LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
Oleh
Nama : Anggi Febrianti
Nim : 06121010011
Kelompok : 2 (dua)
Dosen Pembimbing:
Drs.Made Sukaryawan, M.Si.
Desi, S.Pd., M.T.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Nomor Percobaan : II
Nama Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Protein
Tujuan Percobaan : Untuk menguji dan mengidentifikasi protein dengan
cara mereaksikannya dengan reagen biuret
Landasan Teori :
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi (Poedjiadi, 2005).
Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein (Poedjiadi, 2005).
Sangat luar biasa pula bahwa semua protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Lalu, apakah yang memberikan suatu protein aktivitas enzimnya, protein lain aktivitas hormon, dan yang lain lagi aktivitas antibody ? Bagaimana kimiawi protein-protein ini berbeda ? Secara cukup sederhana, protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak terbatas pula (Lehninger, 1982).
Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi.
Alat Dan Bahan :
Bahan : Alat :
Larutan Protein (Putih Telur) - Gelas Kimia
Larutan Protein (Kuning Telur) - Gelas Ukur
Larutan CuSO4 0,01 M - Labu Ukur
Larutan NaOH 0,1 M - Pipet Tetes
Aquadest
Prosedur Percobaan :
Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna, tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4.
Hasil Pengamatan :
Bahan
Prosedur
Hasil Pengamatan
a. Kuning telur
b. Putih telur
c. Ikan
3ml kuning telur 1% + 1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3ml kuning telur 2% + 1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3ml kuning telur 3% + 1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3ml kuning telur 4% + 1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3ml kuning telur 5% + 1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 1% + 1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 2% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 3% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 4% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 5% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml larutan ikan 1% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 2% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 3% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 4% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
3 ml putih telur 5% +1 ml NaOH 2,5 N + 3 tetes CuSO4 0,01 N
Kuning telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening
Kuning telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening
Kuning telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening
Kuning telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening
Kuning telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening
Putih telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Putih telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Putih telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Putih telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Putih telur (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Larutan ikan (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Larutan ikan (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Larutan ikan (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Larutan ikan (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
Larutan ikan (bening) + NaOH (bening) larutan bening + 2 tetes CuSO4 (hijau bening) bening + 1 tetes CuSO4 (hijau bening) ungu bening.
VIII. Mekanisme Reaksi
Pembahasan
Pada percobaa kali ini kami melakukan uji terhadap protein. Uji yang kami gunakan yaitu uji biuret. Adapun sampel protein yang kami gunakan yaitu kuning telur 1 – 5 % , putih telur 1-5%, dan ikan giling 1-5 %. Reagen yang digunakan yaitu biuret, dimana reagen ini didapatkan dengan mereaksikan larutan NaOH dan CuSO4. Adapun tujuan dari uji biuret ini adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya ikatan peptide pada suatu protein. Dimana reaksi positif pada uji biuret ini ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi ungu.
Pada sampel putih telur, ketika putih telur di tambahkan dengan NaOH putih telur akan berubah menjadi sedikit kental. Hal ini dikarenakan adanya ikatan peptide dalam putih telur yang menandakan adanya protein. Setelah ditambahkan CuSO4 putih telur yang sebelumnya berwarna bening kemudian berubah menjadi warna ungu. Hal ini terjadi karena warna ungu yang terbentuk berasal dari kompleks koordinasi antara Cu2+ dengan gugus amida karboksil dari ikatan peptida dalam larutan basa. Untuk sampel kuning telur dan ikan giling, perubahan warna yang terjadi yaitu sama. Hal ini menunjukan bahwa ketiga sampel tersebut positif terhadap uji biuret.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan, larutan yang memiliki warna ungu paling pekat adalah larutan ikan giling. Yang kedua yaitu putih telur, dan yang ketiga yaitu kuning telur. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang ada, dimana sampel yang memiliki lebih banyak kandungan protein maka warna nya akan semakin pekat. Dimana dari ketiga sampel larutan yang memiliki protein paling banyak yaitu ikan giling, kemudian putih telur dan terakhir adalah kuning telur. Dari hasil pengamatan juga dapat dilihat perbedaan warna antara larutan yang berbeda konsentrasi. Dimana semakin tinggi konsenstrasi makan warna nya akan semakin pekat. Pada percobaan ini kami membandingkan beberapa sampel yang berbeda dengan reagen yang sama untuk melihat sampel mana yang memiliki kandungan protein paling banyak.
Kesimpulan
Larutan kuning telur, putih telur, dan ikan giling positif terhadap uji biuret.
Reaksi positif dengan reagen biuret (CuSO4 dan NaOH) ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi ungu.
Warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret menunjukan adanya ikatan peptida pada larutan tersebut
Larutan yang memiliki warna paling pekat adalah ikan giling, kemudian putih telur dan terakhir yaitu kuning telur.
Semakin pekat warna maka kandungan proteinnnya akan semakin banyak
Daftar Pustaka
Diana,hasty.2013. Uji Biuret. (online). (http://www.pendidikanbio.blogspot.com/2013/11/uji-biuret.html, diakses tanggal 8 september 2014)
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia : Jilid I. Diterjemahkan oleh : Maggy Thenawidjaja. Jakarta : Erlangga.
Poedjiadi, Ana dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia : Edisi Revisi. Bandung : UIP (UI-Press).