KTI PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI PUSKESMAS GRAJAGAN KECAMATAN KECAMATAN PURWOHARJO BANYUWANGI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila setiap orang tua mampu menyadari menyadari akan pentingnya pentingnya ASI eksklusif bagi bayi yang dilahirkan, maka masa depan generasi mendatang akan lebih baik dan berguna bagi orang tua, bangsa dan negera. Salah satunya untuk mewujudkan hal itu adalah dengan memberikan ASI eksklusif sejak dini. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi sampai umur 6 bulan (Dinkes, 2008). ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dan di produksi khusus oleh tubuh ibu untuk bayinya. Agar ASI cepat kelua keluarr maka maka dianju dianjurk rkan an bayi bayi disusu disusuii dalam dalam 30 menit menit perta pertama ma sete setelah lah dilah dilahirk irkan. an. Komposis Komposisii ASI yang yang sesuai sesuai untuk untuk kebutuh kebutuhan an bayi bayi dan mengandu mengandung ng Zat pelindu pelindung ng dengan dengan kandu kandunga ngan n terban terbanya yak k ada ada pada pada kolus kolustru trum. m. Kolus Kolustru trum m adala adalah h ASI ASI yang yang berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah bayi lahir.
Banyak Banyak penelit penelitian ian yang yang membukt membuktikan ikan bahwa Air Susu Susu Ibu (ASI) (ASI) merupak merupakan an makanan terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI terkandung antibodi yang diperlukan diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit penyakit-penyakit yang menyerangnya. menyerangnya. Pada dasarnya dasarnya ASI adalah imunisasi pertama karena ASI mengandung mengandung berbagai zat kekebalan kekebalan antara lain imunoglobin imunoglobin.. Bayi Bayi yang yang tidak tidak mendapa mendapatt ASI beresiko beresiko terhadap terhadap infeksi infeksi saluran saluran pernafasan (seperti batuk, pilek) diare dan alergi (Soekirman, 2006: 48-51). Namun saat ini pemberian ASI eksklusif semakin menurun, penyebab menurunnya pemberian ASI eksklusif eksklusif adalah kurangnya kurangnya pengetahuan pengetahuan ibu tentang pentingya pentingya pemberian ASI eksklusif, pemasaran susu formula, faktor sosial, ekonomi. Selain itu juga masih banyak masyarakat yang suka memberi MP-ASI terlalu dini (Agnes, 2007).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatana Indonesia (SDKI) tahun 20072008 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Prosentase ini menurun dengan jelas menjadi 45% pada bayi berumur 2-3 bulan dan 14% pada bayi berumu berumurr 4-5 4-5 bulan bulan.. Hanya Hanya 40% 40% bayi bayi menda mendapa patka tkan n ASI ASI dalam dalam satu satu jam jam kelah kelahira iran n sedangkan sedangkan pemberian ASI eksklusif eksklusif di kota Surabaya dari 15.983 bayi berusia 6 bulan, hanya 3.302 bayi diantaranya yang mendapat ASI. Baru sekitar 20,66% bayi mendapat ASI secara secara eksklusif eksklusif (Ririn Nur Febriani, Febriani, 2009). 2009).
Dari data Dinas Kesehatan Banyuwangi bagian Kesehatan Keluarga didapatkan data cakupan ASI eksklusif sebesar 61,93%, dan Puskesmas Grajagan terdapat 50 bayi yang berumur 0-6 bulan hingga saat ini ibu yang menerapkan ASI eksklusif hanya 40% dari target yang sudah ditentukan.
Pada dasarnya saat ini banyak ibu yang memberikan pengganti ASI sebelum bayi berumur 6 bulan. Seharusnya pemberian ASI paling baik diberikan sampai umur 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun. Jika dipaksa untuk mengonsumsi selain ASI tidak menutup kemungkinan bayi bisa sakit. Hal ini dikarenakan dapat mengakibatkan kekebalan bayi menurun. Padahal pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama terbukti menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) yang merupakan indikator kesehatan (Kompas, 2007).
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah membuat program-program yang dapat mendukung penggunaan ASI eksklusif antara lain melalui pemberian pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada masyarakat. Penelitianpeneliti penelitian an yang yang dapat dapat menunjan menunjang g program program pemberia pemberian n ASI eksklusi eksklusiff seperti seperti tentang tentang komposisi ASI juga terus dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi”.
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah
Berdasa Berdasarkan rkan latar latar belakang belakang di atas banyak banyak sekali sekali faktor faktor yang yang mempeng mempengaru aruhi hi pengetahuan ibu, maka dari itu peneliti membatasi pada tingkat tahu.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi?
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian pembatasan dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 06 bulan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.
2. Secara Praktis
Meningkatkan Meningkatkan kualitas pengetahuan pengetahuan kesehatan kesehatan khususnya khususnya tentang pemberian ASI eksklusif. eksklusif.
3. Bagi Peneliti
Pene Penelit litia ian n ini ini seba sebagai gai saran sarana a untuk untuk bela belajar jar menera menerapk pkan an teori teori yang yang telah telah dipe dipero role leh h dala dalam m
bentu entuk k nyat nyata a dan dan men meningk ingkat atka kan n daya aya berp berpik ikir ir dala dalam m
menganalisa suatu masalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Dasar Pengetahuan
a. Arti Pengetahuan
1) Pengeta Pengetahua huan n adalah adalah hasil hasil atau dan dini terjadi setelah setelah orang orang melakukan melakukan pengind pengindraan raan terhada terhadap p satu satu obyek obyek tertentu tertentu.. Pengind Pengindraa raan n terjadi terjadi melalui melalui panc panca a indr indra a peng pengli liha hata tan, n, pend penden enga gara ran, n, penc penciu iuma man, n, rasa rasa dan dan raba raba sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan dan teli teling nga. a. Jadi Jadi peng penget etah ahua uan n meru merupa paka kan n hasi hasill peng pengin indr draa aan n kita kita.. (Notoadmojo, 2003 : 127-128)
2) Pengeta Pengetahua huan n adalah adalah hasil hasil tahu dari manusia manusia yang yang sekedar sekedar menjaw menjawab ab pert pertan any yaan aan “wha “what” t” misa misaln lny ya : apa apa air, air, apa apa manu manusi sia, a, apa apa alam alam,, dan dan sebagainya.(Notoadmojo, 2005 : 3).
Pengetahuan Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:
1) Awareness Awareness (Kesadaran) (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (Obyek)
2) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap obyek mulai timbul
3) Evaluat Evaluation ion (Menimba (Menimbang-n ng-nimba imbang) ng) terhada terhadap p baik dan tidakny tidaknya a stimulas stimulasii tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di kehendaki.
5) Adaption, Adaption,
dimana
subyek telah
berperilaku berperilaku
baru
sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.
Namun Namun demikian demikian dari dari peneliti penelitian an selanjut selanjutnya nya Rogers Rogers menyimpul menyimpulkan kan bahwa bahwa peru peruba baha han n peri perila laku ku tida tidak k sela selalu lu mele melewa wati ti taha tahap p diat diatas as.. (Not (Notoa oadm dmoj ojo, o, 2003:128)
b. Tingkat Pengetahuan
Peng Penget etah ahua uan n yang ang di caku cakup p dala dalam m dema demain in kogn kognit itif if menu menuru rutt Soek Soekij ijo o Notoadmojo (2003) mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumny sebelumnya, a, pada pada tingkata tingkatan n ini reccal reccal (menging (mengingat at kembali) kembali) terhadap terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secar secara a benar benar tentan tentang g objek objek yang yang di ketah ketahui ui dan dan dapat dapat mengin menginter ter
prestasikan materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan kemampuan untuk menggunakan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, hukum, rumus rumus,, metode metode,, prins prinsip ip dan dan sebag sebagain ainya ya dalam dalam kont kontak ak atau atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis
ini
dapa
dilihat
dari
penggunaan
kata
kerja
dapat
menggamb menggambarka arkan, n, membedak membedakan, an, memisahk memisahkan, an, mengelom mengelompokk pokkan an dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis Sintesis menunju menunjukka kkan n pada suatu suatu kemampua kemampuan n untuk untuk meletakk meletakkan an atau menghubungkan bagian-bagian bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang ang baru baru.. Deng Dengan an kata kata lain lain sint sintes esis is ini ini suat suatu u kema kemamp mpua uan n untu untuk k
menyusun menyusun,, dapat dapat merencan merencanaka akan, n, meringka meringkas, s, menyesua menyesuaikan ikan terhada terhadap p suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Eval Evalua uasi si ini ini
berk berkai aita tan n
deng dengan an kema kemamp mpua uan n
untu untuk k
mela melaku kuka kan n
penil penilaia aian n terha terhada dap p suat suatu u mater materii atau atau objek objek penil penilaia aiann-pen penila ilaian ian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetah Pengetahuan uan seseoran seseorang g biasany biasanya a diperole diperoleh h dari pengalam pengalaman an yang yang beras berasal al dari dari berba berbaga gaii macam macam sumber sumber,, misaln misalnya ya : media media massa massa,, media media elektrotik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya
Menurut Notoadmojo (2002) dari berbagai macam cara yang telah di gunakan gunakan untuk untuk mempero memperoleh leh kebena kebenaran ran pengetah pengetahuan uan sepanja sepanjang ng sejarah, sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yakni : cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau yang disebut dengan cara ilmiah
1) Cara Tradisional Atau Non Ilmiah
Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu :
a) Trial and Error
Cara Cara ini dipakai dipakai orang orang sebelum sebelum adanya adanya kebuday kebudayaan, aan, bahkan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. peradaban. Pada waktu itu bila seseorang seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggu menggunak nakan an kemun kemungki gkinan nan dalam dalam memec memecahk ahkan an masala masalah, h, dan dan apab apabil ila a
kemu kemung ngk kinan inan ters terseb ebut ut tida tidak k
berh berhas asil il mak maka
di coba coba
kemungki kemungkinan nan yang lain sampai berhasil. berhasil. Oleh Oleh karena karena itu cara ini disebut dengan metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah atau metode coba salah adalah coba-coba).
b) Kekuasaaan Atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada pada masya masyarak rakat at trad tradisi ision onal al saja, saja, melai melainka nkan n juga juga terjad terjadii pada pada masyakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan ini ini dapa dapatt beru berupa pa pemi pemimp mpin in-p -pem emim impi pin n masy masyar arak akat at baik baik form formal al maup maupun un info inform rmal al,,
ahli ahli agam agama, a, peme pemega gang ng peme pemeri rint ntah ahan an dan dan
sebagainya.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Adapun
pepatah
mengatakan mengatakan
“Pengalaman “Pengalaman
adalah
guru
terbaik“. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
d) Jalan Pikiran
Sejalan Sejalan perkemba perkembanga ngan n kebuday kebudayaan aan umat kebuday kebudayaan aan umat manusia cara berpikir umat manuasiapun ikut berkembang. Dari sini manu manusi sia a
tela telah h
mamp mampu u
meng menggu guna naka kan n
pena penala lara rann nny ya
dala dalam m
memperol memperoleh eh pengeta pengetahua huan. n. Dengan Dengan kata lain, lain, dalam dalam memperol memperoleh eh kebe kebena narran
peng penget etah ahu uan
man manusia usia
tela telah h
menj menjal ala ankan nkan
jala jalan n
pikira pikiranny nnya, a, baik baik melal melalui ui induks induksii maupu maupun n dedu deduks ksi. i. Induks Induksii dan dan deduksi deduksi pada pada dasarny dasarnya a adalah adalah cara cara melahirk melahirkan an pemikiran pemikiran secara secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
2) Cara Modern Atau Cara Ilmiah
Cara Cara baru baru memp memper erol oleh eh peng penget etah ahua uan n
pada ada
dew dewasa asa
ini ini
leb lebih
siste sistemat matis, is, logis logis dan dan ilmiah ilmiah yang yang diseb disebut ut metod metode e ilmia ilmiah. h. Kemud Kemudian ian metode berfikir induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan dengan mengadak mengadakan an observ observasi asi langsung langsung,, membuat membuat catatan catatan terhada terhadap p semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati.
(Notoatmodjo, 2002: 11-18).
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Penge Pengetah tahuan uan ini ini dapat dapat membe membentu ntuk k keyaki keyakina nan n sehing sehingga ga seora seorang ng berperilaku sesuai tertentu keyakinan tersebut.
Ada 3 faktor faktor yang yang mempengaruhi mempengaruhi kehidupan kehidupan ibu :
1) Faktor predisposisi
a) Umur
Umur Umur adala adalah h usia usia indiv individu idu yang yang terhit terhitung ung mulai mulai saaat saaat dilah dilahirk irkan an sampai sampai berulang berulang tahun, tahun, semakin semakin cukup cukup umur, umur, tingkat tingkat kematan kematangan gan dan dan kekua kekuata tan n sese seseora orang ng akan akan lebih lebih matang matang dala dalam m berfik berfikir ir dan dan bekerja.
b) Pendidikan
Semakin Semakin tinggi tinggi pendidi pendidikan kan seseora seseorang, ng, semakin semakin mudah mudah menerima menerima Informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaiknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang di perkenalkan.
c) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
peng penget eta ahuan huan..
Oleh Oleh
seb sebab
itu itu
peng pengal ala aman man
priba ribadi dip pun
dapat apat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
d) Pekerjaan
Menurut Menurut Markum Markum (1991) (1991) bekerja bekerja umumnya umumnya merupak merupakan an kegiata kegiatan n yang yang menyi menyita ta waktu waktu,, beker bekerja ja bagi bagi ibu-i ibu-ibu bu akan akan mempu mempuny nyai ai penga pengaruh ruh terhadap kehidupan keluarga.
2) Faktor Pendukung
a) Informasi
Infor Informas masii adal adalah ah pener penerang angan an,, pembe pemberit ritah ahuan uan,, kabar kabar atau atau berit berita a tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut mempuny mempunyai ai tingkat tingkat pendidi pendidikan kan rendah rendah tetapi tetapi jika ia mendapat mendapatkan kan Info Inforrmasi masi yang ang baik baik dari dari berb berbag agai ai medi media, a, mak maka hal hal ini ini dapa dapatt meningkatkan pengetahuan orang tersebut.
b) Lingkungan
Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Menurut Ann Manner (1998) lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat
mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompok dalam lingkungan alam.(Nursalam, 2001: 133)
3) Faktor Pendorong
a) Sikap Petugas
Tata Tatala laks ksan ana a yang ang menu menunj njan ang g kebe keberh rhas asil ilan an meny menyus usui ui haru harus s di laksanakan seperti :
(a) Bayi baru lahir segera di berikan pada ibu untuk segera disusui
(b) Merawat bayi bersama ibunya
(c) Mengajarkan teknik menyusui yang benar
(d) Mengajarkan cara pengeluaran ASI secara manual
(e) Jangan menjadualkan pemberian ASI
(f) Jangan memberikan kempeng atau dot pada bayi
b) Dari Keluarga
Keluarga (suami, nenek, bibik dan sebagainya) perlu di Informasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui misalnya dengan menggantikan menggantikan sementaratugas sementaratugas rumah tangga ibu (seperti memasak, mencuci, membersihkan membersihkan rumah) ibu dan bayi membutuhkan waktu berkenalan.
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. (Notoadmodjo, 2003 : 130)
Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan peningkatan yaitu kolo kolom m
menu menunj njuk ukka kan n leta letak k ini ini
maka maka seba sebaga gaii
kons konsek ekue uens nsin iny ya
seti setiap ap
cent centan anga gan n pada pada kolo kolom m jawa jawaba ban n menu menunj njuk ukka kan n nila nilaii tert terten entu tu.. Deng Dengan an demikian analisa data dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda nilainya lalu mengalihkan frekuensi pada mas masing ing-ma -masing ing
kolom lom
yang
bersa rsangkuta utan.
Disin isinii
pene penelliti iti
hanya nya
menggunakan 2 pilihan yaitu :
1) “Benar” (B)
2) “Salah” (S)
Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka atau skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan.
Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase
f : Jumlah jawaban yang benar
h : Jumlah skor maksimal jika semua pertanyaan di jawab benar
Berdasarkan hasil perhitungan, kemudian hasilnya di interprestasikan dalam beberapa kategori yaitu:
Baik : 76 - 100%
Cukup baik : 56 - 75%
Kurang baik : 40 - 55%
Tidak baik : <40%
(Arikunto, 2006:246)
2. Konsep Dasar Bayi
ASI merupakan makanan makanan bayi yang paling sempurna sempurna karena di dalamnya dalamnya mengan mengandun dung g semua semua nutr nutrien ien yang yang di perlu perluka kan n bayi bayi serta serta dala dalam m kompo komposis sisii (Perb (Perband anding ingan) an) yang yang ideal ideal.. Bayi Bayi adala adalah h seora seorang ng anak anak yang yang belum belum dapa dapatt berjala berjalan n sehingg sehingga a sangat sangat perlu perlu diberika diberikan n ASI eksklus eksklusif. if. Di harapka harapkan n bahwa bahwa pertumbuhan maupun perkembangan bayi akan berlangsung lebih baik. Hal itu meliputi pertumbuhan jasmani, perkembangan perkembangan kecerdasan serta perkembangan perkembangan psik psikol olog ogis is yakni akni kasih asih say sayang ang timb timbal al bali balik k anta antara ra bayi ayi dan dan ibu ibu yang ang mencerminkan akhlak yang luhur.
Manfaat Gizi bagi bayi
Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung selama kurang lebih 40 minggu, dengan berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada minggu minggu pertama pertama berat berat badan badan akan akan menurun menurun,, kemudian kemudian naik terus-me terus-mener nerus us sesuai sesuai berta bertamba mbahny hnya a umur, umur, kecep kecepat atan an kena kenaika ikan n berat berat bada badan n pada pada setiap setiap triwulan tidak sama, demikian juga pertambahan panjang badan. Faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi normal adalah masukan makanan yang kualitas maupun kuantitasnya baik, manfaat masukan makanan atau gizi yang berkualitas maupun kuantitasnya baik selain untuk tumbuh kembang bayi adala adalah h untuk untuk menjag menjaga a keseh kesehata atan n bayi bayi atau atau menceg mencegah ah timbu timbulny lnya a berb berbag agai ai penyakit.(Erna Francin Paath, 2005:102-104)
Apa yang dimakan bayi sejak usia dini merupakan pondasi penting bagi keseha kesehatan tan dan kese kesejah jahter teraan aanny nya a di masa masa depa depan. n. Keada Keadaan an gizi gizi ibu ibu pada pada keham kehamila ilan n merup merupaka akan n penen penentu tu utama utama bagi bagi kelang kelangsu sunga ngan n hidup hidup anak anakny nya a menurunnya pertumbuhan pada bayi usia 4 bulan merupakan tanda terjadinya keadaan gizi yang tidak baik. Kejadian ini bisa disebabkan oleh dua hal yaitu karena asupan makanan yang salah atau tidak memenuhi gizi seimbang karena penyakit infeksi dan yang kedua penyebab langsung kurang gizi. (Soekirman, 2006: 62)
3. Konsep Dasar ASI Eksklusif
a. ASI
ASI adalah adalah satu-sa satu-satuny tunya a makana makanan n dan minuman minuman yang yang dibutuh dibutuhkan kan bayi bayi hing hingga ga enam enam bulan bulan.. ASI ASI adala adalah h makan makanan an bernu bernutri trisi si dan dan beren berener ergi gi tinggi, yang mudah untuk di cerna. (Bunda, 2008)
b. ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah Bayi Bayi hanya hanya diberika diberikan n air susu susu tanpa tanpa makanan makanan tambahan tambahan lain dianjurk dianjurkan an sampai enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005)
ASI eksklusif eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur 0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)
Rise Risett medi media a meng mengat atak akan an bahw bahwa a ASI ASI eksk eksklu lusi siff memb membua uatt bay bayi berkembang berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam bulan.
c. Manfaat Pemberian ASI
1) Bagi Bayi
a) ASI sebagai nutrisi
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur prematur komposis komposisiny inya a akan akan berbeda berbeda dengan dengan ibu yang yang melahirk melahirkan an
bayi bayi cuku cukup p bulan bulan.. ASI ASI merup merupaka akan n sumbe sumberr gizi gizi yang yang sanga sangatt ideal ideal den dengan gan
komp kompos osis isii
yang ang
seimb eimban ang g
dan
dise disesu sua aikan ikan
deng dengan an
pertumbu pertumbuhan han kebutuh kebutuhan an bayi bayi yang yang paling paling sempurn sempurna a baik kualitas kualitas maupun kuantitasnya.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan akan cepat cepat sekali sekali menur menurun un segera segera sete setelah lah bayi bayi lahir. lahir. Badan Badan bayi bayi send sendir irii baru baru memb membua uatt zat zat keke kekeba bala lan n cuku cukup p bany banyak ak sehi sehing ngga ga mencapai kadar propektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan.
c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia enam enam bulan bulan akan akan menja menjamin min terca tercapa painy inya a perke perkemba mbang ngan an potens potensii kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutren yang lokal dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuh kebutuhan an bayi. bayi. ASI juga mengandu mengandung ng nutren-n nutren-nutre utren n khusus khusus yang yang diperlukan otak agar tumbuh optimal.
d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan akan merasak merasakan an kasih kasih sayang sayang ibunya. ibunya. Ia juga akan merasa merasa aman
tentram terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan.
2) Bagi Ibu
a) Menjarangkan kehamilan
Menyusui Menyusui merupaka merupakan n cara kontrasepsi kontrasepsi yang aman aman murah murah dan cukup cukup berhasil
b) Lebih ekonomis / murah
Dengan memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran susu formula formula perleng perlengkapa kapan n menyusui menyusui dan persiap persiapan an pembuat pembuatan an minum minum susu formula.
c) Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu
d) Halal
e) Mudah di cerna dan lain-lain.
f) Mencegah Perdarahan Post Partum
Hisap Hisapan an bayi bayi mengha menghasil silka kan n hormo hormon n proge progest stero eron n yang yang merang merangsa sang ng kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan
g) Mengecilkan rahim
Deng Dengan an mening meningkat katny nya a hormon hormon oksit oksitos osin, in, memba membant ntu u rahim rahim kemba kembalili keukuran semula.
h) Mengurangi terjadinya anemia
Resik Resiko o anemi anemia a karen karena a kekura kekuranga ngan n zat zat besi besi dapat dapat dihin dihindar darii deng dengan an penundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.
i) Lebih cepat langsing kembali
Di perlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari cadangan lemak yang tertimbun.
j) Menimbulkan Menimbulkan ikatan ikatan batin yang yang kuat antara antara ibu dan anak anak
k) Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium
l) Mengurangi kemungkinan oesteoporosis dan rematik
Resiko Resiko terkena terkena oesteop oesteoporos orosis is 4 kali lebih lebih kecil kecil dibandi dibandingka ngkan n dengan dengan wanita yang tidak menyusui.
m) Portabel dan praktis
Mudah dibawa, kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang selalu tepat.
d. Tanda ASI cukup pada bayi
1) Bayi buang air kecil 5-6 x sehari
2) Bayi buang air besar 2x atau lebh sehari
3) Mengakhiri menyusu sendiri
4) Bayi rileks dan puas setelah minum
5) Bay Bayi bert bertam amba bah h bera beratt bada badan n seki sekitr tra a 750 750 gram gram – 1 kilo kilogr gram am seti setiap ap bulannya. (March, 2007)
e. Komposisi yang terkandung dalam ASI
1) Protein
Protein Protein dalam ASI mencapai mencapai kadar kadar yang yang lebih lebih dari dari cukup cukup untuk untuk pertumbu pertumbuhan han optimal, optimal, sementar sementara a ASI juga mengand mengandung ung muatan muatan yang yang mudah larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.
2) Lemak
Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorsi lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak sepenuhnya dipahami tetapi di perkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi tubuh dalam menangani suatu substansi di kemudian hari.
3) Karbohidrat – Laktosa
Perkemba Perkembangan ngan sistem sistem saraf saraf pusat pusat merupaka merupakan n bagian bagian dari fungsi fungsi laktosa dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. bayi. Asupan Asupan laktosa laktosa yang yang berlebi berlebihan han kadang kadang-kad -kadang ang dicuriga dicurigaii terjadi terjadi pada bayi yang mendapat ASI, yang bersifat mudah marah, gelisah dan konsistensi feces encer.
4) Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun walaupun kadarnya kadarnya berv bervar aria iasi si sesu sesuai ai deng dengan an alat alat mate matern rnal al.. Pent Pentin ing g bagi bagi bay bayi untu untuk k mendap mendapatk atkan an kolus kolustru trum m dan dan kemud kemudia ian n susu susu awal awal untuk untuk memas memastik tikan an bahw bahwa a vitam vitamin in yang yang larut larut diper diperole oleh h bayi bayi peman pemancar caran an sinar sinar matah matahari ari selam selama a 30 menit menit setiap setiap mingg minggu u ke kepa kepala la dan dan tanga tangan n mengh menghasi asilka lkan n vitamin D yang cukup.
5) Mineral
Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika ter terdapat pat
kada adar
seng
dan
tembag mbaga. a.
Pentin ting
bag bagi
bida idan
untuk tuk
memperhatikan manfaat ASI dalam diet dan istilah anti infeksi.(Christine Henderson, 2006 : 443-445)
f. Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan Komposisi berbeda diantaranya :
1) Kolustrum
a) Pengertian
Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setel setelah ah melah melahirk irkan an (4-7 (4-7 hari) hari) yang yang berbe berbeda da kara karakte kteris ristik tik fisik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari
- Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
- Mengandung : imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe), vitamin (A,D,E,K) lemak dan rendah laktosa.
- Pengeluaran kolustrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih.
b) Manfaat
- Kolustrum mengadung zat kekebalan terutama IGA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
- Jumlah kolustrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi bayi pada pada hari-h hari-har arii perta pertama ma kelah kelahira iran. n. Walau Walaupu pun n sedik sedikit it namun namun cuku cukup p untu untuk k meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n gizi gizi bay bayi. Oleh Oleh kare karena na itu itu kolustrum diberikan pada bayi.
- Kolustrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengadung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
- Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
2) ASI 2) ASI Transisi Transisi (peralihan/antara (peralihan/antara))
a) Pengertian
ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan dihasilkan setelah kolustrum (8-20 hari) dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, minera minerall lebih lebih renda rendah. h. ASI ASI anta antara, ra, mulai mulai berw berwarn arna a benin bening g dengan dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus bayi.
b) Komposisi
- Kadar protein rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat tinggi
- Volume juga meningkat
3) ASI 3) ASI sempurna sempurna (ASI matang)
ASI sempurna adalah ASI yang dihasilkan dihasilkan 21 hari setelah melahirk melahirkan an dengan dengan volume volume bervaria bervariasi si yaitu yaitu 300-850 300-850 ml/hari ml/hari tergantu tergantung ng pada besarnya stimulasi saat laktasi.
Peng Pengel elua uara ran n ASI ASI penu penuh h sesu sesuai ai deng dengan an perk perkem emba bang ngan an usus usus bay bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna
g. Faktor-Faktor yang mempengaruhih produksi ASI :
1) Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bawa produksi ASI akan optimal dengan dengan pemompaan pemompaan ASI lebih dari dari 5 kali per per hari selama selama bulan bulan pertama pertama setelah setelah melahirk melahirkan. an. Pemompa Pemompaan an dilakuka dilakukan n karena karena bayi bayi prematur belum dapat menyusu.
Stud Studii lain lain yang yang dila dilaku kuka kan n pada pada ibu ibu deng dengan an bay bayi cuku cukup p bula bulan n menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi ASI yang yang cukup. cukup. Berdasa Berdasarkan rkan hal ini direkome direkomendas ndasikan ikan penyusua penyusuan n paling paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusua penyusuan n ini berkaita berkaitan n dengan dengan kemampua kemampuan n stimulasi stimulasi hormon hormon dalam dalam kelenjar payudara.
2) Berat lahir
Prent Prentice ice (198 (1984) 4) menga mengamat matii hubung hubungan an berat berat lahir lahir bayi bayi dengan dengan volu volume me ASI. ASI. Hal Hal ini ini berk berkai aita tan n deng dengan an keku kekuat atan an untu untuk k meng menghi hisa sap, p, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi bayi pada pada hari hari ke dua dua dan dan usia usia satu satu bulan bulan sanga sangatt erat erat berhu berhubun bunga gan n dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan mengakibatkan perbedaan yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui
selam selama a 14 hari hari perta pertama ma setel setelah ah melah melahirk irkan an.. Bayi Bayi bera beratt lahir lahir renda rendah h (BBLR (BBLR)) mempu mempuny nyai ai kemam kemampu puan an mengh menghisa isap p ASI ASI yang yang lebih lebih rend rendah ah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal ( > 2500 gr). Kemampuan menghisap bayi lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang ang leb lebih rend rendah ah dib dibandi anding ng bay bayi bera beratt lahi lahirr norma ormall yang ang akan akan memp mempen enga garu ruhi hi
stim stimul ulas asii
horm hormo on
prol prolak akti tiff
dan dan
oksi oksito tosi sin n
dala dalam m
memproduksi ASI.
3) Umur kehamilan saat melahirkan
Umur Umur keha kehami mila lan n dan dan bera beratt lahi lahirr memp mempen enga garu ruhi hi ASI. ASI. Hal Hal ini ini disebabk disebabkan an bayi bayi yang yang lahir lahir prematur prematur (umur kehamila kehamilan n kurang kurang dari 34 ming minggu gu)) sang sangat at lema lemah h dan dan tida tidak k mamp mampu u meng menghi hisa sap p seca secara ra efek efekti tif f sehin sehingga gga produ produks ksii ASI ASI lebih lebih renda rendah h darip daripad ada a bayi bayi yang yang lahir lahir tidak tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabk disebabkan an berat berat badan badan yang yang rendah rendah dan belum belum sempurna sempurnanya nya fungsi fungsi organ.
4) Umur dan parintas
Umur parintas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu menyusui usia usia rema remaja ja deng dengan an gizi gizi baik, aik, inti intik k ASI ASI menc mencuk ukup upii berd berdas asar arka kan n pengukuran pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 15 bayi. Pada ibu yang melahirkan
lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.
5) Stres dan penyakit akut
Ibu yang yang cemas cemas dan stres stres dapa dapatt mengg menggan angg ggu u laktas laktasii sehing sehingga ga mengganggu produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut lanjut diperl diperluk ukan an untuk untuk mengk mengkaji aji dampa dampak k dari dari berba berbaga gaii tipe tipe stres stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
6) Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu horma horman n prola prolakti ktin n dan dan oksit oksitos osin in untuk untuk produ produks ksii ASI. ASI. Merok Merokok ok akan akan mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon (1983); Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilap dilapor orkan kan bahw bahwa a prev prevale alensi nsi ibu perok perokok ok yang yang masih masih menyu menyusu suii 0-6 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden
sakit
perut
yang
lebih
tinggi.
Anderson
et
at
(1982)
mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok per
hari mempunyai prolaktin 30 – 50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.
7) Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat membuat ibu merasa merasa lebih lebih rileks rileks sehingg sehingga a membantu membantu proses pengelu pengeluara aran n ASI namun di sisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.
8) Pil kontrasepsi
Peng Penggun gunaa aan n pil kont kontras raseps epsii kombi kombina nasi si estro estrogen gen dan dan proges progesti tin n berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986), sebaiknya bila pihal hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO : 1988). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. (Suhariyono, 2008)
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
1) Perubahan sosial budaya
a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.
c) Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya
2) Faktor psikologis
a) Takut kehilangan daya tarik sebagi seorang wanita
b) Tekanan batin
3) Faktor Fisik Ibu
4) Faktor kurangnya Informasi dari petugas kesehatan di masyarakat kurang mendapat penerangan tentang manfaat pemberian ASI.
i. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
1) Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan
2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui
3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya
4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit sayang bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.
5) Memili Memilih h tenaga tenaga keseh kesehata atan n yang yang menduk mendukun ung g pembe pemberia rian n ASI ASI secara secara eksklusif
6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran
7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
j. Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI
1) Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.
2) Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)
3) Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai
4) Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut bayi dan benar
5) Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk bayi.
6) Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.
(Siregar Arifin, 2004)
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar Gambar 2.1 : Kerangk Kerangka a Konsep Konseptual tual,, pengeta pengetahuan huan ibu tentang tentang pemberia pemberian n ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan. Keterangan : : diteliti
: tidak diteliti
(Sumber Arikunto, 2006) Berdasarkan pengetahuan dari kerangka konsep di atas dapat dijelaskan bahwa bahwa pengeta pengetahuan huan ibu dapat dapat dipenga dipengaruhi ruhi oleh faktor faktor dari umur pendidi pendidikan, kan, pengalaman, pekerjaan. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak diteliti, sedangkan pada tingkat pengetahuan yang diteliti sebatas tahu saja tentang pengertian ASI eksklusif, manfaat pemberian ASI pada bayi, manfaat pemberian ASI pada ibu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
Desain yang digunakan penulis adalah deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005:138). Sedangkan jenis penelitian ini ini adal adalah ah kuan kuanti tita tati tiff yaitu aitu berb berben entu tuk k angk angkaa-an angk gka a hasi hasill perh perhit itun unga gan n atau atau pengukuran (Arikunto, 2006 : 246)
B. Variabel
1. Jenis Variabel
Varia Variabel bel dalam dalam pene penelit litian ian ini mengg menggun unaka akan n varia variabe bell tung tungga gall yaitu yaitu pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan
2. Definisi Operasional
Definis Definisii operasi operasiona onall adalah adalah pembatas pembatasan an ruang ruang lingkup lingkup atau pengerti pengertian an variabel – variabel yang diamati atau diteliti (Notoadmojo : 2002)
Tabel 3.1 Definisi operasional variabel pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan.
Definisi Variabel
Kriterian
Operasional Pengetahuan Hasil tahu, atau Jawaban ibu tentang pemahaman ibu pemberian ASI tentang pemberian Benar : 1 eksklusif pada ASI eksklusif eksklusif pada pada bayi umur 0-6 bayi umur 0-6 bulan Salah : 0 bulan meliputi: Pernyataan: - pengertian ASI eksklusif Baik :
- manfaat pemberian 76 - 100% ASI pada pada bayi Cukup baik : - manfaat pemberian ASI bagi bagi ibu 56 - 75% Kurang baik :
Skala
Ordinal
40 - 55% Tidak baik : <40% Arikunto, Arikunto, 2006:246 2006:246 C. Populasi
Popu Populas lasii adalah adalah kesul kesulur uruha uhan n obyek obyek pene penelit litia ian n atau atau obyek obyek pene penelit litian ian yang yang diteli diteliti ti (Notoad (Notoadmojo mojo,, 2005:79 2005:79). ). Populasi Populasi dalam dalam peneliti penelitian an ini adalah adalah seluruh seluruh ibu yang yang mempunyai mempunyai bayi 0-6 bulan yang berada di Puskesmas Grajagan yang berjumlah 30 responden.
D. Sampel
1. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
(Arikunto,2006: 131)
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan yang memberikan ASI eksklusif di Puskesmas Grajagan. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu cara pegambilan sampel dengan mengambil seluruh anggota popuasi menjadi sampel (Alimul Aziz, 2003)
Besar sampel yang diambil sebanyak 30 responden.
2. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteriktis yang dapat di masukkan atau layak untuk diketahui yaitu :
1) Ibu Ibu yang ang memp mempun unya yaii bay bayi umur umur 0-6 0-6 bula bulan n dan dan bers bersed edia ia dila dilaku kuka kan n penelitian.
2) Ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dapat membaca dan menulis.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ibu yang tidak layak untuk di teliti menjadi responden yaitu :
1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.
2) Ibu yang buta huruf.
(Nursalam, 2003:96-97)
E . Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah Puskesmas Grajagan. Pemilihan daerah tersebut didasarkan pada jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif masih rendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan 21 Juli sampai 5 Agustus 2009.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu setelah lembar lembar kuesione kuesionerr dibagika dibagikan n kepada kepada responde responden n lembar lembar tersebu tersebutt akan akan diambil diambil pada hari itu juga untuk kemudian diolah.
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan lembar lembar persetuj persetujuan uan ( informed sebelum membagik membagikan an kuesione kuesioner r informed consent ) sebelum terlebih dahulu peneliti memberikan/membagikan memberikan/membagikan lembar persetujuan menjadi resp respon ond den
yang ang
diisi iisi
lang langsu sung ng
oleh oleh
resp respo onden nden,,
sete setela lah h
resp respon onde den n
bersedia/setuju kemudian lembar kuesioner dibagikan.
G. Teknik Analisa Data
1. Editing
Peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali pembenaran yang telah dipero diperoleh leh dari dari respon responde den. n. Kegi Kegiata atan n yang yang dilak dilakuk ukan an pada pada tahap tahap ini ini adala adalah h menjumlah dan melakukan korelasi.
2. Coding
Merupakan tahap kedua setelah editing dimana peneliti memberikan setiap kuesioner yang disebarkan untuk memudahkan dalam pengolahan data.
3. Scoring
Peneliti memberikan skor untuk tiap-tiap pertanyaan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.
4. Tabulating
Tabulas Tabulasii adalah adalah pengorg pengorganis anisasia asian n data data sedemika sedemikain in rupa agar agar dengan dengan mudah mudah dapat dapat dijumlah dijumlahkan, kan, disusun disusun dan ditata ditata untuk untuk disajika disajikan n dan dianali dianalisis. sis. Dimana peneliti memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi.
Untu Untuk k menguk mengukur ur peng pengeta etahu huan an ibu tentan tentang g pembe pemberia rian n ASI ASI eksklusif, menggunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase
f : Jumlah jawaban yang benar
h : Skor maksimal jika semua pertanyaan dijawab benar
Berdasarkan hasil perhitungan, kemudian hasilnya di interprestasikan dalam beberapa kategori yaitu :
Baik : 76 - 100% (10-12 jawaban yang benar)
Cukup baik : 56 - 75% (7-9 jawaban yang benar)
Kurang baik : 40 - 55% (4-6 jawaban yang benar)
Tidak baik : <40% (1-13 jawaban yang benar)
(Arikunto, 2006:246)
H. Etika Penelitian
Pene Peneli liti tian an yang ang meng menggu guna naka kan n manu manusi sia a seba sebaga gaii suby subyek ek tida tidak k bole boleh h bertenta bertentangan ngan dengan etika. etika. Tujuan Tujuan peneliti penelitian an ini harus harus etis dalam dalam arti hak-hak hak-hak responden harus dilindungi. (Nursalam, 2003)
Sebe Sebelum lum mengad mengadak akan an pene penelit litian ian,, pene penelit litii menga mengadak dakan an obse observ rvasi asi dan kemudian mengajukan ijin permohonan melalui surat ijin dari Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto mengadakan penelitian dengan etika :
1. Lembar persetujuan menjadi responden/ Informed consent
Diberika Diberikan n kepada kepada respond responden en dengan dengan pemberia pemberian n penjela penjelasan san mengena mengenaii tujuan tujuan penelitian dan proses pengambilan data.
2. Anominity
Suby Subyek ek tidak tidak perlu perlu menca mencantu ntumka mkan n nama nama dala dalam m kues kuesion ioner er untuk untuk menja menjaga ga privasi, untuk mengetahui keikutsertaan responden menulis nama (inisial) pada masing-masing lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality
Kerahasiaan Informasi yang telah dikumpulkan dijamin oleh peneliti
I. Keterbatasan Penelitian
Instrume Instrumen n pengump pengumpulan ulan data menggun menggunaka akan n kuesione kuesionerr yang yang penelit penelitii buat sendiri dan belum pernah diujicobakan sehingga reabilitas dan validitasnya perlu disempurnakan.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN D AN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambara Gambaran n lokasi lokasi tempat tempat pnel pneliti itian an
Pene Peneli liti tian an
ini ini
dila dilaks ksa anaka nakan n
di
Pusk Puskes esma mas s
Graja rajaga gan n
Kecam ecamat atan an
Purwohar Purwoharjo jo Kabupat Kabupaten en Banyuwa Banyuwangi ngi pada pada tanggal tanggal 21 Juli Juli – 5 Agustu Agustus s 2009 2009 dengan jumlah sampel 30 responden.
Luas wilayah Puskesmas Grajagan adalah 1.000 Ha yang berjarak 1 km dari pasar Curahjati. Disebelah utara perbatasan dengan Desa Galagahagung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sumberasri, sebelah barat berbatasan dengan Desa Bangorejo. Di Puskesmas Grjaagan dipimpin oleh 1 orang Kepala Desa yaitu Dokter, terdapat 11 bidan, 9 perawat, 1 dokter gigi dan 3 staff.
2. Data Um Umum
a. Karakteristik Umur Responden
Umur responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabe Tabell 4.1 4.1 : Dist Distri ribu busi si frek frekue uens nsii resp respon onde den n berd berdas asar arka kan n umur umur di Puskesm Puskesmas as Grajag Grajagan an Kecama Kecamatan tan Purwoh Purwoharj arjo o Kabupa Kabupaten ten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009. Umur <> > 30 Tahun > 30 tahun Jumlah
Frekuensi 3 19 8 30
Prosentase 10% 63,3% 26,7% 100%
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian besar 19 orang (63,3%) dalam umur 20 – 30 tahun dan sebagian kecil 3 orang (10%) memiliki umur <>
b. Karakteristik Pendidikan Responden
Pendidikan responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.2 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Puskesm Puskesmas as Grajag Grajagan an Kecama Kecamatan tan Purwoh Purwoharj arjo o Kabupa Kabupaten ten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009. Pendidikan SD SMP SMA PT Jumlah
Frekuensi 12 14 4 30
Prosentase 40% 46,7% 13,3% 100%
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian besar besar 14 orang orang (46,7%) (46,7%) berpend berpendidik idikan an SMP dan sebagia sebagian n kecil kecil 4 orang orang (13,3%) berpendidikan SMA.
c. Karakteristik Pekerjaan Responden
Pekerjaan responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabe Tabell 4.3 4.3 : Dist Distri ribu busi si frek frekue uens nsii resp respon onde den n menu menuru rutt peke pekerj rjaa aan n di Puskesm Puskesmas as Grajag Grajagan an Kecama Kecamatan tan Purwoh Purwoharj arjo o Kabupa Kabupaten ten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009. Pendidikan
IRT Tani PNS Jumlah
h 16 14 30
Frekuensi Prosentase (%) 53,3% 46,7% 100%
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian besar 16 orang (53,3%) IRT dan sebagian kecil 14 orang (46,7%) tani.
d. Karakteristik Jumlah Anak Responden/Paritas
Paritas responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.4 : Distribusi Distribusi frekuensi responden menurut paritas/jumlah paritas/jumlah anak di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009. Jumlah Anak
1 orang 2 orang 3 orang > 3 orang
h 16 11 2 1
Frekuensi Prosentase (%) 53,3% 36,7% 6,7% 3,3%
Jumlah
30
100%
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian besar besar 16 oran orang g (53,3 (53,3%) %) mempu mempuny nyai ai 1 anak anak dan dan sebag sebagian ian kecil kecil 1 orang orang (3,3%) mempunyai anak lebih dari 3 anak.
3. Dat Data Khu Khusus sus
a. Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian ASI Eksklusif
Peng Pengeta etahua huan n ibu ibu tentan tentang g peng pengert ertia ian n ASI ASI eksklu eksklusif sif disaj disajika ikan n dalam dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.5 : Distribusi Distribusi frekuensi pengetahuan pengetahuan ibu tentang tentang pengertian pengertian ASI di Puskesmas Puskesmas Grajagan Grajagan Kecamatan Kecamatan Purwoharjo Purwoharjo Kabupaten Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009. Pengertian ASI Eksklusif
Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik Jumlah
h 6 12 10 2 30
Frekuensi Prosentase (%) 20% 40% 33,3% 6,7% 100%
Berdasarkan tabel di atas dari 30 responden sebagian besar memiliki pengetahuan cukup baik tentang pengertian ASI eksklusif yaitu sebanyak 12 orang orang (40%) (40%) dan dan sebag sebagia ia kecil kecil memili memiliki ki peng pengeta etahu huan an tidak tidak baik baik tentan tentang g pengertian ASI eksklusif yaitu sebanyak 2 orang (6,7%).
b. Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat ASI pada Bayi
Pengetahuan ibu tentang manfaat ASI pada bayi ibu disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang manfaat ASI ekskl eksklus usif if pada pada bayi bayi di Pusk Puskes esma mas s Gr Graj ajag agan an Kecam Kecamata atan n Purwo Purwoha harj rjo o Kabu Kabupa pate ten n Bany Banyuwa uwang ngii tang tangga gall 21 Juli Juli – 5 Agustus 2009. Manfaat ASI Pada Bayi
Frekuensi h
Prosentase (%)
Baik Cukup baik Kurang baik
12 15 3
40% 50% 10%
Tidak baik Jumlah
30
100%
Berdasarkan tabel di aas dari 30 responden sebagian besar memiliki pengetahuan cukup baik tentang manfaat ASI pada bayi yaitu sebanyak 15 orang (50%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang baik tentang manfaat ASI pada bayi yaitu sebanyak 3 orang (10%).
c. Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat ASI pada Ibu
Pengetahuan ibu tentang manfaat ASI pada bayi ibu disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.7 : Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang manfaat ASI pada pada ibu di Puskesm Puskesmas as Grajag Grajagan an Kecama Kecamatan tan Purwoha Purwoharjo rjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009. Manfaat ASI Pada Ibu
Baik Cukup baik
Frekuensi h
Prosentase (%)
6
20%
10
33,3%
Kurang baik
13
43,4%
Tidak baik
1
3,3%
30
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di aas dari 30 responden sebagian besar memiliki pengetahuan kurang baik tentang manfaat ASI pada ibu yaitu sebanyak 13 orang (43,4%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan tidak baik tentang manfaat ASI pada ibu yaitu sebanyak 1 orang (3,3%).
d. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo.
Tabel 4.8 : Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklu eksklusif sif di Puskesm Puskesmas as Grajagan Grajagan Kecama Kecamatan tan Purwoh Purwoharj arjo o Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.
Pengetahuan Ibu
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
11
36,7%
Cukup baik
15
50%
Kurang baik
4
13,3%
Tidak baik
-
-
30
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa 30 responden sebagian besar 15 orang (50%) mempunyai pengetahuan cukup baik, dan sebagian kecil 4 orang (13,3%) mempunyai pengetahuan kurang baik.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Pengetahuan Ibu Ibu Tentang Pemberi Pemberian an ASI Eksklusif Eksklusif di di Puskesmas Puskesmas Grajagan Grajagan Kecamatan Purwoharjo.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang ada di Puskesmas Grajagan sebagian besar 19 orang (63,3%) dalam umur 20 – 30 tahun dan sebagian kecil 3 orang (10%) memiliki umur <>
Berdasa Berdasarka rkan n tabulasi tabulasi silang silang antara antara umur dengan dengan pengeta pengetahua huan n dapat dapat diketahui bahwa responden yang memiliki umur 20 – 30 tahun sebanyak 19 orang, dimana 47,4% berpengetahuan berpengetahuan baik, 52,6% berpengetahuan berpengetahuan cukup baik. Sedangkan responden yang memiliki umur <>
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang ada di Puske Puskesma smas s Graj Grajaga agan n sebag sebagian ian besar besar 14 orang orang (46, (46,7%) 7%) memili memiliki ki tingk tingkat at pendidikan SMP dan sebagian kecil 4 orang (13,3%) berpendidikan SMA).
Berdasarkan tabulasi silang antara pendidkan dengan pengetahuan dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 14 orang, orang, dimana dimana 35,17% 35,17% berpeng berpengetah etahuan uan baik, baik, 57,1% 57,1% berpenge berpengetah tahuan uan cukup cukup baik, 7,2% berpengetahuan kurang baik. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 12 orang dimana 41,7% berpengetahuan baik dan 41,7% berpengetahuan cukup baik, 16,7% berpengetahuan kurang baik, seperti yang telah dijelaskan oleh Koencoroningrat (1997) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka maskin mudah menerima infor informas masii sehin sehingg gga a makin makin bany banyak ak penge pengetah tahuan uan yang yang dimili dimiliki, ki, sebal sebalikn iknya ya pendidi pendidikan kan yang yang kurang kurang akan akan menghamb menghambat at perkemba perkembanga ngan n sikap sikap seseora seseorang ng terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam dan Siti Pariani, 2001). Hal Hal ini juga juga diungk diungkapk apkan an oleh oleh YB. Mantr Mantra a yang yang dikut dikutip ip oleh oleh Notoat Notoatmod modjo jo
(1997 (1997(( bahw bahwa a pend pendidi idika kan n dapat dapat mempe mempeng ngaru aruhi hi seseor seseoran ang g termas termasuk uk juga juga perilaku seseorang dalam pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseor seseorang ang makin makin mudah mudah meneri menerima ma infor informas masii sehing sehingga ga makin makin bany banyak ak pula pula pengetahuan yang dimiliki. Agar seseorang dapat melakukan sesuatu prosedur dengan dengan baik baik maka maka seseo seseora rang ng harus harus suda sudah h ada ada pada pada tingk tingkat at penge pengetah tahua uan n aplik aplikasi asi (Bloo (Bloom m dalam dalam Notoa Notoatmo tmodjo djo.. 1996: 1996:129 129). ). Aplik Aplikas asii diart diartika ikan n sebag sebagai ai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Berdas Berdasark arkan an uraia uraian n di atas, atas, semak semakin in bany banyati ating nggi gi tingk tingkat at pendid pendidika ikan n seseorang maka semkain baik pula dalam mengaplikasikan materi, ibu yang berp berpen end didik idika an
ting tinggi gi
akan akan
lebi lebih h
baik baik
diban ibandi ding ngka kan n
deng dengan an
ibu ibu
yang ang
berpendidikan rendah dalam merawat bayinya terutama dalam pemberian ASI eksklusif. Di Puskesmas Grajagan sudah memiliki pendidikan cukup baik yaitu SMP.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 20 responden yang ada di Puskesmas Grajagan sebagian besar 16 orang (35,3%) bekerja sebagai IRT dan sebagian kecil 14 orang (46,7%) bekerja sebagai tani.
Berdasarkan Berdasarkan tabulasi silang antara pekerjaan dengan pengetahuan pengetahuan dapat diketa diketahui hui bahw bahwa a resp respond onden en yang yang bekerj bekerja a sebaga sebagaii IRT IRT sebany sebanyak ak 16 orang orang dimana 31,3% berpengetahuan baik, 56,2% berpengetahuan berpengetahuan cukup baik, 12,5% berpengetahuan kurang baik sedangkan responden yang bekerja sebagai tani
sebanyak 14 orang dimana 42,9% berpengetahuan baik, 42,9% berpengetahuan cukup baik, 14,2% berpengetahuan kurang baik. Seperti yang telah dijelaskan oleh Markum (1991) bahwa bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, waktu, bekerja bekerja bagi bagi ibu-ibu ibu-ibu akan mempuny mempunyai ai pengaruh pengaruh terhadap terhadap kehidup kehidupan an keluar keluarga ga yang yang pada pada keny kenyata ataann annya ya bahw bahwa a rutin rutinita itas s dan dan aktiv aktivita itas s peker pekerjaa jaan n seca secara ra umm umm mema memang ng lebi lebih h bany banyak ak meny menyit ita a waktu aktu,, piki pikira ran, n, dan dan tena tenaga ga (Nursalam dan Siti Pariani, 2001:133) ibu-ibu yang ada di Puskesmas Grajagan 53,3% adalah ibu yang bekerja sebagai IRT sehingga sebagian besar waktunya digunakan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang gizi terutama dalam pemberian ASI eksklusif bisa melalui media massa atau media elektronik. elektronik. Meskipun demikian demikian ada sebagia sebagian n dari respond responden en yang yang memiliki memiliki pengeta pengetahua huan n kurang kurang tentang pemberian ASI eksklusif secara tepat.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang ada di Puskesmas Grajagan sebagian memiliki jumlah anak 1 orang yaitu sebanyak 16 orang (53,3%) dan sebagian kecil responden yang memiliki jumlah anak > 3 yaitu sebanyak 1 orang (3,3%).
Berdasa Berdasarka rkan n tabulasi tabulasi silang silang antara antara jumlah jumlah anak anak dengan dengan pengetah pengetahuan uan dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jumlah anak 1 orang sebanyak 16 orang, orang, diman dimana a 50% 50% mempu mempuny nyai ai penge pengetah tahua uan n baik, baik, 43,7% 43,7% mempu mempuny nyai ai peng penget etah ahua uan n
cuku cukup p
baik baik,,
6,3% 6,3% memp mempun uny yai peng penget etah ahua uan n
kura kurang ng baik baik..
Sedangkan responden yang memiliki jumlah anak 2 orang sebanyak 11 orang, dimana 18,2% mempunyai mempunyai pengetahuan pengetahuan baik, 63,6% mempunyai pengetahua
cukup baik, 18,2% mempunyai pengetahuan kurang baik. Seperti yang telah dijelask dijelaskan an oleh Notoat Notoatmodjo modjo (2003) (2003) bahwa bahwa pengalam pengalaman an merupak merupakan an sumber sumber pengeta pengetahua huan n atau pengalam pengalaman an ini merupaka merupakan n suatu suatu cara untuk untuk memperol memperoleh eh kebenara kebenaran n pengeta pengetahuan huan.. Dimana Dimana pengetah pengetahuan uan ini akan akan mendas mendasari ari perilaku perilaku seseorang dari pengetahuan yang didapat oleh ibu tersebut tentang pemberian ASI eksklusif maka akan mempengaruhi mempengaruhi sikap dalam penerapan penerapan secara langsung.
2. Pengetahuan ibu tentang pengertian ASI ekslusif
Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang didapat bahwa kurang dari 50% berpeng berpengetah etahuan uan cukup cukup yaitu yaitu 30 respon responden den (40%) (40%) berpeng berpengetah etahuan uan kurang kurang yaitu yaitu 10 respond responden en (33,3%) (33,3%) berpenge berpengetah tahuan uan baik yaitu 6 respon responden den (20%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang ebnar pada kuisioner tentang pengertian ASI ekslusif. Hal ini dapat dilihat lagi dari latar belakang pendidikan mereka yaitu SMP.
Meskipun latar belakang pendidikan mereka hanya SMP namun mereka perna pernah h menda mendapat pat infor informas masii dari dari media media atau atau peny penyulu uluhan han dan dan mempu mempuny nyai ai pengalaman tentang pemberian ASI ekslusif. Hal ini disebabkan oleh informasi yang didapat menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan pengalaman merupakan guru yang baik, baik, yang yang bermakn bermakna a bahwa bahwa pengalam pengalaman an itu merupak merupakan an sumber sumber pengeta pengetahuan huan untuk untuk mempero memperoleh leh kebenar kebenaran an pengetah pengetahuan, uan, dan pengala pengalaman man prib pribad adip ipun un
dapa dapatt
digu diguna naka kan n
seba sebaga gaii
upay upaya a
memp memper erol oleh eh
peng penget etah ahua uan. n.
Disamping itu juga mereka pernah mendapatkan infromasi dan pengalaman. Hal
ini dapat dapat diperku diperkuat at oleh oleh Notoatmo Notoatmodjo djo (2005) (2005) bahwa bahwa penalama penalaman n merupak merupakan an sumber pengetahuan.
Kurang dari 50% responden memiliki pengetahuan kurang 3 responden (5,5%). Hal ini dapat dilatarbelakangi pendidikan SD dan SMP disamping itu juga tidak pernah mendapatkan informasi dan tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam pemberian ASI ekslusif. Hal ini dapat diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan.
Pend Pendid idik ikan an
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
tran transm smis isii
peng penget etah ahua uan, n,
sika sikap, p,
keper kepercay cayaan aan,, ketr ketramp ampila ilan n dan dan aspe aspek k kelak kelakuk ukan an yang yang lain, lain, dan dan merup merupak akan an prose proses s belaja belajarr dan dan menga mengajar jar.. Pola Pola kelak kelakuan uan manus manusia ia menur menurut ut apa apa yang yang diharapkan (Notoatmodjo, 2003).
3. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI ekslusif pada bayi
Berdasarkan Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat diketahui bahwa dari 30 responden kurang dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 15 responden (50%), (50%), kuran kurang g dari dari 50% 50% berpe berpenge ngetah tahua uan n baik baik yaitu yaitu 12 respo responde nden n (40%), (40%), berpengetahuan kurang yaitu 3 responden (10%),
Sebagian besar responden menjawab pada item soal yang benar tentang manfaat pemberian ASI ekslusif pada bayi yaitu bayi yang sering disusui oleh ibunya akan lebih meningkatkan meningkatkan jalinan kasih sayang antar ibu dan bayi. Hal ini dapat dilihat dari latar belajar pendidikan yang cukup yaitu SMP.
Pengetahuann cukup di atas mungkin disebabkan pendidikan responden yang cukup dan pernah mendapat informasi tentang manfaat pemberian ASI pada bayi dan adanya pengalaman dalam pemberian ASI ekslusif. Pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman, fasilitas, dan sosial budaya. Disamping itu juga responden yang tidak bekerja yaitu 16 responden (53,3%) sehingga mempunyai banyak waktu luang untuk memperoleh informasi tentang pemberian ASI ekslusif. Hal ini dimungkinkan karena bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Kurang dari 50% berpengetahun baik yaitu 12 responden (40%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang benar tentang manfaat pemberian ASI pada bayi. Pada item yaitu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Hal ini dapat dilatar belak belakan angi gi pendi pendidik dikan an yang yang cukup cukup perna pernah h menda mendapat patkan kan infor informas masii tenta tentang ng pemberian ASI. Hal ini diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan.
4. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI ekslusif pada ibu
Berdas Berdasark arkan an anali analisa sa dan dan interp interpret retasi asi data data dapat dapat diketa diketahu huii bahwa bahwa sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu 13 responden (43,4%), kurang dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 10 responden (33,3%), berpengetahuan baik yaitu 6 respoden (20%) dan berpengetahuan tidak baik yaitu 1 responden (3,3%).
Sebagian besar responden berpengetahuan kurang yaitu 13 responden (43,4%). Hal ini dilihat dari jawaban yang salah pada item soal, ibu yang lebih sering menyusui bayinya akan terkena kanker payudara. Hal dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang cukup disamping mereka pernah mendapatkan info inform rmas asii
tent tentan ang g
manf manfaa aatt
pemb pember eria ian n
ASI ASI
pada pada ibu ibu
dan dan
memp mempun uny yai
pengalaman.
Kuran Kurang g dari dari 50% 50% resp respond onden en memili memiliki ki peng pengeta etahua huan n cukup cukup yaitu yaitu 10 responden (33,3%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban item soal yang benar dan dapat diperkuat dengan jawaban responden tentang pemberian ASI pada bayi dapat menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak. Responden pernah mendapatkan informasi dari media dan penyuluhan, dan sebagian besar responden berpendidikan cukup yaitu SMP.
Kurang dari 50% berpengetahuan baik yaitu 6 responden (20%). Hal ini dilihat dari item soal tentang menfaat pemberian ASI pada ibu. Pencapaian penget pengetahu ahuan an baik baik hal hal ini diseb disebab abkan kan pend pendidi idika kan n yang yang cukup cukup,, mempu mempuny nyai ai peng pengal alam aman an dan dan pern pernah ah mend mendap apat atka kan n info inform rmas asi. i. Hal Hal ini ini dipe diperk rkua uatt oleh oleh Notoa Notoatmo tmodjo djo (2003 (2003)) bahw bahwa a penga pengalam laman an merupa merupaka kan n guru guru yang yang baik baik untuk untuk memperoleh pengetahuan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN S ARAN
A. Simpulan
Berdas Berdasark arkan an hasil hasil pene penelit litian ian yang yang dilak dilaksan sanak akan an di Pusk Puskes esmas mas Graja Grajaga gan n Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009 yang telah ditabulasi dan dibahas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengeta Pengetahua huan n ibu tentang tentang pemberi pemberian an ASI eksklusi eksklusiff di Puskesma Puskesmas s Grajaga Grajagan n Kecamat Kecamatan an Purwohar Purwoharjo jo Kabupat Kabupaten en Banyuw Banyuwangi angi dalam dalam kategor kategorii cukup cukup yaitu yaitu sebanyak 15 orang (50%).
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibu yang yang mempuny mempunyai ai bayi bayi dapat dapat memberik memberikan an ASI ekslusif ekslusif dan mengerti mengerti tentang tentang pentingnya ASI eksklusif.
2. Bagi peneliti
Bagi Bagi
penel enelit itii
sela selanj njut utny nya a
diha dihara rapk pkan an
hasil asil
pene peneli liti tian an
ini ini
dapa dapatt
dikembangkan lagi.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Dari data yang diperoleh diperoleh di Puskesmas Puskesmas Grajagan, hendaknya tenaga kesehatan pada khususnya bidan lebih sering memberikan penyuluhan tentang pemberian
ASI eksklusif dengan media dan bahasa yang mudah diterima masyarakat masyarakat melalui leaflet, poster, dan stiker.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Penelitian, Rineka Cipta: Jakarta. Bund Bunda. a.
(200 (2008). 8). ”Pen ”Penti ting ngny nya a ASI ASI Eksk Ekskls lsif if” ” . (http://www.kelymom.com/new man/risk of formula) formula ), di akses 25 Mei 2008.
Depkes-Bonbol. (2008). ” ASI Eksklsif Modal Pembangunan”. Pembangunan ”. (http://www.kelyman.com http://www.kelyman.com), ), diakses 3 Juni 2008. Depkes RI. (2003). ”Buku ” Buku Panduan Manajemen Laktasi ”. ”. Suara Merdeka (www.Mc spotlinght.org), diakses 23 Agustus 2003. Henderson, Christine, (2001). Konsep Kebidanan, Kebidanan, EGC: Jakarta. March. (2007). ”Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia”. ( www.aimi-asi.org ), ), diakses 27 Oktober 2007. Moedjianto, Moedjianto, Sarmini, Sarmini, (2009). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Ilmiah . Poltekes Majapahit: Mojokerto. Notoadmojo, Soekidjo, (2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat , Rineka Cipta: Jakarta. Notoadmojo, Notoadmojo, Soekidjo, Soekidjo, (2003). Metodologi Metodologi Penelitan Penelitan Kesehatan Kesehatan.. Rineka Rineka Cipta: Cipta: Jakarta. Notoadmojo, Notoadmojo, Soekidjo, Soekidjo, (2002). Metodologi Metodologi Penelitian Penelitian Kesehatan Kesehatan.. Rineke Cipta: Jakarta. Nurs Nursal alam am,, (2003 (2003). ). Kon Konsep sep dan dan Pene Penera rapa pan n Keperawatan. Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Metod etodol olog ogii
Pene Penelliti itian
Paath, Erna Francin, (2004). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi , EGC: Jakarta. Siswono. (2005). ”hidup ASI Eksklusif” (On Eksklusif” (On line). (http:\\www.republika.co.id ), ), diakses 28 Maret 2005.
Ilmu lmu
Suhariyono. (2008). ”Manajemen Laktasi”. (http://www.dinkesjatim.go.id ), ), diakses 8 Mei 2008.
Majalah
Soekirman, (2006). Hidup Sehat . Primamedia Pustaka: Jakarta.
Nirmala