LAPORAN PENDAHULUAN TERATOMA
DI RUANG 15 RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG Disusun untuk memenuhi Tugas Kepaniteraan Departemen Pediatrik
LAPORAN PENDAHULUAN TERATOMA
1& DEFINISI Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa jenis sel yang berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal endoderm, mesoderm, dan ekktoderm. Teratoma berasal dari bahasa yunani yaitu teras yang berarti monster. Teratoma dibagi dalam tiga kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur, dan teratoma monodermal dengan diferensiasi khusus. Teratoma bervariasi dari bentuk yang jinak yaitu lesi kistik well differentiated (mature) sampai bentuk yang solid dan maligna (immature). mumnya teratoma kistik adalah jinak dan yang padat adalah ganas. Terjadinya teratoma adalah karena embrio a!al (tingkat "livage, blastula, a!al grastula) lepas dari kontrol organi#er. $a seperti tubuh yang kembar tidak seimbang yang satu dapat tumbuh normal yang lain hanya gumpalan jaringa yang tdak utuh atau tidak !ajar.
& ETIOLOGI Keberadaan teratoma telah diakui selama berabadabad, selama itu pula asal penyebabnya masih berupa spekulasi dan perdebatan. Dahulu masyarakat memper"ayai penyebabnya adalah karena menelan gigi dan rambut, kutukan dari penyihir, mimpi buruk, atau berhubungan dengan setan. Teori yang paling banyak dipakai saat ini adalah parthenogenik yang mengatakan teratoma berasal dari sel germinal primordial. Teori ini didukung oleh distribusi anatomi dari tumor yaitu sepanjang jalur migrasi sel germinal primordial dari kantung yolk pada gonad primitif. -inder dan rekan melakukan penelitian dari teratoma kistik matur dari ovarium . ereka menggunakan teknik sitogenetik "anggih untuk menunjukkan bah!a tumor ini berasal dari sel germinal dan timbul dari sel germinal tunggal setelah pembelahan meiosis pertama. 3& EPIDEMOLOGI Ter'()*' +',r),),+-.e'l •
Teratoma sakrokoksigeal sering terdiagnosis pada periode prenatal, dan komplikasinya dapat mun"ul selama sebelum dan setelah kelahiran. Outcome setelah diagnosis antenatal lebih buruk bila dibandingkan yang didiagnosis post natal
•
Ter'()*' )/'r-* Komplikasi dari teratoma ovarium meliputi torsi, ruptur, infeksi, anemia hemolitik, dan degenerasi maligna Torsi adalah penyebab morbiditas utama, terjadi pada 3991 kasus. 2eberapa penelitian menunjukkan ba!a peningkatan ukuran tumor berhubungan dengan peningkatan risiko torsi :uptur dari teratoma kistik memang jarang dan mungkin spontan atau terjadi karena torsi. :uptur dapat terjadi tibatiba, menyebabkan sho"k atau perdarahan dengan chemical peritonitis acute. Kasus yang kronis bisa juga terjadi, yang akan mneyebabkan peritonitis granulomatosa. Prognosisi setelah kejadian ruptur biasanya baik, tetapi ruptur sering kali menyebabkan adanya perlekatan tebal. $nfeksi jarang terjadi dan terjadi kurang dari 941 kasus. 2akteri coliform merupakan organisme yang sering terlibat. ;nemia hemolitik autoimmune telah dihubungkan dengan kasus teratoma kistik matur. Pada kasus ini, pengeluaran tumor menyebabkan kesembuhan dari gejala ini. Teori yang membelakangi mekanisme patogenesis dari kejadian ini adalah (9) #at
%elama dan setelah pubertas, semua teratoma dianggap ganas karena meskipun teratoma matur (yang se"ara histologis komponennya matur) dapat mengalami metastasis ke kelenjar getah bening retroperitonial atau pada tempat lain. Tingkat metastasis bervariasi dari 45061. orbiditas dihubungkan dengan pertumbuhan dari tumor, yang dapat menginvasi atau mengobstruksi struktur lokal, sehingga menjadi tidak dapat direseksi. %ekitar 41 pasien mengalami kekambuhan selama periode penga!asan . •
Ter'()*' *ed-'+(-* Teratoma matur mediastinum, merupakan tumor sel germinal mediastinum, adalah lesi yang jinak. Tumor ini tidak memiliki potensi ganas seperti yang diamati pada teratoma testis dan dapat disembuhkan dengan reseksi surgikal saja. 'leh karena letak dari lesi ini, maka sumber morbiditas seringkali terkait dengan komplikasi intraoperasi dan pas"aoperasi.
•
"e-+ #el'*- Teratoma sakrokoksigeal sering terjadi pada !anita daripada pria, dengan rasio !anita dibandingkan pria 3/*9. %ebagian besar laporan menyebutkan tidak ada predileksi seksual pada teratoma medastinal. Ke"uali, teratoma testikular, 0
se"ara "audal pada minggu pertama kehidupan didalam ekor embrio, akhirnya berhenti di anterior tulang ekor ("o""y+). ;lur migrasi dari sel germinal menunjukan lokasi dan patologi yang paling sering terdapat teratoma (sakrokoksigeus dan gonad). %elsel ini dapat meluas ke posteroinferior masuk daerah glutea dan =atau posterosuperior masuk ke rongga abdominopelvik. Pemisahan sel totipotensial dari hansenorris yang dimodifikasi oleh :obboy dan %"ully* •
Derajat * aringan seluruh tumor
•
Derajat 9 * %ebagian besar jaringan imatur, terutama ganglia. itosis dapat ditemukan, tetapi epitel neural tidak ditemukan atau terbatas pada 9 lapangan pandang per slaid
•
Derajat 4 * %ebagian besar imatur dengan epitel neural 93 per slaid
besar umumnya jinak menonjol di daerah sakral yang terlihat setelah lahir. Pola yang lebih jarang, pada bayi baru lahir mungkin hanya menunjukkan bokong yang asimetris atau mun"ul ketika berusia 9 bulan sampai / tahun dengan tumor presakral yang dapat men"apai
panggul. Aejala
kandung
kemih
atau
disfungsi
usus
mungkin
mun"ul. Kelompok yang kedua berada pada risiko lebih tinggi untuk keganasan.
Bpignathus teratomatous besar didiagnosis dengan %A. •
Teratoma ovarium* Teratoma kistik atur pada ovarium sering ditemukan se"ara tidak sengaja pada
%ebuah teratoma 94"m kistik ovarium matur sebelum eksisi. •
Ter'()*' Te+(-+ %eringkali un"ul sebagai massa di skrotum yang tidak menimbulkan rasa sakit, ke"uali pada teratoma yang mengalami torsi. Dalam kebanyakan kasus, massa tegas atau keras, tidak ada nyeri tekan, dan tidak bertransiluminasi. . 8idrokel sering dikaitkan dengan teratoma di masa ke"il. Pada pemeriksaan, testis mengalami pembesaran yang difus, bukan nodular.
7& PEMERI#SAAN PENUN"ANG -aboratorium •
Peningkatan
serum
alphafetoprotein
(;CP)
dan
betahuman
"horioni"
gonadotropin (8A) tingkat mungkin menunjukkan keganasan. •
:adiologi Pemeriksaan penunjang untuk teratoma sebagian besar radiografi, dan gambarannya hampir sama meskipun pada lokasi yang bervariasi. ika teratoma ditemuan di dalam uterus, harus dilakukan pemeriksaan %A serial pada janin untuk menga!asi kemngkinan terjadinya hidropfetaliss. Dalam kasus teratoma sa"ro"o""ygeal, pemeriksaan %A dapat menunjukkan komponen kistik dan perluasan tumor ke dalam pelvis atau abdomen, seperti yang digambarkan pada gambar di ba!ah. %A menggambarkan pergeseran vesi"a urinaria dan rektum, dengan kompresi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis atau hydroureter
dalam menggambarkan batasbatas massa mediastinum, keterlibatan pembuluh darah yang potensial, dan kehormatan. B"ho"ardiography dapat digunakan untuk menggambarkan efek fisiologis dari massa mediastinum, seperti tamponade atau stenosis pulmonal, dan dapat digunakan untuk memandu needle biopy . Fine needle biopsy dapat digunakan untuk membedakan massa mediastinum jinak dan ganas pada 51 kasus. •
8istologi Dalam teratoma, bagian luar dari dinding tumor biasanya dilapisi dengan jaringan aslinya. :ongga kista sering dilapisi dengan epitel skuamosa keratin dan biasanya berisi banyak sebasea dan kelenjar keringat. :ambut dan kulit pelengkap lainnya biasanya mun"ul. Kadangkadang, dinding kista dilapisi oleh epitel bronkial atau gastrointestinal. :eaksi Aiant"ell dapat dilihat di berbagai tumor dan mungkin, dalam kasus teratoma intraperitoneal, menyebabkan pembentukan adhesi yang luas jika isi tumor pe"ah. aringan e"todermal ditemui mungkin termasuk otak, glia, jaringan saraf, retina, "horoids, dan ganglia. esodermal jaringan di!akili oleh tulang, tulang ra!an, otot polos, dan jaringan berserat.
Teratoma testis diobati dengan or"hie"tomy sederhana atau radikal. 2arubaru ini, eksisi konservatif dengan enukleasi juga telah direkomendasikan pada masa prepubertas pada testis. :esiko keganasan meningkat seiring pematangan testis. •
Ter'()*' *ed-'+(-* Teratoma matur dari mediastinum harus direseksi. Tumor mungkin melekat dengan struktur sekitarnya, yang memerlukan reseksi dari perikardium, pleura, atau paruparu. 2ila reseksi lengkap dapat menurunkan resiko kekambuhan.
#ONSEP ASUHAN #EPERAWATAN TERATOMA
A&
PENG#A"IAN a. :i!ayat penyakit dahulu, pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnyaE b. :i!ayat penyakit keluarga, adakah anggota keluarga dengan ri!ayat penyakit yang sama atau dengan kanker yang lainE ". Fanita dengan faktor resiko, lingkungan, gaya hidup tidak sehat, kebiasaan menggunakan talk pada vagina, obatobatan perangsang ovulasi, obatobatan pelangsing tubuh yang menyebabkan deuretikE d. :i!ayat ginekologi, usia menar"he, keluhan saat haid, siklus haid dan lamanya, penggunaan kontrasepsi. e. :espon psikososial klien*
-
ke"emasan
-
ketakutan
-
harga diri rendah
-
Keadaan = kebiasaan diet buruk * rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan penga!et
-
;nore+sia, mualmuntah.
-
$ntoleransi makanan.
-
Perubahan berat badan.
-
Perubahan pada kulit* edema, kelembaban.
6) >eurosensori
-
Pusing, sinkope
0) >yeri
-
Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat).
g. Pemeriksaan fisik head to toe 9. ;bdoment dan pelvis $nspeksi ;danya penonjolan, penderita tampak sakit, mual, muntah, aktivitas berkurang
- ;uskultasi 2ising usus
- Palpasi
•
>yeri berhubungan dengan trauma jaringan akibat sekunder dari pembedahan.
•
:esiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan.
C& INTER$ENSI #EPERAWATAN