LAPORAN PENDAHULUAN TRIASE DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD BOGOR
Reineke Praticilia Kolle 18160000089
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU 2017
LAPORAN PENDAHULUAN TRIASE DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DEPOK
Reineke Praticilia Kolle 18160000089
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU 2017
1. Definisi Triase
Triase adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada (Pusponegoro, 2010). Triase adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya. Hal itu diatur untuk memastikan tersedianyan tindakan penanganan kepada pasien berdasarkan tingka gawat daruratnya. Triase adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya.
2. TujuanTriase
Tujuan triase adalah teknik pemilihan untuk memberikan penangan kepada korban dalam jumlah yang banyak ataupun sedikit untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan maupun resiko cedera bertambah parah.
3. Prinsip Triase
Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan sesegera mungkin. Pada keadaan bencana masal, korban timbul dalam jumlah yang tidak sedikit dengan resiko cedera dan tingkat survive yang beragam. Pertolongan harus disesuaikan dengan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Hal tersebut merupakan dasar dalam memilah korban untuk memberikan perioritas pertolongan. Pada umumnya penilaian korban dalam triase dapat dilakukan dengan (Booker, 2008): • Menilai tanda vital dan kondisi umum korban • Menilai kebutuhan medis • Menilai kemungkinan bertahan hidup • Menilai bantuan yang memungkinkan • Memprioritaskan penanganan definitif • Tag Warna
4. Kategori Triase: I. Kode Warna Inernasional Dalam Triage
Setelah melakukan penilaian, korban dikategorikan sesuai dengan kondisinya dan diberi tag warna, sebagai berikut: a. Merah ( Immediate) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penangan dan oemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, luka bakar tingkat II dan III >25%. b. Kuning ( Delay) Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh pada tulang besar, trauma torak, dan laserasi luas. c. Hijau (Walking Wounded ) Perlu penganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penangan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka ringan. Korban dengan kondisi yang cukup ringan, korban dapat berjalan d. Hitam ( Dead and Dying ) Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung dan trauma kepala kritis.
II.
Klasifikasi Triase
a. Prioritas 1 atau Emergensi - Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera - Pasien dibawa ke ruang resusitasi - Waktu tunggu 0 (Nol) menit b. Prioritas 2 atau Urgent - Pasien dengan penyakit yang akut - Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki - Waktu tunggu 30 menit
- Area critical care c. Prioritas 3 atau Non Urgent - Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal - Kondisi yang timbul sudah lama - Area ambulatory d. Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian - Tidak ada respon pada segala rangsangan - Tidak ada respirasi spontan - Tidak ada bukti aktivitas jantung - Hilangnya respon pupil terhadap cahaya
III. Type Triase Di Rumah Sakit
a. Type 1 : Traffic Director or Non Nurse
Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnya - Tidak ada dokumentasi
Tidak menggunakan protokol
b. Type 2 : Cek Triase Cepat
Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregristrasi atau dokter
Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama
untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera
mendapat
perawatan pertama c. Type 3 : Comprehensive Triase
Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan berpengalaman
4 sampai 5 sistem katagori
Sesuai protokol
5. Dokumentasi Triase
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencaup dokumentasi adalah (ENA, 2005) :
Waktu dan datangnya alat transportasi
Keluhan utama
Pengkodean prioritas atau keakuratan perawatan
Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
Penempatan di area pengobatan yang tepat
Permualaan intervensi (misalnya prosedur diagnostik EKG, AGD)
Proses dokumentasi traise menggunakan sistem SOPIE, yaitu sebagai berikut (ENA, 2005):
S: data objektif
O: data objektif
A: analisa data yang mendasari penentuan diagniosa keperawatan
P: rencana keperawatan
I: Implementasi, termasuk tes diagnostik
E: evaluasi atau respon pasien terhadap pengobatan dan perawatan yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Emergency Nursing Assosiacation. (2005). Emergency care. USA: WBA Saunders Company. ESI Triage Research Team. (2011). Emergency severity index (ESI): A triage tool for emergency departement care. Volume 4. Boston: Agency for Healthcare Research and Quality Iyer, P. (2004). Dokumentasi keperawatan: Suatu pendekatan proses keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Oman, Kathleen, S. (2008). Panduan belajar keperawatan emergensi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC