LAPORAN FIELDTRIP DI BALITJESTRO
Disusun Oleh : Inayah Kurniasari 1410401050
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Field trip atau studi lapang adalah salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang. Field trip tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa fakultas pertanian tetapi juga didampingi oleh dosen pengampu dan beberapa staf fakultas pertanian. Field trip dilakukan di beberapa tempat yang ada di Jawa Timur yaitu Balitkabi, Balitjestro, Petrokimia, dan Balittas. Dalam kegiatan field trip, masing – masing mahasiswa harus membuat laporan kunjungan di tempat tersebut sesuai dengan tugas yang sudah ditentukan seperti di Balitjestro dan disesuikan dengan mata kuliah managemen agribisnis. Di Balitjestro mahasiswa diajak berkeliling kebun jeruk dan dijelaskan cara budidayanya.
1.1.Maksud Menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman secara langsung tentang Balitjestro dan menciptakan MOU antara Balitjestro dan Fakultas Pertanian Universitas Tidar.
1.2.Tujuan 1.3.1 Untuk membandingkan teori dan kenyataan dalam budidayanya 1.3.2 Untuk mengetahui manajemen agribisnis Balitjestro 1.3.3 Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang Balitjestro 1.3.4 Untuk menciptakan MOU tentang penelitian dan PKL Fakultas Pertanian Universitas Tidar dan Balitjestro 1.3.5 Untuk memenuhi tugas Fieldtrip
1.3.Manfaat
1.4.1 Mahasiswa maupun dosen Fakultas Pertanian dapat melakukan penelitian maupun PKL di Balitjestro 1.4.2 Mahasiswa dapat memenuhi tugas Fieldtrip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Balitjestro Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Batu, Jawa Timur. Posisi Balitjestro berada pada 4 km dari Kota Batu dengan ketinggian tempat ± 950 m di atas permukaan laut, yang letaknya persis di bawah kaki gunung Panderman. Pada awalnya Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika adalah kebun milik swasta Belanda, yang pada tahun 1930 – 1940 diambil alih pengelolaannya oleh Departement van Landsbouw, Nijverheid, en Handel dengan komoditas yang diusahakan pada waktu itu adalah kopi dan buah-buahan. Tahun 1941 – 1957 status instansi ini berada di bawah Jawatan Perkebunan Rakyat dengan komoditas tanaman perkebunan rakyat yang pada umumnya merupakan tanaman semusim, seperti tanaman sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman perkebunan seperti kopi dan kina. Pada tahun 1958 – 1961 Kebun Percobaan ini berada di bawah Jawatan Perkebunan Rakyat Malang dan pada tahun 1961 – 1967, statusnya berubah menjadi Lembaga Penelitian Tanaman Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan di bawah koordinasi Dinas Pertanian Malang. Kemudian pada tahun 1967 – 1980 berubah status menjadi Kebun Percobaan Hortikultura Tlekung di bawah Lembaga Penelitian Hortikultura (LPH) Cabang Malang. Tahun 1981 LPH Cabang Malang beserta Kebun Percobaan Tlekung bergabung dengan Lembaga Penelitian Pertanian Perwakilan Kendalpayak (LP3) menjadi Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Malang. Pada tahun 1985 – 1994 Kebun Percobaan Tlekung ditingkatkan menjadi Sub Balai Penelitian Hortikultura (Sub Balithorti) Tlekung dengan status Echelon IV-A yang merupakan salah satu UPT bereselon IV-A yang berada di bawah Balai Penelitian Tanaman Hortikultura di Solok, Sumatera Barat.
Tahun 1994 nama Sub Sub Balithorti Tlekung berubah menjadi Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Tlekung berada di bawah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Karangploso-Malang. Sejak tahun 2002 – 2005 IP2TP Tlekung kemudian berubah nama menjadi Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik di Tlekung, yang berinduk langsung di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura di Jakarta. Seiring dengan kebijaksanaan Pemerintah melalui Departemen Pertanian, yang menetapkan Jeruk sebagai komoditas nasional dan strategis untuk dikembangkan menuju substitusi impor, yang dalam perspektif politik nasional kebijakan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk lebih mencintai, memilih, dan mengkonsumsi komoditas nasional yang dihasilkan dari tanah airnya
sendiri,
maka
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.13/Permentan/OT.140/3/2006 1 Maret 2006 Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik ditingkatkan statusnya menjadi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika sebagai UPT bereselon III-A, dengan mandat yang baru yakni melaksanakan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika antara lain: anggur, apel, dan kelengkeng. Dan pada tahun 2008 mulai melaksanakan penelitian stroberi. http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/profil/sejarah/
2.2 Kedudukan Balitjestro Berdasarkan
Surat
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor:
13/Permentan/OT.140/3/2006 Loka Penelitian Jeruk dan Hortikultura Subtropik yang mengalami peningkatan eselonisasi dari Eselon IV ke Eselon III dengan nama Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 30/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 sebagai penyempurna Permentan No. 13/Permentan/OT.140/3/2006. Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis, dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika.
Sejak
diterbitkannya
Permentan
Nomor:
30/permentan/OT.140/3/2013
maka
Permentan
Nomor
:
13/Permentan/OT.140/3/2006 dinyatakan tidak berlaku demi hukum. Balitjestro adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) penelitian dan pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Balitjestro Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika seperti apel, anggur, lengkeng, dan buah subtropika lain. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi dan laporan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika; 2. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan tanaman jeruk dan buah subtropika; 3. Pelaksanaan
penelitian
eksplorasi,
konservasi,
karakterisasi
dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman jeruk dan buah subtropika; 4. Pelaksanaan
penelitian
agronomi,
morfologi,
fisiologi,
ekologi,
entomologi dan fitopatologi tanaman jeruk dan buah subtropika; 5. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman jeruk dan buah subtropika; 6. Pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman jeruk dan buah subtropika; 7. Pemberian
pelayanan
teknis
penelitian
tanaman
jeruk
dan
buah
subtropika; 8. Penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika;
9. Pelaksanaan
urusan
kepegawaian,
keuangan,
rumah
tangga
dan
perlengkapan Balitjestro
2.4 Visi dan Misi Balitjestro 1. Visi “Menjadi Lembaga Penelitian Bertaraf Internasional Dalam Menghasilkan Inovasi Teknologi Jeruk dan Buah Subtropika” 2. Misi Merekayasa, merakit dan menghasilkan
a.
inovasi teknologi jeruk dan
buah subtropika berbasis sumber daya lokal yang efisien, berdaya saing tinggi serta sesuai kebutuhan pengguna. b.
Menjalin
dan mengembangkan jaringan
kerjasama
nasional
dan
internasional dalam upaya meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia serta penguasaan inovasi teknologi jeruk dan buah subtropika. Menyebarluaskan teknologi inovatif dan produk yang telah dihasilkan
c.
kepada pengguna. d.
Meningkatkan kapasitas dan publisitas Balitjestro.
e.
Melestarikan, memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya genetik jeruk dan buah subtropika mendukung diversifikasi produk serta digunakan sebagai pusat wisata buah berbasis pendidikan.
2.5 Tujuan Balitjestro 1.
Menghasilkan model/inovasi teknologi jeruk dan buah subtropika ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang mampu menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing tinggi (varietas unggul baru, teknologi dan produk unggul lain).
2.
Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik jeruk dan buah subtropika
3.
Mengakselerasi diseminasi hasil inovasi teknologi jeruk dan buah subtropika
untuk
mendukung
dan
pengembangan
hortikultura,
program
pengembangan
komoditas
untuk
kawasan
zona
spesifik
agroekosistem
2.6 Sasaran Balitjestro 1. Tersedianya inovasi, yaitu dihasilkannya Varietas Uinggul Baru jeruk dan buah subtropika 2. Tersedianya sumberdaya genetik, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi sumberdaya genetik jeruk dan buah subtropika 3. Tersedianya benih sumber jeruk dan buah subtropika, yaitu dihasilkannya benih sumber jeruk dan buah subtropika, benih jeruk benih batang atas dan batang bawah jeruk hasil SE 4. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya jeruk dan buah subtropika ramah lingkungan 5. Terselenggaranya Diseminasi, yaitu meningkatnya penyebaran hasil hasil penelitian jeruk dan buah subtropika melalui publikasi nasional maupun internasional 6. Terwujudnya kerjasama komoditas jeruk dan buah subtropika, yaitu meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK 7. Meningkatnya pemanfaatan teknologi jeruk dan buah subtropika, yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura
2.7 Sasaran Strategis Balitjestro 1. Tersedianya inovasi Varietas Unggul Baru jeruk dan buah subtropika 2. Tersedianya sumberdaya genetik jeruk dan buah subtropika 3. Tersedianya benih sumber jeruk dan buah subtropika serta benih batang atas dan batang bawah jeruk hasil SE
4. Tersedianya
teknologi
budidaya
produksi
hortikultura
ramah
lingkungan 5. Terselenggaranya diseminasi inovasi jeruk dan buah subtropika 6. Terwujudnya kerjasama komoditas jeruk dan buah subtropika 7. Meningkatnya pemanfaatan teknologi jeruk dan buah subtropika
2.8 Target Utama Balitjestro 1. Perakitan varietas unggul jeruk seedles 2. Produksi dan distribusi benih sumber jeruk bebas penyakit 3. Perbanyakan benih batang atas dan batang bawah jeruk melalui SE
2.9 Arah Kebijakan Balitjestro 1. Penetapan komoditas dan penelitian prioritas atau unggulan Balitjestro untuk menciptakan dan menyediakan teknologi inovatif sesuai permintaan dan tuntutan pasar 2. Peningkatan kualitas penelitian untuk menghasilkan inovasi teknologi atau produk yang bermutu sesuai tuntutan pasar melalui kemitraan sinergis baik dalam maupun luar negeri 3. Pemanfaatan sumber daya genetik dan hayati untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/pelaku agribisnis jeruk dan buah subtropika 4. Peningkatan transfer inovasi teknologi melalui percepatan diseminasi dan promosi, serta pemanfaatan jaringan informasi inovasi teknologi yang telah dibangun oleh Balitjestro 5. Pemantapan
sinergi
kinerja
internal
dan
eksternal
kelembagaan
Balitjestro
2.10 Struktur Organisasi Balitjestro Untuk membantu Kepala Balai dalam menjalankan tupoksi Balitjestro, Kepala Balai dibantu oleh 2 (dua) unit struktural eselon IV yakni Sub Bagian
Tata Usaha, dan Seksi Pelayanan Teknis dan Jasa Penelitian. Mulai tahun 2012 didukung oleh 3 (tiga) Kelompok Peneliti (Kelti) yang terdiri dari Kelti Pemuliaan, Plasmanutfah dan Perbenihan,Kelti Ekofisiologi, serta Kelti Entomologi dan Fitopatologi. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengelola urusan kepegawaian, keuangan, umum dan kerumah tanggaan. Kepala Seksi Pelayanan Teknik dan Jasa Penelitian mempunyai tugas menyiapkan dan merumuskan bahan usulan rencana dan program penelitian tanaman jeruk dan buah
subtropika,
serta
koordinasi
masalah
laboratorium
dan
kebun,
melaksanakan seleksi, evaluasi dan promosi teknologi hasil serta membangun kemitraan dengan pihak ketiga dalam proses komersialisasi teknologi pertanian. Sedangkan Kelompok Peneliti bertanggung-jawab dalam pengembangan profesionalisme dan pembinaan etika penelitian dan pengembangan.Struktur organisasi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika disajikan pada lampiran 1. Balitjestro juga memberikan perhatian yang serius dalam penguatan komposisi bidang kepakaran sebagai kekuatan utama penelitian yang berbasis lintas disiplin. Untuk meningkatkan fungsi pembinaan, peneliti di Balitjestro terbagi dalam tiga kelompok peneliti (kelti) yaitu (1) Kelti Pemuliaan, Plasmanutfah dan Perbenihan terdiri dari 11 orang peneliti (2). Kelti Ekofisiologi terdiri dari 10 orang peneliti, serta (2) Kelti Entomologi dan Fitopatologi yang terdiri dari 8 orang peneliti.
2.11 Sumber Daya Manusia Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika memiliki tenaga peneliti, teknisi, administrasi dan tenaga penunjang lainnya sebanyak 98orang dan seluruhnya telah berstatus PNS. SDM Balitjestro melaksanakan tugasnya berdasarkan kompetensi sesuai dengan rumpun jabatan fungsional yang berdasarkan atas bidang keahlian masing-masing yaitu dalam jabatan fungsional Peneliti, Teknisi Litkayasa dan Arsiparis. Keragaan SDM Balitjestro berdasarkan
fungsi, golongan, tingkat pendidikan dan bidang penelitian disajikan pada tabel 1-3. Tabel1.Keragaan SDM Balitjestro berdasarkan fungsi dan golongan Tahun 2016. Golongan No
Fungsi
Jumlah IV
III
II
I
1
Peneliti (dan calon Peneliti )
8
25
-
-
31
2
Teknisi
-
2
9
-
11
3
Administrasi
-
24
14
-
45
4
Pekarya
-
-
4
-
4
5
Sopir
-
-
1
-
1
6
Satpam / Penjaga
-
-
0
1
1
Jumlah
8
51
28
1
88
Sedangkan berdasarkan pendidikannya, peneliti dengan pendidikan S3 sebanyak 5 orang, peneliti dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 15 orang dan peneliti dengantingkat pendidikan S1 sebanyak 11 orang. Meskipun komposisi peneliti antar kelti cukup seimbang, namun untuk meningkatkan perolehan output utama penciptaan varietas unggul baru, maka SDM peneliti di bidang pemuliaan masih perlu ditambah untuk tahun- tahun ke depan (tabel 2). Tabel 2.Keragaan SDM peneliti Balitjestro berdasarkan tingkat pendidikan dan bidang penelitian sampai dengan tahun 2016. Bidang Peneliti / Kelti Tingkat No Pendidikan
Jumlah
Pemuliaa, plasma nutfah
Ekofisiologi
dan
Hama Penyakit
pembenihan 1
S3
2
1
2
5
2
S2
3
6
6
15
3
S1
4
5
2
11
Jumlah
9
12
10
31
Tabel3.Keragaan Tenaga Fungsional Peneliti, Teknisi dan Arsiparis di Balitjestro Tahun 2016 No
Jenjang
Jumlah (Orang)
1
Peneliti Utama
4
2
Peneliti Madya
4
3
Peneliti Muda
11
4
Peneliti Pertama
10
5
Teknisi Litkayasa
11
6
Pranata Komputer
0
7
Arsipasi
1
Jumlah Tenaga Fungsional
41
Peningkatan SDM dari tenaga fungsional litkayasa pada tahun 2016 ada 11orang.Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga fungsional lebih profesional serta mengisi jabatan-jabatan fungsional baru perlu adanya pembinaan dan pelatihan jangka pendek maupun jangka panjang.
2.13 Fasilitas Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika selain memiliki sumberdaya manusia, juga memiliki sumberdaya fasilitas yang salah satunya laboratorium pengujian yang telah terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan ruang lingkup pengujian CVT dan CVPD. Keragaan laboratorium dan kebun percobaan ingkup Balitjestro disajikan pada Tabel 4-5.
Tabel 4. Keragaan Bangunan Laboratorium Terpadu Balitjestro No
Jenis bangunan
Tahun
Luas (m2)
Pembuatan 1
Lab. Kultur Jaringan & STG
1992
96
2
Lab. Entomologi
1986
72
3
Lab. Pemuliaan
2005
96
4
Lab.Fitopatologi
2007
192
5
Lab. Servis
1986
96
6
Lab. SE
2010
168
Tabel 5. Keragaan kebun percobaab lingkup Balitjestro Tahun 2014 No
Luas Nama Kebun
Tanah
Pemanfaatan Kebun
(ha) 1
KP. Tlekung
12.66
Tanaman
koleksi
plasmanutfah
jeruk, apel, peach dan plum, apokat, dan aneka warna tanaman subtropik serta visitor plot jeruk. 2
KP. Punten
2.70
Koleksi pohon induk jeruk Penyediaan pohon induk BF & BPMT Penyediaan
bibit
jeruk
bebas
penyakit 3
KP. Kliran
0.60
Tanaman
koleksi
plasmanutfah
strobery 4
KP. Banaran
1.22
Tanaman koleksi plasmanutfah apel Penyediaan PIT, BF &BPMT Apel Penyediaan benih apel
5
KP. Banjarsari
4.06
Tanaman anggur
koleksi
plasmanutfah
Jumlah
42.29
2.14 Program Kerja 2.14.1 Diseminasi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika telah menghasilkan beberapa teknologi unggulan tanaman jeruk antara lain : varietas unggul tanaman jeruk, kandidat Pamelo tanpa biji, Teknologi Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang telah membantu meningkatkan pendapatan petani Pamelo di kabupaten Magetan menjadi 3-5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya (Supriyanto et al., 2000). Teknologi indeksing untuk mengetahui status 7 patogen penyakit sistemik jeruk di Blok Fondasi (Dwiastuti, 1994) dan teknologi perbanyakan masal jamur entomopatogen Hirsutella citriformis yang mempunyai peran mampu mengendalikan imag Diaphorina citri sebesar 30% di Lumajang (Dwiastuti et al., 1994), 82.9% di BPP Jatinom dan 52.2% di Macanan (Subandiyah, 2000) dan 60% – 70% di Jombang (Endarto, 1999). Teknologi-teknologi
lain
selain
tanaman
jeruk
yang
telah
dikembangkan adalah teknologi penggantian varietas melalui top working pada tanaman apel (Suhariyono et al., 2002), tanaman apokat (Sugiyatno, et al., 1998) dan tanaman durian terbukti mampu mengganti varietas tanaman secara cepat sesuai selera konsumen/pasar. Delapan klon apel asal Australia dan Belanda menghasilkan kualitas buah seperti apel impor (Sutanto, 2001) sedangkan 3 varietas anggur Bali (Alphonso Lavalle), Probolinggo Biru 81, Probolinggo Super (Cardinal) dan Prabu Bestari (Red Prince) telah dilepas sebagai buah anggur unggul nasional (Supriyanto et al., 2002). Tiga belas varietas lengkeng dataran rendah, medium dan tinggi telah di koleksi di KP Tlekung (Sugiyatno, et al., 2007). http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/program-kerja/diseminasi/
2.14.2 Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PKAH) Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PKAH) merupakan salah
satu
implementasi
kebijakan
Kementerian
Pertanian,
bahwa
pembangunan komoditas unggulan diarahkan pada pengembangan kawasan yang terpadu secara vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional. Program tersebut perlu didukung secara optimal agar memberi dampak nyata terhadap peningkatan nilai PDB, pendapatan ekspor dan kesejahteraan petani. Salah satu dukungan yang diperlukan dalam PKAH ialah penerapan inovasi teknologi yang dapat berupa teknologi, kelembagaan dan kebijakan sebagai faktor utama peningkatan daya saing dan nilai tambah. Mengingat peranannya yang sangat strategis, maka dukungan penerapan inovasi teknologi perlu dilakukan secara sistemik. Kawasan Agribisnis Hortikultura adalah suatu ruang geografis yang mempunyai keserupaan ekosistem dan disatukan oleh fasilitas infrastruktur yang sama sehingga membentuk kawasan yang berisi berbagai kegiatan usaha termasuk penyediaan sarana produksi, budidaya, penanganan dan pengolahan pascapanen, pemasaran, serta berbagai kegiatan pendukungnya. Pertimbangan yang mendasari pembentukan kawasan ialah: 1. Penghimpunan tenaga kerja yang terampil dan terspesialisasi, 2. Pemusatan investasi, input dan jasa-jasa, 3. Pengembangan jaringan pemasaran, dan 4. Difusi teknologi secara cepat. Ciri Kawasan agribisnis hortikultura adalah (1). Komunalitas, keserupaan, dan kebersamaan, yaitu konsolidasi usaha serumpun untuk
membangkitkan pertumbuhan ekonomi, (2). Konsentrasi, yaitu pemusatan beragam kegiatan usaha, dan (3). Konektivitas, yaitu saling terkaitan. Dukungan inovasi teknologi dalam pengembangan kawasan agribisnis jeruk dan buah subtropika ini merupakan penelitian dan pengembangan hasil penelitian Badan Litbangtan yang dalam pelaksanaan melibatkan Dinas Pertanian setempat dan intansi terkait lainnya baik tingkat provinsi maupun kabupaten. Lokasi propinsi yang ditetapkan setiap tahun merupakan usulan dari pemerintah provinsi melalui BPTP Litbang Pertanian yang ada di propinsi yang bersangkutan. Mengingat provpinsi terpilih memiliki karakter lahan dan latar belakang sosial budaya petani yang berbeda, maka pendekatan dukungan inovasi teknologi harus bersifat spesifik lokasi dan pengguna. Semua kegiatan menggunakan demoplot sebagai kebun petani terpilih yang dikelola intensif menggunakan teknologi anjuran dengan unit terkecil pembinaan kelompok tani. Selain sebagai wahana penyuluhan dan pelatihan, dari demoplot diharapkan difusi teknologi anjuran merembes dan diadopsi kelompok tani sebelahnya http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/program-kerja/pengembangankawasan-agribisnis-hortikultura-pkah/
BAB III HASIL
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balijestro) terletak di desa Tlekung Kecamatan Junrejo, batu, Jawa Timur. Posisi Balitjestro berada pada 4 km dari Kota Batu dan pada ketinggian tempat ± 950 m di atas permukaan laut. Salah satu komoditas yang terdapat di Balitjestro adalah Jeruk dengan berbagai varietas diantaranya Keprok Pulung dan Batu 55. Produksi yang dihasilkan setiap pohonnya adalah 50-15kg, dengan jumlah pohon 500-600 per hektar. Pada panen pertama produksinya dapat mencapai 10-25kg/pohon. Pemeliharaan tanaman jeruk dilakukan semaksimal mungkin, mulai dari pemupukan sampai pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan tiga bulan sekali dengan dosis pupuk 2-3kg/pohon. Pupuk yang digunakan adalah NPK, Urea dan ZA. Pupuk yang digunakan tidak perlu mahal akan tetapi harus efektif, tepat sasaran dan efisien. Bibit yang dipilih harus tahan terhadap hama dan penyakit, sumber harus jelas serta varietas juga jelas. Bibit yang sudah siap ditanam dilahan yaitu berumur satu tahun dan baru akan dibuahkan setelah tiga tahun setelah tanam. Hama yang sering menyerang tanaman jeruk adalah Thrips dan kutu kebul. Cara pengendalian thrips dengan menggunakan pestisida, sedangkan kutu kebul dengan menggunakan detergen yang disemprotkan pada tanaman yang terserang hama tersebut.penyakit yang sering menyerang tanaman jeruk adalah Milkdue. Waktu panen jeruk pada bulan Juli sampai September. Setelah dilakukan pemanenan buah yang masih tersisa dipohon harus dibuang, karena dapat menimbulkan hama dan penyakit. Cara panen dilakukan secara manual. Balitjestro merupakan balai yang digunaan untuk penelitian, sehingga panen buah harus tepat dan dalam kurun waktu yang sama. Agar waktu panen selalu sama maka dilakukan stress air. Sress air dilakukan setelah panen, dan dilakukan samapi kering. Kemudian dilakukan pengolahan tanah dengan cara membongkar tanaman sampai layu dan
dilakukan pemangkasan batang yang kering dan terkena penyakit. Setelah layu tanaman dipupuk dengan pupuk dasar P dan kemudian dilakukan penyiraman. Jeruk yang sudah dipanen tidak dilakukan pasca panen karena hanya untuk penelitian dan wisata saja, sehingga tidak dijual. Target Blijestro adalah terpenuhi produksi untuk penelitian, serta sasaran Balitjestro adalah PNBP. Dalam penyediaan saprodi dilakukan oleh tim pengadaan. Untuk mendapatkan alat yang dibutuhkan maka harus mengajukan proposal terlebih dahulu sesuai dengan dana yang ada. Sedangkan dalam melakukan perawatan tanaman dilakukan oleh tim teknis di lapangan.
BAB IV PEMBAHASAN
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) melaksanakan kegiatan penelitian tanaman jeruk, apel, anggur, lengkeng, stroberi dan tanaman buah subtropika lainnya. Kegiatan penelitian tersebut diharapkan dapat menjadikan Balitjestro “Menjadi Lembaga Penelitian Bertaraf Internasional Dalam Menghasilkan Inovasi Teknologi Jeruk dan Buah Subtropika” dan sesuai dengan Rencana Stratejik tahun 2015-2019 yang tujuan dari kegiatan dari Balitjestro adalah : 1) Menghasilkan model/inovasi teknologi jeruk dan buah subtropika ramah lingkungan berbasis sumberdaya lokal, yang mampu menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing tinggi, 2) Mengakselerasi diseminasi hasil inovasi teknologi jeruk dan buah subtropika untuk mendukung program pengembangan kawasan
hortikultura,
dan
pengembangan
komoditas
untuk
zone
spesifik
agroeksositem, dan 3) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya yang mampu mendukung secara optimal tugas pokok dan fungsi, serta tujuan dan sasaran program institusi. Sasaran kegiatan dari Balitjestro tercantum dalam Penetapan Kinerja (PK) adalah : 1) Tersedianya inovasi teknologi jeruk dan buah subtropika;2) Tersedianya sumberdaya genetik jeruk dan buah subtropika; 3) Tersedianya benih sumber jeruk dan buah subtropika; 4) Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah Selain bertujuan untuk penelitian, Balitjestro juga digunakan untuk agrowisata petik buah yang dilakukan secara serentak yaitu pada bulan juli sampai September. Wisatawan dapat langsung memetik buah sepuasnya dan sesuai keinginan. Apabila wisatawan memetik buah dan langsung memakannya di kebun maka tidak akan dikenakan biaya, tetapi apabila buah yang dipetik ingin dibawa pulang maka wisatawan harus membayarnya yaitu sekitar Rp 10.000,00 – Rp 15.000,00/kg. Agrowisata ini dapat mendukung program kerja pengembangan kawasan agribisnis holtikultura di Balitjestro. Walaupun sebenarnya tujuan awal Balitjestro hanya untuk penelitian saja, tetapi karena ada implementasi kebijakan dari pemerintah maka
Balitjestro melakukan program pengembangan kawasan agribisnis holtikultura yang terpadu secara vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional.
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan Dari kegiatan kunjungan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) dapat disimpulkan bahwa kegiatan awal disana hanya untuk penelitian, namun seiring berkembangnya Balitjestro maka mengarah juga ke agribisnis.
5.2 Saran