BAB I INTRODUKSI
1.
Apa kah et etika it itu?
Etik Etika a bera berasa sall dari dari bahas ahasa a Yunani nani “ethokos” atau atau baha bahasa sa Latin Latin “ethicus” , yang artinya adat kebiasaan .
Menurut Catalano (1991), etika merupakan sebuah sistem penilaian terhadap prilaku dan keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan perlindungan atas hak-hak indiidu! "idalamnya men#akup #ara-#ara pembuatan keputusan untuk membantu membedakan perbuatan yang baik dari yang buruk serta mengarahkan yang seharusnya! $a berl berlak aku u bagi bagi indi indii idu du-i -ind ndi iid idu, u, komu komuni nita tass-ko komu muni nita tas s ke#i ke#ill atau ataupu pun n masyarakat! Menu Menuru rutt %ran %ran& & Magn Magnis is 'use 'useno no,, etika etika merup merupaka akan n ilsa ilsaah ah yang yang mereleksikan mereleksikan ajaran moral, yang didalamnya didalamnya
mengandung mengandung
pemikiran
rasiona rasional, l, kritis, kritis, mendasa mendasar, r, sistematis sistematis dan normati normati! ! $a merupak merupakan an sarana sarana guna memperoleh orientasi kritis sehubungan dengan berbagai masalah moralitas yang membingungkan . 'edang 'edangkan kan menurut menurut ene ene *loker *loker,, etika merupak merupakan an #abang #abang ilmu ilsaah ilsaah moral moral yang yang men#oba men#oba men#ari men#ari ja+aban ja+aban guna guna menentuk menentukan an dan mempertahankan se#ara rasional teori yang berlaku se#ara umum tentang apa apa yang yang benar benar dan apa apa yang yang salah salah serta serta apa apa yang yang baik baik dan dan apa apa yang yang buruk sebagai sebuah perangkat prinsip moral yang dapat digunakan untuk pedoman bagi tindakan manusia! 'ela 'elain in keti ketig ga dei deini nisi si diat diatas as masi masih h ada ada beb beberap erapa a lagi lagi yang ang dikemuk dikemukaka akan n oleh para ahli ahli (etisis) (etisis) berdasa berdasarkan rkan perspekt perspektiny inya a masingmasingmasing! Meski berbeda pengungkapannya, namun semua deinisi yang ada mengandung esensi yang sama! Meng Mengena enaii +ilay +ilayah ah studin studinya ya men#ak men#akup up etika etika norma normati ti (normative ethics) dan etika nonnormati (nonnormative ethics). Etika nonnormati juga
1
dibagi menjadi dua, yaitu etika diskripti (discriptive ethics) dan etika kritikal (critical ethics atau metaethics).
Etika normati membahas sejauh mana suatu prilaku dianggap benar (pan (panta tas) s) atau atau sala salah h (tid (tidak ak pant pantas as)) se#a se#ara ra mora morall sert serta a memb member erik ikan an alasannya! alasannya! Etika diskripti mengkaji pengetahuan pengetahuan empiris berkaitan berkaitan dengan prilaku dan keyakinan dari sisi moral! $a tidak mengkaji tentang apa yang seharusnya diperbuat manusia melainkan apa perbuatan dan alasannya! 'ementar 'ementara a etika etika kritikal kritikal (metaethics (metaethics)) membahas analisis suatu ungkapan konsep, p, pemik pemikira iran, n, dan dan objek objek etika etika!! $a mengka mengkajiji misaln misalnya ya (language), konse tentang makna sebenarnya sebenarnya dari terminologi krusial (seperti hak, ke+ajiban, ke+ajiban, siat iat
baik, aik,
tang tanggu gung ngja ja+ +ab
dan dan
seba sebaga gain iny ya)
berd berdas asar ark kan
logi logik ka,
pertimbangan moral dan jastiikasinya! ntara etika dan moral sebenarnya sebenarnya mempunyai mempunyai makna asal yang sama, sama, yaitu yaitu adat adat kebia kebiasa saan an (cus atau jalan jalan hidup hidup (way (custtom) om) atau (way of life life). ). eduan eduanya ya saling saling kait-me kait-mengk ngkait ait sehingg sehingga a orang orang harus harus pula menyingg menyinggung ung moral ketika berbi#ara tentang etika dan begitu pula sebaliknya! .amun terminologi terminologi etika #enderung #enderung merujuk pada kajian tentang prilaku moral (the study of moral conduct) sedangkan terminologi /moral0 lebih merujuk pada
perb perbuat uatan anny nya a itu sendi sendiri ri (to dikaitkan (to refe referr to the the cond conduct uct itse itself lf)) yang dikaitkan dengan baik dan buruk atau benar dan salah! Contohnya, jika orang berkata bah+a perbuatan aborsi merupakan perbuatan yang salah maka yang dibi#arakannya itu adalah masalah moral, tetapi tetapi jika seorang seorang dokter dokter ahli kandung kandungan an menimba menimbang-n ng-nimba imbang ng apakah apakah akan melakukan aborsi atau tidak terhadap pasiennya yang hamil dengan dise disert rtai ai peny penyak akit it jant jantun ung g atau atau ginj ginjal al yang ang bera beratt maka maka yang yang seda sedang ng dtimbang-timbang itu adalah masalah etika! "alam hal ini pandangan moral tentang aborsi dikritisi, dianalisis se#ara sistematis dan rasional (logis) guna mendapatkan jastiikasinya! adi moral membahas tentang benar dan salah suatu perbuatan dari aspek yang paling dalam (ilosois), sementara etika mengkaji tentang baik dan dan buruk buruk atau atau pant pantas as dan dan tidak tidakny nya a suatu suatu perb perbuat uatan an untuk untuk dilak dilakuka ukan n
2
berd berdasa asark rkan an anal analisi isis s yang yang rasion rasional al dan dan kritis kritis terh terhada adap p moral! moral! ose oseph ph %let %let#h #her er send sendir irii juga juga memb membed edak akan an anta antara ra mora morall dari dari etik etika! a! *eli *eliau au menyatakan menyatakan bah+a bah+a “morality is what people do in fact believe to be right and good, while ethics is a critical reflection about morality and the rational analysis of it”.
"alam "alam membaha membahas s tentang tentang etika, etika, kedua kedua terminol terminologi ogi tersebut tersebut (dan (dan tentuny tentunya a juga juga terminol terminologiogi-ter termino minologi logi terkait terkait lainny lainnya) a) harus harus benar-b benar-benar enar diahami maknanya maknanya agar tidak mendapat kesulitan di belakang belakang hari! 2esan eorge eorge *arkeley *arkeley dari dari Eidunbu Eidunburgh rgh pada pada abad abad ke 13 ialah, ialah, agar agar jangan jangan meng mengab abur urka kan n kata kata dan dan baha bahasa sa kare karena na hal hal itu itu sama sama arti artiny nya a deng dengan an mena menabu burk rkan an debu debu dide didepa pan n mata mata sehi sehing ngga ga dike dikemu mudi dian an hari hari meng mengel eluh uh karena tidak lagi dapat melihat sesuatu didepannya dengan jelas! 2.
Bagaimana seja ejarah et etika? ka?
uguste Comte, Comte, seorang iloso kondang kondang pen#etus aliran positiisme positiisme dari 2eran#is menyatakan4 “You can know little of any idea, untill you know 5leh sebab sebab itu tidaklah tidaklah mungkin mungkin orang dapat the history history of that that idea”. idea”. 5leh menget mengetah ahui ui lebih lebih banya banyak k akan akan sesua sesuatu tu ide, ide, melip meliputi uti pula pula etika etika,, tanpa tanpa mempelajari lebih dahulu sejarah timbulnya ide tersebut! "ilihat dari sejarahnya, etika memang tidak dapat dipisahkan dari ilsaah sebab ia tumbuh dan berkembang dari serta berakar pada ilsaah, yaitu yaitu ilmu ilmu yang yang men#o men#oba ba men#ar men#arii ja+ab ja+aban an tenta tentang ng berba berbaga gaii masala masalah h kehidupan kehidupan beserta alam semesta dari aspek yang paling dasar atau hakiki! 5leh 5leh sebab sebab itu tidak tidaklah lah salah salah jika jika kemud kemudia ian n para para ahli ahli menye menyebu butt etika etika sebagai bagian dari ilsaah, atau tepatnya ilsaah moral! 2erlu dis disadari ari bah+a h+a
ilmu lmu-ilmu ilmu yang
ada dimuk muka bumi bumi ini ini
sesungguhnya sesungguhnya pada a+alnya a+alnya dipelajari dipelajari dengan menggunakan pendekatan ilsaati, atau dengan kata lain, segala ilmu yang ada (termasuk ilmu-ilmu khus khusus us))
meng mengin indu duk k
pada ada
ils ilsa aah ah!!
.amu .amun n
dala dalam m
perk perkem emba bang ngan an
selanjutnya beberapa ilmu khusus memisahkan diri menjadi disiplin ilmu tersendiri! "ia+ali oleh matematika dan isika yang memisahkan diri pada
3
&aman Renaissance dan kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu khusus lainnya! Meski demikian, ilsaah tetap eksis dan bahkan mampu mengembangkan diri sebagai akibat ketidak-mampuan ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri untuk meme#ahkan banyak masalahnya! 6ilayah kerja ilsaah sekarang men#akup banyak hal7 antara lain masalah teologi, metaisika, politik, agama, logika, hukum, sejarah, antropologi, estetika dan juga etika! husus mengenai etika, utamanya bioetika, pada akhir-akhir ini mulai mendapatkan perhatian serius oleh para ahli guna menja+ab berbagai masalah dan paradok yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi! "alam kurun +aktu lima puluh tahun belakangan ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran begitu pesat, utamanya dalam hal biologi molekuler yang sudah sampai pada teknologi nano! "engan kemajuan tersebut maka banyak penyakit yang dulunya tidak dikenal samasekali sekarang sudah dapat diidentiikasi, sementara penyakit-penyakit lama juga dapat didiagnosis lebih akurat dan lebih dini sehingga akibatnya lebih banyak gangguan kesehatan dapat diatasi pada saat yang tepat! lat-alat kedokteran #anggih untuk keperluan diagnosis (seperti C8 '#an, ', $M: dan alat-alat imaging lainnya) maupun untuk kepentingan terapi (seperti artificial respirator dan hemodialisa) diproduksi se#ara besar-besaran, sementara obat-obat baru yang lebih bermutu juga ditemukan! "ampak positi dari semua itu adalah menjadikan tidak sedikit orang dapat dihindarkan dari kematian dini, dipulihkan kesehatannya serta ditingkatkan daya #iptanya untuk kemudian disumbangkan kembali kepada keluarga, masyarakat, bangsa dan negara! "i satu sisi kemajuan tersebut menggembirakan, tetapi di sisi lain, utamanya dalam pandangan iloso, benar-benar mengkha+atirkan dan menakutkan! Masalahnya adalah karena ilmu dan teknologi bukanlah apaapa sampai ilmu dan teknologi tersebut benar-benar bermanaat bagi kehidupan umat manusia serta tidak merusak makna dasar manusia dan nilai kemanusiaannya! .amun sayangnya, sebagaimana disinyalir oleh
4
lin 8oler dalam bukunya “uture !hock” dan $an $lli#h dalam bukunya “"imit to #edicine”, bah+a penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
selamanya
dapat menjamin bakal
ter#apainya
kesejahteraan
umat
manusia! plikasinya a#apkali justru memun#ulkan berbagai paradok yang dapat menjauhkan dari tujuannya semula! emajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran bahkan telah meninggalkan kemampuan etik dan hukum dalam menyelesaikan problem yang ditinggalkan oleh kemajuan tersebut! unto 6ibisono dalam 'eminar .asional 2ertama *ioetika di Yogyakarta tahun ;<<< sempat mengingatkan agar dalam abad positiisme (yang didominasi oleh peran ilmu pengetahuan), kebenaran dan kenyataan tidak diukur hanya dari sisi positiistiknya saja7 sehingga apa yang dianggap benar dan baik haruslah bersiat konkrit, eksak, akurat, dan bermanaat! 2eringatan tersebut disampaikan karena orang tidak lagi memandang penting segala sesuatu yang abstrak karena dianggap tidak ilmiah, sulit diaplikasikan
dalam
kehidupan
nyata
sehari-hari
dan
hanya
akan
membuang-buang +aktu disaat banyak masalah teknis dan praksis berada di hadapan mata dan sedang menanti untuk segera diselesaikan! agasan konseptual-mendasar yang mengandung nilai-nilai ilsaati (seperti etika dan moral) juga layak mendapatkan perhatian serius! Maknanya, hal-hal mendasar yang bersiat abstrak (seperti kearian, kejujuran, kepantasan, kepatutan, keadilan dan kebebasan) juga harus diahami dan dihayati dengan sungguh-sungguh! 2erlu ditambahkan bah+a etika merupakan masalah yang siatnya pluralistik! 'etiap indiidu boleh saja menyatakan ketidak-setujuan atas apa yang disebut baik dan buruk atau berbudi dan tidak berbudi! alaulah semuanya bersetuju, bisa saja persetujuannya berangkat dari alasan yang berbeda-beda! "alam banyak masyarakat, ketidaksetujuan adalah sesuatu yang normal! ntuk masyarakat tradisional sering dibutuhkan kesepakatan atau tekanan sosial untuk dapat bertindak menurut #ara tertentu, sedangkan untuk masyarakat tertentu kultur dan agama seringkali memiliki
5
peran
dominan untuk menentukan keetisan suatu
prilaku
(ethical
behaviour)!
2ertanyaan selanjutnya ialah, siapa yang seharusnya menentukan keetisan bagi masyarakat kebanyakan= "alam masyarakat liberal yang indiidualistis maka tiap-tiap indiidu memiliki kebebasan untuk menentukannya +alaupun bisa saja dipengaruhi oleh amili, teman, agama, media dan sumber eksternal lainnya! .amun dalam masyarakat tradisional, yang memiliki peran menentukan adalah amili, tetua, pemegang otoritas agama dan pemimpin politik! Meski seperti itu keaneka-ragamannya dalam masyarakat, namun umumnya orang bersetuju terhadap prinsip-prinsip undamental etika (fundamental ethical principles). 2rinsip-prinsip undamental inilah yang kemudian lebih dikenal
sebagai hak asasi manusia (the basic of human rights) ! husus mengenai etika kedokteran, sesudah lebih dari ;<<< tahun >ippo#rates dan pengikut-pengikut 2ythagoras mempublikasikan hasil pemikirannya, barulah proesi kedokteran memiliki sebuah a#uan dasar yang dapat digunakan se#ara uniersal, yaitu selepas $orld #edical %ssociation mengeluarkan the $#% &thics #anual ! #uan tersebut
kemudian direspon se#ara positi oleh berbagai persatuan dokter di berbagai belahan dunia untuk direkomendasikan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan dokter! 'ejak saat itu pula proses pengembangan basic teaching on medical ethics dimulai dengan menga#u pada kebijakan
dari persatuan dokter sedunia tersebut! 3.
engapa !a"am kehi!upan !iper"ukan etika?
*erbeda dari makhluk lain maka manusia merupakan makhluk yang memiliki kebutuhan7 terdiri atas kebutuhan isik (physical demands), kebutuhan psikologi dan sosial (psychological and social demands) serta kebutuhan intelektual dan spiritual (intellectual and spiritual demands). "alam rangka memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia perlu membuat keputusan sebelum melakukan sesuatu perbuatan! 5leh karena
6
itu setiap manusia dalam hidupnya akan selalu dihadapkan pada pilihanpilihan, yang pada hakekatnya merupakan pilihan moral (moral choice)! 'ebagian dari pilihan tersebut mungkin saja tidak terlalu berarti sehingga tidak memerlukan perhatian serius, namun sebagiannya lagi pastilah penting karena dapat mempengaruhi integritasnya! *eruntung bah+a manusia dianugerahi perasaan dan akal yang dapat digunakan untuk merasakan dan menimbang-nimbang apakah suatu keputusan atau perbuatan dapat merusak reputasinya sendiri sebagai manusia beradab dan bermartabat! "isisi lain manusia harus hidup dan berinteraksi dengan indiidu lain dan masyarakat, baik masyarakat ke#il maupun masyarakat luas! "alam berinteraksi itulah manusia juga harus membuat keputusan sebelum melakukan perbuatan yang dapat mempengaruhi indiidu diluar dirinya dan masyarakat! Mengingat indiidu dan masyarakat juga memiliki hak dan kebutuhan maka keputusan dan perbuatan manusia harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh agar tidak men#iderai individual right s dan social rights serta individual interests dan social interests ! ntuk itulah diperlukan
suatu landasan, yaitu moral dan etika! >arapan setiap anggota masyarakat ialah agar proses interaksi berlangusng tertib, damai, saling menyayangi, menghargai dan saling menghormati!
ntuk
pengertian-pengertian,
men#iptakan
kondisi
prinsip-prinsip
dan
seperti
itu
perlu
dibuat
kesepakatan-kesepakatan!
Mengingat moralitas merupakan a#uan dasar bagi pembentukan kaidah kehidupan maka moralitas tidak dapat dipisahkan dari ruang-lingkup kehidupan umat manusia! .amun moralitas itu sendiri dalam perjalanannya juga mengalami eolusi dan perkembangan! 2erlunya kesepakatan karena menurut urgen >abermas, pelopor etika diskursus, bah+a hanya terhadap norma yang telah disepakati saja yang dapat berlaku uniersal serta berhak menuntut untuk dipatuhi! ntuk alasan inilah maka nes#o, dalam meran#ang standar uniersal dalam bidang bioetik misalnya, merasa perlu membuat kesepakatan menyangkut
7
hal-hal penting setelah berkonsultasi dengan negara anggota, organisasiorganisasi internasional serta agama-agama besar! angan pernah dilupakan bah+a dalam masyarakat sebetulnya juga sudah ada banyak sekali kesepakatan yang se#ara tidak tersadari telah tertanam dalam bentuk tradisi dan kebiasaan! 8idak ada satupun masyarakat di dunia ini,(mulai dari &aman primiti sampai sekarang) yang tidak memiliki tradisi, kebiasaan, aturan dan bahkan kode etik! Mengingat kehidupan
terus
berkembang
maka
moralitas
juga
mengalami
perkembangan dan eolusi! 5leh sebab itu praktek moral (moral practices) dan
standar
moral
(moral
standards) juga
mengalami perubahan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan sosial, intelegensia se#ara umum serta tingkat pengetahuan masyarakat! adi, etika diperlukan dalam kehidupan karena ia merupakan kaidah, dalam bentuk standar dan kode etik (a set of moral standards and a code for behavior), yang akan membimbing manusia dalam berinteraksi
dengan indiidu dan masyarakat! $a membimbing manusia tentang #ara membuat keputusan, membedakan perbuatan yang baik dari yang buruk serta mengarahkan kepada apa yang seharusnya! 'ebagai pedang bermata dua maka selain untuk kepentingan manusia diluar dirinya dan masyarakat, etika juga penting bagi diri sendiri! 5leh sebab itu setiap manusia harus mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia beradab, bermartabat dan berbudi luhur melalui sikap dan prilakunya! ika manusia melanggar etika yang berlaku, selain dapat merugikan manusia diluar dirinya dan masyarakat maka ia sendiri juga akan mendapatkan stigma sebagai manusia tak bermoral (immoral) serta akan mendapatkan sanksi etik berupa kata, bahasa, isyarat, atau tindakan tertentu (misalnya #ibiran, #emohan atau pengu#ilan) yang kesemuanya itu menggambarkan sikap ketidaksukaan komunitasnya! *ahkan sanksi hukum bisa ditambahkan manakala seseorang melakukan pelanggaran etika yang berat (gross immorality).
8
"isebut pelanggaran etika berat apabila melanggar fundamental of ethical principles , yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan hak asasi
manusia (the basic of human rights).
#.
Apa !asar pijakan !ari etika?
'ama halnya hukum maka etika juga berpijak pada dasar pijakan moral! >anya saja, etika dihasilkan oleh pemikiran yang lebih luas dan mendalam! Etika (dalam hal ini etika normati) menghendaki agar setiap manusia menggunakan hati nuraninya untuk melakukan perbuatan yang benar dan baik dan menghindari yang buruk dan salah dengan berlandaskan pada nilai moralitas! *erangkat dari dasar pijakan nilai moralitas itulah keetisan atau kepantasan sesuatu sikap dan prilaku ditentukan! "engan kata lain, etika dihasilkan oleh releksi kritis dan pemikiran analitis yang rasional terhadap nilai-nilai moralitas yang berlaku! >ukum juga berlandaskan pada moral sehingga atas dasar itulah :onald "+orkin menyatakan bah+a prnisipprinsip moral merupakan landasan bagi pembentukan hukum (moral principles is the foundation of law). $.
Ka"au !asar pijakan etika a!a"ah m%ra"& "a"u apa m%ra" itu?
Menurut Catalano (1991), moral diartikan sebagai standar tentang benar dan salah yang dipelajari le+at proses hidup bermasyarakat! *iasanya moral dikaitkan dengan indiidu-indiidu atau kelompok-kelompok ke#il dan dilandasi oleh keyakinan agama serta d i+ujudkan sebagai prilaku yang diselaraskan dengan kebiasaan kelompok atau tradisi! 'edangkan menurut %ran& Magnis 'useno dan ka+an-ka+an (199?), ajaran moral memuat nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat diantara sekelompok manusia! Moralitas itu sendiri dapat berasal dari sumber tradisi (adat), agama atau ideologi! "ari kedua deinisi tersebut nampak jelas kaitan antara agama dengan moral! "alam banyak diskusi yang bersiat sekulerpun diakui
9
betapa pengaruh agama terhadap moral! *ah+a ajaran agama belum #ukup karena agama bersiat +ahyu dogmatis sehingga masih diperlukan kajian yang bersiat kritis dan rasional! 2ada kenyataannya kajian tersebut mengindikasikan penguatan terhadap +ahyu dogmatis!
'.
Apa saja muatan !ari ajaran m%ra"?
'ebagaimana diutarakan oleh %ran& Magnis 'useno dan ka+anka+an pada bagian depan bah+a ajaran moral memuat didalamnya nilainilai dan norma-norma! 5leh karena itu dalam setiap pembi#araan mengenai moral, kedua kata tersebut tidak mungkin ditinggalkan! Lalu apa yang disebut nilai dan norma itu= .ilai adalah suatu konsep atau keinginan ideal yang memberi arti kepada kehidupan seseorang dan oleh karena itu akan selalu dijadikan motiasi bagi indiidu yang bersangkutan dalam membuat keputusan dan bertindak guna men#apai apa yang dianggapnya bernilai! 'elain tidak konkrit, nilai juga bersiat subjekti! $a lebih dilekatkan kepada indiidu, bukan kelompok7 yang bisa meliputi keper#ayaan agama, orientasi seks, hubungan amili atau aturan permainan! ika misalnya seseorang memilih agama islam atau katolik, atau menjalani hidup sebagai homosek atau lesbian adalah karena pilihan itu bernilai baginya! "ikatakan tidak konkrit karena nilai, menurut 2ur+adianto (;<<<), bukan merupakan akta yang dapat diobserasi se#ara empiris dan dikatakan subjekti karena nilai mendasari keinginan, harapan, #ita-#ita dan pertimbangan internal-batiniyah (sadar ataupun tidak) ketika bersikap, bertindak ataupun berprilaku tertentu! kibat pertimbangan internal tersebut maka sesuatu bisa bernilai buat seseorang, tetapi tidak demikian halnya bagi orang lain! onlik nilai bisa juga mun#ul manakala seseorang se#ara terpaksa harus berhadapan dengan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini! Contohnya, seorang dokter kristiani yang karena ajarannya sangat anti terhadap tindakan aborsi, boleh jadi akan mengalami konlik
10
nilai ketika harus mera+at pasien yang mengalami komplikasi selepas menjalani aborsi oleh dukun! Mengenai norma, sebenarnya ia memiliki berma#am-ma#am arti, namun terminologi ini biasanya digunakan dalam ilmu sosial untuk merujuk pada suatu bentuk kriteria sikap dan prilaku yang dapat diterima dalam masyarakat atau kelompoknya, atau yang dikaitkan dengan kriteria statistik rata-rata! *erbeda dengan nilai yang siatnya tidak konkrit dan subjekti maka norma merupakan bentuk konkrit dan objekti dari suatu nilai sehingga oleh karenanya dapat digunakan se#ara langsung untuk menentukan apakah seseorang telah melanggar atau tidak terhadap nilainilai yang berlaku se#ara umum dalam kelompoknya! ika perbuatan melanggar norma maka siapapun yang melakukan perbuatan dipastikan melanggar norma, tetapi jika seseorang menganggap * bernilai baginya maka orang lain tidak harus seperti itu! da dua ma#am norma, yaitu norma umum (ordinary norms) dan norma khusus (misalnya professional norms ). ika norma menetapkan agar setiap orang mera+at anak-anaknya dengan baik atau tidak melakukan pembunuhan terhadap siapapun maka kedua hal itu merupakan norma umum!
>arus
dibedakan
dengan
norma
proesional
yang
tidak
mengaplikasikan semua bentuk norma umum kepada setiap proesional! .orma proesional hanya memokuskan pada prilaku dan aktiitas dalam proesi (professional conduct and activities) saja. 2ada hakekatnya norma mengekspresikan pedoman prilaku yang kemudian dipilah dan dituangkan kedalam tiga bentuk7 yaitu4 standar (standard), prinsip (principles), dan aturan (rules).
'tandar
merupakan
parameter
yang
dapat
dipakai
untuk
mengealuasi apakah seseorang baik atau buruk, lebih baik atau lebih buruk, bijak atau jahat serta dapat mengukur seberapa jauh tingkat kepatuhannya terhadap norma! 'elain itu standar juga membimbing prilaku manusia dengan memberikan #iri-#iri bijak agar diikuti dan #iri-#iri jahat agar dapat dihindari!
11
2rinsip adalah penyamarataan dasar (basic generali'ation) yang diterima sebagai kebenaran sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan atau prilaku (a basic generali'ation that is accepted as true and can be used as a basis for reasoning or conduct) ! "idalamnya hanya
menjelaskan
tentang
tanggungja+ab
(responsibilities)
serta
tidak
menetapkan se#ara spesiik mengenai apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu! .amun prinsip menyediakan ruang bagi dilakukannya suatu diskresi
atau
tanggungja+ab
kebijaksanaan! kepada
ika
arsitek
agar
misalnya dalam
prinsip mendisain
memberikan bangunan
memperhatikan prinsip keamanan maka prinsip tersebut menjelaskan tentang tanggungja+ab yang harus dipenuhi dalam meran#ang gedung yang aman! $a tidak membahas tentang detail-detail struktur dan ungsinya se#ara spesiik, sebab mengenai hal itu dapat di+ujudkan dalam berbagai #ara! 2rinsip memiliki siat lebih kokoh karena dihasilkan oleh pemikiran ilosois yang paling mendasar sehingga tidak mudah digun#ang oleh perubahan dan eolusi dalam masyarakat! unanya untuk membantu mengembangkan standar dan aturan (rules)! $a juga dapat digunakan untuk membenarkan (ustify) atau menguji kesahihan suatu aturan yang telah dibuat! 'elain itu juga dapat
dipakai sebagai pedoman prilaku tertentu
yang tidak ter#akup dalam aturan (rules) mengingat tidak semua prilaku dalam proesi dapat dirumuskan dalam bentuk aturan! 'edangkan aturan (rules) menjelaskan tentang bentuk-bentuk prilaku spesiik yang +ajib dipatuhi dan ia tidak menyediakan ruang bagi dilakukannya diskresi ataupun kebijaksanaan! ika aturan mengharuskan agar eksperimen terhadap subjek manusia harus disertai i&in (informed consent) maka prosedur tersebut harus dipatuhi! 2eneliti tidak lagi
dibenarkan membuat diskresi ataupun menimbang-nimbang tentang perlu tidaknya i&in . Lalu prilaku etik yang bagaimanakah yang dapat dirumuskan normanya dalam bentuk aturan= Mi#hael *ayles (1931) menyatakan bah+a
12
hanya terhadap prilaku yang hampir selalu benar atau hampir selalu salah saja yang dapat dibuatkan aturannya! turan tersebut kemudian dikompilasi kedalam bentuk kode etik! 2rilaku selebihnya yang tidak mungkin dibuatkan aturannya harus merujuk pada prinsip! esimpulannya adalah bah+a standar membahas tentang parameter prilaku, prinsip membahas tentang tanggungja+ab, dan aturan membahas tentang tugas dan ke+ajiban!
(.
Apa )ang !imaksu! *+aik*?
*agi kebanyakan orang makna kata baik sudah jelas dan tidak perlu dipersoalkan lagi! .amun bagi sebagian orang, lebih-lebih bagi para iloso yang melihat segala sesuatu dari sisi lain yang paling dalam (second look), makna
kata
baik
masih
harus
diperdebatkan!
Celakanya,
dalam
memperdebatkan masalah ini masing-masing dari mereka mendasarkan pada perspektinya sendiri-sendiri sehingga tidaklah aneh jika sekarang ini ada banyak batasan tentang /baik0! aum hedonis misalnya, sebagaimana dijelaskan oleh eorge Ed+ard Moore yang dikutip oleh %ran& Magnes 'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, mengartikan kata baik sebagai nikmat sehingga sesuatu yang dapat mendatangkan kenikmatan sajalah yang boleh disebut baik! Etisis psikologik seperti >ume mengartikan kata baik sebagai sesuatu yang diinginkan orang! Etisis 8eonom mengartikan kata baik sebagai sesuatu yang diinginkan 8uhan sehingga apa-apa yang menurut +ahyu llah adalah baik maka itulah baik! 'ementara 'pen#er mendeinisikan kata baik sebagai sesuatu yang bermanaat bagi eolusi!
,.
Apa imm%ra" !an apa +e!an)a !engan am%ra"?
*anyak orang mengartikan amoral se#ara keliru, yaitu sebagai perbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral! $ni salah besar dan sudah tentu harus dikoreksi! moral sebenarnya merupakan
13
sesuatu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah moral (being outside the sphere to which moral udgments apply).
2erbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral, atau yang tidak konsisten dengan moralitas yang murni dan baik (inconsistent with purity or good morals) , atau yang se#ara moral salah (morally wrong)
lebih tepat disebut imoral (immorality).
-.
Ka"au etika merupakan a"saah m%ra" maka apa i"saah itu?
ata /ilsaah0 berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti #inta (loving) dan sophia yang bermakna kebijaksanaan (wisdom), sehingga makna hariyahnya adalah /#inta kepada kebijaksanaan (the love of wisdom) atau #inta kepada ilmu pengetahuan0 .
%iloso pertama yang menggunakan kata itu (atau tepatnya philosophos) adalah iloso 2ythagoras (@3; - @
masa 'o#rates (B?9 - 9 'M) dan 2lato (B;A - BA 'M) sebutan itu menjadi populer dan la&im dipakai dalam per#akapan sehari-hari! "alam bahasa rab, ilsaah a#apkali disebut / hikmah0, yang artinya tali kendali yang biasa digunakan untuk mengendalikan kuda! "ipilihnya kata itu (dalam pengertiannya sebagai kebijaksanaan atau pengetahuan) menurut Mustaa bdurra&iD dari Mesir karena hikmah menghalangi orang yang memilikinya untuk melakukan perbuatan rendah dan hina! 'etidaknya ada dua alasan mengapa orang, sebagai ilmu+an ataupun proesional, dalam rangka memahami etika se#ara konprehensip, harus memahami ilsaah lebih dahulu! 2ertama, karena etika dari segi hakekat dan historisnya merupakan bagian tak terpisahkan dari ilsaah! "engan mempelajari ilsaah lebih dahulu maka orang selain akan memperoleh pintu masuk yang tepat juga akan mendapatkan pengetahuan tentang sejarahnya serta se#ara tidak langsung akan menemukan pula benang merahnya sehingga pemahaman mengenai etika menjadi lebih sempurna!
14
edua, karena sebagai ilmu+an ataupun proesional tidak mungkin dapat dipisahkan dari umat manusia beserta kehidupannya! Melalui pendekatan ilsaati maka diharapkan para ilmu+an dan proesional akan lebih mampu memahami manusia se#ara utuh7 baik sebagai subjek (pelaku) maupun objek (sasaran) sesuai hakekat dan essensinya masingmasing guna mendapatkan orientasi kritis dan arahan dalam melaksanakan tugas dan ke+ajibannya! "alam situasi yang ditandai oleh kemajuan yang sangat pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (sebagai akibat peningkatan kegiatan riset, termasuk riset terhadap manusia), tentunya pemahaman tentang ilsaah menjadi lebih diperlukan lagi! *arangkali karena alasan inilah maka 6illiam *arrett menyatakan dalam bukunya “he *llusion of echni+ue” (sebagaimana dikutip oleh 8itus, 'mith dan .olan dalam buku “"iving *ssues in hylosophy”) bah+a untuk masa-masa sekarang
semestinya lebih dari masa-masa lampau, yaitu perlu menempatkan kembali seluruh gagasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam jalinan baru dengan kehidupan manusia! *eliau mengingatkan agar ilsaah modern memberikan respon yang memadai atas kemajuan tersebut, atau kalau tidak maka umat manusia akan kehilangan tujuan, arahan dan juga kebebasan se#ara permanen! 'adar ataupun tidak sebenarnya setiap indiidu sudah memiliki ilsaah yang berkaitan dengan objek-objek isik, manusia, hidup, mati, benar dan salah, baik dan buruk, sang pen#ipta alam dan sebagainya! ambaran dari pikiran mereka tentang objek-objek tersebut diperoleh le+at berbagai ma#am #ara, yang barangkali masih samar-samar atau bahkan membingungkan! "alam tahun-tahun a+al dari kehidupannya orang lebih banyak memperoleh masukan dari keluarga, ka+an dekat, dan dari berbagai ma#am indiidu dan kelompok! ambaran pikiran yang kemudian menimbulkan sikap pandang terhadap objek-objek tertentu yang diamatinya itu masih bisa dipengaruhi lagi oleh kehadiran ilm, lirik musik, teleisi, buku dan sebagainya! *oleh
15
jadi sikap pandang mereka merupakan hasil releksi dari dalam dirinya sendiri atau bisa juga merupakan hasil dari kebiasaan atau emosi yang bersiat bias! 2engertian populer yang masih bersiat umum tentang ilsaah seperti itu tidaklah #ukup sebab belum menggambarkan tugas dan kerja ilsaah se#ara jelas! Masih diperlukan pengertian yang lebih spesiik, tidak samar-samar, tidak ka#au-balau dan dangkal! 'etidaknya ada lima buah deinisi yang kemukakan oleh 8itus, 'mith dan .olan dalam bukunya “"iving *ssues in hilosophy” ! 2ertama, ilsaah merupakan seperangkat sikap atau keyakinan terhadap kehidupan beserta alam semesta, yang sering kali tidak dapat diganggu gugat (a set of attitudes or beliefs toward life and the universe which are often held uncritically).
*atasan tersebut merujuk kepada perspekti yang luas dan pola yang lebih besar mengenai sesuatu! ika orang, ketika menghadapi suatu krisis atau masalah, berkata “filosofi saya adalah .........................-”, maka hal itu menga#u kepada pengertian ilsaah yang bersiat personal dan inormal, sehingga oleh karenanya seringkali tidak dapat dikritik! Lebih tepatnya lagi, deinisi tadi baru merujuk pada arti ilsaah sebagai suatu pandangan hidup (having a philosophy). *iasanya orang-orang yang memiliki ilosoi akan lebih mampu menghadapi berbagai ma#am krisis atau masalah dengan penuh ketenangan dan kesabaran! edua, ilsaah merupakan sebuah proses releksi dan kritisi terhadap keyakinan maupun sikap sampai ke tingkat paling dalam (a process of reflecting upon and critici'ing our most deeply held beliefs and attitudes)!
*atasan tersebut merujuk pada pengertian yang lebih bersiat ormal, yakni /doing philosophy”. endati pengertian “having a philosophy” dan “doing
philosophy” saling
kait-mengkait,
tetapi
dengan
/ having
a
philiosophy” saja tidaklah #ukup untuk melaksanakan proses releksi dan
kritisi! Ciri dari sikap ilsaati yang sebenarnya adalah selalu ingin men#ari tahu dan bersikap kritis (a searching and critical attitude) yaitu dengan
16
pandangan terbuka disertai toleransi melihat semua sisi dari sesuatu isu tanpa prasangka! *erilsaah maknanya, tidak #ukup dengan hanya memba#a dan memahami ilsaah! Masih diperlukan penguasaan ketrampilan beragumen, teknik analisis serta seperangkat bahan yang diperlukan agar dapat merasakan dan berpikir dalam +a#ana ilsaati! Melalui proses releksi dan kritisi maka orang akan dapat melihat setiap sesuatu dari sisi lain (second look), yang tentunya bisa berbeda dari pandangan umum kebanyakan
orang yang masih bersiat dangkal! Mereka melihat dari sisi yang lebih dalam, mendasar dan abstrak! Melalui pandangan yang bersiat ilosois maka para dokter akan menjadi lebih mudah dalam membuat keputusan ketika menghadapi problema klinik (yang pada hakekatnya juga problem etik) sebab ada orientasi
dan
arahannya7 misalnya
tentang
kapan
suatu
tindakan
penyembuhan perlu diteruskan dan kapan pula harus dihentikan karena sudah bersiat muba&ir (futile). etiga, ilsaat merupakan sebuah upaya memperoleh pandangan atau gambaran umum (world view), dengan men#oba mengkombinasikan konklusi-konklusi dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia ke dalam bentuk pandangan uniersal yang konsisten! "engan pandangan tersebut para iloso bermaksud men#oba melihat kehidupan tidak dari pandangan spesialistik seorang ilmu+an, pengusaha ataupun seniman semata7 tetapi justru dari pandangan umum oleh seseorang yang menyadari kehidupan sebagai suatu yang bersiat totalitas! eempat, illsaah merupakan bentuk analisis logis yang akan mengklariikasi ungkapan atau konsep (the logical analysis of language and the clarification of the meaning of words and concepts).
elima, ilsaah dilukiskan sebagai kajian terhadap seperangkat problem kehidupan umat manusia yang oleh para ilos selalu ingin di#ari ja+abannya (a group of perennial problems which interest mankind and for which philosophers have always sought answer).
17
2ara ahli memang bisa berbeda dalam merumuskan batasan mengenai ilsaah disebabkan perspektinya masing-masing! 2lato sendiri mendeinisikan ilsaah sebagai ilmu pengetahuan untuk men#ari hakekat kebenaran yang asli! 'ementara ristoteles, yang lebih menitikberatkan penyelidikannya pada pembagian ilmu ilsaah, menjelaskan bah+a ilsaah adalah pengetahuan yang mengandung kebenaran mengenai ilmu isika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika! *eliau juga menyatakan bah+a ilsaah adalah ilmu yang men#ari kebenaran yang pertama atau ilmu tentang segala apa yang ada yang menunjukkan adanya sesuatu yang mengadakan sebagai penggerak pertama! 'ebagaimana halnya 2lato, ia belum sampai pada konsepsi adanya 8uhan yang men#iptakan! Mar#us 8ullius Ci#ero (1 B 'M), seorang :oma+i yang pia+ai dalam banyak hal (antara lain dalam hal berpidato dan berilsaah) mengemukakan bah+a ilsaah adalah pengetahuan tentang sesuatu yang Maha gung serta upaya untuk men#apai yang Maha-gung tersebut! 'edangkan l %arabi, salah seorang iloso muslim, mendeinisikan ilsaah sebagai ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud (nyata) dan bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya! 2endek
kata,
ilsaah
sebagaimana
disimpulkan
oleh
>arun
.asution, merupakan pengetahuan tentang hikmah, prinsip-prinsip atau dasar-dasar pen#arian kebenaran dan tentang dasar-dasar pembahasan mengenai apa yang dipermasalahkan! *erpikir ilsaati menurut pendapat beliau adalah berpikir menurut tata-tertib (logika) dengan bebas tanpa terikat oleh tradisi, dogma dan agama sampai sedalam-dalamnya hingga menembus ke dasar persoalan! Mengenai latar belakang atau alasan mengapa orang berilsaah adalah karena4 a! adanya rasa kagum terhadap sesuatu! b! adanya rasa ketidakpuasan akan sesuatu! #!
adanya hasrat bertanya tentang sesuatu!
d! adanya keragu-raguan akan sesuatu!
18
:asa kagum akan sesuatu, dapat menimbulkan hasrat untuk menyelidiki tentang segala sesuatu yang dikagumi tersebut! >al ini dialami sendiri oleh 2lato, bah+a mata kita memberi pengamatan akan bintangbintang, matahari dan bulan! 2engamatan tersebut memberi dorongan kepada kita untuk menyelidiki benda-benda itu sehingga akhirnya sampai ke asal-muasal alam semesta! etidakpuasan terhadap sesuatu (misalnya tentang mitos dan mite) juga dapat melahirkan keinginan untuk melakukan penyelidikan!! 'ebelum ilsaat itu sendiri lahir, berbagai mitos dan mite (termasuk di bidang kedokteran) memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, utamanya dalam masyarakat Yunani! Meski mitos dan mite berupaya keras menjelaskan berbagai peristi+a yang terjadi di alam semesta, siat-siat dan asal-muasalnya namun penjelasan itu tetap tidak memuaskan! etidakpuasan itulah yang mendorong manusia untuk terus men#ari kebenaran hakiki! Mun#ulnya ilmu-ilmu sosial dan sain adalah berkat pemikiran para iloso! "engan kata lain, semua ilmu yang ada pada a+alnya dipelajari dalam +a#ana ilsaati! $lmu kedokteran itu sendiri pada a+alnya, yaitu pada &aman Mesir kuno dan *abilonia (sekitar B<<< tahun yang lalu), juga di+arnai oleh halhal yang bersiat supranatural! 2enyakit dianggap sebagai hukuman 8uhan atas dosa-dosa yang diperbuat manusia atau oleh perbuatan roh-roh jahat yang berperang mela+an de+a-de+a pelindung manusia sehingga oleh karenanya penyembuhannyapun harus dilakukan oleh para pendeta melalui doa-doa atau upa#ara-upa#ara pengorbanan! Mitos seperti iniah yang kemudian melahirkan apa yang disebut “riestly #edicine” , yang menjadikan proesi kedokteran tidak dapat dipisahkan dari pengaruh kaum pendeta! 'esudah ilmu kedokteran diba+a dari Mesir dan *abilonia ke Yunani sekitar @<< tahun 'M, barulah ilmu kedokteran mengalami sekularisasi! 2engaruh pendeta mulai meluntur dan selanjutnya diambil alih oleh para iloso! Melalui pengamatan, proses pemikiran logis dan deduksi maka para
19
iloso berhasil merubah praktek kedokteran yang berbau mistik menjadi lebih rasional! Maka tidaklah salah jika kemudian uguste Comte berpendapat bah+a sesungguhnya yang terjadi di Yunani pada masa-masa itu adalah pergumulan antara mitologi dan logos! *eliau juga membagi sejarah manusia menjadi tiga tahapan, yang masing-masing tahapan ditandai oleh #ara berpikir teologik, metaisik atau positiistik! dapun mengenai hasrat bertanya perlu dijelaskan bah+a hasrat tersebut mun#ul sebagai akibat ketakjuban manusia akan sesuatu yang dilihatnya! etakjuban inilah yang membuat orang tak habis-habisnya bertanya sehingga pada akhirnya mereka melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan! 'edangkan mengenai keraguan perlu disampaikan disini bah+a ugustinus dan :ene "es#artes memulai berilsaah bukan karena kekaguman atau ketakjuban, melainkan justru bermula dari keraguan dan kesangsian! "ari sinilah kemudian kedua iloso tersebut berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran hakiki! 2ada a+alnya ilsaah terbagi menjadi tiga #abang sesuai bidang telaahannya7 yaitu tentang apa yang disebut benar dan salah (ilsaah ilmu), apa yang dianggap baik dan buruk (ilsaah moral atau etika) serta tentang apa yang disebut indah dan tidak indah (ilsaah estetika)! .amun selaras dengan siat dasarnya yang spekulati maka ilsaah sesungguhnya juga mentelaah segala apa yang dapat dipikirkan manusia, sehingga pada akhirnya berkembang meliputi berbagai bidang! ristoteles misalnya, membagi disiplin ini menjadi ilsaat spekulati atau teoritis, ilsaah praktika dan ilsaat produkti! 2lato membagi menjadi dialektika, isika dan etika! 'edangkan 6ill "urant membagi menjadi logika, estetika, etika, politika dan matematika! 'ekarang #abang ilmu ilsaah meliputi epistimologi, metaisika (ontology, kosmologi, metaisika dan antropologi), logika, etika, estetika dan ilsaah tentang berbagai disiplin
20
ilmu (seperti ilsaah agama, pendidikan, ilmu, hokum, sejarah, matematika dan ilsaat politik)! *ah+a ilsaah terus dipelajari karena ia diperlukan sebagai orientasi dan sekaligus arahan! *uah pemikirannya akan dapat dipakai sebagai a#uan dasar dalam penentuan nilai moralitas, sementara
moralitas itu
sendiri juga dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan keetisan sesuatu sikap dan prilaku! $barat tanaman maka ilsaah adalah rabuk yang akan menyuburkan moral! 'ementara moral dipakai sebagai dasar dalam menentukan keetisan dan hukum!
1/.
Apa gunan)a i"saah +agi kehi!upan umat manusia?
'ebagaimana diuraikan diatas bah+a ilsaah memberikan kepada umat manusia suatu kebenaran dari aspek yang paling dalam (hakiki)! "engan kebenaran hakiki tersebut maka orang selain akan mendapatkan orientasi juga arahan sehingga tidak mudah terombang-ambingkan oleh keadaan yang semakin tidak menentu! 'elain itu, ilsaah juga akan mempertajam pemikiran tentang moral! mat manusia kini sedang berada pada periode yang mirip masamasa akhir dari peradaban /raeco0Roman, Renaissance , Reformasi dan Revolusi *ndustri yang ditandai oleh adanya pergeseran mendasar dalam
hal nilai, tradisi dan #ara berpikir! 2erubahan demi perubahan yang terjadi sekarang ini sudah sangat menyentuh hal-hal yang paling mendasar dari kehidupan manusia dan masyarakat! 'ekarang umat manusia sudah memiliki modal dasar yang sangat besar untuk menguasai alam (termasuk angkasa luar) sehingga mampu membuat terobosan dan langkah-langkah raksasa di area sain dan teknologi, agrikultur, kedokteran, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan! "alam abad ke FF yang baru saja berlalu, utamanya dalam beberapa dekade terakhirnya, orang telah banyak menyaksikan atau bahkan mungkin merasakan sendiri bagaimana pesatnya kemajuan ilmu
21
pengetahuan dan teknologi, termasuk di bidang kedokteran dan biologi molekuler! alangan medis sendiri
harus sadar bah+a kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran telah men#iptakan berbagai ma#am paradok ( medical parado1). 2aradok pertama adalah bah+a apa yang dahulu mustahil, sekarang menjadi mungkin! Melalui intra0uterine screening para dokter di bagian obstetri sudah dapat mendeteksi penyakit genetik atau penyakit yang akan mun#ul pada usia de+asa (adult onset disease) dari janin yang masih berada dalam kandungan ibunya dan dengan artificial respirator mampu mempertahankan proses kehidupan pada tubuh +anita hamil yang sudah dinyatakan mati (to keep dead people alive) guna mempertahankan bayi yang belum viabel untuk dilahirkan . esemuanya itu belumlah apa-apa jika dibandingkan dengan rekayasa genetika (genetic engineering) yang se#ara teoritis mampu membuat replika manusia serta men#iptakan ras-ras baru dari ormulasi dan kombinasi gen lintas species ataupun lintas kingdom, misalnya antara gen manusia dengan gen binatang sehingga menjadi makhluk human0animal (chimeras) atau bahkan antara manusia dengan mesin sehingga menjadi makhluk human0machine (cyborg). 2aradok ke dua adalah bah+a dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia kedokteran telah mampu mengidentiikasi kondisi medik tanpa gejala (asymptomatic medical condition) atau risiko (risk) sebagai suatu penyakit (disease) sehingga untuk masa-masa sekarang ini dan masa-masa mendatang tidak lagi mudah membedakan keadaan illnesses dan non0illnesses! *agi orang a+am yang tidak aham mengenai
ilmu kedokteran maka hal sema#am ini, sebagaimana digambarkan oleh 2roesor ohn Ladd dari *ro+n niersity, “like identifying dark clouds with a thunderstorm”.
8entunya masih banyak lagi paradok lain yang tidak perlu disebutkan satu per satu, tetapi yang jelas paradok-paradok di bidang kedokteran sangat potensial memun#ulkan konlik, sebagai akibat perbedaan konsep
22
lama yang telah lebih dahulu tertanamkan dengan konsep baru! Maka tantangan utama dalam menghadapi penerapan berbagai teknologi maju adalah bagaimana memahami conseptual tranformation dari teknologi tersebut! >al ini menjadi penting sebab setiap perubahan konsep selalu mempunyai implikasi etik7 baik positi maupun negati! 'ah-sah saja kalangan medis (bahkan orang a+am) merasa gembira, kagum dan bahkan bangga atas keberhasilan 6hite dan ka+anka+an melakukan per#obaan transplantasi otak terhadap seekor monyet sehingga mampu hidup sampai satu minggu lamanya! plikasinya pada manusia hanyalah soal +aktu dan keberanian saja mengingat binatang tersebut dari sudut biologi amat mirip dengan manusia! .amun pertanyaan mendasar yang sampai sekarang belum bisa dija+ab oleh para dokter adalah7 apa yang sesungguhnya terjadi jika pada suatu +aktu nanti berhasil memindahkan otak seorang penjahat yang mati tertembak jantungnya ke rongga kepala seorang proesor yang menderita kanker otak= "okter telah menyelamatkan sang proesor dengan memberikan otak baru (yaitu obatnya penjahat) ataukah justru telah menyelamatkan si penjahat dengan memberikan tubuh baru (yaitu tubuhnya proesor)= Lalu siapakah yang sebenarnya menjadi donor dan siapa pula yang menjadi resipien= 5rgan manakah yang menjadi subjek transplantasi7 yaitu otak ataukah justru tubuh= 'ungguh tidak akan pernah ada ja+aban yang pasti tanpa disertai pemahaman memadai tentang ilsaat, utamanya tentang tujuan hakiki dari proesi medis dikaitkan dengan hakekat manusia (human nature) yang merupakan kesatuan yang utuh dari ji+a dan raga! i+a itu sendiri terdiri atas tiga buah unsur esensial yang membedakan manusia dengan benda atau makhluk he+ani7 yaitu akal (intellect), rasa (emotion) dan kehendak (will). "alam ilsaat ja+a ke tiga unsur tadi lebih dikenal dengan sebutan roso, karso dan karyo!
*agi proesional medis tentunya pemikiran ilsaati menjadi sangat penting ketika harus berhadapan dengan problem yang sulit! *enar bah+a
23
berdasarkan kode etik para dokter harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyembuhkan pasiennya, tetapi pertanyaan kritis yang perlu diajukan adalah, apakah upaya penyembuhan
(curing) harus terus
dilakukan tanpa batas +aktu= *ukankah penggunaan alat penunjang kehidupan (supportive life) seperti respirator se#ara berkepanjangan merupakan
bentuk
penyalahgunaan
peralatan
medis
(abused
of
e+uipment) yang justru tidak etis=
2ara dokter harus mulai memikirkan tentang tujuan hakiki (true goals) dari proesi medis sebagai a#uan dasar dalam menetapkan
kebijakan medis! ntuk itulah 8obin (;<<<) mempertanyakan, apakah tujuan hakiki proesi medis untuk men#iptakan kebahagiaan umat manusia (medicine aims at human happiness) ataukah memperpanjang hidup
manusia (medicine aims at prolongation of life) = 8idak akan ada satupun ja+aban yang benar-benar memuaskan, kata beliau, sebab pada kenyataannya banyak pasien merasa bahagia meski mengidap penyakit kronis sepanjang hayatnya dan apa pula artinya hidup diperpanjang kalau hanya bisa terbaring di kamar $C lengkap dengan peralatan #anggih yang mahal-mahal, dipisahkan dari sanak keluarganya dan ditemani oleh orang-orang yang tidak dikenalnya= Meski demikian 8obin men#oba memberikan yang ja+abannya, bah+a tujuan hakiki (the nature of medicine2s genuine business) agaknya untuk memelihara atau merestorasi kesehatan (rather the maintenance or restoration of health).
2ertanyaan yang lebih menukik ke problem klinis sehari-hari adalah, apakah para dokter boleh melepas segala ma#am peralatan penunjang kehidupan (supportive life) ketika segala ma#am upaya penyembuhan (curing) sudah sampai pada tahapan muba&ir (futile)= *olehkah terhadap
pasien seperti itu hanya diberikan pera+atan (caring) saja sampai pasien meninggal dunia= a+aban ilosois 8obin agaknya mengindikasikan bah+a pelepasan alat penunjang kehidupan dapat dibenarkan manakala upaya penyembuhan (curing) sudah sampai pada tahapan muba&ir, namun
24
tindakan pera+atan
(caring)
harus
tetap
diberikan
sampai pasien
meninggal dunia! >al ini sejalan dengan rekomendasi Coun#il on Ethi#al udi#ial airs o the meri#an Medi#al sso#iaton, bah+a “hysicians have no obligation to provide futile 3R, if fails to specify any level of statistical certainty at which the udgment is warranted”. Lebih jauh >astings
Center and the 'o#iety o Criti#al Care menyatakan bah+a “roviding intensive care to patients in a persistent vegetative state is generally a misuse of resources”.
11.
Apa )ang !imaksu! !engan etika situasi?
oseph %let#her, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnis 'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, menolak adanya norma-norma moral umum karena ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit! *eliau mendasarkan pada kenyataan bah+a setiap situasi itu unik dan tidak terulang! 'elain itu, setiap situasi akan merubah masalahnya! 5leh sebab itu oseph %let#her berpendapat bah+a4 a! ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit7 b! jika situasinya berbeda maka ke+ajiban moralnya juga bisa berbeda +alau subjeknya sama7 #!
tindakan apapun yang dilandasi #inta kasih adalah benar7 dan
d! prinsip moral konensional (tradisional) boleh dipertimbangkan, tetapi tidak mengikat! Contohnya, ke+ajiban mendapatkan informed consent merupakan ke+ajiban moral (bahkan ke+ajiban hukum) yang harus dipenuhi sebelum melakukan operasi! .amun jika dokter menghadapi situasi emergensi maka ke+ajiban moral (juga ke+ajiban hukum) dapat ditiadakan atas dasar #inta kasih untuk menyelematkan nya+a pasien! lasannya, selain prosedur informed consent memerlukan komunikasi eekti dua arah (two way traffic communication) sehingga perlu +aktu, juga mensyaratkan
kondisi kesadaran
compos mentis! 2adahal tindakan penyelamatan
25
(emergency care) membutuhkan ke#epatan bertindak untuk men#egah
kematian dan ke#a#atan tetap! "alam dunia pelayanan kesehatan akan banyak sekali didapati dilema yang disebabkan oleh situasi ambigi dan ketidakpastian (situations of ambiguity and uncertainty) , yaitu manakala tindakan dokter tidak dapat
diprediksi konsekuensinya dan manakala prinsip-prinsip moral umum (general princples) tidak mampu lagi menolong atau mengarahkan! "alam
hal situasi pasien sedemikian rupa maka pertanyaan yang mun#ul adalah, lebih penting mempertahankan hidup pasien ataukah menghilangkan penderitaannya= 8ugas etika situasi (situation ethics) adalah merespon ketidakpastian itu dengan melakukan kalkusi sehingga etika situasi sering disebut calculus morality ! $a selalu men#oba bergerak dari diskripsi situasi khusus
menuju analisis prinsip-prinsip uniersal dan konsep!
12.
Apa pu"a )ang !imaksu! !engan etika !iskursus?
Menurut urgen >abermas, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnes 'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, bah+a manusia moderen tidak luput dari tuntutan yang khas bagi modernitas! eyakinan-keyakinan moral harus dilegitimasi (disahkan) lebih dahulu se#ara rasional! Menurut beliau, pendasaran pada pandangan dunia dan tradisi-tradisi agama tidak #ukup dalam budaya pas#a-tradisional! >anya norma-norma yang dapat diperlihatkan berlaku uniersal sajalah yang berhak menuntut untuk dipatuhi! Meski Emmanuel
pendapatnya ant,
namun
bertolak
dari
teori
imperatie
kategoris
urgen >abermas tidak menyetujui #ara
Emmanuel ant dalam memberlakukan norma moral sebagai norma yang berlaku uniersal! Menurut beliau tidak #ukup kalau setiap orang se#ara sendirian (monologis) dapat menetapkan keberlakuan sebuah norma! .orma moral harus disepakati bersama, utamanya menyangkut masalah yang sangat urgen!
26
da banyak hal atau peristi+a yang melatar-belakangi perlunya dibuat kesepakatan, antara lain sejarah kelam menyangkut penelitian terhadap manusia pada &aman .a&i, yang selain tidak mengindahkan harkat dan martabat juga melanggar hak-hak asasi manusia (peristi+a >olo#aust)! uga penelitian penyakit sipilis yang merendahkan ras kulit hitam (racism) yang dilakukan di merika (kasus 8uskegee)! 2eristi+aperisti+a seperti itulah yang kemudian melahirkan kesepakatan yang dituangkan dalam bentu deklarasi7 antara lain "e#laration o >elsinski, dan "e#laration o enee! adang kesepakatan juga dapat dituangkan dalam kode etik, misalnya .uremberg Code on >uman!
13.
Apa kaitan antara i"saah& m%ra"& etika !asar& !an etika terapan?
Menga#u pada apa yang sudah dibahas di bagian depan maka ilsaah memberikan orientasi dan arahan serta mempertajam pembahasan menyangkut moralitas, sementara moral dipakai sebagai a#uan dalam menentukan
keetisan! Etika
dasar
membahas tentang
teori
etika
menyangkut #ara-#ara mengambil keputusan etik! 'edangkan etika terapan membahas penerapan etika dasar dalam kehidupan sehari-hari!
1#. Apa )ang !imaksu! !engan k%!e etik?
Ciri utama dari proesi adalah memiliki kode etik yang dapat dijadikan sebagai kerangka a#uan dalam mengambil keputusan atas dilema etik yang timbul dalam pelaksanaan suatu proesi! 'elain itu juga dapat dipakai sebagai pedoman bersikap dan berprilaku! Meski #akupannya lebih luas namun kode etik tidak pernah berbenturan dengan hukum! 'edangkan keberlakuannya menuntut haati nurani, bukan paksaan! adi kode etik adalah datar ketentuan tertulis (written list) dari aturan (rule) yang didalamnya mengandung nilai dan norma dalam proesi,
sekaligus dipakai sebagai standar berprilaku! 'iatnya tidaklah statis, melainkan dinamis dan amat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat maupun proesi! 8entunya setiap anggota suatu proesi bertanggungja+ab
27
terhadap tegaknya nilai-nilai dan norma-norma proesi yang dituangkan kedalam kode etiknya masing-masing!
1$. A!akah etika memi"iki sanksi?
'ebagaimanai halnya hukum, etika juga memiliki sanksi! >anya saja sanksi etika tidak dapat dipaksakan kepada pelanggarnya, bukan saja karena ia tidak memiliki sarana pemaksa seperti halnya hukum, tetapi juga karena siat dasarnya yang menghendaki agar prilaku etik dilaksanakan berdasarkan hati nurani! 2ada pelanggaran etika tertentu yang kualitasnya berat (gross immorality), yakni pelanggaran terhadap hak asasi manusia (fundamental of ethical principles) , selain sanksi etik juga sanksi hukum (yang bersiat
paksaan) dapat diberlakukan! "alam hal ini +ilayah pelanggarannya bertumpang-tindih antara etika dan hukum! 6ilayah inilah yang seringkali disebut Etiko-Legal! dapun bentuk sanksi etika dapat berupa kata, bahasa, isyarat (seperti #emohan dan #ibiran), atau tindakan tertentu (seperti pengu#ilan) yang kesemuanya itu mereleksikan ketidak-sukaan komunitasnya! 'anksi ini diberikan terhadap pelanggaran etika ringan dan berat!
BAB II 0TIKA DASAR
1'.
Apa )ang !imaksu! etika !asar?
Etika dasar atau basic ethics merupakan studi yang membahas dasar-dasar etika se#ara umum, sebagai landasan untuk memahami lebih jauh isu-isu etik berkaitan dengan bidang-bidang spesiik! "idalamnya mengandung teori etika (ethical theory) , pembuatan keputusan etik (ethical decision making), dan model-model pembuatan keputusan etik (ethical decision making model).
28
8anpa memahami etika dasar maka orang, termasuk proesional, akan mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan problem kehidupan yang pada dasarnya banyak mengandung dilema etik!
1(. e"askan mengenai te%ri etika
8eori etika menyediakan sebuah sistem untuk menyelesaikan dilema etik, yakni sebuah situasi yang memerlukan keputusan dari dua alternati solusi yang mungkin sama-sama tidak menyenangkan atau saling bertentangan!
"ilema
tersebut
banyak
dijumpai
dalam
pelayanan
kesehatan dan seringkali para proesional tidak dapat menemukan ja+abannya yang tegas! 8idaklah salah jika orang mengatakan bah+a dalam sering lebih banyak pertanyaan daripada ja+abannya! 8eori etika men#akup keyakinan-keyakinan dasar tentang apa yang se#ara
moral
pertimbangan
benar untuk
dan
salah
serta mena+arkan
mempertahankan
keyakinan
pertimbangan-
tersebut!
$a
juga
menyediakan dasar bagi penyusunan kode etik proesi! 'ebetulnya ada banyak #ara yang dita+arkan oleh teori etika dalam menyelasaikan dilema etik, namun dalam buku ini hanya akan dibahas se#ara singkat teori deontologi dan teleologi saja! "eontologi tersusun dari dua kata, yaitu “deon” yang artinya ke+ajiban (ikatan) dan kata “logos” yang berarti ilmu! $a merupakan sebuah #ara pengambilan keputusan etik berdasarkan pada ke+ajiban yang telah ditetapkan lebih dahulu berdasarkan prinsip-prinsip yang tetap dan absolut (unchanging an absolute principles) , yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai
uniersal agama-agama besar! 2rinsip dasarnya dimaksudkan untuk menjamin kelestarian spesies, dengan memberikan ke+ajiban! $de kun#inya adalah bah+a tindakan apapun yang sesuai dengan ke+ajiban (yang telah ditentukan lebih dahulu) dianggap benar, sedangkan yang berseberangan dengan ke+ajiban dianggap salah! ekurangan teori deontologi terletak pada penetapan ke+ajiban (yang mungkin saja dapat menimbulkan konlik tersendiri) dan pada
29
peme#ahan mengenai ke+ajiban mana yang seharusnya didahulukan! "ipertanyakan pula tentang asal-muasal timbulnya ke+ajiban tersebut7 misalnya tentang siapa yang harus mengidentikasi dan menetapkannya! Meski dikatakan lebih dapat diterima dalam bidang pelayanan kesehatan namun teori ini dinilai tidak leksibel! 8eleologi berasal dari kata “telos” yang maknanya adalah akhir tujuan dan kata “logos” yang maknanya ilmu! 8eori ini mena+arkan #ara pengambilan keputusan etis dengan menetapkan benar dan salah suatu perbuatan dengan didasarkan pada akibat dari perbuatan tersebut! arena harus dilihat dahulu situasinya dan dikalkulasi baik buruknya maka teori ini disebut situation0ethics atau calculus morality. 2rinsip dasarnya ini adalah manaat (utility), yang menetapkan berguna tidaknya
suatu perbuatan dilihat dari akibatnya sehingga
perbuatan yang benar adalah yang menghasilkan kebaikan, sementara perbuatan yang salah adalah yang akan mendatangkan kerugian! $de kun#inya adalah bah+a baik (good) dideinisikan sebagai kebahagiaan atau kesenangan sehingga tindakan apapun dianggap benar manakala dapat memba+a kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian seke#il-ke#ilnya! 8eori teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode etik, ke+ajiban-ke+ajiban atau peraturan-aturan tertentu untuk menyelesaikan situasi khusus! sumsi dasarnya adalah bah+a baik dan buruk (good and harm) dapat dikalkulasi seperti ormula matematika sehingga seseorang
dapat menilai sendiri tingkat baik dan buruknya dari kasus spesiik! 2embuat
keputusan
dapat
mempertimbangkan
tindakannya
untuk
kesejahteraan umum sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang saat menghadapi situasi yang sama! ekurangan dari teori teleologi adalah karena lebih membantu ter#apainya kebahagiaan maksimum bagi segelintir orang dari pada kebanyakan orang! arena prinsipnya adalah maanaat (utility) maka orang dapat
mengalami
konlik
yang
30
tidak
terselesaikan
ketika
sedang
menentukan benar dan salah! 2ertanyaan yang mun#ul adalah, tindakan mana yang lebih menghasilkan kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian seke#il-ke#ilnya, sebab mengukur kebaikan relati dan kerugian relati dari suatu tindakan sangat sulit dan bahkan sering tidak mungkin! 8ambahan lagi bah+a penentuan the greatest good sangat subjekti dan seringkali menghasilkan inkonsistensi keputusan! 8eori teleologi dinilai #enderung mengabaikan hak dan kebutuhan indiidu!
1,.
e"askan tentang k%nsep pem+uatan keputusan
'ebagai introduksi perlu dijelaskan hal-hal penting untuk diingat, yaitu sebagai berikut4 a! bah+a pembuatan keputusan atas dilema etik dipengaruhi oleh banyak aktor! b! bah+a sejalan dengan perubahan dunia maka banyak dilema baru mun#ul, sementara dilema lama tetap saja eksis! #! bah+a salah satu perubahan terbesar dunia sekarang ini adalah kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, utamanya dalam bidang pelayanan kesehatan, yang sering meninggalkan jauh dibelakang kemampuan
etik dan
hukum dalam
mengatasi
problem
yang
ditinggalkan oleh kemajuan itu! Merujuk pada kondisi lampau dan kini maka orang, utamanya para proesional, harus mampu untuk4 a! mengidentiikasi aktor-aktor penting yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan, yaitu4 -
sosio-budaya (socio0cultural factors)7
-
kemajuan
ilmu
dan
teknologi
(scientific
and
technological
advances)
-
isu-isu hukum (legal issues)7
-
perubahan status pekerja dibidang kesehatan (changes in the occupational status of health care workers) 7 dan
31
-
keterlibatan komsumen dalam pelayanan kesehatan (consumer involvement in health care) !
b! mengaplikasikan keempat prinsip moral (the four moral principles) dalam setiap pembuatan keputusan!! Menurut *eau#hamp and Childress (193) keempat prinsip moral tersebut terdiri dari4 - beneficence - nonmaleficence. - autonomy dan - ustice. 'edangkan menurut Catalano (1991) keempat prinsip moral tersebut meliputi4 - beneficence - fidelity. - autonomy dan - ustice.
1-.
e"askan tiaptiap unsur !ari prinsip m%ra" terse+ut
2rinsip beneficence merujuk pada perbuatan yang baik (to do good). "engan prinsip ini maka setiap bentuk keputusan, termasuk
keputusan bidang medis, selayaknya mempertimbangkan keuntungan bagi indiidu sasaran! Menurut
41ford
&nglish
5ictionary ,
terminologi
beneficence
diartikan sebagai perbuatan yang baik yang merupakan penjelmaam dari kebajikan atau kebaikan (benevolence atau kindly feeling). 8erminologi beneficence itu sendiri berasal dari bahasa Latin bene (well from bonus, good) dan facere (to do) dimana kebaikan atau kebajikan (benevolence) berakar pada bene dan volens (a strong wish or intention).
2ara iloso yang menekankan pada pendekatan rasional dan kalkulasi #enderung memilih beneficence! 'edangkan mereka yang lebih melihat etika (utamanya dalam kaitannya dengan kebajikan), +atak (character) dan
32
dimensi-dimensi psikologik dari moral life lebih #enderung memilih benevolence!
"aid >ume #ontohnya, menempatkan benevolence sebagai naluri yang melekat pada manusia sejak a+al! .amun oseph *utler, %ran#is >ut#heson, dam 'mith dan iloso lain dari $nggris abad F$F, menganggap >ume tidak banyak mengkaitkan dengan penyelesaian problem etik, misalnya kaitannya dengan diskripsi peran dan tempat benevolence dalam pemetaan moralitas manusia (moral topography of human beings). dam 'mith menggunakan terminologi beneficence, tetapi penggunaannya untuk menggambarkan siat dari kemauan baik serta menunjukkan semangat moral, bukan prinsip moral! esimpulannya bah+a prinsip beneficence dapat dideinisikan se#ara luas dan sempit! 6illiam %rankena misalnya, mendeinisikan beneficence
se#ara
luas,
yaitu
sebagai
prinsip
yang
didalamnya
mengandung elemen pengekangan terhadap perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian, pen#egahan dan pelepasan terhadap perbuatan buruk, serta elemen peningkatan terhadap kebaikan! 6alau ames Childress mengadopsi elemen-elemen beneficence dari %rankena namun ia mengklasiikasi kembali menjadi dua prinsip yang berbeda, yaitu prinsip beneficence dan prinsip nonmaleficence.
2rinsip nonmaleficence menghendaki agar setiap keputusan untuk melakukan perbuatan tertentu, meliputi tindakan di bidang medis, tidak merugikan indiidu dimana perbuatan itu dilakukan (to do no harm). *ah+a Catalano tidak men#antumkan prinsip ini sebagaimana yang dilakukan *eau#hamp dan Childress karena lebih bersetuju dengan pemikiran 6illiam %rankena, bah+a prinsip nonmaleficence sudah tersirat dalam prinsip beneficence sehingga tidak perlu dijadikan prinsip moral . .amun beliau
kemudian memasukkan fidelity sebagai prinsip moral, yang me+ajibkan proesional menunjukkan ke#ermatan, kejujuran, kepatuhan dan kesetiaan terhadap tanggung ja+ab yang diembannya! 2rinsip ini dinilai olehnya sebagai elemen kun#i dari akontibilitas!
33
2rinsip autonomy merujuk pada adanya hak indiidu sasaran untuk membuat keputusan menyangkut kepentingannya sendiri! .amun harus diahami bah+a autonomy konsumen punya batas dan tidak boleh mengganggu autonomy proesional! 2roesi juga punya autonomy yang pada batas tertentu tidak boleh diganggu-gugat! "alam kaitannya dengan pasien misalnya, autonomy berarti hak pasien untuk membuat keputusan atas layanan kesehatannya sendiri (the right to make decisions about one2s health care). "engan hak tersebut tidak
berarti pasien bebas meminta layanan kesehatan menurut keinginannya! tas dasar itu autonomy pasien mesti dikendalikan dan dikontrol oleh prinsip-prinsip moral lainnya (seperti beneficence dan non0maleficence ) serta autonomy proesional! ika misalnya pasien meminta persalinan le+at operasi Cesar maka hal itu perlu dipertimbangkan masak-masak (dari segi benefit and risk ) manakala tidak ditemukan adanya indikasi untuk operasi! 2erlu disadari bah+a disamping ada kelebihannya, operasi Cesar memiliki risiko potensial yang bisa merugikan ibu maupun janinnya! e#uali kelak ada kajian ilmiah (evidence based medicine) yang membuktikan bah+a operasi Caesar lebih
menguntungkan (benefit ) ! 5leh sebab itu dalam merespon autonomy pasien hendaknya berhati-hati! 2rinsip ustice (as a fairness maupun as a distributive ustice) menunjukkan adanya ke+ajiban yang adil kepada semua orang! 2rinsip ini juga men#erminkan adanya keseimbangan antara hak dan ke+ajiban, sehingga tidaklah adil menempatkan tanggung ja+ab yang besar kepada dokter tanpa diimbangi oleh haknya yang seimbang!
2/.
Di me!ia apa saja ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?
.ilai-nilai dan norma-norma etika dapat dirumuskan dalam media sumpah, kode etik, dan deklarasi! 'umpah berasal dari bahasa Latin, profecio, yang kemudian dari kata itu mun#ullah terminologi proesi dan proesional (pengemban proesi)!
34
2ada a+alnya sumpah dokter diu#apkan oleh pengikut-pengikut 2ytagoras yang merasa muak terhadap praktek kedokteran pada masa itu7 yaitu lebih sering melakukan eutanasia dengan ra#un karena putus asa dalam upaya menyembuhkan pasien, tidak menghormati hidup insani (dari saat pembuahan)
dengan
melakukan
aborsi,
menipu
pasien
serta
membo#orkan rahasia kedokteran! 2engikut 2ytagoras bersumpah untuk merebut kembali keper#ayaan masyarakat (public trust) yang pada masamasa itu sudah mulai meluntur! Meski sebetulnya layak disebut sebagai /Maniesto 2ytagorean0 namun entah karena >ippo#rates juga memberikan kontribusi yang besar pada bunyi sumpah itu atau entah karena ingin memberikan penghormatan kepada beliau sebagai bapak ilmu kedokteran moderen maka sumpah dokter tersebut lebih dikenal sebagai /'umpah >ippo#rates0 'ekarang sumpah proesi sudah menjadi kela&iman bagi setiap anggota proesi, bukan hanya proesi medis tetapi juga kepera+atan, kebidanan dan proesi lain! ika pada asalnya sumpah diu#apkan atas nama de+a-de+i pelindung umat manusia, sekarang diu#apkan atas nama 8uhan Yang Maha Esa! 'umpah seperti ini akan mermberikan kesadaran bah+a
setiap anggota proesi
merupakan
instrumen 8uhan untuk
men#iptakan “rahmatan lil alamin” di dunia! *egitu pentingnya sumpah sehingga pemerintah juga perlu mengaturnya, misalnya 'umpah "okter $ndonesia yang diatur dalam 2eraturan 2emerintah! 'elain dirumuskan dalam media sumpah, nilai dan norma juga dapat dirumuskan dalam bentuk kode etik, yang pada dasarnya merupakan datar tertulis (written list) dari semua aturan (rules) untuk dipakai sebagai pedoman berprilaku! Mengingat semua anggota proesi menguasai #abang ilmu (body of knowledge) yang tidak dimengerti oleh pasien (client) maka kode etik menjadi penting sebagai pengendali diri (self crontrol) agar tidak menggunakan superioritasnya se#ara tidak patut!
35
mumnya sekarang tiap-tiap proesi mempunyai kode etik sendirisendiri7 antara lain ode Etik edokteran $ndonesi (5"E$), ode Etik 2era+at, ode Etik *idan, dan sebagainya! Mengenai media deklarasi perlu dijelaskan disini bah+a dalam masalah penting yang berkaitan dengan aspek tertentu dari kehidupan umat manusia perlu ada kesepakatan sesuai dengan ajaran etika diskursus! "alam masalah penelitian yang melibatkan manusia sebagai objeknya misalnya, perlu dirumuskan kesepakatan untuk menghindari terulangnya penelitian model &aman .a&i yang tidak mengindahkan moral dan etika, bahkan hak asasi manusia! $tulah latar belakang dibuatnya 5eclaration of 6elsinki yang kemudian direisi pada tahun 19A@! 21.
Da"am +entuk apa ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?
'ebagaimana diuraikan di bagian depan bah+a nilai-nilai dan norma-norma etika dapat dirumuskan dalam berbagai bentuk7 yaitu standar, prinsip, dan aturan (yang dikompilasi kedalam kode etik)! Masing-masing bentuk tersebut memiliki siat dan ungsi berbeda!
22.
Se+utkan sa"ah satu m%!e" pem+uatan keputusan etik (ethical decision making model ?
'ebetulnya ada banyak model yang dita+arkan oleh para pakar etisis dalam membuat keputusan etis, namun dalam buku ini hanya akan dibahas model yang diajukan oleh ohnstone (1939)! *eliau menganjurkan agar problem moral diselesaikan dengan menggunakan pendekatan lima langkah, yaitu4 1! Menilai situasinya (assessing the situation). ;! Mengenali
dan
menentukan
problem
moralnya
(diagnosing
or
identifying the moral problem).
! Menetapkan tujuannya serta meran#ang tindakan yang sesuai (setting moral goals and planning an appropriate).
B! Melaksanakan tindakan yang telah diran#ang (implementating the moral plan of action).
36
@! Mengealuasi hasilnya (evaluating the moral outcomes of action implementating).
ntuk lebih memahami model yang diajukan oleh ohnson tersebut perlu diberikan #ontoh kasus! 'eorang perempuan hamil datang ke dokter bedah karena mengidap kanker payu dara! pa tindakan yang menurut etika dapat dibenarkan= Langkah pertama adalah menilai situasinya, bah+a perempuan tersebut perlu dilakukan operasi dan kemudian diteruskan dengan penyinaran atau kemoterapi untuk menyelamatkannya! .amun +anita tersebut sedang hamil dua bulan sehingga tindakan tersebut dapat membahayakan janin yang dikandungnya! 5perasi mengandung risiko potensial, tindakan penyinaran dengan radioakti dapat mengakibatkan mutasi gen pada janin sehingga berpotensi menjadi kanker dan pemberian obat kemoterapi juga berpotensi menimbulkan masalah yang sama dengan penyinaran! Langkah kedua adalah mengenali problem moralnya! pakah bermoral menunda operasi dan penyinaran atau kemoterapi sampai pasien melahirkan mengingat konsekuensi yang sama artinya dengan memberikan kesempatan A bulan lamanya kepada kanker payu untuk berkembang= pakah bermoral jika operasi dan penyinaran atau pemberian kemoterapi dilakukan sekarang, yang konskuensinya berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada janin sehingga akan menyulitkan kehidupannya kelak= pakah sebaiknya kehamilannya diterminasi
lebih dahulu sebelum
mengatasi penyakit kankernya= a+abnya sudah pasti bah+a ketinganya merupakan alternati tak bermoral! Langkah ketiga adalah menetapkan tujuan dan meran#ang tindakan yang sesuai serta dibenarkan menurut etika! 2ada langkah inilah ketiga pandangan moral diatas dikritisi, dianalisis se#ara sistematis dan rasional untuk ditetapkan jastiikasinya! 'udah pasti tidak mudah sebab teori etika (termasuk etika klinik yang akan dibahas dibelakang) harus diaplikasikan dengan tetap meperhatikan prinsip-prinsip moral, utamnya
37