Jenis-jenis mangrove di Indonesia Indonesia memiliki sebanyak tidak kurang dari 89 jenis pohon mangrove, atau paling tidak menurut FAO terdapat sebanyak 37 jenis. Dari berbagai jenis mangrove tersebut, yang hidup di daerah pasang surut, tahan air garam dan berbuah vivipar terdapat sekitar 12 famili. Dari sekian banyak jenis mangrove di Indonesia, jenis mangrove yang banyak ditemukan antara lain adalah jenis api - api (Avicennia sp.), bakau (Rhizophora sp.), tancang (Bruguiera sp.), dan bogem atau pedada (Sonneratia sp.) merupakan tumbuhan mangrove utama yang banyak dijumpai. Jenis – jenis mangrove tersebut adalah kelompok mangrove yang menangkap, menahan endapan dan menstabilkan tanah habitatnya. Menurut Bengen (2001) mangrove tumbuh pada 4 zona yaitu, pada daerah terbuka, daerah tengah, daerah yang memiliki sungai yang berair payau sampai hampir tawar serta daerah kearah dataran yang memiliki air tawar.
Mangrove terbuka. Mangrove berada pada bagian yang berhadapan dengan laut, jenis mangrove tersebut adalah Sonneratia alba dan Avicennia alba kedua jenis ini merupakan jenis yang ko - dominan pada areal pantai yang sangat tergenang air. Mangrove tengah. Mangrove di zona ini terletak dibelakang mangrove terbuka. Dizona ini biasanya didominasi oleh jenis Rhizophora. Mangrove payau. Mangrove berada di sepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Dizona ini biasa di dominasi oleh jenis Nypa dan Sonneratia. Mangrove daratan. Mangrove berada dizona peraiaran payau atau hamper tawar di belakang jalur hutan mangrove yang sebenarnya jenis – jenis yang umumnya di temukan di zona ini adalah Ficus microcarpus (F.retusa), Intsia bijuga, Nypa fruticans, Lumnitzera, Pandanus dan Xylocarpus moluccensis.
Menurut Tomlinson (1986), vegetasi mangrove tersusun atas tiga komponen, yaitu : 1.Mangrove mayor (true mangrove) merupakan tumbuhan yang sepenuhnya hidup pada ekosistem mangrove yang tidak tumbuh pada ekosistem lain, mampu membentuk tegakan murni. Memiliki struktur morfologis seperti memiliki akar aerial dan embryo vivipar. Sehingga berperan dominan dalam struktur komunitas, contohnya Avicennia, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Nypa fruticans, Rhizophora, dan Sonneratia. 2. Mangrove minor dibedakan oleh ketidakmampuannya untuk membentuk tegakan murni sehingga secara morfologis tidak berperan dominan dalam struktur dan hanya menempati tepian habitat. Antara lain: Acrostichum, Aegiceras, Excoecaria agallocha, Heritiera littoralis, Osbornia octodonta, Pemphis acidula, Scyphiphora hydrophyllacea, dan Xylocarpus. 3. Mangrove asosiasi merupakan tumbuhan yang tahan terhadap salinitas yang berasosiasi dengan tumbuhan mangrove sejati dan penunjang, seperti Terminalia, Hibiscus, Thespesia,
Calophyllum, Ficus, Casuarina, beberapa polong, serta semak Aslepiadaceae dan Apocynaceae. Ke arah tepi laut tumbuh Ipomoea pescaprae, Sesuvium portucalastrum dan Salicornia arthrocnemum mengikat pasir pantai. Spesies seperti Porteresia (Oryza) coarctata toleran terhadap berbagai tingkat salinitas. Ke arah darat terdapat kelapa (Cocos nucifera), sagu (Metroxylon sagu), Dalbergia, Pandanus, Hibiscus tiliaceus dan lain-lain. Komposisi dan struktur vegetasi hutan mangrove beragam, tergantung kondisi geofisik, geografi, geologi, hidrografi, biogeografi, iklim, tanah, dan kondisi lingkungan lainnya.
Bengen, G.D. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisi dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir. Institut Pertanian Bogor.
Tomlinson, P. B. 1986. The botany of mangroves. Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom.