35
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PTJJ SEAMOLEC
PENGEMBANGAN BAHAN AJARPENGEMBANGAN BAHAN AJAR
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE
BASIS DATA KELAS X SMK-RPL
BERBASIS KARAKTER
KARTIKA CANDRA KIRANA
DRS. SETIADI C.P., M.Pd, M.T
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2013
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PENELITIAN
Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Online Basis Data Kelas X SMK-RPL Berbasis Karakter
Tema Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar
Peneliti :
Nama Lengkap : Kartika Candra Kirana
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM/NRP : 109533414514
Status : (dosen/mahasiswa) pilih salah satu
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Elektro
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang
Alamat : Jl. Semarang No 5 Malang
Telepon/ Fax : (0341) 7044470 / (0341) 573090
Alamat Rumah : Jl Muradi No 5 Blitar
Telepon/ Fax : (0342) 803729
E-mail :
[email protected]
Jangka Waktu Penelitian : 4 bulan
Biaya penelitian : Rp. 6.500.000,00
Malang, 17 Oktober 2013
Mengetahui, Ketua Peneliti
Ketua Jurusan
Drs. Slamet Wibawanto Kartika Candra Kirana
NIP 196107131986011001
Menyetujui
Dekan
DR. WARAS, M.Pd
NIP 19601121 1986011001
ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar Basis Data pada SMK se Indonesia maka perlu dikembangkan bahan ajar yang dapat diakses melalui internet. Agar bahan ajar mampu meningkatkan antusias-belajar siswa maka bahan ajar harus disusun dengan format yang menyenangkan (tidak kaku) dan dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan anak usia remaja.
Struktur bahan ajar yang akan dikembangkan terdiri atas: (1) kata pengantar, (2) daftar isi, (3) peta kedudukan modul, (4) glosarium, (5) pendahuluan (deskripsi mata pelajaran, peta kompetensi, cara penggunaan modul, tujuan akhir, dan cek kemampuan), (6) kegiatan belajar mencakup 9 KD Setiap unit KD tersusun atas: tujuan, materi, lembar kerja praktik, ringkasan, evaluasi, dan umpan balik), serta (7) daftar pustaka. Bahan ajar dikemas menggunakan Modle. Halaman depan maupun isi bahan ajar didesign mengacu pada pembuatan novel dan komik sebagai salah satu pendekatan agar siswa tertarik membaca modul tersebut.
Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi tiga model, yaitu: (1) model pengembangan Sugiyono, (2) model pengembangan Dick & Carey dan (3) model pengembangan Inkremental. Pengembangan mencakup langkah-langkah: (1) Analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan bagian produk, (4) validasi inkremen, (5) revisi inkremen, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) cek kelengkapan produk, dan (11) integrasi produk.
Evaluasi produk meliputi validasi ke ahli materi dan ahli media untuk mengidentifikasi kecukupan materi dan kelayakannya sebagai bahan ajar. Setelah dinyatakan valid, maka bahan ajar diujicobakan ke siswa SMK di Bondowoso untuk mengidentifikasi tingkat kemudahan penggunaan dan efektifitasnya sebagai bahan ajar.
Modul Basis Data kelas X semester I dengan standar kompetensi menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar telah berhasil diselesaikan. Hasil dari validasi modul yang dikembangkan diperoleh persentase 92% dari ahli media, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari ahli materi diperoleh persentase 90%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari uji coba produk diperoleh persentase 94,6%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dan dari uji coba pemakaian mendapat persentase 81,200% , yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi. Sehingga diperoleh persentase rata-rata sebesar 89,258% dengan tingkat kelayakan sangat tinggi. Selain itu nilai sikap sebesar 81,002% dan 100% kegiatan belajar mencapai ketuntasan belajar secara kelompok (klasikal). Dengan demikian, modul Basis Data kelas X semester I dengan standar kompetensi menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar dapat dinyatakan layak.
PENDAHULUAN
Judul Penelitian
Pengembangan Bahan Ajar Online Basis Data Kelas X SMK-RPL Berbasis Karakter
Latar Belakang
Berdasarkan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006, salah satu SKL (standar kompetensi lulusan) SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah "mampu menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data keperluan sehari-hari, serta keperluan yang terkait dengan kebutuhan dunia kerja". Mata pelajaran yang berkaitan dengan SKL tersebut adalah Basis Data. Mata pelajaran Basis Data juga selalu diujikan dalam UAN (Ujian Akhir Nasional) Teori Kejuruan SMK Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak sejak tahun 2008/2009 hingga sekarang. Mata pelajaran Basis Data juga diterapkan dalam ilmu lain, seperti PHP dan Visual Basic. Karena memiliki peranan yang tinggi, maka matapelajaran Basis Data harus didukung bahan ajar yang sangat memadai.
Dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di kelas, terdapat pengelompokan strategi pembelajaran yang harus diperhatikan. Pengelompokan ini dapat dilakukan berdasarkan komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran. Gulo (2002) dalam Iskandarwassid & Sunendar (2010:22) menyatakan bahwa komponen kegiatan pembelajaran meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) pengajar, (3) peserta didik, (4) materi pelajaran, (5) metode pembelajaran, (6) media pembelajaran, dan (7) faktor administrasi serta finansial.
Berdasarkan observasi pembelajaran Basis Data kelas X Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMKN I Tapen, terdapat masalah keterbatasan media pembelajaran. Ida Sari S,S.T, ketua program RPL SMK N 1 Tapen menyatakan bahwa media pembelajaran hanya slide presentasi, sehingga siswa hanya memiliki catatan dari slide presentasi guru sebagai sumber belajar di kelas. Keterbatasan media ini menyebabkan metode pembelajaran menjadi terbatas, yaitu: ceramah dan mencatat.
Hipotesis atas keterbatasan media ini adalah kurangnya pengembangan media pembelajaran pada satuan pendidikan SMK kompetensi keahlian RPL (Rekayasa Perangkat Lunak. Berdasarkan observasi yang dilakukan di sejumlah toko buku di kota Bondowoso, seperti: (3) Dian Ilmu, (4) Pustaka Grafika, (5) Melati, (6) Remaja Utama, (7) Tiga Putra, (8) Jaya Remaja, (9) Pustaka Wijaya, (10) Cahaya, dan (11) Setia Ilmu, tidak ada toko yang menjual media pembelajaran untuk kompetensi keahlian RPL. Untuk itu, pengembangan media pembelajaran Basis Data dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menyelesaikan masalah tentang keterbatasan bahan pembelajaran.
Perumusan Masalah
Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar Basis Data pada SMK se Indonesia maka perlu dikembangkan bahan ajar yang dapat diakses melalui internet. Agar bahan ajar mampu meningkatkan antusias-belajar siswa maka bahan ajar harus disusun dengan format yang menyenangkan (tidak kaku) dan dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan anak usia remaja.
Tujuan
Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah: (1) mengembangkan media pembelajaran berupa modul Basis Data kelas X RPL yang dapat membantu siswa dalam mencapai ketuntasan belajar dan peningkatan nilai sikap antusiasme dalam belajar; dan (2) tersusunnya artikel ilmiah yang siap diterbitkan pada Jurnal Online tentang hasil efektifitas bahan ajar yang telah dikembangkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Modul
Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan (Indiyanti & Susilowati, 2010:1). Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik (Direktorat Pembinaan SMK, 2008:4). Modul menurut Depdiknas merupakan media atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai standar kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (BPPK, 2009: 3). Jadi, modul adalah media pembelajaran mengenai satuan bahasan tertentu untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar yang spesifik.
Pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu: (1) self instruction, (2) self contained, (3) stand alone, (4) adaptif, dan (5) user friendly (Direktorat Pembinaan SMK, 2008:4).
Self instruction merupakan karakteristik memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus: (1) memuat tujuan pembelajaran yang jelas, (2) menggambarkan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga materi mudah dipelajari secara tuntas, (4) tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran, (5) terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik, (6) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, (7) terdapat rangkuman materi pembelajaran, (8) terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi, (9) terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud. Modul dikatakan self contained apabila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Modul dikatakan adaptif jika dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly (Direktorat Pembinaan SMK, 2008).
Selain karakteristik modul, kerangka atau struktur modul juga harus diperhatikan. Kerangka modul meliputi: (1) kata pengantar, (2) daftar isi, (3) peta kedudukan modul, (4) glosarium, (5) pendahuluan, (6) pembelajaran, (7) kunci jawaban, dan (8) daftar pustaka. Pendahuluan meliputi: (1) standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) deskripsi, (3) prasyarat, (4) petunjuk penggunaan modul, (5) tujuan akhir, dan (6)cek penguasaan standar kompetensi. Pembelajaran meliputi: (1) tujuan, (2) materi, (3) lembar kerja praktik, (4) rangkuman, dan (5) evaluasi (Direktorat Pembinaan SMK, 2008:31).
Basis Data sebagai Mata Pelajaran Kejuruan
Karena cakupan materi yang sangat luas, mata pelajaran kompetensi kejuruan yang ada pada kompetensi keahlian rekayasa RPL dibagi ke dalam beberapa mata pelajaran. Salah satunya adalah Basis Data. Dalam mata pelajaran basis data, siswa dituntut mampu menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar, Kemampuan ini dibagi menjadi empat kompetensi, yaitu: (1) menjelaskan konsep pengoperasian bahasa pemrograman SQL, (2) mempersiapkan perangkat lunak SQL, (3) membuat tabel, dan (4) mengoperasikan tabel.
Model Pengembangan Menurut Para Ahli
Pengembangan, dalam pengertian umum berarti pertumbuhan perubahan secara perlahan (evolusi) dan perubahan secara bertahap. Seel & Richey (1994) dalam Setyosari (2012:215) merupakan proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik. Pengembangan merupakan proses menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir dalam mencapai tujuan yang bersifat umum (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI, 2007: 267). Jadi, definisi pengembangan adalah proses menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Beberapa model pengembangan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
Model Pengembangan Dick & Carey
Model yang dikembangkan Dick & Carey terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis pebelajar dan konteks, (4) tujuan umum dan tujuan khusus, (5) mengembangkan instrumen, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pelajaran, (8) merancang dan melakukan evaluasi formatif yang terdiri dari uji coba prototype secara perseorangan antara 1-3 orang (one to one trying out), uji coba kelompok kecil antara 4-8 orang (small field tryout), dan uji coba lapangan antara 15-30 orang (field tryout), (9) melakukan revisi, serta (10) evaluasi sumatif (Setyosari, 2012:225).
Analisi kebutuhan dan identifikasi tujuan umumMelakukan analisis pembelajaranMenganalisis pebelajar dan konteks Merumus-kan tujuan khususMengem-bangkan instrumen assesmentMengem-bangkan strategi pembelajar-anMelakukan analisis pembelajaranMengem-bangkan dan memilih bahan pelajaranMerancang dan melakukan evaluasi formatifMerancang dan melakukan evaluasi formatifAnalisi kebutuhan dan identifikasi tujuan umumMelakukan analisis pembelajaranMenganalisis pebelajar dan konteks Merumus-kan tujuan khususMengem-bangkan instrumen assesmentMengem-bangkan strategi pembelajar-anMelakukan analisis pembelajaranMengem-bangkan dan memilih bahan pelajaranMerancang dan melakukan evaluasi formatifMerancang dan melakukan evaluasi formatif
Analisi kebutuhan dan identifikasi tujuan umum
Melakukan analisis pembelajaran
Menganalisis pebelajar dan konteks
Merumus-kan tujuan khusus
Mengem-bangkan instrumen assesment
Mengem-bangkan strategi pembelajar-an
Melakukan analisis pembelajaran
Mengem-bangkan dan memilih bahan pelajaran
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Analisi kebutuhan dan identifikasi tujuan umum
Melakukan analisis pembelajaran
Menganalisis pebelajar dan konteks
Merumus-kan tujuan khusus
Mengem-bangkan instrumen assesment
Mengem-bangkan strategi pembelajar-an
Melakukan analisis pembelajaran
Mengem-bangkan dan memilih bahan pelajaran
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Gambar 2.1 Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey (Sumber: Setyosari, 2012:227)
Model Pengembangan Sugiyono
Langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono, yaitu:
Potensi dan Masalah, yang ditunjukkan dengan data empirik secara aktual dan up to date.
Mengumpulkan Informasi, digunakan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang diharapkan data mengatasi masalah tersebut.
Desain produk, diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pengangan untuk menilai dan membuatnya
Validasi Desain, merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk lebih efektif atau tidak
Perbaikan Desain
Uji Coba Produk, dibuat dalam bentuk prototype untuk diuji coba. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara desain eksperimen before- after atau desain eksperimen dengan kelompok kontrol
Revisi Produk, yang dapat dilakukan dengan cara: pengamatan instrumen yang valid dan reliabel bagi desain eksperimen before-after atau dengan menguji signifikansi bagi desain eksperimen dengan kelompok kontrol.
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk, dilakukan jika masih terdapat kekurangan dan kelemahan
Pembuatan Produk Masal, dilakukan jika produk yang diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi (Sugiyono, 2011:298).
Gambar 2.2 Langkah Pengembangan Sugiyono (Sumber : Sugiyono, 2011:298)
Pendidikan Karaketer
Pendidikan karakter terdiri dari dua suku kata, yaitu: 'pendidikan' dan 'karakter'. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Karakter merupakan nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik tehadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun bangsa dan negara sehingga menjadi manusia insan kamil (Samani & Hariyanto, 2012:237).
Pusat kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Karakter (2011) dalam Samani & Hariyanto (2012:9) menyatakan bahwa pendidikan karakter berfungsi: (1) mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati, berpikiran baik dan berperilaku baik, (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multi kultur, (3) meningkatkan peradaban bangsa kompetitif dalam pergaulan dunia. Depatemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009 telah mengidentifikasi 49 kualitas karakter yang dikembangkan dari Character First dan disepakati sebagai yang akan dikembangkan dalam pembelajaran di Indonesia. Ke-49 karakter tersebut digambarkan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 49 Karater yang Akan Dikembangkan dalam Pembelajaran
Kualitas Karakter
Alertness,
Attentiveness,
Availability. Benevolence,
Boldness,
Cautiousness,
Compassion,
Contentment,
Creativity,
Decisiveness,
Deference,
Dependability,
Determination,
Diligence,
Discemment,
Discration,
Enthusiasm,
Faith,
Flexibility,
Forgiveness,
Generosity,
Gentleness,
Honor,
Hospitality,
Humality,
Joyfullness,
Justice,
Loyalty,
Meekness,
Obedience,
Orderliness,
Patience,
Persuasiveness,
Punctiality,
Resourcefulness,
Responsibility
Security
Self-Control,
Sensitivity,
Sincerivity,
Sincerity,
Thoroughness,
Thriftiness,
Tolerance,
Truthfullness,
Virtue,
Wisdom
Sumber: Kementerian Pendidikan Nasional (2009) dalam Samani & Hariyanto (2012:107)
Pada setiap kegiatan belajar, terdapat panduan penanaman karakter sebelum penjabaran materi. Aspek karakter yang dikembangkan adalah antusiasme (antusiasm) dan kepatuhan (obedience). Selain itu, pada buku petunjuk guru, terdapat contoh lembar observasi penilaian sikap. Penilaian sikap dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung sesuai dengan indikator yang telah dijabarkan pada setiap aspek sikap yang dinilai.
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Model Penelitian
Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dua model, yaitu: (1) model pengembangan Sugiyono dan (2) model pengembangan Dick & Carey. Adapun alur penelitian ini adalah: (1) potensi dan masalah, dan (2) pengumpulan data, (3) pengembangan bagian produk, (4) validasi, (5) revisi, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) cek kelengkapan produk, dan (11) integrasi produk. Alur penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1.
ValidasiValidasiPengembanganBagian ProdukPengembanganBagian ProdukPengumpulan DataPengumpulan DataPotensi dan MasalahPotensi dan Masalah
Validasi
Validasi
PengembanganBagian Produk
PengembanganBagian Produk
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Potensi dan Masalah
Potensi dan Masalah
Integrasi ProdukIntegrasi ProdukRevisiRevisi
Integrasi Produk
Integrasi Produk
Revisi
Revisi
Uji Coba ProdukUji Coba ProdukRevisi ProdukRevisi ProdukRevisi ProdukRevisi ProdukUji Coba PemakaianUji Coba Pemakaian
Uji Coba Produk
Uji Coba Produk
Revisi Produk
Revisi Produk
Revisi Produk
Revisi Produk
Uji Coba Pemakaian
Uji Coba Pemakaian
Gambar 3.1 Model Pengembangan yang Digunakan
Model pengembangan Dick & Carey menjabarkan tahap analisis secara akurat, seperti: (1) analisis kebutuhan dan identifikasi tujuan umum, (2) analisis pembelajaran, (2) analisis pebelajar dan konteks, serta (3) analisis tujuan khusus. Namun, banyaknya tahap uji coba produk tidak dapat diterapkan karena waktu penelitian yang singkat. Selain itu, tahapan evaluasi tersebut melebihi batasan penelitian. Untuk itu, modifikasi model pengembangan Dick & Carey hanya diterapkan acuan analisis kebutuhan pembelajaran. Sementara itu acuan tahapan penelitian menggunakan model pengembangan Sugiyono yang alur yang sederhana.
Dengan meninjau kondisi di atas, modifikasi model pengembangan dua pakar/ahli, yaitu: (1) Sugiyono dan (2) Dick & Carey menjadi landasan pengembangan modul dalam penelitian ini.
Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Potensi dan Masalah
Potensi merupakan segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Kuesioner siswa kelas X RPL 1 menunjukkan beberapa potensi untuk mengembangkan media cetakan berupa modul. 29 siswa (82,86%) menyukai novel. 10 siswa (28,57%) lebih mudah belajar dengan cara membaca, 34 siswa (60,00%) lebih mudah belajar dengan cara membaca yang digabung dengan cara lain, dan 4 siswa (11,43) tidak memilih membaca sebagai cara belajar yang mudah. Selain itu, SMKN 1 Tapen memiliki potensi dalam hal ketersediaan ruang pembelajaran teori dan laboratorium dengan sistem penjadwalan yang terstruktur. Sinkronisasi antara sarana pembelajaran di sekolah dan pengembangan media pembelajaran diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar.
Selain masalah ketersediaan sumber belajar, data lain menunjukkan bahwa kepatuhan siswa terhadap peraturan masih rendah. Menurut Lirman, satpam SMKN I Tapen, setidaknya 10-35 siswa kelas X terlambat setiap harinya. Selain itu, menurut Kristin .S, penjaga kantin SMK N VI Malang, setiap hari terdapat 1-10 siswa pergi ke kantin saat jam pelajaran. Menurut Karnael, guru bimbingan dan konseling Rekayasa Perangkat Lunak, tercatat 1 siswa (2,86%) alpa lebih dari 12 kali, 2 siswa (5,71%) alpa antara 6-12 kali, dan 12 siswa (34,29%) alpa kurang dari 6 kali. Hal ini bertentangan dengan batas maksimal alpa, yaitu 18 kali dalam setahun.
Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, informasi yang sudah diperoleh akan dianalisis sebagai bahan perencanaan suatu produk. Analisis data meliputi: (1) analisis pembelajaran dan identifikasi tujuan umum, (2) analisis pebelajar dan konteks, serta (3) analisis tujuan khusus.
Analisis pembelajaran dilakukan dengan cara observasi di kelas. Sebelumnya, metode pembelajaran masih bersifat konvensional, yaitu: ceramah dan mencatat. Siswa cenderung pasif. Untuk itu, penggunaan bahan ajar harus disusun untuk mendukung pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Identifikasi tujuan umum dilakukan dengan cara menganalisis lampiran Permendikanas tentang dasar kompetensi kejuruan SMK, silabus kompetensi kejuruan SMK N 1 Tapen, dan hasil observasi kepada guru basis data. Dari ketiga kegiatan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan umum basis data kelas X semester I yang tergambar dalam standar kompetensi adalah menerapkan bahasa pemrograman SQL.
Analisis pebelajar dilakukan dengan cara observasi dan kuesioner. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa siswa lebih mudah belajar dengan cara membaca sejenis komik dan novel. Data lain menunjukkan bahwa berdasarkan observasi kepada satpam, guru BK, dan penjaga kantin sekolah, siswa X RPL memiliki kepatuhan peraturan yang rendah, seperti: membolos saat jam pelajaran, datang terlambat, dan alpa. Untuk itu, penilaian sikap antusiasme dan kepatuhan juga dilakukan. Selain itu, e-book dibuat dengan desain novel atau komik agar siswa tertarik membaca.
Analisis konteks dilakukan dengan cara observasi. Dalam rangka menyesuaikan perkembangan teknologi, sejak tahun 2013/2014, pembelajaran basis data telah menggunakan Phpmyadmin agar dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran web. Sementara itu, analisis tujuan khusus direpresentasikan melalui peta kompetensi yang ditunjukkan pada Lampiran 1.
Pengembangan Produk
E-Book terdiri dari halaman utama, materi, evaluasi, dan pembelajaran berkarakter. Materi yang dibuat harus seseuai dengan program semester, silabus, dan RPP. Namun, sebelum kegiatan ini dilakukan, storyboard harus dibuat terlebih dahulu sebagai dasar desain modul. Storyboary modul ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Storyboard Kegiatan Belajar
Validasi dan revisi
Tahap validasi merupakan kegiatan mengukur ketepatan/kesahihan setiap bagian modul. Validasi dibedakan menjadi dua, yaitu: validasi isi dan validasi produk. Revisi merupakan kegiatan memperbaiki bagian modul sesuai dengan rekomendasi ahli media dan ahli materi.
Uji Coba Produk
Modul yang dikembangkan harus diuji coba terlebih dahulu. Media dapat diujicobakan pada empat siswa yang dipilih secara acak (random). Selanjutnya siswa memberi komentar atau penilaian melalui angket. Rencana tenaga ahli validator dan siswa sasaran uji coba ditunjukkan pada tabel 3.1
Revisi Produk
Revisi produk yang dilaksanakan setelah uji coba produk merupakan kegiatan merevisi produk yang disesuaikan dengan angket siswa.
Tabel 3.1 Rencana Validasi dan Ujicoba Produk
No
Bidang Keahlian
Nama Validator
Gelar
Pendidikan
Keterangan
S1
S2
S3
1
Media
Ahmadi Andiyanto
S.Kom, M.Kom
Ketua Prodi Multimedia SMKN 1 Tapen
2
Media
Fitriyah Arizkiyanti
S.Kom
Guru Multimedia SMKN 1 Tapen
3.
Materi
Ida Rita S
S.T., M.T.
Ketua Prodi SMKN 1 Tapen
4.
Materi
Aktia Arigiana Umami
S.T., M.T
Ketia Prodi RPL SMKN 6 Malang
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan berupa: (1) angket validasi dan lembar penilaian sikap dalam bentuk numerical rating scale, serta (2) rekap nilai kegiatan belajar siswa. Informasi tentang pengumpulan data dan instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen
Variabel
Indikator
Validator
Angket dalam bentuk numerical rating scale
Angket dalam bentuk numerical rating scale
Angket dalam bentuk numerical rating scale
Kualitas isi
a) Kesesuaian dengan kurikulum
b) Kesesuaian dengan acuan penyusunan materi
c) Kesesuaian evaluasi
d) Kesesuaian dengan peserta didik
e) Kesesuaian dengan sarana dan prasarana
Ahli materi
Kualitas produk
a) Self instructional
b) Self contained,
c) Stand alone
d) Adaptif
e) User friendly
f) Pengorganisasian modul,
g) Daya tarik,
h) Bentuk dan ukuran huruf,
i) Ruang kosong (spasi), tabel dan gambar
Ahli media
Kualitas intruksional
a) Kemenarikan modul bagi siswa
b) Kebermanfaatan modul bagi siswa
Siswa
Rekap nilai
Ketuntasan belajar
a) Ketuntasan Belajar (Individu)
b) Ketuntasan Belajar (Kelompok)
-
Lembar penilaian sikap dalam bentuk numerical rating scale
Sikap
a) Enthusiasm (Antusiasme)
b) Obedience (Kepatuhan)
Guru
Analisis ketuntasan belajar menggunakan modifikasi rumus Ristiannah dalam Sudjimat (2011:136) tanpa uji statistika. Modifikasi rumus ketuntasan belajar adalah sebagai berikut.
Secara perorangan (individual)
Siswa dianggap telah 'tuntas belajar' (TB) apabila penguasaan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM > 75,00).
Secara kelompok (klasikal)
Persentase Tuntas Belajar Klasikal= siswa tuntas belajarsiswa seluruh kelasx 100%
Pengkategorian hasil belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
90 – 100
Sangat Baik
A
80 – 89
Baik
B
75 – 79
Cukup
C
60 – 74
Kurang
D
< 60
Sangat Kurang
E
HASIL PENGEMBANGAN
Hasil pada penelitian ini adalah dan digital book tentang modul Basis Data kelas X semester I Rekayasa Perangkat Lunak SMK dengan standar kompetensi menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar. Digital book ini terdiri dari halaman utama (home), materi, evaluasi, RPP, panduan pembelajaran karakter, dan tim pengembang (developer).
Halaman Utama (Home)
Halaman utama berisi link yang merujuk pada halaman lain.
Gambar 4.1 Halaman Utama
Materi
Materi digital book terdiri dari pendahuluan, kegiatan belajar, dan penutup. Pendahuluan terdiri dari: (1) cover, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, dan (4) petunjuk penggunaan buku. Cover berisi data bidang/program studi keahlian dan kompetensi keahlian, judul modul, gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul), dan logo lembaga yang terkait. Sementara itu, kata pengantar memuat peran modul dalam pembelajaran.
(a) (b)
Gambar 4.2 Cover Modul (a) Cover (b) Halaman Frences dan Kata Pengantar
Daftar isi memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor halaman. Petunjuk pengguanaan buku meliputi: (1) deskripsi mata pelajaran, (2) peta kompetensi, dan (3) cara penggunaan modul. Deskripsi Modul berisi penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul yang meliputi: bidang studi keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian, mata pelajaran, kelas, semester, kode kompetensi, standart kompetensi, dan kompetensi dasar. Peta kompetensi berisi kompetensi dasar, indikator, dan nomor urut kegiatan belajar.
Gambar 4.3 Halaman Daftar Isi dan Petunjuk Penggunaan Buku
Terdapat empat kegiatan belajar yang dikembangkan, yaitu: (1) menjelaskan konsep pengoperasian bahasa pemrograman SQL, (2) mempersiapkan perangkat lunak sql, (3) membuat tabel, dan (4) mengoperasikan tabel. Komponen modul pada setiap kegiatan belajar terdiri dari: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi, (3) rangkuman, (4) evaluasi, serta (5) umpan balik. Tujuan kegiatan belajar direpresentasikan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi memuat uraian konsep tentang kompetensi yang sedang dipelajari dengan pemberian contoh. Rangkuman berisi intisari materi pembelajaran. Rangkuman meru-pakan implementasi tahap konfirmasi dan tahap refleksi. Tugas dan evaluasi dirancang untuk mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian kemampuan sesuai kompetensi dasar. Tes dapat berupa pilihan ganda atau esai. Pemilihan jenis tes disesuaikan dengan karakteristik aspek yang akan dinilai. Evaluasi berupa praktik berupa instruksi kerja. Tugas berisi pertanyaan untuk diskusi kelompok. Umpan balik merupakan pengukuran hasil belajar siswa berupa skor huruf. Sifat evaluasi dalam bagian ini statis, artinya pengguna tidak dapat melakukan interaksi apapun.
(a) (b)
(c)
Gambar 4.4 Materi (a)Tujuan Modul (b) Materi dan Rangkuman Modul (c) Evaluasi dan Umpan Balik
Penutup materi terdiri dari daftar pustaka berisi referensi dari isi modul. Glosarium memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan alpabet.
Evaluasi
Melalui evaluasi e-book yang bersifat dinamis ini, seorang siswa dapat mengetahui informasi tentang ujian yang diampu, melaksanakan ujian, mendapatkan nilai, serta mengevaluasi hasil belajar.
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 4.5 Evaluasi (a) Halaman untuk Memilih Evaluasi (b) Evaluasi
(c) Hasil Evaluasi (d) Pembahasan
Panduan Pembelajaran Karakter
Melalui panduan pembelajaran karakter, guru dan siswa dapat membaca kriteria penilaian karakter sebagai bentuk pelatihan pengembangan kepribadian. Dalam peneliti-an ini, karakter yang dinilai hanya dua kriteria, yaitu: kepatuhan dan antusiasme.
Gambar 4.5 Pengembangan Karakter
Tim Pengembang
Halaman ini menampilkan tim yang membangun media pembelajaran ini.
Gambar 4.11 Tim Pengembang
Hasil Validasi
Validasi ahli media ditunjukkan oleh Tabel 4.1. Sedangkan validasi ahli materi ditunjukkan oleh Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Media
NO
INDIKATOR
BUTIR INDIKATOR
NILAI
PER-SENTASE
(%)
Validator I
Ahmadi Andiyanto S.Kom., M.Kom
Validator II
Fitriyah Arizkiyanti, S.Kom
1
Self instructional
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
35
30
92,9
2
Self contained
8
5
5
100
3
Stand alone
9
5
4
90
4
Adaptif
10
5
4
90
5
User friendly
11
5
4
90
6
Pengorganisasian modul
12, 13, 14, 15, 16, 17
30
28
96,7
7
Daya tarik
18, 19, 20
15
14
96,7
8
Bentuk dan ukuran huruf
21, 22, 23
15
12
90
9
Ruang spasi, tabel, dan gambar
24, 25, 26
15
13
93,3
Jumlah Skor Individu
126
114
Kode Tingkat Kelayakan
ST
ST
Jumlah Skor Kelompok
240
92,3
Kode Tingkat Kelayakan
ST
Berdasarkan skor variabel pada validasi ahli media yang direpresentasikan melalui Tabel 4.1, diperoleh analisis sebagai berikut.
Persentase 'self intructional' 92,9% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'self contained' 100% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'stand alone' 90% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'adaptif' 90% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'user friendly' 90% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'pengorganisasian modul' 96,7% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'daya tarik' 96,7% menunjukkan tingkat kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'bentuk dan dan ukuran huruf' 90% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'stand alone' 93,3% menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase skor kelompok 92,3% menunjukkan bahwa media memiliki tingkat kelayakan yang sangat tinggi.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi
NO
INDIKATOR
BUTIR INDIKATOR
NILAI
PERSENTASE (%)
Validator I
Aktia A.U. S.T, M.T
Validator II
Ida S.S S.T., M.T
1
Kesesuaian dengan kurikulum
1,2,3
12
15
91,1
2
Kesesuaian dengan acuan penyusunan materi
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
28
35
90,5
3
Kesesuaan evaluasi
11, 12
8
9
90
4
Kesesuaian peserta didik
13, 14
8
10
86,7
5
Kesesuaian dengan sarana dan prasaraa
15
3
5
86,7
Jumlah Skor Individu
59
74
Kode Tingkat Kelayakan
ST
ST
Jumlah Skor Kelompok
133
86,7
Kode Tingkat Kelayakan
ST
Berdasarkan skor variabel pada validasi ahli materi yang direpresentasikan melalui Tabel 4.2, diperoleh analisis sebagai berikut.
Persentase 'kesesuaian modul dengan kurikulum' 91,1% , menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase kesesuaian modul dengan acuan penetapan materi 90,5%, menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase kesesuaian evaluasi 90%, menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase kesesuaian modul dengan peserta didik 86,7% dan 86,7%, menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase kesesuaian modul dengan sarana dan prasarana 86,7%, menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase skor kelompok 86,7%, menunjukkan bahwa kelayakan media sangat tinggi.
Hasil Uji Coba Produk
Uji coba produk bertujuan untuk mengukur kualitas instruksional digital book kepada empat siswa yang dipilih secara random melalui data angket. Hasil uji coba produk ditunjukkan
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Angket Uji Coba Produk
NO
INDIKATOR
BUTIR INDI-KATOR
NILAI
PER-SEN-TASE
(%)
SISWA I A.Yoga W
SISWA II Iis Sholikhat
SISWA III Oktavia H.Z
SISWA IV W. Murti P
1
Kemenarikan modul bagi siswa
2, 5, 6, 7, 8, 9
29
30
30
24
94,2
2
Kebermanfaatan modul bagi siswa
1, 3, 4, 10
20
20
20
16
95
Jumlah Skor Individu
49
50
50
40
94,6
Kode Tingkat Kelayakan
ST
ST
ST
T
Jumlah Skor Kelompok
189
94,5%
Kode Tingkat Kelayakan
ST
Berdasarkan skor variabel pada uji coba produk yang direpresentasikan melalui Tabel 4.3, diperoleh analisis sebagai berikut.
Persentase 'kemenarikan modul bagi siswa' 94,2% , menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase 'kebermanfaatan modul bagi siswa' 95%, menunjukkan kelayakan yang sangat tinggi
Persentase skor kelompok 94,5% menunjukkan bahwa kelayakan modul sangat tinggi.
Hasil Uji Coba Pemakaian
Uji coba pemakaian bertujuan untuk mengukur kualitas instruksional media kepada siswa dalam kelas (klasikal) melalui angket angket dan penilaian sikap. Hasil angket uji coba pema-kaian ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Angket Uji Coba Pemakaian
NO
INDIKATOR
BUTIR INDIKATOR
NILAI
Ʃ Skor
Persentase (%)
Tingkat Kelayakan
1
Kemenarikan bagi siswa
2, 5, 6, 7, 8, 9
842
80,190
Tinggi
2
Kebermanfaatan bagi siswa
1, 3, 4, 10
574
82,714
Tinggi
Jumlah Total
1416
81,2
Tinggi
Keterangan
Skor ideal indikator "kemenarikan modul bagi siswa" adalah 1050
Skor ideal indikator "kemenarikan modul bagi siswa" adalah 700
Skor ideal semua indikator adalah 1750
Berdasarkan skor variabel pada uji coba produk yang direpresentasikan melalui Tabel 4.4, diperoleh analisis sebagai berikut.
Persentase 'kemenarikan Bagi siswa' 80,190% menunjukkan kelayakan yang tinggi.
Persentase 'kebermanfaatan bagi siswa' 82,714% menunjukkan kelayakan yang tinggi
Persentase skor kelompok 81,2% menunjukkan bahwa kelayakan modul tinggi.
Ketuntasan belajar menunjukkan keberhasilan media dalam menuntun siswa menuju pencapaian kompetensi belajar.
Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siswa
KETERANGAN
Ketuntasan Kegiatan Belajar Ke-
1
2
3
4
TB / Siswa
28/35
32/35
29/35
30/35
Persentase (%)
80
88,57
82,86
85,71
Mean
76,486
80,571
75,028
77,829
Median
83
85
78
83
Modus
83
85
75
83
Keterangan
TB / SISWA = Perbandingan siswa tuntas belajar dan total siswa
Berdasarkan rekapitulasi hasil belajar siswa yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, diperoleh analisis sebagai berikut.
Persentase ketuntasan belajar kelompok (klasikal) pada kegiatan belajar secara berturut-turut adalah 80%, 88.57%, 82.86%, dan 85,71% menunjukkan bahwa empat kegiatan belajar (100%) telah mencapai ketuntasan belajar kelompok (klasikal).
Rata-rata kegiatan belajar secara berturut-turut adalah 76.486, 80.571, 75.028 dan 77,829, menunjukkan semua kegiatan belajar melebihi kriteria minimal yang diharapkan.
Rata-rata seluruh kegiatan belajar adalah 77,479, menunjukkan bahwa secara umum hasil belajar siswa termasuk kategori cukup.
Selain ketuntasan belajar, sikap siswa pun juga dinilai. Penilaian sikap dilakukan dengan teknik nontes menggunakan numerical rating scale antara nol sampai empat. Sikap yang dinilai meliputi: (1) enthusiasm (antusiasme) dan (2) obedience (kepatuhan). Penilaian ini dilakukan oleh guru mata pelajaran berdasarkan jumlah indikator yang dicapai oleh siswa pada setiap aspek penilaian. Penilaian sikap ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Analisis Penilaian Sikap
ASPEK SIKAP
Kegiatan Belajar
Rata – Rata
1
2
3
4
Ʃantusiasme
82,14
85
91,43
90,71
82,428
Klasifikasi Antusiasme
Cukup
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Ʃkepatuhan
77,85
80,71
77,14
77,85
79,566
Klasifikasi Kepatuhan
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Nilai Sikap
80
82,86
84,29
84,29
81,002
Klasifikasi Sikap
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Berdasarkan analisis karakter yang direpresentasikan melalui Tabel 4.32, diperoleh analisis sebagai berikut.
Rata-rata antusiame adalah 82,428 menunjukkan terjadinya perubahan tingkat antusiasme dari tidak baik menjadi baik dengan peningkatan 8,712.
Rata-rata'kepatuhan' adalah 79,566 menunjukkan terjadinya perubahan tingkat kepatuhan dari cukup menjadi baik dengan peningkatan 4,854.
INDIKATOR CAPAIAN
Luaran yang dihasilkan pada penelitian ini berupa naskah karya ilmiah dan peneliti WAJIB mengikuti Seminar yang diselenggarakan oleh SEAMOLEC. naskah karya ilmiah terlampir pada Lampiran 3.
SUSUNAN TIM PENELITI/PENGEMBANGAN/EVALUASI
Susunan tim peneliti/pengembangan/evaluasi terdiri atas
Pengarah : Manajer Penelitian dan Pengembangan SEAMOLEC
Ketua Peneliti : Kartika Candra Kirana. S.Pd
Anggota Peneliti : DRS. Setiadi C.P., M.Pd, M.T
Nara Sumber : -
JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN
Jadwal Penelitian
Pengembangan bahan ajar akan dilaksanakan di Jurusan Teknik Elektro FTUM, sementara ujicoba penggunaan akan dilakukan di salah satu SMK yang ada di Malang. Jadwal pengembangan ini diperinci dalam tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Jadwal Penelitian
Kegiatan
Bulan, Minggu dan Tanggal
Juli
Agustus
September
Oktober
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
Bedah Kurikulum
Perencanaan bahan ajar
Pengembangan produk
Proses validasi oleh ahli media dan ahli materi
Pelaksanaan uji coba di lapangan
Penyusunan Laporan
Penyusunan karya ilmiah
Kebutuhan Aggaran
Biaya penelitian terdiri atas tiga macam mata anggaran yakni, honorarium peneliti, bahan dan alat serta biaya uji coba. Rincian biaya masing-masing kegiatan ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Anggaran Penelitian
No.
Kegiatan
Jumlah
Satuan
Harga Satuan
Total
Honorarium
1.
Ketua Pelaksana
100
Jam
25.000
2.500.000
2.
Anggota
50
Jam
25.000
1.250.000
3.
Validator ahli materi dan media
4
Paket
200.000
800.000
Total Honorarium
4.550.000
Bahan dan Alat
1.
Paket internet axis
2 orang x 4
Bulanan
50.000
400.000
2.
Print warna proposal dan laporan
20
Lembar
1.500
30.000
3.
Print hitam putih proposal dan laporan
60
Lembar
500
30.000
4.
Fotokopi proposal
2
Eksemplar
200
8.000
5.
Fotokopi laporan
2
Eksemplar
200
24.000
6.
Print dan fotokopi surat ujin penelitian
5
Lembar
200
1.000
7.
Fotokopi rekomendasi penelitian
5
Lembar
200
1.000
8.
Print dan fotokopi 2 form kesanggupan
10
Lembar
200
2.000
9.
Fotokopi surat keterangan penelitian
5
Lembar
200
1.000
10.
Print dan fotokopi slide presentasi
40
Eksemplar
300
12.000
11.
Print dan fotokopi artikel ilmiah
5 x 8
Eksemplar
300
12.000
12.
Buku paket RPL, basis data, pendidikan karakter, dan multimedia
1
Paket
300.000
300.000
13.
CD-R
3
Paket
4.000
12.000
14.
Label CD
3
Paket
1.000
3.000
15.
Wadah CD
3
Paket
7.000
21.000
16.
Print cover tempat CD
3
Paket
2.000
6.000
17.
Alat Tulis (Bolpoin, Pensil, Buku, Penghapus, Stipo)
2
Paket
13.500
27.000
Total Biaya Komponen Alat
1.500.000
Biaya Ujicoba lapangan
1
Transportasi dalam kota (pencarian referensi, monev seamolec, dan pengembangan bahan ajar dll)
20
Paket perjalanan
(Ojek)
15.000
300.000
2.
Transportasi Malang - Bondowoso
8
Perjalanan
(travel)
90.000
720.000
3.
Konsumsi Validator (ahli media dan materi)
4
Paket
10.000
40.000
4.
Konsumsi peneliti (uji coba produk, lapangan, dan validasi)
2 orang x 8
Paket
5.000
80.000
Biaya Uji Coba Lapangan
990.000
TOTAL BIAYA
6.500.000
KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT
Saran
Modul Basis Data kelas X semester I dengan standar kompetensi menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar telah berhasil diselesaikan. Hasil dari validasi modul yang dikembangkan diperoleh persentase 92,3% dari ahli materi, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari ahli media diperoleh persentase 86,7%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari uji coba produk diperoleh persentase 94,5%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dan dari uji coba pemakaian mendapat persentase 81,2% , yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi. Sehingga diperoleh persentase rata-rata sebesar 88,675% dengan tingkat kelayakan sangat tinggi. Selain itu nilai sikap sebesar 100% kegiatan belajar mencapai ketuntasan belajar secara kelompok (klasikal). Dengan demikian, modul Basis Data kelas X semester I dengan standar kompetensi menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar dapat dinyatakan layak.
Saran dan Tindak Lanjut
Agar produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara maksimal, terdapat tiga ranah saran yang perlu diperhatikan, yaitu: saran pemanfaatan, saran deseminasi produk pada sasaran yang lebih luas, dan saran pengembangan produk lebih lanjut.
Saran Pemanfaatan
Sebaiknya guru menerapkan teori belajar konstruktifisme di kelas agar siswa lebih aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman materi.
Model pembelajaran yang digunakan sebaiknya adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) agar siswa dapat memaknai pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka.
Metode pembelajaran yang digunakan sebaiknya adalah metode drill and practice agar kemampuan siswa lebih terasah.
Penilaian sikap sebaiknya dilakukan oleh guru mata pelajaran lain yang sedang tidak mengajar agar penilaian sikap lebih terukur.
Saran Deseminasi Produk pada Sasaran yang Lebih Luas
Penilaian sikap yang diukur tidak hanya kepatuhan dan antusiasme siswa, tetapi juga sikap-sikap lain dengan menyesuaikan permasalahan karakter siswa yang ada di sekolah.
Modul hanya dapat digunakan jika komputer pada laboratorium sekolah telah terinstal XAMPP. Walau demikian, pemanfaatan modul sebagai media pembelajaran juga harus memperhatikan perkembangan aplikasi basis data.
Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Indikator penilaian sikap lebih baik diperbanyak.
Penilaian sikap tidak hanya kepatuhan dan antusiasme, tetapi juga dapat
ditambahkan sikap lain sesuai permasalahan yang ditemukan.
Untuk memperdalam keahlian peserta didik di bidang basis data, pengembangan modul basis data selain standar kompetensi 'menerapkan aplikasi basis data' penting untuk diselenggarakan.
Persentase kelayakan modul belum mencapai 100%. Karena itu, pengembangan modul Basis Data dengan standar kompetensi 'menerapkan aplikasi basis data' masih dapat ditingkatkan demi peningkatan hasil belajar.
Keakuratan tingkat kelayakan modul masih dapat ditingkatkan dengan memperbanyak validasi kepada ahli media, ahli ahli materi, dan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
BPPK. (2009). Pedoman Penulisan Modul Diklat Keuangan. Jakarta: Departemen Keuangan Indonesia.
Direktorat Pembinaan SMK. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2008). Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Indiyanti, N.Y., & Susilowati, E. (2010). Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Pembuatan E-module bagi Guru-Guru IPA Biologi SMP Se-Kota Surakarta Menuju Open Education Resources, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 7 Agustus.
Setyosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Lampiran 1. Lampiran Biodata Peneliti
Ketua Peneliti/ Peneliti Perorangan
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap (dengan gelar)
Kartika Candra Kirana S.Pd
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Tempat dan Tanggal Lahir
Blitar, 1 Mei 1991
4
E-mail
[email protected]
5
Nomor Telepon/HP
085 755 167 111
6
Alamat Kantor
-
7
Nomor Telepon/Faks
-
B. Riwayat Pendidikan
S-1
S-2
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Negeri Malang
Institut Teknologi Sepuluh November
Bidang Ilmu
Pendidikan Teknik Informatika
Teknik Informatika
Tahun Masuk-Lulus
2009-2013
2013-On Going
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Pengembangan Modul Basis Data Kelas X Rekayasa Perangkat Lunak di SMKN 6 Malang
-
Nama Pembimbing
/Promotor
Drs. Puger Honggowiyono, M.T.
Triyanna Widiyaningtyas, S.T., M.T.
-
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta Rp)
1
2013
Pengembangan Aplikasi Sistem Pakar (Diagnosa Penyakit Sederhana) Berbasis Web Untuk Meningkatkan Kualitas UKS SMK N 1 Tapen
Kemendiknas
700.000
Semua data yang saya tuliskan dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian PTJJ SEAMOLEC.
Blitar, 17 Agusutus 2013
Pengusul,
Kartika Candra Kirana
Lampiran 2. Lampiran Laporan Anggaran
Lampiran 3. Lampiran Luaran Penelitian
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE BASIS DATA KELAS X SMK-RPL BERBASIS KARAKTER
Kartika Candra Kirana
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No. 5 Malang
Abstract: One of the important subjects on Software Engineering expertise was there-Database. At 1st grade RPL of SMKN I Tapen, there is the problem of learning the limitated of learning media. Other data showed that the student's obedience is poor. Therefore, this research was conducted to develop the database module for 1st grade RPL that can help students achieve mastery of learning and provide guidance in assessing and improving value of obedience and enthusiasm. The re-search and development model used a modified of Sugiyono and Dick & Carey. The results of this research showed that the feasibility of the module is very high with the average percentage is 88.675%. The questionnaires percentage of media is 86,7%, which means the feasibility of media is a very high, The questionnaire percentage of matter is 892.3%, which means the feasibility of matter is a very high, the questionnaire percentage of product trials is 94.50% , which means the feasibility is a very high, and the questionnaire percentage of product is 81.2%, which means a very high level of feasibility. Therefore, this Database module for 1st grade RPL is very feasible to use.
Keywords: modules, databases, software engineering, character
Abstrak: Salah satu mata pelajaran yang penting di kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak ada-lah Basis Data. Pada pembelajaran Basis Data kelas X RPL di SMKN I Tapen, terdapat masalah keter-batasan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan rendahnya antusiasme belajar siswa di kelas. Masalah lain adalah rendahnya kepatuhan siswa kelas X RPL terhadap peraturan. Untuk itu, penelitian ini dilaksa-nakan dengan tujuan mengembangkan media pembela-jaran berupa modul Basis Data kelas X RPL yang dapat membantu siswa dalam mencapai ketuntasan belajar dan memberi panduan dalam menilai dan me-ningkatkan nilai sikap kepatuhan dan antusiasme. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan a-dalah modifikasi model pengembangan Sugiyono, Dick & Carey, serta model pengembangan inkremen-tal. Hasil dari validasi modul yang dikembangkan diperoleh persentase 92,3% dari ahli materi, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari ahli media diperoleh persentase 86,7%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari uji coba produk diperoleh persentase 94,5%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dan dari uji coba pemakaian mendapat persentase 81,2% , yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi. Sehingga diperoleh persentase rata-rata sebesar 88,675% dengan tingkat kelayakan sangat tinggi. Selain itu nilai sikap sebesar 100% kegiatan belajar mencapai ketuntasan belajar secara kelompok (klasikal). Dengan demikian, modul Basis Data kelas X semester I dengan standar kompetensi menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar dapat dinyatakan layak.
Kata Kunci: modul, basis data, rekayasa perangkat lunak, karakter
Berdasarkan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006, salah satu SKL (standar kompetensi lulusan) SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah "mampu menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data keperluan sehari-hari, serta keperluan yang terkait dengan kebutuhan dunia kerja". Mata pelajaran yang berkaitan dengan SKL tersebut adalah Basis Data. Mata pelajaran Basis Data juga selalu diujikan dalam UAN (Ujian Akhir Nasional) Teori Kejuruan SMK Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak sejak tahun 2008/2009 hingga sekarang. Mata pelajaran Basis Data juga diterapkan dalam ilmu lain, seperti PHP dan Visual Basic. Karena memiliki peranan yang tinggi, maka matapelajaran Basis Data harus didukung bahan ajar yang sangat memadai.
Dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di kelas, terdapat pengelompokan strategi pembelajaran yang harus diperhatikan. Pengelompokan ini dapat dilakukan berdasarkan komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran. Gulo (2002) dalam Iskandarwassid & Sunendar (2010:22) menyatakan bahwa komponen kegiatan pembelajaran meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) pengajar, (3) peserta didik, (4) materi pelajaran, (5) metode pembelajaran, (6) media pembelajaran, dan (7) faktor administrasi serta finansial.
Berdasarkan observasi pembelajaran Basis Data kelas X Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMKN I Tapen, terdapat masalah keterbatasan media pembelajaran. Ida Sari S,S.T, ketua program RPL SMK N 1 Tapen menyatakan bahwa media pembelajaran hanya slide presentasi, sehingga siswa hanya memiliki catatan dari slide presentasi guru sebagai sumber belajar di kelas. Keterbatasan media ini menyebabkan metode pembelajaran menjadi terbatas, yaitu: ceramah dan mencatat.
Hipotesis atas keterbatasan media ini adalah kurangnya pengembangan media pembelajaran pada satuan pendidikan SMK kompetensi keahlian RPL (Rekayasa Perangkat Lunak. Berdasarkan observasi yang dilakukan di sejumlah toko buku di kota Bondowoso, seperti: (3) Dian Ilmu, (4) Pustaka Grafika, (5) Melati, (6) Remaja Utama, (7) Tiga Putra, (8) Jaya Remaja, (9) Pustaka Wijaya, (10) Cahaya, dan (11) Setia Ilmu, tidak ada toko yang menjual media pembelajaran untuk kompetensi keahlian RPL. Untuk itu, pengembangan media pembelajaran Basis Data dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menyelesaikan masalah tentang keterbatasan bahan pembelajaran.
Meninjau kondisi di atas, penelitian pe-ngembangan dengan judul "Pengembangan Bahan Ajar Online Basis Data X SMK-RPL Berbasis Karakter" penting untuk dilaksanakan. Populasi penelitian adalah siswa kelas X RPL SMKN 1 Tapen.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X RPL 1 SMKN 6 Malang. Kelas ini dipilih karena 23 dari 35 siswa (65,714%) memiliki komputer, sehingga media yang cocok diterapkan adalah media berbasis komputer. Selain itu, berdasarkan nomogram Harry King, siswa kelas X RPL 1 yang berjumlah 35 siswa sesuai dengan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 15%.
Batasan konten yang dikembangkan adalah standar kompetensi menerapkan aplikasi basis data dengan sembilan kompetensi dasar. Ba-tasan penilaian hasil belajar meliputi ketun-tasan belajar, penilaian sikap antusiasme, dan kepatuhan.
METODE
Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dua model, yaitu: (1) model pengembangan Sugiyono, dan (2) model pengembangan Dick & Carey Adapun alur penelitian ini adalah: (1) potensi dan masalah, dan (2) pengumpulan data, (3) pengembangan bagian produk, (4) validasi, (5) revisi, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) cek kelengkapan produk, dan (11) integrasi produk. Alur penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Pengembangan yang Digunakan
Berdasarkan prosedur penelitian dan pengembangan di atas, pengujian modul me-lalui tiga tahap, yaitu: validasi ahli materi dan media, uji coba produk dan uji coba pemakaian. Uji coba produk melibatkan empat siswa dan uji coba pemakaian melibatkan 35 siswa.
Terdapat dua jenis data yang harus dikumpulkan, yaitu: data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen data kuanlitatif berupa: (1) angket pada ahli media, ahli materi, dan siswa, (2) penilaian terhadap hasil belajar, serta (3) penilaian sikap. Data kualitatif berupa saran validator.
Siswa dianggap telah 'tuntas belajar' (TB) apabila penguasaan mencapai kriteria ketun-tasan minimal (KKM > 75,00). Sementara itu, analisis penilaian sikap dan ketuntasan belajar (kelompok) sebagai berikut.
Ketuntasan Belajar Kelompok
=ketuntasan belajar
= siswa tuntas belajarsiswa seluruh kelasx 100%
(Sudjimat, 2011:136)
Penilaian Sikap
Nilai sikap=Skor MentahSkor Maksimumx 100%
(Arikunto, 2009:236)
x= x1+x2+x3+…+xnn
Keterangan:
x̅ = Rata-rata sikap
xn = data ke-n
n = Banyak data (Subana, 2000:63)
Pengkategorian hasil belajar dan sikap berdasarkan ketetapan SMKN I Tapen adalah ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Hasil Belajar dan Sikap
Jumlah Skor
Kategori
Nilai (Huruf)
90 – 100
Sangat Baik
A
80 – 89
Baik
B
75 – 79
Cukup
C
60 – 74
Kurang
D
< 60
Sangat Kurang
E
Sumber: Petunjuk Penggunaan Laporan Hasil Belajar SMKN I Tapen
Data angket menggunakan numerical ra-ting scale. Klasifikasi nilai yang telah disederhanakan ke dalam Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Kelayakan Modul
Tingkat Kelayakan
Persentase (%)
Sangat Tinggi (ST)
>84–100
Tinggi (T)
>68–84
Cukup (C)
>52–68
Rendah(R)
>36–52
Sangat Rendah(SR)
>20–36
Sumber : Hasil perhitungan rumus Widoyoko (2012)
HASIL
Hasil pada penelitian ini adalah dan digital book tentang modul Basis Data kelas X semester I Rekayasa Perangkat Lunak SMK dengan standar kompetensi mene-rapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar. Digital book ini terdiri dari halaman utama (home), materi, evaluasi, RPP, panduan pembelajaran karakter, dan tim pengembang (developer).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2. Digital Book (a) Home (b) Materi (b) Evaluasi (d) Pembelajaran Karakter
Berdasarkan angket ahli media, diperoleh persentase kesesuaian dengan kurikulum, acuan penyusunan materi, evaluasi, peserta didik, sarana dan prasarana secara berturut-turut 91,1%, 90,5%, 90%, 86,7%, dan 86,7%. Sehingga persentase skor kelompok keyalakan materi sebesar 92,3%. Persentase kelayakan isi ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Persentase Kelayakan Isi Modul
NO
INDIKATOR
PERSEN-
TASE (%)
1
Kesesuaian dengan kurikulum
91,1
2
Kesesuaian dengan acuan penyusunan materi
90,5
3
Kesesuaan evaluasi
90
4
Kesesuaian peserta didik
86,7
5
Kesesuaian dengan sarana dan prasarana
86,7
Persentase Kelompok
92,3
Berdasarkan angket ahli media, diperoleh persentase self instructional, self contained, stand alone, adaptif, user friendly, pengorganisasian modul, daya tarik, bentuk dan ukuran huruf, ruang spasi, tabel, dan gambar secara berturut-turut 92,9%, 100 %, 90%, 90%, 90, 96,7%, 96,7%, 90%, dan 93,3%. Sehingga persentase skor kelompok keyalakan media sebesar 86,7%. Persentase kelayakan media ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Kelayakan Media Modul
NO
INDIKATOR
PER-SENTASE
(%)
1
Self instructional
92,9
2
Self contained
100
3
Stand alone
90
4
Adaptif
90
5
User friendly
90
6
Pengorganisasian modul
96,7
7
Daya tarik
96,7
8
Bentuk dan ukuran huruf
90
9
Ruang spasi, tabel, dan gambar
93,3
Persentase Kelompok
86,7
Berdasarkan angket uji coba produk, diperoleh persentase kemenarikan dan kebersamaan media bagi siswa masing-masing 94,2% dan 95%. Sehingga persentase skor kelompok keyalakan uji coba produk sebesar 94,5%. Persentase kelayakan isi ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Persentase Kelayakan Uji Coba Produk
NO
INDIKATOR
PER-SEN-TASE
(%)
1
Kemenarikan modul bagi siswa
94,2
2
Kebermanfaatan modul bagi siswa
95
Skor Kelompok
94,5%
Berdasarkan angket uji coba produk, diperoleh persentase kemenarikan dan kebersamaan media bagi siswa masing-masing 80,190% dan 82,714%. Sehingga persentase skor kelompok keyalakan uji coba produk sebesar 81,2%. Persentase kelayakan isi ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Persentase Kelayakan Uji Coba Pemakaian
NO
INDIKATOR
PERSEN-TASE
(%)
1
Kemenarikan modul bagi siswa
80,190
2
Kebermanfaatan modul bagi siswa
82,714
Skor Kelompok
81,2
PEMBAHASAN
Hasil dari validasi modul yang dikembangkan diperoleh persentase 92,3% dari ahli materi, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari ahli materi diperoleh persentase 86,7%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dari uji coba produk diperoleh persentase 94,5%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi, dan dari uji coba pemakaian mendapat persentase 81,2%, yang berarti tingkat kelayakan sangat tinggi. Sehingga diperoleh persentase rata-rata sebesar 88,675% dengan tingkat kelayakan sangat tinggi. Persentase kelayakan modul ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Persentase Kelayakan Modul
Indikator
Persen-tase Rerata
Klasifikasi Kelayakan
Kelayakan media
86,7%
Sangat Tinggi
Kelayakan isi modul
92,3%
Sangat Tinggi
Persentase uji coba produk
94,5%
Sangat Tinggi
Persentase uji coba pemakaian
81,%
Sangat Tinggi
KESIMPULAN
Modul Basis Data kelas X semester I dengan standart kompetensi "menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar" sangat layak digunakan dalam pembelajaran.
SARAN
1.Saran Pemanfaatan
Sebaiknya guru menerapkan teori belajar konstruktifisme di kelas agar siswa lebih aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman materi.
Model pembelajaran yang digunakan sebaiknya adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) agar siswa dapat memaknai pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka.
Metode pembelajaran yang digunakan sebaiknya adalah metode drill and practice agar kemampuan siswa lebih terasah.
Penilaian sikap sebaiknya dilakukan oleh guru mata pelajaran lain yang sedang tidak mengajar agar penilaian sikap lebih terukur.
2. Deseminasi Produk Lebih Luas
Penilaian sikap yang diukur tidak hanya kepatuhan dan antusiasme siswa, tetapi juga sikap-sikap lain dengan menyesuaikan permasalahan karakter siswa yang ada di sekolah.
Modul hanya dapat digunakan jika komputer pada laboratorium sekolah telah terinstal XAMPP. Walau demikian, pemanfaatan modul sebagai media pembelajaran juga harus memperhatikan perkembangan aplikasi basis data.
3. Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Indikator penilaian sikap lebih baik diperbanyak.
Penilaian sikap tidak hanya kepatuhan dan antusiasme, tetapi juga dapat
ditambahkan sikap lain sesuai permasalahan yang ditemukan.
Untuk memperdalam keahlian peserta didik di bidang basis data, pengembangan modul basis data selain standar kompetensi 'menerapkan aplikasi basis data' penting untuk diselenggarakan.
Persentase kelayakan modul belum mencapai 100%. Karena itu, pengembangan modul Basis Data dengan standar kompetensi 'menerapkan aplikasi basis data' masih dapat ditingkatkan demi peningkatan hasil belajar.
Keakuratan tingkat kelayakan modul masih dapat ditingkatkan dengan memperbanyak validasi kepada ahli media, ahli ahli materi, dan siswa.
DAFTAR RUJUKAN
BPPK. (2009). Pedoman Penulisan Modul Diklat Keuangan. Jakarta: Departemen Keuangan Indonesia.
Direktorat Pembinaan SMK. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2008). Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Indiyanti, N.Y., & Susilowati, E. (2010). Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Pembuatan E-module bagi Guru-Guru IPA Biologi SMP Se-Kota Surakarta Menuju Open Education Resources, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 7 Agustus.
Setyosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta