BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar B Beelakang. Di era globalisasi energi listrik sangat penting. Kebutuhan energi listrik
sudah menjadi kebutuhan pokok. Selain itu, energi listrik juga sangat berguna untuk untuk mengge menggerak rakan an berbag berbagai ai jenis jenis mesin mesin yang yang dapat dapat memuda memudahka hkan n pekerja pekerjaan an manusia dalam melaksanakan aktivitasnya. Kema Kemaju juan an tekn teknol olog ogii di bida bidang ng keli kelistr strik ikan an sang sangat at menu menunj njan ang g akan akan tercapainya tercapainya pembangunan, pembangunan, energi listrik dapat membantu aktifitas manusia manusia yaitu dengan mengubah energi listrik menjadi energi yang dibutuhkan atau sebaliknya. Ada beberapa faktor yang menunjang akan kemajuan teknologi kelistrikan diantaranya faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terampil sangat sangat dibutuh dibutuhkan kan agar dapat
mengem mengemban bangka gkan n / memanf memanfaatk aatkan an teknol teknologi ogi
kelistrikan guna tercapainya pembangunan nasional. Oleh karena itu, diberikan praktek kerja bengkel mekanik sebagai pengetahuan dasar agar terbiasa bila dipraktekan di lapangan, sehingga terciptanya tenaga manusia yang terampil, baik pemasangan, Pengoperasian, pemanfaatan, dan pemikiran serta perawatan. Materi pokok yang di ambil dalam praktek bengkel listrik pada semester II ini, dititikberatkan pada perancangan instalasi sederhana dalam bentuk mini, di praktek ini juga mempelajari tentang teknik pemasangan dan penyambungan kabel serta penandaan pada rangkain.
1
Prak Prakte tek k beng bengke kell meka mekani nik k bany banyak ak mena menamb mbah ah wawa wawasa san n dan dan ilmu ilmu pengetahuan, disini juga dilatih kedisiplinan dan ketepatan waktu. Praktek bengkel mekanik ini diharapkan dapat menciptakan / menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas.
1.2
Tujuan dan Manfaat.
1.2.1
Tujuan
Adapun Adapun tujuan tujuan yang yang dapat dapat diambi diambill Dari pelaks pelaksana anaan an prakte praktek k bangke bangkell mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat: •
Membaca gambar yang akan dipraktekan.
•
Menerapkan teori yang telah dipalajari untuk dipraktek secara langsung.
•
Mengetahui dan memahami dasar-dasar instalasi listrik.
•
Mengerjakan praktek sesuai dengan gambar kerja.
•
Mengetahui dan mengenal cara penggunaan peralatan kerja dan material listrik yang digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
•
Mengaplikasikan dan mempraktekan apa yang telah dibahas.
•
Mengetahui cara pemasangan Instalasi listrik rumah sederhana.
1.2.2
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil Dari pelaksanaan praktek bangkel mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat:
2
Prak Prakte tek k beng bengke kell meka mekani nik k bany banyak ak mena menamb mbah ah wawa wawasa san n dan dan ilmu ilmu pengetahuan, disini juga dilatih kedisiplinan dan ketepatan waktu. Praktek bengkel mekanik ini diharapkan dapat menciptakan / menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas.
1.2
Tujuan dan Manfaat.
1.2.1
Tujuan
Adapun Adapun tujuan tujuan yang yang dapat dapat diambi diambill Dari pelaks pelaksana anaan an prakte praktek k bangke bangkell mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat: •
Membaca gambar yang akan dipraktekan.
•
Menerapkan teori yang telah dipalajari untuk dipraktek secara langsung.
•
Mengetahui dan memahami dasar-dasar instalasi listrik.
•
Mengerjakan praktek sesuai dengan gambar kerja.
•
Mengetahui dan mengenal cara penggunaan peralatan kerja dan material listrik yang digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
•
Mengaplikasikan dan mempraktekan apa yang telah dibahas.
•
Mengetahui cara pemasangan Instalasi listrik rumah sederhana.
1.2.2
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil Dari pelaksanaan praktek bangkel mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat:
2
•
Mengerjakan praktek sesuai dengan gambar kerja.
•
Meng Menget etah ahui ui cara cara pema pemasan sanga gan n dan dan peny penyam ambu bung ngan an kabe kabell serta serta guna guna penandaan pada rangkain.
•
Mengetahui cara membuat mata itik serta manfaatnya.
•
Mengetahui serta mengenal jenis - jenis bahan dan komponen listrik yang telah digunakan.
•
Menentukan banyaknya material dari suatu pemasangan instalasi listrik.
•
Meng Menget etah ahui ui
sert sertaa
dapa dapatt
mene menent ntuk ukan an
leta letak k
kesa kesala laha han n
dari dari
suat suatu u
pemasangan instalasi dan dapat memperbaikinya. •
Mengetahui akan kegunaan ketepatan ukuran pada rangkaian.
•
Menganalisa rangkaian serta mampu membuat kesimpulan dari pekerjaan yang telah dikerjakan.
1.3
Perumusan Masalah. Permasalahan – permasalahan yang dihadapi pada saat melakukan praktek
bengkel listrik semester II ini yaitu: 1. Maha Mahasi sisw swaa belu belum m paha paham m bena benarr terh terhad adap ap gamb gambar ar dan dan prin prinsi sip p kerj kerjaa instalasi dari job yang telah ditentukan sehingga mengurangi keefektifan waktu dalam menyelesaikan job tersebut. 2. Pengua Penguasaan saan materi materi yang kurang kurang sehing sehingga ga pekerjaan pekerjaan selalu selalu mendapat mendapatkan kan pengarahan berulang-ulang. 3. Penggu Penggunaa naan n alat yang yang masih masih kura kurang ng akrab akrab..
3
4. Kekurangan
materi erial
seh sehingga
ada
pekerjaan
yang
tidak
dapa apat
diselesaikan. 5. Waktu Waktu pelaksan pelaksanaan aan yang sempit sempit sehingga sehingga pekerjaa pekerjaan n harus harus di selesaik selesaikan an secepat mungkin.
1.4
Sistematika Penulisan.
Dalam penulisan laporan ini, adapun sistematika penulisan penulisan yang akan di uraikan pada setiap bab : BAB I. Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan apa yang menjadi latar belakang dari praktikum pengenalan kabel dan teknik pemasangan kabel, tujuan dan manfaat yang di peroleh. BAB II . Tinjauan Pustaka Pustaka Pada bab ini membahas mengenai teori-teori penunjang dan teori yang mendasar dari Praktikum pengenalan kabel dan teknik te knik pemasangan dalam suatu instalasi. BAB III. Kabel Dan Teknik Pemasangan Pada bab ini membahas mengenai lokasi praktikum di lakukan job yang menjadi praktikum, alat-alat alat-ala t dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum. BAB IV. Hasil Hasil Dan Pembahasan Pada bab ini menjelaskan secara garis besar dari hasil praktikum yang di kerjakan. BAB V. Penutup
4
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan praktikum yang telah di lakukan serta saran penulis. BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum. Teknik penyambungan sangat bermanfaat dalam instalasi listrik. Dalam
melakukan teknik penyambungan kita harus mengetahui jenis kabel yang akan kita sambungkan dan aturan dalam teknik penyambungan tersebut, pada praktek bengkel listrik teknik penyambungan sering digunakan pada instalasi tenaga maupun instalasi penerangan, adapun cara penyambungan yang dilakukan yaitu antara lain melalui terminal, kotak hubung sepatu kabel dan secara langsung yaitu sambungan ekor babi. Penyambungan dengan cara apapun harus aman baik dari tegangan sentuh maupun dari bahaya lainnya. Penyambungan yang baik haruslah kuat dan rapi yaitu kuat terhadap tarikan, akibat dari pengaruh mekanis lingkungan sehingga instalasi terhindar dari kebakaran-kebakaran. Penyambungan pada kabel pejal biasanya dengan menggunakan mata itik tetapi ada yang menggunakan line up terminal, penyambungan pada strip terminal blok dan konektor untuk kabel serabut biasanya menggunakan sepatu kabel, tetapi sebelumnya ujung kabel yang telah terkupas harus di solder terlebih dahulu.
2.2
Penghantar. 5
Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus listrik, penghantar yang sering digunakan adalah tembaga dan aluminium. Suatu kawat penghantar yang berisolasi disebut kabel, Isolasi tersebut disesuaikan dengan ukuran dan kegunaannya, yang terpenting dari suatu isolasi kawat penghantar itu adalah penandaan pada isolasi kawat penghantar tersebut yang nantinya
akan
mempermudah dalam pemakaian kabel untuk instalasi. Untuk penyaluran penghantar listrik dari pusat pembangkit ketempat yang memerlukannya ada 2 kemungkinan yang dapat digunakan yaitu: a. Penghantar dengan menggunakan kawat udara b. Penghantar dengan menggunakan kabel tanah. Syarat kabel menurut PUIL dan standar IEC serta jenis kabelnya adalah : a. NYM
Gambar 2.1 kabel NYM 1. Kode pengenal Huruf kode
Komponen
N
=
Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
Y
=
Isolasi PVC
M
=
Selubung PVC
RM
=
Penghantar padat bulat berkawat banyak
-1
=
Warna urat kuning hijau
-0
=
Warna urat tanpa kuning hijau
2. Tanda Kabel 6
Isolasi kabel berurat tunggal diberi warna hijau-kuning atau biru muda atau hitam dan kuning, tanda-tanda pengenal harus terangkat dengan jarak tidak melebihi; 20 cm bila tanda itu diletakkan pada urat berwarna biru muda, dan tidak melebihi 50cm bila tanda tersebut diletakkan pada saluran luar. Warna selubung luar dari luar kabel-kabel yang berbentuk dalam spesifikasi ini harus putih keabu-abuan atau putih kekuning- kuningan. b. NYA
Gambar 2.2 kabel NYA 1. Kode pengenal Huruf kode
Komponen
N
=
Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
Y
=
Isolasi PVC
A
=
Kawat berisolasi
Re
=
Penghantar padat bulat
Rm
=
Penghantar bulat berkawat banyak
2. Tanda kabel Isolasi harus diberi warna hijau kuning atau biru muda atau hitam atau kuning dan merah. Tanda memenuhi standar SI dibuat dengan jarak antara tidak melebihi 20 cm.
7
c. NYY dan NYMHY
(a)
(b) Gambar 2.3 (a) Kabel NYY (b) Kabel NYMHY
1. Kode Pengenal Huruf Kode
Komponen
N
=
Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
NA
=
Kabel standar, dengan alumunium sebagai penghantar
Y
=
Isolasi PVC
Y
=
Selubung PVC
Re
=
Penghantar padat bulat
Rm
=
Penghantar padat Bulat
Sm
=
Penghantar dengan dipilih bentuk sektor
2. Tanda Kabel Isolasi kabel serabut tunggal jika diberi warna hijau-kuning atau biru muda atau merah atau hitam atau kuning tanda-tanda pengenal diberi jarak tidak melebihi 50 cm yang diletakkan pada selubung luarnya dan warna selubung luar dari kabel-kabel spesifikasi harus hitam.
8
2.3
Pengaman. 1. Pengaman daya prinsip termal. a. Thermal Over Load Relay.
Gambar 2.6 Thermal Over Load Relay Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor yang dirakit dengan kontaktor. Dimana alat ini di pasang setelah kontaktor sebelum ke motor listrik. b. Circuit Breaker.
Gambar 2.7 Circuit Breaker Alat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan pengaman lebur. Alat ini bekerja berdasarkan bearnya arus yang mengalir serta lamanya arus tersebut mengalir. Alat ini mempunyai
9
kelebihan, yaitu dapat dihubungkan kembali (reset) setelah putus, yaitu dengan menekan tombol reset.
c. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Gambar 2.8 Miniatur Circuit Breaker (MCB) Bentuk yang kecil dari cicuit breaker disebut miniatur circuit breaker (MCB) yang merupakan alat pemutus otomatis apabila terjadi beban
lebih dan hubugan singkat. MCB bekerja
sebagaimana termal over load relay, mempunyai bimetal yang dapat panas bila dialiri arus lebih. Jika terjadi arus lebih pada rangkaian, bimetal akan menjadi panas dan melengkung memutuskan kontak listrik sehingga rangkaian terlindungi.
2.4
Macam-macam peralatan listrik. 1. Saklar Saklar adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus pada rangkaian. Macam-macam saklar adalah : a. Saklar Tunggal.
10
Gambar 2.9 Saklar Tunggal
Saklar tunggal atau satu arah digunakan sebagai pengatur suatu rangkian hanya dari satu tempat atau hanya dari posisi ON dan OFF. Saklar ini hanya mempunyai 1 Input dan 1 Output. b. Saklar tukar.
Gambar 2.11 Saklar tukar Saklar tukar mempunyai dua posisi pengoperasian yaitu hanya bisa menyalakan salah satu lampu E1 dan E2 secara bergantian. Saklar tukar ini juga digunakan untuk mengoperasikan dua pemakaian dengan sumber tegangan yang sama atau dua tegangan yang berbeda atau dipasang pada suatu tangga rumah atau gedung bertingkat. c. Saklar impuls.
Gambar 2.12 Saklar impuls
11
Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnet, dimana posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls, lamanya pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya, saklar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu : ON pada pengoperasian impuls pertama dan kontak OFF untuk pengoperasian pada lampu impuls kedua.
2. Line up Terminal.
Gambar 2.13 Line up Terminal Line up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai penghubung kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan apapun yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.
3. Wiring Chanel.
Gambar 2.14 Wiring Chanel Wiring chanel adalah tempat jalanya atau alur penyambugan kabel yang terbuat dari bahan campuran PVC yang berbentuk kotak persegi panjang sehingga suatu rangkayan dapat terlihat rapi dan teratur.
12
4. Terminal Board.
Gambar 2.15 Terminal Board Terminal board adalah tempat penyambungan kabel pada pengawatan dalam suatu instalasi listrik. Adapun cara penyambungannya yaitu dari ujung-ujung kabel / penghantar yang dihubungkan pada board sebelumnya dibuat mata itik terlebih dahulu untuk kabel pejal sedangkan kabel serabut ujung penghantarnya harus disolder terlebih dahulu dan dipasang sepatu kabel.
5. Kotak – kontak.
Gambar 2.16 Kotak – kontak Adalah suatu alat listrik yang dipasang untuk melayani peralatan rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik.
6. Terminal Block.
Gambar 2.17 Terminal Block 13
Digunakan sebagai alat penghubung terhadap kabel. Untuk jenis kabel berserabut atau pejal yang akan disambungkan harus menggunakan sepatu kabel.
7. Pertinax 300 x 100 x 5.
Gambar 2.18. Pertinax Kegunaannya adalah sebagai penghubung antar kabel, merupakan bahan semikonduktor yang dapat menghantarkan arus listrik.
8. Pentanahan
Kegunaannya adalah untuk menghindari dari gangguan tegangan sentuh dan memperbaiki sistem.
9. Pipa.
Gambar 2.19 Pipa
14
Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari kabel atau penghantar suatu impedansi instalasi. Fungsinya adalah untuk instalasi on plaster dimana tahanan mekanik sangat tinggi untuk konduktor diperlukan dan untuk instalasi in plaster supaya menjamin pada waktu pengawatan. 10. Klem.
Gambar 2.20 Klem Klem adalah suatu alat listrik yang terbuat dari alumunium dan plastik yang digunakan untuk mengklem pipa atau kabel agar tidak lepas dan kelihatan rapi. Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu instalasi listrik, antara lain : 1.
Tang Pengupas.
Gambar 2.21 Tang Pengupas Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan untuk penyambungan. 2.
Tang Buaya. 15
Gambar 2.22 Tang Buaya Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.
3.
Tang Pemotong.
Gambar 2.23 Tang Pemotong Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai dengan bena kerja. 4.
Tang Kombinasi.
Gambar 2.24. Tang Kombinasi Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan 5.
Tang Pembulat.
16
Gambar 2.25. Tang Pembulat Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan mata itik. 6.
Obeng minus dan Obeng Plus.
Gambar 2.26 Obeng minus dan Obeng Plus Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.
7.
Water Pas.
Gambar 2.27 Water Pas Digunakan untuk memeriksa dan menandai garis horizontal (permukaan yang datar) dan dapat digunakan didalam bingkai yang berbentuk kurva yang disebut vial. 8.
Palu Plastik.
17
Gambar 2.28 Palu Plastik Berfungsi untuk memukul atau meratakan kabel pada bagian yang bengkok.
9.
Palu Besi.
Gambar 2.29 Palu Besi Berfungsi untuk memukul, meratakan benda yang bengkok dan untuk memukul paku pada klem untuk pemasanagan pipa. 10. Ragum.
Gambar 2.30 Ragum Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan kerja terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan kabel.
2.5
Instalasi Penerangan. 18
Perancangan suatu instalasi yang baik haruslah memenuhi ketentuanketentuan serta peraturan yang berlaku, adapun peraturan yang harus dilaksanakan dalam perancangan instalasi listrik di Indonesia adalah peraturan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 1987. Selain standar material yang digunakannya itu standar Internasional Elektrika Commosion (IEC) tahun1987. Selain standar itu juga terdapat peraturan yang lain. Untuk dapat menerapkan dan melaksanakan peraturan tersebut dalam pemasangan suatu insatalasi, maka harus dilakukan teknik latihan pemasangan instalasi listrik sehingga dengan latihan dasar ini akan diperoleh
keterampilan
dibidang
ini
yang
dalam
pelaksanaan
selalu
mengutamakan PUIL, serta peraturan lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik. Diantara peraturan yang harus ditaati dan diperoleh yaitu : a.
Pemasangan Instalasi tenaga dilaksanakan dengan penanaman kabel dalam tanah dengan menggunakan karet pelindung.
b.
c.
Warna kabel / isolasi dari penghantar haruslah :
fasa 1 (L1) dengan isolasi merah.
Fasa 2 (L2) dengan isolasi kuning.
Fasa 3 (L3) dengan isolasi hitam.
Penghantar netral dengan isolasi biru.
Penghantar pentanahan dengan isolasi kuning-hijau.
Luas penampang dari penghantar yang digunakan di tentukan dengan pertimbangan.
19
d.
Semua pemutusan tenaga harus mempunyai daya-daya pemutus sekurang-kurangnya sama dengan arus hubung singkat yang dapat terjadi pada tempat pemutusan tenaga.
e.
Pipa instalasi harus tahan terhadap tekanan mekanis, tahan lembab dan menjalarkan api.
Prinsip-prinsip dasar instalasi dapat digunakan pada kegiatan yang berhubungan dengan merancang, memasang dan mengoperasikan instalasi listrik secara umum, prinsip dasar instalasi listrik ada 6 macam : 1. Keamanan.
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Agar Instalasi tidak membahayakan manusia maka peralatan tersebut harus memiliki peraturan yang berlaku, seperti PUIL 1987. Untuk mengamankan listrik dari kerusakan akibat gangguan seperti: Hubung singkat, beban lebih, dan tegangan lebih, maka hendaknya dipasang pengaman yang sesuai seperti : Sekring, MCB, dll. 2. Kehandalan.
Kehandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi kerusakan dalam batas normal termasuk kesederhanaan dari sistem yang digunakan.
3. Kemudahan Tercapai.
Untuk pemasangan peralatan listrik disusun sedemikian rupa sehingga dalam pengoperasian pengawatan dan pemeriksaan mudah dilakukan.
20
4. Ketersediaan.
Adalah ketersediaan instalasi melayani kebutuhan daya, gawai maupun instalasi. Pemberian daya yang kontinyu pada pelanggan adalah sangat penting sumber daya diperlakukan untuk pemberian daya seluruh atau sebagian dari beban. 5. Keindahan.
Adalah kerapian dari pemasangan suatu peralatan listrik sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6. Ekonomis.
Harus dilakukan suatu instalasi listrik yang ekonomis dengan memiliki hasil yang handal.
21
BAB III KABEL DAN TEKNIK PEMASANGAN
3.1
Denah Denah lokasi dibawah ini adalah denah tempat kami melakukan kerja
praktek instalasi listrik. Pada denah tersebut terdapat beberapa ruangan. Pada gambar yang terdapat angka 4 adalah lokasi meja dimana saya melakukan kerja dan 23 meja lainnya adalah tempat teman-teman saya melakukan praktek kerja lainnya. Tempat kami mengambil peralatan terdapat pada ruang peralatan yang dibantu oleh teknisi. Meja bor merupakan tempat dimana kami akan membuat lubang pada bahan yang dibutuhkan. Selebihnya merupakan tempat praktek untuk praktek kerja lainnya, WC untuk dosen dan teknisi, serta dapur.
22
Ruang Dosen
20
WC Dapu r
Ruang Peralat an Ruang Praktek Instalasi
Meja Bor
Gambar 3.1 Denah lokasi
3.2
Ruang Prakte k Instala si
Gambar latihan 1, 2 dan 3 (Terlampir) Pada pembuatan mata itik ini terdapat 3 latihan yaitu:
•
Latihan 1, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dengan menggunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm², 2,5 mm² dan 6 mm².
•
Latihan 2, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dan pembentukan kabel dengan ukuran 1,5 mm² ; 2,5 mm² dan 6 mm² seperti yang tertera di job.
•
Latihan 3, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dan pembentukan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm² ; 2,5 mm² dan 6 mm 2 seperti tertera dijob.
23
Pembuatan mata itik ini dimaksudkan agar dapat melatih ketelitian mahasiswa dalam membaca job, serta agar mahasiswa dapat menempatkan penggunaan bahan dengan baik, dan juga agar mahasiswa dapat membentuk mata itik dengan benar agar tidak terjadi kesalahan pada pemasangan instalasi listrik. Tabel 3.1 Alat dan Bahan Latihan 1, 2, 3 No
Nama Alat
Nama Bahan
1 2
Papan pertinax 300 x 1000 x5 Tang Pembulat
Kabel NYA 1,5 mm² Kabel NYA 2,5 mm²
3
Tang Pengupas
Kabel NYA 6 mm²
4
Tang Potong
5
Tang Buaya
6
Tang kombinasi
7
Mistar Baja
8
Palu karet
Dalam pembuatan mata itik ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang telah diberikan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.
2.
Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
3.
Mengukur panjang kabel dijob, untuk mengaplikasikannya dipraktek.
4.
Memotong kabel yang telah diukur dijob dengan menggunakan tang potong.
5.
Mengukur diameter dari baut serta mengupas ujung-ujung kabel sesuai dengan diameter baut.
6.
Melakukan pembulatan dengan cara kabel dijepit pada ujung isolasi berdekatan dengan kabel yang terkupas dengan tang buaya kemudian belokkan kesebelah kiri sebesar 90 o dan letakkan tang pembulat diujung 24
kabel sesuai dengan ukuran yang diperlukan lalu putar ke kanan hingga menyerupai lingkaran. 7.
Potong kabel yang lebih pada ujung pembulatan ( jika lebih ).
8.
Untuk latihan 2 dan 3 menggunakan tang pembulat dan tang buaya sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja.
9.
3.3
Masukkan kabel yang telah selesai ke dalam mur pada papan pertinax.
Gambar latihan 4 (Terlampir) Gambar latihan 4 ini adalah gambar penyambungan kabel dari line up
terminal yang satu ke line up terminal lainnya dimana kabel melalui wiring channel. Pada pembuatan ini kita dilatih bagaimana teknik melakukan sambungan kabel ke line up terminal dengan ukuran yang sesuai pada lembar kerja, dimana kita sangat membutuhkan kesabaran dan ketelitian. -
Tabel Alat dan Bahan yang diperlukan :
Tabel 3.2 alat dan bahan latihan 4 No 1
Nama Alat Obeng plus
Nama Bahan Kabel NYAF 1,5 mm 2
2 3
Obeng minus Obeng tusuk
Kabel NYA 1,5 mm 2 Sekrup
4 5
Water pas Tang buaya
Wiring channel 40 x 40 Profil G
6
Tang pengupas
7
Tang Pemotong
8
Gergaji besi
9
Mistar Baja
25
Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang telah diberikan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.
2.
Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan.
3.
Memotong Profil G yang telah diukur dengan mistar yang sesuai dengan job.
4.
Mengukur Wiring channel lalu memotongnya.
5.
Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai petunjuk.
6.
Letakkan profil G dan Wiring channel pada papan kerja dengan menggunakan sekrup dan mengencangkannya dengan obeng, cara membuat lubang untuk sekrup adalah cari titik posisi yang pas lalu ditekan dengan menggunakan obeng tusuk.
7.
Letakkan terminal line up pada Profil G yang telah terpasang papan kerja yang jumlahnya sesuai dengan lembar kerja.
8.
Kabel diukur sesuai petunjuk pada lembar kerja lalu dipotong dan pada ujung-ujungnya dikupas dengan tang pengupas sesuai dengan ukuran panjang dari lubang terminal line up.
9.
Pasang kabel yang telah dipotong tadi pada lubang line up terminal, untuk membuka dan menutup lubang line up terminal gunakan obeng. dikerjakan sesuai urutan dan nomor pada lembar kerja.
26
10. Lakukan pengecekan ulang apakah kabel yang kita pasang sudah kuat dengan cara ditarik. 11. Melakukan pengecekan apakah semua kabel kita tersambung dengan menggunakan Multimeter.
3.4
Gambar Latihan 5 (Terlampir) Gambar latihan 5 ini adalah gambar latihan pemasangan instalasi
sederhana dengan ukuran, bentuk, dan posisi yang sangat teratur, sehingga kita mengerjakannya dengan ketelitian agar bahan yang kita gunakan cukup. Pada pembuatan ini kita dilatih untuk membuat instalasi sederhana disertai cara dasar menggunakan bahan dan peralatan listrik seperti menyolder dengan ketelitian pada ukuran dan kesabaran membentuk kabel yang telah ditentukan pada lembar kerja. -
Tabel alat dan bahan yang diperlukan:
Tabel 3.3 Alat dan Bahan latihan 5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bahan Peralatan Kabel NYA red, yellow, black, blue, green Tang pemotong Kabel NYM 4 x 1,5 mm 2 Tang buaya 2 Kabel NYM HY 5 x 1,5 mm Tang pengupas Terminal Block Tang pembulat Profil G Obeng minus Acryt Glass Obeng plus Wiring Channel Water pas Mur dan Baut Klem Connecting Eyelet Brass for M5 Connecting Choe Comperission Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang
telah diberikan, 27
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan;
2.
Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;
3.
Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai petunjuk;
4.
Profil G diukur dengan mistar sesuai petunjuk pada lembar kerja kemudian dipotong;
5.
Wiring channel diukur sesuai petunjuk dari lembar kerja kemudian di potong dengan gergaji;
6.
Letakkan terminal line up pada Profil G yang telah terpasang papan kerja yang jumlahnya sesuai dengan lembar kerja;
7.
Kabel diukur sesuai petunjuk pada lembar kerja lalu dipotong dan pada ujung-ujungnya dikupas dengan tang pengupas sesuai dengan ukuran panjang dari lubang terminal line up;
8.
Letakkan terminal block, Connecting choe comperession, Acryt Glass dan wiring channel yang sudah dipotong pada papan kerja sesuai dengan posisi yang tertera pada lembar kerja;
9.
Potong kabel NYM 4 x 1,5 mm 2 sesuai ukuran pada lembar kerja dan pada ujungnya dikupas dan dibentuk mata itik kemudian dihubungkan dari terminal block ke Connecting Eyelet Brass for M5;
10. Potong kabel NYM HY 5 x 1,5 sesuai ukuran pada ujungnya dikupas dengan pisau kemudian hubungkan dari terminal block ke Connecting
28
Eyelet Brass for M5 dengan ujung kabelnya disolder dan dipasang Chonnecting choe comperission; 11. Kabel NYA 1,5 mm2 red, yellow, black, blue, green/yellow dipotong sesuai ukuran pada lembar kerja lalu kupas ujungnya kemudian hubungkan dari terminal block ke line up terminal dengan urutan red sebagai phasa 1, yellow phasa 2, black phasa 3, blue sebagai netral dan green/yellow sebagai pentanahan ke line up terminal. Bentuk dari kabel harus sesuai dengan lembar kerja; 12. Kabel-kabel tadi dihubungkan dari line up terminal ke terminal block yang sudah terhubung pada Acryt Glass dengan menggunakan kabel NYA 1,5 mm2 blue; 13. Lakukan pengecekan ulang apakah kabel yang kita pasang sudah kuat dan posisinya sudah benar.
3.5
Gambar Latihan 6 (Terlampir) Gambar latihan 6 adalah gambar latihan instalasi penerangan yang
sederhana dan pada latihan ini praktek sudah menggunakan arus listrik untuk menghidupkan lampu. Dalam praktek ini terdapat tiga saklar yang digunakan, dan yang dikerjakan juga harus sesuai dengan diagram pengawatan yang telah diberikan. Pada pembuatan ini kita dilatih untuk pemasangan instalasi rumah sederhana dengan rapi dan benar yang semuanya gabungan dari latihan satu sampai lima ditambah cara kita membaca diagram pengawatan.
29
-
Tabel Alat dan bahan yang diperlukan :
Tabel 3.4 Alat dan Bahan latihan 5 No
Nama Alat
1
Tang Pengupas
2
Tang Pemotong
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tang Buaya Gergaji Obeng Minus Obeng Plus Obeng Tusuk Water Pas
Nama Bahan Kabel NYA 1,5 mm 2 red, black, blue, and green Kabel NYA 2,5 mm 2 red, black, blue, and green Fuse Implus Fititng lampu Saklar seri Saklar tekan Saklar Tunggal Stop Kontak Kabel Suplai Lampu Papan Pertinax Pipa PVC Kotak Hubung Terminal Strip
Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang telah diberikan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.
2.
Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan.
3.
Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai petunjuk.
4.
Setelah diukur pasangkan seluruh saklar, kotak hubung, stop kontak, terminal strip, dan fiting lampu pada posisi yang telah diukur tadi dan dikencangkan dengan sekrup.
5.
Pasangkan implus dan fuse pada papan pertinax yang dikencangkan dengan mur dan baut. 30
6.
Potong pipa PVC sesuai ukuran dan yang berbentuk selain lurus harus dibentuk dengan cara dipanaskan dengan mesin pemanas.
7.
Lakukan pengawatan pada masing-masing peralatan sesuai dengan warna dan fungsi penghantar dengan menggunakan kabel NYA 1,5 mm2 tapi supply dari panel menggunakan kabel NYA 2,5 mm 2, sesuai gambar kerja.
8.
Pasangkan kabel suplay ke terminal strip yang telah dihubungkan sesuai pengawatan tadi.
9.
3.6
Lakukan pengujian dengan dialiri arus pada kabel suplay
Peralatan Tabel peralatan yang diperlukan :
Tabel 3.5 Alat dan bahan yang diperlukan No
Nama Alat
Jumlah
Satuan
1 2
Obeng minus besar Obeng minus kecil
1 1
Buah Buah
3
Obeng plus besar
1
Buah
4
Obeng plus kecil
1
Buah
5
Obeng Tusuk
1
Buah
6
Tang Pemotong
1
Buah
7
Tang pengupas
1
Buah
8
Tang pembulat
1
Buah
9
Tang buaya
1
Buah
10 11 13
Tang kombinasi Palu plastik Mistar Besi
1 1 1
Buah Buah Buah
14
Water pas
1
Buah
15
Gergaji
1
Buah
16
Pisau
1
Buah 31
3.7
Material Berikut ini adalah tabel material yang diperlukan :
Tabel 3.6 Material yang diperlukan No
Material
Satuan
Jumlah Per Latihan 3-Jan
0029
Pcs
4
5
6
Jumlah Total
1
Pertinax 300 x 100 x 5 DRA
1
1
2
Pertinax 130 x 25 x 5 0030
Pcs
2
2
3
Pertinax 130 x 25 x 1,5 (2) 0030
Pcs
2
2
4
Pertinax 180 x 150 x 5 0037
Pcs
5
Acrylit glass 180 x 100 x 5
pcs
6
Wiring Channel 40 x 40
M
7
Din- G – Profile
M
8
NYA 1,5 mm2 red
M
1,5
4
15,5
9
NYA 1,5 mm2 yellow
M
2
2,5
4,5
10
NYA 1,5 mm2 black
M
1,5
3
10,5
11
NYA 1,5 mm2 blue
M
1,5
3
4,5
12
NYA 2,5 mm2 black
M
1,0
3,0
13
NYA 2,5 mm2 blue
M
1
1
14
NYA 2,5 mm2 green/yellow
M
1
1
15
NYA 6 mm2 (4mm2) black
M
16
NYM 4 x 1,5 mm2 (puil colours)
M
17
Line Up Terminal 2,5 mm2 grey
Pcs
18
End plate PVC for above
pcs
1
3,5
1
1
1
1,05
0,45
1,5
0,75
0,25
1
2,5
2,0
2
2 2
2
37
11
48
6
2
8
32
19
End piece for above
Pcs
12
4
16
20
Terminal block 6 x 2,5 mm2 with cover
Pcs
1
1
21
Terminal block 12 x 2,5 mm2 with cover
pcs
22
Union pipe steel 5/8
M
2
2
23
PVC conduit PG 11
M
1
1
24
Plastic conduit PG 9
M
0,3
0,3
25
Junction box plastic 65 x 65
Pcs
2
2
26
Junction box iron 65 3-entry
Pcs
1
1
27
Lightbulb holder wall mounted
Pcs
2
2
28
Lightbulb holder ceiling mounted
Pcs
1
1
29
Lightbulb 220V 40W E27
pcs
3
3
30
Switch 1-way 60x60 push type o.p.
Pcs
1
1
31
Switch 2-ways 60 toggle type o.p.
Pcs
2
2
32
Momentary contact 60x60 1 PNE 1GA o.p
Pcs
1
1
33
Socket outlet 60x60 1 PNE 1GA o.p
Pcs
1
1
34
Metal screw countersink M4 x 20
Pcs
12
35
Metal screw countersink M5 x 20
Pcs
12
36
Metal screw countersink M6x 20
Pcs
12
37
Nut M3
Pcs
1
1
12
10
22
12
2
2
33
38
Nut M4
pcs
24
39
Nut M5
Pcs
24
40
Nut M6
41
Pcs
6
8
14
42
Wood screw countersink 3,5 x 10(150) Wood screw countersink 3,5 x 20
Pcs
2
2
4
43
Wood screw countersink 4 x 25
pcs
44
Wood screw roundhead 3,5 x 10
Pcs
45
Wood screw roundhead 3,5 x 20
Pcs
46
Wood screw roundhead 3,5 x3
Pcs
3.8
6
30
20
44
24
24
14
4
4
8
4
30
48
4
12
16
4
4
Trouble shoting Untuk lebih memahami mengenai praktikum suatu instalasi, mahasiswa
dituntut mengetahui trouble shooting, sehingga mahasiswa di change satu sama lain. Berikut trouble shooting yang dialami: 1.
Terlepasnya Kabel Netral pada Kotak Hubung Ruang Dapur / Tidur.
2.
Terlepasnya penghantar saklar pada saklar tunggal.
3.
Terlepasnya Kabel Phasa pada Saklar Tunggal.
4.
Terlepasnya Kabel Phasa pada Fiting Ruang Tidur / Dapur.
5.
Terlepasnya Kabel Netral pada Fiting Ruang Tidur / Dapur.
6.
Terlepasnya Penghantar Saklar pada Kotak Hubung Ruang Depan.
7.
Terlepasnya Penghantar Saklar pada Impuls.
8.
Terdapat bahan isolator pada fuse.
9.
Fuse yang bagus diganti dengan fuse yang rusak.
10. Terlepasnya Kabel Netral pada Fiting Ruang Depan.
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
35
Pada bab ini merupakan penjelasan tentang hasil kerja yang telah dilakukan selama praktek kerja teknik penyambungan kabel dan instalasi listrik mulai dari pembuatan mata itik (latihan 1, 2, dan 3) sampai latihan 6.
4.1.1 Hasil Pembuatan Mata Itik ( latihan 1,2, dan 3, terlampir pada lampiran) Hasil pembuatan mata itik yang meliputi latihan 1, 2, dan 3 ini cukup bagus, walaupun masih terdapat kekurangan yang mengakibatkan hasil kurang memuaskan. Pada pembuatan mata itik ini terdapat tiga bagian pembuatan yaitu: a. Latihan 1
Gambar 4.1 Latihan 1 Pada latihan ini proses pembentukan mata itik pada kabel masih tidak sesuai dengan job, dan juga pada latihan ini terdapat kabel yang belum lurus.
b. Latihan 2
36
Gambar 4.2 Latihan 2 Pada latihan ini hasil yang didapat bahwa pembentukan lingkaran mata itik sudah terlihat bulat, pemotongan juga sudah benar sehingga kabel sudah terlihat lurus tetapi pada bagian siku belum terlihat siku secara sempurna dan pada latihan ini juga terdapat kekurangan kabel NYA 6 mm 2 sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan job. c. Latihan 3
Gambar 4.3 Latihan 3 Pada latihan tiga ini hasil yang didapat adalah pada pembentukan siku pada kabel tidak sesuai dengan job dan juga terdapat kekurangan kabel NYA 6 mm2.
4.1.2
Hasil Pembuatan Latihan 4 ( terlampir pada lampiran)
Pembuatan latihan empat yaitu menghubungkan kabel ke terminal line up yang melalui wiring channel, hasilnya; jarak dari profil G ke wiring channel
37
masih belum sesuai dengan job, kabel pada line up terminal masih belum terpasang terlalu kuat, tidak adanya spare kabel dari line up yang satu ke yang lainnya.
Gambar 4.4 Latihan 4
4.1.3
Hasil Pembuatan Latihan 5 (terlampir pada lampiran)
Pembuatan latihan lima yaitu pembuatan instalasi sederhana yang belum dialiri arus, hasilnya:Pada kabel yang mau disikukan terlihat belum siku, pada saat kabel terhubung ke line up terminal susunan kabel yang berjajar sepuluh terlihat tidak rapi, penyolderan tidak rata, dan juga teknik penyekunan yang salah mengakibatkan banyak skun yang salah.
38
Gambar 4.5 Latihan 5
4.1.4
Hasil Pembuatan Latihan 6
Pembuatan latihan enam yaitu pembuatan instalasi rumah sederhana yang langsung terhubung ke aliran sumber listrik(PLN), hasilnya; pipa tidak terlihat bengkok secara sempurna, cara pemasangan kabel pada papan pertinax terlihat tidak begitu rapi, pada pemasangan fiting lampu jarak ukurannya masih ada yang tidak sesuai pada lembar kerja yang diberikan, serta kabel yang terpasang ada yang terdapat tidak sesuai dengan aturan pemasangan yaitu pada bagian warna kebel.
Gambar 4.6 Latihan 6 4.2.1
Pembahasan Pembuatan Mata Itik ( latihan 1, 2, dan 3 )
Pembahasan pada mata itik ini terbagi menjadi tiga karena terdapat tiga buah latihan, yaitu: o
Latihan satu, pembentukan lingkaran pada mata itik belum begitu bulat karena pada bagian ini merupakan latihan pertama yang diajarkan dan mahasiswa masih kaku dalam memegang alat. Kabel tidak terlihat lurus disebabkan kelalaian mahasiswa dalam pemotongan kabel sehingga kabel
39
yang dipotong sering kelebihan, dan takut untuk memotong kabel karena takut kependekan yang mengakibatkan kekurangan kabel. o
Latihan dua, pembuatan mata itik sudah terlihat sempurna karena mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan alat dan telah memahami teknik yang telah diajarkan serta kabel yang digunakan memang tidak terlalu susah. Pada saat ada bagian siku yang belum terlihat siku, itu karena ketakutan untuk meluruskan dengan alat yang dapat menyebabkan isolasi pada kabel terkelupas. Pada latihan ini ada pekerjaan yang tidak selesai itu dikarnakan kurangnya ketersedian kabel NYA 6 mm 2. o
Latihan tiga, kabel terlihat tidak siku karena pada saat bekerja
terburu buru, sehingga banyak kabel yang tidak sesuai dengan job. Pada latihan
ini
pekerjaan
tidak
dapat
diselesaikan karena kurangnya
ketersedian kabel NYA 6 mm2.
4.2.2
Pembahasan Pembuatan Latihan 4
Pembahasan ini mengenai menghubungkan kabel keterminal line up yang satu ke line up terminal lainnya. Jarak dari profil G ke wiring channel masih belum sesuai dengan job itu karena dalam menyelesaikan praktek ini terkadang saya melihat pekerjaan teman saya, sehingga apabila teman salah maka saya juga salah. Pada saat awal praktek job 4 kurang aktifnya saya untuk bertanya kepada instruktur maka banyak terjadinya kesalahan misalnya saja dalam
40
pembuatan lobang untuk tempat baut sehingga line up terminal tidak terpasang dengan kuat dan pada ukuran jarak masih terdapat kesalahan – kesalahan ukuran. 4.2.3
Pembahasan Pembuatan Latihan 5
Pembahasan ini mengenai pembuatan instalasi yang belum dialiari arus, Pada kabel yang mau disikukan terlihat belum siku karena terjadi kesalahan pemotongan kabel dan penglupasan kabel sehingga kabel yang mau disikukan pendek, dan kabel itu masih tetap dipakai karena nanti takut kekurangan kabel. Kabel yang berjajar sepuluh tidak terlihat rapi karena pengerjaannya dilakukan terburu-buru. Solderan pada kabel yang telah disolder tidak terlihat rata secara menyeluruh karena saya baru pertama kali melakukan penyolderan tetapi secara bertahap hasilnya semakin membaik. Pemasangan skun yang tidak benar yaitu kami menjepit skun beserta isolasinya, yang benar adalah sebelum skun dijepit, isolasi harus dibuka dan apabila kabel sudah terjepit baru isolasi skun ditutupkan kembali, hal ini agar kabel yang tidak terisolasi dapat tertutup oleh isolasi skun dan juga saya pertama kali menyekun menggunakan tang skun. 4.2.4
Pembahasan Pembuatan Latihan 6
Pembuatan latihan enam yaitu pembuatan instalasi rumah sederhana yang langsung terhubung ke aliran sumber listrik(PLN). pipa tidak terlihat bengkok secara sempurna itu dikarenakan saya baru pertama kalinya mengenal alat pembengkok tapi lama kelamaan dalam pembengkokan pipa sudah cukup membaik, cara pemasangan kabel pada papan pertinax terlihat tidak begitu rapi disebabkan dalam mengerjakan praktek sedikit terburu buru, pada pemasangan
41
fiting lampu jarak ukurannya masih ada yang tidak sesuai pada lembar kerja yang diberikan itu karena terdapat kesalahan dalam pembacaan job. Kabel yang terpasang ada yang tidak sesuai dengan aturan pemasangan yaitu pada bagian warna kabel pada power suplay dikarenakan kabel power suplay yang disediakan warnanya memang tidak sesuai yaitu pada kabel PE yang berwarna kuning. 4.2.5
Pembahasan Trouble Shooting
Pada sub bab ini dijelaskan tentang penjelasan mengapa terjadinya masalah pada praktek kerja yang telah dilakukan pada latihan 6. Berikut ini ada sepuluh yang mengalami masalah: 1. Lampu ruang depan tidak berfungsi karena kabel netralnya terlepas. 2. Lampu ruang depan tidak berfungsi karena penghantar saklar pada saklar tunggal terlepas. 3. Saklar tunggal tidak berfungsi karena kabel phasanya terlepas 4. Lampu ruang tidur / dapur tidak berfungsi karena kabel phasanya terlepas. 5. Lampu ruang tidur / dapur tidak berfungsi karena kabel netralnya terlepas. 6. Impuls tidak berfungsi karena penghantar saklar pada kotak hubung yang dihubungkan ke impuls terlepas. 7. Impuls tidak berfungsi karena ada kabel yang terlepas pada impuls. 8. Fuse pada group 1 tidak berfungsi karena terdapat bahan isolator pada impuls. 9. Fuse pada group 2 tidak berfungsi karena fuse tersebut diganti dengan fuse yang rusak.
42
10. Tidak berfungsinya lampu pada ruang depan karena kabel netralnya terlepas.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Latihan satu yaitu pembuatan mata itik dengan kabel 1,5 mm 2 , latihan pembuatan mata itik ini sebaiknya dilakukan dengan baik dan benar, karena pada latihan berikutnya aka ada juga pembuatan mata itik yang
43
lebih sulit. Apabila dalam pembuatan mata itik ini terjadi kesalahan maka akan terjadi kebocoran arus atau mungkin kebakaran pada kabel.
Latihan dua yaitu pembuatan mata itik dengan bentuk kerumitan yang tinggi ini bertujuan agar mahasiswa dapat membentuk mata itik dengan kesabaran dan ketelitian membentuk kabel tersebut sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Pada latihan ini hasil yang didapat sudah cukup baik meski ukuran yang diinginkan belum sepenuhnya presisi.
Latihan tiga yaitu pembuatan mata itik dengan bentuk seperti terowongan itu juga bertujuan agar mahasiswa lebih terampil dalam membuat mata itik dan lebih sabar dalam membentuk kabel. Pada latihan ini hasil yang didapat kurang begitu baik, karena kurangnya ketersedianya kabel NYA 6 mm2.
Latihan empat yaitu penyambungan kabel ke terminal line up yang satu ke line up terminal yang lain, latihan ini kita dilatih bagaimana teknik melakukan sambungan dari kabel ke terminal line up yang dibutuhkan ketelitian pengukuran dan kekuatan kabel yang menempel pada terminal, serta kegunaan penandaan pada rangkaian. Hasil yang didapat pada latihan ini sudah memuaskan.
Latihan lima yaitu pemasangan instalasi sederhana dengan ukuran, bentuk, dan posisi yang sangat teratur, sehingga kita mengerjakannya dengan ketelitian agar bahan yang kita gunakan cukup, serta teknik penyolderan. Hasil
yang
didapat
belum
cukup
bagus
karena
masih
banyak
44