LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTHUHAN ELIMINASI
Oleh: Ni Wayan Krisma Andiani P!"#$!!#%!&'(
Tin)*a+ II,$ D III Ke-era.a+an
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK POLITEKN IK KESEHAT KE SEHATAN AN DENPASAR TAHUN AKADEMIK $!#%/$!#0
LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHULUA N ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTHUHAN ELIMINASI 1EKAL
A, Pen) Pen)er er+i +ian an
Elimin Eliminasi asi merupa merupakan kan proses proses pembua pembuanga ngan n sisa-si sisa-sisa sa metabol metabolism ism tubuh. tubuh. Pebuan Pebuangan gan dapat dapat melalu melaluii urin urin ataupu ataupun n bowel bowel.. (Tar (Tarwot woto, o, Wartonah rtonah,, 2006, 2006, Kebutuhan asar !anusia dan Proses Keperawatan Edisi ", halaman #$%. e&eka e&ekasi si adalah adalah proses proses pembu pembuang angan an atau atau pengel pengeluar uaran an sisa metabol metabolism ism berupa &eses dan &latus 'ang berasal dari saluran penernaan melalui anus. Tarwoto, Wartonah, 2006, Kebutuhan asar !anusia dan Proses Keperawatan Edisi ", halaman 6)%. e&ekasi adalah proses pengosongan usus 'ang sering disebut dengan buang air besar. (*. *+i+ *limul *limul ida'at, !usri&atul li'ah, 20#, Pengantar Kebutuhan asar !anusia Edisi 2 - /uku 2, halaman 0)%.
#( Pr2s Pr2ses es De3e De3e*a *asi si
e&ekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolism berupa &eses dan &latus 'ang berasal dari saluran penernaan melalui anus. Proses de&ekasi terbagi menadi dua maam re&le1 'aitu a. 3e&le 3e&le1 1 de&ek de&ekasi asi intrin intrinsi si 3e&le1 3e&le1 ini berawa berawall dari dari &ases &ases 'ang 'ang masu masuk k ke retum ehingga teradi distensi distensi retum, 'ang kemudian kemudian men'ebabka men'ebabkan n rangsangan pada &leksus mesentrikus dan teradilah gerakan peristalti. 4etelah &ases sampai anus, seara sistematis s&ingter interna relaksasi, maka teradilah de&ekasi. b. 3e&le1 de&ekasi parasimpatis 5ases 'ang masuk ke retum akan merangsang sara& retum 'ang kemudian diteruskan ke aras spinal. ari aras spinal kemudian di kembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum rektum'a 'ang ng men'eba men'ebabka bkan n intens intensi&n i&n'a 'a perista peristalti lti,, relaksa relaksasi si s&ingte s&ingter r internal, maka teradilah de&ekasi. orongan &ases uga di pengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diaragma, dan kontraksi ototeleator.
e&ekasi di permudah oleh &leksi otot &emur dan posisi ongkok. 7as 'ang di hasikan dalam proses penernaan normaln'a )-0 liter829 am. :enis gas 'ang terban'ak adalah ;<=, metana, =4, <= dan nitrogen. 5ases terdiri atas )#> air dan 2,#> materi padat. 5ases normal berwarna kuning keoklatan karena pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensin'a lembek namun bebentuk.
2% 5aktor Eliminasi 5ekal . sia Perubahan dalam tahapan perkembangan dalam mempengaruhi status eliminasi teradi disepanang kehidupan. 4eorang ba'i memiliki lambung 'ang keil dan lebih sedikit men'ekresi en+im penernaan. /eberapa makanan, seperti +at pati 'ang kompleks, ditoleransi dengan buruk. /a'i tidak mampu mengontrol de&ekasi karana kurangn'a perkembangan neuromuskolar. Perkembangan ini biasan'a tidak teradi sampai 2 sampai " tahun. Pertumbuhan usus besar teradi sangat pesat selama masa remaa. 4ekresi ;? meningkat khususn'a pada anak lakilaki. *nak remaa biasan'a mengkonsumsi makana dalam umlah lebih besar. 4istem 7@ pada lansia sering mengalami perubahan sehingga merusak proses penernaan dan eliminasi. /eberapa lansia mungkin tidak lagi memiliki gigi sehingga mereka tidak mampu mengun'ah makanan dengan baik. !akanan 'ang memasuki saluran 7@ han'a dikun'ah sebagian dan tidak dapat dierna karena umlah en+im penernaan didalam salia dan olume asam lambung menurun seiring dengan proseas penuaan. Ketidakmampuan untuk menerna makanan 'ang mengandung lemak menerminkan teradin'a kehilangan en+im limpase. asil penelitian (3oss, AA0 dalam Potter dan Perr', 2006% men'atakan A> lansia 'ang berusia rata-rata )6 tahun 'ang dirawat di rumah sakit mengalami diare atau konstipasi. 4elain itu gerakan peristalti usus menurun seiring dengan peningkatan
usia
dan
melambatn'a
pengosongan
men'ebabkan tidak n'aman pada epigaster abdomen.
eso&agus
'ang
?ansia uga kehilangan tonus otot pada otot dasar perineum dan s&ingter anus sehingga mengalami kesulitan mengontrol pengeluaran &eses. /eberapa lansia kurang men'adari kebutuhan de&ekasi akibat melambatn'a impuls sara& sehingga enderung mengalami konstipasi.
2. iet *supan
makanan
setiap
hari
seara
teratur
membantu
mempertahankan pola peristalti 'ang teratur di dalam kolon. !akanan 'ang dikonsumsi indiidu mempengaruhi eliminasi. 4erat, residu makanan 'ang tidak dapat dierna, memungkinkan terbentukn'a masa dalam materi &eses. !akanan pembentuk masa mengabsorbsi airan sehingga meningkatkan masa &eses. inding usus teregang, meniptakan gerakan
peristalti
dan
menimbulkan
re&le1
de&ekasi.
engan
menstimulasi peristalti, masa makanan beralan dengan epat melalui usus, mempertahankan &eses tetap lunak. !akanan-makanan berikut mengandung serat dalam umlah tinggi (masa%. % /uah-buahan mentah (apel,eruk% 2% /uah-buahan 'ang diolah (prum,apriot% "% 4a'ur-sa'uran (ba'am,kangkung,kubis% 9% 4a'ur-sa'uran mentah (seledri,mentimun% #% 7andum utuh (sereal, roti% !engkonsumsi makanan tinggi serat meningkatkan kemungkinan normaln'a pola eliminasi ika &ator lain uga normal. !akanan rendah serat mengurangi &rekuensi de&ekasi, &eses bulk,dan kesulitan de&ekasi. !akanan 'ang menghasilkan gas, seperti bawang, kembang kol, dan bunis uga menstimulasi peristalti. 7as 'ang dihasilkan membuat dinding usus berdistensi , meningkatkan motilitas kolon. /eberapa makanan pedas dapat meningkatkan peristalti , tetapi uga dapat men'ebabkan penernaan tidak berlangsung dan &eses menadi ener (diare%, &latus, perut kram, sensasi panas pada anus saat &eses keluar.
/eberapa enis makanan, seperti susu dan produk-produk susu, sulit atau tidak mungkin dierna oleh beberapa indiidu. al ini disebabkan oleh intoleransi laktosa. ?aktosa, suatu bentuk karbohidrat sederhana 'ang ditemukan di dalam susu, seara normal dipeah oleh en+im latase. @ntoleransi terhadap makana tertentu dapat mengakibatkan diare, distensi gas, dan kram.
". *supan ;airan *supan
airan
'ang
tidak
adekuat
atau
gangguan
'ang
men'ebabkan kehilangan airan (seperti muntah% mempengaruhi karakter &eses, tubuh mengabsorpsi airan dari h'mus dan men'ebabkan &eses menadi keras dan sulit dikeluarkan adan'a gerak peristalti 'ang meningkat, waktu untuk mengabsorpsi berkurang men'ebabkan &eses ener dan lunak. ;airan mengenerkan isi usus, memudahkann'a bergerak melalui kolon. *supan airan 'ang menurun memperlambat pergerakan makanan 'ang melalui usus.
9. *ktiitas 5isik *ktiitas &isik meninkatkan peristalti, sementara imobilisasi menekan motilitas kolon. *mbulasi dini setelah klien menderita suatu pen'akit dianurkan untuk meningkatkan dipertahankann'a eliminasi normal. pa'a mempertahankan tonus otot rangka, 'ang digunakan selama proses de&ekasi, merupakan hal 'ang penting. !elemahn'a otototot dasar panggul dan abdomen merusak kemampuan indiidu untuk meningkatkan tekanan intraabdomen dan untuk mengontrol s&ingter eksterna. Tonus otot dapat melemah atau hilang akibat pen'akit 'ang berlangsung dalam angka waktu lama atau pen'akit neurologis 'ang merusak transmisi sara&.
#. 5aktor Psikologis ;emas akut8kronik, marah, takut, depresi dan emosional dapat meningkatkan
motilitas
isi
usus
atau
sekresi
muus
sehingga
menimbulkan diare. /egitu pula hospitalisasi, perubahan pekeraan, gangguan personal8hubungan keluarga dapat men'ebabkan stress akut. 4edangkan stress kronik dapat menurunkan aktiitas isi usus sehingga menurunkan &rekuensi de&ekasi.
6. Kebiasaan pribadi Kebiasaan
eliminasi
pribadi
mempengaruhi
&ungsi
usus.
Keban'akan indiidu merasa lebih mudah melakukan de&ekasi dikamar mandi mereka sendiri pada waktu 'ang paling e&ekti& dan paling n'aman bagi mereka. :adwal kera 'ang sibuk dapat mengganggu kebiasaan dan mengakibatkan perubahan seperti konstipasi. @ndiidu harus menari waktu terbaik untuk melaksanakan eliminasin'a. 3e&le1 gastrokolik adalah re&le1 'ang paling mudah distimulasi untuk menimbulkan de&ekasi setelah sarapan.
). 7a'a idup (Perilaku% Kebiasaan untuk melatih pola de&ekasi seak keil seara teratur, &asilitas de&ekasi, kebiasaan mengabaikan de&ekasi. 3e&leks de&ekasi dan keinginan de&ekasi akan hilang setelah beberapa menit ika keinginan awal diabaikan. @ndiidu mempun'ai kebiasaan makan atau minum (sarapan% dahulu pagi hari sebelum de&ekasi karena re&le1 gastrokolik paling mudah distimulasi setelah sarapan. @ndiidu mempun'ai kebiasaan de&ekasi setiap pagi atau tidak pun'a pola keuali merespons keinginan de&ekasi kapan saa.
$. Posisi 4elama e&ekasi Posisi ongkok merupakan posisi 'ang normal saat melakukan de&ekasi. Toilet modern diranang untuk mem&asilitasi posisi ini, sehingga memungkinkan indiidu untuk duduk tegak ke arah depan, mengeluarkan tekanan intraabdomen dan mengontraksi otot-otot pahan'a. Camun, klien lansia atau indiidu 'ang menderita pen'akit sendi, seperti artritis, mungkin tidak mampu bangkit dari tempat duduk toilet memampukan klien untuk bangun dari posisi duduk di toilet tanpa bantuan. Klien 'ang mengguanakan alat tersebut dan indiidu 'ang berposter pendek, mungkin membutuhkan piakan kaki 'ang memungkinkan ia menekuk pingguln'a dengan benar. ntuk klien imobilisasi di tempat tidur, de&ekasi seringkali dirasakan sulit. Posisi telentang tidak memungkinkan klien mengontraksi otot-otot 'ang digunakan selama de&ekasi. !embantu klien ke posisi duduk 'ang lebih normal pada pispot. *kan meningkatkan kemampuan de&ekasi.
A. C'eri alam kondisi normal, kegiatan de&ekasi tidak menimbulkan n'eri. Camun, pada seumlah kondisi, termasukhemoroid, bedah retum, &istula retum, bedah abdomen, dan melahirkan anak dapat menimbulkan rasa tidak n'aman ketika de&ekasi. Pada kondisi-kondisi seperti ini, klien seringkali mensupresi keinginan'a untuk berde&ekasi guna menghindari rasa n'eri 'ang mungkin akan timbul. Konstipasi merupakan masalah umum pada klien 'ang merasa n'eri selama de&ekasi.
0. Kehamilan
4eiring dengan meningkatn'a usia kehamilan dan ukuran &etus, tekanan diberikan pada retum.
. Pembedahan dan *nestesia *gen anestesi 'ang digunakan selama proses pembedahan, membuat gerakan peristalti berhenti untuk sementara waktu. *gens anestesi 'ang dihirup menghambat impuls sara& parasimpatis ke otot usus. Kera anestesi tersebut memperlambat atau menghentikan gelombang peristalti. Klien 'ang menerima anestesi loal atau regional beresiko lebih keil untuk mengalami perubahan eliminasi karena aktiitas usus han'a dipengaruhi sedikitt atau bahkan tidak dipengaruhi sama sekali. Pembedahan 'ang melibatkan manipulasi usus seara langsung, sementara akan menghentikan gerakan peristalti. Kondisi ini disebut ileus paralitik 'ang biasan'a berlangsung sekitar 29 sampai 9$ am. *pabila klien tetap tidak akti& atau tidak dapat makan setelah pembedahan, kembalin'a &ungsi normal usus dapat terhambat lebih lanut.
2.
dan kehilangan elektrolit. !in'ak mineral, sebuah laksati& umum, menurunkan absorpsi itamin 'ang larut dalam lemak. ?aksati& dapat mempengaruhi kemauan kera obat lain dengan mengubah waktu transit(missal waktu obat berada di saluran 7@%.
berman&aat
dalam
mengobati
gangguan
usus,
'akni
hiperaktiitas usus, agens antikolinegik dapat men'ebabkan konstipasi, ban'ak antibiotik men'ebabkan diare dengan menggangu &lora bakteri normal didalam saluran 7@. *pabila diare dan kram abdomen 'ang terkait dengan diare semakin parah, obat-obatan 'ang diberikan kepada klien mungkin perlu diubah.
". Pemeriksaan iagnostik Pemeriksaan diagnostik, 'ang melibatkan isualisasi struktur saluran 7@, sering memerlukan dikosongkann'a isi dibagian usus. Klien tidak dii+inkan untuk makan atau minum setelah tengah malam ika esokn'a
akan dilakukan
pemeriksaan, seperti
pemeriksaan
'ang
menggunakan barium enema, endoskopi saluran 7@ bagian bawah atau serangkaian pemereksaan saluran 7@ bagian atas. Pada kasus penggunaan barium enema atau endoskopi, klien biasan'a meneri,ma katartik dan enema. Pengosongan usus dapat mengganggu eliminasi sampai klien dapat makan dengan normal. Prosedur
pemeriksaan
menggunakan
barium
menimbulkan
masalah tambahan. /arium mengeras ika dibiarkan di dalam saluran 7@. al ini dapat men'ebabkan konstipasi atau impaksi usus. 4eorang klien
harus menerima katartik untuk meningkatkan eliminasi barium setelah prosedur
dilakukan.
Klien
'ang
mengalami
kegagalan
dalam
mengeakuasi semua barium, mungkin usus klien perlu dibersihkan dengan menggunakan enema.
9. iersi sus Pen'akit tertentu men'ebebkan kondisi-kondisi 'ang menegah pengeluaran &eses seara normal dari retum. al ini menimbulkan kebutuhan untuk membentuk suatu lubang (stoma% buatan 'ang permanen atau sementara. ?ubang u'ang dibuat melalui upa'a bedah (ostomi % paling sering di bentuk di @leum (ileostomi% atau di kolom (kolostomi%. ung usus kemudian ditarik kesebuah lubang di dinding abdomen untuk membentuk stoma.
". 7angguan Eleminasi 5ekal 7angguan eleminasi &ekal adalah penurunan pada &rekuensi normal de&ekasi 'ang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap &eses dan8 atau pengelaran &eses 'ang keras, kering dan ban'ak ( Canda @nternational, iagnosis Keperawatan 202-209, hal 2$, 20% . Konstipasi Konstipasi adalah geala dan bukan pen'akit. Konstipasi adalah penurunan &rekuensi de&ekasi, 'ang diikuti oleh pengeluaran &eses 'ang lama atau keras dan kering. *dan'a upa'a mengedan dan kadang-kadang dapat menimbulkan n'eri pada retum saat de&ekasi. Konstipasi teradi akibat pengeluaran &eses melalui usus besar lambat atau lama di usus besar dan lama kontak dengan mukosa usus akibat motilitas usus halus melambat sehingga teradi absorpsi air 'ang berlebihan dari &eses.
4etiap indiidu mempun'ai pola de&ekasi indiidual, tetapi belum tentu pola de&ekasin'a setiap hari. e&ekasi han'a setiap 9 hari atau lebih dianggap tidak normal. Tetapi pada lansia setiap 2-" hari sekali tanpa ada kesulitan, n'eri atau perdarahan dianggap normal. Klien 'ang menderita riwa'at pen'akit kardioaskuler, pen'akit 'ang men'ebabkan peningkatan intraoular (glukoma% dan peningkatan intraranial harus menegah konstipasi dan hindari penggunaan maneuer alsaa. !enghembuskan napas
melalui mulut selama mengedan
menghindari maneuer alsaa. Pen'ebab umum konstipasi adalah diet serat inadekuat (diet rendah serat dalam bentuk lemak hewani seperti daging, produk-produk susu dan telur serta K murni (makanan penutup 'ang berat%, makanan halus atau rendah sisa, menunda de&ekasi8kebiasaan de&ekasi 'ang tidak teratur, intake airan 'ang kurang dari 00 m? sehari, penurunan aktiitas, tirah baring 'ang panang, stress kronik, penggunaan laksati& dalam angka waktu lama, kondisi neurologis, serta pen'akit-pen'akit organi ( seperti hipotiroidisme, hipokalsimea dan hipokalemia dan pada lansia mengalami perlambatan peristalti,
kehilangan elastisitas
otot abdomen, serta
penurunan sekresi mukosa usus, kelainan saluran 7@ seperti obstruksi usus, ileus paralitik dan diertiulitis.
2. @mpaksi 5eses @mpaksi &eses adalah akumulasi atau pengumpulan &eses keras dan mengendap di dalam retum merupakan akibat dari konstipasi 'ang tidak diatasi dapat menimbulkan perasaan 'ang tidak men'enangkan atau konstipasi 'ang terus-menerus. Tanda impaksi &eses 'ang elas adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan &eses beberapa hari, walaupun terdapat keinginan berulang untuk de&ekasi. @mpaksi ditandai oleh perasaan n'ata pada retal, abdomen
penuh atau kembung, malaise, kurang na&su makan, anoreksia, nausea, omiting, keluar &eses diare seara mendadak atau kontinu.
". iare iare adalah peningkatan &rekuensi de&ekasi dan peningkatan umlah &eses dengan konsistensi air dan tidak berlemak. iare adalah geala gangguan 'ang memengaruhi proses penernaan, absorpsi dan sekresi di dalam saluran 7@. !eningkatn'a pergerakan 7@ sehingga aliran &eses terlalu epat keluar melalui 7@ bawah (usus halus dan kolon% sehingga absorpsi air sedikit. @ritasi di dalam kolon dapat men'ebabkan peningkatan sekresi lendir. *kibatn'a &eses tinggi air dan mengandung elektrolit sehingga klien tidap dapat mengontrol keinginan de&ekasi. iare ditandai warna &eses menadi oklat terang sampai kuning atau hiau, kram perut dan dorongan kuat untuk de&ekasi, nausea (dengan atau tanpa omiting%, rasa n'eri, panas pada anus (akibat pengeluaran &eses diare 'ang berulang memaparkan kulit perineum dan bokong pada materi usus 'ang mengiritasi%. Kehilangan airan kolon 'ang berlebihan dapat men'ebabkan ketidakseimbangan airan dan elektrolit serta asam basa 'ang serius, terutama pada ba'i dan lansia rentan terhadap komplikasi terkait. Pen'ebab iare % !< spesi&ik atau toksin (in&eksi usus akibat streptokokus atau sta&ilokokus enteritis% D in&lamasi mukosa usus, peningkatan sekresi lendir di kolon. 2% Perubahan ga'a hidup seperti stress emosional (ansietas% D peningkatan rangsangan sara& parasimpatis, peningkatan motilitas usus, menurunkan waktu transit &eses di usus dan meningkatkan sekresi muus
"% *lergi makanan D pengurangan penernaan elemen makanan 9%
in&lamasi
dan
iritasi
mukosa,
antaid
dalam
magnesium menurunkan asam lambung% #% ?aksati& angka pendek atau berlebihan D peningkatan motilitas usus 6% @ntoleransi makanan (makanan bermin'ak, kopi, alohol, makanan pedas% peningkatan motilitas usus, peningkatan sekresi lendir di kolon )% 4elang pemberian makan D hiperosmolalitas beberapa larutan enteral dapat men'ebabkan diare karena airan hiperosmolar menarik airan ke dalam saluran 7@. $% Pen'akit kolon (olitis, pen'akit ;hron% D in&lamasi dan ulserasi dinding usus, berkurangn'a absorpsi airan, meningkatn'a motilitas usus A% 7astrektomi D hilangn'a &ungsi reseroir lambung, absorpsi 'ang tidak tepat karena makanan dipindahkan ke duodenum terlalu epat 0% 3eseksi kolon D berkurangn'a ukuran kolon, berkurangn'a umlah permukaan untuk absorpsi.
9. @nkontinensia 5eses @nkontinensia &eses adalah ketidakmampuan mengontrol keluarn'a &eses dan gas dari anus atau de&ekasi 'ang tidak didasadari. Kondisi ini seringkali berhubungan dengan neurologis, mental atau perubahan emosional. Kondisi &isik seperti inuri korteks serebral, inuri tulang
belakang, kerusakan sara& retum dan s&ingter anus, orang dengan &eal impaksi.
#. 5latulen 4aat gas terakumulasi di dalam lumen usus, dinding usus meregang dan berdistensi (&latulen%. 5latulen adalah pen'ebab umum abdomen menadi penuh, terasa n'eri dank ram. 5latus adalah akumulasi gas di dalam traktus 7@. alam kondisi normal, gas dalam usus keluar melalui mulut (bersendawa% atau melalui anus (&latus%. Camun ika ada penurunan motilitas usus akibat penggunaan opiate, agens anestesi umum, bedah abdomen atau imobilisasi, &latulen dapat men'ebabkan distensi abdomen dan menimbulkan n'eri 'ang sangat menusuk. *da " sumber pen'ebab &latulen 'aitu menelan udara, aksi bakteri di usus besar dan di&usi dari darah. !enelan udara dapat teradi akibat keemasan, makan dan minum terlalu epat, penggunaan sedotan minum 'ang salah, menerna terlalu ban'ak minuman 'ang mengan bikarbonat, mengun'ah permen karet, menghisap permen dan merokok. 4edangkan produksi udara oleh bakteri di usus besar dikeluarkan melalui anus. Kirakira )-0 liter gas diproduksi setiap hari tetapi han'a 0,6 liter 'ang dikeluarkan (&latus%. 4ering &latus dapat diakibatkan oleh iritasi usus 'ang men'ebabkan peningkatan pergerakan kolon. !akanan mengandung tinggi gas seperti kol, bawang merah dan bunis.
6. istention istention adalah akumulasi dari &latus 'ang berlebihan atau isi usus 'ang padat, 'ang men'ebabkan distensi abdomen. Keluhan klien adalah perut penuh, tidak n'aman mengeluarkan &latus dan &eses serta gelisah.
Pen'ebab distensi abdomen adalah abstruksi penernaan (seperti ileus paralitik, in&eksi abdomen dan tumor abdomen%, bedrest atau aktiitas terbatas, operasi dengan 7*, manipulasi usus saat pembedahan (29-)2 am post operasi%, konstipasi dan impaksi &ekal. ). emoroid emoroid adalah ena-ena 'ang berdilatasi, membengkak di lapisan retum. *da 2 enis hemoroid 'aitu hemoroid internal dan hemoroid eksternal. emoroid internal memiliki membrane mukosa di lapisan luarn'a. 4edangkan hemoroid eksternal terlihat elas sebagai penonolan kulit, apabila lapisan ena mengeras, dan akan teradi perubahan warna menadi keunguan. Pen'ebabn'a adalah peningkatan tekanan ena akibat mengedan saat de&ekasi, selama masa kehamilan, pada gagal antung kongesti& dan pen'akit hati kronik.
B, Ge4ala dan Tanda Da+a may2r5 min2r( #, K2ns+i-asi
!a'or (mungkin ada, satu atau lebih% • • •
5eses keras dan berbentuk e&ekasi kurang dari tiga kali seminggu e&ekasi sulit dan lama
!inor (mungkin ada% • • •
Penurunan bising usus !engeluh rektum terasa penuh !engeluhkan adan'a tekanan pada rektum
•
!engean dan n'eri saat
•
de&ekasi @mpaksi 'ang dapat diraba e&ekasi 'ang kurang lampias
•
•
$, Diare !a'or (mungkin ada, satu atau lebih% • 5ese& lunak dan8atau air • Peningkatan &rekuensi de&ekasi (lebih dari rtiga kali sehari% !inor (mungkin ada% •
• • • •
rgensi Kram atau n'eri abdomen 5rekuensi bising usus mningkat Keeneran atau olume &eses meningkat
•
6, P2h2n Masalah •
/akteri, irus, parasit
• • •
!asuk dalam saluran erna
• • •
/erkembang biak di usus
• •
3eaksi pertahanan dari bakteri E.oli
• • •
Pertahanan tubuh menurun
• • • • •
Kurangn'a asupan airan dan
•
makanan
Pola makan terganggu
Pengaruh medikasi obat
Penyakit
• •
7angguan eliminasi &ekal
• • • •
Konstipasi
iare
•
@nkontinensia de&ekasi
•
D, Pemeri*saan Dia)n2s+i* Pemeriksaan diagnostik pada masalah eliminasi ali adalah • a. *nuskopi b. Proktosigmoidoskopi . 3ontgen dengan kontras d. Pemeriksaan laboratorium &eses •
E, Pena+ala*sanaan Medis . Pemberian airan 2. !enolong /*/ dengan menggunakan pispot ". !emberikan huknah rendah
Kurangnya asupan cairan
9. !emberikan huknah rendah dengan ara memasukan airan hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula reti melalui anus. #. !emberikan huknah tinggi • !emberikan huknah tinggi dengan ara memasukan airan hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula usus melalui anus. 6. !emberikan gliserin • !emberikan gliserin dengan ara memasukan airan gliserin ke dalam poros usus menggunakan spuit gliserin ). !engeluarkan &eses dengan ari • !engeluarkan &eses dengan ari dengan ara memasukan ari ke dalam retum pasien, deigunakan untuk mengambil atau menghanurkan massa &eses sekaligus mengeluarkann'a. •
1, Pen)*a4ian Ke-era.a+an . 3iwa'at keperawatan a. Pola de&ekasi &rekuensi, pernah berubah b. Perilaku de&ekasi penggunaan laksati&, ara mempertahankan pola. . eskripsi &eses warna, bau, dan tekstur. d. iet makanamempengaruhi de&ekasi, makanan 'ang biasa dimakan,
e. &. g. h.
makanan 'ang dihindari, dan pola makan 'ang teratur atau tidak. ;airan umlah dan enis minuman8hari *ktiitas kegiatan sehari-hari Kegiatan 'ang spesi&ik. 4ters stres berkepanangan atau pendek, koping untuk menghadapi atau
bagaimana menerima. i. Pembedahan8pen'akit menetap. 2. Pengkaian &isik Perawat melakukan pengkaian &isik sistem dan &ungsi tubuh 'ang • kemungkinan dipengaruhi oleh adan'a masalah eleminasi. *da beberapa pemeriksaan &isik pada seorang klien 'aitu a. !ulut inspeksi gigi, lidah, dan gusi klien. b. *bdomen perawat menginspeksi keempat kuadaran abdomen untuk melihat warna, bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit.. . 3ektum perawat menginspeksi daerah sekitar anus untuk melihat adan'a lesi, perubahan warna, in&lamasi dan hemoroid. ". Karakteristik &eses a. Warna 'ang normal kuning (ba'i%, okelat (dewasa% b. /au 'ang normal men'engat 'ang dipengaruhi oleh tipe makanan . Konsistensi 'ang normal lunak, berbentuk d. 5rekuensi 'ang normal
•
/a'i 9-6 kali sehari ( ika mengonsumsi *4@% atau -" kali sehari
( ika mengonsumsi susu botol %
9. Pemeriksaan ?aboratorium a. *nalisis kandungan &eses untuk mengetahui kondisi patologis seperti tumor, perdarahan dan in&eksi. b. Tes 7uaiak pemeriksaan darah samar di &eses 'ang mengitung umlah darah mikroskopik di dalam &eses. • • • • •
G, Da3+ar Dia)n2sa Ke-era.a+an #, K2ns+i-asi e&inisi • Penurunan pada &rekuensi normal de&ekasi 'ang disertai oleh •
kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap &eses dan8atau pengeluaran &eses 'ang keras, kering, dan ban'ak. •
Ba+asan *ara*+eris+i*
•
C'eri abdomen C'eri tekan abdomen dengan
•
teraba resistensi otot. C'eri tekan abdomen tanpa
•
• • • • •
• •
teraba resistensi otot. *noreksia Penampilan tidak khas
•
pada
lansia (misal, perubahan pada status
mental,
inkontinensia
• • • • •
urinarius, atuh 'ang tidak ada pen'ebabn'a, peningkatan suhu •
tubuh /orborigmi
• • • •
arah merah pada &eses Perubahan pada pola de&ekasi Penurunan &rekuensi Penurunan olume &eses istensi abdomen 3asa rektal penuh 3asa tekanan rektal Keletihan umum 5eses keras dan berbentuk 4akit kepala /ising usus hiperakti& /ising usus hipoakti& Peningkatan tekanan abdomen Tidak dapat makan !ual
• • • • •
3embesan &eses air C'eri pada saat de&ekasi !asa abdomen 'ang dapat diraba !asa rektal 'ang dapat diraba *dan'a &eses lunak, seperti pasta
• • • • •
Perkusi abdomen pekak 4ering &latus !engean pada saat de&ekasi Tidak dapat mengeluarkan &eses !untah
di dalam rektum •
• • •
• • •
1a*+2r yan) 7erh878n)an 18n)si2nal Kelemahan otot abdomen Kebiasaan mengabaikan dorongan de&ekasi Ketidakadekuatan toileting (misal, batasan waktu, posisi untuk de&ekasi,
priasi% Kurang aktiitas &isik Kebiasaan de&ekasi tidak teratur Perubahan lingkungan saat ini •
Psi*2l2)is • •
epresi 4tres emosi
•
Kon&usi mental
•
1arma*2l2)is • • • • • • • • •
*ntasida mengandung aluminium *ntikolinergik *ntikonulsan *ntidepresan *gens antilipemik 7aram bismuth Kalsium karbonat Pen'ekat saluran kalsium iuretik
• • • • • • • •
7aram besi Pen'alahgunaan laksati& *gens antiin&lamasi Consteroid
•
Me*anis • • • • •
Ketidakseimbangan elektrolit. emoroid Pen'akit irshsprung. 7angguan neurologis
• • • • •
4triktur anal rektal Prolaps rektal lkus rektal
• • •
3ektokel Tumor
• •
•
1isi2l2)is
•
Perubahan pola makan Perubahan makanan Penurunan motilitas traktus
•
gastrointestinal ehidrasi
• •
Ketidakadekutan gigi geligi Ketidakadekuatan higiene oral *supan serat tidak ukup *supan airan tidak ukup Kebiasaan makan buruk
• • • • •
•
$, Diare •
e&inisi Pasase &eses 'ang lunak dan tidak berbentuk
•
/atasan karakteristik •
•
C'eri abdomen 4edikitn'a tiga kali de&ekasi
•
Kram /ising usus hiperakti&
•
Tingkat stres tinggi
•
3adiasi Toksin !elakukan peralanan 4elang makan
•
perhari •
*da dorongan •
5aktor 'ang berhubungan Psi*2l2)is
•
•
*nsietas
•
Si+8asi2nal • • • •
E&ek samping obat Pen'alahgunaan alkohol Kontaminan Pen'alahgunaan laksati&
• • •
•
1isi2l2)is •
Proses in&eksi
•
@n&lamasi
• • •
@ritasi !alabsorpsi Parasit
•
', In*2n+inensia de3e*asi e&inisi • Perubahan pada kebiasaan de&ekasi normal 'ang dikarakteristikkan dengan •
pasase &eses inolunter. • •
/atasan karakteristik 3embesan konstan &eses lunak • /au &ekal • Warna &ekal di tempat tidur • Warna ekal pada pakaian • Ketidakmampuan menunda de&ekasi • Ketidakmampuan untuk mengenali dorongan de&ekasi • Tidak perhatian terhadap dorongan de&ekasi • !engenali &ekal penuh tetapi tetapi men'atakan tidak mampu • • • •
mengeluarkan &eses padat Kulit perianal kemerahan !en'atakan sendiri ketidakmampuan mengenali kepenuhan rektal orongan
• •
5aktor 'ang berhubungan Tekanan abdomen abnormal tinggi • iare kronik • ?esi kolorektal • Kebiasaan diet • 5aktor lingkungan (misaln'a, tidak dapat mengakses kamar mandi% • Penurunan umum tonus otot • @mobilitas • @mpaksi • 7angguan kognisi • 7angguan kapasitas reseroir • Pengosongan usus tidak tuntas • Pen'alahgunaan laksati& • Penurunan ontrol s&ingter rektal • Kerusakan sara& motori bawah • !edikasi • *bnormalitas s&ingter rektal stress • e&isit perawatan diri dalam toileting • Kerusakan sara& motorik atas • •
H, In+er9ensi Ke-era.a+an H
D
T848an
In+er9ensi
Rasi2nal
ia)n2sa T Ke-era. an))al a+an !• K • ari/
.;atat dan kai kembali .Pengkaian dasar en'esuai onstipasi warna, konsistensi, untuk mengetahui diberikan asuhan kan keperawatan selama umlah, dan waktu adan'a masalah dengan 1 29 am /*/ bowel pelaksan diharapkan pola 2./erikan airan 2.!embantu &eses lebih aan eliminasi &ekal adekuat lunak "./erikan makanan ".!enurunkan pasien normal tinggi serat dan konstipasi dengan kriteria • hindari makanan hasil • - !empertahankan 'ang ban'ak • bentuk &eses mengandung gas • lunak -" hari dengan konsultasi - /ebas dari • bagian gi+i 9.!eningkatkan ketidakn'amana 9./antu klien dalam pergerakan usus n dan konstipasi melakukan aktiitas - 5eses lunak dan • pasi& dan akti& #.!eningkatkan berbentuk #.Kolaborasikan eliminasi pemberian laksati& ! • .!onitor dan kai .asar memonitor 4etelah en'esuai iare kembali warna, kondisi diberikan asuhan kan konsistensi, bau • keperawatan dengan &eses, pergerakan • selama ...1 29 am pelaksan usus, ek // setiap • diharapkan &eses aan hari • pasien berbentuk intake 2.ntuk mengetahui dan lembek 2.Ealuasi makanan 'ang pen'ebab diare dengan kriteria masuk • hasil ".*arkan tehnik ".4tress dapat - 5eses berbentuk, menurunkan stres meningkatkan /*/ sehari •
•
4etelah
•
• stimulus bowel sekali- tiga hari 9.!engkai status - !enaga daerah 9.!onitor dan ek elektrolit, intake dan dehidrasi sekitar rektal output airan • dari iritasi • • - Tidak mengalami #.@nstruksikan pasien #.!enurunkan stimulasi diare untuk makan, bowel • makanan rendah • serat • 6.Kolaborasi dalam 6.!engurangi kera pemberianan airan usus @F dan oral •
).kolaborasi pemberian • ).!empertahankan obat antidiare status hidrasi ! @n • .Tentukan pen'ebab 1. !emberikan data 4etelah en'esuai kontinens diberikan asuhan inkontinensia dasar untuk kan ia pemberian asuhan keperawatan dengan de&ekasi keperawatan selama ...1 29 am 2.Kai umlah dan pelaksan 2. !enentukan pola diharapkan pasien aan karakteristik inkontinensia dapat mengontrol inkontinensia rasional pengeluaran &eses ".*tur pola makan dan 3. !embantu dan pola eliminasi sampai berapa lama mengontrol /*/ norma, dengan teradi /*/ kriteria hasil 9.?akukan bowel 4. !embantu - e&ekasi lunak, trening dengan mengontrol /*/ &eses berbentuk kolaborasi • - Penurunan &isioterapi • insiden #.?akukan latiahan otot 5. !engutkan otot inkontinensia panggul pelis usus 6./erikan pengobatan 6. !engontrol - 5ungsi dengan kolaborasi &rekuensi /*/ gastrointestinal dokter adekuat nutrisi - 4tatus makanan dan minuman adekuat •
•
• •
•
•
•
•
I, Re3erensi •
;arpenito-!o'et, ?'nda :uall. 202. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi ". :akarta E7;.
•
erdman, T. eather. 202. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. :akarta E7;.
•
ida'at, *. *+i+ *limul dan li'ah, !usri&atul. 20#. Pengantar Kebutuhan Dasar anusia !disi 2-Buku 2. :akarta 4alemba !edika.
•
Ko+ier, /arbara. 20. "unda#ental Keperawatan $olu#e 1 edisi % . :akarta E7;.
•
!ubarak G ;ha'atin. 200$. Kebutuhan Dasar anusia. :akarta E7;.
•
Canda.202-209. Panduan Klasifikasi. :akarta E7;.
Diagnosa
Keperawatan
Definisi
dan
•
Potter G Perr'. 200. Buku &'ar "unda#ental Keperawatan (olu#e 2. :akarta /uku Kedokteran E7;.
•
Potter, Patriia *., Perr', *nne 7ri&&in. 200#. Buku &'ar "unda#ental Keperawatan: Konsep) Proses Dan Praktik. Edisi 9. :akarta E7;.
•
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar anusia dan Proses Keperawatan !disi *. :akarta 4alemba !edika.
•
•
Faughans /ennita W. 20". Keperawatan Dasar . Hog'akarta 3pha Publishing. Wilkinson, :udith !., *hern, Can' 3. 202. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis +&+D&) ,nter$ensi +,) Kriteria asil +/ . Edisi A. :akarta E7;.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•