BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Limbah tanaman padi yang berupa sekam seringkali menjadi masalah tersendiri bagi kita. Kalau didaerah saya sekam padi sebagian besar digunakan hanya untuk bahan campuran pembuatan batu bata. Menurut saya limbah sekam jangan hanya digunakan untuk bahan bangunan karena sangat bagus kalau digunakan sebagai bahan penyubur tanah kita. Jika anda punya hasrat bisnis, arang sekam juga bisa dijual ditoko tanaman hias karena digunakan sebagi bahan dasar media tanaman hias. Pada lahan pertanian arang sekam sangat baik untuk membantu menyuburkan tanah kita. Menurut beberapa informasi arang sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan sementara unsur hara dalam tanah sehingga tidak ti dak mudah tercuci oleh air. Dan akan sangat mudah dilepaskan ketika dibutuhkan atau diambil oleh akar tanaman. Bisa dikatakan arang sekam akan berfungsi seperti zeolit. Arang sekam memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maaupun sayuran (terutama budidaya secara hidroponik). Arang sekam dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko pertanian. Namun tidak ada salahnya memproduksi sendiri arang sekam untuk keperluan sendiri dan bahkan mungkin dapat menjualnya nanti. Arang sekam atau sekam bakar memiliki karakteristik yang ringan (Berat Jenis 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kemampuan menahan air tinggi, berwarna hitam sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan baik. pH arang sekam cukup tinggi, yaitu antara 8,5 sampai 9.0 sehingga sangat baik digunakan untuk menigkatkan pH pada tanah asam. Sekam bakar atau arang sekam sekam juga memiliki sifat porositas yang baik dan kemampuan menyerap air rendah
1.2 Tujuan Dibuatnya arang sekam untuk dijadikan media tanam tanaman bunga purin. 1.3 manfaat Pada lahan pertanian arang ara ng sekam sangat baik untuk membantu menyuburkan men yuburkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sekam Padi (Oryza sativa L.)
Limbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung
lambat,
sehingga
tumpukan
limbah
dapat
mengganggu
lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian dapat diolah lebih lanjut menjadi hasil samping yang berguna di samping produk utamanya. Salah satu bentuk limbah pertanian adalah sekam yang merupakan buangan pengolahan padi (Oryza sativa L.). Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan (Wopereis, 2009)
Gambar Struktur Bulir Padi Pada proses penggilingan beras, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam padi dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar (Wannapeera, 2007). Sebanyak kira-kira 600 juta ton beras yang dipanen tiap tahun (Chen, dkk, 2012). Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 2030%, di mana dalam sekam padi ini mengandung 25% selulosa, 30% lignin, 15% pentosan dan 21% mineral dalam berat basahnya (Hoseney, 1994).
Secara umum sekam padi berwarna kekuningan atau keemasan. Kebanyakannya mempunyai panjang 5 - 10 mm dan lebar 2,5 - 5 mm. Sekam padi memiliki kerapatan jenis 0,3086 kg/m3 (Ye, et al , 2012).
Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur penting seperti terlihat pada Tabel 1 (Naqvi, 2014).
Sumber lain juga mengatakan, dalam sekam umumnya mengandung 7180% bahan organik dan 13-29% bahan anorganik, dengan 87-97% dari bahan anorganik tersebut merupakan silika (SiO 2) (Okutani, 2009).
2.1 ARANG SEKAM Menurut Tim Penulis PS (2009:46), sekam bakar adalah media tanam yang porous dan steril dari sekam padi yang hanya dapat dipakai untuk satu musim tanam dengan cara membakar kulit padi kering di atas tungku pembakaran, dan sebelum bara sekam menjadi abu disiram dengan air bersih. Hasil yang diperoleh berupa arang sekam (sekam bakar). Selanjutnya Yati Supriati dan Ersi Herliana (2011:29) mengemukakan arang sekam adalah sekam padi yang telah dibakar dengan pembakaran tidak sempurna. Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan menyangrai atau membakar. Keunggulan sekam bakar adalah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta melindungi tanaman. Sekam bakar yang digunakan adalah hasil pembakaran sekam padi yang tidak sempurna,
sehingga diperoleh sekam bakar yang berwarna hitam, dan bukan abu sekam yang bewarna putih (Mahmudi, 1994) dalam Timbul P. Tumanggor (2006:9),. Selanjutnya Conover (1980) dalam Timbul P. Tumanggor (2006:8) menambahkan sekam padi memiliki aerasi dan drainasi yang baik, tetapi masih mengandung organisme-organisme
pathogen
atau
organisme
yang
dapat
menghambat
pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu sebelum menggunakan sekam sebagai media tanam, maka untuk menghancurkan patogen sekam tersebut dibakar terlebih dahulu. Salah satu bahan pembenah tanah yang sering digunakan adalah arang dan abu sekam. Arang sekam sering dimanfaatkan petani untuk memperbaiki tanah pertanian. Selain itu, telah banyak penelitian yang menggunakan arang ataupun abu sekam untuk campuran media tanam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Penggunaan arang dan abu sekam dapat memperbaiki sifat fisik maupun kimia tanah. Menurut Setyorini (2003), abu sekam padi memiliki fungsi mengikat logam. Selain itu, abu sekam padi berfungsi untuk menggemburkan tanah, sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara. Indranada (1989), menjelaskan bahwa salah satu cara memperbaiki media tanam yang mempunyai drainase buruk adalah dengan menambahkan arang sekam pada media tersebut. Hal tersebut akan meningkatkan berat volume tanah(bulk density), sehingga tanah banyak memilki pori-pori dan tidak padat. Kondisi tersebut akan meningkatkan ruang pori total dan mempercepat drainase air tanah.
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan Dilakukan pada hari rabu pada tanggal 07- 09 maret 2018 pukul 15:30 di halaman samping Auditorium Universitas Negeri Gorontalo. 3.2 Alat dan Bahan
1
2
Alat
Sekop
Seng plate
Polibag
Bahan
Sekam padi
Tanah
Air
Tanaman puring
3.3 Prosedur kerja
1
meletakkan seng plate diatas tungku.
2
masukkan sekam. Selama proses menyangrai, sekam terus dibolak-balik agar sekam menjadi arang seluruhnya. Cara ini akan menghasilkan arang sekam yang sempurna dan sangat baik, karena sekam akan menjadi arang dan tidak ada yang menjadi abu sedikitpun.
3
Setelah selesai menyangrai kemudian sekam masih panas didinginkan dan kemudian dimasukan ke dalam karung.
4
Sekam yang sudah dimasukan kedalam karung kemudian dikeluarkan untuk dicampur dengan tanah dan dimasukan kedalam polibag
5
Tanaman puring pada bagian ujung batangnya di tempelkan tanah yang sudah dibasahi air setelah selesai kemudian dimasukan dalam polibag dan disiram dengan air
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
a. Hasil Arang Sekam Padi
Arang sekam yang dihasilkan sangat bagus karena butir-butir arang ter Bakar rata dalam pemsakan. Pemcampuran arang pada saat pemasakan. Adapun bantuk sekam tetap utuh dan tidak hancur menjadi abu, karena sekam hanya terkarbonisasi melalui perambatan panas, bukan melalui reaksi sempurna dengan oksigen atau reaksi dengan reagen lain. Sesuai dengan tinjauan pustaka yang dipaparkan sebelumnya, bahwa kandungan arang dalam arang sekam adalah sekitar 80% (Siahaan, dkk, 2013), sedangkan bahan yang lain merupakan bahan-bahan anorganik vital bagi tumbuhan maupun bahan penentu keadaan/struktur tanah. Salah satu senyawa yang terdapat dalam arang sekam adalah silika (SiO 2), yang bertanggung jawab pada pengerasan jaringan tumbuhan, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika arang sekam digunakan sebagai media tanam, maka tumbuhan akan kokoh serta mendapat nutrisi tambahan berupa kalium, kalsium, nitrogen dan bahan-bahan anorganik lain yang didapat dari sekam. Adapun arang sekam bersifat s ebagai penahan air yang baik, sehingga dapat dicampur dengan tanah keras agar sumber air bagi tumbuhan yang tumbuh di tanah tersebut dapat terjamin.
Nilai pH arang sekam yang tinggi, yaitu sekitar 8.7 dapat menanggulangi keadaan tanah asam, sehingga tanah dapat menjadi produktif kembali (Masulili, 2010).
b. puring
Puring merupakan tanaman tahunan berupa perdu, tinggi antara 1-3,5 m. Batang bercabang banyak 4.2 PEMBAHASAN
1. Arang Sekam Padi Sekam dibakar dengan cara pirolisis, yaitu pembakaran tanpa atau minim oksigen sehingga yang dihasilkan adalah arang atau karbon dan bukan abu ataupun karbon yang teroksidasi menjadi CO 2. Pembakaran sekam dengan berat kurang lebih 2 kg ini memakan waktu + 3 jam, dan setelah semua sekam berubah menjadi arang, arang tersebut didinginkan dengan air secukupnya, tidak sampai membuat arang basah. Arang kemudian dikeringkan dan dipak dalam plastik lalu siap digunakan.
2. Tanaman puring Puring adalah tanaman yang memiliki daun paling baik dalam menyerap unsur plumbum (Pb/timah hitam/timbal) yang bertebaran di udara terbuka yaitu 2,05 mgr/liter (Rahman, 2008). Selain sebagai tanaman penyerap polutan, puring yang dikenal juga dengan nama Croton
digunakan sebagai tanaman hias karena keindahan keragaman corak dan warnanya. Warna daun bermacam-macam, seperti hijau, kuning, orange, merah, dan ungu dengan corak daun bintik-bintik atau garis. Umumnya, semakin tua umur tanaman, warna daun semakin menonjol, bahkan dalam satu tanaman memiliki dua atau tiga warna. Bentuk daun puring juga bervariasi, ada yang berbentuk huruf Z, burung walet, ekor ayam, dasi, keriting spiral, dan anting-anting (Heri, 2008). Tanaman ini dapat tumbuh sangat baik di sekitar sumur/sumber air, sehingga akar-akarnya akan memperbaiki kualitas air dengan cara menyerap kelebihan unsur fosfor yang terkandung dalam air. Tanaman puring juga dapat digunakan sebagai tanaman obat, antara lain rebusan daun hijau yang sudah tua dipakai untuk menurunkan demam dan rebusan akarnya sebagai obat pencahar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Fungsi dan Kandungan Arang Sekam/Sekam Bakar . http://www. gagaspertanian.com/2011/11/fungsi-dan-kandungan-arangsekamsekam_2106.html. Diakses pada 03 Oktober 2014 (07:33 WITA) . Darmadji, P. 1995. Produksi Asap Cair dan Sifat-Sifat Fungsionalnya. Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Darmadji, P. 2002. Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metode Redistilasi . Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 8(3);267-171.
Nugraha S, Setiawati J. 2004. Peluang Agribisnis Arang Sekam. Jakarta: Balai Penelitian Pasca Panen Pertanian.
Septiani, D. 2012. Pengaruh Pemberian
Arang Sekam Padi terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) . Politeknik Negeri Lampung.
Siahaan S, Hutapea M, Hasibuan R. 2013. Penentuan Kondisi Optimum Suhu dan Waktu Karbonisasi pada Pembuatan Arang dari Sekam Padi . Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 2, No. 1, Hlm 26-30.
LAMPIRAN