LAPORAN KERJA PRAKTEK QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN KUALITAS) PADA PROSES PRODUKSI BETON BANTALAN JALAN REL DI PT.WIKA BETON Tbk.
Disusun oleh :
AKHMAD ILHAM DARMAWAN NIM 31601400877
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2018
LAPORAN KERJA PRAKTEK QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN KUALITAS) PADA PROSES PRODUKSI BETON DI PT.WIKA BETON Tbk. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh :
AKHMAD ILHAM DARMAWAN NIM 31601400877
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2018
LAPORAN KERJA PRAKTEK QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN KUALITAS) PADA PROSES PRODUKSI BETON DI PT.WIKA BETON Tbk. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh :
AKHMAD ILHAM DARMAWAN NIM 31601400877
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2018
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. WIJAYA KARYA BETON Tbk
Dengan judul : QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN KUALITAS) PADA PROSES PRODUKSI BETON DI PT.WIKA BETON Tbk.
Telah diseminarkan dan disahkan
Disahkan pada tanggal :............................. :.............................
Dosen Pembimbing,
Dr. Andre Sugiyono, ST. MT
Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Industri
Nurwidiana, ST. MT
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama Pelaksana Kerja Praktek
: AKHMAD ILHAM DARMAWAN DARMAWAN
Nomor Induk Mahasiswa
: 31601400877 31601400877
Jurusan
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Judul Kerja Praktek
: QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN KUALITAS) PADA PROSES PRODUKSI BETON DI PT.WIKA BETON Tbk.
Dosen Pembimbing
: Dr. Andre Sugiyono, ST.MT
Telah siap diseminarkan
Semarang.........................
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapangan
Dr. Andre Sugiyono, ST.MT
Awan Tri Kesuma, ST
iv
AB A B STR ST R AK SI PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton), sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak. WIKA mulai berkonsentrasi pada industri beton pra-cetak pada pada tahun 1977 dengan dengan mengembangkan mengembangkan panel beton beton pra-cetak untuk proyek proyek perumahan perumahan bertingkat rendah. Sejak saat itu, WIKA bertekad untuk terus mengembangkan produk mereka untuk mengantisipasi rencana pembangunan dan proyek-proyek infrastruktur yang muncul. Kesuksesan berdirinya sebuah perusahaan saat ini tidak hanya dilihat dari seberapa baik produktivitas pabrik ataupun diterima atau tidaknya produk perusahaan di pasar, namun bagaimana perusahaan menyikapi kualitas dari output yang dihasilkan sehingga produk yang dipasarkan semua dalam kategori sempurna. Maka dari itu pengendalian kualitas produk menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dari pengamatan yang di lakukan,maka dapat di simpulkam bahwa pada masing-masing stasiun kerja akan di lalukan quality control. Quality control di lakukan pengambilan sampel dengan jangka waktu yang berbeda-beda.Quality control tersebut di lakukan untuk mengetahui proses produksi beton agar menghasilkan produksi yang berkualitas bagus.
Kata kunci : PT.WIJAYA KARYA BETON, Quality Control, Proses Produksi
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kerja praktek dan sekaligus laporan kerja praktek di PT. Wijaya Karya Beton Tbk dengan sebaik – baiknya, sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Pelaksanaan kerja praktek merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Kerja praktek yang dilaksanakan oleh penulis dimulai pada tanggal 01 sampai dengan 28 Februari 2017 tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak. Dengan hati yang tulus pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1.
Ibu Dr. H. Sri Artini Dwi Prasetyowati, selaku Dekan di Fakultas Teknologi Industri beserta jajarannya.
2.
Ibu Nurwidiana, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.
3.
Bapak Dr. Andre Sugiyono, ST, MT sebagai dosen pembimbing yang memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
4.
Bapak Awan Tri Kesuma, ST selaku pembimbing lapangan yang banyak memberikan bimbingan, saran serta penjelasan yang dibutuhkan selama pelaksanaan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek.
5.
Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan, sehingga penulis masih bisa belajar sampai sekarang.
6.
Teman – teman Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang angkatan 2014 yang telah memberikan motivasi dan semangat selama pelaksanaan dan penyusunan laporan akhir.
vi
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua.
Amiiiiin.............
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang,
Januari 2018
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................ i HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv ABSTRAKSI.......................................................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 2 1.3 Tujuan Praktek Kerja ......................................................................... 2 1.4 Tujuan Pembuatan Laporan ............................................................... 2 1.5 Pembatasan masalah .......................................................................... 3 1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ 3 BAB II PROFIL PERUSAHAAN....................................................................... 5
2.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 5 2.1.1 Visi ........................................................................................... 6 2.1.2 Misi ........................................................................................... 6 2.1.3 Tujuan....................................................................................... 6 2.2 Sejarah Perusahaan ............................................................................ 7 2.3 Struktur organisasi ............................................................................. 8 2.4 Kegiatan Perusahaan ........................................................................ 11 2.5 Jumlah tenaga kerja dan jam kerja ................................................... 11 2.6 Produksi dan Pemasaran .................................................................. 12 2.7 Produk yang Dihasilkan ................................................................... 13 2.8 Layout Perusahaan ........................................................................... 16
viii
BAB IIISISTEM PERUSAHAAN..................................................................... 18
3.1 Sistem Produksi ............................................................................... 18 3.2 Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPIC) ................. 18 3.3 Sistem Pengendalian Kualitas .......................................................... 21 3.4 Sistem Produksi ............................................................................... 22 3.5 Sistem Perawatan (Maintenance)..................................................... 23 3.6 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................... 23 3.7 Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................................... 25 3.8 Sistem Personalia dan keuangan ...................................................... 29 3.9 Sistem Pemasaran ............................................................................ 30 BAB IV PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BETON BANTALAN JALAN REL................................................................... 32
4.1 Pengendalian Kualitas Pada Pembuatan Bantalan Jalan Rel PT. Wika Beton ................................................................................................ 32 4.1.1 Kegiatan Pengendalian Kualitas pada Proses Produksi yang dilakukan PT. Wika Beton Tbk .............................................. 34 4.2 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BETON BANTALAN JALAN REL ............................................... 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 45
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 45 5.2 Saran ................................................................................................ 47 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Jam Kerja ................................................................................. 11 Tabel 2.2 Produk PT. Wijaya Karya Beton Tbk .................................................. 13 Tabel 2.3 Lanjutan ................................................................................................ 14 Tabel 2.4 Lanjutan ................................................................................................ 15 Tabel 4.1 Standar Material Bantalan Jalan Rel .................................................... 41 Tabel 4.2 Jenis-Jenis Cacat Produk Beton Bantalan Jalan Rel ............................ 44
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. Wijaya Karya Tbk ............................................................. 5 Gambar 2.2 Peta lokasi PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. .................................... 8 Gambar 2.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 9 Gambar 2.4 Layout PT. Wijaya Karya Beton Tbk .............................................. 16 Gambar 4.1 Flowchart Pengendalian Kualitas Bahan Baku ............................... 35 Gambar 4.2 Flowchart Pengendalian Kualitas Proses Produksi ......................... 39 Gambar 4.3 Cacat beton ...................................................................................... 42 Gambar 4.4 Penandaan Beton ............................................................................. 43 Gambar 4.5 Penumpukan Beton .......................................................................... 43
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah yang ada pada jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung dan merupakan suatu kegiatan akademik yang harus diambil oleh mahasiswa. Mahasiswa yang melakukan kerja praktek ini terjun langsung ke lapangan di suatu instansi atau perusahaan tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum mahasiswa menempuh tugas akhir dan merupakan satu kesatuan dengan kurikulum pendidikan. Tujuan utama kerja praktek adalah melatih mahasiswa untuk mengenal langsung bagaimana dunia kerja nyata yang nantinya akan mahasiswa hadapi, selain itu dengan diadakannya kerja praktek mahasiswa diharapkan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan
tertentu
sebenarnya
yang
terjadi
pada
suatu
perusahaan ketika mahasiswa tersebut menjalankan praktek kerja. Dalam praktek kerja mahasiswa juga diharapkan mampu memperluas dan menambah wawasan terkait dengan pengetahuan-pengetahuan atau materi perkuliahan yang sudah diterapkan sebelumnya dalam lingkup instansi atau perusahaan tempat dimana mahasiswa menjalani kerja praktek tersebut. PT. Wijaya Karya Beton Tbk, merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak. Berlokasi di Jl. Raya Barat Brujul Kulon Kulon Jatiwangi Majalengka Jawa Barat, perusahaan tersebut memberikan pelayanan produk dan jasa yang lebih kompetitif dalam hal kualitas guna mengimbangi persaingan pasar global dan perdagangan bebas. PT. Wijaya Karya Beton Tbk bekerjasama dan bersinergi dengan perusahaan atau pihak lain baik dari dalam maupun luar negeri sebagai pendukung, untuk memperoleh alih teknologi, pendanaan dan pelaksanaan order dalam rangka program pembangunan industry nasional.
1
2
1.2
Perumusan Masalah
Permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana profil PT. Wika Beton Tbk secara umum?
2.
Bagaimana gambaran umum sistem perusahaan dan departemen-departemen yang ada di dalamnya?
3.
Bagaimana proses produksi beton di PT. Wika Beton Tbk?
4.
Bagaimana pengendalian proses produksi di PT. Wijaya Karya Beton Tbk?
5.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cacat produk pada PT. Wika Beton Tbk ?
1.3
Tujuan Praktek Kerja
Dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat diharapkan mahasiswa mampu mengenali dan menghadapi permasalahan yang muncul pada dunia industri, baik industri dalam skala kecil atau skala besar. Dengan begitu mahasiswa teknik industri pada kerja praktek agar mendapatkan wawasan mengenai dunia industri dalam bekerja selain mendapatkan teori di dalam bangku kuliah. Adapun tujuan dari praktek kerja adalah sebagai berikut : 1.
Untuk menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan dan departemendepartemen yang ada di PT. Wijaya Karya Beton Tbk Untuk menjelaskan pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan.
2.
Untuk membandingkan teori yang didapat selama kuliah dengan keadaan langsung di lapangan.
1.4
Tujuan Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan ini adalah salah satu kewajiban dan tanggung jawab mahasiswa yang telah menyelesaikan kerja praktek di sebuah perusahaan untuk kemudian dibandingkan antara teori yang didapatkan saat perkuliahan dengan fakta yang ada di perusahaan.
3
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai bukti bahwa mahasiswa telah menyelesaikan kerja praktek.
2.
Untuk melaporkan hasil pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan mahasiswa.
3.
Sebagai salah satu syarat wajib mahasiswa yang telah menyelesaikan kerja praktek.
4.
Sebagai sarana untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kerja praktek.
5.
Untuk mengetahui pengendalian kualitas pada PT. Wijaya Karya Beton.
1.5
Pembatasan masalah
Adapun batasan permasalahan yang akan diambil untuk pembuatan laporan adalah sistem perusahaan dan pengendalian kualitas PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Pembuatan laporan dan pengamatan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan (1 Februari – 1 Maret 2017) yang dilaksanakan di PT. Wijaya Karya Beton Tbk.
1.6
Sistematika Penulisan
Adapun penyusunan laporan ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berupa uraian yang berisikan tentang pendahuluan, perumusan masalah, tujuan kerja praktek, tujuan pembuatan laporan, pembatasan masa lah, dan sistematika penulisan laporan. BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisikan uraian visi, misi, tinjauan umum, sejarah dan struktur organisasi. BAB III SISTEM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan uaraian tentang sistem-sistem yang ada dalam perusahaan seperti sistem inventory, sistem perencanaan dan pengendalian produksi (PPIC), sistem
produksi,
sistem
pengendalian
kualitas
(QC),
sistem
perawatan
4
(maintenance), sistem tata letak pabrik, sistem sumber daya manusia, sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan sistem pemasaran. BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengendalian kualitas pada li ni produksi PT. Wijaya Karya Beton Tbk. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dari hasil pelaksanaan kerja praktek dan saran yang dapat diberikan kepada pembaca.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang berlokasi di Jl. Raya Barat Brujul Kulon Kulon Jatiwangi Majalengka Jawa Barat, merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta. Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya Tbk. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.
Gambar 2.1 Logo PT. Wijaya Karya Tbk
5
6
2.1.1 Visi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Adapun visi dari PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah : “Menjadi perusahaan terbaik dalam industri beton pracetak”. 2.1.2 Misi
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usaha untuk mewujudkan Visi. Adapun Misi perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah :
Memimpin pasar beton pracetak di asia tenggara.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian mutu,ketepatan waktu dan harga bersaing.
Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu peningkatan efisiensi,konsistensi mutu,keselamatan dan kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan.
Tumbuh
dan
berkembang
bersama
mitra
kerja
secara
sehat
dan
berkesinambungan.
Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.
2.1.3 Tujuan
Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas untuk mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun tujuan dari PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah sebagai berikut: 1.
Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umum nya dan penerimaan negara pada khusus nya. BUMN di harapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan uang negara.
2.
Mengejar keruntungan. Namun dalam hal-hal tertentu untuk melakukan pelayanan umum, persero dapat di berikan
tugas khusus dengan
7
memperhatikan
prinsip-prinsip
pengolahan
perusahaan
yang
sehat.
Penugasan pemerintah harus di sertai dengan pembiayaannya (kompensasi) berdasarkan perhitungan bisnis atau komersial. 3.
Menyelenggarkan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Setiap hasil usaha dan BUMN, baik barang maupun jasa dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
4.
Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat di laksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. Kegiatan ini secara komersial tidak di menguntungkan. Maka dapat dilakukan melalui penugasan kepada BUMN.
5.
Turut aktif aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,koperasi dan masyarakat.
2.2
Sejarah Perusahaan
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk yang beralamatkan di Jl. D I. Panjaitan Kav.9 Jakarta 13340. Didirikan Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja (”PN Widjaja Karja”) pada tanggal 11 maret 1960.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.64 tahun 1961 tanggal 29 maret 1961, Perusahaan Bangunan bekas milik belanda yang bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedriif Vis en Co disingkat N.V. Vis en Co dilakukan nasionalisasi dan di lebur ke dalam PN Widjaja Karja.
8
Berikut merupakan peta lokasi PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Gambar 2.2 Peta lokasi PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2.3
Struktur organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dimana dalam struktur organisasi ini menjelaskan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan di koordinasikan antara satu bagian dengan bagian lain dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubunganhubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, manapun orangorang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
9
Adapun struktur organisasi dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Struktur Organisasi
a.
Pimpinan Perusahaan : Merupakan jabatan yang ditunjuk dan diberikan untuk memberikan laporan kepada dewan direksi / Board of Director (BOD), dan merupakan orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasisesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris. Serta bertugas untuk mengkoordinasikan administrasi
dan
mengendalikan
keuangan,
kepegawaian
kegiatan-kegiatan dan
dibidang
kesekretariatan.
Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
Merencanakan
dan
mengembangkan
sumber-sumber
pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan. Serta mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meetingmeeting BOD. b.
Manager Pabrik : Merupakan departemen yang bertugas melaksanakan fungsi koordinasi atas pelaksanaan sistem manager produk ISO 9000, melaksanakan kajian perencanaan mutu atas produk yang di hasilkan, melaksanakan kajian
10
produksi dan instansi kerja berkaitan dengan sistem mutu di pabrik dan menyusun perencanaan pengauditan mutu internal pabrik. c.
Seksi Teknik & Mutu : Merupakan departemen yang bertugas menyusun perencanaan teknik guna mencapai tujuan produksi sesuai dengan persyaratan teknik yang sesuai kontrak,mengupayakan terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya di pabrik melalui desain dan metode produksi, melaksanakan penetapan sistem manajemen mutu ISO 9000 dan manajemen mutu lain yang di kembangkan perusahaan, dan mengusulkan kebutuhan sesuai arah perkembangan bawahan.
d.
Seksi Perencanaan & Evaluasi Produksi : Merupakan departemen yang bertugas untuk melaksanakan pengadaan produksi di pabrik dengan tertib, menyusun laporan produksi yang akurat secara berkala serta mengevaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberi pembinaan bawahan sesuai arah pertanggung jawaban perusahaan.
e.
Seksi Peralatan : Merupakan departemen yang bertugas adalah bagian yang bertugas untuk menyusun peralatan atau pencetakan suku cadang guna tercapai sasaran produksi, mengatur sumber daya aktivitas peralatan dengan efektivitas tinggi dan mengadakan dan mengevaluasi kebutuhan suku cadang dan peralatan pabrik dan memobilisasi pabrik.
f.
Seksi Keuangan dan Personalia : Merupakan salah satu bagian yang mengatur pendanaan dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas tinggi,mengolah informasi keuangan dan personalia, memaksimalkan pelaksanaan fungsi keuangan, fungsi perpajakan, sekretariat dengan pemakaian kebutuhan pabrik dan perusahaan secara tertib, menyajikan laporan keuangan secara berkala sesuai dengan ketentuan perusahaan dan melaksanakan pengadaan pabrik secara berkala sesuai dengan ketentuan perusahaan dengan lingkup kerja.
g.
Seksi Unit Produksi : Merupakan departemen yang bertugas menyusun penjadwalan secara detail dan penjadwalan sumber daya, mengelola jalur produksi dan melaksanakan produksi sesuai jadwal mutu dan syarat mutu yang di tetapkan, menyusun perencanaan produk akurat secara berkala dan mengendalikan proses produksi dalam rangka menjaga keselamatan kerja.
11
2.4
Kegiatan Perusahaan
PT. Wijaya Karya Beton Tbk mempunyai kegiatan utama yaitu sebagai tempat produksi tiang listrik (TL), tiang pancang (TP), bantalan jalan rel (BJR), balok jembatan, sheet steel , coor cated sheet pile (CCSP). Kegiatan pemasaran hasil produksi di laksanakan oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk.
2.5
Jumlah tenaga kerja dan jam kerja
PT. Wijaya Karya Beton Tbk memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja produksi dan penunjang produksi. Tenaga kerja produksi adalah karyawan harian yang ditempatkan pada bagian pengolahan, sedangkan tenaga kerja penunjang adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian kantor. Jumlah tenaga kerja adalah sebanyak 122 orang. Jam kerja di PT. Wijaya Karya Beton Tbk diatur sebagai beri kut:
Jam Kerja Normal Jam kerja normal diberlakukan untuk para staf dan karyawan kantor PT.
Wijaya Karya Beton Tbk yang digunakan delapan jam/hari dengan rincian sebagai berikut: 1. Jam 08.00-12.00 WIB (kerja) 2. Jam 12.00-13.00 WIB (istirahat) 3. Jam 13.00-17.00 WIB (kerja)
Jam Kerja Shift Jam kerja shif di berlakukan pada bagian produksi, bagian peralatan dan
bagian teknik yang terdiri dari dua shift kerja. Adapun pembagian jam kerja tiap shift adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Jumlah Jam Kerja No.
Shift
Jam Kerja
Jam 08.00 – 12.00 1.
Shift I
Jam 12.00-13.00 (Istirahat) Jam 13.00-17.00 Jam 17.00 – 20.00
2.
Shift II
Jam 20.00-21.00 (Istirahat) Jam 21.00-24.00
12
Jam Kerja Lembur Untuk perhitungan jam kerja lemburnya perusahaan melakukannya sesuai
dengan peraturan pemerintah, yaitu: 1. Hari Kerja Biasa Perhitungan jam kerja lembur perusahaan untuk hari kerja bias a adalah, setiap jam kerja lembur pertama dikali dengan 1,5 jam sedangkan jam kedua dan seterusnya dikali dengan 2. 2. Hari Minggu Perhitungan jam kerja lembur perusahaan untuk hari minggu setiap jam nya dikali dengan 2 untuk jam pertama dan seterusnya. 3. Hari Besar Keagamaan dan Hari Besar lainnya. Perhitungan jam kerja lembur pada hari besar keagamaan dan hari besar lainnya, pihak perusahaan mengadakan perhitungan setiap jam pertama dilakukan dengan 3 jam kedua dan seterusnya dikali dengan 4.
2.6
Produksi dan Pemasaran
Bentuk Hasil Produksi antara lain :
Tiang Listrik (TL)
Tiang Pancang (TP) : kotak,segitiga,bulat
Bantalan Jalan Rel (BJR)
Balok Jembatan
Sheet Steel
Coor Cared Sheet Pile (CCSP)
Strategi Pemasaran Strategi pasar selektif yang dilakukan oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk
merujuk pada pasar terpilih. Saat ini, pasar wika terdiri dari pasar domestik adalah dengan memilih proyek yang berasal dari pemerintah yang telah di sesuaikan dengan anggaran pemerintah, badan usaha milik negara dan perusahan swasta yang dinilai menguntungkan. Untuk pasar luar negeri, PT. Wijaya Karya Beton Tbk memfokuskan diri pada pasar yang sudah dikuasai.
13
Sarana Angkutan yang digunakan Sarana angkutan yang di pergunakan dalam menyalurkan hasil produksi
berupa Trailer dan Tronton.
2.7
Produk yang Dihasilkan
Produk yang telah di hasilkan oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Meliputi sebagai berikut: Tabel 2.2 Produk PT. Wijaya Karya Beton Tbk No
1.
Gambar Produk
Nama Produk
Kategori Produk
Tiang pancang
Tiang
sentrifugal
pancang
2.
Tiang pancang kotak
3.
Tiang listrik
Tiang pancang
Tiang pancang
14
Tabel 2.3 Lanjutan No
4.
Gambar Produk
Nama Produk
Bantalan Jalan Rel (BJR)
Kategori Produk
Bantalan
Coor Cared Sheet 5.
Pile (CCSP)
-
Gorong7.
U-Ditch
gorong dengan tutup
Goronggorong 8.
Box Culvert
tanpa tutup (under ground)
15
Tabel 2.4 Lanjutan No
Gambar Produk
Nama Produk
Kategori Produk
9.
Balok Jembatan
Bantalan
10.
Pemecah Marine Structure
gelombang laut
16
2.8
Layout Perusahaan
Agar proses bisnis yang ada di perusahaan berjalan dengan baik dan lancar, PT. Wijaya Karya Beton Tbk juga merancang layout (tata letak) perusahaannya dengan seefektif dan seefisien mungkin.
Gambar 2.4 Layout PT. Wijaya Karya Beton Tbk
Layout pabrik pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk memiliki s istem yang saling terintegrasi antara satu departemen dengan departemen lainnya dalam lantai produksi serta menganut model process layout. Process layout merupakan sistem penentuan stasiun kerja berdasarkan kesamaan proses produksi yang dilakukan. Berdasarkan pengamatan pada perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk.
BAB III SISTEM PERUSAHAAN
3.1
Sistem Produksi
PT. Wijaya Karya Beton Tbk menggunakan sistem produksi make to order (MTO), jadi perusahaan memproduksi sesuai dengan permintaan buyer . Meskipun menggunakan sistem make to order akan tetapi perusahaan hampir tidak pernah berhenti untuk berproduksi, ini dikarenakan jumlah permintaan oleh buyer yang mencakup lingkup internasional sangat banyak. Sehingga perusahaan tetap beroperasi setiap hari, bahkan untuk pesanan yang baru masuk masih akan menunggu beberapa minggu untuk mulai di produksi. Selain karena banyaknya permintaan, ini juga di pengaruhi sifat produk yang custom sesuai dengan permintaan konsumen baik untuk ukuran, jumlah dan warna.
3.2
Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPIC)
Sistem perencanaan dan pengendalian produksi dilakukan oleh bagian PPIC ( Production Planning and Inventory Control ). Beberapa kebijakan perencanaan yang dilakukan adalah menerima order, mengatur perencanaan pemesanan bahan baku,mengatur perencanaan proses produksi dan perencanaan distribusi barang jadi. a.
Perencanaan Produksi Menentukan produk yang akan dibuat, jumlah, dan periode produksinya.
Umumnya dibuat dalam periode tahunan, enam bulanan atau bulanan. Dalam sistim produksi yang berorientasi stock, maka rencana produksi harus memperhatikan ketentuan inventory berdasar perencanaan pasar. Sedangkan dalam sistim produksi yang berorientasi job-order, maka kuncinya adalah perkiraan pesanan masuk. b.
Perencanaan Proses Produksi Menentukan metode kerja yang rasional untuk produk yang akan dibuat, atau
dengan kata lain menentukan metode atau cara kerja yang paling optimum untuk suatu produk dengan jumlah dan waktu penyerahan yang sudah ditentukan dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang diminta.
18
19
Terdiri dari perencanaan mesin atau peralatan, material, jig & tool, rencana jam kerja dsb. Ada beberapa cara untuk menyiapkan rencana proses produksi, dan secara umum diberikan dalam bentuk: planned parts sheet, operation process sheet untuk mesin, dan operation process sheet untuk assembly plan parts sheet berupa format sederhana berisi daftar parts yang direncanakan beserta perkiraan jam proses dan jam mesin yang direncanakan, terutama untuk produksi berbasis job order. Semuanya harus dibuatkan detail proses independent nya baik untuk proses fabrikasi, machining maupun assembling nya. c.
Perencanaan dan Pengadaan Material Dalam rencana produksi sudah ditentukan level kualitas, jumlah produksi dan
periode produksinya. Untuk itu perlu dibuat prencanaan pengadaan bahan untuk menjamin terlaksananya rencana produksi. Rencana pengadaan bahan ini harus dipastikan dengan harga termurah, kualitas dan jumlah memenuhi permintaan, dan bisa tersedia di bengkel sesuai waktu yang diperlukan. d.
Penjadwalan (Scheduling ) Penjadwalan ( scheduling ) diperlukan untuk menentukan jadwal ( schedule)
pekerjaan dan waktu pelaksanaannya sehingga produk bisa selesai dan diserahkan pada waktu yang telah ditentukan. Schedule dibuat untuk setiap produk, component, dan parts atau proses tergantung keperluan schedule tersebut dibuat. Secara umum akan terdiri dari: master schedule, production schedule, detail schedule atau on line schedule bila diperlukan. e.
Pembagian Kerja ( Loading Planing ) Loading plan adalah penentuan seberapa banyak jam kerja yang diperlukan
untuk suatu proses pekerjaan (individual product ) oleh pabrik, bengkel, dan suatu proses selama periode tertentu. Ditentukan berdasarkan kebutuhan jam kerja setiap pekerjaan/proses dengan asumsi kondisi normal. Kelebihan dan kekurangan jam kerja setiap bengkel disesuaikan pada saat pekerjaan berjalan.
20
Hanya dengan loading planning yang benar dan tepat maka production planning dan scheduling dapat dikerjakan dengan baik. Dalam hal ini production planning , scheduling dan loading planning harus dibuat secara simultan. f.
Pengendalian Pengadaan Bahan Suatu system untuk menyiapkan kebutuhan sejumlah material sesuai
spesifikasi yang ditentukan dan memberikannya kepada bengkel sesuai kebutuhan dan waktu yang ditentukan. System ini terkait dengan pengendalian aktivitas yang saling terkait meli puti: pengendaalian penyerahan material yang dibeli, penerimaan dan penyimpanan material, pengeluarannya dari gudang, serta pengadministrasian dsb. Untuk memenuhi syarat standart beton dan untuk mencapai kepuasaan para konsumen PT.Wijaya Karya Beton. Tbk memanfaatkan beberapa bahan baku yang di antaranya adalah sebagai berikut : 1.
Adminixture/adiktive
2.
Air
3.
Besi
4.
Pasir
5.
Semen
6.
Split Namun dari banyaknya bahan baku tersebut tidak bisa menghasilkan beton
yang sempurna tanpa didukung oleh sumber daya manusia ( SDM ) yang baik khususnya para operator yang handal dan profesional serta alat-alat yang di gunakan yang serba otomatis dan modern. g.
Pengendalian Subcontractor Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam polecy subcontracting
pekerjaan:
Sebaiknya Subcontractors direncanakan untuk suatu kerja sama jangka panjang dan kontinyu, dengan semangat saling membutuhkan.
Level pengendalian kualitas dari subcontractor harus sepadan dengan level perusahaan yang men- subcontract kan
21
Penekanan bisnisnya haruslah terkonsolidasi untuk membangun kerjasama saling menguntungkan
h.
Pengendalian Kualitas Pada dasarnya prinsip dasar dari pengendalian kualitas adalah bagaimana
perusahaan bisa menyerahkan produk pesanan pemesan dengan memuaskan sesuai yang dispesifikasikan, disisi lain perusahaan juga harus mendapatkan keuntungan. Dari sisi pengendalian bengkel, faktor kunci dari pengendalian kualitas adalah: a.
Mencegah terjadinya gangguan produksi yang menyebabkan rendahnya produktifitas.
b.
Menghindari pekerjaan ulang untuk perbaikan
c.
Menurunkan kebutuhan jam perbaikan produksi untuk meningkatkan prouktifitas
d.
Persiapan pengukuran/pengetesan/pengujian untuk mencegah terjadinya kesalahan/problem beruntun
3.3
Sistem Pengendalian Kualitas
Kegiatan yang di lakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Suatu teknik dan aktivitas tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Untuk kegiatan pengendalian kualitas PT. Wijaya Karya Beton Tbk, meliputi mengukur panjang, lebar, diagonal produknya dan kemudian di cek berkas di akhir. Tujuan dari pengendalian kualitas PT. Wijaya Karya Beton Tbk adalah : 1.
Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapakan.
2.
Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
22
3.
Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produki tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
3.4
Sistem Produksi
Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan. Berikut merupakan detail kegiatan pada bagian produksi yang meliputi:
a.
Serah Terima Dokumen Kontrak Purchase Order dan perpanjian kontrak selanjutnya diserahkan ke Bagian Produksi Precast/Ready mix penerbitan perintah mengerjakan order (PMO) ke plant / Batching Plant yang akan memproduksi order tersebut. BASTD tersebut terdiri dari : - Purchase Order (PO) / Surat Pesanan Material (SPM) / Kontrak - Gambar - Metode Kerja ( jika ada) - Spesifikasi - Schedule - HPP Jika dokumen atau kriteria diatas tidak lengkap, bagian produksi akan menunda proses penerbitan PMO atau mengembalikan dokumen tersebut ke bagian pemasaran untuk dilengkapi.
Perencanaan Produksi Bagian produksi membuat perencanaan produksi berdasarkan masukan dari data harian dan mingguan dari plant / Batching Plant.
Melakukan peninjauan dan verifikasi terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia, jumlah material yang tersedia, jumlah waktu kerja tersedia, jumlah hasil (quantity) produksi yang sedang berjalan, kesiapan alat, tipe produk dan
23
jumlah ketidaksesuaian produk yang diinformasikan dan plant/Batching Plant.
Menetapkan perencanaan produksi dan plant / Batching Plant yang akan memproduksi oleh manager produksi dngan membuat PMO.
Mendistribusikan perencaan produksi yang telah disahkan dan PMO ke Plant / Batching Plant yang akan memproduksi.
3.5
Sistem Perawatan ( Maintenance)
Sistem perawatan mesin (maintenance) oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk dilakukan dengan dua cara yaitu preventive (pencegahan) dan repressive (perbaikan) maintenance. Preventive maintenance berupa pelumasan, pembersihan komponen dan peralatan mesin, serta pengecekan apakah setiap komponen mesin masih berfungsi secara normal yang dilakukan oleh operator yang bertujuan untuk menghindarkan dari kontaminasi kotoran agar tidak menghambat jalannya proses produksi yang berdampak pada terlambatnya pemenuhan permintaan konsumen. Adapun kegiatan pelumasan dilakukan setiap hari, setiap selesai produksi, tetapi untuk pengecekan mesin 1 minggu sekali. Sementara untuk repressive maintenance berupa breakdown maintenance, dilakukan oleh para teknisi pada saat mesin sudah dalam keadaan rusak dan tidak mampu melakukan produksi. Selanjutnya proses produksi akan dialihkan ke mesin lainnya agar pemenuhan permintaan konsumen tidak terhambat dan tetap selesai tepat pada waktu yang telah disepakati dengan pihak konsumen.
3.6
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengendalian. Target
dalam
manajemen
SDM adalah
meningkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Manajemen SDM mendorong para manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan.
24
PT. Wijaya Karya Beton Tbk merekrut kar yawan dengan cara job street yang artinya perekrutan dengan mengutamakan seleksi yang dilaksanakan sendiri oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk dan secara internal artinya perekrutan berdasarkan rekomendasi dari pemilik maupun monitoring para staff . Untuk saat ini jumlah pekerja PT. Wijaya Karya Beton Tbk sekitar karyawan 574 orang. Dengan jumlah karyawan sebanyak 419 berstatus kontrak dan 155 berstatus sebagai pe gawai tetap. Karyawan bekerja selama 5 hari dalam seminggu, mulai hari senin sampai hari jumat dengan jam kerja 8 jam/hari dengan UMR yang ditentukan yaitu Rp. 1.906.000,-/bulan. Karyawan juga diberi uang makan dan seragam untuk menunjang pekerjaan didalam perusahaan. Apabila perusahaan dinilai tidak mampu mengatasi jumlah permintaan yang melonjak, perusahaan akan menggunakan jasa borongan guna mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi jumlah borongan yang diperlukan belum sesuai, karena suatu saat orang borongan tersebut akan kehabisan barang untuk dikerjakan atau sebaliknya, barang yang harus dikerjakan oleh orang borongan juga menunggu lama untuk mulai dikerjakan. Dengan demikian akan didapatkan jumlah karyawan borongan secara optimal untuk menghindari kerugian perusahan, serta dapat memaksimalkan jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk meningkatkan output perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap nilai produktifitas perusahaan. PT. Wijaya Karya Beton Tbk merupakan perusahan yang peduli terhadap karyawannya. Salah satu bentuk kepedulian terhadap karyawan adalah dengan diberikannya pelatihan-pelatihan berupa : 1.
Pelatihan terhadap perbaikan produktivitas kerja karyawan
2.
Pelatihan operator diesel dan genset
3.
Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas A
4.
Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas B
5.
Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas C
6.
Pelatihan K3 mengenai Kebakaran kelas D
7.
Pelatihan K3 teknisi Listrik
8.
Pelatihan K3 Umum
25
Kesejahteraan karyawan PT. Wijaya Karya Beton Tbk sangat diperhatikan. Selain mendapatkan gaji pokok dan tunjangan karyawan atau tunjangan jabatan para karyawan juga mendapatkan fasilitas antara lain : 1.
Asuransi Tenaga Kerja Terdiri dari asuransi kematian dan asuransi-asuransi kecelakaan yang diberikan bagi karyawan yang mengalami musibah melalui jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) dan BPJS.
2.
Jaminan Kesehatan Berupa Pengobatan atau medical service untuk karyawan dan keluarga karyawan, santunan untuk persalinan (biaya kelahiran).
3.
Tunjangan Tunjangan Hari Raya (THR), jaminan dan tunjangan dalam pelayanan POLIKLINIK yang dilengkapi dengan mobil ambulance bagi karyawan.
4.
Fasilitas Pelayanan koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi karyawan serta menyediakan perlengkapan pakaian kerja dan usaha s impan pinjam bagi karyawan dengan sistem pembayaran dapat diangsur atau dengan pemotongan gaji tiap bulan.
3.7
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Wijaya Karya Beton Tbk memiliki departemen Environment Health Safety Security (EHSS), pada departemen ini memiliki beberapa tugas penting dalam perusahaan. Salah satunya merupakan departemen yang memiliki tugas untuk menangani masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Adapun tugas dari departemen environment health safety security dalam menangani keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 1.
Menangani kecelakaan (accident ) kerja pada lantai produksi. Dalam menangani kecelakaan yang terjadi dalam lantai produksi, departemen Environment Health Safety Security akan menerima laporan mengenai kecelakaan yang terjadi dari supervisor dari departemen yang bersangkutan.
26
Kemudian akan dilakukan pengecekan terhadap tempat terjadinya kecelaka an kerja, hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga dapat diketahui indikator apa saja yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
Apabila
dari
terjadinya
kecelakaan
tersebut
menimbulkan korban, maka korban akan diberikan pertolongan pertama oleh perusahaan. 2.
Menganalisa semua potensi yang membahayakan keselamatan dan kesehat an karyawan. Jadi dalam hal ini departemen Environment Health Safety Security akan melakukan analisa terhadap semua departemen proses produksi. Analisa tersebut dilakukan guna mengetahui hal-hal atau potensi bahaya yang dimiliki setiap departemen proses produksi. Jadi dalam setiap departemen akan diketahui indikator apa yang membahayakan untuk keselamatan dan kesehatan karyawan.
3.
Menjalankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), OSHAS 18001 dan ISO 14001. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resikoyang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerjayang aman, efisien dan produktif. Sedangkan Pengertian SMK3 OHSAS 18001: ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan)
yang
digunakan
untuk
mengembangkan
dan
menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut.
Implementasi
SMK3
tidak
jauh
berbeda
dengan
standar
internasional OHSAS 18001 dimana ada konsep dasar dari SMK3 yakni PDCA cycle ( Plan, Do, Check , Action), berikut kami jelaskan sedikit tentang konsep PDCA :
27
Plan (Perencanaan) : Menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai kebijakan K3 perusahaan.
Do (Pelaksanaan) : Pelaksanaan proses Check (Pemeriksaan) : memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan, sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 lainnya serta melaporkan hasilnya
Action (Tindakan) : mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja k3 secara berkelanjutan.
4.
Menjalankan dan menerapkan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan hidup. Jadi peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan hidup ditegaskan untuk semua elemen untuk dijalankan dan diterapkan baik pada perusahaan atau pada lantai produksi. Dalam sistem keselamatan dan kesehatan kerja untuk alat pemadaman kebakaran meliputi apar, smoke detitor, sprinkel dan hydrant , untuk apar ditempat pada setiap kantor per devisi, sedangkan untuk lantai produksi penempatan apar ditempatkan pada tengah lantai produksi yang digantung pada tiang bangunan dengan jarak antar apar r ata-rata maksimal 15 meter. Penempatan apar pada bagian tengah supaya apar mudah terlihat, ser ta mudah dijangkau. Untuk hydrant ditempatkan dengan jarak sekitar 20 meter antar hydrant , hydrant juga ditempatkan pada tengah lantai produksi supaya mudah terlihat dan dapat menjangkau area yang lebih luas. Untuk hydrant yang diperuntukkan kantor ditempatkan pada dinding dekat dengan pintu kantor, selain mudah untuk dilihat juga mempermudah dalam penggunaan hydrant tersebut.
5.
Membuat rekomendasi standart alat pelindung diri (APD) yang digunakan dalam lantai produksi. Departemen EHSS ini menjadi pihak yang bisa menentukan alat pelindung diri seperti apa yang akan digunakan dalam lantai produksi. Jadi dalam pemberian alat pelindung diri departemen EHSS akan melakukan analisa terlebih dahulu pada setiap departemen proses produksi. Tahap analisa ini guna mengetahui potensi bahaya yang ditimbulkan dalam lantai produksi.
28
Sehingga alat pelindung diri yang diberikan dapat sesuai dengan potensi bahaya yang timbul dalam proses produksi. Alat pelindung diri (APD) yang disediakan oleh perusahaan untuk karyawan meliputi masker, sarung tangan, kacamata 6.
Memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan hidup dan pelatihan. Pada lantai produksi perusahaan PT. W ijaya Karya Beton Tbk aktifitas yang dilakukan oleh karyawan tidak mempunyai resiko yang tinggi. Sehingga untuk nilai terjadinya kecelakaan pada lantai produksi sangat jarang. Akan tetapi karyawan tetap diharuskan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, kacamata dan sepatu ketika jam kerja. Masker dan kacamata merupakan APD yang diberikan oleh perusahaan, sedangkan untuk sepatu tidak disediakan oleh perusahaan akan tetapi merupakan kebijakan perusahaan yang harus dipakai di lantai produksi. Cara kerja dan sikap aman juga sangat diperlukan untuk membuat suasana
kerja menjadi aman, nyaman dan efektif. Pemasangan display diharapkan membuat tenaga kerja mengetahui resiko akan suatu pekerjaan. Setiap tenaga kerja diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD). Fasilitas keselamatan kerja berupa alat pelindung diri yang ada di PT. Wijaya Karya Beton Tbk antara lain. 1.
Masker, yang dimaksudkan untuk melindungi pernapasan pekerja saat berada dalam lingkungan perusahaan, karena banyaknya butiran debu yang berterbangan hasil dari proses produksi.
2.
Sepatu safety, sepatu safety untuk karyawan di area produksi berupa sepatu bots yang dimaksudkan untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja atau mencegah kecelakaan kerja yang fatal.
3.
Sarung tangan, sarung tangan selain dimaksudkan untuk menjaga sebagai alat pelindung tangan ketika bekerja di tempat atau kondisi yang bisa mengakibatkan cedera tangan.
4.
Kacamata, kacamata diberikan pada karyawan dimaksudkan untuk melindungi mata dari paparan debu.
5.
Petunjuk-petunjuk keselamatan kerja, seperti petunjuk jika terjadinya kebakaran dan bencana alam serta jalur evakuasi.
29
Jadi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang telah diterapkan oleh PT. Wijaya Karya Beton Tbk masih dalam tingkat menengah artinya pihak perusahaan sudah berusaha sekuat tenaga tetapi tidak diimbangi oleh kesadaran pekerja akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.8
Sistem Personalia dan keuangan
Sistem Personalia melaksanakan antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, sehingga dapat efektivitas serta juga efisiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin didalam mencapai tujuan. Tujuan dari manajemen personalia berhubungan dengan tujuan perusahaan dengan secara umum. Hal tersebut disebabkan karena manajemen perusahaan itu berusaha untuk dapat menimbulkan efisiensi didalam bidang tenaga kerja ialah sebagai efisiensi keuntungan serta kontinuitas. Fungsi manajemen personalia dengan secara operasionalnya terdiri atas : 1.
Pengadaan adalah menyediakan jumlah tertentu karyawan serta juga jenis keahlian yang diperlukan untuk dapat mencapai suatu tujuan perusahaan. Tujuan tersebut menyangkut suatu masalah pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi serta juga penempatan kerja.
2.
Pengembangan karyawan yang sudah diperoleh dengan cara pelatihan dengan tujuan untuk dapat mengembagkan ketrampilan karyawan.
3.
Pemberian kompensasi adalah suatu pemberian penghargaan yang adil serta juga layak terhadap para karyawan sesuai dengan sumbangan para anggota karyawan dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
4.
Pengintegrasian adalah sesuatu yang menyangkut penyesuaian keinginan dari tiap-tiap dengan keungan pihak perusahaan serta masyarakat.
5.
Pemeliharaan adalah sesuatu yang mempertahankan serta juga meningkatkan kondisi yang telah ada. Sistem Keuangan bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
pemanfaatan sumber daya keuangan dalam kegiatan entitas secara efisien dan efektif, dalam kerjasama secara terpadu dengan fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan penelitian, produksi, pemasaran dan sumberdaya manusia.
30
Dengan kata lain, Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk di manfaatkan sesuai kebutuhan seara efektif dan efisien. Keuangan Meliputi hal-hal sebagai berikut: a.
Sumber dana Manajemen keuangan harus dapat memilih sumber dana yang akan di gunakan dalam perusahaan
b.
Penggunaan dana Dana dalam perusahaan dapat digunakan untuk penanaman modal jangka pendek dan penanaman modal jangka panjang
c.
Pengawasan pengguanan dana Dana yang digunakan harus di awasi penggunaannya agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang teah di tetapkan
3.9
Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang di rancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dalam proses pengiriman barang, pengiriman akan dilakukan menggunakan container atau Truk Tronton. Ini merupakan salah satu layanan perusahaan ter hadap konsumen yang bisa menjadi tolak ukur bahwa perusahaan memang siap untuk melayani konsumen dengan maksimal. Pengiriman ini sendiri akan dikirimkan pada buyer yang telah menerima pesanan tersebut, kemudian dari buyer akan memberikan dua tawaran dalam penyerahan barang tersebut ke end costumer . Yang pertama adalah end costumer datang sendiri ke buyer untuk mengambil barang dan yang kedua dari buyer akan melakukan pengiriman ke tempat end costumer . Akan tetapi pilihan kedua tersebut konsumen dikenakan biaya ekstra untuk pengiriman.
BAB IV PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BETON BANTALAN JALAN REL
Bantalan rel kereta api adalah suatu landasan dimana rel tersebut bertumpu dan juga diikat dengan penambat rel, sehingga bantalan rel tersebut harus kuat untuk menyangga atau menahan beban dari kereta api tersebut. Dengan demikian kereta api tersebut tidak terguling atau anjlok. Pada saat pemilihan bahan yang akan digunakan untuk bantalan jalan rel kereta api harus menggunakan bahan pilihan, salah satunya adalah beton. Dimana beton yang digunakan juga harus bermutu tinggi. Untuk itu diperlukan adanya pengendalian kualitas terhadap proses pembuatan dari awal hingga akhir yang meliputi pengadaan bahan baku material, proses pembuatan beton sampai proses pemindahan beton menuju ke tempat penyimpanan. Pengendalian kualitas merupakan teknik yang sangat bermanfaat a gar suatu perusahaan dapat mengetahui kualitas produknya sebelum dipasarkan kepada konsumen. Teknik pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan dalam mengetahui kelayakan kualitas produk berdasarkan batas-batas kontrol yang telah ditentukan.
4.1
Pengendalian Kualitas Pada Pembuatan Bantalan Jalan Rel PT. Wika Beton Tbk
Persaingan yang semakin ketat pada industri beton, menuntut setiap perusahaan yang bergerak pada industri ini untuk selalu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produknya. Hal ini dilakukan pula oleh PT. Wika Beton Tbk dengan berupaya menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dalam proses produksinya, sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan oleh perusahaan serta keinginan konsumen. Saat ini PT. Wika Beton Tbk memiliki sistem pengendalian kualitas, yang secara terus-menerus dilakukan terhadap produk yang dihasilkannya. Pengendalian kualitas yang dilakukan PT. Wika Beton Tbk tersebut dilakukan dari mulai penerimaan bahan baku yang dipergunakan sampai dengan produk jadi.
32
33
Tujuan perusahaan melakukan pengendalian kualitas dalam proses produksi beton ini yaitu masuk untuk menunjang tercapainya visi dan misi dari PT. Wika Beton Tbk yang menyediakan dan memenuhi kebutuhan beton yang menjamin kualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini di lakuakan oleh PT. Wika Beton Tbk dalam upaya memberika kepuasaan kepada konsumenya dalam mempergunakan produk beton yang di sediakan PT. Wika Beton Tbk mengharapkan konsumen-konsumenya memperoleh kepuasan terhadap produk produk yang dipergunakan, sehingga diharapkan konsumen melakukan pembelian ulang atau melakukan pembelian terhadap produk-produk lainnya, yang ada akhirnya PT. Wika Beton Tbk dapat menguasai pangsa pasar secara lenih luas lagi. Tujuan PT. Wika Beton Tbk ini dapat diperinci terutama dalam hal teknis melakukan pengendalian kualitas dalam proses produksinya, yaitu: 1.
Produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga jumlah produk rusak atau cacat dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan.
2.
Produk yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen,
memberi
kepuasaan
pada
konsumen
dan
menambah
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. 3.
Menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan lain yang sejenis.
4.
Mengetahui apakah proses produksi telah berjalan dengan optimal dan sesuai dengan perencanaan.
5.
Mengetahui sebab terjadinya penyimpangan sehingga dapat segera diambil tindakan perbaikan
6.
Mengefisensikan biaya produksi, karena biaya produk yang gagal atau cacat dapat ditekan
34
4.1.1
Kegiatan Pengendalian Kualitas pada Proses Produksi yang dilakukan PT. Wika Beton Tbk
PT. Wika Beton Tbk dalam proses produksinya melakukan aktivitas pengendalian kualitas dalam mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. Sistem produksi terdiri dari input, proses dan output, sehingga pengendalian kualitas dalam sistem produksi yang di lakukan PT. Wika Beton Tbk terdiri dari 3 (tiga) tahapan tersebut, yaitu: 1. Pengdalian pada kualitas bahan baku ( Input) 2. Pengdalian pada kualitas proses produksi ( Process) 3. Pengendalian pada produksi hasil produk ( Output) 4.1.1.1 Pengendalian Kualitas Bahan Baku
Pengendalian kualitas pada input dalam sistem produksi merupakan pengendalian kualitas terhadap bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan bahan baku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi proses produksi, dan pada akhirnya berpengaruh juga terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Apabila bahan baku yang digunakan memiliki kualitas yang baik atau memenuhi standar maka barang yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik juga. Bahan baku yang digunakan PT. Wika Beton Tbk ini dikategorikan ke dalam 2 (dua) jenis bahan baku yaitu: 1.
2.
Bahan Baku Utama, meliputi:
Semen
Agregat (pasir)
Air
Bahan Pendukung
Split
Admixture (zat adiktif)
Pengendalian kualitas bahan baku yang diterapkan PT. Wika Beton Tbk meliputi proses pengangkutan, penyimpanan, dan pengiriman ke lantai produksi, dimana bahan baku yang akan diolah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kualitas bahan baku.
35
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut untuk memastikan bahwa kualitas bahan baku baik bahan utama maupun bahan pembantu tersebut untuk memastikan bahwa sesuai dengan standar dalam kualitas permukaanya maka dilakukan pemeriksaan terhadap ukuran bahan baku yang digunakan tersebut. Berikut ini ditampilkan flowchart pengendalian kualitas bahan baku dari mulai bahan baku dikirimmoleh pihak supplier sampai bahan baku disimpan dalam gudang dan digunakan dalam proses produksi. Berikut Merupakan Flowchat Pengendalian Kualitas Bahan Baku PT. Wika Beton Tbk:
Mulai
Supplier (Pemasok Bahan Baku)
Pemeriksaan Kualitas Bahan Baku
Pemeriksaan Kualitas Bahan Baku
1. Bahan Utama - Semen - Agregat (pasir) - Air 2. Bahan Pendukung - Split
Proses Produksi
- Admixture (zat
Gudang
Penyimpanan
Selesai Gambar 4.1 Flowchart Pengendalian Kualitas Bahan Baku
36
Berdasarkan Gambar di atas pemeriksaan kualitas bahan baku dilakukan yaitu pada saat supplier bahan baku mengirim barang pesanan untuk disimpan dalam gudang. Ketika bahanbaku datang dari supplier pemeriksaan terhadap bahan baku tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan baku yang akan disimpan dalam gudang. Pemeriksaan tersebut terdiri dari banyaknya bahan baku yang digunakan, jenis bahan baku. Berikut merupakan standar PT. Wika Beton Tbk dalam pemenuhan bahan baku yaitu: 1.
Semen Semen yang digunakan adalah portland semen sesuai dengan standar ASTM C 150
2.
Pasir (Agregat Halus) Agregat yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 33, standar spesifikasi untuk agregat beton
3.
Air Persyaratan air sebagai bahan bangunan, sesuai dengan penggunaanya harus memenuhi syarat menurut persyaratan umum bahan bangunan di indonesia, antara lain :
Air harus bersih
Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual
Tidak boleh mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram / liter
Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organic dan sebagainya) lebih dari 15 gram / liter. Kandungan klorida tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m sebagai SO3
Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi
37
4.
Split (Agregat Kasar) Agregat kasar (Kerikil, batu pecah, atau pecahan dari blast furnance) menurut ASTM C 33 – 03 dan ASTM C 125 – 06, agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 4,75 mm. Ketentuan mengenai agregat kasar antara lain :
Harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori
Butir – butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca,seperti terik matahari dan hujan
Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zatzat yang relatif alkali.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %, jika melebihi harus di cuci
5.
Bahan Aditif ( Admixture) Admixture atau bahan tambah yang didefinisikan dalam Definitions of Terminology (ACI SP – 19) adalah sebagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau motar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah yang digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton bertujuan untuk mempermudahkan pengerjaan, mempercepat pengerasan, menambah kuat tekan, atau penghematan energi. Beberapa jenis bahan aditif yang digunakan adalah :
Air-entraining admixture:digunakan untuk meningkatkan tahanan beton terhadap efek beku dan cair serta memperbaiki ketahanan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh garam
Accelerating admixture:digunakan untuk mempercepat kekuatan beton
Retarding admixture:digunakan untuk mengurangi kandungan air didalam beton dan meningkatkan nilai slump dari beton
Waterproofing material :digunakan untuk memperlambat penetrasi air ke dalam beton yang berpori
38
Apabila bahan baku yang dipesan maupun standar perusahaan maka bahan baku dikembalikan ke supplier untuk diminta penggantian sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Setelah bahan baku dilakukan pemeriksaan dan disesuaikan dengan standar perusahaan maka bahan baku yang dikatakan lolos pemeriksaan disimpan digudang dan siap untuk produksi. 4.1.1.2 Pengendalian Kualitas Proses Produksi dan Produk Jadi
Pengendalian kualitas proses produksi pada PT. Wika Beton Tbk ini dilakukan setelah proses pelepasan beton dari cetakan. Dimana beton dilepaskan dari cetakan kemudian dibawa ke tempat pengecekan. Tujuannya untuk pengecakan terhadap beton apakah terdapat kecacatan atau tidak yang berupa keretakan dan gompel sebelum akhirnya beton di tandai dan dimasukkan ke tempat penyimpanan jadi. Jadi dalam setiap tahapan proses diartikan berjalan seperti biasa dan bila terdapat mesin yang rusak pada saat proses produksi maka baru dilakukan pengecekan. Agar di dalam proses produksi tidak menimbulkan produk cacat. Apabila ditemukan penyimpangan didalam proses pengecekan, maka karyawan atau operator yang bertanggung jawan terhadap penyimpangan tersebut segera melaporkan kepada manajer produksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut untuk memastikan bahwa kualitas bahan baku baik bahan utama maupun bahan pembantu tersebut sesuai dengan standar dalam kualitas permukaanya maka dilakukan pemeriksaan t erhadap ukuran bahan baku yang digunakan tersebut. Berikut ini ditampilkan flowchart pengendalian kualitas proses produksi dari mulai bahan baku yang diperoleh dari gudang penyimpanan sampai bahan baku melalui tahapan pengecoran. Berikut merupakan Pengendalian Kualitas Proses Produksi PT.Wika Beton Tbk :
39
Mulai
Perakitan Tulang
Persiapan Tulangan
Penarikan Besi Prestress Pengecoran
Pembuatan Beton
Pemadatan dengan meja getar Proses Penguapan
Pelepasan Cetakan
Pengecekan Produk
Penandaan Produk Penumpukan Produk
Selesai Gambar 4.2 Flowchart Pengendalian Kualitas Proses Produksi
40
Gambar di atas memperlihatkan bahwa bahan baku yang masuk ke proses produksi, sebelum dilakukan produksi terlebih dahulu dilakukan perakitan dan persiapan tulangan. Kemudian dilakukan penarikan besi prestressing hal ini bertujuan pemberian gaya pada bantalan kereta api agar kuat. Lalu dilakukan pengecoran beton ke cetakan, setelah itu dilakukan pemadatan dengan menggunakan meja getar, kemudian masuk ke proses penguapan dengan suhu 32 ̊ C dan lama siklus penguapan 8 jam. Selanjutnya di lakukan pelepasan cetakan, di lanjut dengan pengecekan produk setelah di lepas dari cetakan agar memastikan produk tidak cacat, bila di dapatkan produk mengalami kegompalan atau kualitas hasil tidak sesuai dengan ketentuan maka di lakukan repair yaitu perbaikan kecil agar hasil sesuai dengan ketentuan. Namun apabila kualitas hasil produk sudah selesai dengan ketentuan yang ditetapkan, kemudian dilakukan proses penandaan produk hal ini agar mengetahui tanggal produksi dan mengetahui tipe bantalan kereta api tersebut. Selanjutnya proses penumpukan atau penyimpanan di stock yard .
1.
Perakitan Tulangan
Perakitan tulangan dilakukan diatas trostel. Pengendalian yang perlu diperhatikan yaitu dari segi alat dan tenaga kerja. Pada saat perakitan tulangan, shoulder tulangan harus bersih dan lingkungan disekitarnya pun bersih. Kemudian memastikan posisi baut dorong rata dengan permukaan cetakan dan juga memastikan tidak ada celah-celah di sekitar shoulder agar pasta beton tidak keluar. Selain itu dilakukan juga pengolesan minyak cetak secara merata pada cetakan, dimaksudkan agar memudahkan didalam pelepasan beton dari cetakan. Tenaga kerja pada proses perakitan tulangan ini dipastikan memakai masker dan sarung tangan. 2.
Penarikan Besi Prestress
Penarikan besi prestress dilakukan diatas trostel. Pengendalian yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian antara beban tarikan dengan produk yang akan dibuat. Untuk produk bantalan kereta api, penarikan besi prestress dil akukan secara simultan (bersamaan) sampai 75 - 78 % dari Ultimate Tensile Strength (UTS)
41
mengacu terhadap perhitungan teknis. Untuk menyetarakan tarikan, besi prestress ditarik awal terlebih dahulu sebesar 25 % dari UTS secara single stressing . Penarikan akhir sebesar 75% - 78% di lakukan secara penarikan simultan dan apa bila ditarik secara single stressing di lakukan sebesar 75% - 78%. Setelah penarikan akhir, kondisi tulangan dan rakitan, baik jarak dan ikatan harus disesuaikan lagi jaraknya dan dikencangkan. 3.
Pengecoran Pembuatan Beton
Pengecoran pembuatan beton dilakukan pemasukan material ke dalam mixer . Sebelum memasukkan material kedalam mixer terlebih dahulu dilakukan penimbangan material dengan ukuran yang telah ditentukan. Kemudian penuangkan adukan ke cetakan ± 1/2 bagian dari tinggi Bucket Cor . Berikut merupakan tabel standar material bantalan rel kereta. Tabel 4.1 Standar Material Bantalan Jalan Rel Material
4.
Jumlah
Pasir
225 kg
Semen
158 kg
Split
366 kg
Air
36 Liter
Additive
1,4 Liter
Pemadatan Dengan Meja Getar
Pemadatan dengan meja getar dilakukan hingga permukaan padat dan rata. Proses ini dilakukan kurang lebih selama 2 menit agar tidak terjadi bleeding dan memiliki kualitas beton baik. 5.
Proses Penguapan
Proses penguapan beton dilakukan didalam bak dengan beton yang sudah tersusun didalamnya kemudian bak ditutup menggunakan terpal. Dimana pada proses ini bak haruslah benar-benar tertutup dengan rapat agar temperatur dalam bak tersebut tetap terjaga. Proses penguapan dilakukan setelah 1/2 - 1 jam setelah proses penutupan bak, dengan membuka kran uap dan memonitor temperatur dalam bak uap selama 30 menit setelah kran dibuka dan pada saat kran akan ditutup.
42
6.
Pelepasan Cetakan
Pelepasan cetakan dilakukan setelah produk beton jadi. Beton tidak langsung dilepaskan begitu saja, namun sebelumnya dilakukan proses hummer test dan detensioning. Dimana proses hummer test ini bertujuan untuk mengetahui mutu beton sudah mencapai 50% dari mutu beton yang telah ditentukan. Sedangkan proses detensioning (release) bertujuan untuk mengurangi gaya prategang sehingga memudahkan didalam pelepasan beton. Setelah itu baru beton bisa dilepaskan menggunakan baut dorong yang kemudian beton tersebut diatas trolly dengan batas maksimal 4 tumpuk beton. 7.
Pengecekan Produk
Pengecekan produk di bagian ini adalah untuk mengetahui apakah beton mengalami kecacatan atau tidak setelah proses pelepasan cetakan, bila didapatkan kecacatan ringan maka akan di lakukan proses repair atau perbaikan kecil pada beton tersebut dan bila mengalami kecacatan besar maka produk tersebut dianggap reject atau produk gagal. Berikut merupakan gambar produk yang masih bisa dilakukan perbaikan repair .
Gambar 4.3 Cacat beton
8.
Penandaan Produk
Penandaan produk di bagian ini adalah untuk memberi tanda tanggal produk, tipe produk untuk mengetahui jenis produk yang sudah jadi. Hal yang dilakukan antara lain menentukan permukaan beton yang akan diberi tanda sesuai dengan lampiran dan memastikan bahwa permukaan beton tersebut dalam keadaan mulus atau rata. Kemudian membersihkan permukaan beton dari kotoran, noda, debu dan
43
minyak yang melekat sehingga permukaannya dalam keadaan kering. Selanjutnya pemasangan sablon pada permukaan beton dengan rapat dan rata dan penyemprotan cat pada permukaan beton secara merata sampai dapat dibaca dengan jelas. Setelah itu pengeringan cat yang sudah melekat pada permukaan beton dengan cara diangin-anginkan atau dibiarkan sejenak.
Gambar 4.4 Penandaan Beton
9.
Penumpukan Produk
Pada penumpukan produk ini butuhkan material kayu sebagai landasan untuk penumpukan, menggunakan jenis kayu kamper dengan ukuran kayu 4m x 6 cm x 12 cm. Dimana tahapan dalam penumpukan beton adalah sebagai berikut: -
Pemasangan kayu pada landasan di bagian bawah (dasar) tumpukan.
-
Pengangkatan produk dari trolly pada titik angkat.
-
Peletakan produk menumpu pada kayu dengan posisi logo diatas .
-
Pemasangan kayu lapis segaris dengan posisi kayu lapis dibawahnya dan pasang ganjal /baji disetiap tumpukan produk bagian luar.
Gambar 4.5 Penumpukan Beton
44
4.2
ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BETON BANTALAN JALAN REL
Pengendalian kualitas produk Beton Bantalan Jalan Rel pada PT.Wika Beton Tbk secara keseluruhan telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Terbukti dengan kualitas produk yang konsisten sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Namun masih terjadi beberapa kecacatan atau tidak sesuai dengan standar, diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Jenis-Jenis Cacat Produk Beton Bantalan Jalan Rel No.
1.
Jenis cacat
Penyebab
Pembukaan formwork
Tentukan waktu pembukaan sesuai umur
Gumpil atau
terlalu cepat
dan jenis konstruksi
Mengelupas
Permukaan cetakan tidak / kurang licin
2.
Pencegahan
Cacat Burik
Cetakan dilumasi secukupnya
Permukaan cetakan yang
Pastikan permukaan cetakan telah bersih
kasar
dari kotoran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Profil Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang berlokasi di Jl. Raya Barat Brujul Kulon Jatiwangi Majalengka Jawa Barat, merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak.
2.
Proses bisnis di PT. Wijaya Karya Tbk. dijalankan oleh departemendepartemen yang dibentuk dengan fungsi dan tugas masing-masing guna mencapai visi dan misi perusahaan. Departemen-departemen tersebut meliputi Sistem Produksi Bertugas melaksanakan proses produksi, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPIC) bertugas dalam pengendalian persediaan, perencanaan dan pengendalian produksi serta control pengiriman, Sistem Pengendalian Kualitas bertugas menyusun kebijakan kualitas perusahaan dan melakukan pengendalian kualitas produk hasil produksi, Sistem Perawatan ( Maintenance) bertugas melakukan perawatan terhadap mesin penunjang produksi baik preventive (pencegahan) maupun repressive (perbaikan), Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Bertugas melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta mendorong para manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan, Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang bertanggungjawab terhadap jaminan kesehatan dan keselamatan karyawan saat melakukan pekerjaan,
Sistem Personalia dan keuangan
bertugas menjaga hubungan antara karyawan dan perusahaan guna meningkatkan loyalitas karyawan, Sistem Pemasaran Bertugas melakukan analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang di rancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
45
46
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi 3.
Proses Produksi Beton meliputi persiapan dan perakitan tulangan, penarikan besi prestress, pembuatan dan pengecoran beton, pemadatan dengan meja getar, proses penguapan, pelepasan cetakan, pengecekan produk, penandaan produk dan yang terakhir penumpukan produk.
4.
Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas dalam sistem produksi yang dilakukan PT. Wika Beton Tbk terdiri dari 3 (tiga) tahapan: -
Material Pengendalian kualitas pada input dalam sistem produksi merupakan pengendalian kualitas terhadap bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan bahan baku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi proses produksi, dan pada akhirnya berpengaruh juga terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Apabila bahan baku yang digunakan memiliki kualitas yang baik atau memenuhi standar maka barang yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik juga.
-
Produksi dan Produk Jadi Pengendalian kualitas proses produksi pada PT. Wika Beton Tbk ini dilakukan setelah proses pelepasan beton dari cetakan. Dimana beton dilepaskan dari cetakan kemudian dibawa ke tempat pengecekan. Tujuannya untuk pengecakan terhadap beton apakah terdapat kecacatan atau tidak yang berupa keretakan dan gompel sebelum akhirnya beton di tandai dan dimasukkan ke tempat penyimpanan jadi. Jadi dalam setiap tahapan proses diartikan berjalan seperti biasa dan bila terdapat mesin yang rusak pada saat proses produksi maka baru dilakukan pengecekan. Agar di dalam proses produksi tidak menimbulkan produk cacat. Apabila ditemukan penyimpangan didalam proses pengecekan, maka karyawan atau operator yang
bertanggung
jawab
terhadap
melaporkan kepada manajer produksi.
penyimpangan
tersebut
segera
47
5. Meskipun secara keseluruhan pengendalian kualitas telah dilakukan dengan baik, namun masih terdapat beberapa ketidaksesuaian standard kualitas diantaranya terjadinya scalling /gumpil yang disebabkan karena pembukaan formwork yang terlalu cepat dan permukaan cetakan kurang licin, Cacat burik yang disebabkan karena permukaan cetakan yang kasar akibat kotoran yang menumpuk.
5.2
Saran
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dan berdasarkan hasil praktek di lapangan maka kami dapat menyarankan bahwa : 1.
Perlu adanya pengecekan di setiap lini produksi agar beton yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan sesuai standar yang telah ditentukan.
2.
Automatisasi mesin uap pada proses penguapan untuk mengantisipasi kelalaian operator.