Koefisien Korelasi Lambda Koefisien korelasi sederhana adalah koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan dari dua variabel. Salah satu rumus untuk mengukur variabel nominal dengan nominal yaitu dengan korelasi lambda Rumus korelasi lambda digunakan pada analisis an alisis korelasi sederhana untuk variabel nominal dengan variabel nominal Langkah-langkah dalam uji lambda yaitu : a) Menentukan variabel yang dihubungkan; b) Menentukan jenis hipotesis; c) Menentuan masalah skala variabel. Keputusan uji Lambda adalah : Ho : Ada hubungan antara X dan Y, bila diperoleh nilai 5 % (0,05) atau 1% (0,01) Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu. skala tertentu maksudnya disini yaitu jenis data yang kita gunakan. Nah, jenis skala yang digunakan menentukan metode analisis korelasi apa yang digunakan.
Interpretasi analisis korelasi dilihat dari nilainya. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel digunakan kriteria seperti berikut: Nilai Korelasi
Keterangan
0 ≤ r < 0,2
Sangat lemah
0,2 ≤ r < 0,4 0,4
lemah
0,4 ≤ r < 0,6 0,6
Sedang
0,6 ≤ r ≤0,8 ≤0,8
Kuat
0,8 ≤ r ≤1
Sangat kuat
Sedangkan untuk melihat hubungan dari dua variabel dilihat dari tandanya yaitu positif dan negatif. Arah hubungan dari analisis korelasi:
Arah hubungan positif, berarti Apabila nilai variabel ditingkatkan , mak a akan meningkatkan nilai variabel yang lain. Apabila nilai variabel diturunkan , maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Arah hubungan negatif, berarti Apabila nilai variabel ditingkatkan , maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Apabila nilai variabel diturunkan , maka akan meningkatkan nilai variabel yang lain.
. Rumus Koefesien Korelasi Lambda (λ). Rumus korelasi lambda(λ), digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel nominal dengan variabel nominal, apabila kolom dan barisnya lebih dari dua. Koefersien korelasi Lambda dirumuskan:
a). Lambda simetris, tidak mempersoalkan variabell mana yang dijadikan variabel bebas.
Keterangan : λ = Koefesien korelasi Lambda = frekuensi terbesar pada baris = frekuensi terbesar pada kolom = frekuensi marjinal terbesar pada baris = frekuensi marjinal terbesar pada kolom n = jumlah data b). lambda asimetris, mempersoalkan variabel mana yang tepat menjadi variabel bebas (prediktor).
Keterangan : = frekuensi terbesar pada subkelas variabel bebas (independen) = frekuensi terbesar pada subtotal variabel terikat (dependen) n = jumlah data Contoh soal Berikut ini diberikan data tentang partisipasi mahasiswa dalam kegiatan politik dengan jenis media yang paling sering diikutinya.
Pertanyaan : a. Tentukan nilai koefesien korelasi lambda-nya? b. Apa artinya? Jawab : Dari tabel diatas diketahui : F b= frekuensi terbesar pada baris = 32 + 47 = 79 Fk = frekuensi terbesar pada kolom = 32 + 26 + 47 = 105 F b= frekuensi marjinal terbesar pada baris = 71 Fk = frekuensi marjinal terbesar pada kolom = 58 n = jumlah observasi = 140 a. λ l= 0,3642
b. nilai λ=0,3642 memberikan arti bahwa antara tingkat partisipasi politik dengan jenis media yang diikuti terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti, artinya bahwa makin tinggi/rendah tingkat partisipasi maka jenis media yang diikuti makin ban yak/sedikit. Contoh soal: Seorang Peneliti ingin mengetahui pengaruh pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita, pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hipotesis diberikan yaitu pengetahuan mempengaruhi perilaku peme riksaan pap smear, maka dilakukan uji korelasi dua variabel dengan korelasi lambda: Hasil Penghitungan SPSS Dibawah ini merupakan persebaran data hasil penelitian X1 * X2 Crosstabulation
Count X2 pengetahuan pengetahuan pengetahuan tinggi sedang rendah X1
Total
Notes
Total
Melakukan Pap Smear
27
15
3
45
Tidak Melakukan Pap Smear
0
1
17
18
27
16
20
63
Output Created
29-Nov-2018 19:26:05
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
63
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax
CROSSTABS /TABLES=X1 BY X2 /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=LAMBDA /CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL.
Resources
Processor Time
00 00:00:00.062
Elapsed Time
00 00:00:00.235
Dimensions Requested Cells Available
2 174762
[DataSet0]
Case Processing Summary
Cases Valid N X1 * X2
Percent 63
100.0%
Missing N
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 63
100.0%
Directional Measures
Value Nominal by Nominal
Lambda
Goodman and Kruskal tau
Asymp. Std. Error a
Symmetric
.574
.094
X1 Dependent
.778
.117
X2 Dependent
.472
.083
X1 Dependent
.729
.116
X2 Dependent
.379
.057
Directional Measures
Approx. T b Nominal by Nominal
Lambda
Goodman and Kruskal tau
Approx. Sig.
Symmetric
4.152
.000
X1 Dependent
3.407
.001
X2 Dependent
4.825
.000
X1 Dependent
.000c
X2 Dependent
.000c
Berdasarkan Approx sig, 0,000 mengartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan, maka wanita akan cenderung melakukan pap smear a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on chi-square approximation