LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK EKSPLORASI
DisusunOleh : KELOMPOK II
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK EKSPLORASI
DisusunOleh : ………………. 7100……. KELOM KELOMPOK POK II
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK EKSPLORASI
DisusunOleh : ………………. 7100……. KELOM KELOMPOK POK II
KATA PENGANTAR
Dengan puji dan syukur syukur penulis panjatkan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Esa, Atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Eksplorasi Eksplorasi yang di laksanakan laksanakan di Dusun Duwetgentong Duwetgentong,, Desa Srimulyo, Srimulyo, Kecamatan Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul dengan tepat waktu. Penyusunan laporan praktikum ini
sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata
kuliah Praktikum Teknik Eksplorasi pada Program Studi Teknik Pertambangan, Sekolah Teknologi Nasional Yogyakarta. Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak , Ir. Ag. Isjudarto, MT, selaku Dosen Pembimbing 2. Seluruh Asisten Asisten Dosen yang yang telah membimbing dan membantu kami 3. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan ini
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................................ii KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iii DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................v DAFTAR TABEL..................................................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1 1.1 Maksud dan Tujuan Penelitian ..............................................................................1 1.2 Perizinan ................................................................................................................2 1.3 Sejarah Penyelidikan .............................................................................................3 BAB II GEOGRAFI DAN KEADAAN GEOLOGI .............................................................5 2.1 Geografi Daerah Penelitian..................................................................................5 2.2 Geologi Regional
..........13
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1. Peta Kesampaian Daerah Praktikum Eksplorasi.............................6 Gambar2.2.Vegetasi Mahoni dan Lamtoro di Daerah Penyelidikan ..................8 Gambar2.3. Bentang Alam Perbukitan Landai di Daerah Peneitian ..................11 Gambar2.4. Bentang Alam Dataran Persawahan di Daerah Peneitian ..............11 Gambar 2.5. Satuan Geomorfik Fluvial (sungai Watu Wayang)........................12 Gambar2.6.Peta Morfologi Daerah Penelitian....................................................13 Gambar2.7. Stratigrafi Daerah Penelitian ...........................................................15 Gambar2.8. Struktur Kekar yang Berkembang di Daerah Teli tian ....................15 Gambar3.1.LokasiBase Camp . ...........................................................................19 Gambar3.2. Lokasi Base Camp II .......................................................................20 Gambar3.3. Lokasi OC 1 ....................................................................................20 Gambar 3.4. Lokasi OC 2 ...................................................................................21 Gambar3.5. Lokasi OC 3 ....................................................................................22 Gambar3.6. Lokasi OC 4
....................22
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Koordinat Kavling Eksplorasi Kelompok II......................................2 Tabel 2.1.Pola Curah Hujan Tahun 2009 - 2011. ...............................................7 Tabel 2.2. Penggunaan Lahan Kecamatan Piyungan ..........................................9 Tabel 2.3. Klasifikasi kemiringan lereng (Van Zuidam, 1983) ..........................10 Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Cadangan..............................................................34
BAB I PENDAHULUAN
1.1. 1.1.
Maksu aksud d dan dan Tu Tuju juan an Penel enelit itia ian n
Maksud dari dari kegiatan eksplorasi pemetaan geologi adalah adalah untuk memperoleh informasi awal baik mengenai kondisi Geologi Geologi dan morfologi morfologi daerah telitian satuan morfologi morfologi di wilayah wilayah eksplor eksplorasi, asi, jenis batuan batuan (litologi), (litologi), penyeb penyebaran aran batuan, batuan, urutan urutan batuan atau stratigrafi, keberadaan struktur geologi serta mengetahui lebih rinci mengen mengenai ai poten potensi si endapa endapan n sumber sumberday dayaa batupa batupasir sir melipu meliputi ti karak karakteri teristik stik lapi lapisan san batupasir dan pola penyebarannya baik arah dan kemiringan batupasir, ketebalan dan lapisa lapisan n batupa batupasir sir yang yang ada, ada, kualita kualitass dan jumlah jumlah cadang cadangan an batupa batupasir sir yang yang terdapa terdapatt diareal penyelidikan. Data-data diatas bertujuan sebagai bahan acuan didalam mengambil suatu kesimpulanmengenai penyebaran dan dan jumlah cadangan dari bahangalian batupasir di daerah penelitian.
1.2.
Perizinan
Waktu kegiatan mulai dari persiapan, kegiatan lapangan, pengolahan data studio dan pembuatan pembuatan laporan. laporan. Kegiatan Kegiatan eksplorasi dilaksanak dilaksanakan an pada hari Selasa, 23Desember 2014 di kavling kelompok II di daerah Watu Wayang, Dusun Duwet Gentong, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Kemudian pengolahan data studio dan pembuatan laporan dilaksanakan pada tangggal 24 Desem Desembe berr 2014 2014 – 23 Janua Januari ri 2015 2015.. Tangga Tanggall 23 23 Desemb Desember er 2014 2014 eksplo eksploras rasii pada pada Blok Blok Kelomp Kelompok ok II dengan dengan luas 4 ha,di daerah Watu Wayang dengan batas koordinat sebagai berikut : KOORDINAT WILAYAH IZIN EKSPLORASI KAVLING KELOMPOK II
Lokasi · Pr P rovinsi · Kabupaten · Kecamatan
: : :
D.I Yogyakarta Bantul Piyungan
Jawa Pemeluk Pemeluk Agama Agama secara umum memeluk memeluk agama agama Islam. Mayoritas Mayoritas pendud penduduk uk mempunyai mata pencaharian pencaharian sebagai petani, dan sebagian bekerja pada pencari kayu. Sarana Pendid Pendidikan ikan yang terdapat terdapat di daerah Watu Watu Wayangcuku Wayangcukup p memadai memadai yaitu terdapat terdapat SD N Jombor, Piyungan Piyungan dan SMP1 Piyungan.S Piyungan.Sarana arana kebutuhan kebutuhan sehariseharihari yang tersedia adalah berupa Pasar Piyungan, sementara tempat peribadatan peribadatan yang ada adalah terdapat terdapat 1 buah Masjid Al Falah Falah yang digunakan digunakan untuk beribadah. beribadah.
1.3.
Sejarah Pe Penyelidika ikan
Beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan studi yang terkait dengan daerah telitian secara lokal maupun secara regional, meliputi : a. Bothe (1929), (1929), melakukan melakukan penelitian penelitian pada pada Zona Zona Pegunung Pegunungan an Selatan Selatan dan dan merupakan
orang
pertama
yang
berhasil
menyusun
stratigrafi
Zona
Pegunungan Selatan. b. Van
Bemmelen
berdasarkan
(1949),
mengelompokkan geologi
regional
Pulau
jawa
fisiografimenjadi beberapa zona, salah satunya adalah Zona
h. Sudarno, pada tahun 2007 telah melakukan penelitian tentang evolusi tegasan purba dan genesa sesardi daerah Pegunungan Selatan DIY dan sekitarnya. “Potensi Geologi Pegunungan Selatan dalam Pengembangan Wilayah”.
BAB II GEOGRAFI DAN KEADAAN GEOLOGI
2.1. Geografi Daerah Penelitian
Kecamatan Piyungan
secara administratif terdiri dari 3 desa, 60 dusun.
Kecamatan Piyungan berada di sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Piyungan mempunyai luas wilayah 3.254,86 Ha. Desa di wilayah administratif Kecamatan Piyungan : 1. Desa Sitimulyo 2. Desa Srimartani 3. Desa Srimulyo Secara geografis wilayah Kecamatan Piyungan berbatasan dengan :
Utara : Kecamatan Prambanan dan Berbah;
Timur : Kecamatan Patuk;
Selatan : Kecamatan Pleret;
Lokasi daerah penelitian berjarak sekitar ± 14 km dari Kampus STTNAS Yogyakarta, dapat dicapai dengan kendaraan roda 2 dua dan roda empat melalui jalan beraspal, dan jalan berbatu selama kurang lebih ± 30 menit dari Kampus STTNAS Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi pengamatan dan melakukan pengambilan contoh batuan, pada beberapa lokasi harus berjalan kaki melalui jalan setapak. Peta kesampaian daerah penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.
Penduduknya sebagian besar menjadi menjadi petani karena daerah ini memiliki tanah yang relatif subur.Di daerah ini juga terdapat beberapa situs peninggalan masyarakat Hindu seperti tempat pemujaan.Salah satunya berada di dusun Payak, Srimulyo. B. Iklim
Daerah eksplorasi mempunyai iklim yang relatif sama dengan daerah lainnya di Indonesia yaitu beriklim tropis yang dicirikan dengan pergantian dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Kecamatan Piyungan beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya.Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Piyungan adalah 32ºC dengan suhu terendah 23ºC. Bentangan wilayah di Kecamatan Piyungan 41% berupa daerah yang datar sampai berombak dan 59% berupa daerah yang berombak sampai berbukit. C. Curah Hujan
Data curah hujan disajikan sebagai perbandingan adalah data pada tahun 2009
9.
September 0
0
0
0
0
0
0
0
0
52
12
11. November 8,00
192,20
54
1000
4216
124
12. Desember
225,71
122
1899
3566
127
10. Oktober
0
10,43
Jumlah
72,74
1089,13
643
8234
15448
766
Sumber : Dipertahut Kabupaten Bantul 2010
Keterangan : Bulan basah = curah hujan lebih dari 100mm Bulan lembab = curah hujan antara 60 - 100mm Bulan kering = curah hujan kurang dari 60mm
D. Vegetasi
Terdapat berbagai variasi vegetasi yang dapat ditemui di lokasi penelitian. Pada daerah pemetaan dapat dijumpai tumbuh-tumbuhan.sepertijenis tanaman pangan, tanaman kebun dan tanaman kayu untuk kebutuhan bangunan. Yang meliputi tanaman pangan yang terdapat di lokasi penelitian adalah : padi, jagung, kacang tanah, ketela,
E. Tata Guna Lahan
Penggunaan pemanfaatan
lahan
lahan
yang
adalah ada
informasi di
yang
Kecamatan
menggambarkan
Piyungan.Penggunaan
sebaran lahan
diklasifikasikan menjadi Kampung/Permukiman, Sarana Sosekbud, Pertanian, Perhubungan, Perindustrian, Pariwisata, Pertambangan, Hutan, dan Air Permukaan. Selain itu pada tahun 2009 juga telah terjadi alih fungsi lahan, dari tanah pertanian menjadi permukiman atau menjadi tempat usaha, hal tersebut berdasarkan analisis ijin pengeringan selama tahun 2008. Dengan adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian harus medapat perhatian yang khusus, karena dimungkinkan akan adanya penyusutan dalam hal hasil pertanian. Tabel 2.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Piyungan
Jenis Penggunaan Lahan (Ha) Kecamatan
Piyungan
Kampung
Sawah
331,89
1.331,60
Kebun Campur 717,00
Tegalan Hutan 551,58
-
Tanah
Lain-
Tandus
lain
-
Jumlah
379,93 3.312,00
2.1.3. Morfologi Daerah Penyelidikan
Dari interpretasi dan analisa peta topografi serta pengamatan kenampakan morfologi dilapangan, dijumpai kenampakan pola aliran sungai, bukit, lembah, serta pengaruh litologi dan struktur geologi. Daerah penelitian dibentuk oleh satuan perbukitan homoklin yang terdiri dari: 1. Pada daerah telitian hampir 80% berupa daerah perbukitan, pada bagian selatan daerah penelitian berupa perbukitan yang mempunyai kontur yang tinggi jika dibandingkan pada utara daerah penelitian. 2. Pola umum perbukitan pada daerah telitian relatif berarah barat-timur yang memanjang dari barat ke timur dan menempati hampir diseluruh daerah telitian. 3. Elevasi dan kelerengan pada daerah telitian dibagi menjadi empat yaitu : daerah dengan kelerengan hampir datar (0 – 2%), daerah dengan kelerengan landai (3 - 7 %), daerah dengan kelerengan miring (8 – 13%), daerah dengan kelerengan agak curam (14 - 20 %). 4. Perbedaan relief ditunjukkan dengan perbedaan elevasi yang relative kecil,
Gambar 2.3 Bentang Alam Perbukitan Landai di Daerah Peneitian
disusun oleh material sedimen klastik, kemiringan lereng 14 - 20% (agak curam), menempati disepanjang bagian utara hingga sebagian daerah
selatan
daerah
telitian.Kemiringan lereng pada subsatuan ini adalah miring hingga curam. b. Subsatuan Geomorfik Dataran Limpah Banjir (F2)
Subsatuan ini menempati 6%
dari luas daerah telitian dan merupakan suatu dataran yang rata - landai, disusun oleh material lepas hasil transportasi dari tubuh sungai, kemiringan lereng 0 - 2% ( rata/hampir rata ) menempati di sepanjang sungai
daerah
telitian.
Kemiringan lereng pada subsatuan ini adalah rata hingga landai. c. Subsatuan Geomorfik Dataran Alluvial (F3) Subsatuan ini menempati 10% dari luas daerah telitian dan merupakan suatu dataran yang rata - landai, disusun oleh material
lepas
hasil
transportasi
dari
hasil erosinal
dari
batuan
sedimen,
kemiringan lereng 0 - 2% ( rata/hampir rata ) menempati disepanjang bagian timur
daerah telitian. Kemiringan lereng pada subsatuan ini adalah rata hingga
landai. Stadia Geomorfologi dan Tahapan Erosi dipengaruhi
oleh
faktor
iklim,
relief (kelerengan), struktur geologi, sifat fisik dan resistensi batuan, serta siklus
sungai yang terjal dan bentuk memanjang sungai, pola aliran, sudut kelerengan dan litologi. Untuk menunjang hasil pengamatan lapangan, penulis kemudian melakukan analisis
sudut kelerengan secara kuantitatif dan pola pengaliran
berdasarkan interpretasi dari peta topografi. Pengamatan lapangan daerah telitian
menunjukkan
sudah berkembang
kearah
bahwa perkembangan erosi pada erosi vertikal
yang menyebabkan
terbentuknya suatu lereng-lereng yang terjal yang berada dipinggiran sungaisungai dan dalam dengan kelerengan yang miring. Berikut merupakan gambaran interpretasi morfologi di sekitar daerah penelitian dengan media peta topografi.
suatu struktur yang sangat dominan. Proses-proses diatas mengontrol besarnya transportasi suplai sedimen pada sistem fluviatil yang bekerja pada aliran Sungai, hal ini membuktikan bahwa proses geologi muda yang bekerja pada daerah telitian berjalan secara intensif dan bersifat kontinyu. A. Stratigrafi Penulis menyusun stratigrafi daerah telitian berdasarkan ciri – ciri litologi yang dijumpai dilapangan dengan mengikuti pembagian dan tata nama stratigrafi dari Pringgoprawiro, 1983, guna mengetahui tektonostratigrafi dan stratigrafi yang terkait dengan daerah telitian. Untuk pembagian satuan batuan, penulis menggunakan satuan tidak resmi yang mengacu pada pembagian tata nama yang sesuai dengan kaidah Sandi Stratigrafi Indonesia (1996). Secara umum daerah telitian didominasi oleh litologi batupasir, namun penulis berusaha membaginya kedalam satuan – satuan batuan yang lebih detil berdasarkan karakteristik dari setiap litologi yang dominan. Urutan stratigrafi daerah telitian dari tua ke muda meliputi : 1. Satuan Batupasir Semilir
dibeberapa tempat berbutir kasar, terpilah baik dan susah ditemukan fosil, semen silika, Pada satuan batuan ini juga ditemukan adanya struktur sedimen berupa parallel laminasi.
Gambar.2.7. Stratigrafi Daerah Penelitian
Struktur
geologi
yang
berkembang
di
daerah
penelitian
diidentifikasi
BAB III KEGIATAN EKSPLORASI
3.1. Metode Penyelidikan
Metode eksplorasi yang dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan geologi permukaan dengan tujuan yang akan dicapai adalah untuk pembuatan peta lokasi pengamatan, peta topografi, dan peta geologi, dan penyelidikan singkapan dan tracing float. Metode penyelidikan yang dipakai merupakan metoda langsung permukaan yang di jabarkan sebagai berikut : 1. Penyelidikan singkapan (out crop) Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya material di permukaan bumi dan dapat juga dilihat
3. Pengumpulan Data Data-data yang digunakan untuk menunjang kegiatan eksplorasi yaitu: a. Data primer yang berupa data lapangan, meliputi : -
Ploting lokasi pengamatan.
-
Pengambilan conto batuan untuk deskripsi batuan
-
Deskripsi batuan secara megaskopis untuk menentukan penamaan batuan.
-
Pengamatan morfologi secara langsung untuk menentukan satuan bentuk lahan geomorfiknya.
b. Data sekunder, yang berupa : -
Data informasi geografi dan demografi daerah eksplorasi.
-
Literatur penyelidikan sebelumnya.
-
Data geologi regional daerah eksplorasi.
3.2. Tahap Penyelidikan
Penelitian lapangan secara umum dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pramapping dan tahap pemetaan (mapping).
batuan, pengamatan geomorfologi dan struktur
geologi yang berkembang pada
daerah telitian serta melakukan pengukuran penampang stratigrafi terukur (profil). C. Pengolahan Data Tahap pengolahan data yaitu dengan melakukan penggabungan dari hasil studi pustaka dan literatur yang dilakukan di studio dengan hasil
pengamatan
serta pengambilan data lapangan yang didukung oleh analisis laboratorium, yang meliputi : analisa kemiringan lereng, analisa paleontologi, analisa petrografi, analisa etsa dan analisa struktur geologi. Data-data lapangan berupa pengukuran penampang stratigrafi terukur (profil) dianalisis berdasarkan aspek fisik dan biologi batuan guna mengetahui lingkungan pengendapan berdasarkan pendekatan model-model yang telah dibuat oleh beberapa ahli. Penyusunan Laporan
tahap akhir dari seluruh kegiatan penelitian yang
telah dilakukan disajikan dalam bentuk laporan dan peta yang merangkum semua permasalahan yang diangkat penulis beserta hasil analisis guna menjawab permasalahan diatas. Tahapan analisis data berupa, analisis jenisa batuan dan bahan galian dan
Tiba Pukul
: 06.00WIB .
Cuaca
: Cerah .
Kegiatan
: Persiapan menuju Base Camp.
2. Kedudukan Lokasi : Base camp Tempat
: Jalan Persawahan
Koordinat
: X=441165, Y= 9132790, Z= 83
Tiba Pukul
: 09.30 WIB.
Cuaca
: Cerah.
Kegiatan
: Persiapan masing-masing kelompok menuju lokasi praktikum.
Gambar.3.2. Lokasi Base Camp II
2. Kedudukan Lokasi : OC 1 Tempat
: Singkapan Batu Pasir .
3. Kedudukan Lokasi : OC 2 Tempat
: Singkapan Batu Pasir .
Koordinat
: X=442212,685
Elevasi
: 103,707153
Tiba Pukul
: 10.03WIB .
Cuaca
: Cerah .
Kegiatan
: Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi Lokasi.
,Y=9132917,704
,Z= 103,707153
Gambar.3.7. Lokasi OC 3
5. Kedudukan Lokasi : OC 4 Tempat
: Sungai
6. Kedudukan Lokasi : OC 5 Tempat
: Sungai.
Koordinat
: X=442162,924
Elevasi
: 87,605103
Vegetasi
: Mahoni, Dondong, Mangga, Jati
Tiba Pukul
: 11.25WIB .
Cuaca
: Mendung .
Kegiatan
: Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi Lokasi.
,Y=9133025,87
,Z= 87,605103
Gambar.3.10. Lokasi OC 6
8. Kedudukan Lokasi : OC 7 Tempat
: Sungai.
Koordinat
: X=442225,204
Elevasi
: 95,536011
,Y=9132995,319
,Z= 95,536011
8. Kedudukan Lokasi : OC 8 Tempat
: Kaki Bukit
Koordinat
: X=442125,268
Elevasi
: 107,552368
Vegetasi
: Mahoni, Jati, Lamtoro.
Tiba Pukul
: 13.00WIB .
Cuaca
: Mendung .
Kegiatan
: Deskripsi batuan, Sampling, Sketsa Lokasi, Interpretasi Lokasi, Ploting Area
,Y=9132871,257
,Z= 107,552368
Gambar.3.11. Lokasi OC 9
telah di plot sebelumnya untuk mencari singkapan batuan. Ketika singkapan telah ditemukan tahapan yang selanjutnya dilakukan yaitu mengambil sample batuan di area singkapan kemudian tahapan selanjutnya kami mengeplot area di temukannya singkapan menggunakan GPS. Hal ini dilakukan untuk menandai area ditemukannya singkapan agar memudahkan pada proses pembuatan peta. Tahapan ini dilakukan berulang kali mengitari area eksplorasi sampai kembali pada lokasi pertama ditemukannya singkapan serta sample batuan. Sedangkan lokasi singkapan yang kami dapatkan dari hasil eksplorasi tersebut berjumlah 9 lokasi sehingga terdapat 9 sample batuan yang telah kami ambil.
BAB IV HASIL EKSPLORASI
4.1. Kondisi Geografi Dan Geologi Daerah Penelitian
Berdasarkan pembagian diatas, daerah telitian dikelompokkan menjadi dua satuan geomorfik, yaitu :
Satuan Geomorfik Bentukan Struktural ( S )
Satuan Geomorfik Bentukan Fluvial ( F )
Kedua satuan tersebut disajikan pada peta topografi. Satuan Geomorfik Bentukan Struktural : a. Subsatuan Geomorfik Perbukitan Homoklin (S1)
Subsatuan ini menempati
50% dari luas daerah telitian dan merupakan suatu perbukitan yang miring – agak curam, disusun oleh material sedimen klastik, kemiringan lereng 14 - 20% (agak curam), menempati disepanjang bagian daerah selatan daerah telitian. Kemiringan lereng pada subsatuan ini adalah miring hingga landai.
Pringgoprawiro, 1983, guna mengetahui tektonostratigrafi dan stratigrafi yang terkait dengan daerah telitian. Secara umum daerah telitian didominasi oleh litologi batupasir, namun penulis berusaha membaginya kedalam satuan – satuan batuan yang lebih detilb erdasarkan karakteristik dari setiap litologi yang dominan.
dominasi litologi batupasir vulkanik berwarna kuning – abu-abu, sedikit keras, struktur perlapisan – laminasi, berukuran butir pasir sangat halus – sedang dan dibeberapa tempat berbutir kasar, terpilah baik dan susah ditemukan fosil, semen silika, Pada satuan batuan ini juga ditemukan adanya struktur sedimen berupa parallel laminasi
4.2. Keadaan Endapan/Bahan Galian A. Penyebaran
Penyebaran endapan bahan galian di daerah penelitian hampir merata di seluruh wilayah Kavling kelompok 2, hal ini berdasarkan pengamatan langsung yang diperoleh di lapangan dan dari analisa laboratorium tentang penyebaran bahan galian yang menyimpulkan bahwa di setiap area yang dilewati selalu ditemukan bahan galian tersebut, walaupun hanya beberapa singkapan (Out Crop) yang ditemui. Berikut merupakan lokasi penyebaran endapan batupasir di daerah penelitian.
batu pasir yang tahan terhadap cuaca namun mudah untuk dibentuk. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau. Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca. Dari sample yang kami dapatkan dari lapangan dapat kami simpulkan bahwa kualitas batupasir di lokasi penyelidikan memiliki kekerasan yang cukup resisten dan porositas yang rendah sehingga dapat dikatakan kualitasnya cukup bagus bila digunakan untuk kebutuhan konstruksi bangunan.
area. Rumus mean area digunukan untuk endapan yang mempunyai penampang uniform : V = 0,5 x (S 1 + S2) x L
Keterangan : S = Luas penampang L = Jarak antar penampang V = Volume cadangan Selanjutnya menghitung Tonase cadangan, dimana nilai berat jenis diperoleh dari data perusahaan yang telah ada. Rumus menghitung Tonase :
T = V x Bj
Keterangan : T = Tonase (ton) V = Volume (m3)
tepat. Batas kesalahan perhitungan baik kuantitas maupun kualitas tidak boleh lebih dari 20%. B. Cadangan Terkira/Teridikasi (indicated ) Cadangan terkira adalah cadangan yang jumlah tonase dan kadarnya sebagian diperoleh dari hasil perhitungan pemercontoan dan sebagian lagi dihitung sebagai proyeksi untuk jarak tertentu berdasarkan keadaan geologi setempat titik-titik pemerconto dan pengukuran jaraknya tidak perlu rapat sehingga struktur, kadar, ketebalan, kedudukan, dan kelanjutan endapan mineral serta batas penyebarannya belum dapat dihitung secara tepat dan baru disimpulkan/dinyatakan berdasar indikasi. Batas kesalahan baik kuantitas maupun kualitas 20% - 40%. C. Cadangan Terduga/Tereka (infered ) Cadangan terduga adalah cadangan yang diperhitungkan kuantitasnya berdasarakan pengetahuan geologi, kelanjutan endapan mineral, serta batas dari penyebaran.
Ini
diperhitungkan
dari
beberapa
titik
conto,
sebagian
besar
perhitungannya didasarkan kepada kadar dan kelanjutan endapan mineral yang mempunyai ciri endapan sama. Toleransi penyimpangan kesalahan terhadap
Blok I : - Luas Penampang A-A’ = 6480,718 m 2 - Luas Penampang B-B’ = 14423,083 m
2
- Rata-rata Luas 2 Penampang (A-A’ & B-B’)
= 6480,718 m 2 + 14423,083 m2 = 10.451,9274 m2 2 Volume Batupasir Blok I = 10.451,9274 m2 x 50 m = 522.596,37 m3 Tonase Batupasir Blok I = 522.596,37 m3 x 2,3 m3/ton = 1.201.971,65 ton Blok II : - Luas Penampang C-C’ = 10474,179 m
2
- Luas Penampang D-D’ = 11922,700 m 2 - Rata-rata Luas 2 Penampang (C-C’ & D-D’)
= 10474,179 m 2 + 11922,700 m2 = 11.198,4395 m2 2 Volume Batupasir Blok II = 11.198,4395 m2 x 50 m = 559.921,975 m3
Jadi hasil dari perhitungan cadangan endapan batupasir di lokasi penyelidikan di dapatkan : Jumlah Volume Batupasir : 1.082.518,345 m3 Jumlah Tonase Batupasir : 2.489.792,19 ton
BAB IV KESIMPULAN
4.1. Keadaan Lingkungan Daerah Penyebaran Endapan
Daerah pemetaan geologi kelompok II dilaksanakan di daerah Watu Wayang, Dusun Duwet Gentong, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan.yangsecara geografis terletak antara 7o 50’ 33.4” LS - 7 o 50’ 39.8” LS dan 110
o
28’ 28.4” BT - 110 o 28’
35” BT. Kegiatan praktikum ini berupa pemetaan geologi yang dilakukan pada blok kavling kelompok II. Keadaan lingkungan daerah penelitian sangat bervariasi, mulai dari pemukiman, persawahan, sungai, sampai perbukitan, hutan dan semak belukar. Penyebaran rata-rata endapan batupasir di daerah penyelidikan ditemukan di perbukitan landai dan sering tersingkap di daerah sungai.
4.2. Kondisi Geografi dan Kondisi Geologi
Kondisi geografi dan morfologi daerah penyelidikan berupa satuan geomorfik
yang menyimpulkan bahwa di setiap area yang dilewati selalu ditemukan bahan galian tersebut, walaupun hanya beberapa singkapan (Out Crop) yang ditemui. Dari hasil perhitungan cadangan endapan batupasir dari bukit Watu Wayang, maka diperoleh jumlah cadangan sebagai berikut : -
Jumlah Volume Batupasir : 1.082.518,345 m3
-
Jumlah Tonase Batupasir : 2.489.792,19 ton
DAFTAR PUSTAKA
Agus Haris, Metode Perhitungan Cadangan, Modul Responsi, Dep Teknik Pertambangan, ITB, Bandung, 2005 Metoda-Metoda
Konvensional.,
Departemen
Teknik
Pertambangan.
Institut
Teknologi Bandung, Bandung. Suhala, Supriatna., 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung. Sukandarrumidi, 1999, Bahan Galian Industri, Gajah Mada University Press, Bulaksumur, Yogyakarta. http://bantulkab.go.id/ http://kewilayahan.bantulkab.go.id/rtrw.php?mod=11
LAMPIRAN
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 1 442226.951 9132943.448 94.574707 N 45° E 20° 2m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Cerah Kelompok II OC 1 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Lamination N 45° E / 20° -
:
-
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
: Sandstone Shade : Coklat Keabu-abuan Hue : Color : : Fine sand-coarse sand : well rounded-rounded : Fine : medium : silica : quartz, plagioclase, hornblend OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol Sandstone, Description : warna Coklat Keabu-abuan , Bentuk butir :Membulat baik-
Bedding Description
SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 2 442212.685 9132917.704 103.707153 N 48° E 23° 1.8 m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Cerah Kelompok II OC 2 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Laminasi N 48° E / 23° -
:
-
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
1.8 m
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik-Membulat tanggung : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol Batupasir, Deskripsi : warna Coklat Keabu-abuan Ukuran butir, Pasir halus-pasir kasar Bentuk butir :Membulat baikMembulat tanggung Sortasi Baik Semen Silika Matrix :kuarsa, plagioklas, hornblende
Shade Hue Color
Bedding Description
SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate E (UTM) N Elevation (m) Strike Dip Thickness Apparent (m) TRUE LITHOLOGY DESCRIPTION Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
3m
: : : : : : : :
OC 3 442342.991 9132969.899 93 N 40◦ E 21◦ 3m
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik-Membulat tanggung : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol
Shade Hue Color
Sandstone
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Cerah Kelompok II OC 3 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Laminasi N 40◦ E / 21◦
:
-
Bedding Description
SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 4 442122.522 9133049.015 82.077637 N 95° E 10° 0,7 m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Mendung Kelompok II OC 4 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
N 95° E / 10◦ -
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol
Shade Hue Color
0,4 m
Soil
1,00 m
Sandstone
Bedding Description
:
SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 5 442162.924 9133025.87 87.605103 N 98° E 8° 0,9 m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Mendung Kelompok II OC 5 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Laminasi N 98° E / 8 ◦
:
NE
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol
Shade Hue Color
0,4 m
Soil
0,9 m
Sandstone
Bedding Description
-
SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 6 442190.739 9132979.145 92.171509 N 80° E 15° 0,8m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Mendung Kelompok II OC 6 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Laminasi N 80° E / 15◦
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol
Shade Hue Color
0,4 m
Soil
0,8 m
Sandstone
Bedding Description : SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 7 442225.204 9132995.319 95.536011 N 50° E 12° 1,3 m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Cerah Kelompok II OC 7 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Laminasi N 50° E / 12◦
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
1,3 m
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol
Shade Hue Color
Batupasir
Bedding Description : SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 8 442125.268 9132871.257 107.552368 N 85° E 15° 1,8 m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu Wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Cerah Kelompok II OC 8 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Laminasi N 85° E /15° -
:
-
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
1,8 m
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol
Shade Hue Color
Batupasir
Bedding Description
SKETCH (Show The North Bearing)
LITHOLOGY OUTCROP IDENTIFICATION GENERAL INFORMATION
Outcrop ID Coordinate (UTM) Elevation (m) Strike Dip Thickness (m)
E N
Apparent TRUE
: : : : : : : :
OC 9 442153.018 9132876.142 111.554479 N 88° E 16° 2m
Site Name Company Relative Location Date Weather Surveyor Photo ID Camera Position
: : : : : : : :
Watu wayang Kelompok II Kecamatan Piyungan 23 Desember 2014 Mendung Kelompok II OC 9 NE
Hardness Weathering Sediment Structure Fossil Abudance Qualifer Structure Zone Strike/Dip Structure Bedding Contact
: : : : : : : :
Parallel Laminasi N 88° E / 16° -
:
-
LITHOLOGY DESCRIPTION
Lithology Color Grain Size Roundness Sorting Porosity Cementation Matrix Thickness (m)
2m
: Batupasir : Coklat Keabu-abuan : : : Pasir halus-pasir kasar : Membulat baik : Baik : Sedang : Silika : kuarsa, plagioklas, hornblende OUTCROP PROFILE (No Scale) Lithology Lithology Symbol
Shade Hue Color
Batupasir
Bedding Description
SKETCH (Show The North Bearing)
PETA KESAMPAIAN DAERAH
LOKASI PRAKTIKUM EKSPLORASI DUSUN DUWET GENTNG, DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
Kampus STTNAS
0
500
1000 meter
2000
KETERANGAN : Lokasi Penyelidikan
J ar a k K a m p u s S T TN A S - Lo ka s i P ra k t i ku m 1 4 k m
Lokasi Penyelidikan
442000
442100
442200
442300
442400 PETA TOPOGRAFI
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 1 0 0
9 1 3 3 1 0 0
DAERAH PRAKTIKUM EKSPLORASI WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
0
25
50
100 METER
KETERANGAN : Lokasi Pengamatan
Batas Kavling Penelitian Kelompok II
Track Lintasan Pengamatan
Sungai
9 1 3 3 0 0 0
9 1 3 3 0 0 0
9 1 3 2 9 0 0
9 1 3 2 9 0 0
Interval kontur 2 meter
INDEKS PETA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2015
442000
442100
442200
442300
442400
442000
442100
442200
442300
442400 PETA KEGIATAN EKSPLORASI
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 2 0 0
Kali
DAERAH PRAKTIKUM EKSPLORASI WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
Makam
9 1 3 3 1 0 0
9 1 3 3 1 0 0
Jembatan
0
25
50
100 METER
KETERANGAN : Lokasi Pengamatan
Kali Batas Kavling Penelitian Kelompok II
Sawah
OC 4
9 1 3 3 0 0 0
Track Lintasan Pengamatan
Sungai
OC 5
Sungai
9 1 3 3 0 0 0
OC 7 Pemukiman OC 6
INDEKS PETA
OC 3
OC 1 Masjid
9 1 3 2 9 0 0
9 1 3 2 9 0 0
OC 2 (Watu Wayang)
OC 9 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2015
OC 8
442000
442100
442200
442300
442400
442000
442100
442200
442300
442400 PETA GEOLOGI REGIONAL
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 2 0 0
Kali
DAERAH PRAKTIKUM EKSPLORASI WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
Makam
Qvu3 Tms3 9 1 3 3 1 0 0
9 1 3 3 1 0 0
Jembatan
0
25
50
100 METER
KETERANGAN : Lokasi Pengamatan
Batas Kavling Penelitian Kelompok II
Kali Track Lintasan Pengamatan
Sawah
OC 4
9 1 3 3 0 0 0
Tmse
OC 5
Sungai
Qmi
9 1 3 3 0 0 0
OC 7 Pemukiman OC 6
Formasi Semilir : terdiri dari perselingan t ufa, tufa lapili, batupasir tufaan, batulempung, serpih dan batulanau dengan sisipan breksi, sebagai endapan aliran gravitasi di lingkungan laut dalam. Formasi ini berumur Oligosen Awal (N 1-N2). Formasi Endapan Gunungapi Merapi Muda terdiri dari breksi, aglomerat dan leleran lava, termasuk andesit dan basalt mengandung olivin
INDEKS PETA
OC 3
Qvu3
OC 1 Masjid
9 1 3 2 9 0 0
9 1 3 2 9 0 0
OC 2 (Watu Wayang)
Tms3 OC 9
Tms3
442000
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2015
OC 8
442100
442200
442300
442400
442000
442100
442200
442300
442400 PETA BAHAN GALIAN
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 1 0 0
9 1 3 3 1 0 0
DAERAH PRAKTIKUM EKSPLORASI WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
0
25
50
100 METER
KETERANGAN : Batas Kavling Penelitian Kelompok II
Bahan Galian Batupasir
Bahan Galian Tanah Liat
Interval Kontur 1m
9 1 3 3 0 0 0
9 1 3 3 0 0 0
9 1 3 2 9 0 0
9 1 3 2 9 0 0
INDEKS PETA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2015
442000
442100
442200
442300
442400
442000
442100
442200
442300
442400 PETA PENYEBARAN BAHAN GALIAN
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 1 0 0
9 1 3 3 1 0 0
DAERAH PRAKTIKUM EKSPLORASI WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
0
25
50
100 METER
KETERANGAN : Batas Kavling Penelitian Kelompok II
Bahan Galian Batupasir
Bahan Galian Clay
Penyebaran Batupasir
9 1 3 3 0 0 0
9 1 3 3 0 0 0
9 1 3 2 9 0 0
9 1 3 2 9 0 0
Penyebaran Clay
INDEKS PETA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2015
442000
442100
442200
442300
442400
442000
442100
442200
442300
442400 PETA KONTUR STRUKTUR
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 2 0 0
9 1 3 3 1 0 0
9 1 3 3 1 0 0
DAERAH PRAKTIKUM EKSPLORASI WATU WAYANG, DUSUN DUWET GENTONG DESA SRIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN
0
25
50
100 METER
KETERANGAN : OC 3
Out Crop Batupasir
Batas Kavling Penelitian Kelompok II
OC 4 º 2 1
10 º
Strike/Dip
Kontur Struktur Lapisan Batupasir
OC 5 9 1 3 3 0 0 0
Korelasi Lapisan Batupasir 8º
9 1 3 3 0 0 0
º 1 2
OC 7 OC 6
INDEKS PETA
OC 3
15º
º 2 1
OC 1 º 2 0
9 1 3 2 9 0 0
9 1 3 2 9 0 0
º 2 3
OC 2
OC 9 OC 8
442000
442100
15º
16º
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2015
442200
442300
442400
PENAMPANG GEOLOGI BUKIT WATU WAYANG KAVLING KELOMPOK II
SECTION A - A'
OC 8 º 5 1
10
20
30
40
50
60
70
SECTION B - B' OC 9 º 5 1
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
1 60
170
180
190
SECTION C - C' OC 2 OC 1 º 3 2
OC 6
º 0 2
º 5 1
OC 5 8 º
100
200
SECTION D - D' OC 1 OC 6
º 2 0
OC 7 º 1 5
OC 5 OC 4
º 1 2
8 º º 1 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
PENAMPANG ENDAPAN BATUPASIR BUKIT WATU WAYANG KAVLING KELOMPOK II SECTION A - A'
OC 8 º 5 1
ENDAPAN BATUPASIR
10
20
30
40
50
60
70
SECTION B - B' OC 9 º 5 1
ENDAPAN BATUPASIR
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
1 60
170
SECTION C - C' OC 2 OC 1 º 3 2
OC 6
º 0 2
º 5 1
OC 5
E ND AP AN BAT UP AS I R
8 º
100
E ND AP AN BA T U PA S I R
E N D A P AN B AT U P AS IR
200
SECTION D - D' OC 1 OC 6
º 2 0
E ND AP AN B AT UP A S IR
OC 7 º 1 5
OC 5 OC 4
º 1 2
E ND AP AN
8 º º 1 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
BAT U P AS IR
150
160
170
180
190
PENAMPANG PERHITUNGAN CADANGAN BATUPASIR BUKIT WATU WAYANG KAVLING KELOMPOK II SECTION A - A'
OC 8 º 5 1
ENDAPAN BATUPASIR
10
20
30
40
50
60
70
SECTION B - B' OC 9 º 5 1
ENDAPAN BATUPASIR
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
1 60
170
SECTION C - C' OC 2 OC 1
º 0 2
OC 5
E N D A P AN B AT U PA S IR
º 3 2
OC 6
º 5 1
E ND A P AN B
E ND AP AN BAT UP AS I R
8 º
100
AT U PA S IR
200
SECTION D - D' OC 1 OC 6
0 º 2
E ND AP AN B AT U P AS IR
OC 7 5 º 1
OC 5 OC 4
1 2 º
E ND AP AN BAT U PA S IR
8 º º 1 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
TABEL HASIL PERHITUNGAN CADANGAN BLOK
SECTION
A - A'
LUAS
JARAK ANTAR SECTION
DENSITY
TONASE KETERANGAN
6480.7718 m2
1
50 m
B - B'
14423.083 m2
C - C'
10474.179 m2
522.596,37
m3
2,3 ton/m3
1.201.971,65 ton Seluruh bukit dianggap cadangan batupasir
50 m
2 D - D'
VOLUME
559.921,975 m3
2,3 ton/m3
1.287.820,54 ton
11922.700 m2
TOTAL
1.082.518,345 m3
2.489.792,19 ton
150
160
170
180
190