PATUNG UKIR (BALI)
Kerajinan tangan berasal dari bali. Terbuat dari ka yu. Seorang pengrajin Bali duduk di bawah naungan pohon kamboja di pekarangannya dan mengukir sebuah mahakarya. Ya, kerajinan lokal Bali benar-benar menarik. Tekniknya sendiri diwariskan selama beberapa generasi dan dipelihara selama bertahun-tahun. Ukiran kayu yang dipahat digunakan untuk upacara di pura dan pertunjukan tradisional seperti Barong, di mana warna-warni topeng kayu merupakan bagian integral cerita.
Sumber: http://www.travelonfo http://www.travelonfoto.com/journal/read to.com/journal/read/32/Esensi-Bali-Yang /32/Esensi-Bali-Yang-Membuat-Oran -Membuat-Orang-Inging-Ingin Kembali
KERAJINAN BATIK
Batik merupakan kerajinan khas Yogyakarta dan merupakan cenderamata yang banyak dicari wisatawan. Pada abad ke-15 seni batik telah mulai maju dan berkembang. Ketika itu seni batik mendapat pengaruh dari Agama Budha, Hindu, dan Islam terhadap corak batik yang ada. Pada Jaman ini batik hanya dibuat di dalam lingkungan Kraton dan digemari oleh puteri Kraton. Batik memiliki beragam motif. Tak hanya dari dalam negeri, batik ada yang berasal dari mancanegara, seperti Rusia. Di Indonesia sendiri, motif batik juga bervariasi, diantaranya adalah batik Jogja dan batik Solo. Walau keduanya menggunakan ukel dan semen-semen, namun sebenarnya kedua batik ini berbeda. Perbedaannya terletak pada warnanya. Batik Jogja berwarna putih dengan corak hitam, sedangkan batik Solo berwarna kuning dengan corak t anpa putih. Penggunaan kain batik ini pun berbeda-beda. Di Kraton Jogja, terdapat aturan yang pakem mengenai penggunaan kain batik ini. Untuk acara perkawinan, kain batik yang digunakan haruslah bermotif Sidomukti, Sidoluhur, Sidoasih, Taruntum, ataupun Grompol. Sedangkan untuk acara mitoni, kain batik yang boleh dikenakan adalah kain batik bermotif Picis Ceplok Garudo, Parang Mangkoro, atau Gringsing Mangkoro. Beberapa contoh motif batik klasik Yogyakarta antara lain: Parang, Geometri, Banji, Tumbuhan Menjalar, Motif tumbuhan Air, Bunga, Satwa dalam kehidupan dan lain-lain. Penggunaan Batik dewasa ini bukan hanya sebagai kain tetapi juga sebagai Pakaian jadi, Bed Cover, Sarung Bantal dan lain-lain. Saat ini batik telah menjadi tren baru di tengah masyarakat. Tak hanya sandang yang menggunakan kain batik sebagai bahannya. Sarung bantal, gordyn, dan seprei pun telah ada yang menggunakan kain batik. Ini adalah awal mula yang baik bagi pelestarian seni batik. Awalnya harus mencintai dahulu, kemudian muncul rasa andarbeni (memiliki) dan akhirnya nguri-uri (melestarikan). Kesadaran ini sudah mulai dan terus digalakkan. Batik Tamanan Kraton pun dibentuk untuk khusus membatik motif Kraton Jogja. Batik di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini berkembang dengan pesat. Tidak kurang dari 400 motif batik khas Yogyakarta yang terdiri dari motif batik klasik maupun motif batik modern berada di Yogyakarta sehingga Yogya dikenal dengan sebutan Kota Batik. Industri Batik terdapat di seluruh Wilayah DIY. Di kota Yogyakarta, industri batik banyak berada di Tirtodipuran, Panembahan, dan Prawirotaman.
Sumber: http://pariwisata.jogjakota.go.id/index/extra.detail/1782/kerajinan-batik.html
Kain Besurek, Kain Batik Antik Khas Bengkulu
Jalan-jalan ke Kota Bengkulu tidak lengkap tanpa mencari kerajinan khas Bengkulu. Salah satunya adalah kain batik Bengkulu, yakni kain besurek. Toko-toko di kawasan Anggut dan Penurunan di Kota Bengkulu banyak memajang kain besurek . Di kawasan ini juga banyak dijual berbagai cenderamata dan kain tradisional khas Bengkulu. Akan tetapi, tidak setiap toko menjual besurek asli atau yang dilukis dengan tangan. Sebagian menjual batik printing motif besurek. Pembuatan kain besurek dikerjakan di rumah-rumah penduduk. Namun, akibat sepinya permintaan, kegiatan membatik pun kini sudah semakin jarang dilakukan. Kain besurek sekarang sudah berbeda dengan kain besurek asli seperti yang dibuat ratusan tahun lalu. Para perajin sudah memadukan besurek yang aslinya hanya bermotif huruf arab dicampur dengan motif bunga Raflesia Arnoldy, bunga khas Bengkulu. Hal itu dilakukan untuk lebih memasyarakatkan kain besurek. Selain itu, dengan mendobrak tradisi lama diharapkan hasil kerajinan rakyat ini menjadi semakin populer dan dipakai tidak hanya untuk keperluan adat. Huruf arab yang terbentuk sebenarnya juga tidak bisa dibaca. Menurut Sari Bulan, pemilik Sanggar Batik Sari Bulan, sebenarnya motif yang dia buat tidak ada maknanya dan tidak bisa dibaca. “Hanya bentuk coretan-coretan yang sengaja dimirip-miripkan dengan huruf Arab,” kata Sari. Motif kain khas Bengkulu ini merupakan sebuah adopsi campuran dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi ini akhirnya membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Besurek dalam bahasa Indonesia artinya bersurat. Menurut Herwansyah, perajin kain besurek dan pemilik Bunian Art Shop, disebut besurek atau bersurat karena kain ini bertuliskan huruf-huruf Arab.
Sumber : Kompas Cetak
Kerajinan Kayu dan Ukir Jepara
Kerajinan kayu dan ukir dari Jepara - jawa Tengah , yang mempergunakan kayu jati dengan ukiran khas Jepara, yang dituangkan dalam bentuk furniture. Tempat Botol minuman dingin.
Sumber: http://www.rumahseniindonesia.com/kerajinan-kayu-dan-ukir-jepara-2_564.html
Kerajinan Gerabah - Lombok
Kerajinan Grabah dari Pulau Lombok, memiliki keistimewaan tersendiri dari daerah lain di Indonesi. Berbahan Dasar Tanah Liat/ Tanah Lempung, dipadukan dengan Pemakaian air Asam pada saat pembakarannya dan juga minyak kelapa. Sehingga menciptakan karya yang Unik dan aman untuk wadah penyimpanan makanan, untuk decorasi bagian di luar dan dalam rumah, dan fungsi lainnya.
Sumber: http://www.rumahseniindonesia.com/kerajinan-gerabah-lombok_518.html
Kain Tenun Ende-Flores
Kain Tenun Ende- Flores ini, dibuat dengan mempergunakan mesin tenun tangan tradisional,
juga
dengan
pewarnaan
benang
dari
tumbuhan
/
pewarna
alami.
Tenunan daerah Flores merupakan tenunan sangat unik, dimana motif yang dibuat tidak mempergunakan contoh terlebih dahulu. jadi pembuat langsung menuangkan idenya pada kain yang ditenunnya. Juga lebar kain tenunan dari daerah Flores lebih lebar dari tenunan di tempat lain di Indonesia.
Sumber: http://www.rumahseniindonesia.com/kain-tenun-ende-flores_451.html
KERAJINAN PAHAT BATU
Sumber: http://jogjatrip.com/id/753/Kerajinan-Pahat-Batu-Desa-Tamanagung-Muntilan
WAYANG GOLEK (JAWA)
Wayang golek terbuat dari albasiah atau lame. Cara pembuatannya adalah dengan meraut dan mengukirnya, hingga menyerupai bentuk yang diinginkan. Untuk mewarnai dan menggambar mata, alis, bibir dan motif di kepala wayang, digunakan cat duko. Cat ini menjadikan wayang tampak lebih cerah. Pewarnaan wayang merupakan bagian penting karena dapat menghasilkan berbagai karakter tokoh. Adapun warna dasar yang biasa digunakan dalam wayang ada empat yaitu: merah, putih, prada, dan hitam.
Sumber: noretz-area.blogspot.com/2011/09/sejarah-wayang-golek.html
Kerajinan Bambu Trenggalek, Khas Sukatno -Maret 2004Laki-laki bertubuh subur itu, Sukatno, sudah 15 tahun menggeluti usaha kerajinan bambu. Kini, sebagai manajer bamboo and rotan handycraft di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, “mengomando” lebih dari 100 tenaga kerja. “Tetapi yang berada di sini (bekerja di rumahnya) hanya enam orang,” ujar suami Bibit Andayani itu. Bermacam produk kerajinan dia hasilkan. Mulai dari tempat tissue, vas bunga, besek, tempat rokok, sketsel, keranjang, aneka mebel, sampai peralatan ijab Kabul temanten. Seabrek hasil kreatif tangan-tangan terampil dari Desa Wonoati itu. Jenis bahan baku pun pilihan. Bambu apus misalnya, harus yang berwarna kehitam-hitaman. Diolah seperti warna aslinya. Nilai artistiknya biar tetap ada. Ketekunan Sukatno patut dicontoh. Modal awal hanya Rp 500 ribu. Bahan baku pun memanfaatkan bambu milik penduduk di sekitar desanya. Kini, dia mampu menembus pasar nasional, bahkan internasional. Selain Surabaya juga menyebar di pasar Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan. Pembeli dari luar negeri datang sendiri, antara lain dari Brunei Darussalam. Order lumayan banyak. Jenis barang yang dipesan pun beragam. Seorang ibu dari Surabaya yang kebetulan datang ber-sama Jatim News, memesan tempat snack dari kulit bambu. “Bentuknya lucu dan menarik. Lebih nyentrik daripada ditempatkan dalam kardus,” komentar Ny. Id a yang akan punya hajat mantu. Sukatno juga banyak menerima order pembuatan besek (tempat nasi dan sayur dari anyaman bambu). Lazim digunakan pada acara kenduri/syukuran. Order besek lazim dalam jumlah besar. Pengerjaan dilakukan di rumahrumah pekerjanya. “Rumah saya tidak cukup,” ujar juragan perajin yang juga Carik (Sekdes) Wonoanti itu. Dia mengaku kerap kewalahan menerima order pada bulan Besar (Jawa), saat musim hajatan. Ada juga pemesan yang memberikan desain gambar produk. Kadang dia s ulit memenuhi pesanan sesuai dengan desain/gambar. Bentuknya rumit, dan kurang pengalaman memahami desain. Peralatan yang dipakai juga sangat sederhana. Seperti pisau dan parang aneka bentuk, palu, dan bar. Namun kecermatan menyayat dan merangkai bahan baku sangat menentukan kualitas produk. Kualifikasi perajin pada umumnya otodidak, meski Sukatno juga kerap turun membimbing. Dinas Perindustrian dan Perdagangan pernah memberikan diklat, namun itu tak cukup. Kalangan perajin masih harus banyak belajar sendiri, agar bisa memenuhi selera konsumen. Saat musim hujan seperti sekarang, mereka memerlukan oven (pemanas) untuk mengeringkan bahan baku. Keikutsertaan di even nasional maupun internasional, sangat diperlukan sebagai salah satu promosi efektif. Biasanya instansi terkait mengajak perajin. Soal peran bank, versi Sukatno, tidak ada masalah. Bank BRI memberikan suntikan dana berapa pun yang dia minta. Tergantung omset tiap bulan. Lazimnya Rp10 juta dengan bunga lunak. Meski demikian dia tidak selalu mengandalkan kredit bank. Hanya pada situasi mendesak, misal saat order membludak. Sentra kerajinan bambu dan rotan di Desa Wonoanti bisa dicapai dengan bus jurusan Surabaya-Tr enggalek (196 km). Sebelum memasuki Kota Trenggalek, belok kiri ke jurusan Kecamatan Karangan, kira-kira 2 km kemudian ada pertigaan pertama, belok ke kiri lagi, sampailah di sentra kerajinan itu. GM BAMBU INDAH (Bp. Sukatno) Ds. Wonoanti, Kec. Gandusari Telp. (0355) 811050
PERAK CELUK (BALI)
Kerajinan emas dan perak Bali yang paling terkenal adalah perak Celuk di Desa Celuk Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Untuk menuju ke desa Celuk dari Bandara Ngurah Rai menempuh waktu sekitar 1 jam, melintasi By Pass Ngurah Rai ke arah timur. Desa Celuk berada dalam jaringan desa pengerajin perhiasan Bali lainnya, yaitu Desa Batubulan, Desa Mas, dan Desa Batuan. Celuk mulai dikenal sebagai desa pengerajin emas dan perak sejak tahun 1976. Pada saat itu obyek wisata di Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara. Hasil kerajinan emas dan perak yang dihasilkan di Celuk memiliki kualitas yang tinggi dan dapat memproduksi dalam jumlah yang besar. Hampir semua penduduk setempat bekerja sebagai pengerajin perak dan bergerak dalam usaha jual perak Bali. Mereka sangat terampil dalam mengembangkan desain dan kreasi yang terkait dengan kerajinan emas dan perak. Hasil produksi tersebut sudah memasuki pasar lokal, nasional maupun internasional. Barang barang yang dihasilkan antara lain cincin, gelang, kalung, anting-anting, bross maupun jenis perhiasan yang lain. Barang cendramata dari emas maupun perak seperti patung, sendok, garpu, juga diproduksi disini dan merupakan komoditi ekspor. Setiap hari Desa Celuk ramai dikunjungi wisatawan. Wisatawan dapat melihat langsung bagaimana penduduk setempat membuat kerajinan emas dan perak. Disepanjang jalan Desa Celuk, juga terdapat toko-toko yang menjual kerajinan tersebut. Walaupun tidak membeli, wisatawan dapat bebas melihat-lihat hasil kerajinan tersebut. Biasanya dipajang di rak-rak kaca agar menarik pengunjung yang lewat di jalan. Hampir di sepanjang kiri dan kanan jalan di Desa Celuk penuh dengan toko-toko kerajinan perak tersebut.
Sumber: http://www.rentalmobilbali.net/perak-celuk/
Disusun Oleh:
BAYU AJI NUGROHO Kelas: V B
SEKOLAH DASAR IT AL UMAR NGARGOSOKO Tahun Ajaran 2014/2015