Presentasi Laporan Kasus EpistaksisFull description
Tugas akhir sewaktu kepaniteraan THT di RS Bhakti Yudha Depok
kasus epitaksis
kasus epitaksisDeskripsi lengkap
epistaksisFull description
Deskripsi lengkap
Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung Congenital adalah kelainan yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir, tetapi kelainan jantung bawaan in...
Laporan Pendahuluan. PPOK. Penyakit paru obstruktif kronis. Asuhan Keperawatan PPOK penyakit paru obstruktif kronis.Deskripsi lengkap
Laporan Pendahuluan. PPOK. Penyakit paru obstruktif kronis. Asuhan Keperawatan PPOK penyakit paru obstruktif kronis.Deskripsi lengkap
Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung Congenital adalah kelainan yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir, tetapi kelainan jantung ba…Deskripsi lengkap
Laporan Pendahuluan. PPOK. Penyakit paru obstruktif kronis. Asuhan Keperawatan PPOK penyakit paru obstruktif kronis.
fngjgkDeskripsi lengkap
Askep EpistaksisDeskripsi lengkap
Penatalaksanaan Epistaksis di IGDDeskripsi lengkap
patofiologiFull description
woc epistaksisDeskripsi lengkap
Epistaksis merupakan perdarahan spontan yang berasal dari dalam hidung. Epistaksis dapat terjadi pada segala umur, dengan puncaknya terjadi pada anak-anak dan orang tua. Kebanyakan kasus dit…Full description
Laporan Pendahuluan Penyakit Epistaksis
LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
1.
DEFN!
Hidung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris Inggris:: epistaxis) epistaxis) atau mimisan adalah satu keadaan pendarahan keadaan pendarahan dari dari hidung hidung yang yang keluar melalui lubang hidung. Sering ditemukan sehari-hari, hampir sebagian besar dapat berhenti sendiri. Harus diingat epitak epitaksis sis bukan bukan merupak merupakan an suatu suatu penyakit penyakit tetapi tetapi merupak merupakan an gejala gejala dari dari suatu suatu kelain kelainan. an. Ada dua tipe pendarahan pada hidung: •
ipe anterior (bagian depan). !erupakan tipe yang b iasa terjadi.
•
ipe posterior (bagian belakang). "alam kasus tertentu, darah darah dapat dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu pendarahan yang
terjadi dapat masuk ke saluran pen#ernaan dan dapat mengakibatkan muntah. ".
E#OLO$
Se#ara $mum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu %okal dan Sistemik %okal &enyebab lokal terutama trauma, sering karena ke#elakaan lalulintas, olah raga, (seperti karena pukulan pada hidung) yang disertai patah tulang hidung (seperti pada gambar di halaman ini), mengorek hidung yang terlalu keras sehingga luka pada mukosa hidung, adanya tumor di hidung, ada benda asing (sesuatu yang masuk ke hidung) biasanya pada anak-anak, atau lintah yang masuk ke hidung, hidung, dan in'eksi in'eksi atau peradangan hidung dan sinus sinus (rinitis dan sinusitis) sinusitis) Sistemik &enyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas pada hidung, yang sering meyebab meyebabkan kan mimisa mimisan n adalah adalah hipert hipertens ensi, i, in'eks in'eksii siste sistemik mik sepert sepertii penyaki penyakitt demam demam berdar berdarah ah dengue atau #ikunguya, kelainan darah seperti hemo'ili, autoimun trombositipeni# purpura. Selain itu ada juga penyebab lainnya, diantaranya:
Trauma, &erdarahan hidung dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya mengeluarkan
ingus se#ara tiba-tiba dan kuat, mengorek hidung, dan trauma yang hebat seperti terpukul, jatuh atau ke#elakaan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh iritasi gas yang merangsang, benda asing di hidung dan trauma pada pembedahan. Infeksi , Infeksi hidung hidung dan sinus sinus paranas paranasal al sepert sepertii rhinit rhinitis is atau atau sinusi sinusiti tiss juga juga dapat dapat
menyebabkan perdarahan hidung. Neoplasma , Hemangioma , Hemangioma dan karsinoma adalah yang paling sering menimbulkan gejala
epitaksis. Kongenital , Penyakit turunan yang dapat menyebabkan epitaksis adalah telengiaktasis
hemoragik herediter. Penyakit kardiovaskular , Hipertensi , Hipertensi dan kelainan pada pembuluh darah di hidung seperti
arteriosklerosis, sirosis, si'ilis dan penyakit gula dapat menyebabkan terjadinya epitaksis karena pe#ahnya pembuluh darah. .
Kelainan "arah
.
rombositopenia, hemophilia, dan leukemia
*.
In'eksi sistemik
+.
"emam berdarah, "emam ti'oid, in'luena dan sakit morbili
.
&erubahan tekanan atmos'er
.
/aisson disease (pada penyelam)
%.
&LA!F&A!
Sumber perdarahan berasal dari bagian anterior an terior atau posterior rongga hidung. A.
Epistaksis Anterior ('iisan Depan)
0ika yang luka adalah pembuluh darah pada rongga hidung bagian depan, maka disebut 1mimisan depan1 (2epistaksis anterior). %ebih dari 345 mimisan merupakan mimisan jenis ini. !imisa !imisan n depan depan lebih lebih sering sering mengena mengenaii anak-an anak-anak, ak, karena karena pada usia ini selapun selapun lendir lendir dan pembuluh darah hidung belum terlalu kuat. !imisa !imisan n depan depan biasany biasanyaa ditanda ditandaii dengan dengan keluar keluarnya nya darah darah le6at le6at lubang lubang hidung hidung,, baik baik melalui satu maupun kedua lubang hidung. 0arang sekali perdarahan keluar le6at belakang menuju ke tenggorokan, ke#uali jika korban dalam posisi telentang atau tengadah. &ada pemeriksaan hidung, dapat dijumpai lokasi sumber pedarahan. 7iasanya di sekat hidung, tetapi kadang-kadang juga di dinding samping rongga hidung.
Trauma, &erdarahan hidung dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya mengeluarkan
ingus se#ara tiba-tiba dan kuat, mengorek hidung, dan trauma yang hebat seperti terpukul, jatuh atau ke#elakaan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh iritasi gas yang merangsang, benda asing di hidung dan trauma pada pembedahan. Infeksi , Infeksi hidung hidung dan sinus sinus paranas paranasal al sepert sepertii rhinit rhinitis is atau atau sinusi sinusiti tiss juga juga dapat dapat
menyebabkan perdarahan hidung. Neoplasma , Hemangioma , Hemangioma dan karsinoma adalah yang paling sering menimbulkan gejala
epitaksis. Kongenital , Penyakit turunan yang dapat menyebabkan epitaksis adalah telengiaktasis
hemoragik herediter. Penyakit kardiovaskular , Hipertensi , Hipertensi dan kelainan pada pembuluh darah di hidung seperti
arteriosklerosis, sirosis, si'ilis dan penyakit gula dapat menyebabkan terjadinya epitaksis karena pe#ahnya pembuluh darah. .
Kelainan "arah
.
rombositopenia, hemophilia, dan leukemia
*.
In'eksi sistemik
+.
"emam berdarah, "emam ti'oid, in'luena dan sakit morbili
.
&erubahan tekanan atmos'er
.
/aisson disease (pada penyelam)
%.
&LA!F&A!
Sumber perdarahan berasal dari bagian anterior an terior atau posterior rongga hidung. A.
Epistaksis Anterior ('iisan Depan)
0ika yang luka adalah pembuluh darah pada rongga hidung bagian depan, maka disebut 1mimisan depan1 (2epistaksis anterior). %ebih dari 345 mimisan merupakan mimisan jenis ini. !imisa !imisan n depan depan lebih lebih sering sering mengena mengenaii anak-an anak-anak, ak, karena karena pada usia ini selapun selapun lendir lendir dan pembuluh darah hidung belum terlalu kuat. !imisa !imisan n depan depan biasany biasanyaa ditanda ditandaii dengan dengan keluar keluarnya nya darah darah le6at le6at lubang lubang hidung hidung,, baik baik melalui satu maupun kedua lubang hidung. 0arang sekali perdarahan keluar le6at belakang menuju ke tenggorokan, ke#uali jika korban dalam posisi telentang atau tengadah. &ada pemeriksaan hidung, dapat dijumpai lokasi sumber pedarahan. 7iasanya di sekat hidung, tetapi kadang-kadang juga di dinding samping rongga hidung.
'iisan depan akiat * •
!engorek-ngorek hidung
•
erlalu lama menghirup udara kering, misalnya pada ketinggian atau
•
ruangan berA/
•
erlalu erlalu lama terpapar sinar matahari
•
&ilek atau sinusitis
•
!embuang ingus terlalu kuat •
7iasanya relati' tidak berbahaya. &erdarahan yang timbul ringan dan dapat berhenti sendiri dalam * - menit, 6alaupun kadang-kadang perlu tindakan seperti memen#et dan mengompres hidung dengan air dingin. +eerapa lan,kah untuk en,atasi iisan depan :
)
&end &ender erit itaa dudu duduk k di kur kursi atau atau berd berdir iri, i, kepa kepala la ditu ditund nduk ukka kan n sedi sediki kitt ke depa depan. n. &ada posisi duduk atau berdiri, hidung yang berdarah lebih tinggi dari
jantung. indakan ini berman'aat untuk mengurangi laju perdarahan. Kepala ditundukkan ke depan agar darah mengalir le6at lubang hidung, tidak jatuh ke tenggorokan, yang jika masuk ke lambung menimbulkan mual dan muntah, dan jika masuk ke paru-paru dapat menimbulkan gagal napas dan kematian. )
ekan kan selu seluru ruh h #upi #uping ng hidu hidung, ng, tepa tepatt di atas atas luban lubang g hidun hidung g dan dan diba diba6a 6ah h tula tulang ng hidun hidung. g. &ertahankan tindakan ini selama 4 menit. $sahakan jangan berhenti menekan sampai masa 4 menit terle6ati. &enderita diminta untuk bernapas le6at mulut. *)
7eri kompres dingin di daerah sekitar hidung. Kompres dingin membantu
mengerutkan pembuluh darah, sehingga perdarahan berkurang. +)
Setelah mimisan berhenti, tidak boleh mengorek-ngorek hidung dan
menghembuskan napas le6at hidung terlalu kuat sedikitnya dalam * jam. )
0ika penanganan pertama di atas tidak berhasil, korban sebaiknya diba6a
ke rumah sakit, karena mungkin dibutuhkan pemasangan tampon (kasa yang digulung) ke dalam rongga hidung atau tindakan kauterisasi. Selama dalam perjalanan, penderita sebaiknya tetap duduk dengan posisi tunduk sedikit kedepan. +.
Epistaksis Posterior ('iisan +elakan,)
!imisan belakang (2epistaksis posterior) terjadi akibat perlukaan pada pembuluh darah rongga hidung bagian belakang. !imisan belakang jarang terjadi, tapi relati' lebih berbahaya. !imisan belakang kebanyakan mengenai orang de6asa, 6alaupun tidak menutup kemungkinan juga mengenai anak-anak. &erdarahan pada mimisan belakang biasanya lebih hebat sebab yang mengalami perlukaan adalah pembuluh darah yang #ukup besar. Karena terletak di belakang, darah #enderung jatuh ke tenggorokan kemudian tertelan masuk ke lambung, sehingga menimbulkan mual dan muntah berisi darah. &ada beberapa kasus, darah sama sekali tidak ada yang keluar melalui lubang hidung. +eerapa penyea iisan elakan, * •
Hipertensi
•
"emam berdarah
•
umor ganas hidung atau naso'aring
•
&enyakit darah seperti leukemia, hemo'ilia, thalasemia dll.
•
Kekurangan 8itamin / dan K.
•
"an lain-lain &erdarahan pada mimisan belakang lebih sulit diatasi. 9leh karena itu, penderita harus segera diba6a ke puskesmas atau S. 7iasanya petugas medis melakukan pemasangan tampon belakang. /aranya, kateter dimasukkan le6at lubang hidung tembus rongga belakang mulut ('aring), kemudian ditarik keluar melalui mulut. &ada ujung yang keluar melalui mulut ini dipasang kasa dan balon. $jung kateter satunya yang ada di lubang hidung ditarik, maka kasa dan balon ikut tertarik dan menyumbat rongga hidung bagian belakang. "engan demikian diharapkan perdarahan berhenti. 0ika tindakan ini gagal, petugas medis mungkin akan melakukan kauterisasi. %angkah lain yang mungkin dipertimbangkan adalah operasi untuk men#ari pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan, kemudian mengikatnya. indakan ini dinamakan ligasi. -.
PA#OF!OLO$
erdapat dua sumber perdarahan yaitu bagian anterior dan posterior. &ada epistaksis anterior, perdarahan berasal dari pleksus kiesselba#h (yang paling sering terjadi dan biasanya
pada anak-anak) yang merupakan anastomosis #abang arteri ethmoidakis anterior, arteri s'eno palatina, arteri palatine as#endens dan arteri labialis superior. &ada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari arteri s'enopalatina dan arteri ethmoidalis posterior. ;pistaksis posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita hipertensi, arterios#lerosis, atau penyakit kardio8askuler. &erdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan. &erdarahan yang hebat dapat menimbulkan syok dan anemia, akibatnya dapat timbul iskemia serebri, insu'isiensi koroner dan in'ark miokard, sehingga dapat menimbulkan kematian. 9leh karena itu pemberian in'use dan tran'usi darah harus #epat dilakukan. .
'ANFE!#A! &LN!
&erdarahan dari hidung, gejala yang lain sesuai dengan etiologi yang bersangkutan. ;pitaksis berat, 6alaupun jarang merupakan kega6atdaruratan yang dapat mengan#am keselamatan ji6a pasien, bahkan dapat berakibat 'atal jika tidak #epat ditolong. Sumber perdarahan dapat berasal dari depan hidung maupun belakang hidung. ;pitaksis anterior (depan) dapat berasal dari pleksus kiesselba#h atau dari a. etmoid anterior. &leksus kieselba#h ini sering menjadi sumber epitaksis terutama pada anak-anak dan biasanya dapat sembuh sendiri. ;pitaksis posterior (belakang) dapat berasal dari a. s'enopalatina dan a. etmoid posterior. &erdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit jantung. &emeriksaan yang diperlukan adalah darah %engkap dan 'ungsi hemostasis. /.
PE'ER&!AAN DA$NO!#&
&emeriksaan penunjang bertujuan untuk menilai keadaan umum penderita, sehingga pengobatan dapat #epat dan untuk men#ari etiologi. &emeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan darah tepi lengkap, 'ungsi hemostatis, uji 'aal hati dan 'aal ginjal. 0ika diperlukan pemeriksaan radiologik hidung, sinus paranasal dan naso'aring dapat dilakukan setelah keadaan akut dapat diatasi. 0.
&O'PL&A!
!en#egah komplikasi, sebagai akibat dari perdarahan yang berlebihan, dapat terjadi syok atau anemia, turunnya tekanan darah yang mendadak dapat menimbulkan in'ark serebri, insu'isiensi koroner, atau in'ark miokard, sehingga dapat menyebabkan kematian. "alam hal ini
harus segera diberi pemasangan in'us untuk membantu #airan masuk lebih #epat. &emberian antibiotika juga dapat membantu men#egah timbulnya sinusitis, otitis media akibat pemasangan tampon. Kematian akibat pendarahan hidung adalah sesuatu yang jarang.
Sinusitis
•
Septal hematom (bekuan darah pada sekat hidung)
•
"e'ormitas (kelainan bentuk) hidung
•
Aspirasi (masuknya #airan ke saluran napas ba6ah)
•
Kerusakan jaringan hidung in'eksi
.
PENA#ALA&!ANAAN
a) &olaorasi
Aliran darah akan berhenti setelah darah berhasil dibekukan dalam proses pembekuan darah. Sebuah opini medis mengatakan bah6a ketika pendarahan terjadi, lebih baik jika posisi kepala dimiringkan ke depan (posisi duduk) untuk mengalirkan darah dan men#egahnya masuk ke kerongkongan dan lambung. &ertolongan pertama jika terjadi mimisan adalah dengan memen#et hidung bagian depan selama tiga menit. Selama pemen#etan sebaiknya berna'as melalui mulut. &erdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan #ara ini. %akukan hal yang sama jika terjadi perdarahan berulang, jika tidak berhenti sebaiknya kunjungi dokter untuk bantuan. $ntuk pendarahan hidung yang kronis yang disebabkan keringnya mukosa hidung, biasanya di#egah dengan menyemprotkan salin pada hidung hingga tiga kali sehari. 0ika disebabkan tekanan, dapat digunakan kompres es untuk menge#ilkan pembuluh darah
(8asokonstriksi). 0ika masih tidak berhasil, dapat digunakan tampon hidung. ampon hidung dapat
!en#egah komplikasi yang timbul akibat perdarahan seperti syok atau in'eksi
•
!en#egah berulangnya epitaksis 0ika pasien dalam keadaan ga6at seperti syok atau anemia lebih baik diperbaiki dulu
keadaan umum pasien baru menanggulangi perdarahan dari hidung itu sendiri. ) 'en,hentikan perdarahan !enghentikan perdarahan se#ara akti' dengan menggunakan kaustik atau tampon jauh lebih e'ekti' daripada dengan pemberian obat-obat hemostatik dan menunggu darah berhenti dengan sendirinya. 0ika pasien datang dengan perdarahan maka pasien sebaiknya diperiksa dalam keadaan duduk, jika terlalu lemah pasien dibaringkan dengan meletakan bantal di belakang punggung pasien. Sumber perdarahan di#ari dengan bantuan alat penghisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah, kemudian dengan menggunakan tampon kapas yang dibasahi dengan adrenalin =4444 atau lidokain 5 dimasukan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan atau mengurangi nyeri, dapat dibiarkan selama *- menit. ") Perdarahan Anterior
"apat menggunakan alat kaustik nitras argenti 4-*45 atau asam triklorasetat 45 atau dengan elektrokauter. 7ila perdarahan masih berlangsung maka dapat digunakan tampon anterior (kapas dibentuk dan dibasahi dengan adrenalin > 8aseline) tampon ini dapat digunakan sampai hari. %) Perdarahan Posterior
&erdarahan biasanya lebih hebat dan lebih sukar di#ari, dapat dilihat dengan menggunakan pemeriksaan rhinoskopi posterior. $ntuk mengurangi perdarahan dapat digunakan tampon 7eello?k.
&ON!EP A!&EP 1.
DA$NO!A &EPERA2A#AN 3AN$ 'UN$&N 'UN4UL
. &erdarahan spontan berhubungan dengan trauma minor maupun mukosa hidung yang rapuh. . 9bstruksi jalan na'as berhubungan dengan nersihan jalan na'as tidak e'ekti'. *. /emas berhubungan dengan perdarahan yang diderita. +.
N#ER5EN! (REN4ANA #NDA&AN)
)
&erdarahan spontan berhubungan dengan trauma minor maupun mukosa hidung yang rapuh.
a. ujuan : meminimalkan perdarahan b. Kriteria : idak terjadi perdarahan, tanda 8ital normal, tidak anemis I<;@;
!onitor keadaan umum pasien
•
!onitor tanda 8ital
•
!onitor jumlah perdarahan psien
•
A6asi jika terjadi anemia
•
Kolaborasi dengan dokter mengenai masalah yang terjadi dengan perdarahan: pemberian trans'usi, medikasi.