dengan an moisture content , drying time
dengan drying rate, rate, dan moisture content dengan dengan drying rate. rate. 3. Menentukan critical moisture content pada pada kentang yang dikeringkan di II.
dalam dryer. DASAR TEORI Pengeringan Pengeringan (Drying) adalah (Drying) adalah suatu proses dimana terjadi perpindahan massa assa dan perp perpin inda daha han n panas anas seca secara ra sim simulta ultan n dari dari suat suatu u bah bahan ke lingku lingkunga nganny nnya. a. Penger Pengering ingan an adalah adalah suatu suatu cara cara untuk untuk mengel mengeluar uarkan kan atau atau menghi menghilan langka gkan n sebagi sebagian an air dari dari suatu suatu bahan bahan dengan dengan pengua penguapan pan melalui melalui penggunaan energi panas. Kandungan air tersebut dikurangi sampai batas tert terten entu tu sehin sehingg ggaa mikr mikroo oorg rgan anism ismee tida tidak k dapa dapatt tumb tumbuh uh lagi lagi dida didalam lamny nyaa !iinarn ! narno, o, 1""# 1""#$. $. Peng Penger erin inga gan n
ini send sendir irii meru merupa paka kan n pros proses es (drying) ini
penghilangan sejumlah air dari material suatu bahan tertentu. %alam pengeringan ini, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan makanan yang akan dikeringkan. Material ini biasanya dikontakkan dengan udara kering yang kemudian terjadi perpindahan massa air dari material ke udara pengering. &ara &ara pemi pemisah sahaan aan air air atau atau 'at 'at cair cair lain lain dari dari baha bahan n padat padatan an dapa dapatt dilaku dilakukan kan dengan dengan memeras memeras 'at cair tersebu tersebutt secara secara mekani mekanik k hingga hingga keluar keluar airnya, dengan pemisahan sentri(ugal, atau dengan penguapan secara termal. Pemisahan 'at cair secara mekanik bertujuan untuk menurunkan kandungan air atau atau 'at cair dari dari suatu suatu padatan padatan sebelum sebelum mengum mengumpan pankan kanny nyaa ke penger pengering ing panas. Kandungan 'at cair di dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan dengan bahan yang lainnya. )ahan yang tidak mengandung 'at cair c air * air sama sekali disebut kering tulang. +amun pada umumnya, 'at padat masih mengandung sejumlah kecil 'at cair * air Krisna iannanda, 2-11$. %alam beberapa kasus, air dihilangkan secara mekanik dari material padat dengan cara di press, press, sentri(ugasi dan lain sebagainya. &ara ini lebih murah dibandingkan pengeringan dengan menggunakan panas. Kandungan air
dari bahan yang sudah dikeringkan bervariasi bergantung dari produk yang ingin ingin dihasil dihasilkan kan.. Misalny Misalnyaa garam garam kering kering mengan mengandun dung g -,/ -,/ air, air, batu batu bara bara mengandun mengandung g 0/ air dan produk makanan mengandung mengandung sekitar / air. Drying adalah suatu istilah yang mengandung mengandung arti bahwa terdapat pengurangan pengurangan kadar 'at cair dari suatu nilai awal menjadi suatu nilai akhir yang dapat diterima. Proses Proses penger pengering ingan an terjadi terjadi melalui melalui pengua penguapan pan air karena karena perbed perbedaan aan tekanan dan potensial uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Pengua Penguapan pan kandun kandungan gan air yang yang terdapat terdapat dalam dalam bahan bahan juga juga terjadi terjadi karena karena adanya panas yang dibawa oleh media pengering itu sendiri yaitu udara. ap air air terse tersebu butt akan akan dilep dilepask askan an dari dari perm permuk ukaa aan n baha bahan n ke udar udaraa peng pengeri ering ng.. Penguapan air dari bahan meliputi empat tahap yaitu : 1. 2. #. 0.
Pele Pelepas pasan an ika ikatan tan dari dari bah bahan an %i(usi %i(usi air air dan uap air ke ke permu permukaan kaan bahan bahan Perubah Perubahan an tahap tahap menjad menjadii uap uap air Perp Perpin inda dahan han uap uap air air ke uda udara ra Peristiwa yang terjadi selama proses pengeringan meliputi dua proses,
yaitu perpindahan perpindahan panas dan perindahan massa. Perpindahan Perpindahan panas adalah suatu proses pemberian pemberian panas panas pada bahan untuk menguapka menguapkan n air dari dalam bahan atau proses perubahan bentuk cair ke bentuk gas. edangkan perpindahan massa mass a yaitu pengeluaran massa mass a uap air dari permukaan bahan ke udara. 3aktor utama yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dari suatu bahan pangan adalah si(at (isik dan si(at kimia suatu bahan, pengaturan geom geomet etris ris baha bahan n dalam dalam peng pengeri ering ng,, si(at si(at4si 4si(at (at (isik (isik dari dari lingk lingkun unga gan n dan dan karakt karakteris eristik tik alat penger pengering ing.. i(at i(at (isik (isik dan kimia kimia bahan bahan melipu meliputi ti bentuk bentuk,, ukuran, komposisi dan kadar airnya. Pengaturan geometris bahan berhubungan dengan permukaan alat atau media perantara pemindah panas. i(at4si(at (isik lingkungan dan karakteristik pengering meliputi suhu, kelembaban, kecepatan udara dan e(isiensi pemindahan panas 5kos, et al, 1""2$. 6at padat padat yang yang akan akan dikerin dikeringka gkan n biasany biasanyaa terdap terdapat at dalam dalam berbag berbagai ai bentuk diantaranya flake, granule, crystal, powder, powder, slab, ayau continous sheet, dengan si(at yang berbeda satu sama lain. 6at cair yang akan diuapkan itu mungkin mungkin terdapat pada permukaan 'at padat misalnya misalnya drying kristal kristal garam$, bisa seluruhnya terdapat didalam 'at padat pada pemisahan 'at pelarut dari
lembaran polimer$, atau bisa juga sebagian di luar dan sebagian di dalam 'at padat. 1. Kurva 7aju Pengeringan untuk Kondisi Pengeringan Konstan %ata diperoleh dari eksperimen, dan biasanya diperoleh ! total massa dari padatan basah padatan basah dengan kelembaban$ pada perbedaan waktu t$ jam pada periode pengeringan. emua data dapat dikonversikan menjadi data laju pengeringan dengan beberapa cara. Pertama, data di hitung kembali, jika ! adalah berat dari padatan basah dalam kilogram total air dengan padatan kering dan !s adalah berat dari padatan kering dalam kilogram. W −W s kgtotal water lb total water X t = 1$ W s kg dry solid lbdry solid
(
)
8ambar 99.1 Kurva kandungan air moisture content $ t versus waktu t
ntuk
kondisi
pengeringan
konstan
yang
diberikan,
kadar
kesetimbangan air kg kadar kesetimbangan*kg padatan kering sudah ditentukan. Kemudian kadar air bebas dalam kg air bebas*kg padatan kering sudah dihitung untuk masing masing nilai dari t. &hristie ;. 8eankoplis, Transport Process and Unit Operation$ X X t X =
−
2$
8ambar 99.2. Kurva free moisture content $ versus waktu t$ Menggunakan perhitungan data dari persamaan 2$, plot dari kadar (ree moisture versus waktu t dalam jam dibuat pada gambar 99.1. ntuk menentukan kurva laju pengeringan, slope dari tangen setiap nilai menjadi kurva pada gambar 99.1. dapat diukur, dengan memberikan nilai dari d*dt diberikan nilai dari t$. 7aju pengeringan dapat dihitung untuk beberapa point dengan persamaan : W s dX R= A dt
#$ &hristie ;. 8eankoplis, Transport
Process and Unit Operation$ %imana adalah laju pengeringan dalam kg < 25*h.m2, !s kg dari penggunaan padatan kering, dan = merupakan luas permukaan yang dikeringkan dalam m 2. %alam satuan >nglish, adalah lb m <25*h.(t2, 7s adalah lbm padatan kering, dan = adalah (t 2. Kurva laju pengeringan adalah ditentukan dari memplotkan versus moisture content seperti pada 8ambar 1.0. &hristie ;. 8eankoplis, Transport Process and Unit Operation, halaman #?4#@$.
8ambar 99.#. Kurva %rying rate versus 3ree moisture &hristie ;. 8eankoplis, Transport Process and Unit Operation$
III.
ALAT DAN BAHAN =. =lat Krus 2-- m7 5ven +eraca =nalitik ). )ahan Kentang &. 8ambar =lat dan )ahan
Gambar III.1 Oven
%. kemaKentang Kerja
Gambar III.2 Krus
Gambar III.3 Neraca Analitik
Dipotong
Masukkan dalam krus
Dioven Interval menit selama ! menit Ditimbang
kema 999.1 kema pengeringan drying$ kentang
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN =.
&ara Kerja 1. Mengatur suhu pada oven.
Pada A C - -&
2. Memotong bahan atau sampel yang akan digunakan pada proses drying.
4 4
Kentang dipotong dengan tebal 2 cm, dan dimensi 1D1 cm. Kentang dipotong untuk # sampel.
#. Menimbang berat krus kosong E tutup.
4 4 4
Krus kosong 9 C 1#0,# gram Krus kosong 99 C 1#,F gram Krus kosong 999 C 1#, 2 gram
0. Memasukkan ketiga sampel pada masing4masing krus.
4
Posisi dan letak kentang harus sama di dalam ketiga krus.
. Menimbang berat krus dan sampel.
4 4 4
Krus isi 9 C 1#?,? gram Krus isi 99 C 1#F,#? gram Krus isi 999 C 1#@,? gram
?. Memasukkan krus 9 yang sudah terisi sampel kedalam oven.
4 4
Krus isi 9 pada A C --& etiap interval menit diambil dan ditimbang beratnya, selama menit.
@. Memasukkan krus 99 yang sudah terisi sampel kedalam oven
4 4
Krus isi 99 pada A C 1---& 9nterval menit diambil dan ditimbang beratnya, selama menit
F. Memasukkan krus 999 yang sudah terisi sampel kedalam oven
4 4
Krus isi 999 pada A C 1--& 9nterval menit diambil dan ditimbang beratnya, selama menit.
Aabel 9B.2 %ata pengukuran berat kentang 9 saat A C - -& !aktu menit$
)erat gram$
1#?,?
1-
1#?,F
1
1#?,?
2-
1#?.0
2
1#?,2
#-
1#?,-
#
1#?,0F
0-
1#?,0?
0
1#?,00
-
1#?,02
Aabel 9B.#. %ata Pegukuran berat kentang 99 saat A C 1---& !aktu menit $
)erat gram $
1#F,#-
1-
1#F,2#
1
1#F,10
2-
1#F,-0
2
1#@,"0
#-
1#@,F
#
1#@,@
0-
1#@,??
0
1#@,@
-
1#@,0"
Aabel 9B. 0. %ata pengukuran berat kentang 999 saat A C 1--& !aktu menit $
)erat gram $
1#@,00
1-
1#@,2@
1
1#@,-F
2-
1#@,"1
2
1#?,@
#-
1#?,?-
#
1#?,0@
0-
1#?,#?
0
1#?,2@
-
1#?,2-
). Pembahasan Pada praktikum drying ini, ukuran sampel yang digunakan yaitu dengan tebal 2 cm, dan dimensi 1D1 cm untuk semua sampel, dengan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kentang. Kentang yang digunakan dipotong4potong hingga mendapatkan tiga sampel yang akan digunakan. Masing4masing dari ketiga sampel kentang tadi menggunakan variabel dengan variasi suhu yang berbeda pada setiap sampel kentang yang akan digunakan. Kentang yang pertama 9$ yaitu pada suhu A C - -&, sampel kentang yang kedua 99$ pada suhu A C 1-- -&, dan untuk sampel kentang yang ketiga 999$ pada suhu A C 1--&. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan membuat kurva antara drying time dengan moisture content , drying time dengan drying rate, dan moisture content dengan drying rate. Menentukan critical moisture content pada kentang yang dikeringkan di dalam dryer. =lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah krus dan oven, sebelum melakukan pengovenan, oven yang akan digunakan diatur terlebih dahulu untuk mencapai suhu yang sudah ditentukan, yaitu pada suhu A C - -&. ebelum memasukkan kentang kedalam krus, krus kosong yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu, kemudian ketiga sampel kentang dimasukkan dalam masing4masing krus dan ditimbang berat krus yang sudah terisi tadi, untuk mengetahui berapa berat kentang murni. Kemudian setelah oven sudah mencapai suhu --&, krus yang sudah terisi kentang tadi dimasukkan ke dalam oven, dengan posisi krus terbuka tutupnya, tujuannya adalah untuk menghilangkan uap air yang terkandung dalam kentang, dan proses pengeringan bisa lebih cepat. =pabila tutup krus tidak dibuka maka uap
air yang terkandung didalam kentang akan sama pada saat awal penghitungan berat kentang yang ditimbang didalam krus, sehingga berat kentang didalam krus yang dioven akan masih sama seperti awal penimbangan. etelah dimasukkan kedalam oven, untuk setiap interval menit sampel tadi diambil dan ditimbang, untuk mengetahui penurunan berat kentang selama proses drying berjalan, dan untuk mengetahui penurunan kadar air didalam kentang tersebut. aat sampel diambil dari oven dan ditimbang, posisi krus harus tertutup bertujuan untuk menjaga suhu tetap stabil didalam krus saat dikeluarkan dari oven, dan agar kentang yang ada didalam krus tadi beratnya tetap saat ditimbang, apabila krus terbuka saat proses penimbangan dilakukan maka beratnya akan terus berubah karena uap air yang didalam kentang akan menguap keluar sehingga berat akan mengalami perubahan yang signi(ikan pada saat ditimbang. Penimbangan sampel kentang dengan interval menit selama - menit ini, mengalami penurunan yang konstan, dengan selisih berat kentang adalah -,-2 gram untuk setiap menitnya. ntuk berat kentang dengan krus sebelum di oven sebesar 1#?,?- gram, dan pada menit ke - berat kentang dengan krus sebesar 1#?,02 gram seperti pada tabel 9B.2 karena suhu yang digunakan saat pengovenan masih pada suhu - -&, jadi penurunan berat kentang dan kadar air didalam kentang belum terlalu besar. kuran kentang saat menit ke - masih tetap sama pada ukuran kentang sebelum dilakukan pengovenan, yaitu dengan tebal 2 cm dan dimensi 1 D 1 cm.
Proses pengeringan drying$ dapat dilihat dengan gra(ik sebagai berikut :
drying pada suhu 50 c !.1 !.!% !.!# dr&ing pada su'u ! c
XT !.!" !.!2 ! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
Waktu (menit)
8ra(ik 9B. 8ra(ik pengeringan moisture content dengan waktu saat suhu - -& %ari gra(ik diatas menunjukkan gra(ik moisture content A$ dengan waktu saat suhu --&. 8ra(ik A vs waktu diatas menunjukkan jika semakin lama waktu pengeringan maka nilai moisture content akan semakin turun, dan pada menit ke mengalami kekonstanan dengan nilai moisture content adalah -. Karena semakin lama waktu untuk mengeringkan sampel, maka berat sampel akan semakin turun, dan kadar air sampel akan berkurang. Kecepatan udara pengering mempengaruhi perubahan moisture content pada kentang. emakin besar kecepatan udara pengering maka semakin besar koe(isien perpindahan massa, yang mengakibatkan massa air dari kentang yang dibawa oleh udara akan semakin besar.
Drying Rate vs waktu T=50 ! ! ! Dr&ing (ate vs )aktu
Drying Rate ! ! ! ! 1!2!3!"!!#!$! Time
8ra(ik 9B. ?. 8ra(ik antara drying rate laju pengeringan$ dengan waktu pada suhu --& %ari gra(ik drying rate vs waktu diatas menunjukkan jika semakin lama waktu pengeringan, maka laju pengeringan akan semakin cepat. 8ra(ik diatas menunjukkan pada menit ke4 laju pengeringganya -,---0, dan mengalami kontan pada menit ke4 dengan nilai drying rate adalah -,---0. Aerjadinya penurunan drying rate seiring dengan bertambahnya waktu pengeringan. emakin besar kecepatan udara pengering, maka drying rate yang dihasilkan juga akan berbeda. ehingga mengakibatkan perpindahan panas yang besar antara drying rate dengan waktu yang telah dicapai.
X vs t T=50 !.!% !.!$ !.!# !.!
* vs t +,!
!.!" !.!3 !.!2 !.!1 ! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
8ra(ik 9B. @. 8ra(ik pengeringan antara free moisture content dengan waktu saat suhu --& %ari gra(ik diatas menunjukkan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan maka nilai (ree moisture content$ akan semakin turun. Mengalami penurunan (ree moisture content pada menit ke41 dengan besar (ree moisture kontent adalah -,-??. Pada menit ke4- sudah mengalami kekonstanan. Karena semakin lama waktu pengeringan maka kadar air bebas (free moisture content) akan mengalami penurunan.
R vs X T=50 ! ! ! Drying rate
( vs * +,!
! ! ! !
!.!2 !.!" !.!# !.!% moisture content
8ra(ik 9B.F. 8ra(ik antara drying rate laju pengeringan$ dengan free moisture content saat suhu - -&
%ari gra(ik diatas menunjukkan pada drying rate mengalami nilai konstan yaitu pada -,---0 dan moisture content mengalami kenaikan terhadap nilai drying rate tersebut. Karena nilai drying rate sudah konstan dengan nilai -,---0 dari -4-,1 terhadap moisture content. Pengovenan untuk sampel kentang yang kedua 99$, yang seharusnya pada suhu A C 1-- -& pada percobaan ini, tidak bisa mencapai suhu yang sudah ditentukan yaitu suhu A C 1-- -&. Ketika suhu baru mencapai 1-- -&, sampel kentang yang kedua 99$ ini sudah dilakukan pengovenan. Karena untuk mencapai suhu yang ditentukan 1-- -& ini tidak bisa dicapai, karena waktu yang dibutuhkan saat praktikum drying ini tidak mencukupi. ;adi, untuk mencapi suhu 1-- -& juga tidak bisa tercapai dan terpenuhi sesuai yang sudah ditentukan diawal. uhu yang digunakan untuk pengeringan sampel kentang kedua 99$ adalah A C 1-- -&. eperti pada tabel 9B.# menunjukkan penurunan berat kentang yang tidak konstant untuk setiap menitnya seperti pada sempel kentang yang pertama. Karena suhu yang digunakan sudah mencapai 1-- -&, untuk suhu tersebut sudah cukup tinggi sehingga penurunan berat kentang dan kadar air didalam kentang juga lebih besar. kuran kentang saat menit ke juga lebih turun dibandingkan dengan sebelum dilakukan pengovenan, yaitu dengan tebal 1,F cm dan dimensi -,F D -,F cm. udah cukup mengalami penurunan berat yang besar dan bentuk (isik dari kentang itu sendiri. =ntara berat sampel dan laju pengeringan yang terjadi dipengaruhi oleh 2 (aktor yaitu udara yang mengalir pada saat menimbang bahan sampel yang terkontak secara langsung dengan suhu yang digunakan sebagai variabel yang berbeda. Material disini menunjukan hasil bahwa lebih dari satu titik kritis kandungan air (critical moisture content) pada saat peengeringan mengalami perubahan bentuk dari sebelumnya. %engan demikian proses ini berhubungan dengan perubahan mekanisme dasar pengeringan karena adanya perubahan struktur atau kimia yang terkandung didalam bahan sampel tersebut.
drying pada suhu 100 c !.# !. !." XT
dr&ing pada su'u 1!! c
!.3 !.2 !.1 ! !
1! 2! 3! "! ! #! $! Waktu (enit)
8ra(ik 9B. ". 8ra(ik antara moisture content dengan waktu saat suhu 1-- -& %ari gra(ik diatas menunjukkan jika semakin lama waktu untuk pengeringan maka nilai moisture content akan semakin turun, dan mengalami kekonstanan pada menit ke4- dengan nilai moisture content adalah -. Karena semakin lama waktu untuk mengeringkan sampel, maka berat sampel akan semakin turun, dan kadar air sampel akan berkurang.
Drying Rate vs waktu T= 100 !.!2 !.!2 Drying Rate
!.!1
Dr&ing (ate vs )aktu
!.!1 ! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
Waktu (menit)
8ra(ik 9B.1-. 8ra(ik antara drying rate laju pengeringan$ dengan waktu saat suhu 1---&
%ari gra(ik diatas menunjukkan jika waktu yang digunakan untuk pengringan semakin lama, maka nilai drying rate akan semakin turun. %apat diketahui pada menit ke4- drying rate sudah mengalami konstan dengan nilai drying rate adalah -. Karena semakin lama waktu pengeringan, maka laju pengeringan akan semakin cepat.
X vs t T=100 !. !." !.3 * vs t +,1!!
X !.2 !.1 ! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
waktu (menit)
8ra(ik 9B. 11. 8ra(ik antara free moisture content dengan waktu saat suhu 1-- -& %ari gra(ik diats menunjukkan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan maka nilai (ree moisture content$ akan semakin turun. Pada menit ke41- sudah mengalami penurunan nilai free moisture content denga nilai -,0#1, dan mengalami konstan pada menit ke4- dengan nilai free moisture content -. Karena semakin lama waktu pengeringan maka kadar air bebas (free moisture content) akan mengalami penurunan.
R vs X T=100 !.!2 !.!2 drying rate
!.!1
( vs * +,1!!
!.!1 ! !
!.1
!.2
!.3
!."
!.
moisture content
8ra(ik 9B. 12. 8ra(ik antara dying rate laju pengeringan$ dengan moisture content saat suhu 1-- -& %ari gra(ik diatas menunjukkan semakin besar moisture content maka semakin besar juga nilai drying rate yang dihasilkan.
)erat awal sebelum dimasukan
kedalam oven adalah sekitar 1#@,? gram dan setelah menit pertama menjadi 1#@,00 gram. 9nterval waktu yang terjadi pada variabel suhu ini jelas terlihat mengalami perubahan yang sangat signi(ikan dibandingkan dengan varibael suhu yang sebelumnya karena suhu yang digunakan sudah mencapai suhu
10-&. Karena semakin tinggi suhu saat dioven, maka proses pengeringan suatu bahan kentang akan semakin cepat untuk mengering.
drying pada suhu 1!5 c 1.
1 dr&ing pada su'u 1" c
XT !.
! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
Waktu (menit)
8ra(ik 9B.1#. 8ra(ik antara moisture kontent dengan waktu saat suhu 10 -& %ari gra(ik diatas menunjukkan jika waktu yang digunakan untuk pengringan semakin lama, maka nilai drying rate akan semakin turun. %apat dilhat dari gra(ik drying pada menit ke4- sudah mengalami konstan, dengan mositure content adalah -. Karena semakin lama waktu pengeringan, maka laju pengeringan akan semakin cepat.
Drying Rate vs waktu T=1!5 !.!3 !.!3 !.!2 Drying Rate
!.!2
Dr&ing (ate vs )aktu
!.!1 !.!1 ! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
Waktu (ment)
8ra(ik 9B. 10. 8ra(ik antara drying rate laju pengeringan$ dengan waktu saat suhu 10 -& %ari gra(ik diatas menunjukkan jika waktu yang digunakan untuk pengeringan semakin lama, maka nilai drying rate akan semakin turun. %rying rate mengalami penurunan pada menit ke4, dan pada menit ke4- sudah konstan dengan nilai konstan drying rate adalah -.
X vs t T=1!5 1." 1.2 1 !.%
* vs t +,1"
X !.# !." !.2 ! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
waktu (menit)
8ra(ik 9B. 1 gra(ik antara free moisture content dengan waktu saat suhu 10 -& %ari gra(ik diatas menunjukkan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan maka nilai (ree moisture content$ akan semakin turun.
Pada menit ke4- moisture content sudah konstan dengan nilai moisture content adalah -. Karena semakin lama waktu pengeringan maka kadar air bebas (free moisture content) akan mengalami penurunan.
R vs X T=1!5 !.!3 !.!3 !.!2 drying rate
!.!2
( vs * +,1"
!.!1 !.!1 ! !
!.2
!."
!.#
!.%
1
1.2
1."
moisture content
8ra(ik 9B. 1?. 8ra(ik antara drying rate laju pengeringan$ dengan moisture content saat suhu 10 -& %ari gra(ik diatas menunjukkan semakin besar moisture content maka semakinbesar juga nilai drying rate yang dihasilkan.
Xt "s t 1.
1 su'u !
XT
su'u 1!!
su'u 1"
!.
! !
1!
2!
3!
"!
waktu (menit)
!
#!
$!
8ra(ik 9B. 1@. 8ra(ik antara moisture content dengan waktu saat suhu -, 1--, dan 10-& %ari gra(ik di atas dapat dilihat dari ketiga suhu yang digunakan kecepatan udara pengering mempengaruhi perubahan moisture content kentang. emakin besar kecepatan udara pengering maka semakin besar koe(isien perpindahan massa, yang mengakibatkan massa air dari kentang yang dibawa oleh udara akan semakin besar.
drying rate vs waktu !.!3 !.!3
drying rate
!.!2
su'u !
!.!2
su'u 1!!
!.!1
su'u 1"
!.!1 ! !
1! 2! 3! "! ! #! $! waktu (menit)
8ra(ik 9B. 1F. 8ra(ik antara drying rate laju pengeringan$ dengan waktu pada suhu --&, 1---& dan 10 -& %ari gra(ik diatas terjadinya penurunan drying rate seiring dengan bertambahnya waktu pengeringan. %ari ketiga suhu diatas pada menit ke4- drying rate sudah konstan. Pada variasi temperatur udara pengering 10 -& untuk ketiga gra(ik tersebut mempunyai nilai drying rate yang paling besar, diikuti dengan suhu 1---&, kemudian yang terakhir suhu --&. digunakan maka drying rate akan semakin besar.
;adi semakin tinggi suhu yang
X vs t 1." 1.2 1 !.%
su'u !
X !.# !."
su'u 1!!
su'u 1"
!.2 ! !
1!
2!
3!
"!
!
#!
$!
waktu (menit)
8ra(ik 9B. 1" 8ra(ik antara free moisture content dengan waktu saat suhu -, 1--, dan 10-& %ari gra(ik diatas menunjukkan free moisture content yang paling besar adalah pada suhu 10 -&, diikuti dengan suhu 1-- -&, dan terakhir suhu - -&. Mengalami konstan yang sama dari ketiga suhu yaitu pada menit ke4- dengan nilai free moisture content adalah -. %apat disimpulkan dari ketiga suhu diatas semakin besar suhunya maka nilai free moisture content juga akan semakin besar.
R vs X !.!1 ! ! su'u ! drying rate !
su'u 1!!
su'u 1"
! ! !
!.3 moisture content
8ra(ik 9B. 2-. 8ra(ik antara drying rate laju pengeringan$ dengan free moisture content saat suhu -, 1--, dan 10 -& %ari gra(ik diatas menunjukkan jika semakin tinggi suhu yang digunakan maka laju pengeringan juga akan semakin besar hal ini dikarenakan semakin besar suhu maka panas yang dialirkan juga semakin besar sehingga waktu yang digunakan untuk menguapkan air juga akan semakin cepat. !aktu pengeringan semakin lama, kadar air dalam bahan semakin berkurang, namun dengan kecepatan penurunan kadar air akan semakin lambat. Karena jika suatu sampel dikeringkan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang cukup lama, maka kadar air didalam sampel tersebut akan semakin berkurang dan semakin lama waktu pengeringan maka sampel tersebut akan semakin mengering. ;ika kadar air dalam sampel tersebut sudah cukup habis seiring berjalannya waktu yang digunakan, maka kecepatan penurunan kadar air akan semakin lambat. ;ika suhu pengeringan semakin tinggi, maka waktu yang diperlukan bahan untuk mengering semakin cepat, dan semakin besar juga penurunan berat sampelnya. Karena suhu yang tinggi menghantarkan panas yang besar dan hantaran panas yang besar akan mempercepat pengeringan suatu sempel, dan semakin besar penurunan berat sampel karena terjadinya perpindahan massa uap air dari sampel ke udara pengering, sehingga berat suatu sampel akan semakin berkurang.
V.
9.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pada praktikum drying ini sampel kentang mengalami penurunan berat
yang berbeda disetiap variabel suhu yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu semakin tinggi suhu yang digunakan untuk drying kentang maka uap air yang terkandung didalam kentang akan cepat menguap terbawa oleh udara yang ada disekelilingnya.
aran 1. ntuk memasukkan dan mengeluarkan krus dari oven, sebaiknya menggunakan sarung tangan yang tebal agar waktunya relati( lebih cepat dibandingkan menggunakan penjepit, sehingga saat krus dibuka dan ditutup tidak mempengaruhi suhu didalam oven.
2. aat menimbang berat sampel sebaiknya dilakukan sampai berat sampel tersebut konstan, agar titik keseimbangan bisa ditentukan dan lebih akurat. #. aat mengatur suhu oven sebaiknya kita mengatur lebih besar dari suhu target dari yang kita inginkan, agar suhu yang kita inginkan dapat cepat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
!inarno, 3.8. 1""#. G Pangan dan i!i, Teknologi dan "onsumen#. PA 8ranedia Pustaka tama, ;akarta. 8eankoplis, &.9,1""#, GTransport Process and Unit Opertion#, 2nd ed, =llyn and )acon, 9nc,)oston. 3adilah, dkk. 2-1-. G Pengaruh $etode Pengeringan Terhadap "ecepatan Pengeringan Dan "ualitas "aragenan Dari %umput &aut 'ucheuma ottonii#. ;urusan Aeknik Kimia 3A niversitas 8adjah Mada. Hogyakarta.
LAMPIRAN
Perhitu!" #r$i! %"#" t & ' (eit #e!" )uhu '* *+
=sumsi berat konstan C berat saat waktu t$ - menit 4
Mencari nilai A (moisture content)
XT
=
XT =
berat kentang berat konstan kentang 2,3 2,12
−
1
−1
XT =0,08491
4
Mencari nilai e +ilai e diasumsikan sama dengan berat A pada menit ke4e C -,--"0#
Mencari nilai ( free moisture content) X XT Xe =
−
X = 0,08491 − 0,00943 X 0,07547 =
4
Mencari %rying rate laju pengeringan$ R
=
(
)(
R
=
( ) (
berat konstan X saat t 5 menit x berat kentang ∆ t 2,12 10
x
0,00943 5
)
)
R
=
( 0,212 ) x ( 0,001886 )
R 0,0004 =
ntuk suhu 1-- -& dan 10 -& cara perhitungannya sama dengan suhu - -& diatas. dan berbanding lurus, sedangkan dan berbanding terbalik dengan t waktu$