Laporan Pendahuluan Choriocarsinoma A. Definisi Istilah koriokarsinoma adalah istilah yang lebih tepat digunakan untuk kanser jenis ini, “korio” adalah istilah yang diambil dari vili korionik (“chorionic villi”) iaitu salah satu komponen uri manusia. Istilah karsinoma pula merujuk kepada kanser yang be berasal rasal dari sel-sel epithelial. Choriocarcinoma adalah tumor ganas (maligna) dari trofoblast dan biasan ya timbul setelah kehamilan mola, kadang-kadang setelah abortus atau persalinan. Bila dibandingkan dengan jenis kanker ginekologik lainnya koriokarsinoma mempunyai sifat yang berbeda misalnya : 1. koriokarsinoma mempunyai periode laten yang dapat diukur, yaitu jarak waktu antara akhir kehamilan dan terjadinya keganasan. 2. sering menyerang wanita muda. 3. dapat sembuh secara tuntas tanpa kehilangan fungsi reproduksi, dengan pengobatan sitostatika 4. dapat sembuh tanpa pengobatan melalui proses regresi spontan. Kegagalan Kehamilan ü Normal ü Abortus ü Kehamilan di luar kandungan ü Kematian janin dalam rahim ü Immaturus ü Prematurus ü Cacat bawaan ü Mola hidatidosa (jinak) ü Koriokarsinoma (ganas)
B. Etiologi Kanker ini berasal dari salah satu komponen uri atau plasenta maka salah satu cirri c irri khusus kanser ini adalah ia boleh menghasilkan hormone HCG (Human Chorionic Gonadotrophin”) yang sangat tinggi malah lebih tinggi dari pada wanita-wanita yang hamil. Kejadian dipengaruhi oleh : Sebagian besar dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan, tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma. status sosial ekonomi umur gizi
-
consanguinitas (perkawinan antar keluarga)
Etiologi terjadinya koriokarsinoma belum jelas diketahui. Trofoblas normal cenderung menjadi invasive dan erosi pembuluh darah berlebih-lebihan. Metastase sering terjadi lebih dini dan biasanya sering melalui pembuluh darah jarang melalui getah bening. Tempat metastase yang paling sering adalah paru- paru 75% dan kemudian vagina 50% . Pada beberapa kasus metastase dapat terjadi pada vulva, ovarium, hepar, ginjal, dan otak Cunningham, 1990 . Wikipedia, 2009 menyebutkan bahwa koriokarsinoma selama kehamilan bisa didahului oleh: 1. 2. 3. 4.
Mola hidatidosa ( 50% kasus ) Aborsi spontan ( 20% kasus ) Kehamilan ektopik ( 2% kasus ) Kehamilan normal ( 20-30% kasus )
Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain: 1. Faktor ovum Ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan. 2. Immunoselektif dari trofoblast Yaitu dengan kematian fetus, pembuluh darah pada stroma villi menjadi jarang dan stroma villi menjadi sembab dan akhirnya terjadi hyperplasia sel- sel trofoblast. 3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah Keadaan sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi ibu yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan ovum abnormal yang mengarah pada terbentuknya mola hidatidosa. 4. Paritas tinggi Ibu dengan paritas tinggi, memiliki kemungkinan terjadin ya abnormalitas pada kehamilan berikutnya, sehingga ada kemungkinan kehamilan berkembang menjadi mola hidatidosa dan berikutnya menjadi koriokarsinoma. 5. Kekurangan protein Sesuai dengan fungsi protein untuk pembentukan jaringan atau fetus sehingga apabila terjadi kekurangan protein saat hamil menyebabkan gangguan pembentukan fetus secara sempurna yang menimbulkan jonjot-jonjot korion 6. Infeksi virus dan faktor kromosom Kanker ini berasal dari salah satu komponen plasenta maka salah satu cirri khusus kanser ini adalah ia bisa menghasilkan hormone HCG (Human Chorionic Gonadotrophin”) yang sangat tinggi malah lebih tinggi dari pada wanita-wanita yang hamil. Sebagian besar dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan, tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma.
Kejadian dipengaruhi oleh : 1. 2. 3. 4.
status sosio ekonomi umur gizi consanguinitas (perkawinan antar keluarga)
C. Patofisiology choriocarciboma Choriocarcinoma terjadi setelah kehamilan, biasanya setelah mola hydatidosa kadangkadang setelah abortus atau kehamilan aterme maka merupakan penyakit masa reproduktip ; tetapi adakalanya timbul pada teratoma. Bentuk tumor trofoblas yang sangat ganas ini d apat dianggap sebagai suatu karsinoma dari epitel korion, walaupun perilaku pertumbuhan dan metastasisnya mirip dengan sarkoma. Faktorfaktor yang berperan dalam transformasi keganasan korion tidak diketahui. Pada koriokarsinoma, kecenderungan trofoblas normal untuk tumbuh secara invasif dan menyebabkan erosi pembuluh darah sangatlah besar. Apabila mengenai endometrium, akan terjadi perdarahan, kerontokan dan infeksi permukaan. Masa jaringan yang terbenam di miometrium dapat meluas keluar , muncul di uterus sebagai nodul-nodul gelap irreguler yang akhirnya menembus peritoneum. Gambaran diagnostik yang penting pada koriokarsinoma, berbeda dengan mola hidatidosa atau mola invasif adalah tidak adan ya pola vilus. Baik unsur sitotrofoblas maupun sinsitium terlibat, walaupun salah satunya mungkin predominan. Dijumpai anplasia sel, sering mencolok, tetapi kurang bermanfaat sebagai kriteria diagnostik pada keganasan trofoblas dibandingkan dengan pada tumor lain. Pada pemeriksaan hasil kuretase uterus, kesulitan evaluasi sitologis adalah salah satu faktor penyebab kesalahan diagnosis koriokarsinoma. Sel-sel trofoblas normal di tempat plasenta secara salah di diagnosis sebagai koriokarsinoma. Metastasis sering berlangsung dini dan umumnya hematogen karena afinitas trofoblas terhadap pembuluh darah. Koriokarsinoma dapat terjadi setelah mola hidatidosa, abortus, kehamilan ektopik atau kehamilan normal . tanda tersering, walaupun tidak selalu ada, adalah perdarahan irreguler setelah masa nifas dini disertai subinvolusi uterus. Perdarahan dapat kontinyu atau intermitten, dengan perdarahan mendadak dan kadang-kadang masif. Perforasi uterus akibat pertumbuhan tumor dapat menyebabkan perdarahan intraperitonium. Pada banyak kasus, tanda pertama mungkin adalah lesi metatatik. Mungkin ditemukan tumor vagina atau vulva. Wanita yang bersangkutan mungkin mengeluh batuk dan sputum berdarah akibat metastasis di paru. Pada beberapa kasus, di uterus atau pelvis tidak mungkin dijumpai koriokarsinoma karena lesi aslinya telah lenyap, dan yang tersisa hanya metastasis jauh yang tumbuh aktif. Apabila tidak di terapi, koriokarsinoma akan berkembang cepat dan pada mayoritas kasus pasien biasanya akan meninggal dalam beberapa bulan. Kausa kematian tersering adalah perdarahan di berbagai lokasi. Pasien di golongkan beresiko tinggi jiika penyakit lebih dari 4 bulan, kadar gonadotropin serum lebih dari 40.000 mIU/ml, metastasis ke otak atau hati, tumor timbul setelah kehamilan
aterm, atau riwayat kegagalan kemoterapi, namun menghasilkan anagka kesembuhan tertinggi dengan kemoterapi kombinasi yaitu menggunakan etoposid, metotreksat, aktinomisin, siklofosfamid, dan vinkristin(Schorage et al, 2000).
D. Menifestasi Klinis
1. 2. 3.
a. b. c. d. e. f.
-
Mikroskopis tanda-tanda yang khas untuk choriocarcinoma ialah : 1. Peningkatan jumlah kadar ß-hCG a. Kadar ß-hCG normal pada tiap umur kehamilan berbeda, dari 5-25 IU/ml. b. Kadar ß-hCG yang dianggap mola < 100.000 IU/urine 24jam c. Kadar ß-hCG yang dianggap kanker adalah > 100.000 IU/urine 24jam >40.000 u/ml dalam interval lebih dari 4 bulan. 2. Perdarahan per vaginam 3. Batuk berdarah dan sesak nafas 4. X-ray dada menunjukkan adanya perembesan cairan di ujung kedua paru- paru 5. Sakit kepala dan hemiplegi 6. Sakit tulang belakang 7. Perut bengkak dan sklera menjadi kuning 8. Hilang selera makan dan berat badan turun Adapun tanda dan gejala lain : Nekrose Haemorrhagia Infeksi Berikut adalah diantara gejala-gejala dan tanda-tanda yang mungkin dialami oleh pesakit koriokarsinoma : Batuk berdarah dan sesak nafas. Sakit kepala dan lumpuh sebelah badan Sakit tulang belakang Ketumbuhan dan perdarahan di bahagian faraj Bengkak perut dan kuning mata Hilang selera makan dan turun berat badan Tumor ini warnanya ungu dan sangat rapuh. Pada dinding uterus nampak sebagai benjolan kacang Bogor. Perdarahan yang tidak berhenti setelah kelahiran mola, bersifat metrorrhagia. Subinvolusi Metastase pada paru-paru, vulva atau vagina. Reaksi biologis yang tetap positip atau yang malakan naik kwantitatip setelah kelahiran mola. Kadang-kadang terjadi perforasi rahim dengan tanda-tanda perdarahan intraperitoneal. Selain dari itu nampak sel-sel trofobkast yang menembus otot-otot dan pembulu-pembulu darah.
E. Klasifikasi
Koriokarsinoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam bentuk, yaitu: 1. Koriokarsinoma Villosum Penyakit ini termasuk ganas tetapi derajat kegana sannya lebih rendah. Sifatnya seperti mola, tetapi dengan daya penetrasi yang lebih besar. Sel- sel trofoblas dengan villi korialis akan menyusup ke dalam miometrium kemudian tidak jarang mengadakan perforasi pada dinding uterus dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Walaupun secara lokal mempunyai daya invasi yang berlebihan, tetapi penyakit ini jarang disertai metastasis. Invasive mola berasal dari mola hidatidosa 2. Koriokarsinoma Non Villosum Penyakit ini merupakan yang terganas dari penyakit trofoblas. Sebagian besar didahului oleh mola hidatidosa (83,3%) tetapi dapat pula didahu lui abortus atau persalinan biasa masing-masing 7,6%. Tumbuhnya sangat cepat dan sering menyebabkan metastasis ke organ-organ lain, seperti paru-paru, vulva, vagina, hepar dan otak. Apabila tidak diobati biasanya pasien meninggal dalam 1 tahun. Apabila dibandingkan dengan jenis kanker ginekologik lainnya, koriokarsinoma mempunyai sifat yang berbeda, misalnya: 1. Koriokarsinoma mempunyai periode laten yang dapat diuk ur, yaitu jarak waktu antara akhir kehamilan dan terjadinya keganasan 2. Sering menyerang wanita muda 3. Dapat sembuh secara tuntas tanpa kehilangan fungsi reproduksi, dengan pengobatan sitostatika. 3. Koriokarsinoma Klinis Apabila setelah pengeluaran jaringan mola hidatidosa kadar hCG turun lambat apalagi menetap atau meningkat, maka kasus ini dianggap sebagai penyakit trofoblas ganas. Artinya ada sel-sel trofoblas yang aktif tumbuh lagi di uterus atau di tempat lain (metastasis) dan mengahasilkan hCG. Diagnosis keganasan tidak ditentukan oleh pemeriksaan histopatologik tetapi oleh tingginya kadar HCG dan adanya metastasis.
F. Komplikasi Komplikasi dikategorikan berdasarkan seberapa jauh derajat penyakitnya. Berdasarkan jauhnya penyebaran koriokarsinoma dibagi menjadi 4, yaitu: •Stadium I yang terbatas pada uterus
•Stadium II, sudah mengalami metastasis ke parametrium, serviks dan vagina •Satadium III, mengalami metastasis ke paru-paru •Stadium IV, metastasis ke oragan lain, seperti usus, hepar atau otak. G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium Menurut The International Federation of Gynecology and Oncology (FIGO) menetapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PTG termasuk koriokarsinoma adalah: 1. Menetapnya kadar ß hCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu atau lebih (misalnya hari 1,7, 14 dan 21) 2. Kadar ß hGC meningkat pada selama tiga minggu berturut-turut atau lebih (misalnya hari 1,7 dan 14) 3. Tetap terdeteksinya ß hCG sampai 6 bulan pasca evakuasi mola. 4. Gambaran patologi anatomi adalah koriokarsinoma b. Pemeriksaan Penunjang 1. Uji Sonde Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola atau koriokarsinoma. 2. Foto rontgen abdomen Tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3 -4 bulan) 4. Ultrasonografi Khusus pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin (merupakan diagnosa pasti), waspadai juga koriokarsinoma. • Data Klinik Pemeriksaan Diagnostik 1. Perdarahan dalam separo pertama kehamilan 2. Nyeri perut bagian bawah 3. Toksemia sebelum 24 minggu kehamilan 4. Hiperemesis gravidarum 5. Rahim terlalu besar untuk tanggalnya 6. Tanda tonus jantung janin dan bagian janin 7. Keluarnya vesikel - ultrasonografi 8. Foto rontgen (Hacker/Moore, essensial obstetric dan ginekologi, 2001: 683)
H. Penatalaksanaan Medis 1. Kemoterapi Koriokarsinoma merupakan tumor yang sensitif terhadap obat-obatan kemoterapi, dari hasil survey menunjukkan bahwa dengan kemoterapi pasien dengan koriokarsinoma mengalami kesembuhan 90-95%. 2. Terapi dengan agen single methotrexate or actinomycin D Terapi ini digunakan untuk koriokarsinoma yang belum bermetastase meluas ke seluruh tubuh atau dengan skala ringan. 3. Terapi kombinasi EMACO (etoposide, methotrexate, actinomycin D, cyclosphosphamide and oncovin) Terapi komplek ini digunakan untuk koriokarsinoma dengan skala sedang atau berat. 4. Hysterektomi Biasa dilakukan pada wanita dengan usia ≥ 40 tahun atau pada wanita yang memang menginginkan untuk dilakukan hysterektomi. Hysterektomi juga disarankan pada infeksi berat dan perdarahan yang tidak terkendali.
I. Penyimpangan KDM Konsep Keperawatan 1. Pengkajian Data diri klien Data biologis/fisiologis
keluhan utama, riwayat keluhan utama
Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat kesehatan keluarga Riwayat reproduksi siklus haid, durasi haid Riwayat obstetric
kehamilan, persalinan, nifas, hamil
Data psikologis/sosiologis Pemeriksaan fisik
♦
Aktifitas istirahat Gejala :
Kelemahan / keletihan
reaksi emosional setelah penyakit diketahui
Perubahan pada pola tidur Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi
♦
Integritas ego Gejala :
Faktor sress,merokok,alcohol Menunda mencari pengobatan Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan Menyangkal diagnosis, putus asa
♦
Eliminasi Gejala : Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur ,sering berkemih,menopouse dini dan menorrhagia.
♦
Makanan dan minuman Gejala : dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat).
♦
Neurosensori Gejala : Pusing, sinkope
♦
Nyeri / ketidaknyamanan Gejala :
♪
Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat ( dihubungkan dengan proses penyakit )
♪
Nyeri tekan pada payudara
♦
Keamanan Gejala : pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogen Tanda
♦
: demam ,ulserasi
Seksualitas Gejala : Nulligravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan seksual, aktifitas seksual dini.
♦
Interaksi social Gejala :
Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan
Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis. 2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada diafragma. 3) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan gangguan GI akibat adanya kanker metastasis. 4) Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
3. Intervensi Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam rasa
Kolaborasi tindakan
Pembedahan bertujuan untuk
nyeri berkurang
pembedahan untuk
menghilangkan faktor utama
Kriteria Hasil : Setelah diberi
pengangkatan kanker.
penyebab nyeri.
tindakan keperawatan skala nyeri
Kolabarasi untuk pemberian
Menghilangkan rasa nyeri
berkurang
terapi analgesik.
Menurunkan tingkat
Atur posisi senyaman mungkin. Ajarkan dan lakukan tehnik
ketegangan pada daerah nyeri Merelaksasi otot – otot tubuh Mengidentifikasi skala dan perkembangan nyeri.
relaksasi. Kaji tingkat dan intensitas nyeri. 2.
Tujuan : Mengembalikan pola
Batasi aktivitas dan mobilisasi
Istirahat dapat mengurangi
nafas klien menjadi normal
klien
konsumsi O2 klien
kembali Kriteria Hasil : Klien tidak mengeluh sesak RR normal kembali antara 16-
Posisi semi fawler menambah Mengistirahatkan klien dengan posisi semifawler Longgarkan baju klien
Baju klien yang longgar mempermudah klien dalam bernafas
24x/mnt
Terapi oksigen dibutuhkan jika
Klien tidak terlihat cemas dan gelisah
ruang ekspansi dada
Kolaborasi pemberian terapi
klien membutuhkan O2 lebih
oksigen
Jika klien tenang maka konsumsi O2 semakin efisien
Tenangkan klien 3.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam nutrisi
Pantau masukan makanan
Mengidentisifikasi kekuatan
pasien terpenuhi
setiap hari.
atau defisiensi nutrisi.
Kriteria Hasil : mual (-), nafsu
Dorong pasien untuk makan
Kebutuhan jaringan metabolic
makan pasien meningkat, berat
diet tinggi kalori kaya protein
ditingkatkan begitu juga cairan
badan stabil, penambahan berat
kaya nutrient, dengan masukan
(untuk menghilangkan produk
badan progresif.
cairan adekuat.
sisa).
Dorong penggunaan suplement dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari
Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan kalori dan protein adekuat.
Terapi oksigen dibutuhkan jika
Klien tidak terlihat cemas dan gelisah
Kolaborasi pemberian terapi
klien membutuhkan O2 lebih
oksigen
Jika klien tenang maka konsumsi O2 semakin efisien
Tenangkan klien 3.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam nutrisi
Pantau masukan makanan
Mengidentisifikasi kekuatan
pasien terpenuhi
setiap hari.
atau defisiensi nutrisi.
Kriteria Hasil : mual (-), nafsu
Dorong pasien untuk makan
Kebutuhan jaringan metabolic
makan pasien meningkat, berat
diet tinggi kalori kaya protein
ditingkatkan begitu juga cairan
badan stabil, penambahan berat
kaya nutrient, dengan masukan
(untuk menghilangkan produk
badan progresif.
cairan adekuat.
sisa).
Dorong penggunaan suplement dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari Kontrol factor lingkungan. Hindari terlalu terlalu manis, berlemak, atau makanan pedas.
Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan kalori dan protein adekuat. Dapat mentriger respons mual muntah. Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual,
Dorong penggunaan teknik
penurunan anoreksia, dan
relaksasi, visualisasi,
memungkinkan pasien
bimbingan imajenasi, latihan
meningkatkan masukan oral.
sedang sebelum makan.
Mual atau muntah psikogenik
Identifikasi pasien yang
terjadi karena perubahan
mengalami mual atau muntah
lingkungan pengobatan atau
yang diantisipasi.
rutinitas pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.
4.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam klien
Dengarkan dengan seksama
Dengan mendengarkan keluh
tidak terlihat cemas dan gelisah
apa keluh kesah klien
kesah klien maka akan
Kriteria hasil :
Berikan solusi yang relevan
mengurangi stress klien
berkurangnya rasa takut, klien
Berikan informasi tentang
Solusi relevan sangat
tahu dan mengerti tentang
kesehatan klien
dibutuhkan klien
keadaan dirinya, klien dapat
Temani klien dalam
Informasi tentang keadaan
melakukan manajemen stress
memutuskan sesuatu
klien sangat dibutuhkan
terhadap kondisinya.
Berikan humor ringan kepada
klien membutuhkan teman
klien
untuk berbagi Humor sangat diperlukan klien
bimbingan imajenasi, latihan
meningkatkan masukan oral.
sedang sebelum makan.
Mual atau muntah psikogenik
Identifikasi pasien yang
terjadi karena perubahan
mengalami mual atau muntah
lingkungan pengobatan atau
yang diantisipasi.
rutinitas pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.
4.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam klien
Dengarkan dengan seksama
Dengan mendengarkan keluh
tidak terlihat cemas dan gelisah
apa keluh kesah klien
kesah klien maka akan
Kriteria hasil :
Berikan solusi yang relevan
mengurangi stress klien
berkurangnya rasa takut, klien
Berikan informasi tentang
Solusi relevan sangat
tahu dan mengerti tentang
kesehatan klien
dibutuhkan klien
keadaan dirinya, klien dapat
Temani klien dalam
Informasi tentang keadaan
melakukan manajemen stress
memutuskan sesuatu
klien sangat dibutuhkan
terhadap kondisinya.
Berikan humor ringan kepada
klien membutuhkan teman
klien
untuk berbagi Humor sangat diperlukan klien untk mengurangi stress yang dirasakanya
4.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu pasien atau orang terdekat menerima stress situasi atau prognosis, mencegah komplikasi, membantu program rehabilitas individu, memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
5. Evaluasi
1) Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan 2) Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya. 3) Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual
4.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu pasien atau orang terdekat menerima stress situasi atau prognosis, mencegah komplikasi, membantu program rehabilitas individu, memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
5. Evaluasi
1) Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan 2) Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya. 3) Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual 4) Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual. 5) Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara mengekspresikan keinginan seksual.
Daftar Pustaka Roocker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan edisi 31.Jakarta: EGC. Cunningham, MacDonald,Gant. Gestationnal Trofoblastic Tumors, Willm Obstetric 9th. 1990:746-50. Retrieved From http://luviony.blogspot.co.id/2011/06/asuhan-keperawatan pada-klien-dengan.html Wiknjosostro, Hanifa s, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka edisi 3., Jakarta: 2002 Patologi Obstreti, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, percetakan elstar offset, Bandung ; 1984 Wiknjosostro Hanifa. Ilmu kandungan edisi kedua, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta 2007 www. Medical store.com Retrieved from : http://kingsasaqi65.blogspot.co.id/2014/04/choriocharsinoma.htm