UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG FAKULTAS FARMASI BAGIAN FARMASETIKA LAPORAN PRAKTIKUM FARMADETIKA DASAR 2 Materi : Pulvis dan Pulveres
Nama
: Rahma Laila Q.S
NIM
: 105010576
Semester
: III
Golongan
: III
Tanggal
: 7 November 2011
Dosen
: Yulias Ninik W., M.Si., Apt
Resep No
: 1 dan 2
Bentuk Sediaan
: Pulvis dan Pulveres
A. DASA DASAR R TEOR TEORII Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia kimia yang dihaluskan, ditujukan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian pemakaian luar. Serbuk lebih mudah terdispers terdispersii dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang padat, hal ini karena serbuk mempunyai luas permukaan yang luas berdiameter 1,2 – 1,7 µm. Anak – anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk sediaan serbuk.Serbuk oral dapat diserahakan dalam bentuk pulvis (tidak terbagi) dan pulveres (terbagi). Pulvis Pulvis merupak merupakan an campur campuran an kering kering bahan bahan obat atau atau zat kimia kimia yang dihalu dihaluska skan, n, ditujukan untuk pemakaian luar. Pulvis terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu dan pasien dapat menakar seacara aman dengan sendok teh atau penakar lainnya. Pulveres adalah serbuk serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama, dibungkus dibungkus dengan menggunakan bahan pengemas yang cocok digunakan untuk sekali minum. Serbuk terbagi mengandung bahan yang mudah meleleh harus dibungkus dengan menggunakan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin, kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam. Jika dalam resep ada tanda d.t.d maka jumlah setiap bungkus serbuknya dan membuat beberapa bungkus. Keuntungan dari sediaan serbuk antara lain : 1. Serbuk lebih lebih mudah mudah terdispers terdispersii dan lebih lebih larut daripada daripada sediaan sediaan yang dipadat dipadatkan. kan.
2. Anak – anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk sediaan serbuk. 3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair , tidak ditemukan dalam sediaan serbuk 4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk 5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk 6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita. Sedangkan kerugian dari sediaan serbuk antara lain : 1. Tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis dan lain – lain) 2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah. Syarat-syarat serbuk jika tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus, homogen dan memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot sediaan) atau keseragaman kandungan (keseragaman jumlah zat dalam sediaan), yang berlaku untuk serbuk bagi (pulveres) yang mengandung bahan obat keras, narkotika, dan psikotropika. Serbuk harus memenuhi keseragaman bobot, maka dapat dilakukan uji keseragaman bobot untuk serbuk terbagi :
1. Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu. 2. Campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus. 3. Hitung rata – ratanya. Syarat : penyimpangan yang diperbolehkan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata – rata, tidak lebih dari 15 % untuk 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % untuk 18 bungkus.
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Dalam FI edisi III, memberikan ketentuan mengenai penayakan dan derajat kehalusan suatu bahan. Jenis pengayakan dinyatakan dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah panjang kawat. Istilah umum yang digunakan untuk menyatakan halus serbuk disesuaiakan dengan nomor pengayak, sebagai berikut : 1. Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8) 2. Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)
3. Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60) 4. Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85) 5. Serbuk halus adalah serbuk (85) 6. Serbuk sangat halus adalah serbuk (120/200/300)
B. RESEP I.
PULVIS R/ Acid Salicylic
1
Bals. Peruv
1
Adeps Lanae
2
Magnesii Oxydi
5
Zinci Oxydi
5
Talc venet
36
m.f.pulv. S.u.e pro : Yayuk
R/ Standar Pulvis Salicylati’s Compositus (Bedak Purol) Asam salisilat
2
Balsam peru
2
Lemak bulu
4
Magnesium oxida
10
Seng oxida
10
Talk qs
100
Campurkan, ayak
FOI hal. 183
a. Penimbangan Acidum salicylum
= 1g
Balsamum peruvianum = 1 g Adeps lanae
= 2g
Magnesii oxydum
= 5g
Zinci oxydum
= 5g
Talcum
= 36 g
b. Cara kerja Timbang talcum venetum ↓ Timbang asam salisilat, masukkan mortir + spiritus fortior + talk, aduk rata. Keluarkan dari mortir ( campuran 1 ) ↓ Timbang balsem peru, masukkan mortir + alkohol / aseton / eter + sedikit talk, aduk homogen. Keluarkan dari mortir ( campuran 2 ) ↓ Timbang adeps lanae, masukkan mortir + alkohol / aseton / eter + sedikit talk, adu k homogen (campuran 3) ↓ Campur (1) + (2) + (3) aduk sampai homogen ↓ Ayak magnesii oxydi dengan ayakan B50, timbang, masukkan mortir sedikit demi sedikit sambil diaduk. ↓ Ayak ZnO dengan ayakan B40, timbang, masukkan mortir sedikit demi sedikit sambil diaduk. ↓ Masukkan sedikit demi sedikit sisa talkum ke dalam mortir sambil terus di aduk, ayak kembali seluruh serbuk, masukkan ke dalam pot.
↓ Beri etiket biru. Tandai untuk pemakaian luar.
c. Etiket APOTEK WAHID HASYIM Jl. Menoreh Tengah X/22 Semarang No. 1 2011
Tanggal : 7 November YAYUK
d. Khasiat obat 1. Acid Salicylic
: untuk keratolitic dan antifungi
2. Bals. Peruv
: untuk antiseptik ekstren
3. Adeps lanae
: untuk menambah perlengkapan obat pada kulit (zat tambahan)
4. Magnesii oxydi
: untuk zat pendingin yang menyerap keringat berkhasiat Sebagai antirespirant
II.
5. Zinci oxydi
: untuk antiseptik lokal
6. Talcum
: untuk tambahan (zat pembawa bahan obat)
PULVERES
R/ Aminofilin
mg 200
CTM
mg 2
Extr Belladon
mg 10
Lactosum
q.s.
m.f.pulv.dtd.No X s.t.d.d.p.l d.i.d pro : Didik ( 6 th )
a. Penimbangan d.i.d
da in dimidio (dibuat setengahnya) = ½ × 10 = 5 bungkus
1. Aminophyllin = 200mg × 5 = 1000mg = 1 g 2. CTM
= 2mg ×5 = 10mg
tidak bisa ditimbang
3. Pengenceran (trituratio) CTM 1 : 10 CTM
= 50mg
Lactosum
= 450mg + 500mg
10 × 500mg = 100mg (CTM yang ditimbang) 50
Sisa = 400mg
3. Extra belladon = 10mg × 5 = 50mg 4. Lactosum = (500mg × 5) – (×100mg + 100mg +50mg) = 2500mg – 1150mg = 1350mg = 1,35 g b. Perhitungan dosis DM Aminophyllin
DL Aminophyllin
1× =
1× =
× 500mg = 166.67 mg
× (100mg-200mg) =(33.33mg -
66.67mg ) 1hr =
× 1500mg = 500 mg
1hr =
× (300mg-600mg) = (100mg 200mg)
Pemakaian Aminophyllin 1× = 200mg
DM&DL
1hr = 3×200mg = 600mg
DM&DL
DM CTM
DL CTM
1× = -
1× =
1hr =
× 40mg = 13.33mg
1hr =
× (2mg-4mg) = 0,67mg-1,3mg
× (6mg-12mg) = 2mg- 4mg
Pemakaian CTM 1× = 2mg
DL
1hr= 3×2mg=6mg
DM
DL
DM Extra bellad
DL Extra bellad
1× =
× 20mg=6.67mg
1× =
× (10mg-20mg) = 3.33mg-6,67mg
1hr=
× 80mg=26,67mg
1hr=
×(30mg-60mg)= 10mg-20mg
Pemakaian Extra bellad 1× = 20 mg
DM & DL
1 hr= 3×20 mg=60mg
DM & DL
c. Cara Kerja Timbang CTM dengan pengenceran 1:10, dari pengenceran diambil 100mg, masukkan mortir,sisa pengenceran dibungkus, beri etiket (campuran 1) ↓ Timbang Extract Belladone, masukkan mortier, tetesi spiritus dilutus, aduk, lalu + lactosum, aduk rata. (campuran 2) ↓ Bahan 1 dan 2 dicampur ↓ Timbang Aminophyllin, masukkan s.d.s, aduk homogen ↓ Keluarkan serbuk, bagi secara visual menjadi 5 bungkus, masukkan wadah ↓ Beri etiket putih. Tandai 3× sehari 1 bungkus d. Etiket APOTEK WAHID HASYIM Jl. Menoreh Tengah X/22 Semarang No. 2 2011
Tanggal : 7 November Didik
e. Khasiat Obat 1. Aminophyllin = sebagai bronchodilator, antipasmodik dan diuretikum 2. Chlorpheniramini Maleas (CTM) = sebagai anti histamin (anti alergi) 3. Belladone extractum = parasimpatolitikum 4. Lactosum = sebagai zat tambahan (pengisi serbuk)