STRATEGI KOMPLESI SUMUR HORISONTAL STUDI KASUS : SUMUR BRG - 21 HZ (Struktur Beringin) Oleh Ali Sundja / Agus Sri Kuntjoro / Gunawan S.N. (Eksploitasi (Eksploitas i Pertamina DOH Sumbagsel)
PENDAHULUAN
Pemilihan komplesi sumur yang tepat sangat penting untuk menjamin kesuksesan proyek sumur horizontal, metode komplesi yang digunakan berpengaruh terhadap performa produksi sumur horizontal terutama untuk reservoir yang sudah depleted. Faktor yang mempengaruhi desain komplesi sumur horizontal adalah : - Tipe batuan dan formasi (Karakteristik reservoir) - Teknik pemboran - Komplesi sumur dan metode lifting - Stimulasi dan Workover - Biaya Struktur Beringin merupakan salah satu struktur yang memberikan kontribusi besar terhadap produksi migas di PERTAMINA DOH Sumbagsel dengan produksi perharinya rata-rata 1800 BOPD BRG-21 hz. sebagai studi kasus dibor secara horizontal pada formasi Talang Akar-Lapisan C dengan lubang 6-1/8” sepanjang 221 m (725 ft) menggunakan underbalance drilling dikarenakan tekanan reservoir yang sudah depleted dan untuk menghindari terjadinya permasalahan pemboran seperti loss circulation dan differential sticking, disamping itu pemboran underbalanced akan memberikan keuntungan diperolehnya produksi migas saat pemboran dan peningkatan kecepatan laju pemboran (ROP) (ROP) Komplesi open hole yang digunakan saat ini menghasilkan produksi gross 523 STB/harikadar air 6% dengan gas lift, dan kemungkinan bisa ditingkatkan produksinya dengan optimasi artificial lift-nya. Komplesi open hole di BRG-21 hz mungkin merupakan pilihan yang tepat tetapi perlu dievaluasi karena sumur horizontal dengan panjang 221 m (725 ft) bisa diproduksikan lebih dari 1000 bopd bopd (berdasarkan perhitungan PI PI hor BRG21Hz= 11,4 STB/Psi). Masalah yang dihadapi adalah jika sumur diproduksikan dengan tekanan drawdown lebih dari 150 psi akan mengakibatkan pasir lepas dan menutup lubang bor. Pada makalah ini akan dibahas mengenai metode komplesi yang akan diaplikasikan pada struktur beringin agar diperoleh produksi migas yang optimum LATAR BELAKANG MASALAH
Pemboran horizontal sangat memberikan kontribusi produksi migas yang besar pada suatu lapangan migas, karena akan memberikan hasil minimal 4 kali lebih besar dibanding pemboran vertical. Hasil pemboran horizontal yang memiliki produktivitas yang tinggi dipengaruhi oleh : Kemampuan reservoir • Teknik pemboran • Teknik komplesi. •
Metode komplesi yang digunakan berpengaruh terhadap performa produksi sumur horizontal terutama untuk reservoir yang sudah depleted, agar tidak terjadi formation damage. Pemilihan metode komplesi sumur horizontal sangat bermacam macam diantaranya: Open Hole Completion • Slotted Liner Completion • Liner with partial isolation (ECP) • Cemented and Perforated Liner • Pemboran horizontal sumur BRG-21Hz di struktur beringin dilakukan untuk memperluas reservoir contact area agar dapat meningkatkan produktivitas sumur. Data formasi sebagai berikut: Formasi : Talang Akar - Lapisan C (sandstone formation) Interval : 2289 - 2306 mTVD Fluida reservoir : Minyak dan Gas Drive Mechanism : Water Drive Porositas : 15 - 25% Tekanan Reservoir : 950 psi Temperatur Resevoir : 295 degF Permasalahan yang dihadapi adalah tekanan reservoirnya sudah rendah dan semi unconsidated sand sehingga mudah sekali terjadi formation damage, baik pada saat pemboran maupun saat komplesi sumur dan workover.
TEKNIK PEMBORAN STRUKTUR BERINGIN
BRG-21Hz dibor sidetrack dari sumur BRG-21B (problem mekanis) dimana dilakukan dengan beberapa tahapan : - Membuat jendela dengan memotong liner 7" sumur BRG-21B - Cement Plug Back sampai KOP di 955 m - Bor lubang 8 1/2" dengan metode konvensional sampai landing point liner 7" (top TAFLapisan C) di 2524 mD (2290.85 mTVD) - Selanjutnya trayek lubang 6 1/8" dibor dari 2524 - 2745 mD (2300.27 mTVD) secara Underbalanced Drilling dengan target Bottom Hole Circulating Pressure (BHCP) sebesar 750 psi untuk menghindari terjadinya formation damage akibat filtrate lumpur yang masuk ke daerah prospek bertekanan rendah (P res = 950 psi) jika dilakukan dengan pemboran konvensional. Fluida pemboran yang digunakan (metode Drill Pipe injection) : Liquid Phase Type : Fresh water Gas Phase Type : Membrane Nitogen Underbalanced drilling telah dilakukan di struktur beringin sebanyak dua sumur yaitu BRG-21Hz dan BRG-29Hz, tetapi pemboran BRG-29Hz tidak berhasil karena stuck yang disebabkan oleh adanya plugging sepanjang open hole (69 ft) Sedangkan pemboran underbalanced sumur BRG-21Hz berhasil walaupun pada awalnya memiliki masalah sand problem yang yang menutup open hole sehingga harus dilakukan workover untuk sand clean out dengan underbalanced.
Data sumur sebagai berikut : Production Casing size Open hole size KOP Landing point End of hole
: 7" K55, 23 ppf, 0 - 2524 mD : 6 1/8", 2524 - 2745 mD (221 m) : 955 m : 2524 mD (2290.85 mTVD/incl. 83.50deg/ az.300deg) : 2745 mD (2300.27 mTVD/incl. 90.6/ az300deg)
DESAIN KOMPLESI SUMUR HORISONTAL STRUKTUR BERINGIN
Underbalanced Drilling memberikan keuntungan diperolehnya produksi migas sa at pemboran berlangsung, seperti halnya dengan pemboran BRG21Hz ini, diperoleh produksi migas saat pemboran berlangsung. Hal tersebut akan memberikan pengertian komplesi yang berbeda antara underbalanced drilling dengan pemboran konvensional. Proses komplesi pemboran konvensional dilakukan setelah logging, sedangkan pada pemboran underbalanced proses komplesi dimulai ketika pemboran underbalanced berlangsung. Desain komplesi sumur yang diaplikasikan pada sumur BRG-21Hz adalah Open Hole sepanjang 725 ft. Komplesi open hole tersebut mempunyai keuntungan dari segi operasional dan drilling cost, tetapi komplesi open hole dengan horizontal displacement yang panjang sangat rawan terjadinya sand problem yang dapat menyebakan plugging di dasar sumur, jika diproduksikan dengan tekanan drawdown lebih dari 150 psi, sehingga pada awal diproduksikannya BRG21Hz dengan ESP pump terjadi sand plugging di dasar sumur, untuk mengatasi plugging tersebut dilakukan workover untuk sand cleanout dengan menggunakan underbalanced system. Gas lift system yang digunakan sebagai artificial lift lifting dapat bertahan lama dengan rata-rata produksi 500 bopd, Kadar air 6 %, dengan Pwf 644 psi (drawdown 300 psi) dan dapat bertahan lama, dari perhitungan untuk sumur horizontal dengan produksi 600 bpd diperlukan horizontal displacement 100 f t. Adanya permasalahan dengan keterbatasan tekanan drawdown saat memproduksikan sumur membuat desain komplesi sumur horizontal harus memperhitungkan horizontal displacemennya , dimana untuk komplesi open hole distruktur beringin dengan horizontal displacement yang pendek (<100 ft), pasir lepas tidak sempat menyebabkan plugging di dasar sumur karena ikut terproduksi. Sedangkan pemilihan metode komplesi struktur beringin untuk sumur horizontal medium/long displacement sebaiknya digunakan slotted liner dengan ECP, dimana kita dapat mengontrol sand problem dan dapat memperbesar tekanan drawdown. KESIMPULAN
Pemilihan metode komplesi sumur horizontal di struktur Beringin menggunakan komplesi slotted liner dengan ECP untuk medium/long horizontal displacement (>100ft), sedangkan komplesi open hole digunakan untuk short horizontal displacement (<100 ft). Desain komplesi tersebut untuk menhindari sand problem. Komplesi sumur untuk Underbalaced drilling dimulai saat pemboran underbalanced, dimana kita sudah bisa memproduksikan sumur. Desain komplesi sumur horizontal dengan underbalanced system hanya bisa dilakukan dengan komplesi open hole dan slotted liner.
DAFTAR PUSTAKA 1. Joshi, S. D :“Horisontal Well Tecnology”, PennWell, 1991 2. Laporan Akhir Pemboran BRG-21Hz, PERTAMINA, 2001 3. Jurnal Horizontal Well Challenge, 2002. 4. Jurnal Weatherford Underbalanced Drilling Services