LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
A. DEFI DEFIN NISI ISI Appendiks Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (94
inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal.ppendiks berisi makanan makanan dan mengos mengosong ongkan kan diri diri secara secara teratu teraturr ke dalam dalam sekum. sekum. !arena !arena pengosongannya tidak e"ekti" dan lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap in"eksi. (#runner dan $udarth, %00%). Apendisitis Apendisitis adalah adalah perada peradangan ngan dari dari apendik apendikss &ermi& &ermi&orm ormis, is, dan merupa merupakan kan penyebab abdomen akut yang paling sering. 'enyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 0 tahun (ansjoer, rie",dkk, %00*). Apendisitis Apendisitis adalah in"eksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen oleh "ekalith (batu "eces), hiperplasi jaringan lim"oid, dan cacing usus.+bstruksi lumen lumen meru merupak pakan an penye penyebab bab utam utamaa pend pendis isit itis is. .ro rosi si memb membra ran n mukos mukosaa appendiks dapat terjadi karena parasit seperti Entamoeba seperti Entamoeba histolytica, Trichuris trichiura, dan Enterobius dan Enterobius vermikularis vermikularis (+&edol", %00). %00). Apendisitis Apendisitis merupakan in"lamasi apendiks &ermi"ormis, karena struktur yang terpuntir, appendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul dan multiplikasi (hang, %010) Apendisitis Apendisitis merupakan in"lamasi di apendiks yang dapt terjadi tanpa penyebab yang jelas, jelas, setela setelah h obstru obstruksi ksi apendi apendiks ks oleh oleh "eses "eses atau atau akibat akibat terpunt terpuntirny irnyaa apendiks atau pembuluh darahya (orwin, %009).
APENDISITIS B. ETIOLOGI pendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesi"ik tetapi ada "actor
prediposisi yaitu/ 1. actor yang tersering adalah obstruksi lumen. 'ada umumnya obstruksi ini terjadi karena/ a. iperplasia dari "olikel lim"oid, ini merupakan penyebab terbanyak. b. danya "aekolit dalam lumen appendiks c. danya benda asing seperti biji-bijian d. $triktura lumen karena "ibrosa akibat peradangan sebelumnya. %. 2n"eksi kuman dari colon yang paling sering adalah . oli dan $treptococcus . 3aki-laki lebih banyak dari wanita. ang terbanyak pada umur 15-0 tahun (remaja dewasa). 2ni disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut. 4. 6ergantung pada bentuk apendiks/ a. ppendik yang terlalu panjang b. assa appendiks yang pendek c. 'enonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks d. !elainan katup di pangkal appendiks (7u8ulul, %009)
C. KLASIFIKASI !lasi"ikasi apendisitis terbagi atas % yakni / 1. pendisitis akut, dibagi atas/ pendisitis akut "okalis atau segmentalis,
yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. ppendisitis purulenta di"usi, yaitu sudah bertumpuk nanah. %. pendisitis kronis, dibagi atas/ pendisitis kronis "okalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. pendisitis kronis obliteriti&a yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
APENDISITIS D. ANATOMI DAN FISIOLOGI 1. ANATOMI ppendiks merupakan organ yang berbentuk tabung dengan panjang kira-
kira 10 cm dan berpangkal pada sekum.ppendiks pertama kali tampak saat perkembangan embriologi minggu ke delapan yaitu bagian ujung dari protuberans sekum. 'ada saat antenatal dan postnatal , pertumbuhan dari sekum yang berlebih akan menjadi appendiks yang akan berpindah dari medial menuju katup ileocaecal . 'ada bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkal dan menyempit kearah ujung. !eadaan ini menjadi sebab rendahnya insidens pendisitis pada usia tersebut. ppendiks memiliki lumen sempit di bagian proksimal dan melebar pada bagian distal.'ada appendiks terdapat tiga tanea coli yang menyatu dipersambungan sekum dan berguna untuk mendeteksi posisi appendiks.ejala klinik pendisitis ditentukan oleh letak appendiks. 'osisi appendiks adalah retrocaecal (di belakang sekum) 5,%:;, pelvic (panggul) 1,01;, subcaecal (di bawah sekum) %,%;, preileal (di depan usus halus) 1;, dan postileal (di belakang usus halus) 0,4;, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Appendiks pada saluan pen!enaan
Ana"#$i appendiks
P#sisi Appendiks
%. FISIOLOGI ppendiks menghasilkan lendir 1-% ml per hari.3endir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.ambatan aliran lendir di muara appendiks tampaknya berperan pada patogenesis pendisitis.2munoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (36) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks ialah 2munoglobulin (2g-).2munoglobulin ini sangat e"ekti" sebagai pelindung terhadap in"eksi yaitu mengontrol proli"erasi bakteri, netralisasi &irus, serta mencegah penetrasi enterotoksin dan antigen intestinal lainnya.7amun, pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan seluruh tubuh.
E. PATOFISIOLOGI pendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hiperplasia "olikel lim"oid, "ekalit, benda asing, striktur karena "ibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. +bstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. akin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan penekanan
tekanan intralumen. 6ekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran lim"e yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. 'ada saat inilah terjadi terjadi apendisitis akut "okal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. #ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. al tersebut akan menyebabkan obstruksi &ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. 'eradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. !eadaan ini disebut dengan apendisitis supurati" akut. #ila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi in"ark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren. $tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. #ila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis per"orasi. #ila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut in"iltrat apendikularis. 'eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. 'ada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apediks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. !eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya per"orasi. $edangkan pada orang tua per"orasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah (ansjoer, %00*) .
F. MANIFESTASI KLINIK 1. 7yeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan,
%. . 4. 5. . *.
mual, muntah dan hilangnya na"su makan. 7yeri tekan local pada titik c#urney bila dilakukan tekanan. 7yeri tekan lepas dijumpai. 6erdapat konstipasi atau diare. 7yeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum. 7yeri de"ekasi, bila appendiks berada dekat rektal. 7yeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau
ureter. :. 'emeriksaan rektal positi" jika ujung appendiks berada di ujung pel&is. 9. 6anda
6anda dan gejala 'ositi" jika dilakukan palpasi dengan tekanan pada
Psoas sign atau Obraztsova’s sign
Obturator sign
Dunphy’s sign Ten Horn sign Kocher (Kosher)’s sign
itkovskiy (Rosenstein)’s sign Aure!Rozanova’s sign "#u$berg sign
kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada sisi kanan. 'asien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. 'ositi" jika timbul nyeri pada kanan bawah. 'ada pasien dilakukan "leksi panggul dan dilakukan rotasi internal pada panggul. 'ositi" jika timbul nyeri pada hipogastrium atau &agina. 'ertambahan nyeri pada tertis kanan bawah dengan batuk 7yeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut pada korda spermatic kanan 7yeri pada awalnya pada daerah epigastrium atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah. 7yeri yang semakin bertambah pada perut kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan pada sisi kiri #ertambahnya nyeri dengan jari pada petit triangle kanan (akan positi" $hchetkin-#loomberg=s sign) >isebut juga dengan nyeri lepas. 'alpasi pada kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tiba-tiba
APENDISITIS G. KOMPLIKASI !omplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan pendisitis. dapun jenis
komplikasi diantaranya/ %. A&ses bses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. 6eraba massa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pel&is. assa ini mula-mula berupa "legmon dan berkembang menjadi rongga yang mengandung pus. al ini terjadi bila pendisitis gangren atau mikroper"orasi ditutupi oleh omentum '. Pe(#asi 'er"orasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke rongga perut.'er"orasi jarang terjadi dalam 1% jam pertama sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah %4 jam. 'er"orasi dapat
diketahui praoperati" pada *0; kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari jam sejak sakit, panas lebih dari :,50, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis terutama polymorphonuclear ('7). 'er"orasi, baik berupa per"orasi bebas maupun mikroper"orasi dapat menyebabkan peritonitis. ). Pei"#n#ni"is 'eritonitis adalah peradangan
peritoneum,
merupakan
komplikasi
berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.#ila in"eksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis umum.kti&itas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolit mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, dan oligouria.'eritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis.
H. PEMERIKSAAN PENUN*ANG 1. 3aboratorium 6erdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan C-reactive protein (<').'ada
pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.0001:.000?mm (leukositosis) dan neutro"il diatas *5;, sedangkan pada <' ditemukan jumlah serum yang meningkat. <' adalah salah satu komponen protein "ase akut yang akan meningkat 4- jam setelah terjadinya proses in"lamasi, dapat dilihat melalui proses elektro"oresis serum protein. ngka sensiti&itas dan spesi"isitas <' yaitu :0; dan 90 ;. %.
5. $erum eta !uman Chorionic Gonadotrophin "-!CG# untuk memeriksa adanya kemungkinan kehamilan. . 'emeriksaan barium enema untuk menentukan lokasi sekum. 'emeriksaan #arium enema dan Colonoscopy merupakan pemeriksaan awal untuk kemungkinan karsinoma colon. *. 'emeriksaan "oto polos abdomen
tidak menunjukkan tanda pasti
pendisitis, tetapi mempunyai arti penting dalam membedakan pendisitis dengan obstruksi usus halus atau batu ureter kanan.
APENDISITIS I. PENATALAKSANAAN MEDIS 'enatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita pendisitis meliputi
penanggulangan konser&ati" dan operasi. 1. Penan++ulan+an k#nse,a"i( 'enanggulangan konser&ati" terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai
akses
ke
pelayanan
bedah
berupa
pemberian
antibiotik.'emberian antibiotik berguna untuk mencegah in"eksi. 'ada penderita pendisitis per"orasi, sebelum operasi dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik %. Opeasi #ila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan pendisitis maka tindakan yang
dilakukan
adalah
operasi
membuang
appendiks
(appendektomi).'enundaan appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan per"orasi.'ada abses appendiks dilakukan drainage (mengeluarkan nanah). . Pen!e+a-an Tesie 6ujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen.!omplikasi utama adalah in"eksi luka dan abses intraperitonium.#ila diperkirakan terjadi per"orasi
maka
abdomen
dicuci
dengan
garam
"isiologis
atau
antibiotik.'asca appendektomi diperlukan perawatan intensi" dan p emberian antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan besar in"eksi intraabdomen. KONSEP ASUHAN KEPERAATAN A. PENGKA*IAN KEPERAATAN 1. >ata demogra"i. 7ama, @mur / sering terjadi pada usia tertentu dengan range %0-0 tahun,
Aenis kelamin, $tatus perkawinan, gama, $uku?bangsa, 'endidikan, 'ekerjaan, 'endapatan, lamat, 7omor register. %. !eluhan utama. !lien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. 6imbul keluhan 7yeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu. 7yeri dirasakan terus-menerus. !eluhan yang menyertai antara lain rasa mual dan muntah, panas. .
#1 (#reathing) / da perubahan denyut nadi dan pernapasan.
•
#% (#lood) / $irkulasi / !lien mungkin takikardia.
•
# (#rain) / da perasaan takut. 'enampilan yang tidak tenang. >ata psikologis !lien nampak gelisah.
•
#4 (#ladder) / -
•
#5 (#owel) / >istensi abdomen, nyeri tekan?nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus. 7yeri?kenyamanan nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik c. #urney. #erat badan sebagai indikator untuk menentukan pemberian obat. kti&itas?istirahat / alaise. liminasi !onstipasi pada awitan awal dan kadang-kadang terjadi diare
•
# (#one) / 7yeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan?posisi duduk tegak.
APENDISITIS C. DIAGNOSA KEPERAATAN Pe #peasi 1. 7yeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan
%.
intestinal oleh in"lamasi) 'erubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan
peritaltik. . !ekurangan &olume cairan berhubungan dengan mual muntah. 4. emas berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi. P#s" #peasi 1. 7yeri berhubungan dengan agen injuri "isik (luka insisi post operasi %.
appenditomi).
. 4.
pembedahan). >e"isit sel" care berhubungan dengan nyeri. !urang pengetahuan tentang kondisi prognosis
dan
kebutuhan
pengobatan b.d kurang in"ormasi.
D. RENCANA KEPERAATAN %. PRE OPERASI NO
1.
DIAGNOSA KEPERAA NOC NIC RASIONAL TAN 7yeri akut $etelah dilakukan 1. !aji tingkatB @ntuk mengetahui sejauh berhubungan asuhan keperawatan, nyeri, lokasi mana tingkat nyeri dan
dengan agen injuri biologi (distensi jaringan intestinal oleh in"lamasi)
diharapkan nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil/ !lien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu %. menggunakan tehnik non"armakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) elaporkan . bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 6anda &ital dalam rentang normal 6> (systole 11010mmg, diastole *0-90mmg), 4. <(0-100C?menit), << (1-%4C?menit), suhu (,5-*,50) !lien tampak rileks mampu tidur?istirahat 5.
.
%.
'erubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan peritaltik.
$etelah dilakukan 1. asuhan keperawatan, diharapkan konstipasi klien teratasi dengan kriteria hasil/ %. ## 1-% kali?hari eses lunak #ising usus 5-0 kali?menit .
dan karasteristik nyeri. B
Aelaskan pada pasien tentang penyebab nyeriB
jarkan tehnik untuk B perna"asan dia"ragmatik lambat ? napasB dalam B #erikan akti&itas hiburan (ngobrol dengan anggota keluarga) +bser&asi tanda-tanda &ital
!olaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik 'astikanB kebiasaan de"ekasi klien dan gaya hidup sebelumnya. B uskultasi bising usus B 6injau ulang pola diet dan jumlah ? tipe
merupakan indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya in"ormasi yang tepat dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien dan menambah pengetahuan pasien tentang nyeri. napas dalam dapat menghirup +% secara adeDuate sehingga otot-otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan kooping. deteksi dini terhadap perkembangan kesehatan pasien. sebagai pro"ilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri.
membantu dalam pembentukan jadwal irigasi e"ekti" kembalinya "ungsi gastriintestinal mungkin terlambat oleh in"lamasi intra peritonial masukan adekuat dan serat, makanan kasar memberikan bentuk dan cairan adalah "aktor penting dalam menentukan konsistensi "eses.
masukan cairan.
B
makanan yang tinggi serat dapat memperlancar pencernaan sehingga tidak terjadi konstipasi.
B
obat pelunak "eses dapat melunakkan "eses sehingga 4. #erikan tidak terjadi konstipasi. makanan tinggi serat.
5.
.
#erikan obat sesuai indikasi, contoh / pelunak "eses !ekurangan $etelah dilakukan 1. onitor B 6anda yang membantu &olume cairan asuhan keperawatan tanda-tanda mengidenti"ikasikan "luktuasi berhubungan diharapkan &ital &olume intra&askuler. dengan mual keseimbangan cairan B 2ndicator keadekuatan muntah. dapat dipertahankan sirkulasi peri"er dan hidrasi dengan kriteria hasil/ %. !aji seluler. kelembaban membrane membrane mukosa mukosa, kajiB 'enurunan haluaran urin turgor kulit baik tugor kulit dan pekat dengan peningkatan aluaran urin pengisian berat jenis diduga adekuat/ 1 cc?kg kapiler. dehidrasi?kebutuhan ##?jam . wasi peningkatan cairan. 6anda-tanda &ital masukan danB 2ndicator kembalinya dalam batas normal haluaran, catat peristaltic, kesiapan untuk 6> (systole 110- warna pemasukan per oral. 10mmg, diastole urine?konsentr B >ehidrasi mengakibatkan *0-90mmg), asi, berat jenis. bibir dan mulut kering dan <(0-100C?menit), pecah-pecah << (1-%4C?menit), 4. uskultasi 0 suhu (,5-*,5 ) bising usus,B $elang 7 biasanya catat dimasukkan pada praoperasi kelancaran dan dipertahankan pada "ase "latus, gerakan segera pascaoperasi untuk usus. dekompresi usus, 5. #erikan meningkatkan istirahat usus, perawatan mencegah mentah. mulut seringB 'eritoneum bereaksi terhadap dengan iritasi?in"eksi dengan perhatian menghasilkan sejumlah besar khusus pada cairan yang dapat perlindungan menurunkan &olume sirkulasi bibir. darah, mengakibatkan . 'ertahankan hipo&olemia. >ehidrasi dapat
penghisapan gaster?usus.
*.
4.
emas berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi.
!olaborasi pemberian cairan 2E dan elektrolit &aluasiB tingkat ansietas, catat &erbal dan non &erbal pasien. B
$etelah dilakukan 1. asuhan keperawatan, diharapkan kecemasab klien berkurang dengan kriteria hasil/ elaporkan ansietas menurun %. Aelaskan dan sampai tingkat persiapkan B teratasi untuk tindakan 6ampak rileks prosedur sebelum dilakukan B .
Aadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur.
4.
njurkan keluarga untuk menemani disamping klien
terjadi ketidakseimbangan elektrolit
ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, penting pada prosedur diagnostik dan pembedahan. dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan pembedahan. membatasi kelemahan, menghemat energi dan meningkatkan kemampuan koping. engurangi kecemasan klien
'. POST OPERASI N O
1.
DIAGNOSA KEPERAA TAN 7yeri berhubungan dengan agen injuri "isik (luka insisi
NOC
NIC
RASIONAL
$etelah dilakukan 1. asuhan keperawatan, diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil/
!aji skalaB nyeri lokasi, karakteristik dan laporkan perubahan B
#erguna dalam pengawasan dan kee"esien obat, kemajuan penyembuhan,perubahan dan karakteristik nyeri. deteksi dini terhadap
post operasi elaporkan nyeri appenditomi). berkurang !lien tampak rileks %. >apat tidur dengan tepat 6anda-tanda &ital dalam batas normal 6> (systole 110. 10mmg, diastole *0-90mmg), <(0-100C?menit), << (1-%4C?menit), suhu (,5-*,50) 4.
5.
.
%.
$etelah dilakukan 1. asuhan keperawatan diharapkan in"eksi dapat diatasi dengan kriteria hasil/ %. !lien bebas dari tanda-tanda in"eksi enunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya in"eksi 7ilai leukosit (4,511ribu?ul) .
4.
5.
nyeri tepat.
dengan perkembangan kesehatan pasien. B enghilangkan tegangan onitor abdomen yang bertambah tanda-tanda dengan posisi terlentang. &ital B eningkatkan kormolisasi "ungsi organ. B meningkatkan relaksasi. 'ertahankanB enghilangkan nyeri. istirahat dengan posisi semi powler. >orong ambulasi dini.
#erikan akti&itas hiburan. !olborasi tim dokter dalam pemberian analgetika. !aji adanyaB tanda-tanda in"eksi padaB area insisi onitor tanda-tanda B &ital. 'erhatikan demam, B menggigil, berkeringat, perubahan mental B 3akukan teknik isolasiB untuk in"eksi enterik, termasuk cuci tangan e"ekti". 'ertahankan teknik aseptik ketat pada perawatan luka insisi ? terbuka, bersihkan dengan betadine. wasi ? batasi
>ugaan adanya in"eksi >ugaan adanya in"eksi?terjadinya sepsis, abses, peritonitis mencegah transmisi penyakit &irus ke orang lain. mencegah meluas dan membatasi penyebaran organisme in"ekti" ? kontaminasi silang. menurunkan resiko terpajan. terapi ditunjukkan bakteri anaerob dan aerob gra negati".
pada hasil
.
.
>e"isit sel" care berhubungan dengan nyeri.
$etelah dilakukan 1. asuhan keperawatan diharapkan kebersihan klien dapt dipertahankan dengan kriteria hasil/ klien bebas dari bau badan klien tampak bersih %. >3s klien dapat mandiri atau dengan bantuan .
4.
5.
.
4.
!urang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan
$etelah dilakukan 1. asuhan keperawatan diharapkan pengetahuan bertambah dengan kriteria hasil/ menyatakan %.
pengunjung dan siap kebutuhan. !olaborasi tim medis dalam pemberian antibiotik andikanB gar badan menjadi segar, pasien setiap melancarkan peredaran darah hari sampai dan meningkatkan kesehatan. klien mampu melaksanakan sendiri sertaB @ntuk melindungi klien dari cuci rambut kuman dan meningkatkan dan potong rasa nyaman kuku klien. B gar klien dan keluarga dapat anti pakaian termoti&asi untuk menjaga yang kotor personal hygiene. dengan yangB gar klien merasa tersanjung bersih. dan lebih kooperati" dalam kebersihan #erikanB gar keterampilan dapat ynege diterapkan dukasi pada klien danB !lien merasa nyaman dengan keluarganya tenun yang bersih serta tentang mencegah terjadinya in"eksi. pentingnya kebersihan diri. #erikan pujian pada klien tentang kebersihannya. #imbing keluarga klien memandikan ? menyeka pasien #ersihkan dan atur posisi serta tempat tidur klien. !aji ulang B pembatasan akti&itas pascaoperasi B
emberikan in"ormasi pada pasien untuk merencanakan kembali rutinitas biasa tanpa menimbulkan masalah. embantu kembali ke "ungsi usus semula mencegah ngejan njuran saat de"ekasi
b.d kurang pemahaman proses in"ormasi. penyakit, pengobatan dan berpartisipasi dalam program pengobatan .
menggunakan laksati"?pelemb B ek "eses ringan bila perlu dan hindari enema >iskusikan perawatan B insisi, termasuk mengamati balutan, pembatasan mandi, dan kembali ke dokter untuk mengangkat jahitan?pengika t 4. 2denti"ikasi gejala yang memerlukan e&aluasi medic, contoh peningkatan nyeri edema?eritema luka, adanya drainase, demam
'emahaman meningkatkan kerja sama dengan terapi, meningkatkan penyembuhan
@paya inter&ensi menurunkan resiko komplikasi lambatnya penyembuhan peritonitis.
DAFTAR PUSTAKA
li8abeth, A, orwin. (%009). #uku saku ato"isiologi, , Aakarta. atma.(%010). skep ppendicitis.>iakses http / ?? "atma8dnrs. blogspot. com? %010? 0:?askep-appendicitis.html pada tanggal 09 ei %01%. Aohnson, .,et all, %00%, $ursing %utcomes Classi&ication "$%C# $econd dition, 2+F 2nter&ention 'roject, osby. ansjoer, . (%001). 'apita Selekta 'edokteran.Aakarta / edia esculapius !@2 c loskey, .A., 2et all, %00%, $ursing (nterventions Classi&ication "$(C# second dition, 2+F 2nter&ention 'roject, osby. 77>, %01%, )iagnosis 'epera*atan $A$)A + )e&inisi dan 'lasi&ikasi. 7u8ulul.(%009). skep ppendicitis.>iakses http/??nu8ulul."kp09.web.unair.ac.id?artikelGdetail-5:40-!ep;%0'encernaan skep;%0pendisitis.html tanggal 09 ei %01%. $melt8er, #are (%00%). uku Aar 'epera*atan suddart.disi :.Eolume %. Aakarta,
edikal
edah.#runner H