Mikroba Penyebab Patologi Pada Sistem Kardiorespirasi Hikmah Fitriani, S.Si.,M.Si.Med
BAKTERI
1. Corynebacterium diphtheriae Penyebab penyakit Difteria Penyakit infeksi toksik akut ,
menular Tanda : pseudo membran pada kulit dan/atau mukosa
PATOGENESIS C diphtheriae masuk melalui hidung & mulut
GRAVIS, MITIS, INTERMEDIUS, BELFANTI
Tipe :
Basil tetap pada permukaan mukosa saluran nafas, kadang
mukosa mata/genitalia Setelah masa tunas 2 - 4 hari strain lysogenized menghasilkan toksin Bakteri membuat toxin (racun) bila terinfeksi oleh virus (pembawa tox gen)
GEJALA KLINIS Bervariasi dari tanpa gejala fatal • Demam < 38 C (tidak tinggi)
• Nyeri telan, Tenggorokan sakit , Kelenjar limfe
membesar & melunak. penyumbatan jalan nafas / sesak nafas • PSEUDOMEMBRAN , Lesi khas sebagai suatu membran asimetrik keabu-abuan dikelilingi oleh daerah inflamasi • BULLNECK : Oedema & pembengkakan di leher pd kasus sedang & berat
GEJALA KLINIS Faktor-faktor : - PRIMER : imunitas, virulensi - TOXIGENESITAS : lokasi anatomis - LAIN2X : umur, penyakit sistemik penyerta, kepadatan hunian, penyakit pd nasofaring
GEJALA KLINIS
Keluhan dan gejala tergantung :
tempat infeksi status imunitas penjamu distribusi toksin kedalam sirkulasi
PSEUDOMEMBRAN bwk keren
PENULARAN Penyakit “ re emerging “ (meningkat kembali) Masa penularan beragam, tetap menular sampai hilangnya
bakteri di lesi (2 minggu atau kurang). Carrier kronis ( pengidap tapi tak sakit ) dapat
menularkan penyakit sampai 6 bulan
bwk keren
Corynebacterium diphtheriae
2. Bordetella pertussis PATOGENESIS Menyebabkan penyakit Batuk rejan Gram-negative coccobacillus Capsule Jenis racun dan faktor patogen : •Tracheal cytotoxin Kerusakan selektif sel silia pernapasan Aksi lokal •Pertussis toxin Stimulasi sel berlebih yang mengarah ke disfungsi Lokal + sistemik
Bordetella pertussis
KOMPLIKASI Komplikasi utama : pada bayi dan anak-anak Disertai hipoksia, apnea, pneumonia, kejang, ensefalopati, dan malnutrisi Pada anak-anak : bisa mati Sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak yang tidak divaksinasi atau vaksinasi terlalu muda
3. Mycobacterium Penyebab penyakit Tuberculosis tuberculosis Mycobacteria Acid-fast rods Lipid rich cell wall M. tuberculosis
Primary cause Transmitted from human to human 20 h generation time: slow growth
Mycobacterium bovis
<1% U.S. cases not transmitted from human to human Attenuated strain used in BCGvaccine Mycobacterium avium-intracellulare complex infects people with late stage HIV infection Faster growing
Manusia mudah terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis namun tahan terhadap penyakit Hanya sekitar 5% dari orang yang terinfeksi benar-benar menjadi kasus klinis TB TB yang tidak diobati berlangsung perlahanlahan TB klinis dibagi menjadi tuberkulosis primer, tuberkulosissekunder, dan tuberkulosis yg meluas
Primary Tuberculosis Periode infeksi tersembunyi : asimptomatik
atau disertai dengan demam ringan Setelah 3 sampai 4 minggu, sistem imun masuk secara besar-besaran : mononuklear ke dalam paru-paru Bentuk tuberkel Pusat tuberkel sering terurai menjadi lesi nekrotik kaseosa yang secara bertahap sembuh menjadi bentuk kalsifikasi
Secondary (Reactivation) Tuberculosis Bakteri hidup dapat mjd dorman dan diaktifkan
kembali dalam minggu, bulan, atau tahun kemudian TBC kronis: tuberkel diisi dengan bakteri berkembang dan mengalir ke tabung bronkial dan saluran pernapasan bagian atas ; gejala berat seperti batuk berat, kehijauan atau berdarah+dahak, demam ringan, anoreksia, penurunan berat badan, kelelahan yg hebat, keringat malam, nyeri dada
Extrapulmonary Tuberculosis Keluar dari paru-paru Lebih umum pada pasien
imunosupresi dan anak-anak Kelenjar getah bening regional, ginjal, tulang panjang, saluran genitalia, otak, dan meninges Komplikasi bisa menyebabkan kematian
4. Streptococcus pneumoniae Penyebab penyakit pneumonia Gram-positive encapsulated
diplococci Over 90 serotypes •Symptoms –High fever –Difficulty breathing –Chest pain Diagnosis by culturing bacteria
Pneumonia Diagnosis scr anatomis Kondisi peradangan pada paru-paru dan cairan mengisi
alveoli Dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yang berbeda Pneumonia virus biasanya lebih ringan dibandingkan bakteri Diperoleh dari masyarakat (CAP) vs pneumonia nosokomial (RS) Dimulai dengan gejala saluran pernapasan atas, termasuk pilek dan tersumbat Sakit kepala dan demam Gejala selanjutnya : nyeri dada, demam, batuk, sputum berubah warna
Mycoplasma pneumonia Mycoplasma pneumoniae –Pleomorphic –Bacteria without a cell wall –Require cholesterol for growth –“Fried egg” appearance on agar media Also called primary atypical pneumonia and
walking pneumonia Common in children and young adults •Diagnosis by PCR or by IgMantibodies
Mycoplasma pneumonia
VIRUS
Respiratory Syncytial Virus Infection Menghasilkan sel berinti raksasa (synctia)
pada saluran pernapasan Penyebab umum dari infeksi pernapasan pada kelompok usia baru lahir Gejala awal: demam yang berlangsung sekitar 3 hari, rhinitis, faringitis, dan otitis Infeksi yang lebih serius menimbulkan gejala inflamasi: batuk, mengi, dyspnea, rales
Masa inkubasi : 1 –4 hari Agen penyebab : •RSV –paramyxovirus yang memproduksi
syncytia
Patogenesis: Epitel respiratori dan respons inflamasi
menutup bronchioles, menyebabkan bronchiolitis Pneumonia akibat inflamasi bronchiolar dan alveolar, atau infeksi sekunder
Influenza virus Segmented RNA virus 8 separate segments Enveloped Hemagglutinin(H) spikes used for
attachment to host cells Neuraminidase (N) spikes used to release virus from cell
Influenza Dimulai pada saluran pernapasan atas;
kasus-kasus serius juga dapat mempengaruhi saluran pernapasan bagian bawah Masa inkubasi : 1 hingga 4 hari Gejala dimulai sangat cepat: sakit kepala, menggigil, batuk kering, nyeri tubuh, demam, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan Kelelahan yg ekstrim dapat berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu
Patogenesis: Infeksi epitel respiratori •Sel dirusak dan virus dilepaskan untuk
menginfeksi sel lain Infeksi bakterial sekunder kerusakan mucociliary escalator
akibat
JAMUR
SINUSITIS JAMUR Sinusitis adalah kondisi dimana terdapat
infeksi/ peradangan pada daerah sinus kita (ada 4 pasang daerah sinus pada wajah) Sinusitis bisa terjadi pada semua atau salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis), Bila terjadi pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut pansinusitis. Yang paling sering terkena adalah sinus maksila kemudian etmoid, frontal, dan sfenoid
Menurut perjalanan waktunya, bisa bersifat akut (berlangsung kurang dari 2 minggu). Subakut (2 minggu - 3 bulan), maupun kronis (berlangsung lebih dari 3 bulan).
PENYEBAB
Penyebab sinusitis umumnya akibat sumbatan hidung yang berkepanjangan, diantaranya disebabkan karena: 1.Infeksi Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut tersering adalah Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae yang ditemukan pada 70% kasus. Jamur. Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis.
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau
penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal. Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau AIDS). Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakansejenis reaksi alergi terhadap jamur. Infeksi gigi geraham atas.
GEJALA
Biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas (terutama pada anak kecil), berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari. Gejala subyektif bervariasi dari ringan sampai berat, terbagi atas gejala lokal, yaitu hidung tersumbat, ingus kental kuning sampai kehijauan, yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring/belakang hidung (post nasal drip), gangguan pendengaran akibat sumbatan tuba Eustachius. Sedangkan gejala sistemik, yaitu demam dan rasa lesu, batuk yang semakin memburuk pada malam hari , halitosis/bau mulut, diare akibat sekret yang tertelan serta sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari berkurang di siang hari, mungkin akibat penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus, serta stasis vena pada malam hari. Nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain.
TERIMA KASIH