KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN KASUS 2 APENDISITIS
Disusun oleh: Kelompok II
S1 ILMU KEPERAWATAN PROGRAM B SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA 2012
LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
A. Konsep sep Medis edis
1.
Pengertian a. Apen Apendi disi siti tiss akut akut adala adalah h penye penyeba bab b pali paling ng umum umum infla inflama masi si akut akut pada pada kuadran kuadran bawah bawah kanan kanan rongga rongga abdomen abdomen,, penyeba penyebab b paling paling umum umum untuk untuk bedah abdomen abdomen darurat. darurat. b. Apendisitis Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasu kasuss ring ringan an dapa dapatt semb sembuh uh tanp tanpaa pera perawa wata tan, n, teta tetapi pi bany banyak ak kasu kasuss memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila Bila tidak tidak tera terawa wat, t, angka angka kemat kematian ian cukup cukup tingg tinggi, i, dikar dikarena enakan kan oleh oleh peritonitis peritonitis dan dan shock ketika ketika umbai umbai cacing yang yang terinfeksi terinfeksi hancur. c. Apendis Apendisiti itiss adalah adalah perada peradangan ngan akibat akibat infeksi infeksi pada usus buntu atau umbai umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah bertambah parah, usus usus buntu itu bisa bisa pecah. Usus buntu buntu merupakan merupakan saluran saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirn lendirnya ya banyak banyak mengand mengandung ung kelenja kelenjarr yang senantia senantiasa sa mengel mengeluar uarkan kan lendir.
2.
Klasifikasi a. Apen Apendi disi siti tiss akut akut Apendisitis akut adalah : radang pada jaringan apendiks. Apendisitis akut pada dasarnya dasarnya adalah obstruksi obstruksi lumen yang selanjutnya selanjutnya akan diikuti oleh proses proses infeksi infeksi dari apendiks apendiks.. Penyebab obstruksi dapat berupa : 1)
Hiperp Hiperplas lasii limfono limfonodi di sub sub mukosa mukosa dindi dinding ng apendi apendiks. ks.
2)
Fekalit
3)
Benda asing
4)
Tumor
Adanya obstruksi mengakibatkan mucin/ cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra luminer sehingga menyebabkan tekanan intra mukosa juga semakin tinggi. Tekan Tekanan an yang yang tingg tinggii akan akan menye menyebab babka kan n infil infiltr tras asii kuman kuman ke dindi dinding ng apendiks sehingga terjadi peradangan supuratif yang menghasilkan pus/ nanah nanah pada pada dinding dinding apendik apendiks.S s.Sela elain in obstru obstruksi ksi,, apendis apendisitis itis juga dapat dapat diseba disebabka bkan n oleh oleh penye penyeba bara ran n infek infeksi si dari dari orga organ n lain lain yang yang kemu kemudia dian n menyebar secara hematogen ke apendiks. b. Appendicitis Appendicitis Purulenta Purulenta (Supurative Appendicitis) Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbend terbendungn ungnya ya aliran aliran vena pada dinding dinding append appendiks iks dan menimb menimbulk ulkan an trombosis. Keadaan ini memperberat iskemia dan edema pada apendiks. Mikr Mikroor oorga ganis nisme me yang yang ada di usus usus besa besarr beri berinva nvasi si ke dalam dalam dindi dinding ng append appendiks iks menimb menimbulka ulkan n infeksi infeksi serosa serosa sehingg sehinggaa serosa serosa menjadi menjadi suram suram karena karena dilapi dilapisi si eksudat eksudat dan fibrin. fibrin. Pada append appendiks iks dan mesoapp mesoappend endiks iks ter terjadi jadi edema dema,, hipe hipere remi mia, a, dan dan di dala dalam m lume umen ter terdapa dapatt eksu eksuda datt fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disert disertai ai dengan tanda-ta tanda-tanda nda peritonitis peritonitis umum. umum. c. Apen Apendi disi siti tiss kronik kronik Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi semua syarat : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kroni kronik k apen apendik dikss secar secaraa makr makrosk oskop opik ikda dan n mikr mikros oskop kopik ik,, dan dan kelu keluhan han menghilang satelah apendektomi.
Kriter Kriteria ia
mikros mikroskopi kopik k apendik apendiksit sitis is kronik kronik adalah adalah fibros fibrosis is menyel menyeluruh uruh
dinding dinding apendik apendiks, s, sumbata sumbatan n parsia parsiall atau atau total total lumen lumen apendik apendiks, s, adanya adanya jaringan jaringan parut dan ulkus lama lama dimukosa, dan infiltrasi infiltrasi sel sel inflamasi kronik. kronik. Insidens apendisitis kronik antara 1-5 persen. d. Apendis Apendisiti itiss rekure rekurens ns Diagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukan dilakukan apeomi dan hasil hasil patolo patologi gi menunj menunjukan ukan peradan peradangan gan akut. akut. Kelaina Kelainan n ini terjadi terjadi bila bila serangn apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. Namun, apendisitis tidak perna kembali ke bentuk aslinya karena terjadi fribosis dan jaringan parut. parut. Resiko untuk terjadinya terjadinya serangn serangn lagi sekitar sekitar 50 persen. persen. Insidens Insidens apendisitis rekurens biasanya dilakukan apendektomi yang diperiksa secara patologik. patologik. Pada apendiktitis rekurensi biasanya dilakukan apendektomi karena sering penderita penderita datang dalam serangan serangan akut. akut. e. Mukok Mukokel el Ape Apendi ndiks ks Mukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi musin akibat adanya obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa jaringan jaringan fibrosa. fibrosa. Jika isi lumen steril, musin akan tertimbun tertimbun tanpa infeksi. infeksi. Walaupun jarang,mukokel dapat disebabkan oleh suatu kistadenoma yang dicurigai bisa menjadi ganas. Penderita sering datang dengan keluhan ringan berupa rasa tidak enak di perut kanan kanan bawah. Kadang Kadang teraba massa massa memanjang memanjang di regio regio iliaka kanan. kanan. Suat Suatu u saat saat bila bila terj terjadi adi infek infeksi si,, akan akan timb timbul ul tanda tanda apen apendi disit sitis is akut. akut. Pengobatannya adalah apendiktomi. f. Tumo Tumorr Ape Apend ndik ikss 1)
Adenokarsinoma apendiks Penyakit Penyakit ini jarang jarang ditemuka ditemukan, n, biasa biasa ditemuka ditemukan n kebetul kebetulan an sewaktu sewaktu apendektomi atas indikasi apendisitis akut. Karena bisa metastasis ke
limf limfono onodi di regi regiona onal, l, dianj dianjur urkan kan
hemi hemiko kole lekt ktomi omi kanan kanan yang yang akan akan
memb member erii hara harapa pan n hidu hidup p yang yang jauh jauh lebi lebih h baik baik diba diband ndin ing g hany hanyaa apendektomi. 2)
Karsinoid Apendiks Ini meru merupak pakan an tumor tumor sel sel arge argenta ntafi fin n apendi apendiks ks.. Kela Kelaina inan n ini jara jarang ng didi didiag agno nosi siss
prab prabed edah ah,t ,tet etap apii
dite ditemu muka kan n
seca secara ra
kebe kebetu tula lan n
pada pada
pemeriksaan pemeriksaan patologi patologi atas spesimen spesimen apendiks apendiks dengan diagnosis diagnosis prabedah prabedah apendisitis apendisitis akut. Sindrom karsinoid karsinoid berupa rangsangan rangsangan kemerahan (flushing) pada muka, sesak napas karena spasme bronkus, dan diare ynag hanya ditemukan pada sekitar 6% kasus tumor karsinoid perut. Sel tumor memproduksi memproduksi serotonin serotonin yang menyebabkan menyebabkan gejala tersebut di atas. Meski Meskipu pun n dirag diraguka ukan n sebag sebagai ai kega keganas nasan, an, karsi karsinoi noid d terny ternyat ataa bisa bisa memberikan residif dan adanya metastasis sehingga diperlukan opersai radikal. Bila spesimen patologik apendiks menunjukkan karsinoid dan pangkal tidak bebas tumor, tumor, dilakukan dilakukan operasi operasi ulang reseksi reseksi ileosekal ileosekal atau hemikolektomi kanan.
3.
Anatomi dan Fisiologi
Usus Usus buntu buntu dala dalam m bahas bahasaa lati latin n disebut
sebagai
Appendix
vermiformis. vermiformis. Appendiks Appendiks terletak terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah
anterior anterior
ileo
saekum,
bermuara bermuara di bagian posterior posterior dan medial dari saekum. Pada Pada
pert pertem emua uan n
keti ketiga ga
taen taenia ia
yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. posterior. Secara klinik appendiks appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghu nghubu bung ngk kan
sias ias
kanan nan
deng dengan an pusa pusat. t. Posi Posisi si ape apendik ndikss berada pada Laterosekal Laterosekal yaitu di lateral kolon asendens. Di daerah ingui inguinal nal:: memb membel elok ok ke arah arah di dinding abdomen. Walaupun Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbed bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas
tetap terletak di peritoneum. Ukuran panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin. Pada kasus apendisitis, apendiks dapat terletak intraperitoneal atau retroperitoneal. Apendiks disarafi oleh saraf parasimpatis (berasal dari cabang nervus nervus vagus vagus)) dan dan simp simpat atis is (bera (berasa sall dari dari nervus nervus thora thorakal kalis is X). X). Hal Hal ini mengakibatkan nyeri pada apendisitis berawal dari sekitar umbilicus. Saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid. Apendiks menghasilkan suatu imuno imunogl globu obuli lin n sekr sekret etoar oar yang yang dihas dihasil ilka kan n oleh oleh GALT GALT (Gut (Gut Asso Associa ciate ted d Lymphoi Lymphoid d Tissue Tissue), ), yaitu yaitu Ig A. Imunogl Imunoglobul obulin in ini sangat sangat efektif efektif sebagai sebagai perlindungan perlindungan terhadap terhadap infeksi, infeksi, tetapi jumlah Ig A yang dihasilkan dihasilkan oleh apendiks sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah Ig A yang dihasilkan oleh organ saluran cerna yang lain. Jadi pengangkatan apendiks tidak akan mempengaruhi sistem imun tubuh, khususnya saluran cerna
4.
Epidemiologi a. Richa Richard rdso son n (2004 (2004)) : pene peneli liti tian an di Afri Afrika ka Sela Selata tan n menun menunju jukka kkan n angka angka kejadian apendicitis : 1) 5/1000 5/1000 penduduk penduduk di pedesaan pedesaan 2) 9/1000 9/1000 penduduk penduduk di peri urban urban 3) 18/100 penduduk penduduk di perkotaan perkotaan b. Addins (1996) : penelitian penelitian di USA menunjukkan menunjukkan kejadian apendicitis apendicitis tertinggi pada usia 10-19 tahun. c. Omran (2003) (2003) penelitian penelitian di Kanada Kanada menunjukkan menunjukkan perbandingan perbandingan apendicitis apendicitis pria : wanita adalah adalah 8,8 : 6,2 per 1000 penduduk. penduduk.
d. Dombal (1994) (1994) : penelitian penelitian di USA, terjadi penurunan penurunan kasus apendicitis apendicitisdari dari 100 menjadi 52 per 100.000 penduduk pada tahun 1987-1994. 5.
Etiologi
a.
Menur nurut Syam yamsu Hi Hidaya dayatt (20 (200 04) 1)
Fekalit
2) Tumor umor appe ppendi ndiks 3)
Cacing cing askar karis
4) Eros Erosii muk mukos osaa app appen endi diks ks 5) Hipe Hiperp rpla lasi si jar jarin inga gan n limfe limfe b.
Menurut Mansjoer Mansjoer (2000) (2000)
1)
Hiperplasi folikel limfoid
2)
Fekalit
3)
Benda asing
4)
Striktur ka karena fi fibrosis
5)
Neoplasma
c.
Menurut Markum (1996) 1) Feka Fekali litt 2) Para Parasi sitt 3) Hiperp Hiperplas lasia ia limfoid limfoid 4) Stenosi Stenosiss fibro fibrosis sis 5) Tumor Tumor karsino karsinoid id
6. Pato Patofis fisiol iolog ogii Inflamasi Inflamasi sekunder di tempat lain, stenosis, tumor, fekalit, diet rendah serat
Obstruksi intraluminal intraluminal
Terhambatnya Terhambatnya aliran mukus
Kompresi dari pembuluh darah, iskemia
- Absorbsi tidak sempurna feses tidak terbentuk seperti biasanya diare - Motilitas Motilitas usus menurun karena obstruksi konstipasi - Letak apendiks yg menempel pada saluran
Pembedahan
Ulserasi dari epitel apendiks
Invasi bakteri menyebabkan inflamasi
Nekrosis
- Mual, Mual, munt muntah ah - Penin Peningka gkatan tan suhu - Nyeri Nyeri teka tekan n di titik Mc Burney - Leuko Leukosit sitosi osiss - Diare are
Perforasi apendiks, abses apendiks, ruptur apendiks
Resolusi Pembedahan untuk mengeringkan mengeringkan rongga peritoneum menghilangkan tekanan abdomen
Peritonitis, Peritonitis, obstruksi usus, syok hipovolemik, ileus, sepsis
(Karla, L. Luxner, 2005)
7.
Tanda dan Gejala Gejala utama pada appendisitis adalah nyeri perut. Rasa sakit ini disebabkan oleh penyumbatan appendiks, karena itu sifatnya sama seperti pada obstruksi usus. usus. Pada Pada mula mulanya nya nyeri nyeri perut perut ini hilang hilang timb timbul ul sepe sepert rtii kolik kolik (mul (mulas as mendadak dan hebat) dan terasa di epigastrium atau regio umbilikus. Bila penderita penderita flatus atau buang air besar, rasa sakitnya berkurang. berkurang. Biasanya Biasanya disertai mual, anoreksia dan muntah merupakan hal yang khas. Muntah terjadi segera setelah setelah rasa sakit dan pada mulanya timbul secara refektoris. Biasanya terj terjad adii
kons konsti tipa pasi si,,
teta tetapi pi pada pada anak anak-a -ana nak k dan dan pada pada pend pender erit itaa
yang yang
appendiksnya dekat dengan rektum sering terjadi diare karena omentum masih pendek dan tipis, tipis, appendiks appendiks yang relatif relatif panjang, panjang, dinding appendiks appendiks yang lebih tipis, serta daya tahan tubuh yang masih kurang. Bila proses radang telah menjalar ke peritonium parietal setempat, maka akan timbul nyeri lokal pada perut kanan bawah di daerah Mc Burney seperti seperti nyeri tekan, nyeri lepas, defens muskuler dan timbul nyeri rangsangan peritonium tidak langsung, yaitu nyeri tekan bawah pada tekanan kiri (rovsing). Nyeri perut kanan bawah bila ditekan di sebelah kiri dilepaskan dilepaskan (Blumberg) (Blumberg) dan setiap gerakan yang menyebabkan daerah itu ikut bergerak atau teregang akan menimb menimbulk ulkan an nyeri nyeri sepert sepertii saat saat berjal berjalan, an, batuk, batuk, mengeja mengejan, n, bahkan bahkan nafas nafas dalam. Nyeri bersifat tajam dan terus-menerus.
8.
Peme Pemeri riks ksaa aan n diag diagno nost stik ik a. Peme Pemeri riksa ksaan an fisik fisik
1) Inspeksi Inspeksi : adanya adanya distensi distensi pada pada abdomen abdomen 2) Auskultasi Auskultasi : jika terjadi peritonitis peritonitis maka maka akan terjadi penurunan penurunan peristaltik peristaltik 3) Perkusi : akan akan terasa terasa nyeri jika sudah sudah terjadi terjadi peritonitis peritonitis 4) Palpasi Palpasi : Nyeri Nyeri tekan pada pada perut kanan bagian bagian bawah 5) Obturator: Obturator: Fleksi Fleksi panggul panggul dan rotasi rotasi interna interna panggul panggul 6) Uji psoas: psoas: hiperek hiperekstensi stensi sendi panggul panggul b. Laboratorium Laboratorium 1) Darah lekosit lekosit akan terjadi terjadi peningkatan peningkatan lekosit lebih lebih dari 10.000. 10.000. 2) Urin ditemukan ditemukan jumlah jumlah lekosit lekosit dan bakteri bakteri yang diterlihat. diterlihat. c. Radio adiollogi ogi 1) Foto Foto polos polos abdomen abdomen setela setelah h enema enema barium akan nampak nampak jika appendik appendik tidak terisi oleh kontras dicurigai adanya sumbatan. 2) Ultrasonograf Ultrasonografii akan terlihat terlihat adanya sumbatan sumbatan atau atau infeksi. infeksi.
9.
Pena Penattaksa aksana naan an medi medik k Pembedahan Pembedahan diindikasikan diindikasikan bila diagnosa appendisitis appendisitis telah ditegakkan. ditegakkan. Pada abses appendiks dilakukan drainase. Antibiotik dan cairan intra vena diberikan diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgetik dapat diberikan setela setelah h diagnos diagnosaa ditegak ditegakkan. kan. Append Appendikto iktomi mi dilakuk dilakukan an sesege sesegera ra mungki mungkin n untuk menurunkan resiko perforasi. Appendiktomi dapat dilakukan di bawah anest anestes esii umum umum atau atau spina spinall denga dengan n insis insisii abdom abdomen en bawah bawah atau atau denga dengan n laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif. Jika Jika keadaan keadaan memungk memungkink inkan an append appendiks iks dibuang dibuang sekali sekaligus gus,, tapi tapi jika keadaan tidak memungkinkan harus ditunggu 2-3 bulan baru appendiksnya diangkat melalui operasi kedua. Perawatan pasca operasi yaitu puasa sampai terdengar bising usus dan flatus baru boleh diberi bubur saring.
10.
Komplikasi a. Peri Perito toni niti tiss b. Ruptur Appendik Appendik c. Syok Syok Hip Hipov ovole olemi mik k d. Illeus e. Sepsis
11.
Prognosis Dila Dilaku kuka kan n
tind tindak akan an appe append ndik ikto tomy my akan akan lebi lebih h
baik baik sebe sebelu lum m
terj terjad adii
perforasi.Set perforasi.Setelah elah infeksi infeksi masih dapat terjadi terjadi infeksi infeksi lagi 30% dari kasus appendik perforasi dan appendik ganggrenosa. Prognosa Prognosa mortalitas mortalitas 0,1% jika appendik appendik tidak pecah,dan pecah,dan 15% jika appendik pecah.kematian pecah.kematian biasanya biasanya oleh oleh karena karena sepsis sepsis atau emboli emboli paru. paru.
B.
Konsep dasar Keperawatan
1.
Pengkajian Keperawatan a. Dapatkan Dapatkan riwayat riwayat penyakit penyakit dengan dengan cermat. cermat. b. Observasi Observasi adanya adanya manifestasi manifestasi klinis klinis appendicit appendicitis. is. 1) Nyeri Nyeri abdomen abdomen kuadran kuadran kanan kanan bawah. bawah. 2) Dema Demam,a m,abdo bdome men n kaku kaku 3) Bising Bising usus usus menuru menurun n atau tidak tidak ada 4) Muntah (umumnya (umumnya mengikuti mengikuti awitan nyeri ) 5) Konstipasi Konstipasi atau diare dapat terjadi. terjadi. 6) Anor Anorex exia ia.. 7) Takikardi Takikardi atau atau diare diare dapat terjadi. terjadi. 8) Pucat Pucat,le ,leta targ rgi. i. 9) Peka Peka rangs rangsang ang 10)
Postur bungkuk. c. Observasi Observasi adanya tanda-tanda tanda-tanda peritonitis peritonitis 1)
Demam
2)
Hilangn Hilangnya ya nyeri nyeri secara secara tibatiba-tiba tiba setela setelah h perfora perforasi si
3) Peni Pening ngka kata tan n
nyer nyeri, i,ya yang ng bia biasany sanyaa meny menyeebar bar
abdomen. 4) Dist Distens ensii abdom abdomen en prog progre resi sif f
dan dan dise disert rtai ai kaku kaku
5)
Takikardi
6) Perna Pernafas fasan an cepa cepatt dan dan dang dangka kall 7)
Pucat
8)
Mengigil
9)
Peka ra rangsang
d. Bantu dengan dengan prosedur diagnostik diagnostik seperti seperti hitung darah darah putih dan radiografi radiografi abdomen.
2.
Diagnosa Keperawatan Pre op a. Nyeri Akut Akut berhubungan berhubungan dengan distensi distensi jaringan jaringan usus oleh oleh inflamasi inflamasi atau adanya insisi bedah. b. Hipertermi Hipertermi c. Resiko ketidakseimbang ketidakseimbangan an nutrisi nutrisi kurang dari dari kebutuhan kebutuhan d. Intole Intolerans ransii aktivi aktivitas tas e. Ansie nsiettas f. Defis Defisie iensi nsi penge pengeta tahua huan n g. Risi Risiko ko ceder cederaa h. Konsti Konstipas pasii i. Diare j. Resiko syok k. Resiko kekurangan kekurangan volum volum cairan cairan l. Mual, ual, munt muntah ah m. Disfungsi Disfungsi motilitas motilitas gastrointesti gastrointestinal nal
Post op
a. Resiko Resiko Infeks Infeksii berhubu berhubungan ngan dengan tidak adekuat adekuatnya nya pertaha pertahanan nan utama; utama; perforasi/ perforasi/ rupture rupture pada appendiks; appendiks; peritonitis; peritonitis; pembentukan pembentukan abses, Prosedur infasif, insist bedah. b. Kekurangan Kekurangan tidur c. Kurang prngetahua prngetahuan n tentang kondisi kondisi dan pengobatan pengobatan berhubungan berhubungan dengan dengan terbatasnya informasi yang didapat.
3.
Prio Priori rita tass Diag Diagnos nosaa Kepe Kepera rawat watan an a. Resiko Resiko kekura kekurangan ngan volum volum caira cairan n b. Mual c. Resiko ketidakseimbang ketidakseimbangan an nutrisi nutrisi kurang dari dari kebutuhan kebutuhan d. Hipe Hipert rter ermi mi e. Nyeri yeri aku akutt f. Ansi nsietas g. Defisit Defisit penget pengetahua ahuan n h. Intole Intolerans ransii aktivi aktivitas tas i. Resik esiko o cede cedera ra j. Disfungsi Disfungsi motilitas motilitas gastroint gastrointestinal estinal
4. Rencana Rencana keperaw keperawatan atan NO
DIAGNOSA DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL KEPERAWATAN Pre-operatif 1 Defisit volume cairan NOC : berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan kehi kehila lang ngan an volu volum me keperawatan Menejemen cairan cair cairan an seca secara ra akti aktif, f, selama 3 x 24 jam, diharapkan kegagalan kegagalan mekanis mekanisme me keseimbangan cairan pada pengaturan pasien adekuat denga n status cairan skala 4. Kriteria hasil: a. Keseimbangan intake & output dalam batas normal b. Elektrolit serum dalam batas
INTERVENSI
NIC: Manajemen Cairan a. Pertahankan intake & output yang adekuat b. Monitor status hidrasi (membran mukosa yang adekuat) c. Monitor status hemodinamik d. Monit Monitor or intak intakee output output yang yang akurat e. Moni Monito torr berat berat bada badan n
normal c. Tidak ada mata cekung d. Tidak ada hipertensi ortostatik e. Tekanan darah dalam batas normal Skala : a. Tidak pernah menunjukkan
b. c. d. e.
2
3
Jarang menunjukkan Kadang menunjukkan Sering menunjukkan Selalu menunjukkan Mual berhubungan NO NOC : dengan nyeri a. Comfort level b. Hidrasil c. Nutritional Nutritional Status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x 24 jam, mual pasien teratasi dengan kriteria hasil: a. Melap Melapork orkan an beba bebasda sdari ri mual mual b. Mengidentifikasihal-hal Mengidentifikasihal-hal yangmengurangi yangmengurangi mual c. Nutr utrisi isi adek adekua uatt d. Statu Statuss hidr hidrasi asi:hi :hidra drasi si kulitmembran kulitmembran mukosabaik, tidak ada rasahaus yangabnormal, yangabnormal, panas,urin output normal, TD, HCT normal Ketidakseimbangan NOC : nutrisi kurang dari a. Nutr Nutriti ition onal al status status : adeq adequac uacy y kebutuhan of nutrient berhubungan dengan b. Nutritional Nutritional status : foood foood and ketidakmampuan ketidakmampuan untuk fluid intake memasukkan atau c. Weigh eightt con contr trol ol mencerna nutrisi oleh Setel etelah ah dila dilaku kuka kan n tind tindak akan an karena faktor biologis, keperawa keperawatan tan selama selama ....x24 ....x24 jam psikologis atau atau nutri nutrisi si kuran kurang g terata teratasi si dengan dengan ekonomi indikator : a. Album lbumin in seru serum m b. Pre albumin albumin serum c. Hema ematok tokrit rit d. Hemo emoglob globiin e. Total Total iro iron n bindi binding ng capac capacity ity f. Jum Jumlah lah lim limfo fosi sitt
NIC : Fluid Fluid Managemet a. Monit Monitor or sta status tus nutris nutrisii b. Catat intake intake dan output secar akurat c. Anjur Anjurkan kan untuk untuk makan makan pelan-pelan d. Jela Jelask skan an untu untuk k menggunakan napas dalam untuk menekan reflek mual e. Bata Batasi si min minum um 1 jam jam sebelum, 1 jam sessudah dan selama makan f. Inst Instru ruks ksik ikan an unt untuk uk menghindari menghindari bau makanan yang menyengat g. Kolab Kolabora orasi si pemb pemberi erian an antiemetik NIC : a. Monit Monitor or int intake ake dan dan outp output ut b. adanya penurunan penurunan BB dan gula darah. c. Monit Monitor or kekeri kekeringa ngan, n, rambut rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht d. Kaji Kaji adany adanyaa alergi alergi makan makanan an e. Jelask Jelaskan an pad padaa pasie pasien n dan dan keluarga tentang manfaat nutrisi f. Anju Anjurk rkan an ban banya yak k minum minum g. Kolab Kolabora orasi si dengan dengan dokte dokter r tentang kebutuhan suplemen makanan h. Kolab Kolabora orasi si dengan dengan ahli ahli gizi gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
4
5
Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, fisik, spikologis), kerusakan jaringan
Post-operatif 6 Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
NOC : Thermoregulasi
dibutuhkan pasien NIC : a. Monit Monitor or tanda tanda vita vitall (TD, (TD, nadi, suhu, RR) b. Monitor intake intake dan output c. Moni Monito torr WB, WB, Hb, Hb, Hct Hct d. Komp Kompres res pasi pasien en pada pada lipa lipatt paha dan aksila aksila e. Beri Berikan kan cair cairan an intra intraven venaa f. Seli Selimu muti ti pasi pasien en g. Beri Berikan kan antip antipire iretik tik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam pasien menunjukkan menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal dnegan kriteria hasil : Suhu 36-37o C b. Nadi dan RR adlam rentang rentang normal c. Tidak Tidak ada ada peru peruba bahan han war warna na kulit dan merasa nyaman NOC : NIC : Manajemen Nyeri a. Pain level evel a. Kaji Kaji nye nyeri riss ecar ecaraa b. Pain control control komprehensif komprehensif (lokasi, c. Com Comfort fort lev level el durasi, frekuensi, intensitas) intensitas) Sete Setela lah h dila dilaku kuka kan n tind tindak akan an b. Observasi isyarat-isyarat isyarat-isyarat keper keperawa awatan tan selama selama ....x ....x24 24 non verbal dari jam pasien tidak mengalami ketidaknyamanan nyeri dengan kriteria : c. Beri Berikan kan pered peredaa nyer nyerii a. Mamp Mampu u mengo mengontr ntrol ol nyer nyerii dengan manipulasi b. Melaporkan bahwa bahwa nyeri lingkungan (misal, ruangan berkurang dengan dengan tenang dan batasi menggunakan manajemen manajemen pengunjung) nyeri d. Beri Berikan kan analg analgesi esik k sesuai sesuai c. Mamp Mampu u men mengen genali ali nyeri nyeri ketentuan d. Menya Menyatak takan an rasa rasa nyama nyaman n e. Kont Kontrol rol fakto faktor-fa r-fakto ktorr yang setelah nyeri berkurang dapat mempengaruhi e. Tanda Tanda vit vital al dalam dalam rent rentang ang normal f. Tidak Tidak menga mengalam lamii gangg gangguan uan tidur NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x24jam masalah teratasi dengan criteria: a. Pasie Pasien n memaha memahami mi tent tentang ang pencegahan dan pengendalian pengendalian infeksi. b. Terbebas dari dari tanda atau gejala infeksi.
NIC : a. Obser Observas vasii vital vital sign, sign, penampilan luka dan daerah sekitar luka. b. Observasi kecukupan kecukupan nutrisi pasien & hasil hasil laboratprium. laboratprium. c. Rawa Rawatt luka luka den denga gan n memperhatikan memperhatikan tehnik steril (septic & antiseptic), cuci tangan sesuai procedure sebelum dan sesudah melakukan interaksi terhadap pasien. d. Bers Bersihk ihkan an lin lingku gkunga ngan n dengan benar selama dan
setelah digunakan oleh pasien, terapkan terapkan universal precaution. precaution. e. Ajar Ajarka ka pasien pasien tehni tehnik k mencuci tangan yang benar, ajarkan keluarga dan pengunjung untuk mencuci mencuci tangan sewaktu masuk dan keluar kamar pasien . f. Kola Kolabo bora rasi si pembe pemberi rian an antibiotic. 7
Deprivasi ti tidur berhubungan ketidaknyamanan ketidaknyamanan fisik.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x24jam masalah teratasi dengan criteria: a. Pasie Pasien n menga mengatak takan an sega segar r setelah bangun tidur. b. Tidak ada gangguan gangguan pada pola, kualitas kualitas dan rutinitas rutinitas tidur. c. Tidak Tidak ada gangg gangguan uan pada pada jumlah jam tidur. tidur. d. Bangu Bangun n pada pada wak waktu tu yan yang g sesuai.
a. Obser Observas vasii adanya adanya kon konfus fusii akut, agitasi, ansietas, gangguan persepsi, respon lambat dan iritabilitas. b. Ciptakan lingkungan lingkungan tenang, damai dan minimalkan minimalkan gangguan. c. Bantu antu pasi pasien en mengidentifikasi mengidentifikasi faktor – faktor yang mungkin menyebabkan gangguan tidur. d. Kolab Kolabora orasi si dengan dengan dokte dokter r untuk pemberian obat.
C. Aspek Aspek etik etik lega legall dan dan advo advokas kasii
Dalam melakukan asuhan keperawatan, prinsip-prinsio etik legal yang dapat diterapkan pada kasus apendicitis adalah : 1. Veracity Veracity : perawat perawat dengan dengan jujur jujur menjelask menjelaskan an kondisi kondisi pasien pasien 2. Benefi Beneficenc cencee : melakuk melakukan an yang terbaik terbaik bagi pasien pasien dengan dengan menyarak menyarakanka ankan n dan memberikan perwatan yang terbaik bagi pasien 3. Otonomy Otonomy : memberi memberikan kan kebebasa kebebasan n bagi bagi klien untuk untuk memilih, memilih, menerim menerimaa dan menolak tindakan yang akan diberikan Perawat juga harus memberikan advokasi pada klien dengan melindungi pasien dengan dengan member memberikan ikan penjela penjelasan san sampai sampai pasien pasien dapat dapat memaham memahamii dan mampu mampu memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya.
Satuan Acara Penyuluhan
Pokok bahasan : Apendikitis Sasaran
: pasien dan keluaraga.
Sub tema
: tehnik relaksasi napas dalam.
Waktu
: 30 menit
Tujuan instruksional umum. Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat memahami tentang pengertian, tujuan, prosedur prosedur dan faktor-fa faktor-faktor ktor yang mempengaruhi mempengaruhi napas napas dalam. dalam. II. Tujuan instruksional khusus. Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu : 1. Menjelaskan Menjelaskan pengert pengertian ian tehnik tehnik napas dalam. 2. Menjelaskan Menjelaskan tujuan tehnik napas dalam. 3. Menjelaskan Menjelaskan prosedur prosedur relaksa relaksasi si napas dalam. 4. Menjelaskan Menjelaskan faktor-fakt faktor-faktor or yang mempengaruhi mempengaruhi tehnik tehnik napas dalam. dalam. III. Me Media
: leaflet
IV. Metode
: ceramah dan tanya jawab V. Kegiatan Penyuluhan
No 1
2
3
Kegiatan Pembukaan a. penyampa penyampaian ian salam. salam. b. menjelaskan menjelaskan tujuan Penyampaian ma materi a. menj menjel elas aska kan n peng penger erti tian an tehn tehnik ik napa napass dalam. b. menjelasan menjelasan tujuan tehnik napas napas dalam. c. menje enjela lask skan an pros prosed edur ur tehn tehnik ik napa napass dalam. d. menjel jelaskan faktor-fa -faktor yang mempengaruhi mempengaruhi tehnik napas dalam. Penutup
Respon
a. menj menjaw awab ab sal salam am.. b. memperhatikan. memperhatikan. mendengarkan. memperhatikan.
Waktu 5 menit
20 menit
5 menit
a. tanya tanya jawab. b. menyimpulkan materi. materi. c. mengakhiri kegiatan 4
a. mend menden enga gark rkan an.. b. menjawab pertanyaan c. Menj Menjaw awab ab sala salam m
Evaluasi Pese Pesert rtaa mamp mampu u menj menjel elas aska kan n kemb kembal alii tentang : a. pengerti pengertian an tehnik tehnik napas napas dalam. dalam. b. tujuan tehnik tehnik napas dalam. c. prosedur prosedur tehni tehnik k napas dalam dalam.. d. faktor-fa faktor-faktor ktor yang mempengar mempengaruhi uhi tehnik napas dalam.
V. Setting ing
: dud duduk ber berhada hadap pan
VI. Eval Evalua uasi si Peserta mampu : 1.
menjelaskan pengertian tehnik napas dalam.
2.
menjelaskan tujuan tehnik napas dalam.
3.
menjelaskan prosedur tehnik napas dalam.
4.
menj menjel elas aska kan n fakt faktor or-f -faaktor ktor yang ang memp mempeengar ngaruh uhii tehn tehnik ik napa napass dala dalam m
Lampiran Materi Tehnik napas dalam
A. Peng Penger erti tian an Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang yang dalam dalam hal ini pera perawa watt menga mengajar jarka kan n kepad kepadaa klie klien n bagaim bagaimana ana cara cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana bagaimana menghembuskan menghembuskan napas secara perlahan, perlahan, Selain dapat menurunkan menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan dan meningkatkan meningkatkan oksigenasi oksigenasi darah (Smeltze (Smeltzerr & Bare, Bare, 2002). 2002). B. Tujuan Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah adalah untuk untuk meningk meningkatka atkan n ventila ventilasi si alveoli, alveoli, memeli memelihara hara pertuk pertukaran aran gas, gas, mencegah mencegah atelektasi atelektasi paru, meningkatkan meningkatkan efesiensi efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress stress fisik maupun maupun emosional emosional yaitu menurunkan menurunkan intensitas intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. C. Prosedur Prosedur tehnik tehnik relaksas relaksasii napas dalam (2003) (2003) Bentuk Bentuk pernap pernapasan asan yang digunak digunakan an pada pada prosed prosedur ur ini adalah adalah pernapa pernapasan san diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan mengakibatkan pembesaran pembesaran abdomen bagian atas sejalan sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut: 1) Ciptakan lingkungan yang tenang 1) Usaha Usahakan kan tetap tetap rile rileks ks dan dan tenan tenang g 2) Menar Menarik ik nafas nafas dalam dalam dari dari hidung hidung dan mengi mengisi si paru-p paru-par aru u denga dengan n udara udara melalui hitungan 1,2,3 3) Perl Perlah ahan an-l -lah ahan an udar udaraa dihe dihemb mbus uska kan n mela melalu luii mulu mulutt samb sambil il mera merasa saka kan n ekstrimitas atas dan bawah rileks 4) Anjurk Anjurkan an bernaf bernafas as deng dengan an iram iramaa norma normall 3 kali kali
5) Menar Menarik ik nafas nafas lagi lagi mela melalu luii hidun hidung g dan dan meng menghem hembus buskan kan melalu melaluii mulu mulutt secara perlahan-lahan 6) Membiar Membiarkan kan telapak telapak tangan tangan dan dan kaki rileks rileks 7) Usahaka Usahakan n agar teta tetap p konsent konsentras rasii / mata mata sambil sambil terpe terpejam jam 8) Pada Pada saat saat konsentr konsentrasi asi pusa pusatka tkan n pada pada daerah daerah yang yang nyeri nyeri 9) Anjurk Anjurkan an untuk untuk mengulan mengulangi gi prosed prosedur ur hingga hingga nyeri nyeri terasa terasa berkura berkurang ng 10) Ulangi sampai sampai 15 kali, kali, dengan selingi istirahat istirahat singkat singkat setiap setiap 5 kali. 11) Bila Bila nyeri nyeri menjad menjadii hebat, hebat, seseorang seseorang dapat bernafas bernafas secara secara dangkal dangkal dan cepat.
D. Fakto Faktor-f r-fakt aktor or yang yang memp mempen enga garu ruhi hi tekni teknik k rela relaks ksasi asi napas napas dalam dalam terha terhada dap p penurunan penurunan nyeri Teknik Teknik relaksa relaksasi si napas napas dalam dalam dipercay dipercayaa dapat dapat menuru menurunkan nkan intensit intensitas as nyeri nyeri melalui mekanisme yaitu : 1) Denga Dengan n mere merelak laksa sasik sikan an otot otot-ot -otot ot skel skelet et yang yang menga mengalam lamii spas spasme me yang yang disebabkan disebabkan oleh peningkatan peningkatan prostaglandin prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi vasodilatasi pembuluh pembuluh darah dan akan meningkatkan meningkatkan aliran aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic. 2) Teknik Teknik relaksa relaksasi si napas napas dalam dalam diperca dipercayai yai mampu mampu merangs merangsang ang tubuh tubuh untuk untuk melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer & Bare, 2002). 3) Mudah Mudah dilakuka dilakukan n dan tidak memer memerluka lukan n alat Relaksa Relaksasi si melibat melibatkan kan sistem sistem otot otot dan resp respir iras asii dan dan tida tidak k memb membut utuhk uhkan an alat alat lain lain sehin sehingg ggaa muda mudah h dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu. Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada fisiol fisiologi ogi sistem sistem syaraf syaraf otonom otonom yang merupa merupakan kan bagian bagian dari sistem sistem syaraf syaraf perifer perifer yang mempertahanka mempertahankan n homeostatis homeostatis lingkungan lingkungan internal internal individu. individu. Pada saat saat terjadi terjadi pelepa pelepasan san mediat mediator or kimia kimia sepert sepertii bradikin bradikinin, in, prostag prostagland landin in dan subs substa tans nsi, i,
akan akan
mera merang ngsa sang ng
syar syaraf af
simp simpat atis is
sehi sehing ngga ga
meny menyeb ebab abka kan n
vasokos vasokostri triksi ksi yang akhirnya akhirnya meningk meningkatka atkan n tonus tonus otot otot yang menimb menimbulka ulkan n berbagai berbagai efek seperti seperti spasme spasme otot yang akhirnya menekan menekan pembuluh pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimb menimbulka ulkan n pengir pengirima iman n impuls impuls nyeri nyeri dari medull medullaa spinal spinalis is ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.
Sumber : Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC. Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta. EGC.
Jurnal
Safety and efficacy of antibiotics compared with appendicectomy for treatment of uncomplicated acute appendicitis: meta-analysis of randomised controlled trials
OBJECTIVE: To compare the safety and efficacy of antibiotic treatment versus appendicectomy for the primary treatment of uncomplicated acute appendicitis. DESIGN: DESIGN: Meta-analysis of randomised controlled trials. POPULATION POPULATION:: Randomised controlled trials of adult patients presenting with uncomplicated acute appendicitis, diagnosed by haematological and radiological investigations. INTERVENTI INTERVENTIONS: ONS: Antibiotic treatment versus appendicectomy. OUTCOME MEASURES: The primary outcome measure was complications. The secondary outcome measures were efficacy of treatment, length of stay, and incidence of complicated complicated appendicitis appendicitis and readmissions. RESULTS: RESULTS: Four randomised controlled trials with a total of 900 patients (470 antibiotic treatment, 430 appendicectomy) met the inclusion criteria. Antibiotic treatment was associated with a 63% (277/438) success rate at one year. Meta-analysis of complications showed a relative risk reduction of 31% for antibiotic treatment compared with appendicectomy (risk (risk ratio ratio (Mantel (Mantel-Hae -Haensze nszel, l, fixed) fixed) 0.69 0.69 (95% (95% confide confidence nce interv interval al 0.54 0.54 to 0.89); 0.89); I(2)=0% I(2)=0%;; P=0.00 P=0.004). 4). A seconda secondary ry analysi analysis, s, excludin excluding g the study study with with crossove crossoverr of patients patients between between the two interventions interventions after randomisation, randomisation, showed showed a significant significant relative risk reduction of 39% for antibiotic therapy (risk ratio 0.61 (0.40 to 0.92); I(2) I(2)=0 =0%; %; P=0. P=0.02 02). ). Of the the 65 (20% (20%)) pati patien ents ts who who had had appe append ndic icec ecto tomy my afte after r readmission, nine had perforated appendicitis and four had gangrenous appendicitis. No
significant differences were seen for treatment efficacy, length of stay, or risk of developing complicated appendicitis. CONCLUSION: Antibiotics are both effective and safe as primary treatment for patients with uncomplicated acute appendicitis. Initial antibiotic treatment merits consideration as a primary primary treatment treatment option option for for early early uncomplicated uncomplicated appendic appendicitis itis Sumber : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22491789
DAFTAR PUSTAKA Asuhan Keperawata Keperawatan n (Edisi 3). Jakarta : EGC. Doengoes, E.Marilyn. (2000). Rencana (2000). Rencana Asuhan Smeltze Smeltzer&B r&Bare. are. (2002) (2002).. Buku Ajar Keperawatan Keperawatan Medikal Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Edisi 8). 8). Jakarta: EGC. Robbins dan kumar. Buku Ajar Patologi (Edisi 4), 4), Jakarta : EGC Evel Evelyn yn C. (1992 (1992). ). Pearc Pearce. e. Anatomi Anatomi dan Fisiolagi Fisiolagi untuk Paramedis Paramedis. Jaka Jakart rtaa :, Gramedia. Depkes RI. (1995). Penerapan Proses Keperawatan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Gangguan Sistem Muskuloskeletal . Jakarta.