MAKALAH EKSPLORASI DAN EKSPLOITASIBU ERNIESMK DHARMA BAHKTI 1
KOTA JAMBI
MAKALAH EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI
BU ERNIE
SMK DHARMA BAHKTI 1
KOTA JAMBI
JOHAN EDWART L. H. FAUZAN AHMAD SIDIKKELAS : XII PT 1 SMK DHARMA BHAKTI 1 JAMBI JURUSAN : GEOLOGI PERTAMBANGAN
JOHAN EDWART L. H.
FAUZAN AHMAD SIDIK
KELAS : XII PT 1 SMK DHARMA BHAKTI 1 JAMBI JURUSAN : GEOLOGI PERTAMBANGAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
1.1 LATAR BELAKANG 2
1.2 PENGERTIAN EKSPLORASI & EKSPLOITASI 2
BAB II 3
EKSPLORASI 3
1.1 PENGERTIAN EKSPLORASI 4
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN EKSPLORASI 5
1.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN CARA EKSPLORASI 5
1.3.1 TAHAPAN EKSPLORASI 6
1.3.2 JENIS BAHAN GALIAN 7
1.3.3 PENGELOMPOKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN 7
1.3.4 SEBARAN BAHAN BERHARGA 7
1.4 METODE EKSPLORASI 8
1.4.1 METODE LANGSUNG 8
1.4.2 METODE TIDAK LANGSUNG 11
1.5 KEGIATAN EKSPLORASI 14
1.6 PENYUSUNAN LAPORAN 14
BAB II 15
EKSPLOITASI 15
2.1 PENGERTIAN EKSPLOITASI 15
2.2 FAKTOR PENDORONG EKSPLOITASI 15
2.3 PERTAMBANGAN & KARAKTERISTIK DESA PERTAMBANGAN 16
2.4 KETERKAITAN EKSPLOITASI DENGAN PENYIMPANGAN SOSIAL 17
2.5 ISTILAH TAMBANG DALAM EKSPLOITASI 17
BAB III 21
PENUTUP 21
3.1 KESIMPULAN 21
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini mempunyai latar belakang masalah tentang EKSPLORASI dan EKSPLOITASI sumber daya mineral dan strategi pengolahan sumber daya mineral.
EKSPLORASI dan EKSPLOITASI adalah kata yang sudah tidak asing ditelinga kita, kedua istilah tersebuat sebenarnya memiliki istilah yang sangat erat sekali jika dikaitkan dengan sebuah kepentingan atau tujuan kegiatan. Eksplorasi pengertian suatu bentuk kegiatan penggalian informasi atau kumpulan data - data yang dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan beberapa data maupun informasi - informasi yang nantinya akan diteliti atau di informasikan kepada pihak - pihak lain yang membutuhkanya.
1.2 PENGERTIAN EKSPLORASI & EKSPLOITASI
EKSPLORASI adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data / informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Sedangkan pengertian dari EKPLOITASI sendiri adalah upaya atau bentuk kegiatan yang sifatnya cenderung pada penggalian potensi - potensi yang terdapat pada suatu obyek sebagai tingkat lanjut dari kegiatan eksplorasi.
Kedua bentuk kegiatan ini memiliki kaitan yang sangat erat sekali jika kita memandangnya dari segi kepentingan tertentu atau yang biasa kita kenal dengan ungkapan mencari uang. Tetapi tanpa kita sadari sudah banyak dari kita juga melakukan kedua hal tersebut demi kepentingan pribadi, yang memiliki dampak negatif bagi kehidupan kita atau bagi orang lain.
BAB II
EKSPLORASI
MENURUT KBBI (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA)
Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan.
MENURUT SITUS WIKIPEDIA BERBAHASA INODENISIA (ID.WIKIPEDIA.ORG)
Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi.
MENURUT STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan.
Dari ke-tiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan bahwa Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta "studi kalayakan" dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
Sedangkan Studi Kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan dasar keputusan investasi. Kajian ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa bank/lembaga keungan lainnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini meliputi Pemeriksaanseluruh informasi geologi berdasarkan lkaporan eksplorasi dan factor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran hokum/perundang-undangan, lingkungan, social serta factor yang terkait.
1.1 PENGERTIAN EKSPLORASI
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi.
Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik - baiknya dengan memperhitungkan untung - ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan daerah eksplorasi tersebut.
Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :
Pemilihan daerah eksplorasi.
Studi pendahuluan.
Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya.
Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi.
Pengertian eksplorasi di "Abad Informasi dan Spiritual" saat ini, juga meliputi tindakan pencarian akan pengetahuan yang tidak umum atau pencarian akan pengertian metafisika-spiritual; misalnya tentang kesadaran (consciousness), cyberspace atau noosphere. Istilah ini dapat digunakan pula untuk mengambarkan masuknya budaya suatu masyarakat untuk pertama kalinya ke dalam lingkungan geografis atau budaya dari masyarakat lainnya. Meskipun eksplorasi telah terjadi sejak awal keberadaan manusia, kegiatan eksplorasi dianggap mencapai puncaknya pada saat terjadinya Abad Penjelajahan, yaitu ketika para pelaut Eropa menjelajah ke seluruh penjuru dunia untuk menemukan berbagai daerah dan budaya baru.
Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya. Penyelidikan tersebut adalah :
PENYELIDIKAN GEOLOGI
PENYELIDIKAN GEOKIMIA
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam, senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.
PENYELIDIKAN GEOFISIKA
Penyelidikan ini terdiri atas 4 metode yaitu :
Metode Geolistrik
Metode Seismik
Metode Magnet
Metode Gaya berat/Gravitasi
PEMBIRAN EKSPLORASI
Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi cadangan kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN EKSPLORASI
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dalam pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.
Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan menggunakan metode tertentu.
Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan bentuknya.
Mengetahui besaran dannilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan)
1.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN CARA EKSPLORASI
Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada :
Tahap eksplorasi.
Jenis bahan galian.
Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya
1.3.1 TAHAPAN EKSPLORASI
Tahapan dalam pekerjaan eksplorasi :
1. PENYELIDIKAN UMUM
STUDY PUSTAKA
Keadaan geologi regional
Keadaan tektonik
Keadaan paleogeography setting
Batasan luas daerah kerja
PENGECEKAN DILAPANGAN
Mencari singkapan batuan dan batubara
Mengambil contoh batuan dan batubara
2. PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
MEMETAKAN DAERAH KEGIATAN
Pemetaan Topografi
Pemetaan Foto Udara
INTERPRETASI KEADAAN GEOLOGI
Stratigrafi Kedudukan Batubara
Struktur Geologi
PEMBORAN
Korelasi
Hasil Perhitungan Cadangan
Bentuk Geometri Cadangan
Perkiraan Kualitas
3. PENYELIDIKAN DETAIL
PEMBORAN
Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
Anomaly geologi (sesar)
Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)
GEOFISIKA
Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
Struktur geologi
Bentuk endapan batubara
PENENTUAN METODE PENAMBANGAN
4. COMMERCIAL EXPLORATION PROGRAMME
1.3.2 JENIS BAHAN GALIAN
Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di dalamnyabermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi.
Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur.
Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk tubuh bahan galiannya biasanya teratur.
Bentuk dan sebaran bahan galian.
1.3.3 PENGELOMPOKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN
Endapan bahan galian dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan geologinya seperti bentuk endapan dan sebaran bahan berharga di dalamnya. Kreiter (1961) mengelompokkan menjadi 5yaitu kelompok a, b, c, d, dan e (Lampiran 2). Pengelompokan ini berkaitan dengan koefisien variasi bentuk.
Isometrik : ukuran panjang, lebar, dan ketebalannya relatif sama atau berbentuk seperti bola.
Lapisan : ukuran panjang dan lebarnya relatif sama, ketebalan relatif kecil.
Tabung : ukuran lebar dan ketebalannya relatif sama dan lebih pendek dari ukuran panjangnya.
1.3.4 SEBARAN BAHAN BERHARGA
Merata : pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil.
Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar.
Sangat tidak merata. Koefisien variasi sangat besar.
Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus pada (Lampiran 3), sedangkan pengelompokan endapan bahan galian berdasarkan variasi kadar, ketebalan, dan cadangan linier tertera pada (Lampiran 4).
1.4 METODE EKSPLORASI
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
Metoda langsung, terdiri dari :
Metoda langsung di permukaan
Metoda langsung di bawah permukaan
Metoda tidak langsung, terdiri dari :
Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.
Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara - cara sebelumnya.
1.4.1 METODE LANGSUNG
A). METODE LANGSUNG PERMUKAAN
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
Penyelidikan Singkapan (Out Crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar
Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.
Tracing Float (Penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden.
Tracing dengan Panning (Mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.
Trenching (Pembuatan Parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
B). METODE LANGSUNG BAWAH PERMUKAAN
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.
Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki bukit.
Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam pengeboran).
Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari "level" ke arah "level" yang dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh (sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.
1.4.2 METODE TIDAK LANGSUNG
A). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar "torsion balance", maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.
METODA MAGNETIK
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut :
Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan
Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup
Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.
METODA SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
Porositas (kadar air)
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
METODE GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau "potential electode" disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
B). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOKIMIA
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas.
Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli
Geologist.
Geophysist.
Exploration Geologist.
Geochemist.
Operator Alat, dll.
Rencana Biaya
Pemilahan waktu yang tepat
Penyiapan Peralatan atau Perbekalan
Peta Dasar.
Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.
Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter, Kantong sampel, Alat bor)
Alat Tulis.
Alat Komunikasi.
Keperluan sehari - hari.
Obat - obatan atau P3K.
Sesampai di Lapangan :
Membuat base camp (perkemahan).
Mencek peralatan atau perbekalan.
Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut.
Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan sebenarnya (bila perlu).
1.5 KEGIATAN EKSPLORASI
Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan penyusunan laporan.
Pengkajian data sekunder:
Mempelajari laporan terdahulu.
Mempelajari peta - peta.
Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi.
Pengkajian data primer :
Pengamatan dan pencatatan data di lapangan : singkapan, bongkah, parit dan sumur uji, hasil pemboran.
Pengambilan percontoh (pemercontohan).
Pengolahan data :
Analisis petrografi, mineragrafi, kimia.
Pengambaran peta sebaran bahan galian.
Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan.
1.6 PENYUSUNAN LAPORAN
Kerangka penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
Tempat dan kesampaian daerah penyelidikan,
Latar belakang dilakukannya penyelidikan,
Geologi dan bahan galian,
Kegiatan yang dilakukan,
Pengolahan data,
Hasil penyelidikan,
Kesimpulan dan saran,
Daftar pustaka,
Lampiran dan gambar.
BAB II
EKSPLOITASI
2.1 PENGERTIAN EKSPLOITASI
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian padat dan bahan galian cair serta gas.
EKSPLOITASI berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi adalah politik pemanfaatan, eksploitasi adalah untuk kepentingan ekonomi atau kesejahteraan. Ekspolitasi sumberdaya alam berarti mengambil dan menggunakan sumber daya alam itu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam keberlajutan dan ketersedian sumber daya alam itu. pasal 33 ayat (3) Undang - undang Dasar 1945 menggariskan bahwa "Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".
Salah satu asas penting dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan.
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui denganhati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)
Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-ulangan (recycling)
Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
2.2 FAKTOR PENDORONG EKSPLOITASI
Eksploitasi alam terjadi karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas.dimasa modern seperti saat ini kebutuhan manusia akan sumber daya alam sangatlah tinggi. Padahal tanpa mereka sadari eksploitasi yang mereka lakukan itu telah merusak lingkungan tempat mereka hidup sendiri. Salah satu faktor yang mendorong eksploitasi ini terjadi adalah kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Selain itu faktor ekonomi sangatlah berpengaruh penting dalam usaha eksploitasi alam ini. Eksploitasi alam seperti pertambangan batu kapur di daerah padalarang adalah salah satunya, kebutuhan akan bahan mentah odol, semen dll. Menjadikan gunung kapur itu sebagai lahan pengeruk rupiah yang cukup menjanjikan, selain karena faktor masyarakat sekitar yang menggantungkan kehidupan mereka dari hasil pengolahan tambang batu kapur tersebut.
2.3 PERTAMBANGAN & KARAKTERISTIK DESA PERTAMBANGAN
Pada umumnya jika kita berbicara masalah desa, maka secara tidak langsung kita akan membahas masyarakat pertanian. Hal ini karena mayoritas masyarakat desa bekerja dalam sektor pertanian. Sebagaimana diungkapkan oleh Wibberly dalam Tjondronegoro (1999 : 59) yang mendefinisikan desa sebagai suatu negeri yang memperlihatkan penggunaan tanah yang luas sebagai ciri penentu, baik pada waktu sekarang maupun beberapa waktu yang lampau. Jadi pedesaan merupakan kesatuan wilayah yang diorganisir dengan wewenang otonomi untuk mengatur masyarakat dan wilayah yang dibatasi serta menggambarkan penggunaan tanahnya untuk kehidupan pertanian, peternakan dan perikanan.
Selain identik dengan pertanian kita juga bisa melihat desa dari segi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dan dikategorikan sebagai masyarakat yang masih hidup dalam suasana dan arah pemikiran pedesaan. Biasanya mereka pekerja, berbicara, berpikir dan melakukan kegiatan apapun selalu mendasarkan diri pada apa-apa yang biasanya berlaku di daerah pedesaan (Siswopangripto dan Sastrosupono, 1984:20).
Pada umumnya desa-desa di Indonesia dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan pengertian administratif, kita dapat menjumpai berbagai jenis desa, misalnya bila dilihat dari jenis tofografi ada desa pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi dan pantai. Berdasarkan usahanya, ada desa petani sawah menetap, kampung peladang berpindah-pindah, desa perkebunan rakyat dan desa nelayan. Namun ada juga desa yang mengadakan usaha spesifik misalnya desa penghasil buah-buahan, desa industri kapur, genting, desa kerajinan tangan dan sebagainya. Tetapi satu ciri yang mereka memiliki banyak biasanya masih ada (Tjondronegoro, 1999:19).
Desa-desa yang memiliki usaha spesifik sebagaimana disebutkan diatas jumlahnya sangat sedikit, karena pada umumnya desa-desa di Indonesia berada dalam sektor pertanian. Salah satu desa yang tergolong dalam desa pemilik usaha spesifik adalah desa pertambangan. Jumlah desa yang bergerak dalam bidang pertambangan di Indonesia memang sangat sedikit, hal ini karena potensi sumber daya alam berupa bahan galian tambang hanya tersebar pada daerah-daerah tertentu saja. Sehingga tidak semua daerah sumber daya alamnya dapat dijadikan sebagai bahan galian tambang.
Pertambangan pada hakikatnya merupakan upaya pengembangan sumber daya alam mineral dan energi yang potensisal untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat, melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, pengusahaan, dan pemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut bertumpu pada pendayagunaan berbagai sumber daya, tertutama sumber daya alam mineral dan energi, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen (Ruchiyat, 1980: 162).
Pengolahan dalam bidang pertambangan berbeda halnya dengan pertanian yang ditentukan oleh musim. Selama sumber bahan galian masih tersedia di alam maka eksploitasi terhadap sumber daya alam tersebut terus dilakukan. Oleh karena itu etika lingkungan sangat diperlukan sebagai pengendali dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan. Etika lingkungan merupakan petunjuk atau perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Melalui etika lingkungan, kita tidak saja mengimbngi hak dengan kewajiban terhadap lingkungan tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam bata kepentingan hidup kita (Soerjani, 1987 : 15).
2.4 KETERKAITAN EKSPLOITASI DENGAN PENYIMPANGAN SOSIAL
Dari penjelasan diatas bahwa eksploitasi ada keterkaitanya dengan penyimpangan sosial. Kegiatan penambangan ini disatu sisi menjadi penghasilan utama masyarakat/para penambang batu kapur tetapi di lain sisi aktifitas penambangan yang berlebihan ini tanpa disadari telah mengakibatkan kerusakan alam yang berakibat pada kelangkaan sumber daya alam seperti: berdasarkan penuturan masyarakat sekitar daerah penambangan batu kapur di sana sering terjadi kesulitas mendapatkan air tanah ketika musim kemarau, polusi udara akibar dari aktifitas pembakaran dan pengolahan batu kapur, hilangnya daerah resanpan air, dan menyebabkan dearah tersebut menjadi rawan bencana alam.
Akhirnya dari kerusakan alam ini akan berdampak kembali kepada masyarakat itu sendiri. Dan tanpa disadari masyarakat penambang tersebut telah melakukan penyimpangan sosial karena merugikan masyarakat banyak akibat dari rusaknya lingkungan, padahal pemerintah daerah telah mengatur sebagaimana dalam perda no 10 tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara Poin a: "Bahwa mineral dan batu bara merupakan potensi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara beryada guna, bertanggung jawab, berwawasan lingkungan, berkelanjutan, berdaya saing, efesien, guna menjamin pembangunan daerah yang berkelanjutan, serta pemanfaatanya ditunjukan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat." Namun dalam implemantasinya, penambangan yang dilakukan di daerah padalarang tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Para penambang lebih mengutamakan hasil tambang yang optimal dan terkesan berlebih karena tidak ada regulasi pembatasan penambangan batu kapur yang jelas.
2.5 ISTILAH TAMBANG DALAM EKSPLOITASI
Penyiapan Tambang ( Mine Development )
Tahap kegiatan untuk menyiapkan prasarana dan sarana yang akan diperlukan pada tahap kegiatan penambangan.
Eksploitasi ( Exploitation )
Penggatian endapan bahan galian dari kulit bumi secara ekonomis dengan menggunakan sistem penambangan tertentu.
Batuan Samping ( Country Rock )
(1) Batuan yang mengelilingi massa intrusi batuan beku atau urat bijih; (2) batuan yang tidak mengandung mineral berharga (berkadar rendah) yang mengelilingi tubuh bijih.
Mineral Ikutan ( Accessory Mineral; Gangue Mineral )
Mineral pembentuk batuan hasil kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah relatif sedikit (kurang dari 5%), ada tidaknya mineral tersebut dalam batuan tidak berpengaruh dalam penentuan nama batuan, msl. apatit, zirkon, magnetit, rutil, dan sebagainya.
Limbah ( Waste )
Zat padat, cair, atau gas yang dibuang, diemisi, atau diendapkan pada lingkungan hidup dalam jumlah tertentu yang dapat menyebabkan perubahan kualitas lingkungan hidup.
Mineral Urat ( Vein Mineral )
Mineral-mineral yang mengisi atau membentuk urat.
Urat Bernas ( Oreshoot )
Bagian dari urat bijih yang memiliki konsentrasi bijih lebih kaya dari sekelilingnya.
Endapan Berlapis ( Bedded Deposit )
Endapan bijih yang letaknya relatif datar dan sejajar dengan perlapisan batuan induknya.
Singkapan ( Out Crops )
Bagian dari satuan batuan atau bahan galian berharga yang tersingkap di permukaan bumi.
Apungan ( Float )
Potongan-potongan lepas dari batuan atau bijih yang terdapat pada atau dekat permukaan tanah, atau dasar sungai; dapat digunakan sebagai petunjuk adanya mineralisasi; sin. Serpihan.
Lapisan Penutup ( Overburden )
Lapisan tanah atau batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian berharga itu.
Batuan Berlapis ( Bedded Rock )
Batuan sedimen yang terdiri dari beberapa lapisan batuan.
Batuan Dasar ( Bedrock; Base Rock )
Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang ekonomis untuk ditambang; sin. batuan landas.
Dinding Atas ( Hanging Wall )
Batuan yang terletak di atas endapan bijih atau urat bijih yang miring.
Dinding Bawah ( Foot Wall )
Batuan yang terletak di bawah endapan bijih atau urat bijih yang miring.
Miring,Kemiringan ( Dip; Grade; Slope )
(1) sudut yang dibentuk antara bidang perlapisan batuan dengan bidang horizontal; (2) besarnya kenaikan atau penurunan jalan/lereng untuk setiap jarak horizontal 100 m (ft), dinyatakan dalam %; (3) sudut yang dibuat antara bidang horizontal dengan bidang aliran material pada suatu alat pengolahan bahan galian, dinyatakan dalam derajat.
Jurus ( Strike )
Garis perpotongan antara bidang perlapisan dan bidang horizontal yang dinyatakan dalam arah azimut dan tegak lurus terhadap arah kemiringan (dip).
Terowongan ( Tunnel )
(1) lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua lereng bukit; (2) lubang bukaan yang berada di bawah tanah atau air, kedua ujungnya berhubungan langsung dengan udara luar.
Terowongan Buntu ( Adit, )
Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi; sin. terowongan buntu.
Terowongan Silang ( Cross Cut )
Terowongan atau jalan dalam tambang bawah tanah yang menyilang jurus cebakan atau urat.
Lorong Angkut ( Haulage Drift )
Lubang bukaan yang relatif mendatar pada tambang bawah tanah yang dipergunakan untuk pengangkutan bijih berai.
Lorong Angkut Utama ( Main Haulage Way )
Jalan utama pada tambang bawah tanah yang berfungsi untuk pengangkutan bijih berai.
Lorong Naik ( Raise )
Lubang bukaan miring atau tegak di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) bawah menuju ke paras diatasnya (lihat juga lorong turun).
Lorong Turun ( Winze )
Lubang bukaan tegak atau miring di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) atas menuju ke paras dibawahnya.
Sumuran Buntu ( Blind Shaft )
Sumuran pada tambang bawah tanah yang tidak berhubungan langsung dengan udara luar lihat juga sumuran tegak; sin. sumuran buta.
Lombong ( Stope )
Lubang bukaan dalam tambang bawah tanah tempat penambangan berlangsung.
Lopak ( Sump )
Sumuran dangkal tempat penampungan air atau lumpur yang bersifat sementara di dalam tambang sebelum dipompa ke luar; sin. pelimbahan; ceruk.
Pelombongan Terbuka ( Open Stope )
Cara pelombongan pada cebakan bijih dan batuan samping yang kuat sehingga tidak memerlukan penyangga buatan; hanya bila diperlukan dapat ditinggalkan sebagian kecil bijih sebagai pilar-pilar.
Kribing ( Cribbing )
Penyangga kayu yang terdiri atas susunan balok kayu persegi panjang yang yang dipasang secara beraturan menutupi dinding sumuran.
Muka,Permuka Kerja ( Face; Front, )
Permukaan batuan atau bahan galian yang sedang digali (ditambang); sin. medan kerja.
Sumuran Kombinasi ( Combination Shaft )
Lenis sumuran yang merupakan kombinasi sumuran tegak dan sumuran miring, berfungsi sebagai jalan keluar masuk utama ke tambang bawah tanah.
Batuan Tudung ( Cap Rock )
Batuan kurang telap berstruktur cembung yang menutupi batuan waduk atau akuifer
Pasca Tambang ( Post Mining )
Pasca tambang adalah masa setelah berhentinya kegiatan tambang pada seluruh atau sebagian wilayah usaha pertambangan eksploitasi/operasi produksi, baik karena berakhirnya izin usaha pertambangan dan atau karena dikembalikannya seluruh atau sebagian wilayah usaha pertambangan eksploitasi/operasi produksi.
Tiang ( Posts )
Bagian dari sistem penyanggaan yang dipasang tegak atau agak miring pada tambang bawah tanah.
Penyanggaan Tunggal ( One Piece Set )
Sebutan untuk sebatang balok kayu yang digunakan untuk penyanggaan tambang bawah tanah ditempat yang rawan ambruk; sin. Prop.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sumber daya alam merupakan anugrah terindah dari yang maha kuasa yang harus kita jaga, lestarikan dan dimanfaatkan. Akan tetapi dimanfaatkan di sini bukan berarti menguras habis sumberdaya alam yang tersedia namun kita juga harus bias memberdayakanya untuk anak cucu kita kelak dimasa yang akan datang. Eksploitasi yang berlebihan dapat menimbulkan bencana alam yang sangat dasyat, contohnya seperti tanah longsor, gempa bumi (local) dan bencana - bencana lainya yang tentunya bisa membahayakan kehidupan manusia dimuka bumi ini.
Penulis menyarankan kepada para pembaca khususnya mereka yang menggeluti bidang pengekploitasian sumber daya alam dalam melakukan karirnya agar lebih berhati - hati dan tidak mengeksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan. Tentu kita tau akibatnya apa bila melakukan eksploitasi berlebihan, telah kita bahas di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kabarsaham.com/2011/pengeboran-migas-sulbar-mulai-temukan-gelembung.html
Sukandarrumidi. (1999). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
MAKALAH EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI PAGE" 21