45 BAB BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori 4.1.1
Teori Teo ri Membuat Me mbuat Komik Komik
Menurut pendapat Scott McCloud yang tertera dihalaman 9 dalam buku 'Understanding Comics’ (cetakan ke-3, april 2008), definisi dari komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelah bersebelahan) an) dalam turut an tertentu, tert entu, bertujuan untuk memberika memberikan n informasi atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Dengan hanya membaca komik, pembaca ‘dipaksa’ untuk mengaktifkan semua indera mereka. Namun tidak semua komik bisa seperti itu, hanya komik yang ideal saja yang dapat melakukakan hal tersebut. Untuk membuat suatu komik yang ideal dibutuhkan beberapa langkah, yaitu: 1. Gagasan Gagasan merup akan ide ide awal aw al yang ingin disa disampaikan mpaikan kepada p embaca. embaca. 2. Bentuk adalah visual komik yang akan digunakan, apakah seperti bentuk komik Jepang atau bentuk komik Amerika. 3. Gay a merup merupakan akan ciri ciri khas y ang dimiliki oleh komik itu sendiri. sendiri. 4. Struktur adalah prinsip komposisi yang digunakan di dalam komik dan gaya cerita yang disampaikan oleh sang pengarang. 5. Keterampilan
merupakan
kemampuan
sang
pengarang
dalam
menuangkan imajinasinya ke dalam komik dan berhasil menarik perhatian p erhatian pembacany pembacanya. a. 6. Permukaan atau tampilan adalah hasil jadi dari gabungan gagasan, bentuk, gay gay a, strukt ur, dan keteramp keteramp ilan. ilan.
46 4.1.2
Teori Teo ri Anatomi komik
Menurut Toni Masdiono dalam buku ‘14 Jurus Membuat Komik ’, ’, Komik juga memiliki bentuk anatomi berupa unsur/elemen unsur/elemen komik y ang disebutkan dengan den gan istilah tertentu. Namun unsur/elemen anatomi tersebut dapat dikembangkan atau malah berkurang sesuai dengan improvisasi dari masing-masing komikus. Di dalam buku ini tertera beberapa beberapa istila ist ilah h anat omi sebuah komik, y aitu:
•
Halaman Pembuka
Halaman Halaman p embuka biasany a berisi: o
Judul Serial
Judul utama dalam Komik, contohnya: Avatar the ledg ledg end of Aang. Aang. o
Judul Cerita
Sub-judul dalam komik, contohnya: Book I: Water o
Credits
Keterangan mengenai nama pengarang, nama penggambar, nama penciler penciler , nama Inker Ink er , nama pengisi warna, dsb. o
Indicia In dicia
Keterangan mengenai nama penerbit, waktu penerbitan, pemegang hak cip cip ta, dsb. Nam N amun un tidak semu semu a komik y ang menamp menamp ilkan ilkan Indicia (dibaca: in di sah) pada halaman pembuka.
•
Halaman Isi
Halaman isi biasanya berisi:
47
Gambar 4.1 Contoh Halaman Isi
o
Panel Tertutup
Biasanya ditutup dengan garis pembatas p anel. o
Panel Terbuka
Sebuah panel tanpa garis batas yang mengelilinginya. o
Balon kata atau Balon Ucapan
Berisi dialog dari karakter/tokoh.
48 o
Narasi
Biasanya digunakan untuk memberi keterangan mengenai waktu, tempat, atau kadang-kadang situasi kejadian. o
Sound Effect
Efek suara untuk mendukung suatu kejadian yang sedan g terjadi. o
Gang
Jarak antara panel dengan panel lainnya.
4.1.3
Teori Gerakan dalam Komik
Di dalam teori komik dikenal istilah Closure. Closure merupakan fenomena seseorang dalam mengamati bagian-bagian tertentu namun memandang sebagai keseluruhan. Panel pada komik mematahkan waktu dan ruang sehingga dapat membentuk suatu peristiwa yang kasar dengan irama yang patah-patah. Namun dengan adanya closure memungkinkan penggabungan peristiwa-peristiwa tersebut menjadi
susunan
realita
yang
utuh
didalam
pikiran
pembaca.
Terdapat
pengelompokan skala mengenai peralihan panel per panel dalam komik, yaitu:
•
Waktu ke waktu
Peralihan y ang memerlukan closure yang sangat sedikit. •
Aksi ke Aksi
Peralihan satu subyek dalam proses aksi ke aksi.
49 •
Subyek ke Su byek
Peralihan pada situasi subyek ke subyek namun masih dalam satu adegan atau gagasan. •
Adegan ke adegan
Peralihan yang membawa pembaca melintasi ruang dan waktu. Membaca komik jenis peralihan ini memerlukan pemikiran yang deduktif. •
Aspek ke Aspek
Peralihan yang kebayakan tidak mengenal waktu dan mengatur pandangan yang mengembara terhadapa aspek, tempat, gagasan, dan suasana hati yang berbeda. •
Non Sequitor
Peralihan yang tidak menunjukan hubungan yang logis antara panelnya.
4.1.4
Teori Waktu dalam Komik
Sama hal nya dengan teori gerakan, teori waktu di dalam sebuah komik juga mendapat dukungan dari closure. Dengan adanya closure sebuah momen dalam komik dapat ditunjukan melalui beberapa panel atau melalui satu panel saja. Dari panel yang satu ke panel berikutny a dapat memperlihatkan lompatan waktu yang berbeda-beda dan tidak selalu konsisten. D alam satu panel, cerita dalam komik bisa mengalami lompatan waktu yang luar biasa. Misalnya di dalam panel satu memperlihatkan zaman peradaban kuno di mesir, kemudian di panel ke dua tiba-tiba memperlihatkan zaman dikota modern menunjukan kepada pembaca bahwa dalam
50 waktu sekejap mereka dapat merasakan lintasan waktu yang berjarak ribuan tahun lamanya.
4.1.5
Teori Garis dalam penggambaran Komik
Menurut Scott McCloud, sebuah gambar yang dapat membangkitkan rangsangan emosional atau sensual pada pembaca sangatlah penting di dalam dunia seni komik. Ekspresi yang ditampilkan oleh berbagai macam bentuk garis dalam panel juga dapat membangkitkan dunia panca indera dan emosi para pembaca. Misalnya bentuk tarikan garis dari tebal ke tipis yang digambarkan dengan tegas mengungkapkan gaya y ang dinamis atau gerak yang cepat. Dan bentuk tarikan garis yang
bergelombang
keluar
dari
gambar
rokok
yang
sedang
terbakar,
mengungkapkan bentuk asap pada gambar. Selain itu, di dalam buku ‘14 jurus membuat komik’, Toni Masdiono juga berpendap at bahwa eksp resi tidak hanya ditampilkan melalui wajah saja. Hampir seluruh tubuh manusia seperti tangan juga dapat membentuk atau mengungkapkan suatu ekspresi. Misalnya, gambaran ibu jari yang ditegakan dan ke empat jari yang lainnya tetap digengam, maka tangan kita mengungkapkan ekspresi ‘setuju’ kepada lawan bicara.
4.1.6
Teori Panel dalam komik
Menurut Toni Masdiono dalam buku ‘14 jurus membuat komik’, garis batas panel-panel adegan komik bisa bermacam-macam, bisa tip is, tebal, ekspresif, dsb. Misalnya panel yang menggunakan garis tipis merupakan panel standar dan panel bergaris tebal bisa dipakai untuk menonjolkan sesuatu yang penting. Untuk
51 menggambarkan suatu adegan seru, bisa digambarkan dengan garis panel yang ekspresif. Mengenai Panel, ada satu hal yang harus diperhatikan, yaitu alur baca. Alur komik Indonesia dibaca dari arah kiri ke kanan sama dengan alur komik dari Amerika. Sedangkan untuk komik Jepang alur cerita di baca dari arah sebaliknya, yaitu kanan ke kiri. Menurut Scott McCloud, dalam bukunya “ Making Comics”, cara termudah
menghindari kebingungan dalam pembacaan panel ke panel adalah
membuatnya menjadi sederhana. Namun jika pengarang ingin menggunakan bentuk panel yang beragam, hindari susunan yang membingungkan. Ada cara untuk menuntun mata pembaca mengikuti arah yang tepat, yaitu dengan menghasilkan susunan tata ruang, komposisi, dan gerak dalam bingkai yang menjelaskan cerita sehingga dapat membantu menuntun mata pembaca ke dalam alur cerita.
4.1.7
Teori Warna dalam komik
Menurut buku ‘Understanding Comics’, Scott McCloud menjelaskan bahwa sepanjang sejarah seni, warna menjadi daya tarik utama bahkan hampir menyita seluruh perhatian seniman di mana pun. Perbedaan antara komik hitam-putih dan berwarna sangatlah luas dan dalam, mempengaruhi semua tin gkat pengalaman membaca. Dalam komik berwarna, pembaca lebih dapat mengungkapkan subyek secara obyektif karena mereka lebih menyadari bentuk fisik suatu obyek yang berwarna daripada hitam-put ih. Kualitas p ermukaan yang berwarna akan selalu lebih mudah menarik perhatian pembaca daripada yang hitam putih. Kita hidup dalam dunia warna, bukan di dunia hitam putih. Sehingga komik berwarna akan selalu terlihat lebih “nyata” pada saat pandangan pertama. Jika kita dapat memanfaatkan
52 penggunaan warna komik den gan baik, seperti halnya komik it u sendiri, maka warna komik tersebut dapat bernilai sangat tinggi. Melihat dari hal itulah, penulis akan merancang komik Wisanggeni menjadi fullcolor, agar terlihat lebih nyata dan berdimensi. Selain itu, karena sebagian besar
setting/lokasi yang akan digunakan dalam komik Wisanggeni adalah suasana alam, seperti hutan, pegunungan dan juga pemandangan dasar laut pada siang hari, maka warna- warna yang akan digunakan di dalam komik adalah warna-warna yang bernuansa natural. M enurut Jim Krause dalam buku ‘Color Index’, skema warna natural adalah warna-warna yang dipinjam dari alam disekitar kita. Tone warna yang digunakan untuk suasana hutan pada siang hari dapat
menggunakan tone warna yang terang/cerah (bright colors), di mana menurut buku ‘The Complete Color Harmony’ oleh Tina Sutt on dan Bride M . Whelan, Warna yang cerah dapat membuat suasana yang menjadi lebih ceria dan terlihat sangat hidup, sehingga dapat dengan mudah menarik perhatian orang disekitarnya. Untuk skema warna pada hutannya sendiri akan menggunakan mood warna fresh dan Traditional yang terdapat di dalam buku ‘The Complete Color Harmony’ tersebut. Fresh color combinations yang utama adalah warna hijau. Penulis akan menggunakan turunan
analog dari warna hijau tersebut dimana skema warna analog dominan warna hijaukuning. Skema warna ini dapat menciptakan kombinasi warna hijau yang cerah, menyerupai suasana lingkungan di luar ruangan. Sedangkan dari mood traditional color combinations , warna yang dominan adalah warna hijau tua dimana penulis
akan menggukankan turunan warna sekunder dan analog di mana warna-warna tersebut terdiri dari warna biru, burgundy, tan, dan hijau berikut turunan warna shade-nya yang dapat digunakan sebagai warna shadow p ada hutan.
53 Tone warna yang digunakan untuk suasana dasar laut dan langit pada siang
hari adalah cool colors. Dasar dari cool colors adalah biru turqouise, yaitu percampuran dari warna biru-hijau-kuning. Warna seperti ini sering terlihat di alam sekitar kita. Tone warna seperti ini dapat memberikan rasa ketenangan dan rasa nyaman. Cool colors dapat diambil dari skema warna t ropical dan r efreshing. Mood warna Tropical color combinations di dalam color wheel selalu menggunakan warna turqoise. Warna blue-green adalah turunan warna tint dari turqoise dan merupakan warna paling warm dalam aspek warna cool colors. Dengan banyak menggunakan warna-warna tint dari turunan blue-green dapat memberikan rasa ketenangan. Sedangkan Refreshing color combinations biasanya mengandung warna cool bluegreen, kebalikan dari warna warm blue-green pada Refreshing colors. Warna cool Blue-green atau teal tersebut dapat menampilkan perasaan fresh dan biasanya
digunakan untuk menggambarkan travel (perjalanan).
4.1.8
Teori Tipografi
M enurut Danton Sihombing dalam buku ‘Tipografi dalam desain grafis’, Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfiratmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.
54 •
Legibility
Dalam desain tipografi, legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk/fisik, ukuran, serta penataan huruf dalam sebuah naskah. Sehingga, pada saat melakukan lettering dalam komik, yaitu penulisan dialog dan sound effect pada naskah
komik, kita harus memperhatikan legibility. Hal ini dikarenakan dialog dan sound effect merupakan salah satu elemen yang cukup penting di dalam dunia
komik. Di mana selain digunakan sebagai pendukung visual, dialog dan sound effect juga dapat membantu pembaca untuk mengerti jalannya cerita
dalam sebuah komik. Maka, apabila legibility pada penulisan dialog dan sound effect tidak diperhatikan dengan baik, dapat mengakibatkan komik
menjadi sulit terbaca. Hal inilah yang menyebabkan mata pembaca menjadi lelah saat melihatnya, sehingga membuat mereka merasa malas dan mengurungkan niatnya untuk membaca/membeli komik yang kita buat. Maka dari itulah legibility sangat penting dalam proses lettering, dan merupakan hal yang harus diperhatikan pada saat penulisan dialog dan sound effect dalam suatu komik.
•
Jenis Huruf dalam komik
Dalam sebuah suatu rancangan, baik grafis maupun komik, penggunaan jumlah jenis huruf yang akan diterapkan sebaiknya dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan desain. Penggunaan jenis huruf yang terlalu banyak akan
55 mengganggu estetika rancangan, mengaburkan karakteristik, dan juga kesatuan rancangan. Sedapat mungkin minimalkan jumlah jenis huruf yang akan dipakai dengan cara memanfaatkan keluarga huruf yang tersedia. Berikut merupakan jenis huruf yang baik untuk digunakan di dalam komik, yaitu: o
San serif
San Serif merupakan huruf yang tidak memiliki ‘tangkai’ pada ujungujung kakinya dan memiliki ketebalan huruf yang hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. San Serif merupakan huruf yang berlawanan dengan Serif, dimana Serif merupakan huruf yang memiliki ‘tangkai’ pada ujung-ujung kakinya. Contoh huruf San Serif adalah Arial, Helvetica, dsb. Penggunaan San Serif dianggap sebagai pilihan yang sempurna jika digunakan untuk lettering d ialog dalam sebuah komik, k arena jika dilihat melalui pertimbangan fungsional, huruf san serif lebih mudah dibaca dan tidak kaku, sehingga baik untuk digunakan dalam penulisan sebuah dialog. Sedangkan untuk lettering Sound effect , dapat menggunakan hurufhuruf san serif yang memiliki perlakuan efek khusus (Special Effect ). Huruf seperti ini biasanya tampil lebih vocal dan dapat menambahkan nilai dramatik dari sebuah pesan. Sehingga sangat sesuai untuk penulisan sound effect dalam komik yang berfungsi sebagai pendukung dari suatu
kejadian/event . Kini,
dengan
penggunaan
teknologi
digital,
telah
memungkinkan diciptakannya berbagai macam bentuk efek visual dengan
56 menggunakan teknologi komputer. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan efek-efek khusus pada huruf harus disesuaikan dengan kebutuhan desain. Penerapan efek-efek yang eksesif akan mempengaruhi legibility serta merusak estetika dari rancangan.
o
Dekoratif/Miscellaneous
Dekoratif/Miscellaneous
merupakan
pengembangan
huruf
dari
bentuk-bentuk yang sudah ada. Huruf biasanya ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Sehingga kesan yang dimiliki oleh huruf adalah dekoratif dan ornamental. Huruf-huruf dekoratif memiliki limitasi dalam penggunaannya. Biasanya penggunaan huruf jenis ini diterapkan untuk keperluan atau tujuan tertentu, seperti dalam mendesain logo, label, ,judul buku ataup un judul komik, dsb.
4.1.9
Teori Illustrasi
Menurut wikipedia.org, Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
•
Fungsi khusus illutrasi o
M emberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita.
57 o
Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah.
o
M emberikan bayangan lan gkah kerja.
o
Mengkomunikasikan cerita.
o
M enghubungkan
tulisan
dengan
kreativitas
dan
individualitas
manusia.
•
o
Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.
o
Dapat menerangkan konsep
Illustrasi dalam komik o
Teori Ikon
Menurut Scott McCloud, ikon merupakan bentuk perwujudan dari gambaran yang mewakili seseorang, tempat, barang ataupun gagasan yang pencitraanny a dirancang m enyerupai suby eknya. Ikon juga merupakan awa l dari terbentuknya kartun, dimana penyederhanaan dari suatu gambar yang realistis mulai dibentuk secara abstrak menjadi sesuatu bentuk baru yang lebih sederhana. Gambar kartun memiliki kelebihan yang dapat menembus budaya populer di dunia, karena kartun dapat
mengungkapkan dan
mengeksp resikan indentifikasi d ari seseorang.
o
Teori Masking effect
M enurut Scott M cCloud, Mask ing effect merupakan penggabungan antara tokoh-tokoh yang ikonis (kartun) dengan latar belakang yang realistis. Kombinasi tersebut memungkinkan pembaca bersembunyi di balik ‘topeng’
58 suatu tokoh dan memasuki dunia rasa tersebut dengan aman. Mask ing ef fect ini banyak digunakan oleh komikus jepang. Beberapa dari mereka menyadari kekuatan obyektifitas seni realis dapat digunakan pada hal lain. Contohnya seperti pada gambar sebuah pedang. Dalam satu adegan pedang tersebut terlihat sangat kartun. Namun jika diperhatikan, di dalam komik jepang pedang dap at menjadi sangat realis. Hal ini tidak hanya untuk menunjukan detilnya, t etapi untuk meny adarkan diri kita bahwa p edang tersebut dilihat sebagai benda yang mempunyai berat, barik, dan fisik yang rumit. Sehingga melalui effect ini dapat membuat suatu benda terasa menjadi lebih hidup.
4.1.10 Teori Fantasi
Menurut wikipedia.org, Fantasi merupakan sebuah genre dimana plot, tema, atau setting lokasi menggunakan sihir dan kemampuan supernatural lainnya sebagai elemen utama. Banyak karya yang dibuat dengan menggunakan genre fantasi, salah satu contohnya adalah film ‘Narnia’ yang diangkat dari novel karya C.S. Lewis. Genre fantasi umumnya dibedakan dengan genre science-fiction maupun genre horror , dengan harapan bahwa genre fantasi tidak mengarah kepada tematema ilmiah yang sadis dan mengerikan. Namun, ada juga genre yang menggabungkan ketiganya yang disebut sebagai sub-genre speculative-fiction . Zaman sekarang genre fantasi didominasi dengan bentuk gaya yang menggunakan setting abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat melalui karya-karya dari banyak penulis, seniman, sutradara film, dan musisi yang mengangkat cerita dari kisah mitos maupun legenda kuno. Genre bergaya ini mulai populer semenjak diterbitkannya buku novel ‘ Lord of the Rings’ karya J.R.R Tolkien yang terkenal
59 secara mendunia, sehingga dimana saat-saat ini karya dengan genre tersebut sudah mulai dikenal oleh khalayak umum.
4.1.11 Teori Perkembangan Anak dan Manfaat komik bagi anak
Menurut .M. Nimas Eki Suprawati, Psi., M.Si, dosen psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, komik merupakan bacaan yang sangat popular bagi anak. Banyak anak yang menyukai jenis bacaan ini. Mengapa anak menyukai komik bukanlah suatu pertanyaan yang sulit dijawab. Bagi anak komik sangat menarik karena penuh dengan gambar. Hal ini membuat komik menjadi begitu mudah untuk dipahami, bahkan oleh anak yang belum fasih membaca. Perpaduan banyak gambar dengan sedikit teks p ada komik, juga membuat anak tidak perlu mengerahkan daya konsentrasi tinggi untuk memahami isi ceritanya. Anak-anak bisa merasa rileks ketika menikmati ulah tokoh-tokoh dalam komik. Dampak positif yang dimiliki oleh bacaan komik, adalah dengan membaca komik, daya imajinasi anak dapat berkembang. Dan menurut Hurlock (1978), komik dapat memberikan contoh model yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepribadian anak. Selain itu, dengan memberikan komik y ang memiliki tema cerita yang bervariasi, sesuai usia dan tingkat perkembangan anak, komik juga dapat memberikan tambahan wawasan dan pengalaman yang beragam bagi anak. M enurut Kurt Franz dan Bernhard Meier dalam buku ‘Membina minat ba ca anak ’, untuk memperkenalkan buku kepada anak, tentu harus disesuaikan dengan
usia mereka. Telah d isusun beberapa kelompok usia berdasarkan bahan bacaan y ang disukai, yaitu:
60 •
Usia fantasi anak (umur 2-4 tahun)
•
Usia dongeng (umur 4-8 tahun)
•
Usia petualangan (umur8-12 tahun)
•
Usia Kepahlawanan (umur 12-15 tahun)
•
Usia lirih dan romantis (umur 15 - 20 tahun)
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komik Wisanggeni yang akan penulis angkat tokoh-nya sebagai icon “pahlawan” bagi anak/remaja, dengan umur berkisar antara umur 12-15 tahun, sangatlah sesuai. Selain itu, dengan melalui media komik, dimana t erdapat banyak perpaduan gambar den gan sedikit teks, dapat membuat anak menjadi lebih mudah untuk memahami isi cerita yang terkandung di dalamnya, dan juga dapat membantu anak dalam mengembangkan kepribadian mereka.
4.2 S trategi Kreatif 4.2.1 S trategi Komunikasi •
Keyfact o
Budaya wayang terkesan kuno dan kurang menarik perhatian generasi muda masa kini.
o
Kisah wayang Wisanggeni belum dikenal secara meluas dimata anak muda masa kini.
o
Wisanggeni merupakan salah satu tokoh wayang terkuat dan tersakti di dalam cerita pewayangan Jawa, karena memiliki kemampuan melebihi
61 putra-p utra Pandawa lainnya, misalnya Antareja, Gatut ukaca, ataup un Abimanyu. o
Wisanggeni
memiliki
kemampuan
melintasi
angkasa
bagaikan
Gatutkaca, menyeberangi kedalaman samudera bagaikan Antasena, Menyusup ke dalam tanah bagaikan Antareja, dan memiliki kobaran lidah api yang mampu menghanguskan musuh-musuhnya. Ia juga memiliki sifat pemberani dan cerdas bagaikan Abimanyu dan ia juga merupakan keturunan langsung dari Sang Hyang Wenang. Sehingga melihat dari hal tersebut, tokoh Wisanggeni merupakan salah satu tokoh terkuat di dalam cerita Wayang Jawa karena ia mampu mengalahkan Bathara Guru dengan kemampuan yang dimilikinya. o
Dikenal dengan sebutan tokoh muda pendobrak karena sikap Wisanggeni yang pemberani dalam melawan dan memberantas ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kedudukan paling tin ggi t inggi di dunianya, yaitu Bathara Guru, dewa tertinggi d i khayangan.
•
Masalah yang dikomunikasikan
Masalah yang dikomunikasikan adalah mengangkat karakter Wisanggeni menjadi icon “pahlawan” di mata anak/remaja generasi muda pada masa kini melalui media komik, dengan cara menyederhanakan cerita menjadi lebih simpel dan ringan, menggunakan penggambaran yang menarik yaitu visualisasi karakter/tokoh
dimodernisasi,
suasana
dan
lingkungan
dalam
komik
menggunakan gaya petualangan fantasi yang bercampur dengan dunia wayang
62 Jawa agar dapat mengajak Target Audience masuk ke dalam suatu dunia imajinasi, dan juga lompatan cerita yang bertahap, sehingga lebih mudah untuk dipahami.
•
Tujuan yang akan dicapai
Tujuan yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan minat, rasa kepedulian, dan pengetahuan generasi muda pada masa kini terhadap cerita wayang Jawa, salah satunya adalah cerita Wisanggeni, yang diceritakan melalui media komik. Dan juga untuk menjadikan komik Wisanggeni sebagai salah satu wacana bagi anak/remaja di Indonesia sehingga tokoh Wisanggeni tersebut dapat menjadi icon “pahlawan” dimata generasi muda pada masa kini.
•
Profil Target Audience o
Psikografis
- Behaviour : Suka membaca komik, menont on film, memainkan game, dan browsing internet.
-
Attitude
: M emiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap budaya Indonesia, bangga terhadap budaya dalam negeri sendiri.
-
Personality : ekstrovet, labil, eksperimental, berjiwa petualang.
63 o
Demografis
- Target Prime r
Ekonomi
: A-B level
Usia
: 12-15 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki & Perempuan
Pendidikan
: SD Kelas 6 s/d SMA kelas 10
- Target S ekunder
Ekonomi
: A-B level
Usia
: 16-25 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki & Perempuan
Pendidikan
: SMA kelas 11 s/d M ahasiswa
- Geografis Di kota-kota besar di Indonesia, seperti : Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dsb.
•
Positioning o
Komik Wisanggeni karya Shally adalah satu-satunya komik yang menjadikan Wisanggeni sebagai icon “Pahlawan” dimata generasi muda pada masa kini.
64 •
Key Message
Menceritakan salah satu cerita wayang Jawa, yaitu cerita tokoh wayang Wisanggeni ke dalam media komik yang dikemas dengan bentuk visual yang lebih
modern
meninggalkan
yang
bergaya
unsur-unsur
petualangan
etnik
fantasi,
Indonesianya.
namun
Cerita
tetap
dalam
tidak komik
Wisanggeni ini nantinya akan diolah menjadi lebih sederhana dan ringan, agar lebih mud ah dimen gerti oleh Target Audience.
•
Big Idea
Menjadikan tokoh Wisanggeni sebagai icon “Pahlawan” dimata generasi muda pada masa kini melalui media komik dengan menggunakan gaya petualangan fantasi.
•
Keyword o
Wisanggeni
o
Komik
o
Tokoh wayang
o
Pahlawan/superhero
o
Petualangan fantasi
65 •
Pendekatan Kreatif o
Pendekatan Rasional
-
Penggambaran illutrasi pada karakter/tokoh komik konsisten, dan juga memiliki keunikan send iri-sendiri, sehingga para pembaca dapat dengan mudah mengenali tokoh-tokoh didalamnya.
-
Menggunakan gaya illustrasi yang berusaha mengikuti selera anak/remaja masa kini, dimana berdasarkan riset kuisioner, sebagian besar dari mereka lebih tertarik dengan komik gaya manga atau gaya kartun amerika.
-
Illustrasi dalam komik Wisanggeni digambar secara detail dan berdimensi den gan cover y ang menarik, a gar p ara p embaca t ertarik untuk membelinya.
-
Cerita yang akan ditampilkan dalam komik Wisanggeni akan diolah menjadi lebih sederhana dan ringan, agar lebih mudah dimengerti oleh para p embaca.
o
Pendekatan Emosional
-
Komik digambarkan dengan menggunakan nuansa petualangan fantasi, sehingga pembaca seakan-akan diajak masuk ke dalam dunia imajinasi yang bercampur dengan dunia pewayangan Jawa.
66 4.2.2 Strategi Desain •
Tone & Manner
Etnik Indonesia, natural,modern, cerah (bright ), cool.
•
Strategi Verbal
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang informal, agar lebih mudah dicerna dan tidak kaku, sehingga nyaman dan sesuai untuk dibaca oleh Target Audience y ang dituju.
•
S trategi Visual o
Skema warna yang akan digunakan adalah warna-warna Natural, yaitu warna alam yang ada di sekitar kita pada siang hari,
dimana
menggunakan tone bright colors untuk suasana hutan (mood color fresh&traditional), dan tone cool colors untuk suasana warna langit &
warna laut (mood color- tropical&refreshing), sehingga sesuai dengan setting pada adegan atau suasana dalam komik. o
Tipografi yang akan digunakan adalah Tipografi San Serif yang banyak terdapat di dalam komik kartun Amerika dan ko mik Jepang terjemahan Indonesia. Hal ini karena tipografi tersebut terasa lebih nyaman untuk dibaca. Sedangkan untuk situasi-situasi tertentu, akan menggunakan tipografi San Serif dengan efek khusus (Special Effect ) agar sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
67 o
Gaya gambar yang akan digunakan adalah percampuran gaya manga dan kartun Amerika dengan pewarnaan full color , sehingga sesuai dengan selera Target Audience yang ingin dituju.
4.2.3 Pemilihan Media •
Pemilihan Item
Berikut item-item yang akan digunakan, yaitu:
-
Buku Komik (ukuran: 18 cm x 25 cm)
-
Logo
-
Cover Serial
-
Karakter
-
Insert Pages (Format Panel, Tipografi, Balon Kata, Efek Suara)
- Bookmark /Pembatas Buku -
Post er Lipat
-
Edisi Paket
-
Poster Launching