BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
INFEKSI TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
MARET2016
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAENIASIS
OLEH :
RESKI MULIA
C111 12 016
DWI HARDIYANTI
C111 12 019
PEMBIMBING
PENGAMAT
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KEPANITERAAN KLINIK KLINI K BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULT AKULTAS KEDOKTERAN KEDO KTERAN UNIVERSI UNI VERSIT TAS HASANUDDIN HASA NUDDIN MAKASSAR 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Yang Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa: 1. Nama : Reski Mulia NIM
: C11112016 C11112016
2. Nama : w wi !a !ardiyanti NIM : C1111 C1111201" 201" #udu #udull
: $aenia eniasi siss
$elah $elah menyelesaikan tugas dalam dala m rangka ke%aniteraan klinik %ada &agian Ilmu 'enyakit alam (akultas )ed*kteran +niersitas !asanuddin
Makassar, -e%tember 2016
'embimbing Residen
'embimbing -u%eris*r
BAB I PENDAHULUAN
Taenia, yang disebut sebagai cacing pita, adalah suatu cacing parasit berbentuk panjang dan bersegmen. Dari total 32 spesies Taenia yang diketahui, ada 2 jenis cacing pita yang penting secara medis, yaitu Taenia solium (cacing pita babi, pork tapeworm) dan Taenia saginata (cacing pita sapi, cattle atau beef tapeworm). Akhir-
akhir ini ditemukan spesies baru yang berhubungan erat (sister spacies) dengan T.saginata , disebut sebagai Taenia asiatica, tetapi
ada yang menganggap sebagai subspecies T.saginata sehingga disebut sebagai Taenia saginata asiatica.
,2
'ada manusia, bentuk lara
cysticercus/ Taenia solium da%at menimbulkan ineksi yang dikenal sebagai sistiserk*sis cysticercosis/. %abila sistiserk*sis mengenai aringan *tak maka disebut sebagai neur*sistiserk*sis NCC /.
Taeniasis merupakan penyakit yang endemik pada beberapa daerah tertentu, terutama !egara-negara yang sedang berkembang. Taeniasis karena T.solium dapat menyebabkan neurosistiserkosis dengan berbagai komplikasi bahkan sampai kematian. Taeniasis dinyatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia dan dianggap sebagai penyakit parasit yang harus dieradikasi. "allin dan #ut$ke menganggap neurosistiserkosis sebagai in%eksi yang semakin meningkat jumlahnya. ,2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
DEFENISI
Taeniasis atau penyakit cacing pita adalah in%eksi parasit pada manusia (dalam hal ini cacing pita de&asa) yang tergolong dalam genus Taenia. 'ada manusia, bentuk lara ( cycticercus) Taenia solium dapat
menimbulkan
in%eksi
yang dikenal
sebagai
sistiserkosis
(cysticercosis). istiserkosis adalah in%eksi jaringan yang disebabkan akibat telur cacing pita yang secara tidak sengaja tertelan yang ada di dalam makanan. *anusia mendapatkan in%eksi melalui masakan babi
yang
tidak
terkontaminasi
dimasak
dengan
dengan
lara
benar
(cysticerci).
dan
matang
Apabila
yang
sistiserkosis
mengenai jaringan otak maka disebut sebagai neurosistiserkosis (!++).
istiserkosis
yang
disebabkan
oleh
T.saginata jarang
ditemukan dampak T.saginata terhadap kesehatan manusia tidak sebesar dampak in%eksi T.solium. n%eksi taenia pada anak-anak umumnya tidak terdeteksi ,2,3 2.2.
EPIDEMIOLOGI
Taeniasis tersebar di seluruh dunia. Daerah endemik berat dilaporkan di A%rika sebelah selatan, urun ahara, bagian Timur *editerania, dan sebagian /ni oyet. edangkan ndia, Asia elatan, 0epang, 1ilipina dan Amerika atin tergolong daerah endemik sedang. 'realensi in%eksi T.saginata lebih tinggi dibandingkan dengan T.solium. 'realensi terutama tinggi di daerah pedesaan.
ekitar 4 juta pasien taeniasis dijumpai di seluruh dunia. ekitar 4.444 pasien meninggal akibat neurosistiserkosis. Taeniasis akibat T.saginata dijumpai dengan prealensi tinggi (5 46) di Asia Tengah, Timur Tengah, A%rika Tengah dan Timur. edangkan daerah dengan prealensi rendah (7 6) adalah Asia Tenggara, 8ropa dan Amerika Tengah serta elatan. T.solium endemik di Amerika Tengah dan elatan, Asia Tenggara, ndia, 1ilipina, A%rika, 8ropa Timur dan +ina. Di ndonesia in%eksi T.saginata pertama kali dilaporkan di *alang oleh uchtman pada tahun 9:; dan in%eksi T.solium ditemukan pertama kali di #alimantan
4. Di ndonesia, Taeniasis dilaporkan dari daerah 6.
*engingat
bah&a
sebagian
besar
penduduk
tidak
mengonsumsi daging sapi, diduga sebagian besar cacing pita tersebut digolongkan sebagai Taenia asiatica. Di rian 0aya spesies T.solium lebih dominan dibandingkan dengan T.saginata.
*enurut laporan Abdussalam dari "?@, terdapat peningkatan insidens taeniasis setiap tahun di seluruh dunia. 1actor-%aktor epidemiologi yang memudahkan penyebaran penyakit ini yaitu adanya sumber in%eksi yaitu pasie taeniasis, cara pembuangan tinja
sembarangan sehingga terjadi kontaminasi tanah atau tumbuhtumbuhan oleh telur taenia, adanya binatang perantara yang dipelihara di tempat yang terkontaminasi, penga&asan pemotongan daging yang tidak baik, kebiasaan makan daging yang tidak masak sempurna. 2.3.
ETIOLOGI
+acing pita de&asa (Taenia) termasuk dalam %amily Taeniidae, subkelas +estoda. +acing ini terdiri dari bagian kepala yang disebut skoleks (scolex ) , diikuti oleh bagian leher yang tanpa ruas dan bagian-bagian ruas atau proglotid. 'ada ujung proglotid terdapat proglotid graid yang penuh dengan telur. #eseluruhan cacing dari skoleks sampai proglotid graid disebut sebagai strobila. ,3 Taenia saginata mempunyai panjang >-4 meter dengan
444-2444 proglotid. koleks berukuran -2 mm dengan > batil isap (sucker ) tanpa rostellum atau alat pengait. 'roglotid graid mempunyai uterus dengan percabangan lateral -34 buah. Taenia solium mempunyai panjang >-4 meter dengan
444-2444 proglotid. koleks mempunyai > batil isap dengan 2-34 alat pengait. /terus graid memiliki percabangan lateral ;-3 buah. Taenia asiatica mempunyai gambaran mor%ologi yang
sangat mirip dengan T.saginata , tetapi memiliki alat isap yang rudimeter dengan rostelum telanjang.
ambar 3. taenia solium dan taenia saginata 2..
PATOGENESIS
'roglotid graid T.saginata dapat keluar secara pasi% bersama tinja pada &aktu de%ekasi, tetapi dapat juga keluar secara akti%, bergerak pada permukaan kulit dan kadang-kadang dapat mencapai aksilla. edangkan proglotid T.solium hanya keluar secara pasi%. Telur T.saginata dan T.solium tidak dapat dibedakan secara mor%ologi. Telur
ini berbentuk bulat dengan ukuran 34->4 mikron, ber&arna kuning tengguli dengan dinding telur berstruktur radier dan terdapat embryo hexacanth dengan : alat pengait di dalamnya.
?ospes deBnitie taenia hanya manusia, sedangkan hospes (binatang) perantara alami Taenia solium dan Taenia saginata ialah babi dan sapi. Adapun hospes perantar alami T.asiatica adalah babi. +acing de&asa hidup pada bagian proksimal jejunum. 'roglotid graid terlepas dari strobila, keluar bersama tinja, kemudian pecah dan mengeluarkan telur. Telur dapat tahan beberapa minggu di luar tubuh, jika termakan oleh sapi atau babi akibat pengaruh asam lambung, getah pancreas dan empedu, telur akan pecah dan mengeluarkan embryo hexacanth yang mampu menembus dinding
usus. 8mbrio ini melalui peredaran darah menuju jaringan otot dan subkutan. Dalam &aktu 2- minggu menjadi kista, yang pada sapi disebut
cycticercus
bovis
dan
pada
babi
disebut cycticercus
cellulosae. 0ika daging yang mengandung sistiserkus termakan
manusia, lara akan keluar dari kista dan tumbuh menjadi cacing de&asa dalam jejunum dalam &aktu -2 minggu. +acing pita de&asa dapat tahan hidup sampai 24 tahun dalam usus. Karakteristik -istiserkus !*s%es %erantara
T. solium
T. asiatica
T. saginata
&abi, manusia,
&abi, sa%i,
-a%i
3*kalisasi
aning 4t*t, *tak,
kambing, kera 5isera terutama
4t*t, isera
kulit, mata,
hati alat dalam/
lidah 78 9 76
292 r*stelum
;710 9 <76 tak ada
R*stelum
dengan %engait
r*stelum dan
dengan
rudimenter
%engait
%engait R*stelum
R*stelum
dengan
%engait
%engait
%engait ;712 terutama
16721 tunggal dan
1872 tunggal dan
dalam gru%
akti
akti
+kuran mm/ -k*leks
Ca=ing dewasa -k*leks
Cabang uterus %ada %r*gl*tid graid )eluarnya %r*gl*tid
tan%a
$an%a r*stelum dan
dan %asi
Tabel . ambaran #arakteristik T.solium, T.saginata, dan
ambar
3. iklus
?idup
Taenia>
istiserkus dapat ditemukan hampir di jaringan mana saja, namun setiap spesies memiliki predileksi jaringan tertentu. Di babi, sistiserkus T.solium ditemukan paling banyak di otot skeletal, jantung, hati dan otak. 'ada manusia, sspesies ini paling banyak ditemukan di jaringan subkutan, otot skeletal, mata dan otak. 'enyakit serius hampir selalu disebabkan oleh sistiserkus yang ada dalam sistem sara% pusat (neurosistiserkus4 atau di jantung. istiserkus T.asiatica biasanya bisa didapatkan di jaringan hati.
ambar 3. patogenesis sistiserkosis 2.!. 2.!.1.
Gejala Klinik Taeniasis sp Gejala Klinik Taeniasis solium )ait7kait %ada sk*leks $aenia s*lium umunya tidak banyak menimbulkan
gangguan %ada dinding usus tem%atnya melekat 6. 'enderita taeniasis umumnya asim%t*matik
6,8,10
atau mem%unyai keluhan
yang umumnya ringan, beru%a rasa tidak enak di %erut, gangguan %en=ernaan, diare, k*nsti%asi, sakit ke%ala, anemia ;, nyeri abd*men, kehilangan berat badan, malaise, an*reksia 8, %eningkatan nasu makan ", rasa sakit ketika la%ar hunger %ain/, indigesti kr*nik, dan hi%erestesia
11
. -angat arang teradi k*m%likasi
%erit*nitis akibat kait yang menembus dinding usus ;. -ering dium%ai kalsiikasi %ada sistiserkus namun tidak menimbulkan geala, akan teta%i sewaktu7waktu terda%at %seud*hi%ertr*i *t*t, disertai geala mi*sitis, demam tinggi, dan e*sin*ilia 6.
>eala klinik yang berhubungan dengan abd*men lebih umum teradi %ada anak7anak dan umumnya akan berkurang dengan mengk*nsumsi sedikit makanan. 'ada anak7anak, uga da%at teradi muntah, diare, demam, kehilangan berat badan, dan mudah marah. >eala lainnya yang %ernah dila%*rkan adalah ins*mnia, malaise, dan kegugu%an ". da%un geala yang mun=ul disebabkan *leh karena adanya iritasi %ada tem%at %erlekatan sk*leks serta sisa metab*lisme =a=ing yang terabs*r%si yang menyebabkan geala sistemik dan int*ksikasi ringan sam%ai berat 11. 2.5.2. Gejala Klinik Taeniasis saginata >ambaran klinik dan diagn*sa Taeniasis saginata %ada usus ham%ir seru%a dengan ineksi Taeniasis solium
12
. 'ada taeniasis saginata teradi
inlamasi sub7akut %ada muk*sa usus 11 'r*gl*tid dari $aenia saginata da%at bermigrasi ke berbagai *rgan se%erti a%endiks, uterus, duktus biliaris, dan nas*aring sehingga menyebabkan a%%endisitis, kh*langitis, k*lesistitis dan sindr*m lainnya. 'ada kasus yang langka, da%at ditemukan *bstruksi usus atau %er*rasi 1<,11. )elainan %at*l*gis yang tam%ak %ada %enderita umumnya tidak elas. Namun da%at timbul geala se%erti rasa tidak enak %ada %erut, mual, muntah, dan diare. >eala lainnya beru%a ileus yang da%at ditimbulkan *leh adanya *bstruksi usus karena banyaknya umlah =a=ing 1. 2.5.. Gejala Klinik Sistiserkosis -istiserkus %ada kebanyakan *rgan biasanya tidak atau sedikit menimbulkan reaksi aringan10. -uatu %enelitian %*st m*rtem menyebutkan bahwa 80? dari seluruh kasus sistiserk*sis asim%t*matik ". kan teta%i, kista yang telah mati %ada sistem sara %usat da%at menimbulkan res%*n aringan yang berat. Ineksi %ada *tak sistiserk*sis serebri/ da%at menimbulkan geala yang berat, akibat dari eek massa dan inlamasi yang disebabkan *leh degenerasi
sistiserkus dan
%ele%asan antigen10.
-istiserkus
da%at
uga
mengineksi sumsum tulang belakang, *t*t, aringan subkutan, dan mata 10. 'erubahan yang teradi berhubungan dengan stadium %eradangan. alam stadium k*l*idal, kista terlihat sama dengan kista k*l*id dengan materi gelatin dalam =airan kisat dan degenerasi hialin dari lara. alam stadium granular7 n*dular, kista mulai berk*ntraksi dan dindingnya digantikan dengan n*dul *kal
lim*id serta nekr*sis. khirnya, %ada stadium kalsiikasi n*dular aringan granulasi digantikan *leh struktur k*lagen dan kalsiikasi 1;. >eala timbul tergantung dari umlah dan
l*kasi
lara
"
.
Neur*sistiserk*sis meru%akan bentuk sistiserk*sis yang menyerang sistem sara %usat
", 20, 21
dan %aling membahayakan. 'ada kasus tertentu, geala yang timbul
mungkin timbul sangat lambat, teta%i %r*gresi. Namun, da%at uga geala timbul se=ara tiba7tiba akibat *bstruksi =airan serebr*s%inal akibat adanya sistiserkus yang melayang7layang di dalam =airan ". >eala yang %aling sering adalah sakit ke%ala kr*nik dan keang atau e%ile%si ;07"0?/
1;@ "@ 21@ 1@ 20@ 22
. >eala lainnya
yang mungkin timbul adalah %eningkatan tekanan intrakranial, hidr*sealus, tanda neur*l*gis *kal, %erubahan status mental
10@ 21
, mual, muntah
"@ 21
, ertig*,
ata9ia, bingung, gangguan %erilaku, dan demensia %r*gresi ", dan sakit ke%ala kr*nik
21
. -edangkan a%abila neur*sistiserk*sis menyerang sumsum tulang
belakang da%at menyebabkan k*m%resi, transverse myelitis, dan meningitis. Namun kasus ini arang ". da%un bentuk maniestasi klinis dari sistiserk*sis terbagi atas < 1;: a. Ineksi inakti, ditandai dengan %enemuan residu ineksi akti sebelumnya kalsiikasi intra%arenkimal/. >eala yang timbul: sakit ke%ala, keang, %sik*sis. b. Ineksi akti, terdiri atas neur*sistiserk*sis %arenkim akti dan ensealitis sistiserkal. =. Neur*sistiserk*sis ekstra%arenkimal yang memiliki bentuk neur*sistiserk*sis entrikular. d. &entuk lain:
sistiserk*sis
s%inal,
sistiserk*sis
*talmika,
%enyakit
serebr*askular, dan lain7lain. 'ada mata sistiserk*sis *talmika/, sistiserkus %aling sering ditemukan %ada itre*us hum*r, r*ngga subretina dan k*nungtia. >eala yang umum adalah kaburnya %englihatan atau berkurangnya isus, rasa sakit yang berat, sam%ai buta. -istiserkus di *t*t biasanya asim%t*matik. Namun, dalam umlah banyak da%at menimbulkan %seud*hi%ertr*i, mi*sitis, nyeri *t*t, kram, dan kelelahan. 3ara di antung menimbulkan gangguan k*nduksi dan mi*karditis ". 'ada kulit, sistiserkus mungkin da%at terlihat sebagai n*dul subkutan. 3ara uga da%at menyebabkan askulitis atau *bstruksi arteri ke=il yang menimbulkan str*ke. kan teta%i, hal ini arang ter adi ".
2.!.
"ia#nosa Taeniasis sp
iagn*sa taeniasis da%at ditegakkan dengan 2 dua / =ara yaitu : 11 a/ Menanyakan riwayat %enyakit anamnesis/. idalam anamnesis %erlu ditanyakan antara lain a%akah %enderita %ernah mengeluarkan %r*gl*tid segmen/ dari =a=ing %ita baik %ada waktu buang air besar mau%un se=ara s%*ntan. bila memungkinkan sambil mem%erhatikan =*nt*h %*t*ngan =a=ing yang diawetkan dalam b*t*l trans%aran. 11 b/ 'emeriksaan tina $ina yang di%eriksa adalah tina sewaktu berasal dari deekasi s%*ntan. -ebaiknya di%eriksa dalam keadaan segar. &ila tidak memungkinkan untuk di%eriksa segera , tina tersebut diberi *rmalin A 10 ? atau s%iritus sebagai %engawet. Badah %engiriman tina terbuat dari ka=a atau bahan lain yang tidak da%at ditembus se%erti %lastik )alau k*nsistensi %adat d*s kart*n berla%iskan %arain uga b*leh di%akai. 'emeriksaan tina se=ara mikr*sk*%is dilakukan antara lain dengan met*de langsung se=ara nati/, bahan %engen=er yang di%akai NaC3 0," ? atau lug*l. ari satu s%esimen tina da%at digunakan menadi < sediaan. &ilamana ditemukan telur =a=ing $aenia -', maka %emeriksaan menunukkan hasil %*siti taeniasis 'ada %emeriksaan tina se=ara makr*sk*%is da%at uga ditemukan %r*gl*tid ika keluar. 'emeriksaan dengan met*de langsung ini kurang sensiti dan s%eiik , terutama telur yang tidak selalu ada dalam tina dan se=ara m*r*l*gi sulit diidentiikasi met*de %emeriksaan lain yang lebih sensiti dan s%esitik misalnya teknis sedimentasi eter, anal swab, dan =*%r*antigen %aling sensiti dan s%esiik/2. inyatakan %enderita taeniasis, taeniasis, a%abila ditemukan telur =a=ing $aenia s% %ada %emeriksaan tina se=ara mikr*ska%is danatau adanya riwayat mengeluarkan %r*gl*id atau ditemukan %r*hl*tid %ada %emeriksaan tina se=ara makr*sk*%is dengan atau tan%a disertai geala klinis tabel 1/2.
2.!.$.
"ia#nosa Taeniasis solium iagn*sis %asti Taeniasis solium ditegakkan ika ditemukan =a=ing
dewasa segmen atau sk*leks yang khas bentuknya/ %ada tina %enderita atau %ada %emeriksaan daerah %erianal. Namun, telur dan %r*gl*tid tidak akan ditemukan %ada eses selama 27 bulan setelah =a=ing dewasa men=a%ai bagian atas eunum. 'emeriksaan dilakukan dengan memeriksa sam%el yang disarankan untuk dikum%ulkan %ada hari yang berbeda ditemukan tidak da%at dibedakan dengan Echinococcus
2
. $elur =a=ing yang
;, ",
, %enentuan mungkin
da%at dilakukan a%abila ditemukan %r*gl*tid yang matang atau gravid dengan menghitung %er=abangan uterus 2@ 11. Cara lain untuk mendiagn*sa taeniasis adalah dengan menemukan %r*gl*tid atau telur dalam eses. $elur uga da%at ditemukan dengan menggunakan %ita adhesi yang ditem%elkan %ada daerah sekitar anus ".
$abel 2. 'erbedaan M*r*l*gik T. saginata dan T. solium 1 da%un %emeriksaan =*%r*antigen dan m*lekuler yang mem%unyai sensitiitas yang lebih tinggi dari%ada %emeriksaan eses. Namun, %emeriksaan ini belum tersedia %ada luar lab*rat*rium %enelitian. Met*de ser*l*gis uga
hanya tersedia %ada lingkungan %enelitian. engan met*de ser*l*gis se%erti D3I- dan 'CR, da%at dibedakan s%esies dari $aenia ". 2.!.2. "ia#nosa Taeniasis saginata iagn*sa $aenia saginata da%at menggunakan %ita %erekat tes >raham/. +ntuk Taenia saginata test ini sangat sensiti, namun tidak %ada Taenia solium 2
. 'emeriksaan diagn*stik terbaik untuk taeniasis intestinal adalah deteksi
k*%r*antigen D3I- yang da%at mendeteksi m*lekul s%esiik dari taenia %ada sam%el eses yang menunukkan adanya ineksi =a=ing %ita. -ensitiitas dari D3I- sekitar "? dan eektiitasnya sekitar ""? 2.!.. "ia#nosa Sistiserkosis
2@ 1
.
inyatakan tersan#ka sistiserkosis a%abila %ada11 a/ namnesis : 1. &erasal dari berd*misili didaerah endemis taeniasis -istiserk*sis 2. >eala taeniasis E / . Riwayat mengeluarkan %r*gl*tid E / <. &en*lan F n*dul subkutanG / %ada salah satu atau lebih bagian tubuh H / . >eala %ada mata dan geala sistiserk*sis lainnya E / 6. Riwayat geala e%ile%si 7 / ;. >eala %eninggian tekanan intra kranial 7 / 8. >eala neur*l*gis lainnya 7 / b/ 'emeriksaan isik : 1. $eraba ben*lan n*dul sub kutan atau intra muskular satu lebih 2. )elainan mata *s=ular =ysti=er=*sis / dan kelainan lainnya yang disebabkan *leh sistiserk*sis E / . )elainan neur*l*gis 7 / =/ 'emeriksaan 'enunang 1. 'emeriksaan tina se=ara makr*sk*%is : 'r*gl*tid E / 2. 'emeriksaan tina se=ara mikr*sk*%is : telur =a=ing taenia s% E / . 'emeriksaan ser*l*gis : sistiserk*sis H / <. 'emeriksaan bi*%si %ada n*dul subkutan gambaran menunukkan %at*l*gi anat*mi yang khas untuk sistiserk*sis H/.
'aling sedikit geala klinis yang harus ditemukan %ada tersangka sistiserk*sis ialah teraba ben*lann*dul subktan atau intra muskular baik satu atau lebih %ada *rang yang berasal dariberd*misili di daerah endemis taeniasissistiserk*sis. inyatakan %enderita sistiserk*sis a%abila %ada tersangka sistiserk*sis sudah di%astikan diagn*sisnya dengan %emeriksaan ser*l*gis dan atau %emeriksaan bi*%si11. 'emeriksaan ser*l*gis dilakukan dengan met*de D3I- Dnyme 3inked Immun* -*rbent ssay/ dan atau Immun*bl*t -%esimen yang di%eriksa beru%a serum darah ena yang diambil kurang lebih ml/. $em%at %emeriksaan di 3ab*rat*rium yang telah ditentukan. 'engiriman s%esimen serum menggunakan tabung b*t*l steril dan es batu suhu E1J C/. 'ada tersangka sistiserk*sis yang menunukkan res%*n %*siti terhada% *bat sistiserk*sis, membantu menegakkan diagn*sis da%at diangga% sebagai %enderita sistiserk*sis/18,1". 2.!.%. "ia#nosa Neurosistiserkosis
inyatakan tersangka neur*sistusek*sis a%abila : 11 a/ namnesis 1/ &erasal dari berd*misili didaerah endemis 2/ >eala taeniasis E / / Riwayat mengeluarkan %r*gl*tid E / >eala %ada mata dan geala sistiserk*sis lainnya E / / Riwayat geala e%ile%si H/, dengan atau tan%a disertai sakit ke%ala yang berlangsung lebih dari dua minggu,serta mual dan atau muntah %ada *rang yang berasal dari berd*misili di daerah endemis. 6/ >eala %eninggian tekanan intra kranial E / ;/ >eala neur*l*gis lainnya E / b/ 'emeriksaan isik 1/ $eraba ben*lan n*dul sub kutan atau intra muskular satu atau lebih 2/ )elainan mata *=ular =ysti=er=*sis/ dan kelainan lainnya yang disebabkan =ysti=er=*sis E/ / )elainan neur*l*gis E / =/ 'emeriksaan 'enunang 1/ 'emeriksaan se=ara tina makr*sk*%is : %r*gl*tid H/ 2/ 'emeriksaan tina se=ara mikr*sk*%is : telur =a=ing $aenia s% H /
/ 'emeriksaan darah te%i : !b , leuk*sit leuk*sit*sis /, Dritr*sit, hitung enis D*sin*ilia /, lau enda% darah 3D meningkat / dan gula darah 'unksi lumbal : sel e*sin*il meningkat ;0 ? /, 'r*tein meningkat 100 ? / gluk*sa menurun ;0 ? dibandingkan dengan gluk*sa darah / NaCI / 'emeriksaan ser*l*gi D3I-a dan atau Immun*bl*t / : sistiserk*sis H/ -%esimen yang di%eriksa beru%a =airan *tak 3C- / kurang lebih sebanyak 27 ==. $em%at %emeriksaan di lab*rat*rium yang telah ditentukan. 'engiriman s%esimen =airan *tak dengan tabung b*t*l steril dan es batu suhu 1 J C / ". $es ser*l*gi kebanyakan menggunakan antigen yang tidak terraksi yang menyebabkan %*siti dan negati %alsu. !al ini di%erkirakan karena aiditas kista dengan immun*gl*bulin yang menyebabkan %*siti %alsu bebera%a
enis
%emeriksaan
immunoelectrotransfer
blot
ser*l*gis
DI$&/,
D3I-,
16
. 'ada manusia ada
termasuk iksasi
enzyme-linked k*m%lemen,
dan
"
hemaglutinasi
. ntib*di mungkin ditemukan %ada serum atau =airan
serebr*s%inal ". Namun, immunoblot assay CC, yang menggunakan serum s%esimen, sangat s%esiik dan lebih sensiti dibandingkan %emeriksaan enim immun*assay lainnya umumnya ketika terda%at lebih dari 2 lesi sistem sara %usat, sensitiitas lebih rendah dari%ada hanya ada satu kista/
10
. ekade terakhir
%emeriksaan standar dengan met*de ser*l*gis untuk diagn*sa sistiserk*sis adalah immun*bl*t yang dibantu dengan %emeriksaan s%esiik D3I- 1"@ 18. 'emeriksaan DI$& telah terbukti s%esiik untuk ineksi T.solium. DI$& sensiti %ada kista %arenkim akti multi%el atau neur*sistiserk*sis ekstra%arenkim. Meski%un demikian sensitiitasnya rendah %ada %asien dengan kista %arenkimal atau kalsiikasi sehingga %ada ineksi inakti %emeriksaan ser*l*gi seringkali negati. 'emeriksaan ser*l*gi ber%eran %enting di daerah yang belum memiliki asilitas C$ dan MRI
16
. 'emeriksaan DI$& menunukkan s%esiisitas dan
sensitiitas yang masing7masing bernilai mendekati 100? dan "8? a%abila %emeriksaan dilakukan %ada neur*sistiserk*sis dengan 2 kista atau lebih yang masih hidu%
1
. 'emeriksaan D3I- dengan menggunakan antigen rek*mbinan
memiliki sensitiitas "0? dan s%esiisitas 100?. Namun, kelemahan D3I- adalah tidak da%at mendeteksi kista yang telah berdegenerasi 1.
6/ &ila memungkinkan dilakukan %emeriksaan *t* ke%ala untuk kista yang sudah mengalami kalsiikasi / dan lebih baik lagi %emeriksaan C$ -=an C*m%uteried t*m*gra%hy s=anning / atau MRI magneti= res*nan=e imaging /. 'en=itraan meru%akan met*de utama untuk neur*sistiserk*sis.
1;
+ntuk mendiagn*sa
neur*sistiserk*sis dan mengealuasi geala neur*l*gis da%at di%akai C$ s=an dan MRI
"
. C$ s=an adalah met*de terbaik untuk mendeteksi kalsiikasi yang
meru%akan ineksi inakti. C$ lebih unggul dari%ada MRI, sebaliknya MRI lebih sensiti untuk menemukan kista di %arenkim dan ekstra%arenkim *tak, termasuk dalam mendeteksi reaksi %eradangan 1;. 'ada hasil dari %emeriksaan C$ s=an atau MRI, mungkin dium%ai n*dul %adat, kista, kista yang telah terkalsiikasi, lesi =in=in, atau hidr*sealus 10. 'ada %emeriksaan radi*l*gis, a%abila dium%ai kista yang hidu%, dinding kista tidak terlihat dan =airan sistiserkus memiliki ke%adatan yang sama dengan =airan serebr*s%inal. )etika %arasit mulai kehilangan kemam%uan untuk mem*dulasi res%*n imun, %ada awalnya, akan terlihat %eningkatan k*ntras sekitar kista. 'ada akhirnya, akan terlihat gambaran %eningkatan k*ntras se%erti =in=in atau n*dul
20
.
)ista yang tidak akti terkalsiikasi/ %ada berbagai bagian tubuh, termasuk *tak dan *t*t, mungkin da%at terlihat %ada *t* K7ray. &i*%si da%at dilakukan untuk n*dul subkutan dan lara di mata da%at ditemukan %ada %emeriksaan mata. -%esies dari lara da%at diidentiikasi setelah *%erasi ". +ntuk
menyatakan
sese*rang
menderita
sistiserk*sis
di%erlukan
bebera%a kriteria, antara lain 1;: )riteria May*r: •
'enemuan berdasarkan %emeriksaan %en=itraan, di mana ditemukan
•
sistiserkus berukuran 0,A2 =m. itemukannya antib*di s%esiik antisistiserkal menggunakan DI$&.
)riteria Min*r: • • • •
)eang. 'eningkatan tekanan intrakranial. )alsiikasi intraserebral %ungtata. N*dul subkutan atau hilangnya lesi setelah %eng*batan dengan anti %arasit.
iagn*sa da%at ditegakkan a%abila dium%ai dua kriteria may*r, atau satu kriteria may*r dan dua kriteria min*r, ditambah riwayat %aanan 16. 2.".
PENATALAKSANAAN
-ebelumnya *bat ini di%akai %ada %enyakit skist*s*miasis dan saat ini meru%akan *bat %ilihan untuk =est*diasis. +ntuk ineksi =a=ing %ita dewasa taeniasis/ *bat ini diberikan sebagai d*sis tunggal 10mgkg&& d*sis tunggal, dua am kemudian da%at diberikan laksans magnesium sulat/ 1. Cara %emberian *bat %raiLuantel adalah sebagai berikut: 11 a/ -atu hari sebelum %emberian %raikuental, %enderita dianurkan untuk makan makanan yang lunak tan%a minyak dan serat. b/ Malam harinya setelah makan malam %enderita menalani %uasa =/ )ees*k harinya dalam keadaan %erut k*s*ng %enderita diberi %raikuental. ua sam%ai dua setengah am kemudian diberikan garam Inggris Mg- 4< /, 0 gram untuk dewasa dan 1 gram atau ;, gram untuk anak anak, sesuai dengan umur, yang dilarutkan dalam sir*% %emberian sekaligus/. 'enderita tidak b*leh makan sam%ai buang air besar yang %ertama. -etelah buang air besar , %enderita diberi makan bubur, d/ -ebagian ke=il tina dari buang air besar %ertama dikum%ulkan dalam b*t*l yang berisi *rmalin 710 ? untuk %emeriksaan telur $aenia s% . $ina dari buang air besar %ertama dan berikutnya selama 2< am ditam%ung dalam bask*m %lastik dan disiram dengan air %anas mendidih su%aya =a=ingnya relaks. )emudian diayak dan disaring untuk menda%atkan %r*gl*tid dan sk*leks $aenia s%. e/ 'r*gl*tid dan sk*leks dikum%ulkan dan disim%an dalam b*t*l yang berisi alk*h*l ;0 ? untuk %emeriksaan m*r*l*gi yang sangat %enting dalam identiikasi s%esies =a=ing %ita tersebut / 'eng*batan taeniasis dinyatakan berhasil bila sk*leks taenia s%. a%at ditemukan utuh bersama %r*gl*tid.
Dektiitas %raikuantel untuk T. saginata dila%*rkan mendekati 100?. -utisna menda%atkan eektiitas sebesar "2?, sedangkan )*eshar*n* dan kawan7kawan menda%atkan hasil 8;?. Dek sam%ing sangat ringan, se%erti misalnya %using, mual dan rasa mual di ulu hati. 1 2.&.2. Ni)losami*e (Ni)losi*e+ amesan (Ba/er--
4bat ini bekera dengan menimbulkan nekr*sis %ada sk*leks. Meru%akan %ilihan yang =uku% eekti untuk taeniasis. *sis adalah 2 gram < tablet 00mg/ sekali makan atau diberikan 1 gram dengan arak 1 am, %agi A %agi %ada waktu %erut k*s*ng. $ablet harus dikunyah sebelumnya, kemudian diminum dengan sedikit air. 'ada ineksi T. solium dianurkan %emberian laksans untuk men=egah aut*ineksi yang se=ara te*ritis da%at menimbulkan sistiserk*sis. Nikl*samid memberikan angka kesembuhan lebih dari 8?.1 2.&.. Al0en*a'ol (Al0en'a-
lbenda*l menurunkan %r*duksi $' *leh =a=ing, menimbulkan kekurangan energi, im*bilisasi, dan akhirnya kematian. *sis yang diberikan adalah <00 mg %er*ral dua kali sehari selama 870 hari. Dek sam%ing nyeri %erut, mual, muntah, diare, %using dan %eningkatan transaminase serum. 1 2.&.%. Me0en*a'ol
Meru%akan *bat =a=ing bers%ektrum luas yang sebelumnya banyak di%akai untuk =a=ing yang ditularkan melalui tanah A. lumbricoides, T. trichiura dan cacing tambang, ternyata da%at diberikan untuk taeniasis. Mebenda*le diberikan dalam d*sis 600 mg A 1200 mg hari selama A hari. 1 2.&.5. 10at lain
4bat A *bat yang sebelumnya di%akai untuk taeniasis teta%i sekarang arang digunakan ialah : atabrin me%akrin/, biti*n*l bitin/ dan dikl*r*en. 'r*m*misin suatu antibi*tika diberikan degan d*sis ; mgkg&& maksimum < gram/ dila%*rkan memberikan angka kesembuhan di atas "0? %ada kasus taeniasis. -etelah bulan tina di%eriksakembali untuk men=ari adanya telur =a=ing atau adanya %engeluaran %r*gl*tid. #ika tidak ditemukan telur atau %r*gl*tid berarti teradi kesembuhan sem%urna.1 Pen#o0atan untuk sisteserkosis terdiri dari *bat anti%arasit :1
1. 'raiLuantel dengan d*sis 0 mgkg &&hari, d*sis tunggal dibagi d*sis %er *ral selama 1 hari, atau 2. lbenda*le 1 mgkg &&hari, d*sis tunggal dibagi d*sis %er *ral selama ; hari. +ntuk %eng*batan dengan %raiLuantel mau%un albenda*le,reaksi dari tubuh da%at dikurangi dengan memberikan k*rtik*ster*id %rednis*n 1mgkg &&hari d*sis tunggaldibagi d*sis atau de9amethas*ne dengan d*sis yang setara dengan %rednis*n/. 'emberian %raiLuantel mau%un albendas*le harus dibawah %engawasan %etugas kesehatan atau dilakukan dirumah sakit. Pen#o0atan untuk neurosisteserkosis terdiri dari *bat anti%arasit, %embedahan
dan *bat7*bat simt*matik. 4bat anti%arasit yang eekti adalah %raikuental dan albenda*l. 'eng*batan %ilihan adalah dengan %emberian 1 @ 1. 'raikuental 0 mgkg&&hari selama 1< hari. +ntuk mengurangi akibat reaksi radang karena kematian lara biasanya diberikan %rdnis*n 0 mghari, 172 hari sebelum %emberian %raikuantel sam%ai 7< hari setelah %emberian %raikuantel. 2. lbenda*l =uku% eekti untuk %eng*batan neur*sisteserk*sis dengan d*sis 1 mgkg&&hari selama 871 hari.lbenda**l memmiliki daya %enetrasi ke *tak lebih besar, kadarnya tidak di%engaruhi *leh ster*id dan harganya lebih 2..
murah. 'ada kasus7kasus tertentu da%at di%ertimbangkan tera%i %embedahan. 1 31LL14 P PEN"ER6TA 1. (*ll*w u% %enderita $aeniasis 11 +ntuk mengetahui keberhasilan %eng*batan %emeriksaan tina dilakukan %ada bulan ke tiga dari bulan keenam hari ke "0 dan hari ke 180 / %as=a %eng*batan, dengan tidak ditemekannyal telur =a=ing taenia s% dan %r*l*gtidnya termasuk anamnesis /,%eng*batan dinyatakan berhasil bila ditemukan telur =a=ing taenia s%, dan atau %r*l*gtidnya termasuk anamnesis/ %ada hari ke 180 setelah %eng*batan, berarti ada ineksi beru reineksi / %ada %enderita tersebut, 2. (*ll*w u% %enderita tersangka sistiserk*sis (*ll*w u% dilakukan bulan kemudian terda%at kista dan sebagainya . (*ll*w u% %enderita neur*sistiserk*sis )riteria keberhasilan neur*sistiserk*sis a/ (rekuensi serangan attak rate/ makin berkurang.
b/ -elama 2 tahun berutut7turut tidak ada serangan e%ile%si, %eng*batan untuk e%ile%si diteruskan 6 bulan lagi yang diturunkan se=ara bertaha% untuk kemudian dihentikan sama sekali. 2.7.
PR1GN1S6S
Ineksi T. saginata mem%unyai %r*gn*sis baik, arang sekali menimbulkan k*m%likasi. Ineksi *leh T. solium
da%at memberi k*m%likasi serius terutama
sistiserk*sis %ada susunan sara %usat yang da%at member %r*gn*sis kurang baik. Neur*sisteserk*sis tan%a %eng*batan memberikan angka kematian sekitar 0?. 'eng*batan memberi hasil eekti %ada ;0780? kasus dan menurunkan m*rtalitas menadi 6716?1.
2.$8.
PEN,EGAHAN
+ntuk men=egah teradinya %enularan taeniasis, dilakukan tindakan7tindakan sebagai berikut : 1. Meng*bati %enderita, untuk mengurangi sumber ineksi, dan men=egah teradinya aut*ineksi dengan lara =a=ing ;. 2. 'eningkatan kinera %engawasan daging yang diual, agar bebas lara =a=ing sistiserkus/. 'engawasan yang dilakukan %ada negara endemis biasanya adalah ins%eksi yang dilakukan di rumah %*t*ng. Namun, ins%eksi yang dilakukan tidak da%at menyaring semua kasus yang sangat ringan ;. . Memasak daging sam%ai di atas 0*C selama 0 menit, untuk membunuh kista =a=ing, membekukan daging ;. <. Menaga kebersihan lingkungan dan tidak memberikan tina manusia sebagai makanan babi, tidak membuang tina di sembarang tem%at 1. . 'ada daerah endemik, sebaiknya tidak memakan buah dan sayur yang tidak dimasak yang tidak da%at diku%as ;. 6 !anya meminum air yang telah dikemas dalam b*t*l, air yang disaring, atau air yang dididihkan selama 1 menit ;. ;. a%at dilakukan %emberian %endidikan mengenai kesehatan 20.
8. 'ada babi, da%at dilakukan %emberian o!fendazole *ral 0 mgkg &&/. &ila %erlu, aksinasi dengan $-4318, setelah dilakukan eliminasi %arasit dengan kem*tera%i1. ".
Meningkatkan
%endidikan
k*munitas
dalam
kesehatan
kebersihan,
mem%ersia%kan makanan, dan sebagainya/ 1.
DAFTAR PUSTAKA
. etiati, iti et.al. 24>. 3. "andra, Toni et.al. 2443. Taenia solium +ysticercosis, rian 0aya, ndonesia. 8merging n%ectious Disease 0ul ol. =(!o. ;) 99>-9 >. +entres %or Disease +ontrol and 'reention. 243. Taeniasis. httpCC&&&.cdc.goCdpdECtaeniasisC . The +entre 1or 1ood ecurity F 'ublic ?ealth. 244. Taenia n%ection. o&a tate /niersity. 6. !and**, I., dan Marg*n*, -.-., 2008a. $aenia saginata. "alam: -utant* I., Ismid, I.-., -ariuddin, '.)., dan -ungkar, -., ed. #uku A$ar %arasitologi &edokteran ed '. #akarta: (akultas )ed*kteran +niersitas Ind*nesia, ;"782. ;. -*edart*, 2008. %arasitologi &linik . -urabaya: irlangga +niersity 'ress, 1"7 26.
8. Tolan,
G.".,
24.
Taenia
Infection.
Aailable
%rom
httpCCemedicine.medscape.comCarticleC===;2;-oerie&a44>. ". Center for Food Security and ublic !ealth (+1'?), 244. Taenia Infections.
Aailable
%rom
httpCC&&&.iis.orgCadancesCDiseaseH1actsheetsCtaenia.pd% 10. 'earson, G.D., 244=a. Taeniasis solium and Cysticercosis "ork Infection#.
Tapeworm
Aailable
%rom
httpCC&&&.merckmanuals.comCpro%essionalCsec>Cch9>Cch9>j.ht ml 11. deham, <., dan 'usara&ati, ., 244;. !elmintologi $edokteran. urabaya Airlangga /niersity 'ress, ;;-9, 9=-==. 12. 'earson, G.D., 244=b. Taeniasis saginata "%eef Infection#.
Tapeworm
Aailable
%rom
httpCC&&&.merckmanuals.comCpro%essionalCsec>Cch9>Cch9>i.ht ml 1. &orld !ealth 'rgani(ation ("?@), 244=. )eport of the &!' *xpert
Consultation
on
Foodborne
TaeniasisCysticercosis .
Trematode
Infections
Aailable
+
%rom
httpCC&&&.&ho.intCneglectedHdiseasesCpreentieHchemotherapyC "?@H?T*H!TDH'+TH24.3.pd% 1<. Center for Food Security and ublic !ealth (+1'?), 244. Taenia
Infections.
Aailable
%rom
httpCC&&&.iis.orgCadancesCDiseaseH1actsheetsCtaenia.pd% 1. ?andojo, ., dan *argono, .., 2449a. Taenia saginata. -alam utanto ., smid, .., jari%uddin, '.#., dan ungkar, ., ed. %uku /ar arasitologi $edokteran ed 0 . 0akarta 1akultas #edokteran
/niersitas ndonesia, ;=-92 16. "hite, +.A., ==;. !eurocysticercosis
A
*ajor
+ause
o%
!eurological Disease "orld&ide. Clin Infect -is 2> 4- 1;. "iria, A.8., 2449. istiserkosis. -alam utanto ., smid, .., jari%uddin, '.#., dan ungkar, ., ed. %uku /ar arasitologi $edokteran
ed
0.
0akarta
1akultas
#edokteran
/niersitas
ndonesia, 9:-9= 18. *argono, .., to, A., ato, *.@., @kamoto, *., ubahar, G., Iamasaki, ?., et al., 2443. Taenia solium TaeniasisC+ysticercosis in
'apua, ndonesia in 244 Detection o% ?uman "orm +arriers. 1ournal of !elminthology ;; 3=->2 JAbstractK. 1". arcia, *.D.., Torres, *., +orrea, D., 1lisser, A., osalechuga, A.,
Lelasco, @., et al., ===. 'realence and Gisk o% +ysticercosis and Taeniasis in An /rban 'opulation o% oldiers and Their Gelaties. m 1 Trop 2ed !yg : (3) 39:M39=. 20. arcia, ?.?., 8ans, +.A."., !ash, T.8., Takayanagui, @.*., "hite,
A.+.,
o%
!eurocysticercosis.
merican
Society
for
2icrobiology (>) ;>;-;:. 21. Ten$er,
G.,
244=.
Cysticercosis.
Aailable
%rom
httpCCemedicine.medscape.comCarticleC;99>-oerie& 22. Del 3-2 2. Centers for -isease Control and revention (+D+), 244. Taeniasis4
)esources
for
!ealth
rofessionals .
Aailable
%rom
httpCC&&&.cdc.goCparasitesCtaeniasisChealthHpro%essionalsCindeE. html 2>.arcNa, ?.?., on$ale$, A.8., 8ans, +.8.A., and ilman G.?., 2443. Taenia solium +ysticercosis. 5ancet 3:2 >;-:.