Judul Percobaan : Reaksi-reaksi Kimia
Hari/Tanggal Percobaan : Kamis / 06 Nopember 2014
Selesai Percobaan : Kamis / 06 Nopember 2014
Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi
Tinjauan Pustaka
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut reaktan. Dan hasil dari suatu reaksi kimia disebut hasil reaksi.
Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat. Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus paling sederhana yang memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di dalam senyawa itu.
Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya, dan transformasi mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimunahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi harus selalu sama. Kekekalan materi dalam perubahan kimia terlihat dari persamaan kimia yang seimbang untuk proses tersebut.
Persamaan dapat disetarakan dengan menggunakan penalaran yang bertahap. Contohnya :
NH4NO3 N2O + H2O
Rumus-rumus disebelah kiri menyatakan reaktan dan yang disebelah kanan adalah produknya. Persamaan tersebut tidak seimbang karena ada 3 mol atom O dan 4 mol atom H di sebelah kiri, tetapi hanya ada 2 mol atom O dan 2 mol atom H di sebelah kanan. Untuk menyetarakan persamaan, mula-mula tetapkan 1 sebagai koefisien salah satu spesies, biasanya yang mengandung paling banyak unsur dalam hal ini NH4NO3. Kemudian carilah unsur-unsur yang hanya muncul satu kali di ruas lainnya dan tetapkan koefisien untuk mengimbangkan jumlah atom mereka. Di sininitrogen muncul hanya satu kali di ruas lain (N2O), dan koefisien 1 untuk N2O menjamin bahwa ada 2 mol atom N di setiap ruas persamaan. Hidrogen muncul dalam H2O, sehingga koefisien 2 akan mnyetarakan 4 mol atom H pada ruas kiri. Hal ini menghasilkan :
NH4NO3 N2O + 2 H2O
Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa. Dalam reaksi tersebut asam berperan sebagai donor proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.
HA + B A- + HB+
Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi. Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa (Ka dan Kb) dari setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa adalah netralisasi dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk garam yang sifatnya netral.
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.
Suatu reaksi kimia juga dapat menghasilkan gas. Reaksi kimia yang menghasilkan gas disebut dengan reaksi pembentukan gas. Gas dapat terbentuk apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak larut dalam air dan titik didihnya rendah. Gas juga dapat terbentuk apabila produk dari suatu reaksi tidak stabil hingga terurai menjadi gas dan zat lain. Contohnya :
Zn(s) + 2 HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena itu disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi, dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).
Contoh reaksi redoks adalah:
2 S2O32 (aq) + I2(aq) S4O62 (aq) + 2 I (aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62-.
Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen pereduksi dan mana yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui dari keelektronegatifan elemen tersebut. Elemen yang mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan unsur logam, maka akan dengan mudah memberikan elektron mereka dan teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak ion mempunyai bilangan oksidasi tinggi, seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-, OsO4) dapat memperoleh satu atau lebih tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.
Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat diketahui dari konfigurasi elektron elemen reaktannya. Setiap elemen akan berusaha untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas mulia. Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.
Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi elektrokimia, dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai reduktor. Reaksi ini penting untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti klorin atau aluminium. Proses kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan prinsip ini digunakan pada baterai.
Reaksi dehidrasi didefinisikan sebagai reaksi pelepasan air dari molekul yang bereaksi. Reaksi dehidrasi sendiri merupakan subset dari reaksi eliminasi.
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Indikator punya warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Fungsi indikator universal adalah memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat.
Ciri-ciri reaksi kimia
Terjadi Perubahan Warna
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom reaktan dan pembentukan ikatan-ikatan bru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Untuk membentuk ikatan yang baru, dilepaskan sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis. Reaksi yang menyerap energi panas disebut dengan reaksi endotermis.
Contoh: Api dapat menghangatkan tubuh yang kedinginan dan ketika bernafas panas yang ada dalam tubuh akibat berolahraga dikeluarkan sehingga tubuh menjadi dingin
Terjadi Perubahan Suhu
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom pereaksi dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi endotermis.
Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang kita sebut dengan sistem, tempat di luar sistem disebut dengan lingkungan. Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan energi panas dari sisitem ke lingkungan. Pada reaksi endotermis terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem.
Terjadi Pembentukan Endapan
Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kadang-kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan (presipitat)
Terjadi Pembentukan Gas
Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung- gelembung dalam larutan yang direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas, seperti asam sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau busuk.
Beberapa indikator asam-basa antara lain:
Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. "H" adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. "Lit" adalah molekul asam lemah. Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.
Jingga metil (methyl orange)
Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning. Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3 – 4,5. Ini akan diekplorasi dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.
Fenolftalein
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah muda. Range pH berkisar antara 8-10.
Alat dan Bahan
Alat :
Tabung reaksi
Pipa pengalir bersumbat
Gelas kimia 100mL
Pipet tetes
Gelas ukur
Rak tabung reaksi
Label
Bahan :
HCl 0,05M / 0,5M
CH3COOH 0,05M
NaOH 0,05M / 0,5M
ZnSO4 0,1M
NH4OH 0,5M
BaCl2 0,1M
Ba(OH)2 0,2M
K2CrO4 0,2M
K2Cr2O7 0,1M
(NH4)2SO4 0,5M
H2SO4 pekat
C12H22O11
Serbuk CaCO3
Indikator universal
Cara kerja
Percobaan 1
1 mL HCl 0,05 MDimasukkan dalam tabung reaksi ADitambahkan 1 tetes indikator universalDiamati perubahannya1 mL NaOH 0,05 MDimasukkan dalam tabung reaksi BDitambahkan 1 tetes indikator universalDiamati perubahannyaHasil Hasil Hasil 1 mL HCl 0,05 MDimasukkan dalam tabung reaksi ADitambahkan 1 tetes indikator universalDiamati perubahannya1 mL NaOH 0,05 MDimasukkan dalam tabung reaksi BDitambahkan 1 tetes indikator universalDiamati perubahannyaHasil Hasil Hasil
1 mL HCl 0,05 M
Dimasukkan dalam tabung reaksi A
Ditambahkan 1 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
1 mL NaOH 0,05 M
Dimasukkan dalam
tabung reaksi B
Ditambahkan 1 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
Hasil
Hasil
Hasil
1 mL HCl 0,05 M
Dimasukkan dalam tabung reaksi A
Ditambahkan 1 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
1 mL NaOH 0,05 M
Dimasukkan dalam
tabung reaksi B
Ditambahkan 1 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
Hasil
Hasil
Hasil
1 mL CH3 COOH 0,05M1 mL CH3 COOH 0,05MDimasukkan dalam tabung reaksi CDitambahkan 2 tetes indikator universalDiamati perubahannyaDimasukkan dalam tabung reaksi DDitambahkan 1 tetes indikator universalDiamati perubahannyaHasil Hasil Hasil1 mL CH3 COOH 0,05M1 mL CH3 COOH 0,05MDimasukkan dalam tabung reaksi CDitambahkan 2 tetes indikator universalDiamati perubahannyaDimasukkan dalam tabung reaksi DDitambahkan 1 tetes indikator universalDiamati perubahannyaHasil Hasil Hasil
1 mL CH3 COOH 0,05M
1 mL CH3 COOH 0,05M
Dimasukkan dalam tabung reaksi C
Ditambahkan 2 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
Dimasukkan dalam tabung reaksi D
Ditambahkan 1 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
Hasil
Hasil
Hasil
1 mL CH3 COOH 0,05M
1 mL CH3 COOH 0,05M
Dimasukkan dalam tabung reaksi C
Ditambahkan 2 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
Dimasukkan dalam tabung reaksi D
Ditambahkan 1 tetes indikator universal
Diamati perubahannya
Hasil
Hasil
Hasil
Percobaan 2
Dimasukkan dalam tabung reaksi 2BDitambahkan 80-100tetes NH4OH 0,5MDiamkan 3-5 menit hingga endapan turunDiamati perubahannyaDimasukkan dalam tabung reaksi 2ADitambahkan 80-100 tetes NaOH 0,5 MDiamkan 3-5 menit hingga endapan turunDiamati perubahannya1 mL ZnSO4 0,1 MHasil 1 mL ZnSO4 0,1 MHasil Dimasukkan dalam tabung reaksi 2BDitambahkan 80-100tetes NH4OH 0,5MDiamkan 3-5 menit hingga endapan turunDiamati perubahannyaDimasukkan dalam tabung reaksi 2ADitambahkan 80-100 tetes NaOH 0,5 MDiamkan 3-5 menit hingga endapan turunDiamati perubahannya1 mL ZnSO4 0,1 MHasil 1 mL ZnSO4 0,1 MHasil Hasil Hasil Dibandingkan Dibandingkan
Dimasukkan dalam tabung reaksi 2B
Ditambahkan 80-100tetes NH4OH 0,5M
Diamkan 3-5 menit hingga endapan turun
Diamati perubahannya
Dimasukkan dalam tabung reaksi 2A
Ditambahkan 80-100 tetes NaOH 0,5 M
Diamkan 3-5 menit hingga endapan turun
Diamati perubahannya
1 mL ZnSO4 0,1 M
Hasil
1 mL ZnSO4 0,1 M
Hasil
Dimasukkan dalam tabung reaksi 2B
Ditambahkan 80-100tetes NH4OH 0,5M
Diamkan 3-5 menit hingga endapan turun
Diamati perubahannya
Dimasukkan dalam tabung reaksi 2A
Ditambahkan 80-100 tetes NaOH 0,5 M
Diamkan 3-5 menit hingga endapan turun
Diamati perubahannya
1 mL ZnSO4 0,1 M
Hasil
1 mL ZnSO4 0,1 M
Hasil
Hasil
Hasil
Dibandingkan
Dibandingkan
3 mL (NH4 )SO4 0,5 MDimasukkan dalam tabung reaksi 3ADitambahkan 2mL NaOH 0,5MDitutup dengan pipa pengalirDikenakan kertas lakmus merah dan biru yang dibasahi airDiamati perubahnnyaHasil Serbuk CaCO3 0,2 gram- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3B Ditambahkan 3 mL HCL 0,1 MDitutup dengan pipa pengalirDimasukkan dalam larutan Ba(OH)2 10 mL 0,2 Diamati perubahannyaHasil 3 mL (NH4 )SO4 0,5 MDimasukkan dalam tabung reaksi 3ADitambahkan 2mL NaOH 0,5MDitutup dengan pipa pengalirDikenakan kertas lakmus merah dan biru yang dibasahi airDiamati perubahnnyaHasil Serbuk CaCO3 0,2 gram- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3B Ditambahkan 3 mL HCL 0,1 MDitutup dengan pipa pengalirDimasukkan dalam larutan Ba(OH)2 10 mL 0,2 Diamati perubahannyaHasil
3 mL (NH4 )SO4 0,5 M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 3A
Ditambahkan 2mL NaOH 0,5M
Ditutup dengan pipa pengalir
Dikenakan kertas lakmus merah dan biru yang dibasahi air
Diamati perubahnnya
Hasil
Serbuk CaCO3 0,2 gram
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3B
Ditambahkan 3 mL HCL 0,1 M
Ditutup dengan pipa pengalir
Dimasukkan dalam larutan Ba(OH)2 10 mL 0,2
Diamati perubahannya
Hasil
3 mL (NH4 )SO4 0,5 M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 3A
Ditambahkan 2mL NaOH 0,5M
Ditutup dengan pipa pengalir
Dikenakan kertas lakmus merah dan biru yang dibasahi air
Diamati perubahnnya
Hasil
Serbuk CaCO3 0,2 gram
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3B
Ditambahkan 3 mL HCL 0,1 M
Ditutup dengan pipa pengalir
Dimasukkan dalam larutan Ba(OH)2 10 mL 0,2
Diamati perubahannya
Hasil
Percobaan 41mL BaCl2 0,1MDimasukkan dalam tabung reaksi 4ADitambahkan 1 mL K2CrO 40,2 MDiamati perubahanyaHasil 1mL BaCl2 0,1MDimasukkan dalam tabung reaksi 4BDitambahkan 1 mL K2Cr2O 7 0,1 MDiamati perubahanyaHasil1mL BaCl2 0,1MDimasukkan dalam tabung reaksi 4CDitambahkan 1 mL K2CrO 4 0,1 MDitambahkan 1mL HCl 0,1MDiamati perubahanyaHasil 1mL BaCl2 0,1MDimasukkan dalam tabung reaksi 4ADitambahkan 1 mL K2CrO 40,2 MDiamati perubahanyaHasil 1mL BaCl2 0,1MDimasukkan dalam tabung reaksi 4BDitambahkan 1 mL K2Cr2O 7 0,1 MDiamati perubahanyaHasil1mL BaCl2 0,1MDimasukkan dalam tabung reaksi 4CDitambahkan 1 mL K2CrO 4 0,1 MDitambahkan 1mL HCl 0,1MDiamati perubahanyaHasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4A
Ditambahkan 1 mL K2CrO 40,2 M
Diamati perubahanya
Hasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4B
Ditambahkan 1 mL K2Cr2O 7 0,1 M
Diamati perubahanya
Hasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4C
Ditambahkan 1 mL K2CrO 4 0,1 M
Ditambahkan 1mL HCl 0,1M
Diamati perubahanya
Hasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4A
Ditambahkan 1 mL K2CrO 40,2 M
Diamati perubahanya
Hasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4B
Ditambahkan 1 mL K2Cr2O 7 0,1 M
Diamati perubahanya
Hasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4C
Ditambahkan 1 mL K2CrO 4 0,1 M
Ditambahkan 1mL HCl 0,1M
Diamati perubahanya
Hasil
Hasil Pengamatan
No. Perc
Sebelum
Sesudah
1
HCl = tidak berwarna
CH3COOH = tidakberwarna
NaOH = tidak berwarna
1 ml HCl 0,05 M + indikator phenoftalien berwarna merah (-)
1 ml CH3COOH 0,05 M + indikator phenoftalien berwarna merah (+)
NaOH + indikator phenoftalien berwarna ungu
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)berwarna hijau
CH3COOH(aq)+ NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l) berwarna
Biru
2
ZnSO4= tidak berwarna
NaOH= tidak berwarna
NH4OH=tidak berwarna
(pada ketiga larutan tersebut tidak ada endapan)
ZnSO4(aq)+ 2NaOH(aq) Na2SO4(aq)+ Zn(OH)2(aq) pada penambahan 5 tetes NaOH berwarna larutan putih keruh dan di diamkan ada endapan putih(-), dan setelah ditambahkan NaOH sampai 100 tetes berwarna bening dan endapan tersebut larut
ZnSO4(aq)+2NH4OH(aq) (NH4)SO4(aq) + Zn(OH)2(aq) pada penambahan 5 tetes NH4OH berwana putih keruh dan di diamkan terjadi endapan (+), dan setelah ditambahkan NH4OH sampai 120 tetes berwarna bening dan endapan tersebut larut
Saat ditambah 5 tetes NaOH pada percobaan A endapanya lebih sedikit dan endapannya lebih cepat larut dari pada percobaan B
3
(NH4)2SO4 = tidak berwarna
NaOH = tidak berwarna
HCl= tidak berwarna
Ba(OH)2 = j tidak berwarna
Padatan CaCo3 = putih
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) 2NH3(g) +Na2SO4(aq) + H2O(l)
(NH4)SO4 yang ditambahkan dengan NaOH membentuk gas NH3 yang dapat diketahui dari perubahan warna kertas lakmus merah menjadi biru
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(s) + H2CO3(aq)
H2CO3(aq) H2O(l) + CO2(g)
CO2(g) + Ba(OH)2(aq) BaCO3(s) + H2O(l)
CaCO3 ditambahkan HCl yang bereaksi melalui selang erlenmeyer pipa samping dengan Ba(OH)2 terbentuk endapan BaCO3 dan H2O
Pada Ba(OH)2 terdapat gelembung gas dan larutan menjadi keruh
4
BaCl2 = tidak berwarna
K2CrO4 = kuning
K2Cr2O7 = kuning tua
HCl =tidak berwarna
BaCl2(aq)+ K2CrO4 (aq)BaCO3(s) + H2O(l)
kuning, terdapat endapan putih (++)
BaCl2(aq)+ K2Cr2O7(aq)BaCrO7(s) + 2KCl(aq)
jingga, terdapat endapan putih (+)
a. BaCl2 (aq)+ K2CrO4(aq) BaCO3(s) + H2O(l)
kuning , terdapat endapan putih (++)
K2CrO4(aq) + HCl(aq) BaCl2(aq) + H2CrO4
Jingga dan endapan larut HCl berfungsi untuk melarutkan endapan dan membuat warna lebih mendekati ketabung reaksi B
Dari hasil percobaan A,B dan C dibandingkan, menghasilkan endapan pada tabung A > B > C
Analisis Data
Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama kami isi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal, HCl yang telah diberi indikator universal tersebut berubah warna menjadi merah lalu diberi label A, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH3COOH 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal lalu diberi label B, CH3COOH yang telah diberi indikator universal tersebut, kemudian tabung A dan B berubah warna menjadi hijau. Pada tabung ketiga diberi label C dan keempat diberi label D kami isi dengan 1 ml NaOH 0,05 M yang masing-masing tabung diberi 1 tetes indikator universal, setelah NaOH dicampur dengan indikator universal larutan berubah warna menjadi ungu. Selanjutnya dalam percobaan ini kami mencampurkan tabung B dan ketiga sehingga menghasilkan warna hijau, dan tabung kedua dengan tabung keempat menghasilkan warna biru, sesuai dengan persamaan:
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Pada percobaan kedua kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 5 tetes NaOH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan (-). Setelah itu kami menambahkan 100 tetes NaOH sehingga berubah menjadi warna bening dan endapan larut. Kemudian kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M yang ditambah 5 tetes NH4OH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan (+). Setelah itu kami menambahkan 120 tetes NH4OH sehingga berubah menjadi warna bening dan endapan larut, sesuai dengan persamaan:
ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) Zn(OH)2(s)+ Na2SO4(aq)
ZnSO4(aq) + 2NH4OH(aq) Zn(OH)2(s) + (NH4)2SO4(aq)
Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama kami mengisi dengan 3 ml (NH4)2SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan 2 ml NaOH 0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna menjadi biru . Pada tabung kedua kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi kemudian kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami menyiapkan juga tabung yang berisi larutan Ba(OH)2 0,2 M. Setelah itu kami menutup kedua tabung dengan sumbat berpipa pengalir.hingga terdapat gelembung gas. Pada percobaan ini sesuai dengan persamaan :
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4aq + H2Ol+NH3(g)
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2 aq + CO2g+ H2Ol
CO2(g) + Ba(OH)2(aq) BaCO3(s) + 2H2O(l)
Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M, pada tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Setelah itu kami membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung. Tabung pertama menjadi berwarna kuning dan terdapat endapan. Pada tabung kedua menjadi berwarna jingga dan terdapat endapan. pada tabung ketiga menjadi berwarna jingga dan terdapat sedikit endapan (+). Sesuai dengan persamaan :
BaCl2aq + K2CrO4aq 2KClaq+ BaCrO4s
BaCl2aq + K2Cr2O7aq 2KClaq + BaCr2O7s
BaCl2aq + K2CrO4aq 2KClaq + BaCrO4s
2BaCrO4(s) + 2 H 2+ 2 Ba 2+ + Cr2O7 2- + H2O
Pembahasan
Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama diisi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator sehingga berubah warna menjadi merah, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH3COOH 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator, sehingga berubah warna menjadi merah. Hal ini dikarenakan HCl dan CH3COOH sama-sama bersifat asam, sehingga ketika ditetesi dengan indikator universal, larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi merah. Pada tabung ketiga dan keempat diisi dengan 1 ml NaOH 0,05 M, kemudian pada masing-masing tabung diberi 1 tetes indikator universal, sehingga larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi ungu, ini dikarenakan NaOH bersifat basa, sehingga ketika ditetesi dengan indikator universal, larutan berubah warna jadi ungu. Selanjutnya tabung pertama yang berisi HCl dicampur dengan tabung ketiga yang berisi NaOH dan menghasilkan larutan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan reaksi ini merupakan reaksi netralisasi dimana ketika asam kuat (HCl) dan basa kuat (NaOH) direaksikan, maka akan terjadi reaksi netralisasi, sesuai dengan persamaan :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Tabung kedua yang berisi CH3COOH direaksikan dengan tabung keempat yang berisi NaOH sehingga menghasilkan warna biru, sesuai dengan persamaan:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Pada percobaan kali ini warna yang di hasilkan yaitu warna biru, tidak sesuai dengan teori, seharusnya untuk percobaan di atas menghasilkan warna ungu . Hal ini dikarenakan penggunaan pipet yang sudah terkontaminasi dengan larutan yang lain, selain itu, faktor penyebabnya yaitu pada saat kami mencuci tabung reaksi,kami tidak menggunakan sabun, dan didalam tabung reaksi msaih terdapat air bekas cuci sehingga berpengaruh terhadap perubahan warna.
Pada percobaan kedua kami menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang pertama diisi 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 5 tetes NaOH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi putih keruh dan terdapat endapan (-), kemudian dilanjutkan NaOH diteteskan hingga 100 tetes, larutannya menjadi bening dan endapan larut. Pada tabung kedua kami mengisi tabung dengan 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 5 tetes NH4OH 0,5 M sehingga larutan putih keruh dan terdapat endapan (+), selanjtnya dilanjutkan tetesan NH4OH hingga 120 tetes. Larutan berubah menjadi warna bening dan endapan larut. Larutannya berubah sesuai dengan persamaan:
ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) Zn(OH)2(s)+ Na2SO4(aq)
ZnSO4(aq) + 2NH4OH(aq) Zn(OH)2(s) + (NH4)2SO4(aq)
Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama kami mengisi dengan 3 ml (NH4)2SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan 2 ml NaOH 0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna menjadi biru. Hal ini dikarenakan ketika (NH4)2SO4 direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas amonia (NH3), dan ketika gas NH3 bertemu dengan lakmus merah yang telah dibasahi dengan air, maka akan terbentuk NH4OH yang bersifat basa, sehingga lakmus berubah warna menjadi biru.
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + 2NH3(aq)+ 2H2O(l)
Pada tabung kedua kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi kemudian kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami menyiapkan juga tabung yang berisi larutan Ba(OH)2 0,2 M. Setelah itu kami menutup kedua tabung dengan sumbat berpipa pengalir. Pada percobaan ini terdapat gelembung,namun dikarenakan serbuk CaCO3 diberikan sedikit maka tidak ada endapan, sesuai dengan persamaan :
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2 aq + CO2g+ H2Ol
CO2(g) + Ba(OH)2(aq) BaCO3(s) + 2H2O(l)
Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M, pada tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Setelah itu kami membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung. Tabung pertama menjadi berwarna kuning dan terdapat banyak endapan (++) , pada tabung kedua menjadi berwarna jingga, dan terdapat endapan yang sedang (+++) , pada tabung ketiga menjadi berwarna jingga dan terdapat sedikit endapan (+). Sesuai dengan persamaan
BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) 2KCl(aq) + BaCrO4(s)
BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq) 2KCl(aq) + BaCr2O7(s)
BaCl2(aq)+ K2CrO4(aq) 2KCl(aq) + BaCrO4(s)
2BaCrO4(s) + 2 H 2+ 2 Ba 2+ + Cr2O7 2- + H2O
Diskusi
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan:
Pada percobaan pertama merupakan reaksi asam basa jenis penetralan, sedangkan pada percobaan kedua merupakan reaksi pengendapan, percobaan ketiga merupakan reaksi pembentukaan gas, percobaan keempat merupakan reaksi oksidasi, dan percobaan kelima pembentukan karbon.
Pada percobaan pertama pada
1 mL CH3COOH 0,05 M + 1 mL NaOH 0,05 M : berwarna biru
Hasil ini berbeda dari hasil reaksi yang benar yaitu berwarna ungu. Kesalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya ketelitian praktikan saat mengguakan pipet. Takaran yang tidak sesuai.
Fungsi HCl pada percobaan ke-4 tabung reaksi C adalah untuk melarutkan endapan dan membuat warna lebih mendekati ke tabung reaksi B
Reaksi kesetimbangan kromat menjadi dikromat adalah:
Jika ditambahkan ion hidrogen berlebih, kesetimbangan bergeser ke kanan. Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier. Jika menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa:
Pada percobaan 1
Setelah HCl dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna hijau
Setelah CH3COOH dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna biru
Pada percobaan 2
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NaOH sebanyak 5 tetes maka warna larutan berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih (-). Setelah ditambah 100 tetes NaOH larutan berubah warna menjadi bening dan endapan larut.
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NH4OH sebanyak 5 tetes maka warna larutan berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih (+). Setelah ditambah 120 tetes NH4OH larutan berubah warna menjadi bening dan endapan larut
Pada percobaan 3
Setelah (NH4)2SO4 direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas NH3 sehingga dapat mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Setelah CaCO3 direaksikan dengan HCl menghasilkan CaCl, CO2 dan H2O, kemudian direaksikan dengan Ba(OH)2, sehingga menghasilkan gelembung gas (CO2) dan terdapat endapan putih.
Pada percobaan 4
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2CrO4 menghasilkan larutan BaCrO4 berwarna kuning dan terdapat endapan (Tabung 1)
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 menghasilkan larutan BaCr2O7 berwarna jingga dan terdapat endapan (Tabung 2)
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 dan HCl menghasilkan endapan BaCr2O7 berwarna jingga dan terdapat endapan
Dari percobaan yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa reaksi kimia merupakan suatu proses yang menghasilkan zat baru yaitu hasil reaksi. Suatu reaksi kimia disertai dengan kejadian fisis diantaranya perubahan warna dan suhu, pembentukan endapan, dan timbulnya gas. Banyak kejadian fisis yang terjadi pada percobaan reaksi-reaksi kimia yang kami lakukan. Dan dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri reaksi kimia sebagai berikut :
Terbentuknya endapan pada percobaan 2, 3, 4
Terbentuknya gas pada percobaan 3
Terjadinya perubahan warna pada percobaan 1, 3a,
Jawaban Pertanyaan
Persamaan reaksi pada percobaan diatas adalah
a) HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
b) CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
a) ZnSO4(aq) + 2 NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
b) ZnSO4(aq) + 2 NH4OH(aq) (NH4)2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
a) (NH4)2SO4(aq) + 2 NaOH(aq) Na2SO4(aq) + 2 NH3(g) + 2 H2O(l)
2 NH3(g) + 2 H2O(l) 2 NO(g) + 5 H2(g)
b) CaCO3(s) + 2 HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) +CO2(g)
CO2(g) + Ba(OH)2(aq) BaCO3(s) + 2 H2O(l)
a) BaCl2(aq) + K2CrO4 BaCrO4(s) + 2 KCl(aq)
b) BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq) BaCr2O7(s) + 2 KCl(aq)
c) BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) + HCl(aq) BaCrO4(s) + 2 KCl(aq) + HCl(l)
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2007. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David W. 2001. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1, Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. 39,42.
Supeno, Minto. 2009. Interaksi Asam Basa : Kimia Anorganik, Cetakan 1. Medan:
LAMPIRAN
Percobaan 1
HCl, CH3COOH dan NaOH sebelum ditetesi indikator universal
Sesudah ditetesi indicator universal
Hasil campuran HCl dan NaOH
Hasil campuran HCl dan CH3CHOOH
Percobaan 2
ZnSO4 Sebelum ditetesi NaOH dan NH4OH
Setelah ditetesi NaOH dan NH4OH 5 tetes dan didiamkan
Setelah ditetesi NaOH dan NH4OH 80-100 tetes dan dikocok hingga endapan larut
Perbandingan tabung 2A dan 2B
Percobaan 3
Laurtan (NH4)2SO4
Proses reaksi
Kertas lakmus yang sudah berubah warna
Gelembung pada percobaan 3b
Percobaan 4
Larutan BaCl2
Setelah ditambahkan K2CrO4, K2Cr2O7,HCl dan K2CrO4
Perbandingan semua tabung percobaan 4