BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sel merupakan bagian terkecil dari suatu makhluk hidup yang masih mampu melakukan aktivitas metabolisme. Sel dapat dikatakan sebagai makhluk miniatur organisme. Sel dapat kita temukan pada seluruh organisme. Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan. Kumpulan jaringan akan membentuk organ-organ selanjutnya kumpulan organorgan akan membentuk sistem organ dan menjadi tumbuhan atau hewaan bersel banyak (multiseluler). Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah tingkatan koordinasi dan korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan selselnya (Titrasoepomo,1989) Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi yang sama, fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama dengan struktur yang sama pula. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai salah satu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian bergabung membentuk organ yang pada akhirnya menjadi tubuh tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada pula yang tidak memiliki jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler atau terdiri satu sel saja, dapat dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan apapun. Jaringan pada umumnya hanya akan ada pada organisme tingkat tinggi (Titrasoepomo,1989). Berdasakan teori yang menyatakan ‘sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan’ oleh Max Schultze dan Thomas Huxley telihat bahwa aktifitas yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup tercermin dalam aktifitas selnya. Contohnya saja pada transportasi, respirasi, dan sintesis (Maryati,2004). Kumpulan dari berbagai sel yang sama bentuk dan fungsinya disebut jaringan. Sel-sel penyusun jaringan pada hewan lebih banyak, rumit dan kompleks dibandingkan sel-sel penyusun jaringan pada tumbuhan. Jaringan pada hewan dibagi menjadi 4 jaringan utama, utama,
yaitu jaringan epitel, jaringan ikat atau
penyambung, jaringan otot dan jaringan syaraf (Azzidin,1960). Jaringan pokok penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi adalah jaringan epidermis, merupakan jaringan penyusun tubuh tumbuhan paling luar dan
umumnya terdiri dari selapis sel saja. Berfungsi melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sehingga disebut sebagai jaringan pelindung. Jaringan parenkim atau disebut juga jaringan dasar karena merupakan penyusun sebagian besar organ tumbuhan seperti korteks batang dan akar, mesofil daun dan endosperma biji. Parenkim juga merupakan tempat utama berlangsungnya aktivitas penting bagi tumbuhan seperti fotosintesis, respirasi dan penimbunan zat-zat makanan cadangan. Parenkim yang mampu melakukan fotosintesis mengandung banyak kloroplast sehingga disebut klorenkim. Jaringan kolenkim dan sklerenkim berfungsi sebagai jaringan penguat pada tubuh tumbuhan. jaringan kolenkim terdiri dari sel-sel yang berpotoplas hidup dengan penebalan dinding dari selulosa, hemiselulosa dan pektin. Selnya kadang-kadang juga berisi kloroplast sehingga mampu menjalankan fotosintesis. Terdapat di daerah perifer, misalnya langsung di sebelah dalam epidermis batang atau akar. Jaringan sklerenkim terdiri dari selsel yang berdinding tebal dan keras karena telah mengalami lignifikasi yaitu penebalan dari zat lignin (kayu). Pada umumnya terdapat bersama parenkim, misalnya parenkim kortek, yang berfungsi sebagai penguat jaringan lainnya (Kimball, 1983). 1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal beberapa jaringan pada tumbuhan Angisopermae, organ-organ tumbuhan beserta bagian-bagiannya pada Angiopermae, mengenal beberapa jaringan tumbuhan, dan mengenal organ-organ tubuh hewan yang membentuk sistem organ dan mempelajari l etak organ terhadap organ lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa memiliki ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit. Sedangkan jaringan muda atau jaringan meristem memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari sel-sel embrional, memiliki dinding yang tipis, kaya akan plasma, valuolavakuola yang kecil, memiliki bentuk yang isodiametris dan terletak di ujung akar, batang dan tunas. Beberapa tipe dari jaringan meristem, yaitu meristem ujung, meristem interkalar, dan meristem lateral (Pratiwi, 2000). Meristem ujung selalu terdapat di ujung tiap akar dan batang, disebut juga dengan meristem apeks. Aktivitas meristem ujung menghasilkan pemanjangan tubuh tumbuhan dan pada meristem di bagian pucuk akan menghasilkan cabang samping, daun, dan bunga. Pertumbuhan yang diawali oleh meristem ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer dan semua jaringan yang terbentuk dari meristem ujung disebut jaringan primer. Pada beberapa tumbuhan terutama rumput-rumputan, perpanjangan batang juga disebabkan oleh pembelahan sel-sel meristem yang terletak pada pangkal tiap ruas daun dan pelepah daunnya. Daerah meristem ini disebut meristem interkalar, karena meristem ini disisipkan di antara jaringan meristem primer dewasa yang ada diatas dan dibawahnya. Meristem interkalar dapat tetap aktif setelah sel-sel pada ruas diatasnya dewasa penuh. Pertumbuhan sel yang dilaksanakan oleh meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang berlangsung cepat dan biasanya sebelum munculnya bunga. Jaringan-jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar
ini serupa dengan
jaringan yang berasal dari meristem ujung. Oleh karena itu, digolongkan juga ke dalam jaringan primer. Pada tumbuhan monokotil daur hidupnya hanya melibatkan pertumbuhan primer saja, tetapi pada tumbuhan lain terutama sebagian besar dikotil, batang, dan akarnya mempertebal diri melalui proses yang disebut pertumbuhan sekunder yang dimulai oleh meristem lateral atau kambium.
Kambium muncul dari jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang serta membentuk jaringan sekunder pada bidang yang sejajar dengan organ ini. Ada dua kambium yang dapat berkembang pada tumbuhan yang membentuk pertumbuhan sekunder, yaitu kambium pembuluh dan kambium felogen (kambium gabus). Kambium pembuluh berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder, sedangkan felogen menghasilkan lapisan pelindung (gabus). Gabus ini terbentuk di bagian luar akar atau batang yang membesar ketika lapisan permukaan primer (epidermis) rusak karena ketebalannya bertambah sebagai akibat aktivitas kambium pembuluh (Pratiwi, 2000). Jaringan tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama, atau mempunyai bentuk yang berbeda-beda dengan fungsi yang sama. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi 2 tipe yaitu jaringan meristematik dan jaringan permanen. Jaringan meristematik (muda) dan jaringan permanen (dewasa) bersama-sama membentuk organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, organ reproduksi (bunga, buah, dan biji) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan atau Angiospermae (Titrosoepomo,1989). Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan atau hewan bersel banyak (multiseluler) (Brotowijoyo, 1994). Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan tumbuhan dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan struktur, fungsi dan lokasi dari jaringan tersebut. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan meristematis dan jaringan dewasa (jaringan permanen). Jaringan meristematis dibedakan lagi menjadi jaringan meristem primer dan sekunder, sedangkan jaringan dewasa dibagi menjadi empat kelompok, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), serta jaringan pengangkut (xilem dan floem) ( Krisdianto, 2002 ). Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya
kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan atau hewan bersel banyak (multiseluler) (Brotowijoyo, 1994). Pada hewan- hewan multiseluler atau metazoa terdapat suatu pembagian tugas untuk melaksanakan aktivitas atau fungsi tertentu. Dalam perkembangan awal embrio hewan multiseluler sudah mulai terbentuk diferensiasi lapisanlapisan lembaga yang kelak akan terdiferensiasi lagi menjadi jaringan atau organ yang lebih spesifik (Brotowijoyo, 1994). Jaringan hewan dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan jaringan syaraf. Jaringan epitel terdiri dari sekumpulan sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, tidak mempunyai substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. Jaringan pengikat (connective tissue) terdiri dari bermacam-macam sel, terdapat substrat interseluler dan berasal dari jaringan mereskim. Ada beberapa jaringan pengikat, salah satunya adalah jaringan hemopoitik (jaringan darah), merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut plasma darah. Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan otot dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Jaringan syaraf merupakan jaringan dasar yang terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi (Brotowijoyo, 1994). Didalam tubuh hewan, sebuah organ terdiri atas dua atau lebih jaringan dengan tipe histologi yang berbeda yang bekerja sama untuk membangun fungsi yang kompleks. Sistem organ terdiri atas sekelompok organ yang mempunyai fungsi rumit untuk membangun suatu organisme. Seringkali sebuah organisme bisa hidup dengan organ yang rusak atau tidak berfungsi. Bagaimanapun juga, ketika seluruh sistem organ mati, kehidupan sebuah organisme menjadi berbahaya. Demikian, sistem organ bekerja bersama untuk mempertahankan lingkungan internal yang konstan disebut homeostasis didalam tubuh untuk menunjang hidupnya suatu organisme (Estrella, 2008).
BAB III METODE PRAKTIKUM 3. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 November 2011 pukul 08.00-10.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. 3.2 Alat dan Bahan
Alat- alat yang digunakan adalah mikroskop, cutter/silet, kaca benda, kaca preparat/papan diseksi/bak parafin, alat bedah set section dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat jadi (awetan) jaringan otot jantung/ cardiac muscle, jaringan tulang tulang keras, jaringan epitel kubus berlapis, tanaman jagung ( Zea mays), tanaman kembang sepatu ( Hibiscus rosa sinensis), tanaman kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), mencit ( Mus musculus) dan replika tubuh organ dalam ayam (Gallus gallus).
3. 3 Prosedur Kerja
a. Jaringan tumbuhan dan jaringan hewan 1) Diamati di bawah mikroskop preparat yang disediakan dengan perbesaran lemah, kemudian perbesaran kuat. 2) Digambar
beberapa
sel
atau
jaringan
dan
melengkapi
dengan
keterangannya. b. Organ dan sistem organ 1) Dinulis nama spesies dan suku dari spesimen yang digunakan. 2) Mengamati organ-organ (akar, batang, daun, bunga, dan buah) dengan memperhatikan bagian masing-masing. 2. 1 Akar a) Disebutkan sistem perakaran (akar tunggang atau serabut). b) Digambarkan secara skematis dan melengkapi dengan keterangan bagian-bagiannya, seperti akar primer (radix primarius), leher akar (collum radici), batang akar (corpus radisi), cabang-cabang akar (radix
lateralis), ujung akar (apex radici), serabut akar ( fibrica radiculi), rambut-rambut akar ( pilus radici), dan tudung akar (calyptra). 2. 2 Batang a) Digambarkan secara skematis dan melengkapi dengan keterangan bagian-bagiannya seperti buku-buku batang (nodus), ruas batang (internodus), daun ( folium) dengan duduk daunnya, dan daun penumpu ( stipula). 2. 3 Daun a) Diamati daun tumbuhan sampel lengkap atau tidak. Daun yang lengkap mempunyai upih daun (vagina), tangkai daun ( petiolus), dan helaian daun (lamina). b) Digambarkan secara skematis sehelai daunnya dan memberi keterangan mengenai pangkal daun (basis), ujung daun (apex), tepi daun (margo), pertulangan daun (nervatio), dan ibu tulang daun. 2. 4 Bunga a) Dituliskan jenis bunga apakah sampel tumbuhan tersebut (tunggal atau majemuk). b) Digambarkan dan disebutkan bagian-bagian ibu tangkai bunga ( pedunculus, rachis), tangkai bunga ( pedicellus), dasar bunga (receptaculum), daun pelindung ( bractea), daun tangkai (bracteola), seludang buang ( spatha), daun kelopak dan kelopak bunga ( sepala dan calyx), daun mahkota dan mahkota bunga ( petala dan corolla), benang sari ( stamen) dengan tangkai sari ( filamentum) dan kepala sari (anthera), putik ( pistilum) dengan bakal buah (ovarium), daun bunga (carpellum), ruang bakal biji (locolus) dan bakal biji (ovulum), tangkai putik ( stylus), dan kepala putik ( stigma). c. Organ dan sistem organ tubuh hewan. 1) Ditulis klasifikasi hewan yang digunakan. 2) Digambar morfologi dan memberi keterangannya. 3) Dilakukan pembedahan dengan cara : a. Letakkan
punggung
marmot
pada
baak
parafin,
kemudian
merentangkkan keempat kakinyadgn jarum pada bak parafin tersebut.
b. Membasahi rambut di linea mediana dan menguusapnya kearah lateral , kemudian menggunting kulitnya mulai dari daerah sterbum ke eranial dan juga ke caudal. 4). Dipotong sternum melingkar mulai dari dexter kemudian sinester , sehingga akan nampak organ-organ di dlam rongga dada dan rongga perutnya, yaitu: a. Situs Viscerum Abdominis 1) Hepar : berwarna merah coklat dan memiliki bebrapa lobi. 2) Vesikula fellea ( kantong empedu): terletak pada lobus dexter hepatis. 3) Venticulus : berupa kantung besar berwarna agak putih. 4) Lien : berwarna cokelat dan menempel pada bagian dorsal . 5) Pancreas: berwarana coklat pucat, lebih besar daripada lien, bentuk iregular , dan meluas di bagian dorsal ventriculus. 6) Intelistium tenue: halus berwarna kemerahan. 7) Intelistium crassum: berwarna hijau tua 8) Coecum: berwarna hijau tua dan jelas terlihat bagian incisura, haustra, dan taenia. 9) Vesica urania: tampak sebagai gelembung putih kekuningan berisi urin. 10) Ren: bentuknya seperti kacang dengan melanjutkan ureter sebagai saluran menuju vesica urania. b. Situs Viscerum Thoracis 1) Cor : terletak ditengah berbentuk seperti jantung pisang. 2) Pulmo: berwarna merah dengan sejumlah lobus di kanan kirinya. 5) Dari organ-organ yang didapatkan, mengelompokkan organ-organ yang termasuk systema digestorium, systema cardiovasculare, dan systema respiratatorium. 6). Digambar organ-organ di dalam rongga dada dan rongga perut pada buku gambar. 7). Digambar systema urogenitalie dan systema digestoria lengkap keterangan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil
a. Jaringan Keterangan : 1) Membran caesar 2) Miofibril 3) Epitel selapis kubus 4) Nukleus
Gambar 1: Epitel kubus berlapis
Keterangan : 1) Matriks 2) Kamal Havers 3) Lamela
Gambar 2 : Otot jantung
Keterangan : 1) 2) 3) 4)
Gambar 3 : Tulang keras
Lamela Matriks Kanal Havers Lakuna
b. Organ dan sistem organ Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
Bunga jantan Bunga betina Ruas batang (nodus) Daun Akar
Gambar 4 : Keseluruhan tanaman jagung ( Zea mays)
Keterangan 1) 2)
:
Buku batang Ruas batang
Gambar 6. Bagian batang jagung ( Zea mays)
Keterangan
:
1. Serbuk sari 2. Bunga jagung 3. Tangkai bunga
Gambar 7. Bagian bunga jagung ( Zea mays)
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
Akar primer Leher akar Cabang akar Serabut akar Tudung akar
Gambar 8. Bagian akar jagung ( Zea mays)
Keterangan : 1. Pangkal daun 2. Tulang daun 3. Ujung daun
Gambar 9 : Bagian daun jagung ( Zea mays)
Keterangan 1. 2. 3. 4.
:
Batang Daun Bunga Tangkai
Gambar 10 : Tanaman Kembang Merak ( Caesalpinia pnicherrina
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5.
Gambar 11 : Bagian kelopak b unga kembang merak (Caesalpinia pnicherrina)
:
Benang sari Kepala putik Mahkota bunga Kelopak bunga Tangkai
Keterangan : 1. Helai Daun 2. Anak tungkai daun 3. Ibu tungkai daun
Gambar 12. Bagian daun Kembang merak (Caesalpinia pnicherrina)
Keterangan 1. 2. 3. 4.
Bunga Daun Batang Akar
:
Gambar 14 : Tanaman Kembang Sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis)
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
:
Benang sari Mahkota bunga Batang bunga Tangkai putik Kelopak Putik Daun penumpu Daun
Gambar 15. Bagian bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis)
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Gambar
16.
Bagian
akar
kembang
Batang akar Pangkal Akar Tudung akar Kolitra Akar primer Rambut akar
sepatu
( Hibiscus rosa-sinensis)
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
Tangkai daun Pangkal daun Tulang daun Cabang tulang daun Anak tulang daun
4. Gambar 2 Pembahasan 17 : Bagian daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sineansis)
Hewan mencit Keterangan : 1.
Mulut
2.
Mata
3.
Kaki
4.
Ekor
5.
Telinga
Gambar 17. Mencit sebelum dibedah
Keterangan : 1. Jantung 2. Lambung 3. Hati 4. Usus halus 5. Usus besar 6. Ginjal
Gambar 18. Mencit sesuah dibedah
A. Hewan ayam Keterangan : 1.
Mulut
2.
Mata
3.
Kaki
4.
Ekor
Keterangan : 1. Kerongkongan 2. Paru-paru 3. Hati 4. Calon telur 5. Kloaka 6. Empedu 7. Usus
Gambar 20 : Ayam sesudah dibedah
4.2Pembahasan Mencit
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Mammalia
Ordo
: Rodentia
Family
: Muridae
Genus
: Mus
Species
: Mus musculus(Mencit)
Ayam
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Aves
Ordo
: Neonithes
Family
: Galliformis
Genus
: Gallus
Species
: Gallus domesticus (Ayam)
Tanaman Jagung
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub-Divisio
: Angiospermae
Class
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Family
: Poaceae
Genus
: Zea
Species
: Zea mays (Jagung)
Kembang sepatu
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub-Divisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Malvales
Family
: Malvaceae
Genus
: Hibiscus
Species
: Hibiscus rosa-sinensis
Kembang merak
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub-Divisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rosales
Family
: Caesalpiniaceae
Genus
: Caesalpinia
Species
: Caesalpinia pnicherrina
Jaringan epitel transisional pada epitel ini, strukturnya mirip epitel berlapis gepeng. Pada lapisan atas terdapat lapisan sel yang berbentuk payung (sel payung). Sel payung dalam keadaan regang akan memipih, misalnya dalam keadaan saluran terisi penuh. Contoh: epitel pada ureter. Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh vertebrata. Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak daerah gelap (miosin) dan terang (aktin) yang berselang seling. Disebut juga otot rangka, karena mel ekat di rangka dan juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran (volunter). Ciri-cirinya adalah berbentuk silindris, memanjang dan berinti sel banyak (multinuklei), bergerak dalam waktu cepat, dan cepat lelah. Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mensekresikan matriks (kondrin) berupa hialin atau kolagen. Tulang rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung kondroblas (pembentuk kondrosit). Tulang rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga. Pada daun Ficus terdapat jaringan epidermis yang fungsinya sebagai pelindung lapisan dibawahnya. Pada epidermis bawah mengalami modifikasi menjadi stomata dan lapisan kutikula. Pada daun ini juga terdapat jaringan pengangkut berupa xilem dan floem.
Organ tumbuhan terdiri dari akar, batang dan daun. Organ pada tanaman monokotil dan tanaman dikotil secara anatomis terdapat perbedaan. Akar pada monokotil maupun dikotil adalah akar sejati. Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar. Jaringan sekunder pada akar dikotil tumbuh menjadi kambium. Letak xilem primer tetap ditengah akar sedangkan floem primer terdesak ke tepi endodermis. Susunan akar monokotil sama seperti dikotil muda. Akar monokotil tidak berkambium karena itu tidak memiliki jaringan sekunder. Jaringan yang menyusun batang dikotil adalah epidermis, korteks, endodermis, empulur, kambium xilem dan floem seta jari-jari empulur. Kambium terbentuk dari perkembangan prokambium di antara floem dan xilem. Ikatan pembuluh pada dikotil
letaknya teratur,
bersama-sama
dengan empulur
membentuk silinder pusat (stele). Seperti halnya batang tanaman monokotil didak memiliki kambium. Pada tanaman monokotil berkas pengangkut dibungkus oleh sarung berkas pengangkut. Ikatan pembuluhnya tersebar sehingga tidak kelihatan adanya korteks dan silinder pusat. Pada dasarnya daun monokotil dan dikotil memiliki susunan jaringan yang sama. Banyak jenis monokotil yang mesofilnya hanya mempunyai satu macam jaringan palisade. Demikian juga mulut daun, walaupun umumnya terdapat pada permukaan daun sebelah bawah tetapi banyak tumbuhan yang mempunyai mulut daun di permukaan atas dan bawah. Bunga pada tumbuhan sebagai alat reproduksi, dengan buah dan biji merupakan organ yang meyusun ubuh tumbuhan. Bunga lengkap terdiri dari kelopak bunga, mahkota, benang sari dan putik dengan bagian-ba giannya. Organ-organ pada mencit dibedakan menjadi Sistema digestorium (saluran pencernaan), dimulai dari mulut , faring, kemudian dilanjutkan ke esofagus, lambung, kemudian ke usus halus melalui duodenum ke jejunum dan ileum diteruskan ke usus besar dan akhirnya ke rektum. Sistema cardivaskuler (peredaran darah), saluran darah dimulai dari atrium kanan melewati kutub antrioventrikulus menuju ke vertikal kiri masuk keaorta, diedarkan ke seluruh tubuh terus ke vertikal kanan melalui arteri pulmonalis (terjadi pertukaran
karbondioksida dan oksigen) kembali ke jantung (atrium kiri melalui vena pulmonalis). Systema respiratori (saluran pernapasan), saluran pernapasan pada marmut dimulai dari lubang hidung kemudian masuk ke kapumnasi yang terpisah dengan septumnasi oleh kiri dan kanan. Setelah itu dilanjutkan ke faring terus ke bronkiolus terminalis (bagian pertama). Bagian kedua urutannya adalah bronkiolus respiratonas terus ke ductus alviolaris dilanjutkan ke alviolus. Organ – organ pada ayam dibedakan menjadi saluran pencernaan yang dimulai dari mulut , tenggorok, tembolok, lambung kelenjar, empedal , usus kecil , usus buntu, usus besar. Alat reproduksi ayam jantan dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu sepasang testis, sepasang saluran deferens, dan kloaka. Ayam bernapas dengan menggunakan paru-paru dan kantong udara (air sacs).
Secara umum sistem pernapasan dari unggas didukung oleh beberapa
organ, yaitu lubang hidung berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal dan merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan luar. Nares posteriores (lubang hidung dalam), terletak pada palatum dan hanya satu buah di tengah. Larink disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang. Trakhea merupakan lanjutan dari larink kearah kaudal. Berupa suatu pita yang mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis. Srink terdapat pada bagian bifurcatio tracheae. Bronkhi merupakan percabangan dari trakhea kearah kanan dan kiri (bronchus dexter dan broncus sinister), dengan tempat percabangan yang disebut bifurcatio trakea. Paru-paru terdapat pada bagian ujung-ujung bronkhi berjumlah sepasang dan melekat pada bagian dorsal thorax. Stelah paru-paru ada kantung udara dan rongga tulang trachea. Sistem peredaran darah pada ayam didukung oleh kerja jantung beserta dengan salurannya baik pembuluh darah vena dan pembuluh darah arteri, pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah nadi..
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1. Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. 2. Jaringan pada hewan berupa jaringan epitel, jaringan saraf, jaringan konektif dan jaringan otot. 3. Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis, parenkim, sklerenkim, kolenkim, dan jaringan pengangkut. 4. Organ pada hewan seperti mata, hidung, jantung, kulit, ginjal, hati, usus, lambung, laring, faring, anus, dan lain sebagainya. 5. Organ pada tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, dan bunga. 6. Sistem organ pada hewan seperti sistem pencernaan, reproduksi, pernapasan, peredaran darah, ekskresi, endokrin dan saraf. B. Saran
Praktikan lebih teratur dalam proses pelaksanaan dan diharapkan agar ada kerjasama antara kedua belah pihak yang membantu jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Azzidi. 1960. Ringkasan Biologi.Ganeca Exact.Bandung. Brotowijoyo. 1994. Zoologi Dasar . Erlangga. Jakarta Erwanto.
2010.
Organ
pada Tumbuhan.
http://biocyberway. diakses
tanggal
blogspot. com 11
November 2011
Freeman, James A. 1964.
Cellular Fine Structure.
Mc-Graw. Hill Book. New
York
Krisdianto. 2002. Panduan
Praktikum Biologi Umum.
Universitas
Lambung
Mangkurat
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Banjarbaru Kimball, J. W. 1983. Biology Fifth Edition. Addision – Wesley Publishing Company INK. Massachusetts. Maryati,Sri.2004. Biologi.Erlangga. Jakarta. Nugroho, Hartanto. 2002. Biologi dasar. Penerbit Swadaya . Jakarta. Pratiwi, A. D. 2000. Penuntun Biologi. Erlangga. Jakarta. Raven, Peter H. 1976. Biology Of Plant Second Edition. Worth Publisher. New York. Titrosoepomo.1989.Taksonomi Tumbuhan.Bumi Aksara.Jakarta. Zulaikha, Siti. 2004. Bahan Kuliah Biologi. Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Banjarbaru
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
JARINGAN , ORGAN DAN SISTEM ORGAN
OLEH : NAMA
:
ERICA PUSPA NINGRUM
N IM
:
J1C111208
KELOMPOK :
1 (SATU)
ASISTEN
RIZKI RAHMADINA
:
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2011