KONSEP TENTANG PEMBENTUKAN SIKAP Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan psikologi Dosen Yudha Laga Hadi Kusuma, S. Psi., M. Kes
Disusun oleh : Venny Riska Wulan Cahyani
PRODI D3 KEPERAWATAN POLTEKKES MAJAPAHIT MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada allah swt atas anugrah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang ”Konsep tentang pembentukan sikap”. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Mojokerto,
Maret 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i DAFTAR ISI
.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1
Latar belakang ......................................................................................................... 1
1.2
Rumusan masalah ................................................................................................... 1
1.3
Tujuan makalah ...................................................................................................... 1
1.4
Manfaat makalah ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2 2.1
Definisi tentang sikap............................................................................................ 2
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap.........................................3
2.3
Proses pembentukan sikap .....................................................................................4
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 6 3.1
Kesimpulan ........................................................................................................... 6
3.2
Saran
.......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian t elah dilakukan terhadap sikap kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antarkelompok.Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974;Gerungan, 2000).
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi tentang sikap? 2. Bagaimana proses dari pembentukan sikap? 3. Apa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap?
1.3 Tujuan Makalah
Memahami definisi,proses dan faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap.
1.4 Manfaat Makalah
Dengan adanya makalah ini membuat penulis tahu dan para pembaca faham mengenai konsep pembentukan sikap yang dapat membuat kita mengetahui isi dan apa-apa saja dalam Ilmu psikologi.
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi tentang Sikap
Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood . Mereka mendefiniskan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Azwar, 1995:4). Secara lebih spesifik, Thurstone (dalam Azwar, 1995:5) memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis. Pendapat serupa diungkapkan oleh ahli psikologi lain seperti Berkowitz.Berkowitz (dalam Azwar, 1995:5) mengatakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Lapiere (dalam Azwar, 1995:5) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial. Sedengakan Allport (dalam Sears, D, O., Freedman, J, L., & Peplau, L, A., 1985:137) mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau berarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Hal serupa diungkapkan oleh Gagne (dalam Abror, 1993:108) bahwa sikap merupakan keadaan kesiapan mental dan susunan syaraf, yang mempengaruhi atau yang dinamis terhadap respon individu atas semua obyek atau situasi yang berhubungan. Menurut Calhoun (1990:315) sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu. Thurston (1993) sikap itu dipengaruhi oleh piskologis secara objektif. Sedangkan Thomas dan Znaniecki (dalam Ramdhani, 2009) merumuskan sikap sebagai predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987) sikap (attitude)adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu (Syah. 2005:120). Sikap biasanya identik dengan sifat. Banyak persepsi yang menyamakan antara sikap dengan sifat.
2
Menurut Allport yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (2006:209) persamaan antara sikap dengan sifat adalah predisponsisi untuk berespon, kedua-duanya adalah khas, kedua-duanya dapat memulai atau membimbing tingkah laku; kedua-duanya adalah faktor genetis dan belajar. 2.2 Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah: 1. Pengalaman Pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. 2. Kebudayaan. B.F. Skinner (Dalam Azwar 2005: 13) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain. 3. Orang Lain Yang Dianggap Penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang-orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 4. Media Massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 5. Institusi Pendidikan dan Agama. 3
Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6. Faktor Emosi Dalam Diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.
2.3 Proses pembentukan sikap
Proses pembentukan sikap menurut Baron terjadi dengan sistem adopsi dari orang lain yakni melalui satu proses yang disebut proses pembelajaran sosial. Dalam proses inipun dilalui dalam beberapa proses lainnya antara lain : Classical conditioning adalah Bentuk dasar dari pembelajaran di mana satu stimulus, yang awalnya netral menjadi memiliki kapasitas untuk membangkitkan reaksi melalui rangsangan yang berulang kali dengan stimulus lain. Dengan kata lain satu stimulus menjadi sebuah tanda bagi kehadiran stimulus lainnya (Robert A Baron, 2003). Dalam proses ini seorang anak yang awalnya biasa saja menyaksikan Ibunya bersikap marah terhadap suku bangsa tertentu namun karena sikap sang Ibu tersebut dilakukan berulang kali maka terjadilah proses classical conditioning pada diri sang anak. Sang anak yang awalnya netral menjadi ter-stimulasi untuk bersikap negatif seperti yang dilakukan Ibunya. Dalam hal ini anak memperlajari bagaimana bersikap dari orang terdekatnya. Instrumental conditioning adalah Bentuk dasar dari pembelajaran di mana respon yang menimbulkan hasil positif atau mengurangi hasil negarif yang diperkuat (Robert A Baron, 2003). Dalam proses ini kita bisa mengambil contoh anak yang tidak memahami apa-apa tentang partai politik misalnnya maka akan bersikap sama dengan orang tuanya. Dalam perspektif behavior, tingkah laku sang anak adalah buah dari reinforcement. Dengan memberikan senyuman, pujian atau hadiah kepada anak yang telah melakukan dukungan kepada salah satu partai politik (padahal ia baru berusia 3 tahun) 4
seperti yang menjadi dambaan orang tuanya maka akan membentuk sikap anak sama dengan sikap orang tuanya tersebut. Proses adopsi sikap seperti ini dinamakan instrumental condioning. Pembelajaran melalui observasi adalah Salah satu bentuk belajar di mana individu mempelajari tingkah laku atau pemikiran baru melalui observasi terhadap orang lain (Robert A Baron, 2003). Proses ini terjadi hanya dengan memperhatikan tingkah laku orang lain. Contohnya seorang anak yang melihat ayahnya memukul Ibunya maka sikap dan perbuatan tersebut akan menurun pada anaknya meski sang ayah melarang anaknya melakukan kekerasan kepada siapapun. Dalam hal ini sang anak seringkali belajar apa yang dilakukan orang tuanya, bukan apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Perbandingan Sosial adalah Proses di mana kita membandingkan diri kita dengan orang lain untuk menentukan apakah pandangan kita terhadap kenyataan sosial benar atau salah (Robert A Baron, 2003). Dalam proses ini kita bisa melihat bagaimana anggota masyarakat menentukan siapa pemimpinnya dalam satu komunitas di pedesaan cenderung sama karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperbandingkan diri mereka masing-masing dengan orang lain untuk menentikan apakah pandangan dan sikapnya terhadap siapa yang akan dipilihnya benar atau salah (Festinger, 1954). Dalam masyarakat desa berbeda pandangan dan sikap dengan lingkungannya akan anggap aneh dan tidak lazim dan bahkan mendapat resiko dikucilkan. Dalam banyak kasus, sikap terbentuk dari informasi sosial yang berasal dari orang lain, dan keinginan kita sendiri untuk menjadi serupa dengan orang yang kita sukai atau hormati.
5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon
yang
sifatnya
positif
atau
negatif
terhadap
obyek
atau
situasi.
Proses sikap terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan kecenderungan untuk bertindak, komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap.Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku. 3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini yang membahas tentang sikap bisa lebih mengontrol sikap yang ada dalam diri kita sendiri dan lebih memahami karakter diri sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
6
DAFTAR PUSTAKA Susianah. Proses pembentukan sikap. http://www.kompasiana.com/susianah/proses-pembentukansikap_55004eb5a33311a872510a9a (diakses tanggal 30 maret 2017)
Eko. Faktor yang mempengarui pembentukan sikap. http://www.ras-eko.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html (Diakses tanggal 30 Maret 2017)
https://www.lyceum.id/teori-tentang-sikap/ (diakses tanggal 30 maret 2017)