KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
FIQIH MUAMALAH
MADIYAH
Fiqih: Ilmu hukum syara yang yang diambil dari terperinci. Muamalah:
tentang hukumbersifat amaliah dalil-dalil Melakukan
Fiqih Muamalah: Ilmu tentang mengatur hubungan antar Fiqih
Muamalah
Fiqih Muamalah muamalah.
hubungan dengan orang lain. hukum-hukum manusia.
syara
yang
Madiyah:
Membahas tentang obyek muamalah.
Adabiyah:
Membahas
tentang
subyek
Prinsip-Prinsip Muamalah 1. Al ashl fi al muamalah al khilafihi (Semua bentuk ada dalil yang 2. An taradin minkum 3. La tazhlimuna wa la menzalimi).
ibahah, illa idza ma dalla al dalil ala muamalah diperbolehkan kecuali melarangnya). (Suka sama suka). tuzhlamun (Tidak saling
AKAD Akad: yang akibat-akibat hukum. Rukun Akad
Kesepakatan menimbulkan (adanya)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 1. Aqid (Orang yang melakukan akad). 2. Ma’qud ‘alaih (Obyek akad). 3. Shighat/Perjanjian (Ijab dan qabul). Ijab: Permyataan pertama dari orang yang berakad. Qabul : Pernyataan kedua dari orang yang berakad setelah ijab. Syarat Akad 1. 2. 3. 4.
Iniqad: Syarat yang harus ada pada akad. Sah: Syarat yang menentukan apakah akad menimbulkan akibat hukum atau tidak. Nafadz: Syarat yang menentukan kelangsungan akad. Luzum: Syarat yang menentukan mengikat atau tidaknya suatu akad.
Macam-Macam Akad Berdasarkan sah atau tidaknya: 1. Akad Shahih : Akad yang terpenuhi rukun dan syaratnya. Akad Nafidz: Akad shahih yang dapat langsung dilaksanakan. Akad Lazim: Akad nafidz yang mengikat dan tidak bisa dibatalkan sepihak. Akad Ghair Lazim: Akad nafidz yang tidak mengikat dan bisa dibatalkan sepihak. Akad Mauquf: Akad shahih yang tidak dapat langsung dilaksanakan. (Harus mendapat persetujuan dari orang yang diwakilkan). 2. Akad Ghair Shahih Akad Fasid: Akad yang terpenuhi rukunnya namun didalamnya terdapat unsur yang dilarang fiqih muamalah. Contoh: Ada unsur gharar didalam akad tersebut, seperti menjual barang yang belum ada. Akad Batil: Akad yang rukun atau syaratnya tidak terpenuhi. Menurut ada atau tidaknya kompensasi: 1. 2.
Akad Tabarru: Akad tolong menolong (tidak ada kompensasi/pembayaran). Meminjamkan harta Memberikan jasa Memberikan harta Akad Tijarah: Akad bisnis (ada kompensasi/pembayaran). Natural Uncertainty Contract: Akad usaha yang tidak pasti akan untung atau rugi. Di dalam akad ini ada percampuran (modal dengan modal,modal dengan kerja, atau kerja dengan kerja). Natural Certainty Contract: Akad jual beli yang sudah pasti jumlah.mutu,harga, dan waktu penyerahannya. Di dalam akad ini ada pertukaran (barang dengan barang, barang dengan uang, atau uang dengan uang).
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Akad tijarah boleh diubah menjadi akad tabarru namun akad tabarru tidak boleh diubah menjadi akad tijarah. Natural uncertainty contract jika diubah menjadi natural certainty contract menjadi riba, sedangkan natural certainty contract jika diubah menjadi natural uncertainty contract menjadi gharar. Akad Tabarru
Meminjamkan harta Akad Qardh: Meminjamkan uang tanpa imbalan (bunga/tambahan apapun). Rukun Akad Qardh Muqridh: Orang yang meminjamkan uang. Muqtaridh: Orang yang menerima pinjaman. Ma’qud ‘Alaih (Uang) Shighat Diatur dalam QS: Al Hadid: 11 Akad Ariyah/Iarah: Meminjamkan barang tanpa imbalan. Rukun Akad Ariyah Muir: Orang yang meminjamkan barang. Mustair: Orang yang meminjam barang. Muar: Barang yang dipinjamkan. Shighat Akad Rahn: Menggadaikan barang untuk mendapatkan pinjaman. Rukun Akad Rahn Rahin: Orang yang menggadaikan barang. Murtahin: Orang yang menerima gadai barang. Marhun: Barang yang digadaikan. Marhun Bih: Pinjaman. Shighat. Diatur dalam: QS Al Baqarah:282
Memberikan jasa Akad Hawalah/Hiwalah: Memindahkan penagihan utang ke orang lain yang memiliki piutang ke orang tersebut. Rukun Akad Hawalah Muhil: Orang yang memindahkan penagihan utang. Muhal: Orang yang memberikan utang. Muhal Alaih: Orang yang menerima pemindahan penagihan utang. Muhal Bih: Utang yang dipindahkan penagihannya. Shighat
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Jenis-Jenis Akad Hawalah:
Hawalah Al Haqq: Muhil hanya memindahkan hak penagihan piutang saja. Hawalah Ad Dain: Muhil memindahkan kewajiban membayar utang. Hawalah Al Muqayyadah: Muhil memindahkan pembayaran utang ke muhal alaih yang memiliki piutang terhadap muhil. Hawalah Al Mutlaqah: Muhil memindahkan pembayaran utang ke muhal alaih, namun muhal alaih tidak memiliki piutang terhadap muhil. Akad Wakalah: Suatu pihak mewakilkan suatu urusan kepada pihak lain. Rukun Akad Wakalah Muwakkal/Wakil: Orang yang mewakili. Muwakkil: Orang yang diwakili. Muwakkal Fih: Perkara/hal yang diwakili. Shighat Diatur dalam QS Al Kahfi: 19 Akad Kafalah: Suatu pihak memberikan jaminan terhadap utang/pekerjaan yang dimiliki orang lain. Rukun Akad Kafalah Kafil/Dhamin: Orang yang memberikan jaminan. Makful Anhu: Orang yang dijamin. Makful Lahu: Orang yang memberikan utang/pekerjaan kepada makful anhu. Makful Bih: Utang/pekerjaan yang dijamin. Shighat Jenis-Jenis Akad Kafalah
Kafalah bin Nafs: Memberikan jaminan dengan dirinya/nama baik. Kafalah bil Maal: Jaminan pembayaran barang/utang. Kafalah bit Taslim: Jaminan pengembalian barang yang disewa. Kafalah Al Munjazah (Performance Bonds): Jaminan terhadap sesuatu (misal pekerjaan/proyek) tanpa batas waktu. Kafalah Al Muallaqah: Penyederhanaan dari kafalah al munjazah.
Diatur dalam QS Yusuf: 72 Wadiah: Menitipkan barang kepada orang lain. Rukun Wadiah Muwaddi: Orang yang menitipkan. Mustawda: Orang yang dititipi.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Wadiah: Barang yang dititipkan. Shighat
Jenis-Jenis Wadiah
Wadiah Yad Amanah: Mustawda tidak boleh memakai barang yang dititipi. Wadiah Yad Dhamanah: Mustawda boleh memakai barang yang dititipi.
Diatur dalam QS Al Baqarah:283 dan QS An Nisa:58
Memberikan harta Akad Hibah: Memberikan barang kepada orang lain. Rukun Akad Hibah Wahib: Pemberi barang. Mauhub Lah: Penerima barang. Mauhub Bih: Barang yang diberikan. Shighat Wakaf: Menahan harta untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat. Rukun Akad Wakaf Waqif: Orang yang mewakafkan harta. Nadzir: Pengelola harta wakaf. Mauquf Alaih: Orang yang menikmati manfaat harta wakaf. Mauquf Bih: Harta yang diwakafkan. Shighat Zakat: Kewajiban memberikan harta kepada orang lain apabila hartanya telah mencapai nisab dan memenuhi haul. Rukun Zakat Muzakki: Orang yang membayar zakat. Mustahik: Orang yang menerima zakat. Amil: Orang yang menerima pembayaran zakat dan menyalurkannya.
Akad Tijarah
Natural Uncertainty Contract Mudharabah/Qiradh: Perjanjian usaha antara pemilik modal dengan pengusaha dimana pemilik modal memberikan modal usaha dan pengusaha menjalankan usaha dan keuntungan dibagi antara keduanya sedangkan kerugian bukan akibat kelalaian pengusaha ditanggung pemilik modal. Rukun Mudharabah
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Mudharib: Pengusaha. Shahibul Mal: Pemilik Modal Rasul Mal: Modal Pekerjaan/Usaha Shighat Jenis-Jenis Mudharabah: Mudharabah Mutlaqah: Shahibul Mal memberikan kebebasan kepada mudharib dalam berusaha. Mudharabah Muqayyadah: Shahibul Mal memberikan batasan kepada mudharib dalam berusaha. Mudharabah Musytarakah: Mudharib turut menanamkan modalnya pada usaha tersebut sehingga mudharib mendapat dua kali bagi hasil, yaitu sebagai mudharib sekaligus shahibul mal. Diatur dalam QS Al Jumuah:10, QS Al Muzzammil:20, dan QS Al Baqarah:198 Musyarakah/Syirkah/Partnership/Persekutuan: Perjanjian usaha antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak sama-sama memberikan modal. Rukun Musyarakah Musyarik: Orang yang berserikat. Syarik: Porsi modal atau usaha Shighat
Jenis-Jenis Syirkah
Syirkah Amlak: Syirkah tanpa perjanjian syirkah. o Syirkah Ikhtiyar: Syirkah berupa kepemilikan bersama karena bersama-sama membeli barang tersebut. o Syirkah Jabr: Syirkah berupa kepemilikan bersama karena menerima suatu harta yang bersama-sama ditujukan untuk mereka (menerima warisan). Syirkah Uqud: Syirkah dengan perjanjian syirkah o Syirkah Inan: Syirkah dimana porsi modal dan keuntungan atau kerugian yang ditanggung besarnya berbeda antar orang yang berserikat. o Syirkah Mufawadhah: Syirkah dimana porsi modal dan keuntungan atau kerugian yang ditanggung besarnya sama antar orang yang berserikat. o Syirkah Wujuh: Syirkah dimana pihak yang berserikat membeli barang secara kredit dan menjualnya lagi secara tunai dengan mengandalkan nama baik pihak yang berserikat.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o Syirkah Abdan/Badan: Syirkah dimana pihak yang berserikat bersama-sama mengerjakan suatu pekerjaan. Musyarakah Mutanaqishah: Musyarakah dimana porsi modal atau kepemilikan dari seorang musyarik dibeli secara bertahap oleh musyarik lain hingga porsi modal atau kepemilikan musyarik tersebut habis terbeli sehingga usaha atau barang tersebut menjadi milik musyarik lain sepenuhnya. Diatur dalam QS An Nisa: 12 dan QS Shad: 24. Muzaraah dan Mukhabarah: Akad kerjasama antara pemilik tanah dengan penggarap tanah dimana penggarap tanah bertani di lahan pemilik tanah dan hasil panennya dibagi hasilkan antara pemilik tanah dengan penggarap tanah. Muzaraah: Bibit dari pemilik lahan. Mukhabarah: Bibit dari penggarap lahan. Musaqah: Akad kerjasama antara pemilik kebun dengan penggarap kebun dimana penggarap kebun merawat tanaman di perkebunan dan hasil panennya dibagi hasilkan antara pemilik kebun dengan penggarap kebun.
Natural Certainty Contract Jual Beli (Al Bai): Pertukaran uang dengan barang. Diatur dalam QS Al Baqarah:275 Salam: Akad jual beli dimana pembeli menyerahkan uang terlebih dahulu lalu penjual mengirim barang beberapa waktu kemudian. Rukun Salam Muslam: Pembeli Muslam Ilaih: Penjual Muslam Bih: Barang Rasul Mal Shighat Diatur dalam QS Al Baqarah: 282 Istishna: Akad jual beli dimana pembeli menyerahkan uang terlebih dahulu secara bertahap/berangsur-angsur lalu penjual menyerahkan barang beberapa waktu kemudian. (Jangka waktu lebih lama daripada salam). Rukun Istishna Mustashni: Pembeli Shani: Penjual Mashnu: Barang Uang/Pembayaran Shighat
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Ijarah: Sewa barang/mempekerjakan seseorang (membeli manfaat dari suatu barang/suatu pekerjaan). Rukun Ijarah Mujir: Orang yang menyewakan/orang yang dipekerjakan Mustajir: Orang yang menyewa/orang yang mempekerjakan Maujur: Manfaat barang/pekerjaan. Ujrah: Biaya sewa/upah. Shighat Diatur dalam QS Al Baqarah:233 o Ijarah Al Muntahiyya Bi At Tamlik (IMBT): Sewa barang dimana pada akhir masa sewa barang menjadi milik orang yang menyewa (barang dihibahkan atau dijual ke penyewa pada akhir akad). Jualah: Janji memberikan hadiah/pembayaran kepada orang/pihak yang berhasil melakukan suatu pekerjaan/tugas (sayembara). Rukun Jualah Jail: Orang yang mengadakan sayembara. Majul Lah: Orang yang melakukan tugas/mengikuti sayembara. Majul: Tugas/Pekerjaan. Jil/Natijah: Imbalan/hadiah. Shighat Ash Sharf: Jual beli/penukaran mata uang. TRANSAKSI TERLARANG DALAM FIQIH MUAMALAH Penyebab Transaksi Terlarang 1. Haram karena zatnya (Haram li dzati): Haram karena obyek transaksi adalah barang haram (contoh daging babi, minuman keras). 2. Haram karena selain zatnya/transaksinya (Haram ghairi li dzati): Haram karena di dalam transaksi tersebut terdapat praktik yang dilarang fiqih muamalah. Praktik terlarang: Riba (Bunga): Tambahan atas pinjaman atau barang ribawi. Jenis-Jenis Riba Riba Jual Beli Riba Fadhl: Riba yang muncul karena terdapat tambahan saat menukarkan suatu barang ribawi dengan barang ribawi yang sama jenisnya (barang ribawi: emas,perak, bahan makanan pokok (beras,gandum,jagung), dan bahan makanan tambahan (sayur-sayuran dan buah-buahan). Riba Nasiah: Riba yang muncul karena adanya penangguhan penyerahan barang ribawi yang ditukarkan dengan barang ribawi sejenis sehingga karena penangguhan tersebut menimbulkan tambahan/perubahan. Riba Utang-Piutang
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o Riba Qard: Tambahan yang dipersyaratkan di awal saat meminjam uang. o Riba Jahiliyah: Tambahan yang muncul karena orang yang berutang tidak mampu membayar tepat waktu. Gharar/Taghrir: Ketidakpastian dalam transaksi karena informasi yang tidak lengkap. Maysir/Perjudian: Suatu permainan dimana satu pihak diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan. Tadlis/Penipuan: Satu pihak menyampaikan informasi yang salah untuk menipu/mencurangi pihak lain. Ikhtikar/Penimbunan: Menjual barang lebih sedikit dengan harga lebih tinggi atau mengurangi supply sehingga harga barang lebih mahal (Monopoly rent seeking). Bai Najasy: Membuat permintaan palsu dalam jumlah besar terhadap suatu barang sehingga harga barang tersebut menjadi naik. Risywah: Suap 3. Tidak sah (lengkap) akadnya. Tidak terpenuhi rukun dan syarat (Akad Batil). Taalluq: Dalam satu transaksi ada dua akad yang saling dikaitkan sehingga jika satu akad tidak terlaksana maka akad lain tidak terlaksana dan transaksi batal. Contoh: Bai Al Inah. Shafqatain fi al Shafqah/Two in One: Dalam satu transaksi ada dua akad yang berlaku sehingga tidak jelas (gharar) akad apa yang berlaku dalam transaksi tersebut. Contoh: Lease Purchased (Menyewa sekaligus membeli barang yang disewa). AL BAI (JUAL BELI) Jenis-Jenis Al Bai yang diperbolehkan: 1. Bai Murabahah: Jual beli barang dimana penjual memberi tahu harga pokok barang dan margin/keuntungannya. 2. Bai Musawamah: Jual beli barang dimana penjual tidak memberi tahu harga pokok barang dan margin/keuntungannya. 3. Bai Tauliyah: Jual beli barang secara impas/tanpa untung/BEP. 4. Bai Wadliyah: Jual beli barang secara rugi/lebih rendah daripada harga pokok. 5. Bai Muathah; Jual beli tanpa ijab qabul (di supermarket). 6. Bai Naqdan: Jual beli secara kontan. 7. Bai Urbun: Jual beli dengan DP. 8. Bai Bitsaman Ajil/Muajjal: Jual beli dengan pembayaran ditangguhkan. 9. Bai Taqsith: Jual beli dengan pembayaran secara dicicil. 10. Bai Muyazadah: Jual beli dengan cara lelang. 11. Bai Muzabanah: Jual beli dengan barter. Jenis-Jenis Bai yang dilarang:
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 1. 2. 3. 4. 5.
Bai Habal Habalah: Jual beli anak unta yang masih ada di dalam kandungan. Bai Abl Aqobl/Bai Madum: Menjual barang yang masih belum dimiliki. Bai Mulamatsah: Jual beli dengan sentuhan. Bai Hisbah: Jual beli dengan melempar barang yang dibeli. Bai Inah: Menjual barang kepada orang lain dengan syarat membeli kembali barang tersebut dengan harga lebih tinggi dari penjualannya. 6. Bai Hadir lil Bad: Membeli langsung hasil panen petani dimana petani tidak mengetahui harga pasar dari hasil panen tersebut sehingga sang pembeli bisa membeli hasil panen dengan harga lebih /sangat murah. 7. Talaqqi Ruqban: Mencegat petani yang hendak ke pasar menjual hasil panennya dimana petani tidak mengetahui harga pasar dari hasil panen tersebut sehingga sang pembeli bisa membeli hasil panen dengan harga lebih /sangat murah. Khiyar: Hak pembeli dan penjual untuk meneruskan/membatalkan transaksi jual beli. Jenis-Jenis Khiyar
Khiyar Syarat: Persyaratan yang disepakati penjual dan pembeli dimana dalam waktu tertentu penjual dan pembeli boleh meneruskan atau membatalkan jual beli. Khiyar Aib: Penjual dan pembeli boleh meneruskan atau membatalkan jual beli apabila diketahui barang yang dijual memiliki cacat. Khiyar Majlis: Penjual dan pembeli boleh meneruskan atau membatalkan jual beli selama keduanya masih berada di tempat jual beli. Khiyar Tayin: Penjual dan pembeli sepakat untuk menentukan barang yang dijual dalam waktu tertentu. Khiyar Ru’yah: Pembeli boleh meneruskan/membatalkan jual beli setelah melihat barang yang dijual. PERBANKAN SYARIAH
RIBA Tahap pelarangan riba 1. 2. 3. 4.
Pinjaman dengan riba bukan perbuatan menolong (QS Ar Ruum:39). Riba adalah sesuatu yang buruk (QS An Nisa:160-161). Riba yang berlipat ganda dilarang (QS Ali Imron:130). Semua riba dilarang (QS Al Baqarah 278-279)
Pandangan terhadap riba
Aristoteles: Riba mengganggu fungsi uang. Uang bukan untuk menghasilkan uang, melainkan sebagai alat tukar dan pengukur nilai. Plato: Riba menimbulkan perpecahan dan digunakan untuk menghisap orang miskin.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Cato: Pencuri didenda dua kali lipat, sedangkan pemakan riba didenda empat kali lipat. Cicero: Dua pekerjaan yang harus dihindari adalah pemungut cukai dan pemberi pinjaman dengan bunga.
Alasan adanya riba dan bantahannya Teori Abstinence: Riba sebagai pengganti kerelaan karena uang yang dipinjam tidak bisa dipakai. (Tidak benar karena orang memberi pinjaman dari uang yang tidak terpakai). Teori Sewa: Riba sebagai biaya sewa (Tidak benar karena uang tidak rusak/terdepresiasi seperti barang lain yang disewakan). Teori Produktif Konsumtif dan Kemutlakan Produktivitas Modal: Riba dapat diterapkan untuk pinjaman produktif karena pemberi pinjaman berhak atas keuntungan produksi/usaha (Tidak benar karena suatu usaha belum tentu untung, namun bisa saja rugi). Teori Opportunity Cost: Riba sebagai pengganti opportunity cost yang hilang karena uang dipakai untuk dipinjamkan bukan untuk keperluan lain (Tidak benar karena suatu usaha belum tentu untung, namun bisa saja rugi). Teori Nilai Uang Sekarang Lebih Rendah Daripada di Masa Depan: Riba sebagai pengganti penurunan nilai uang di masa depan (Tidak benar karena suatu usaha belum tentu untung, namun bisa saja rugi dan nilai penurunan uang belum tentu sama dengan riba). Teori Inflasi:Riba sebagai pengganti penurunan daya beli uang (Tidak benar karena bisa saja tidak terjadi inflasi atau malah terjadi deflasi). SEJARAH PERBANKAN SYARIAH
Pada masa kekhalifahan Abbasiyah ada orang yang menerima simpanan, menyalurkan dana, dan mengirimkan uang (melaksanakan fungsi perbankan) dikenal dengan nama jihbiz. Pada 1940-an muncul pengelolaan dana haji dengan cara bagi hasil Pada 1963 berdiri Mit Ghamr Bank yang didirikan oleh Ahmad Najjar di Mesir yang merupakan bank syariah pertama di dunia. Pada tahun 1971 didirikan Nasser Social Bank sebagai pengganti bank ini. Pada 1975 pendirian Islamic Development Bank disetujui di Jeddah. Sejak IDB berdiri muncul sejumlah bank syariah seperti Kuwait Finance House, Faisal Islamic Bank, dan Dubai Islamic Bank. Pada 1984 dan 1985 di Iran dan Pakistan semua bank diubah menjadi bank syariah. Pada 1983 berdiri Bank Islam Malaysia Berhad yang merupakan bank syariah pertama di Asia Tenggara dan Islamic Bank International of Denmark yang merupakan bank syariah pertama di Eropa.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Pada 1988 didirikan koperasi syariah (Baitut Tamwil Salman Bandung dan Koperasi Ridho Gusti). Pada 1991 Bank Muamalat Indonesia yang merupakan bank syariah pertama di Indonesia terbentuk dan beroperasi pada 1992. Pada 1999 berdiri Bank Syariah Mandiri yang merupakan bank BUMN syariah pertama disusul dengan munculnya Unit Usaha Syariah (UUS) bank konvensional (BRI Syariah,BNI Syariah,Bukopin Syariah,BTN Syariah). Saat ini terdapat 11 BUS, 23 UUS, dan 170 BPRS di Indonesia. (Hingga Juli 2014).
JENIS-JENIS PERBANKAN SYARIAH
Bank Umum Syariah (BUS): Bank syariah yang sudah menjadi PT tersendiri dan sebagai anak perusahaan bank konvensional. Unit Usaha Syariah (UUS): Bank syariah yang masih menjadi bagian dari PT bank konvensional. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah: Bank syariah yang serupa dengan BPR. Baitul Mal wat Tamwil (BMT): Lembaga keuangan syariah berbentuk koperasi yang bertugas menyalurkan dana zakat, infaq, dan shadaqah (Mal) maupun menerima simpanan dan menyalurkan pembiayaan (Tamwil).
SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH Penghimpunan Dana Bank Syariah 1. Prinsip Wadiah Yad Dhamanah: Bank syariah menerima simpanan (tabungan dan giro) namun tidak memberikan bagi hasil melainkan bonus. 2. Prinsip Mudharabah: Bank syariah menerima simpanan (tabungan,giro, dan deposito) dan memberikan bagi hasil. Mudharabah Mutlaqah: Bank syariah memiliki kebebasan dalam menyalurkan dana nasabah. Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet: Nasabah memberikan batasan kepada bank syariah dalam menyalurkan dananya. Mudharabah Muqayyadah Of Balance Sheet: Bank syariah tidak menyalurkan dana namun hanya mempertemukan nasabah dengan pelaku usaha dimana nasabah menyalurkan dananya untuk pelaku usaha tersebut. Penyaluran Dana Bank Syariah Pembiayaan Modal Kerja: Pembiayaan untuk keperluan produksi/operasional suatu usaha. Akad yang digunakan
Istishna: Untuk konstruksi atau pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya lebih dari 6 bulan.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Mudharabah: Untuk produksi barang. Murabahah: Untuk pembelian barang jadi. Salam: Untuk pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya kurang dari 6 bulan. Ijarah: Untuk sewa alat produksi. Pembiayaan Investasi: Pembiayaan untuk membeli alat produksi atau asset baru. Akad yang digunakan
Murabahah: Membeli alat produksi/aset jadi untuk jangka waktu pendek. Ijarah Al Muntahiyya Bi At Tamlik (IMBT): Membeli alat produksi/aset jadi untuk jangka waktu panjang. Salam: Membeli alat produksi/asset belum jadi untuk jangka waktu pendek.
Istishna: Membeli alat produksi/asset belum jadi untuk jangka waktu panjang. Pembiayaan Konsumtif: Pembiayaan untuk individu yang tidak digunakan untuk usaha. Akad yang digunakan:
Murabahah: Untuk pembelian barang jadi. Salam: Untuk pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya kurang dari 6 bulan. Istishna: Untuk konstruksi atau pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya lebih dari 6 bulan. Ijarah: Untuk sewa barang atau penyediaan jasa. Pembiayaan Sindikasi: Pembiayaan dimana bank syariah bersama sama menggabungkan dananya dengan bank lain. Lead Syndication: Ada 1 bank sebagai pemimpin dalam pembiayaan sindikasi. Club Deal: Bank-bank tidak bekerjasama dalam menyalurkan dana untuk suatu proyek melainkan menyalurkannya sendiri-sendiri. Sub Syndication: Bank yang melakukan sindikasi melakukan sindikasi lagi dengan bank lain. Akad yang digunakan: Musyarakah: Bank bersama-sama menanamkan dananya dalam suatu usaha/proyek. Penentuan Marjin Keuntungan Murabahah dan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah Besaran marjin keuntungan murabahah ditentukan oleh: Direct Competitor’s Market Rate (DCMR): Rata-rata marjin keuntungan murabahah bank-bank syariah. Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR): Rata-rata suku bunga pinjaman bankbank konvensional.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Expected Competitive Return for Investors (ECRI): Target keuntungan oleh bank syariah itu sendiri yang akan dibagikan untuk nasabahnya. Acquiring Cost: Biaya langsung untuk mendapatkan dana pihak ketiga (dana simpanan). Overhead Cost: Biaya tidak langsung untuk mendapatkan dana pihak ketiga (dana simpanan). Cara pengakuan marjin keuntungan murabahah Marjin Keuntungan Menurun. Marjin Keuntungan Rata-Rata. Marjin Keuntungan Flat. Marjin Keuntungan Annuitas. Penentuan nisbah bagi hasil mudharabah ditentukan oleh: Tingkat keuntungan yang diinginkan bank syariah Perkiraan penjualan usaha Lama cash to cash cycle (dari pembelian bahan baku hingga barang terjual) Perkiraan biaya langsung dan tidak langsung Delayed factor (antisipasi keterlambatan pembayaran akibat molornya waktu cash to cash cycle). Nisbah bagi hasil mudharabah untuk pembiayaan dapat dihitung berdasarkan: Keuntungan Pendapatan Penjualan Nisbah bagi hasil mudharabah untuk simpanan dapat dihitung berdasarkan: Jumlah saldo simpanan pada akhir bulan Jumlah rata-rata harian saldo simpanan
Rumus Besaran Bagi Hasil Bagi Hasil = Saldo Simpanan/Rata Rata Seluruh Saldo Simpanan Bank Syariah * Keuntungan yang dialokasikan * Nisbah bagi hasil untuk nasabah Jenis-Jenis Risiko Bank Syariah 1. Risiko Pembiayaan: Risiko yang timbul saat bank syariah menyalurkan pembiayaan. Default Risk: Nasabah gagal mengembalikan pembiayaan/tidak mampu membayar. Recovery Risk: Jaminan untuk pembiayaan nilainya menurun dan tidak dapat mengganti pembiayaan jika terjadi default. Business Risk: Usaha yang dibiayai mengalami penurunan atau bangkrut. Shrinking Risk: Nilai pembiayaan berkurang akibat usaha mengalami kerugian. Character Risk: Mudharib nakal/menipu bank syariah. 2. Risiko Pasar: Risiko yang muncul akibat kondisi pasar.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Risiko Tingkat Suku Bunga: Turunnya bunga kredit atau naiknya bunga simpanan bank konvensional. Risiko Nilai Tukar: Terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah. Risiko Harga: Turunnya harga barang yang dimiliki bank syariah. Risiko Likuiditas: Bank syariah tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk nasabah yang ingin menarik simpanannya. 3. Risiko Operasional: Risiko yang muncul saat bank syariah menjalankan operasinya. Risiko Reputasi: Munculnya berita negative terhadap bank syariah. Risiko Kepatuhan: Bank syariah tidak mematuhi aturan yang berlaku. Risiko Strategik: Kesalahan strategi yang diterapkan bank syariah. Risiko Transaksi: Kesalahan dalam memberikan pelayanan dan menyediakan produk perbankan untuk nasabah. Risiko Hukum: Bank syariah melanggar hukum. FIQIH MUAMALAH ADABIYAH 1. Hak Hak: Ketentuan yang ditetapkan hukum berupa kekuasaan (sulthah) atau kewajiban (taklif). Pembagian hak Berdasarkan subyek Hak Allah: Hak milik Allah dan masyarakat. Hak Manusia: Hak milik individu. Hak Musytarak: Hak campuran antara hak Allah dan hak manusia. Berdasarkan obyek Hak Maliyah: Hak yang berkaitan dengan harta. Hak Ghair Maliyah: Hak yang tidak berkaitan dengan harta. Hak Syakhshi: Hak seseorang terhadap orang lain, Hak Aini: Hak seseorang terhadap suatu benda. Hak Mujarrad: Hak yang tidak terpengaruh oleh pelepasan hak tersebut. Hak Ghairu Mujarrad: Hak yang terpengaruh oleh pelepasan hak tersebut. Harta Cara memperoleh harta Ikhraj Al Mubahat: Mengambil harta yang belum dimiliki orang lain. Al Milk Al Aqd: Mendapatkan harta karena akad (jual beli, hibah, dll). Al Milk Al Khalifiyah: Mendapatkan harta karena warisan atau ganti rugi. Tawallud bi Mamluk: Mendapatkan harta sebagai hasil dari pengolahan harta lain (hasil panen, keuntungan dagang). Pembagian Harta Al Mutaqawwim: Harta yang halal dan boleh dimanfaatkan. Ghair Al Mutaqawwim: Harta yang haram dan tidak boleh dimanfaatkan. 2.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Al Manqul: Harta bergerak/dapat dipindahkan. Al Aqar/Ghair Manqul: Harta tidak bergerak/tidak dapat dipindahkan. Al Mistli: Harta yang jika dibandingkan dengan sejenisnya dianggap sama/tidak berbeda. Al Qimi: Harta yang jika dibandingkan dengan sejenisnya dianggap tidak sama/memiliki berbeda. Al Istihlaki: Harta yang habis dipakai. Al Istimali: Harta yang tidak habis dipakai. 3. Hak Milik Pembagian hak milik Hak milik penuh (At Tam): Memiliki barang dan manfaat barang itu. Hak milik sebagian (An Naqish): Hanya memiliki barang saja atau manfaat barang saja. Dibagi menjadi: o o o o o o o
Milk Al Ain/Milk Ar Raqabah: Hanya memiliki barang saja tetapi tidak memiliki manfaatnya. Milk Al Manfaat Asy Syakhsi/Intifa: Hanya memiliki manfaat barang karena meminjam/menyewanya. Milk Al Manfaat Al Aini/Irtifaq: Memiliki manfaat barang yang tidak dimiliki meski tidak meminjam atau menyewanya. Dibagi menjadi: Syurb: Hak mengambil air. Majra: Hak mengalirkan air. Masil: Hak membuang air. Murur: Hak melewati tanah orang lain. Jiwar: Hak bertetangga. Taalli: Hak bertetangga pada bangunan di atasnya. Janibi: Hak bertetangga pada bangunan di sampingnya. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
KEBIJAKAN EKONOMI ZAMAN RASULULLAH SAW Tindakan Rasulullah SAW di Madinah 1. 2. 3. 4.
Membangun masjid. Merehabilitasi kaum muhajirin. Membuat konstitusi negara. Meletakkan dasar sistem keuangan negara.
Sumber-Sumber Pendapatan Negara Pendapatan Primer
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Ghanimah: Harta rampasan perang. Diatur dalam QS Al Anfal: 41 (1/5 bagian untuk Rasulullah SAW, sisanya untuk yang berperang). Zakat Mal dan ushr (zakat pertanian): Diwajibkan sejak 9 H. Ushr: Pajak perdagangan. 2,5% untuk muslim, 5% untuk non muslim dzimmi (dalam negeri), dan 10% untuk non muslim harbi (luar negeri). Kharaj: Pajak tanah/pertanian. Jizyah: Pajak untuk orang non muslim. Besarnya 1 dinar untuk laki-laki dewasa saja.
Fai (Harta yang diperoleh dari orang non muslim secara damai). Pendapatan Sekunder
Pinjaman. Tebusan. Amwal Fadilah: Harta orang muslim yang tidak ada ahli warisnya. Nawaib: Pajak tinggi untuk orang kaya. Dibebankan saat perang Tabuk. Wakaf. Zakat Fitrah: Diwajibkan sejak 2 H. Khums dari rikaz (harta karun) sebesar 20% dari rikaz. Sedekah lain (Kafarat: Denda untuk orang berhaji). Hadiah
Sumber-Sumber Pengeluaran Negara Primer
Pembayaran upah. Pembayaran gaji pegawai. Biaya pertahanan. Biaya distribusi zakat dan ushr. Pembayaran utang. Bantuan untuk musafir dari daerah Fadak.
Sekunder
Bantuan untuk orang yang belajar agama di Madinah. Hiburan dan hadiah untuk tamu negara. Pembebasan budak muslim. Pembayaran denda (diyat) orang yang tidak sengaja terbunuh pasukan muslim. Pembayaran utang orang miskin. Tunjangan untuk Rasulullah SAW. Tunjangan untuk kerabat Rasulullah SAW. Tunjangan untuk orang miskin.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Cadangan darurat.
Kebijakan Rasulullah SAW di bidang moneter Melarang penimbunan uang (kanz). KEBIJAKAN EKONOMI ZAMAN KHULAFAUR RASYIDIN Abu Bakar Ash Shidiq (11-13 H/632-634 M)
Memerangi orang yang tidak membayar zakat. Membagikan harta baitul mal secara sama rata (prinsip kesamarataan).
Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)
Mendirikan baitul mal pusat dan daerah. Menerapkan prinsip keutamaan dalam membagikan harta baitul mal (tidak sama rata). Menyediakan dana cadangan di baitul mal. Mendirikan Al Divan (badan yang bertugas mengurusi pembayaran tunjangan dan pension). Mendirikan Komite Nassab (badan yang bertugas melakukan sensus penduduk). Membangun infrastruktur (Kanal di Mesir). Menerapkan zakat kuda.
Besar Tunjangan 12.000 Dirham : Aisyah dan Abbas bin Abdul Muthalib. 10.000 Dirham : Istri Rasulullah SAW selain Aisyah 5.000 Dirham: Ali bin Abi Thalib, Hasan, Husein, dan pejuang perang Badar. 4.000 Dirham : Pejuang perang Uhud. 3.000 Dirham : Kaum Muhajirin. 2.000 Dirham : o o o o
Anak kaum muhajirin, kaum Anshar dan pejuang Badar. Orang yang masuk Islam setelah Fathu Mekkah Pejuang perang lain. Orang yang menghadiri perjanjian Hudaibiyah.
800 Dirham: Penduduk Mekkah 200-300 Dirham: Orang Muslim di Yaman, Suriah, dan Irak. 25 Dinar/250 Dirham: Penduduk Madinah. 100 Dirham : Anak terlantar.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
Menaikkan gaji dan tunjangan. Membangun angkatan laut. Menerapkan prinsip keutamaan dalam membagikan harta baitul mal (tidak sama rata).
Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Mendirikan syurthah (kepolisian). Menghapus pengeluaran angkatan laut. Membubuhkan lambang Islam pada dinar (uang emas) dan dirham (uang perak). Menerapkan prinsip kesamarataan dalam membagikan harta baitul mal.
KEBIJAKAN EKONOMI ZAMAN KEKHALIFAHAN UMAYYAH (661-750 M) Khalifah Muawiyah: Harta baitul mal menjadi milik keluarga khalifah. Khalifah Abdul Malik bin Marwan: Melakukan sikkah (pencetakan mata uang sendiri). Khalifah Umar bin Abdul Aziz: Harta baitul mal kembali menjadi milik masyarakat.
PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM KLASIK Fase Pertama (699- 1058 M). Zain bin Ali (699-738 M) Kebolehan penjualan kredit lebih tinggi daripada tunai dan larangan pembayaran yang ditunda lebih tinggi daripada pembayaran tidak ditunda. Abu Hanifah (699-767 M) Kitab: Al Musnad dan Fiqh Al Akbar Pendiri mazhab Hanafi. Mengatur tentang kontrak salam (harus jelas jenis barang, kualitas, waktu dan tempat penyerahan). Menjelaskan tentang murabahah. Membebaskan zakat bagi orang terlilit hutang dan tidak membebaskan zakat atas perhiasan. Melarang muzaraah jika tidak ada panen. Abu Yusuf (731-798 M) Kitab: Al Kharaj (Canon of Taxation): Membahas tentang perpajakan. Seorang hakim (Qadi al Qudhah). Murid Abu Hanifah. Tugas utama penguasa adalah mensejahterakan rakyat.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab pemerintah. Pejabat harus jujur dan amanah. Pembayar pajak harus diperlakukan adil dan jujur. Upah dan pensiun harus dibayarkan. Tanah menganggur (iqta) harus diberikan kepada orang yang mampu mengolahnya. Sumber daya publik tidak boleh dimonopoli. Harta harus didistribusikan. Menyarankan sistem muqasamah (proportional rate sesuai dengan jumlah hasil panen) sebagai pengganti misahah (fix rate/tetap) dalam pemungutan kharaj. Menyarankan penghapusan qabalah (perantara pembayar kharaj antara petani dengan pemerintah). Pajak langsung dipungut dan dalam pemungutan kharaj tanah tandus dan tanah subur dibedakan. Ekonom muslim pertama yang menyinggung tentang pasar. Bisa saja harga barang mahal meskipun melimpah dan harga barang murah meskipun sedikit. Harga tidak hanya tergantung pada permintaan namun juga penawaran. Melarang tas’ir (penetapan harga). Hasan Al Syaibani (750-804 M) Kitab: Al Ikhtisab fi Rizqi Al Musthatab dan Al Kasb (Kerja).
Kerja adalah menghasilkan barang dan jasa yang halal saja. Kemaslahatan hanya bisa dicapai dengan memelihara lima maqashid syariah (agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta). Bekerja adalah wajib. Kerja merupakan usaha untuk mengaktifkan roda perekonomian pemerintah harus mendukung aktivitas produksi. Usaha perekonomian adalah ijarah (sewa), tijarah (perdagangan), ziraah (pertanian), dan sinaah (industri). Usaha perekonomian dibagi menjadi fardhu kifayah dan fardhu ain. Abu Ubaid (774-838 M) Kitab: Al Amwal (The Wealth): Membahas tentang keuangan publik. Zakat komoditas harus diberikan kepada negara sedangkan zakat tabungan boleh disalurkan langsung. Penguasa boleh menerapkan pajak baru. Uang negara tidak boleh disalahgunakan. Kaum muslimin tidak boleh menarik pajak kepada non muslim lebih tinggi dari yang diperjanjikan dan jika mungkin lebih rendah. Kaum badui tidak mendapatkan manfaat pajak lebih besar dari orang kota karena kaum badui hanya memberikan sedikit kontribusi.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Tanah yang menganggur selama 3 tahun menjadi milik negara dan pemiliknya didenda. Sumber daya publik tidak boleh dimonopoli. Fungsi uang adalah sebagai pengukur harga dan alat tukar. Yahya bin Umar (825-901 M) Kitab: Al Ahkam Al Suq. Mengatur tentang hukum pasar. Pemerintah bertugas melakukan inspeksi pasar, mengontrol timbangan dan takaran, serta menjelaskan tentang mata uang. Melarang tas’ir (penetapan harga). Intervensi harga hanya dilakukan jika pedagang tidak menjual barang dagangan yang diperlukan masyarakat atau jika pedagang melakukan siyasah al ighraq (dumping). Pelaku ikhtikar (penimbunan/monopoly rent seeking) dijual barang dagangannya dan keuntungannya disedekahkan. Harith bin Asad Al Muhasibi Kitab: Al Makasib. Membahas tentang perdagangan dan industri. Ibnu Miskawaih Kitab: Tahdib Al Akhlaq. Kelebihan dinar adalah tahan lama, mudah dibawa, nilainya tidak turun, dikehendaki semua orang, dan orang senang melihatnya. Al Mawardi (974-1058 M) Kitab: Adab ad Dunya wa ad Din: Membahas tentang perilaku ekonomi seorang muslim. Al Hawi: Membahas tentang mudharabah. Al Ahkam Al Sulthaniyyah: Membahas tentang keuangan publik. Tugas utama penguasa adalah mensejahterakan rakyat. Pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab pemerintah. Kekayaan yang terlihat (hewan dan hasil pertanian) zakatnya dikumpulkan negara sedangkan kekayaan yang tidak terlihat (perhiasan) zakatnya disalurkan sendiri. Negara boleh menerapkan pajak baru atau meminjam jika terjadi defisit anggaran. Pinjaman hanya untuk membiayai barang dan jasa yang disewa untuk menjalankan fungsi negara. Besar kharaj ditentukan oleh kesuburan tanah, jenis tanaman, irigasi, dan jarak dari pasar. Tarif kharaj berdasarkan ukuran tanah (misahah), ukuran tanah yang ditanami saja, atau hasil panen (muqasamah). Harta baitul mal terdiri dari harta yang harus didistribusikan dan harta yang menjadi aset baitul mal. Harta yang harus didistribusikan (sedekah) harus didistribusikan sesuai ajaran Islam. Harta yang menjadi aset baitul mal (fai) digunakan untuk gaji pegawai dan kepentingan umum.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Jika fai kurang maka kekurangannya ditanggung publik (fardhu kifayah). Hisbah (dewan pengawas) dan muhtasib (pengawas) harus diutamakan negara.
Fase Kedua/Masa Keemasan (1058-1446 M) Al Ghazali (1058-1111 M) Kitab: o Mizan Al Amal o Ihya Ulumuddin: Membahas tentang pasar. o Al Tibr Al Masbuk fi Nasihat Al Muluk: Membahas tentang keuangan publik. Kesejahteraan tergantung kepada pemeliharaan lima maqashid syariah. Kebutuhan terdiri dari kebutuhan primer (dharuriyat), kebutuhan sekunder (hajiyat), dan tersier (tahsiniyat). Pendapatan seseorang berasal dari tenaga individual, laba perdagangan, dan nasib baik. Orang melakukan aktivitas ekonomi karena mencukupi kebutuhannya sendiri, memenuhi kebutuhan keluarga, dan membantu orang lain. Distribusi kekayaan harus dilakukan secara sukarela. Evolusi pasar: sistem barter berubah menjadi sistem pasar. Membahas kurva penawaran (petani menjual barangnya lebih murah jika tidak laku). Membahas elastisitas permintaan (mengurangi margin keuntungan akan meningkatkan penjualan dan menaikkan laba). Membahas inelastisitas permintaan (Makanan adalah kebutuhan pokok sehingga tidak boleh dijual dengan hara tinggi/permintaan makanan inelastis). Laba adalah kompensasi dari resiko dan ketidakpastian. Laba tidak boleh terlalu tinggi (hanya sekitar 5-10%). Melarang ikhtikar dan tadlis. Produksi barang-barang kebutuhan pokok adalah fardhu kifayah dan negara harus menjaminnya. Industri dibagi menjadi tiga, yaitu: o Industri dasar: Produksi kebutuhan dasar dan infrastruktur. o Aktivitas penyokong: Tambahan bagi industri dasar. o Aktivitas komplementer: Berkaitan dengan industri dasar.
Terdapat tiga jenis persaingan, yaitu persaingan wajib (persaingan dalam beragama), persaingan yang disukai (persaingan dalam memperoleh kebutuhan pokok), dan persaingan yang dibolehkan (persaingan dalam memperoleh barang mewah). Problema barter adalah kurangnya angka penyebut yang sama, barang tidak dapat dibagi, dan harus ada dua keinginan yang sama.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Emas dan perak hanya digunakan sebagai uang dan uang tidak boleh dipalsukan. Uang selain emas dan perak diperbolehkan. Bunga membelokkan fungsi uang, karena uang seperti cermin (dapat memantulkan warna lain namun tidak dapat memantulkan warnanya sendiri). Uang dapat menghasilkan barang namun tidak dapat menghasilkan dirinya sendiri. Lembaga hisbah sangat penting. Utang publik diizinkan jika dijamin dengan pendapatan masa depan. Diadopsi di AS menjadi revenue bond. Untuk menghilangkan kemiskinan dapat dilakukan pembagian harta secara paksa. Pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab pemerintah.
Nasirudin Tusi (1201-1274 M) Kitab: Akhlaq e Nasiri. Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) Kitab: o Majmu Fatwa Syaikh Al Islam: Menjelaskan tentang pasar. o Al Hisbah fi Al Islam: Menjelaskan tentang pasar. o Al Siyasah Asy Syariyyah fi Ishlah Ar Rai wa Ar Raiyah: Menjelaskan tentang politik.
o o o o o o o
Terdapat dua jenis harga, yaitu harga yang adil dan harga yang zalim. Upah yang adil mengacu pada tingkat di pasar tenaga kerja. Laba yang adil adalah laba yang normal (tidak terlalu besar). Kenaikan harga karena penurunan supply dan kenaikan demand adalah kehendak Allah SWT. Kenaikan harga tidak selalu karena kezaliman penjual namun juga karena penawaran yang menurun akibat inefisiensi produksi, penurunan jumlah impor atau tekanan pasar. Faktor yang mempengaruhi permintaan: Keinginan masyarakat (raghbah) terhadap barang. Jumlah peminat (tullab) suatu barang. Lemah kuatnya kebutuhan terhadap barang. Kualitas pembeli. Jenis uang yang digunakan. Besar kecilnya biaya produsen/penjual. Kepemilikan resiprokal antara penjual dan pembeli.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Terdapat dua jenis intervensi harga, yaitu intervensi harga yang adil dan intervensi harga yang zalim. Harga hanya boleh ditetapkan (diintervensi) jika terjadi keadaan darurat atau distorsi (ketidaksempurnaan) pasar. Penetapan harga dilakukan dengan musyawarah dengan warga. Fungsi uang adalah sebagai pengukur harga dan alat tukar. Uang tidak boleh diperdagangkan. Uang tidak boleh menurun nilainya dan tidak boleh dicetak terlalu banyak. Tidak boleh ada seignorage (pengambilan keuntungan dari selisih nilai nominal dengan nilai intrinsik uang). Mata uang berkualitas buruk akan menyingkirkan mata uang berkualitas baik (Gresham Law).
Abu Ishaq Al Syatibi (1388 M) Kitab: Al Mufawaqat fi Ushul Al Syariah. Maqashid dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu dharuriyat (pelaksanaan ajaran Islam), hajiyat (kebolehan berbisnis), dan tahsiniyat (sopan santun). Dharuriyat adalah pokok dari hajiyat dan tahsiniyat. Jika dharuriyat rusak maka hajiyat dan tahsiniyat akan rusak. Sumber daya publik tidak boleh dimonopoli. Negara boleh menerapkan pajak baru Ibnu Khaldun (1332-1406 M) Kitab: Al Muqadimah. Faktor produksi utama adalah tenaga kerja manusia. Spesialisasi kerja akan melipatgandakan hasil usaha. Spesialisasi wilayah tidak didasarkan pada sumber daya alam tetapi keterampilan penduduknya. Nilai suatu barang sama dengan nilai tenaga kerjanya. Kekayaan suatu bangsa tidak ditentukan dari jumlah uang yang dimiliki melainkan dari tingkat produksi dan neraca pembayaran yang sehat. Emas dan perak secara alamiah sehingga tidak boleh naik atau turun nilainya. Uang berfungsi sebagai ukuran nilai dan cadangan nilai. Jika barang melimpah harganya murah dan jika barang sedikit harganya mahal. Harga bahan pokok di kota lebih murah daripada di desa karena suplai bahan pokok di kota lebih besar daripada di desa. Permintaan barang sekunder akan meningkat seiring semakin makmurnya penduduk kota.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Harga di kota lebih tinggi daripada di padang pasir karena di kota barang dikenakan pajak dan cukai. Teori distribusi optimum: o Jika gaji terlalu rendah maka pasar akan lesu namun jika gaji terlalu tinggi maka akan terjadi inflasi. o Jika laba terlalu rendah penjual tidak memiliki cukup modal untuk berdagang dan jika laba terlalu tinggi penjual akan bangkrut karena inflasi. o Jika pajak terlalu rendah pemerintah tidak dapat berjalan namun jika pajak terlalu tinggi terjadi tekanan fiskal. Teori siklus populasi: o Populasi mengalami pertumbuhan sehingga permintaan dan penawaran naik. o Datang imigran baru sehingga daya dukung lingkungan menurun. o Populasi mengalami penurunan. Teori siklus perpajakan: o Pajak rendah sehingga laba besar dan pelaku usaha lebih semangat. o Kebutuhan pemerintah naik sehingga pajak naik dan laba lebih kecil sehingga semangat pelaku usaha menurun dan produksi turun. o Pemerintah tidak dapat menurunkan pajak sehingga harus mengambil alih (nasionalisasi) usaha para pelaku usaha yang kehilangan semangat karena laba kecil. o Pemerintah terlalu dominan di pasar sehingga pelaku usaha lain kalah dan keluar dari pasar. o Pendapatan pajak menurun dan pemerintah lebih miskin. o Banyak orang meninggalkan negara dan peradaban runtuh. Suatu negara pasti mengalami masa pertumbuhan ekonomi dan masa depresi ekonomi. Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh jumlah uang/emas yang dimiliki negara tersebut, namun: 1. Tingkat produksi domestik yang tinggi. 2. Neraca pembayaran yang positif. Pemerintah adalah pasar terbesar (konsumen dan produsen terbesar). Al Maqrizi (1364-1442 M) Kitab: Ighatsah Al Ummah bi Kasyf Al Ghummah: Membahas tentang inflasi. Murid Ibnu Khaldun Mata uang fulus (tembaga) mulai dicetak pada masa Sultan Muhammad Al Kamil. Uang yang dapat diterima hanya dinar dan dirham. Penggunaan dinar dan dirham tidak menghilangkan inflasi. Mata uang berkualitas buruk akan menghilangkan mata uang berkualitas baik. Inflasi terjadi karena sebab alamiah (natural inflation) dan karena kesalahan manusia (human error inflation).
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Sebab natural inflation: o Kenaikan agregate demand o Turunnya agregate supply Sebab human error inflation: o Korupsi dan administrasi yang buruk o Pajak yang terlalu tinggi o Peningkatan jumlah uang fulus.
FASE KETIGA/MASA KEMUNDURAN (1446-1932 M) Shah Waliullah (1703-1762 M)
Kitab: Hujjatullah al Balagha Kerjasama penting di dalam kegiatan ekonomi. Faktor ekonomi seperti tanah perlu dibagikan secara merata. Pertumbuhan ekonomi turun karena banyak pengeluaran negara yang tidak produktif dan pajak terlalu tinggi sehingga menurunkan semangat pelaku usaha.
EKONOMI MIKRO KONVENSIONAL MASALAH EKONOMI
Ilmu Ekonomi: Ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya langka (Ekonomi adalah ilmu memilih/ study of choice). Masalah Ekonomi: Kebutuhan manusia tidak terbatas namun sumber daya terbatas (masalah kelangkaan). Barang ekonomi: Barang yang mempunyai kegunaan dan langka sehingga diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Barang bebas: Barang yang mempunyai kegunaan dan melimpah sehingga tidak diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Prinsip Ekonomi: 1. Mencapai tujuan maksimum dengan pengorbanan tertentu. 2. Mencapai tujuan tertentu dengan pengorbanan minimum. Opportunity Cost: Sesuatu yang mestinya diperoleh namun tidak diperoleh (kesempatan yang hilang) karena memilih satu alternatif dan tidak memilih alternatif lain. Production Possibility Curve: Kurva yang menggambarkan kombinasi output maksimum yang dapat dihasilkan ketika seluruh sumber daya produksi digunakan. Masalah Pokok Ekonomi: 1. Barang apa yang harus diproduksi (what)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
2. Bagaimana cara memproduksi (how) 3. Untuk siapa barang diproduksi (for whom) Sistem Ekonomi: 1. Tradisional: Masih sangat mengandalkan alam dan tenaga manusia. 2. Pasar Bebas/ Kapitalisme: Masyarakat bebas melakukan kegiatan ekonomi dan pemerintah tidak ikut campur dalam kegiatan ekonomi. 3. Komando/Etatisme: Pemerintah melakukan semua kegiatan ekonomi dan masyarakat tidak bebas melakukan kegiatan ekonomi. 4. Campuran: Masyarakat bebas melakukan kegiatan ekonomi dan pemerintah ikut campur dalam kegiatan ekonomi. Kegiatan Ekonomi: 1. Produksi 2. Distribusi 3. Konsumsi Pelaku Ekonomi 1. Konsumen: Penyedia faktor produksi dan pembeli hasil produksi. 2. Produsen: Penyedia hasil produksi dan pembeli faktor produksi. 3. Pemerintah: Pengatur ekonomi sekaligus sebagai produsen dan konsumen. 4. Masyarakat Luar Negeri (Produsen dan konsumen dari luar negeri).
PERMINTAAN/ PENAWARAN, KESEIMBANGAN PASAR DAN ELASTISITAS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Permintaan: Jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada tingkat harga tertentu. Faktor Penentu Permintaan Harga barang itu sendiri (Faktor lain ceteris paribus) Harga barang lain yang terkait. Pendapatan konsumen. Selera konsumen Jumlah penduduk Distribusi pendapatan Perkiraan harga di masa depan Penawaran: Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen pada tingkat harga tertentu. Faktor Penentu Penawaran Harga barang itu sendiri (Faktor lain ceteris paribus) Harga barang lain yang terkait. Harga faktor produksi Biaya produksi Teknologi produksi Jumlah penjual Keseimbangan Pasar: Harga dimana konsumen dan produsen tidak ingin menambah permintaan/penawaran (tidak ada excess demand atau excess supply).
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Surplus Konsumen: Surplus harga optimal (keseimbangan) dengan harga yang bisa dibayar konsumen. Surplus Produsen: Surplus harga optimal (keseimbangan) dengan harga yang bisa ditawarkan produsen. Pajak mengurangi penawaran dan subsidi menambah penawaran. (Menimbulkan kemakmuran yang hilang/ dead weight loss). Kegagalan Pasar 1. Informasi tidak sempurna 2. Barang publik (pasar tidak sanggup menyediakan) 3. Barang altruisme (barang yang diberikan sukarela untuk kemanusiaan) 4. Eksternalitas (biaya produksi yang tidak ditanggung produsen) Elastisitas Permintaan Elastisitas Harga : Besar perubahan permintaan suatu barang jika harganya berubah. Rumus : Permintaan Awal / Harga Awal – (Permintaan Akhir – Permintaan Awal) / (Harga Akhir – Harga Awal) Kategori: o Elastis (Ep > 1. Kurva landai) o Inelastis (Ep < 1. Kurva curam) o Unitary Elastis (Ep = 1) o Elastis Sempurna (Ep = Tidak terhingga. Kurva horizontal) o Inelastis Sempurna (Ep = 0. Kurva vertikal) Faktor penentu: o Barang substitusi (semakin banyak semakin elastis). o Pokok/ tidaknya barang (semakin pokok semakin inelastis). o Persentase kenaikan harga terhadap pendapatan (semakin besar semakin elastis). o Jangka waktu (semakin panjang semakin elastis). Elastisitas Silang : Besar perubahan permintaan suatu barang jika harga barang lain berubah. Rumus: Permintaan Awal Barang X / Harga Awal Barang Y – (Permintaan Akhir Barang X – Permintaan Awal Barang X) / (Harga Akhir Barang Y – Harga Awal Barang Y) Kategori: o Positif: Barang substitusi o Negatif: Barang komplementer o Nol: Tidak berhubungan Elastisitas Pendapatan: Besar perubahan permintaan suatu barang jika pendapatan konsumen berubah. Rumus: Permintaan Awal / Pendapatan Awal – (Pendapatan Akhir – Pendapatan Awal) / (Permintaan Akhir – Permintaan Awal)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Kategori: o Barang normal (Ei > 0) o Barang pokok (Ei = 0 – 1) o Barang mewah (Ei > 1) o Barang inferior (Ei < 0) Elastisitas Penawaran: Besar perubahan penawaran suatu barang jika harga barang berubah. Rumus : Permintaan Awal / Harga Awal – (Permintaan Akhir – Permintaan Awal) / (Harga Akhir – Harga Awal) Kategori : o Elastis (Ep > 1. Kurva landai) o Inelastis (Ep < 1. Kurva curam) o Unitary Elastis (Ep = 1) o Elastis Sempurna (Ep = Tidak terhingga. Kurva horizontal) o Inelastis Sempurna (Ep = 0. Kurva vertikal) Faktor penentu: o Jenis Produk (Pertanian inelastis, industri elastis) o Perubahan biaya produksi (Semakin besar perubahan biaya produksi semakin inelastis) o Jangka waktu (semakin panjang semakin elastis).
PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN Perilaku Konsumen
Kegunaan Barang Kegunaan Dasar Kegunaan Bentuk Kegunaan Tempat Kegunaan Kepemilikan Kegunaan Waktu Kegunaan Pelayanan (Service) Teori Kardinal : Kegunaan/utility dapat dihitung dengan nominal. Hukum Gossen I/ The Law of Diminishing Marginal Utility: Jika jumlah barang yang dikonsumsi terus ditambah, total utility akan terus naik dengan tingkat pertambahan (marginal utility) yang terus turun hingga total utility maksimum (marginal utility = 0). Hukum Gossen II : Setiap uang yang dibelanjakan untuk membeli berbagai barang akan memberikan marginal utility yang sama. Teori Ordinal: Kegunaan/utility tidak dapat dihitung dengan nominal, namun hanya dapat dibandingkan.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Indifference Curve : Kurva yang menunjukkan kombinasi dua barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Budget Line : Kurva yang menunjukkan kombinasi dua barang yang membutuhkan biaya yang sama. Keseimbangan Konsumen: Kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Terjadi ketika Indifference Curve bersinggungan dengan Budget Line. Price Consumption Curve menurunkan kurva permintaan. Income Consumption Curve menurunkan kurva engel (kurva yang menunjukkan hubungan tingkat pendapatan dengan jumlah barang yang dikonsumsi). Perilaku Produsen
The Law of Diminishing Return (David Ricardo) : Jika ada 1 input tetap sedang input lain (variabel) bertambah mula-mula output yang diproduksi bertambah dengan pertambahan semakin besar (TP dan MP naik) hingga tingkat pertambahan menurun hingga menjadi negatif dan TP turun. Isoquant: Kurva yang menunjukkan kombinasi dua jenis faktor produksi variabel yang memberikan tingkat produksi yang sama yang sama. Isocost: Kurva yang menunjukkan kombinasi dua jenis faktor produksi yang membutuhkan biaya yang sama. Keseimbangan Produsen: Kondisi dimana kombinasi penggunaan dua faktor produksi menghasilkan output maksimum. Terjadi ketika Isoquant bersinggungan dengan Isocost.
Biaya Produksi
Fixed Cost: Biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang yang diproduksi. Kurva horizontal AFC = FC/Q. Kurva setengah U menurun. Variable Cost: Biaya yang besarnya tergantung jumlah produksi. AVC = VC/Q. Kurva U. Total Cost = FC + VC AC = TC/Q = AFC + AVC. Kurva U. Marginal Cost = Besar pertambahan biaya total setiap penambahan 1 output. MC = ∆TC/∆Q.Kurva setengah U menaik.
Penerimaan
TR = P X Q AR = TR/Q MR = ∆TR/∆Q
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Laba/ Rugi
Laba = TR > TC Rugi = TR < TC Break Event Point/Titik Impas = TR=TC Laba Maksimum/Kerugian Minimum = MR = MC MR > MC = Produksi ditambah MR < MC = Produksi dikurangi
BENTUK BENTUK PASAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pasar Persaingan Sempurna: Banyak penjual sehingga penjual tidak bisa mempengaruhi harga pasar. Ciri-Ciri: Banyak penjual Barang homogen Mudah untuk masuk dan keluar/Tidak ada hambatan Informasi sempurna Penjual price taker dan kurva permintaan satu perusahaan horizontal Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba normal (laba yang dianggap terlalu kecil bagi pesaing yang hendak masuk pasar) P= D = AR =MR Pasar Monopoli: Hanya ada 1 penjual sehingga penjual dapat menentukan harga. Ciri-Ciri: Satu penjual Barang unik/tidak ada substitusi Penjual price maker dan kurva permintaan inelastis Ada hambatan besar dan pesaing sangat sulit masuk MR = MC, D =AR dan P>MC Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba super normal Pasar Oligopoli : Ada dua atau beberapa penjual. Ciri-Ciri: Jumlah penjual sedikit Hambatan masuk besar Kekuatan menentukan harga sedikit jika tidak ada kerjasama antar perusahaan. MR = MC Kurva permintaan patah (elastis dan inelastis) Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba super normal Satu perusahaan mempengaruhi perusahaan yang lain (aksi reaksi) Pasar Monopolistik: Banyak penjual namun barang terdiferensiasi sehingga penjual memiliki sedikit kekuatan menentukan harga
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ciri-Ciri: Penjual banyak Barang terdiferensiasi Kekuatan menentukan harga sedikit Mudah untuk masuk dan keluar/Tidak ada hambatan MR = MC, D =AR dan P>MC Bentuk kurva permintaan sangat elastis (sangat landai) Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba normal
EKONOMI MIKRO ISLAM PENDAHULUAN
Ekonomi Mikro Islam : Menjelaskan bagaimana sebuah keputusan diambil oleh setiap unit ekonomi dengan memasukkan batasan-batasan syariah sebagai variabel yang utama/independen. Perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional adalah filosofi ekonomi. Ekonomi Islam bukan ilmu murni melainkan ajaran/doktrin dan juga sebuah sistem. Penjiplakan ekonom barat terhadap pemikiran ekonom Muslim: 1. Teori pareto optimum diambil dari kitab Nahjul Balaghah karya Imam Ali. 2. Gresham Law diambil dari kitab Ibnu Taimiyah. 3. An Inquiry into The Wealth of Nation (buku Adam Smith) banyak terinspirasi dari kitab Al Amwal Abu Ubaid. Sejarah Ekonomi Eropa Menurut Robert L. Heilbroner (bukunya The Making of Economic Society) pasar di Eropa terbentuk karena: 1. 2. 3. 4.
Pedagang keliling Urbanisasi Perang salib Perubahan suasana kehidupan beragama
RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
Mazhab Ekonomi Islam 1. Baqir As Sadr/Iqtishaduna Tokoh: Baqir As Sadr, Abbas Mirakhor, Hedayati, Iraj Toutounchian Buku : Iqtishaduna (Our Economics). Ilmu ekonomi tidak pernah sejalan dengan Islam. Sumber daya tidak terbatas (QS Al Qamar : 49) dan keinginan manusia terbatas (Hukum Gossen).
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Masalah ekonomi muncul karena distribusi sumber daya yang tidak merata dan tidak adil. Istilah ekonomi Islam diganti iqtishad. Semua teori ekonomi konvensional ditolak dan dibuang lalu diganti teori ekonomi dari Al Quran dan Al Hadits. 2. Mainstream Tokoh: Umar Chapra, M.A Mannan, M. Nejatullah Siddiqi, Monzer Kahf Masalah ekonomi muncul karena sumber daya terbatas (QS Al Baqarah: 155) dan keinginan manusia tidak terbatas (QS Al Takatsur: 1-5). Perilaku ekonomi manusia sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits. Teori ekonomi konvensional yang bermanfaat diambil dan yang tidak bermanfaat dibuang. 3. Alternatif Kritis Tokoh : Timur Kuran, Jomo, Muhammad Arif, Mashadul Alam Choudry Mazhab Iqtishaduna hanya berusaha menemukan sesuatu yang sudah ditemukan orang lain. Mazhab Mainstream hanya menjiplak teori ekonomi neoklasik dengan menghilangkan variabel riba serta menambahkan variabel zakat dan niat. Islam pasti benar namun ekonomi Islam belum tentu benar karena ekonomi Islam adalah hasil penafsiran manusia. Teori ekonomi Islam harus diuji kebenarannya. Prinsip Ekonomi Islam 1. Perilaku Ekonomi : Akhlak 2. Prinsip Derivatif/Turunan: Multitype Ownership (Kepemilikan Multijenis yaitu kepemilikan individu dan kepemilikan negara. Berdasarkan nilai tauhid dan adl). Freedom to Act (Kebebasan berusaha. Berdasarkan nilai adl, nubuwwah, dan khilafah). Social Justice (Keadilan sosial. Berdasarkan nilai khilafah dan ma’ad). 3.
Nilai universal ekonomi Islam: Tauhid (Keesaan Allah) Adl (Keadilan) Nubuwwah (Kenabian. Empat sifat Nabi : Siddiq/jujur, Amanah/dapat dipercaya, Fathanah/cerdik, dan Tabligh/komunikatif) Khilafah (Pemerintahan) Ma’ad (Hasil) ASUMSI RASIONALITAS DALAM EKONOMI ISLAM Asumsi Rasionalitas: Anggapan bahwa perilaku orang pasti rasional (masuk akal). Jenis Rasionalitas: 1. Self Interest Rationality : Manusia memilih alternatif berdasarkan kepentingannya.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 2. Present Aim Rationality : Manusia memilih alternatif sesuai aksioma. Aksioma Rasionalitas 1. Kelengkapan (Completeness): Individu tahu semua alternatif. 2. Transitivitas (Transitivity) : Individu konsisten dalam memilih alternatif. 3. Kontinuitas (Continuity) : Alternatif yang mendekati alternatif yang disukai pasti dipilih. 4. Strong Monotonicity: Lebih banyak lebih baik. 5. Local Nonsatiation: Orang dapat berbuat lebih baik sekecil apapun. 6. Strict Convexity: Orang lebih menyukai yang rata-rata daripada yang ekstrim. Perspektif Islam Tentang Asumsi Rasionalitas 1. Perluasan konsep transitivitas 2. Perluasan spektrum utilitas untuk strong monotonicity dan local nonsatiation (Kurva indifference barang halal dan halal, barang halal dan haram, dan barang haram dan haram). TEORI KONSUMSI ISLAMI
Kepuasan konsumen bertambah jika mengonsumsi lebih banyak barang halal dan mengurangi konsumsi barang haram (QS Al Maidah : 87-88). Semakin banyak barang halal yang dikonsumsi semakin tinggi utility dan semakin sedikit barang haram yang dikonsumsi semakin rendah disutility. Kepuasan maksimum: 1. Memaksimalkan utility function pada budget line tertentu. 2. Meminimalkan budget line pada utility function tertentu. Corner Solution: Konsumen meningkatkan utilitynya dengan terus menambah konsumsi barang halal dan mengurangi konsumsi barang haram hingga seluruh pendapatan habis untuk membeli barang halal saja. TEORI PERMINTAAN ISLAMI 1. 2. 3.
Kurva permintaan barang haram adalah vertikal (inelastis sempurna). Corner solution merupakan optimal solution. Keadaan darurat bukan solusi optimal. Konsumsi intertemporal: Konsumsi yang dilakukan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Rumus = Y = C + S Konsumsi dan pendapatan: Lender (Konsumsi < Pendapatan) Borrower (Konsumsi > Pendapatan) Polonius Point (Konsumsi = Pendapatan) Konsumsi Inter Temporal Islami Dikemukakan oleh Monzer Kahf.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 1. 2. 3. 4. 5.
Terjadi jika: Islam dilaksanakan Zakat hukumnya wajib Tidak ada riba Mudharabah wujud dari perekonomian Orang rasional untuk memaksimalkan kemaslahatan Rumus Y = ( C + Infak) + S = FS (Final Spending di Jalan Allah) + S (Diambil dari hadits “ Yang kamu miliki adalah apa yang kamu makan dan apa yang kamu infakkan”). Semakin tinggi riba semakin sedikit sedekah. Semakin besar pemanfaatn harga (investasi) semakin besar pendapatan. Aset yang menganggur diberikan disinsetif berupa zakat.
TEORI PRODUKSI ISLAMI 1. 2. 3. 4.
Produksi maksimum: Maksimalisasi output dengan input tetap. Minimalisasi input dengan jumlah output tetap. Maksimalisasi output dengan jumlah biaya tetap. Minimalisasi biaya dengan jumlah output tetap. Bunga meningkatkan fixed cost sedangkan bagi hasil hanya mengurangi pendapatan sehingga bagi hasil lebih efisien daripada bunga. Pada jumlah produksi yang sama biaya produksi bagi hasil < bunga. Pada total cost yang sama jumlah produksi bagi hasil > bunga. Pada total revenue yang sama jumlah produksi bagi hasil > bunga.
TEORI PENAWARAN ISLAMI
Pajak penjualan menurunkan total profit dan jumlah produksi karena pajak menambah total cost. Zakat tidak menambah total cost namun hanya mengurangi profit sehingga semakin besar profit semakin besar zakat (memaksimalkan profit sejalan dengan memaksimalkan zakat). Recycling (daur ulang) lebih diutamakan daripada emission fees atau emission standard.
MEKANISME PASAR ISLAMI
Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Jika terjadi gangguan pada penawaran dan permintaan karena faktor alamiah, maka dilakukan market intervention (menambah suplai atau mengurangi demand). Ceiling price mengakibatkan surplus produsen pindah ke konsumen. Floor price mengakibatkan surplus konsumen pindah ke produsen.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Monopoli dibolehkan namun monopolis tidak boleh melakukan monopoly rent seeking (menjual barang lebih sedikit dengan harga lebih tinggi). Jika terjadi gangguan pada penawaran dan permintaan karena kesengajaan (karena ikhtikar, ghabn fahisy (harga terlalu tinggi) atau bai najash), maka dilakukan price intervention (penetapan harga).
STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN HARGA 1. 2. 3.
Concentration Ratio dan Herfindhal Index: Digunakan untuk mengukur penguasaan pangsa pasar. Herfindhal Index: < 0,2 = Persaingan sempurna/monopolistik 0,2-0,6 = Oligopoli > 0,6 = Monopoli Perilaku Oligopoli Menentukan kuantitas yang diproduksi (cournot quantity competition). Menentukan harga (bertrand price competition)
STRATEGI BERSAING: HAMBATAN MASUK DAN KELUAR INDUSTRI Hambatan Masuk 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Struktural: Hambatan yang tidak dibuat oleh perusahaan. Kontrol atas sumber daya yang diperlukan. Skala ekonomi yang besar sehingga biaya per unit menjadi kecil. Produk yang telah dikenal pasar. Strategis: Hambatan yang dibuat oleh perusahaan untuk mencegah pesaing masuk. Limit Pricing: Menetapkan harga sangat rendah sebelum pesaing masuk. Predatory Pricing: Menetapkan harga sangat rendah setelah pesaing masuk. Excess Capacity: Meningkatkan kapasitas produksi untuk mencegah pesaing masuk.
Hambatan Keluar 1. Internal (Fixed Cost yang sudah terlanjur dikeluarkan perusahaan). 2. External (Hukum/peraturan pemerintah). DISTORSI PASAR: PERSPEKTIF ISLAM Jenis-Jenis Distorsi Pasar 1. 2. 3.
Rekayasa Penawaran (lewat ikhtikar dan talaqqi ruqban). Rekayasa permintaan (lewat bai najash) Tadlis Kuantitas Kualitas Harga
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 4. 1. 2. 3. 4.
Waktu Penyerahan Taghrir Kuantitas Kualitas Harga Waktu Penyerahan
EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
1. 2. 3. 4.
Edgeworth Box: Kotak dari ruang konsumsi untuk menganalis pertukaran dua barang diantara dua orang. Efficient Allocation/Pareto Efficient: You cannot make yourself better of without making someone else worse off. (Alokasi barang-barang dikatakan efisien bila tidak seorangpun dapat meningkatkan utilitynya tanpa mengurangi utility orang lain/ MRS (Marginal Rate of Substitution) setiap orang sama). Utility Possibility Frontier: Kurva yang menunjukkan kombinasi utility antara dua orang. Production Possibility Frontier: Kurva yang menggambarkan kombinasi output maksimum yang dapat dihasilkan ketika seluruh sumber daya produksi digunakan. Kurva Isowelfare/Fungsi Kesejahteraan Benthamite: Kurva yang menggambarkan gabungan kemakmuran dari semua orang. Maksimalisasi Kesejahteraan: Dicapai ketika Utility Possibility Frontier/Production Possibility Frontier bersinggungan dengan kurva Isowelfare. Distribusi yang adil menurut ekonomi konvensional: Egalitarian: Setiap orang menerima barang dalam jumlah yang sama. Rawlsian: Utility orang miskin yang paling dimaksimalkan. Utilitarian: Utility dari setiap orang harus dimkasimalkan. Market Oriented: Distribusi lewat mekanisme pasar paling adil. Perbandingan distribusi antara sistem ekonomi: 1. Kapitalis Ada initial endowment gap (ketimpangan penguasaan sumber daya) sehingga orang kaya kepuasannya lebih tinggi dari orang miskin. 2. Sosialis Utility possibility frontier dan production possibility frontier kecil akibat inefisiensi, rendahnya produktivitas, kurangnya insentif, dan semangat untuk bekerja akibat pembagian sumber daya dan penguasaan ekonomi oleh negara. 3. Islam Tidak ada initial endowment gap namun semangat untuk bekerja tetap tinggi. EKONOMI MAKRO KONVENSIONAL
PENDAPATAN NASIONAL
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
o o o
PDB (Pendapatan Nasional Bruto) = Nilai semua barang dan jasa di suatu negara selama setahun. PNB (Pendapatan Nasional Bruto) = PDB + Pendapatan Luar Negeri – Pendapatan Perusahaan Asing PNN (Pendapatan Nasional Neto) = PNB – Depresiasi PN (Pendapatan Nasional) = PNN – Pajak Tidak Langsung + Subsidi PP (Pendapatan Perseorangan) = PN + Pendapatan Bunga + Transfer Payment – (Laba Ditahan + Asuransi Sosial) Pendapatan Disposibel (Siap dibelanjakan) = PP – Pajak Langsung PDB Nominal = Nilai semua barang dan jasa di suatu negara selama setahun menurut harga berlaku. PDB Riil = Nilai semua barang dan jasa di suatu negara selama setahun menurut harga konstan. Pendapatan Per Kapita = PNB Riil/PDB Riil/ Jumlah Penduduk Metode Penghitungan Pendapatan Nasional 1. Produksi/Output Nilai Tambah = Nilai Output-Nilai Input (Menghindari double counting) 2. Pendapatan PN = w + r + i + ∏ (Gaji + Sewa + Bunga + Profit) 3. Pengeluaran PDB = C + I + G + (X-M) (Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + [Ekspor- Impor]) Distribusi Pendapatan Kurva Lorentz = Kurva yang menggambarkan distribusi pendapatan (berbentuk cembung). Koefisien Gini = Untuk mengukur pemerataan pendapatan. < 0,4 = Ketimpangan rendah 0,4 -0,5 = Ketimpangan sedang >0,5 = Ketimpangan tinggi Teori Konsumsi Keynes Y=C+S C = a + bY (Konsumsi Agregat = Konsumsi Otonom (Konsumsi pendapatan nol) + MPC.Pendapatan Disposibel) S = -a + sY (s = MPS) MPC = ∆C/∆Y MPS = ∆S/∆Y MPC + MPS = 1 MPC (Marginal Propensity to Consume) = Kecenderungan individu menggunakan pendapatannya untuk konsumsi.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA MPS (Marginal Propensity to Save) = Kecenderungan individu menggunakan pendapatannya untuk ditabung.
1. o o o o o 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Teori Investasi I = f (i) (Hubungan antara investasi dengan bunga adalah negatif) Tingkat bunga riil = Tingkat bunga nominal – inflasi Kebijakan Perdagangan Internasional Tarif = Pajak barang ekspor dan impor Bea Ekspor = Pajak barang ekspor Bea Impor = Pajak barang impor Ad Valorem Duties = Bea dihitung berdasarkan % (proporsional) Specific Duties = Bea dihitung secara fixed (tetap) Specific Ad Valorem Duties/Compound Duties = Kombinasi Ad Valorem dan Specific Duties Kuota = Pembatasan jumlah barang impor Larangan ekspor/impor Subsidi Ekspor = Subsidi yang diberikan kepada eksportir Premi Ekspor = Uang yang diberikan kepada eksportir Devaluasi = Melemahkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing Pengendalian Devisa = Pembatasan devisa untuk impor Substitusi Impor = Produksi barang pengganti barang impor Perjanjian Internasional
1.
2. 3. 4.
Neraca Pembayaran (Balance of Payment) = Transaksi pembayaran barang ekspor dan impor serta modal keluar dan masuk suatu negara Transaksi Berjalan (Current Account) o Neraca Perdagangan (Balance of Trade) = Nilai transaksi ekspor dan impor barang o Neraca Jasa = Nilai transaksi ekspor dan impor jasa o Neraca Nonbalas Jasa (Transfer Payment) Pemberian/penerimaan hibah dari/ke negara lain Neraca Modal (Capital Account) = Nilai modal masuk dan modal keluar Neraca Penyeimbang (Settlement Account) = Penyeimbang transaksi berjalan dengan neraca modal Selisih Perhitungan (Errors and Omissions) = Saldo neraca pembayaran yang tidak tercatat
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Klasik (Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, John Stuart Mill)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Pertumbuhan ekonomi tergantung pada jumlah penduduk, jumlah persediaan barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam dan tingkat teknologi
Teori Schumpter
Pertumbuhan ekonomi tergantung kewirausahaan
Teori Harrod Domar
Pertumbuhan ekonomi tergantung investasi ∆Y/Y = ∆ I/I ∆Y/Y = MPS/COR (Capital Output Ratio)
Teori Rostow
Tahap Pertumbuhan Ekonomi 1. 2. 3. 4. 5. o o o o
Tradisional Lepas Landas Tinggal Landas Kematangan/Kedewasaan Konsumsi Tinggi Kesempatan Kerja dan Pengangguran Tenaga Kerja = Semua penduduk usia kerja (15-64 Tahun) Angkatan Kerja = Tenaga kerja yang bekerja atau mencari pekerjaan (menganggur) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) = Angkatan Kerja/ Penduduk Usia Kerja Jenis Pengangguran Pengangguran Terbuka = Sama sekali tidak bekerja Setengah Menganggur = Hanya bekerja 35 jam/minggu Pengangguran Terselubung = Bekerja namun tidak menambah output Pengangguran Struktural = Pengangguran akibat tidak memiliki kompetensi untuk bekerja o Pengangguran Friksional = Pengangguran karena pencari kerja ingin mencari pekerjaan yang lebih baik o Pengangguran Siklis/Konjungtural = Pengangguran karena kondisi ekonomi o Pengangguran Musiman = Pengangguran yang terjadi secara musiman UANG, PERBANKAN, DAN KEBIJAKAN MONETER Uang 1. 2. 3.
Syarat Uang Diterima umum Nilainya tidak berubah Mudah dibawa
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 4. 5. 6. 7. o o o o o
Mudah disimpan Tahan lama Jumlahnya sedikit Terdiri dari berbagai nominal Fungsi Uang Asli Alat tukar Satuan hitung Turunan Alat pembayaran Penyimpan nilai Penunjuk harga Jenis Uang Uang Kartal = Uang tunai Uang Giral = Uang bank Teori Kuantitas Uang/Flow Concept (Irving Fisher)
MV = PT (Uang Beredar.Kecepatan Uang Beredar = Harga.Volume Barang) Teori Uang Sebagai Stock Concept (Marshall Pigou) M= kPT (Jumlah Uang = 1/Kecepatan Uang Beredar. Harga.Volume Barang)
Permintaan Uang Menurut Keynes Transaksi (Kurva permintaan slope positif. Dipengaruhi oleh pendapatan) Berjaga-jaga (Kurva permintaan curam. Dipengaruhi oleh pendapatan) Spekulasi (Kurva permintaan slope negatif. Dipengaruhi oleh tingkat bunga) Penawaran Uang M0 = Uang Kartal M1 = M0+ Uang Giral M2 = M1 + Uang Kuasi (Deposito Bank) M3 = M2 + Deposito Non bank
Inflasi 1. 2. 3. 4. 1.
Inflasi = Kenaikan harga barang-barang Deflasi = Penurunan harga barang-barang Penggolongan Inflasi Inflasi Ringan/Single Digit Inflation = <10% Inflasi Sedang = 10%-30% Inflasi Berat = 30%-100% Hiperinflasi = >100% Jenis Inflasi Demand Pull Inflation = Inflasi karena kenaikan permintaan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 2. 3. 4. 5.
Cost Push Inflation = Inflasi karena kenaikan biaya produksi Natural Inflation = Inflasi karena sebab alamiah Human Error Inflation = Inflasi karena kesalahan manusia Actual/Anticipated/Expected Inflation = Inflasi digunakan untuk mengetahui suku bunga riil 6. Unticipated/Unexpected Inflation = Inflasi tidak digunakan untuk mengetahui suku bunga riil 7. Inflasi Campuran = Inflasi karena kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi 8. Inflasi Spiral = Inflasi akibat inflasi sebelumnya 9. Domestic Inflation = Inflasi akibat faktor dalam negeri 10. Imported Inflation = Inflasi karena inflasi negara lain Menghitung Inflasi 1. GDP Deflator Rumus = Nominal GDP/Real GDP x 100 2. Indeks Harga Konsumen/IHK = Kumpulan harga barang dan jasa Cara mengatasi inflasi = dengan kebijakan moneter kontraktif Kurva Phillips = Kurva yang menggambarkan hubungan negatif antara pengangguran dengan inflasi Perbankan Jenis Bank 1. Bank Sentral/BI o Melakukan kebijakan moneter o Menjaga kelancaran sistem pembayaran o Mengatur dan mengawasi bank (diambil alih OJK) 2. Bank Umum o Menghimpun dana o Menyalurkan kredit o Memindahkan uang bank o Memberikan jasa keuangan o Melakukan kegiatan usaha valas 3. Bank Perkreditan Rakyat Tidak boleh: o Menerima giro o Melakukan kegiatan usaha valas o Melakukan penyertaan modal o Melakukan perasuransian 4. Bank Syariah 5. Lembaga Keuangan Non Bank o Asuransi
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o o o o o
Pegadaian Koperasi Perusahaan Leasing Bursa Efek Dana Pensiun
Kredit Kriteria Pemberian Kredit 1. 2. 3. 4. 5.
Capital = Modal/kekayaan peminjam Character = Watak peminjam Capacity = Kemampuan keuangan peminjam Collateral = Barang jaminan peminjam Condition of Economics = Kondisi ekonomi
Kebijakan Moneter = Kebijakan yang mengatur jumlah uang beredar o o o o o
Jenis Kebijakan Moneter Ekspansif = Menambah jumlah uang beredar Kontraktif = Mengurangi jumlah uang beredar Instrumen kebijakan moneter Kuantitatif Open Market Operation (Jual beli surat berharga) Tingkat Diskonto (Tingkat bunga/BI Rate pinjaman bank sentral kepada bank umum) Giro Wajib Minimum (Cadangan simpanan bank yang tidak disalurkan sebagai kredit) Kualitatif Kredit selektif Imbauan moral
APBN dan Kebijakan Fiskal
Pendapatan Negara Pendapatan pajak Pendapatan negara bukan pajak Penerimaan SDA (migas/nonmigas) Laba BUMN Hibah Pinjaman
Perpajakan Unsur Pajak Subyek Pajak = Pembayar pajak Obyek Pajak = Hal yang dikenakan pajak
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o o o o o o o o o
Tarif Pajak = Besar pajak Tarif Tetap = Besarnya tetap Tarif Proporsional = Menggunakan proporsi Tarif Progresif = Semakin tinggi nilai obyek pajak, tarif pajak semakin tinggi Tarif Regresif = Semakin tinggi nilai obyek pajak, tarif pajak semakin rendah Jenis Pajak Pajak Negara Pajak Penghasilan (PPh) = Pajak atas penghasilan Pajak Penjualan (PPn) = Pajak barang yang dijual Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) = Pajak barang mewah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) = Pajak nilai tambah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) = Pajak bangunan dan tanah Pajak Daerah Pajak Langsung = Ditanggung sendiri oleh wajib pajak (PPh dan PBB) Pajak Tidak Langsung = Tidak ditanggung sendiri oleh wajib pajak (PPn,PPN,PPnBM) Pajak Subyektif = Berdasarkan subyek pajak (PPh) Pajak Obyektif = Berdasarkan obyek pajak (PPN, PPnBM,PBB,PPn) Pedoman Perpajakan Adil Sederhana Jelas/Pasti Efisien Asas Pemungutan Pajak Asas domisili = Berdasarkan tempat tinggal wajib pajak Asas sumber = Tidak berdasarkan tempat tinggal wajib pajak Asas kebangsaan = Berdasarkan kewarganegaraan Sistem Pemungutan Pajak Official Assesment System = Pajak dihitung petugas pajak Self Assesment System = Pajak dihitung wajib pajak With Holding System = Pajak dihitung lembaga lain selain petugas pajak dan wajib pajak Pungutan Selain Pajak Retribusi Iuran Sumbangan Wajib Bea ekspor dan impor Cukai
Kebijakan Fiskal = Kebijakan yang mengatur pendapatan dan belanja pemerintah
Jenis Kebijakan Fiskal
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Fiskal Ekspansif = Menambah pengeluaran pemerintah dan mengurangi pajak Fiskal Kontraktif = Mengurangi pengeluaran pemerintah dan menambah pajak Efek Multiplier Pengeluaran Pemerintah/Investasi Otonom 1/1 – MPC = 1/MPS ∆Y = 1/1-MPC x ∆ G = 1/1-MPC x ∆ Io
Efek Multiplier Pajak
-MPC/1 –MPC = -MPC/MPS ∆Y = -MPC/1-MPC x ∆ T
Balance Budget Multiplier (Gabungan Multiplier Pengeluaran Pemerintah/Investasi Otonom dan Pajak) = Jumlah =1, berapapun MPC
∆Y = 1-MPC/1-MPC = 1 EKONOMI MAKRO ISLAM EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO 1. 2.
Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro Ada faktor uang dalam ekonomi makro. Ada faktor pemerintah sebagai pelaku ekonomi raksasa. Dalam ekonomi makro terdapat harga nominal karena uang memiliki nilai nominal dan nilai rill (daya beli). Jika pendapatan nominal naik belum tentu daya beli naik (karena bisa jadi ada pelemahan daya beli uang yang ditunjukkan oleh inflasi). Normal Goods: Barang yang apabila ada kenaikan pendapatan maka jumlah barang yang dikonsumsi juga bertambah. (Terdapat hubungan positif antara efek substitusi dengan efek pendapatan). Inferior Goods: Barang yang apabila ada kenaikan pendapatan maka jumlah barang yang dikonsumsi berkurang. (Terdapat hubungan negatif antara efek substitusi dengan efek pendapatan). Giffen Goods: Inferior goods yang memiliki efek pendapatan > efek substitusi. Tidak terjadi money illusion dalam Ekonomi Islam karena: 1. Penggunaan uang dinar dan dirham yang nilai nominalnya sama dengan nilai intrinsiknya atau jika menggunakan uang fiat maka pemerintah harus menjaga nilainya (daya belinya). 2. Penentuan upah berdasarkan prestasi kerja (jualah) atau tanpa prestasi kerja (ijarah). 3. Adanya sistem bagi hasil yang mendorong produktivitas. Ekonomi Klasik = Pertumbuhan ekonomi dapat ditimbulkan dari sisi supply, kebijakan ekonomi dapat dicapai dalam jangka pendek dan pemerintah tidak ikut campur ketika terjadi resesi.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Jean Baptiste Say : Supply creates its own demand. (Setiap barang yang diproduksi pasti terjual dan harga-harga fleksibel sehingga menambah penawaran akan menciptakan full employment dan menambah permintaan). John Maynard Keynes Buku: The General Theory of Employment, Interest, and Money Pemerintah harus campur tangan dalam mengendalikan perekonomian. Permintaan agregat dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi Supply Side Economics: Pertumbuhan ekonomi didorong dari sisi supply dengan meningkatkan produktivitas individu dan perusahaan dengan memberikan insentif seperti pemotongan pajak. Kurva Laffer (Arthur Laffer) : Kurva yang menggambarkan hubungan positif dan negatif antara besar pajak dengan pendapatan pajak. Jika pajak yang ditagih semakin besar pendapatan pajak akan semakin besar hingga titik optimum. Setelah titik optimum semakin besar pajak yang ditagih, semakin kecil pendapatan pajak. (Sesuai dengan teori Ibnu Khaldun tentang pajak). EKONOMI MAKRO SEDERHANA
Money Neutrality = Terjadi perubahan sekali terhadap jumlah uang beredar namun variabel-variabel riil (pendapatan riil, daya beli uang) tidak berubah. Super Neutrality of Money = Terjadi perubahan berkali-kali terhadap jumlah uang beredar namun variabel-variabel riil (pendapatan riil, daya beli uang) tidak berubah. Oleh karena itu menurut Ibnu Khaldun kekayaan suatu negara tidak ditentukan dari jumlah uang yang dimiliki negara tersebut. Depresiasi = Menurunnya nilai tukar mata uang Apresiasi = Menguatnya nilai tukar mata uang Sterilisasi = Mata uang tidak mengalami depresiasi atau apresiasi Bunga Menurut Adam Smith, bunga adalah rate of profit Menurut Wicksellian, bunga adalah natural rate of interest Menurut Keynes, bunga adalah marginal efficiency of capital Ramsey Cass Koopmans Model = Ada banyak perusahaan dan rumah tangga yang abadi dan terus menerus menawarkan faktor produksi Diamond Model = Ada banyak perusahaan dan selalu ada rumah tangga baru yang masuk kedalam perekonomian Menurut Homer dan Sylla bunga telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Sumeria (3000 SM) KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO
Dalam ekonomi makro keseimbangan pasar terjadi ketika kurva agregate demand berpotongan dengan kurva agregate supply.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Kurva agregate demand diturunkan dari kurva IS (Investment and Saving) dan kurva LM (Liquidity/jumlah uang beredar dan Money/Jumlah uang yang diinginkan masyarakat). Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi jumlah uang yang diminta. Semakin tinggi bunga maka semakin rendah investasi. Jenis Kurva AS 1. Kurva AS dengan slope positif Gaji fleksibel Harga fleksibel Ekonomi belum mencapai full capacity 2. Kurva AS berbentuk horizontal Gaji fleksibel Harga kaku (sticky price) 3. Kurva AS berbentuk vertikal Gaji kaku (sticky wage) Harga fleksibel Ekonomi mencapai full capacity UANG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Uang dalam konsep ekonomi konvensional: Uang = Modal Uang adalah private goods Uang adalah flow concept (Fisher) Uang adalah stock concept (Marshall Pigou) Uang dalam konsep ekonomi Islam: Uang ≠ Modal Uang adalah public goods dan flow concept Modal adalah private goods dan stock concept Fungsi uang menurut ekonom muslim Sebagai ukuran harga (standard of exchange) Sebagai media transaksi (medium of exchange) Sebagai penyimpan nilai (store value) Nilai tukar dinar dan dirham Masa Rasulullah SAW dan khulafaur rasyidin o 1 dinar = 10 dirham Masa Umayyah o 1 dinar = 12 dirham Masa Abbasiyah o 1 dinar = 15 dirham Jenis uang dalam sejarah Islam 1. Dinar/Ain (Terbuat dari emas) 2. Dirham/wariq (Terbuat dari perak)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
3. Dirham magsyusah (Terbuat dari perak dan logam lain) 4. Fulus (Terbuat dari tembaga) Dalam ekonomi Islam uang tidak memberikan manfaat (utility) melainkan fungsi dari uang yang memberikan utility. Konsep Time Value of Money (A dollar today is worth more than a dollar tomorrow because a dollar today can be invested to get a return) ditolak dalam ekonomi Islam (menimbulkan riba dan investasi bisa saja rugi). Pengganti Time Value of Money = Economic Value of Time = Time mempunyai economic value jika dan hanya jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan menambah faktor produksi yang lain sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh return. Uang adalah public goods sehingga tidak boleh ditimbun (hoarding).
STABILITAS EKONOMI DALAM BERBAGAI SISTEM Monetarist/Teori Kuantitas Uang Modern 1. Tokoh = Jean Bodin, John Locke, David Humme, David Ricardo, John Stuart Mill, Irving Fisher, Milton Friedman. 2. Terdapat hubungan langsung dan meyakinkan antara money supply dan GNP 3. Jika money supply ditingkatkan, konsumsi naik sehingga kesempatan kerja , output naik dan GNP naik. Jika ekonomi mendekati full employement, maka kenaikan GNP akan disertai inflasi. 4. Money supply akan menaikkan GNP hingga money demand = money supply. 5. Kecepatan uang beredar konstan/tidak berubah. Keynesian 1. Tokoh = John Maynard Keynes. 2. Tidak terdapat hubungan langsung dan meyakinkan antara money supply dan GNP (money supply mempengaruhi GNP secara tidak langsung dan tidak meyakinkan). 3. Kecepatan uang beredar tidak konstan/ berubah-ubah. 4. Terjadi liquidity trap (money supply ditambah namun masyarakat malah menimbun (hoarding) uang sehingga money supply naik namun GNP tetap). 5. Money demand juga berubah sehingga meskipun money supply berubah tingkat bunga tidak berubah sehingga GNP tidak berubah. 6. Money supply yang bertambah digunakan untuk membeli aset finansial (surat berharga) bukan untuk membeli aset riil (barang dan jasa) sehingga GNP tidak berubah. 7. Money supply hanya dapat mempengaruhi konsumsi dan GNP jika tingkat bunga berubah dan pengusaha serta masyarakat merespon/sensitif terhadap perubahan tingkat bunga tersebut. Ekonom Austria 1. Inflasi terjadi karena peningkatan moeny supply. 2. Money supply meningkat akibat seignorage (selisih nilai nominal dan intrinsik uang) dan kredit yang berlebihan.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 3. Untuk mengatasi seignorage dan kredit berlebihan diperlukan penerapan 100% reserve gold standard sebagai pengganti fiduciary money standard. Masudul Alam Choudry 1. Penerapan 100% reserve gold standard 2. Uang adalah variabel dependen (endogenous theory) bukan independen (exogeneous theory) 3. Teori Kuadran Kuadran I: Hubungan antara currency value of spending (volume sektor moneter) dengan real value of spending (volume sektor riil) Kuadran II: Hubungan antara dengan real value of spending (volume sektor riil) dengan rate of profit Kuadran III: Hubungan antara rate of profit dengan harga Kuadran IV: Hubungan antara harga dengan currency value of spending (volume sektor moneter) Umar Chapra 1. Permintaan akan uang dipengaruhi oleh: Barang dan jasa Nilai-nilai moral dan sosial Rate of profit 2. Instrumen kebijakan moneter Target pertumbuhan M dan M0 Public share of demand deposit (Simpanan deposito untuk proyek pemerintah) Statutory Reserve Requirement (GWM) Credit Ceiling (Pembatasan kredit) Pandangan tentang Dinar (Uang Emas) 1. Menurut Quantity Theory of Money Fiduciary money standard yang didasarkan atas pertumbuhan moneter yang teratur dan terprediksi dapat menghasilkan stabilitas lebih baik daripada standar emas. 2. Monetarist Model Standar emas lebih stabil daripada fiat money karena: o Money supply tidak dapat dinaikkan secara bebas o Uang akan terserap oleh sektor riil o Jika nilai tukar menguat atau melemah hal tersebut terjadi karena volume transaksi di sektor riil 3. Umar Vadillo Monetisasi emas (kembali menggunakan dinar) Penggunaan dinar akan terhindar dari inflasi ECONOMIC VALUE OF TIME Time Value of Money muncul karena adanya: 1. Inflasi
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 2. Preference of present consumption to future consumption (lebih memilih konsumsi sekarang daripada di masa depan) Return 1. Pada ekonomi konvensional, return yang pasti (certainty in return) adalah berupa interest rate yang besarnya ditentukan oleh preference of present consumption dan expected inflation. 2. Pada ekonomi Islam, return yang pasti (certainty in return) adalah berupa keuntungan jual beli/sewa (margin) yang besarnya ditentukan oleh tingkat keuntungan yang dipilih dan volume transaksi. 3. Pada ekonomi konvensional, return yang tidak pasti (uncertainty in return) adalah berupa discount rate yang besarnya ditentukan preference of present consumption, expected inflation dan premium for uncertainty. 4. Pada ekonomi Islam, return yang tidak pasti (uncertainty in return) adalah berupa discount rate dari expected return yang digunakan untuk menentukan nisbah bagi hasil. INFLASI: STABILITAS NILAI UANG DOMESTIK o o o o o o o
Pembagian Inflasi menurut Samuelson Moderate Inflation = < 10% Galloping Inflation = 20%-200% Hyperinflation = Jutaan - Triliunan % Dampak Inflasi Mengganggu fungsi uang sebagai ukuran harga (standard of exchange) dan penyimpan nilai (store value). Menaikkan MPC dan menurunkan MPS. Menaikkan investasi non produktif (hoarding) Pembagian Inflasi Menurut Al Maqrizi Natural Inflation (Inflasi karena kenaikan AD atau penurunan AS) Human Error Inflation, terjadi karena: Korupsi dan administrasi yang buruk Excessive tax (Pajak yang terlalu tinggi) Excessive seignorage (Seignorage yang terlalu tinggi) Jenis Uang Commodity Money (Uang yang berasal dari barang berharga) Full Bodied Money (Nilai intrinsik = Nilai nominal) Representative Money (Tanda bukti dari full bodied money) 100% Reserve (100% mewakili full bodied money) Partial Reserve (Tidak 100% mewakili full bodied money) Fiduciary Money Token Money (Uang logam) Fiat Money (Uang kertas)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o Bank Money (Uang giral) NILAI TUKAR UANG: STABILITAS NILAI UANG INTERNASIONAL 1. 2. 1.
2. 1. o o o o o 2.
Exchange rates/nilai tukar/kurs = Harga pasar mata uang lokal terhadap mata uang asing/mata uang asing terhadap mata uang lokal. Purchasing Power Parity (PPP) = Kondisi dimana harga suatu barang dalam suatu mata uang seharusnya sama dimanapun barang itu dibeli. Rumus = P = e P’ (Harga domestik = Nilai Tukar . Harga Luar Negeri) Law of One Price (LOP) = Jika tidak ada biaya dan transportasi dan tidak ada hambatan perdagangan, suatu barang yang sama akan mempunyai harga yang sama jika dinilai dalam mata uang tertentu. Kebijakan Nilai Tukar Uang Dipagu/Fixed Exchange Rate = Nilai tukar mata uang lokal dengan suatu mata uang asing ditentukan oleh otoritas keuangan. Fleksibel/Flexible/Floating Exchange Rate = Nilai tukar mata uang lokal dengan mata uang asing ditentukan oleh mekanisme pasar valuta asing. Intervensi Bank Sentral Terhadap Nilai Tukar Unsterilized Intervention = Intervensi yang tidak disertai dengan tindakan tindakan offset yang dirancang untuk mencegah perubahan yang menyeluruh pada penawaran uang domestik. Sterilized Intervention = Intervensi yang disertai dengan tindakan tindakan offset yang dirancang untuk mencegah perubahan yang menyeluruh pada penawaran uang domestik. Penyebab Perubahan Nilai Tukar Dalam Negeri Natural Exchange Rate Fluctuation Kenaikan AD Penurunan AS Human Error Exchange Rate Fluctuation Corruption and bad administration Excessive tax Excessive seignorage Luar Negeri Non engineered/non manipulated changes = Perubahan bukan karena manipulasi/kesengajaan. Intervensi = Mengeluarkan cadangan devisa. Engineered/non manipulated changes = Perubahan karena manipulasi/kesengajaan. Intervensi = Melakukan fixed exchange rate sementara pada tingkat nilai tukar awal (original supporting level).
KEBIJAKAN MONETER
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Emas Sebagai Standar Uang Gold Coin Standard = Emas sebagai uang. Gold Bullion Standard = Emas bukan uang namun emas menentukan nilai tukar uang (emas memback up uang/Uang merupakan wakil dari emas). Gold Exchange Standard (Bretton Woods System) = Nilai tukar mata uang lokal dengan mata uang asing diback up emas. Fiduciary Money Standard = Uang tidak diback up oleh emas. Permintaan Uang dalam Islam Menurut mazhab Iqtishaduna o Untuk transaksi (dipengaruhi pendapatan) o Untuk berjaga-jaga (dipengaruhi pendapatan dan harga bayar tanggung/kredit) Menurut mazhab mainstream o Untuk transaksi (dipengaruhi pendapatan) o Untuk berjaga-jaga (dipengaruhi pendapatan dan dues of idle fund/pajak aset menganggur) Menurut mazhab alternatif kritis o Untuk transaksi (uang menggambarkan volume transaksi di sektor riil) Manajemen Moneter Konvensional Uang Pasif (Keynesian) Uang adalah variabel endogen (dependen) Instrumen yang digunakan suku bunga Suku bunga
Suku bunga jangka pendek dan nilai tukar
AD
inflasi
Uang Aktif (Monetarist) Uang adalah variabel eksogen (independen) Instrumen yang digunakan jumlah uang beredar Jumlah uang beredar
target operasional
target antara
inflasi
Uang beredar Mazhab iqtishaduna Penawaran uang elastis sempurna/ kurva horizontal (bank sentral tidak mampu mempengaruhi jumlah uang beredar). Mazhab mainstream Penawaran uang inelastis sempurna/ kurva vertikal (jumlah uang beredar sepenuhnya ditentukan bank sentral). Mazhab alternatif kritis
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Penawaran uang elastis/ kurva slope positif ((jumlah uang beredar tidak sepenuhnya ditentukan bank sentral dan jumlah uang beredar menggambarkan permintaan di pasar barang dan jasa). Kebijakan Moneter Ekspansif Mazhab iqtishaduna Mustahil ada kebijakan moneter ekspansif. Mazhab mainstream dan Mazhab alternatif kritis Kebijakan moneter ekspansif akan menyebabkan kesenjangan antara sektor moneter dengan sektor riil.
Money Illusion
Mengubah permintaan/penawaran akibat perubahan variabel sektor moneter (jumlah uang beredar) padahal variabel sektor riil (pendapatan riil, tingkat harga relatif) tidak berubah. Instrumen Moneter 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Instrumen Moneter BI Open Market Operation Sertifikat Bank Indonesia (SBI) GWM sebesar 5% Capital Adequacy Ratio (CAR)/ Rasio kecukupan modal sebesar 8% Plafon/batas kredit Sistem pengawasan perbankan dengan forward looking risk based supervision Fit and proper test pejabat bank Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Instrumen moneter Islam Mazhab iqtishaduna o Tidak ada instrumen moneter (kebijakan tentang konsumsi, tabungan, investasi dan perdagangan otomatis menjadi instrumen moneter). Mazhab mainstream o Penghapusan suku bunga. o Penerapan dues of idle fund. o Penerapan sistem bagi hasil. o Adanya kepastian usaha dengan penghapusan suku bunga pinjaman dan diganti dengan sistem bagi hasil. Mazhab alternatif kritis o Money Supply = Money Demand o Money supply ditentukan oleh shuratic process (musyawarah bank sentral dengan pelaku ekonomi sektor riil)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o Adanya induced knowledge (pengetahuan merata) yang dimiliki peserta shuratic process. Penerapan instrumen moneter Islam Sudan o Central Bank Musharaka Certificate o Government Musharaka Certificate o Ijara Certificate Indonesia o Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)/Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) o Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah (Sertifikat IMA) PEMERINTAH SEBAGAI IBU SEGALA PASAR o o 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2.
Jenis Barang Private Goods (Barang pribadi) Public Goods (Barang umum/publik) Non excludable goods (semua orang dapat menikmati) Non rivalrous goods (semua orang mendapatkan tanpa ada persaingan) Distribusi Pendapatan Transfer tunai (cash transfer) Pemberian barang Kegagalan Penyediaan Public Goods Inefisiensi dalam proses produksi Buruk/kurangnya informasi Kebijakan dan Instrumen Fiskal Pemerintahan Islam Sangat jarang terjadi defisit anggaran (pada masa Rasulullah SAW hanya terjadi saat perang Hunain) Sistem pajak proporsional Besar kharaj berdasarkan produktivitas/kesuburan tanah, bukan luas tanah Regressive rate untuk zakat peternakan Zakat perdagangan diambil dari keuntungan, bukan penjualan Porsi besar untuk infrastruktur Manajemen yang baik untuk hasil yang baik Jaringan kerja baitul mal pusat dan daerah Kebijakan Fiskal Rasulullah SAW Peningkatan pendapatan nasional dan partisipasi kerja melalui: Mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar Mendorong kerjasama kaum muhajirin dan anshar Merehabilitasi kaum muhajirin (membagikan tanah dan rumah untuk kaum muhajirin) Membagikan 80% harta rampasan perang (ghanimah) Pemungutan pajak
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 3. 4.
Pengaturan anggaran Penerapan kebijakan fiskal khusus Meminta bantuan kaum muslimin Meminjam peralatan dari non muslim Meminjam uang Memberikan insentif Efektivitas Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal Efektif : Kurva IS curam (inelastis) atau kurva LM datar (elastis). Kebijakan Fiskal Tidak Efektif: Kurva IS datar (elastis) atau kurva LM curam (inelastis). PEMERINTAH SEBAGAI PENABUNG BESAR o o o o o
Anggaran Pendapatan Pemerintahan Islam Kharaj (Pajak Tanah) Besarnya berdasarkan tingkat kesuburan tanah, jenis tanaman, dan jenis irigasi. Zakat Zakat pendapatan Zakat peternakan Zakat pertanian Khums (Pajak pendapatan proporsional sebesar 20%) Berfungsi sebagai automatic stabilizer Jizyah (Pajak non muslim) Pendapatan lain (kaffarah)
PEMERINTAH SEBAGAI PEMBELI BESAR o o o
Belanja pemerintah Jenisnya Wasteful spending = Manfaat < biaya Productive spending = Manfaat > biaya Transfer payment = Manfaat = biaya Sifatnya Temporary spending (hanya dikeluarkan sekali) Permanent spending (dikeluarkan secara rutin) Pengeluaran Baitul Mal Penyebaran agama Islam Pendidikan dan kebudayaan Pengembangan ilmu pengetahuan Pembangunan infrastruktur Pembangunan armada perang dan penjaga keamanan Penyediaan layanan kesejahteraan sosial
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Zakat meningkatkan MPS dan menurunkan MPC mustahik.
PEMERINTAH SEBAGAI INVESTOR BESAR Fungsi Investasi Ekonomi Konvensional o I = I (i, r, Q, T) (Investasi dipengaruhi tingkat suku bunga, tingkat expected return, GNP, dan teknologi) Fungsi Investasi Ekonomi Islam o I = I (m,er, r, Q, T) (Investasi dipengaruhi tingkat margin (untuk akad NCC), tingkat equivalent rate (untuk NUC), tingkat expected return, GNP, dan teknologi) Fungsi Investasi Metwally o ϕ (r, ZA,Z ∏, µ) (Investasi dipengaruhi tingkat expected return, zakat atas aset menganggur, zakat atas keuntungan, dan dues of idle fund) o r = r (Si/Sf) (expected return dipengaruhi nisbah bagi hasil investor dan nisbah bagi hasil peminjam) AKUNTANSI SYARIAH KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (KDPPLKS) 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. 2.
Diatur dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 101 Asas transaksi syariah: Ukhuwah (Persaudaraan) : Harus saling menguntungkan. Adalah (Keadilan) : Harus adil Maslahah (Kemaslahatan) : Harus memberikan kebaikan/manfaat Tawazun (Keseimbangan) : Keseimbangan dunia dan akhirat/material dan spiritual Syumuliyyah (Universalisme): Dapat dilakukan semua orang tanpa memperhatikan SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan) Bentuk laporan keuangan Posisi keuangan entitas syariah/neraca Informasi kinerja entitas syariah/laba rugi Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah Informasi lain Catatan dan skedul tambahan Karakteristik laporan keuangan Dapat dipahami Relevan Keandalan Dapat dibandingkan Unsur laporan posisi keuangan Aset Kewajiban
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 3. Dana syirkah temporer (dana investasi dari pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Tidak dapat dianggap sebagai kewajiban atau ekuitas) 4. Ekuitas Pengukuran unsur laporan keuangan 1. Biaya historis/nilai buku 2. Biaya kini/nilai pasar 3. Nilai realisasi/penyelesaian (nilai ketika direalisasikan/dijual) Laporan keuangan bank syariah (PSAK 101) 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan arus kas 4. Laporan perubahan ekuitas 5. Laporan perubahan dana investasi terikat 6. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil 7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat 8. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan 9. Catatan atas laporan keuangan Bentuk laporan keuangan (AAOIFI) 1. Laporan posisi keuangan/ Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan arus kas 4. Laporan perubahan ekuitas/laporan perubahan saldo laba 5. Laporan perubahan investasi yang dibatasi dan ekivalennya 6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sumbangan 7. Laporan sumber dan penggunaan dana qard hasan Syarat laporan keuangan (AAOIFI) 1. Relevan 2. Dapat diandalkan 3. Dapat dibandingkan 4. Konsisten 5. Dapat dimengerti AKUNTANSI MUDHARABAH (PSAK 105) 1. 2. 1.
2.
Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah Bagi laba (yang dibagikan laba) Bagi hasil (yang dibagikan pendapatan) Bagi hasil untuk mudharabah musytarakah Hasil investasi dibagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai dengan nisbah, kemudian bagian shahibul mal dibagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai dengan proporsi modal. Hasil investasi dibagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai dengan proporsi modal, kemudian dibagi lagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai dengan nisbah. Pencatatan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 1. Saat kas diserahkan Shahibul Mal Investasi Mudharabah Kas Mudharib Kas Dana Syirkah Temporer 2. Saat aset nonkas diserahkan Shahibul Mal
Nilai pasar > Nilai buku
Investasi Mudharabah Keuntungan Tangguhan Aset Nonkas
Nilai pasar < Nilai buku
Investasi Mudharabah Kerugian Aset Nonkas Mudharib Aset Nonkas Dana Syirkah Temporer 3. Saat pendapatan diperoleh dan diakui Mudharib Kas/Piutang Pendapatan
Pendapatan Beban
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Pendapatan yang belum dibagikan 4. Saat pendapatan dibagikan Mudharib Beban bagi hasil mudharabah – mudharib Beban bagi hasil mudharabah – shahibul mal Utang bagi hasil mudharabah
Pendapatan yang belum dibagikan Beban bagi hasil mudharabah – mudharib Beban bagi hasil mudharabah – shahibul mal
Utang bagi hasil mudharabah Kas Shahibul Mal Piutang pendapatan bagi hasil Pendapatan bagi hasil
Kas Piutang pendapatan bagi hasil 5. Jika terjadi kerugian bukan akibat kesalahan mudharib Mudharib Pendapatan Penyisihan kerugian Beban Shahibul mal Kerugian investasi mudharabah Penyisihan kerugian investasi mudharabah
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 6. Jika terjadi kerugian bukan akibat kesalahan mudharib Mudharib Beban Utang/Kas 7. Penurunan nilai aset nonkas Shahibul mal
Sebelum usaha dimulai
Kerugian investasi mudharabah Investasi mudharabah
Setelah usaha dimulai
Kerugian investasi mudharabah Penyisihan kerugian investasi mudharabah Kas Penyisihan kerugian investasi mudharabah Pendapatan bagi hasil mudharabah 8. Akad mudharabah berakhir Mudharib Dana syirkah temporer Kas/aset nonkas Penyisihan kerugian Shahibul mal
Jika investasi mudharabah mendapat keuntungan di akhir akad
Kas/Piutang/Aset nonkas Penyisihan kerugian investasi mudharabah Investasi mudharabah Keuntungan investasi mudharabah
Jika investasi mudharabah mendapat kerugian di akhir akad
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Kas/Piutang/Aset nonkas Penyisihan kerugian investasi mudharabah Kerugian investasi mudharabah Investasi mudharabah AKUNTANSI MUSYARAKAH (PSAK 106) Pembagian keuntungan/nisbah 1. Proporsional sesuai modal 2. Tidak proporsional dengan modal Pencatatan 1. Biaya pra akad Mitra Pasif Uang muka akad Kas
Diakui sebagai bagian investasi musyarakah
Investasi musyarakah Uang muka akad
Tidak diakui sebagai bagian investasi musyarakah
Beban musyarakah Uang muka akad 2. Penyerahan kas Mitra pasif Investasi musyarakah-kas Kas Mitra aktif Kas Dana syirkah temporer 3. Penyerahan aset nonkas Mitra pasif
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Nilai pasar > Nilai buku
Investasi musyarakah-aset nonkas Akumulasi penyusutan Selisih penilaian aset musyarakah Aset nonkas
Selisih penilaian aset musyarakah Keuntungan
Nilai pasar < Nilai buku
Investasi musyarakah-aset nonkas Akumulasi penyusutan Kerugian penurunan nilai Aset nonkas
Jika aset dikembalikan, depresiasi dicatat
Beban depresiasi Akumulasi depresiasi Mitra aktif Aset nonkas Dana syirkah temporer 4. Saat pendapatan diperoleh dan diakui Mitra pasif Kas/piutang Pendapatan
Pendapatan Beban Pendapatan yang belum dibagikan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 5. Saat pendapatan dibagikan Mitra aktif Beban bagi hasil Utang bagi hasil
Pendapatan yang belum dibagikan Beban bagi hasil
Utang bagi hasil Kas Mitra pasif Kas/piutang Pendapatan bagi hasil 6. Jika terjadi kerugian Karena kesalahan mitra aktif Mitra aktif Penyisihan kerugian- Mitra aktif Kerugian yang belum dialokasikan
Bukan karena kesalahan mitra aktif
Mitra aktif Pendapatan Penyisihan kerugian Beban Mitra pasif Kerugian Penyisihan kerugian 7. Akad musyarakah berakhir Pengembalian aset kas
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Mitra aktif Dana syirkah temporer Kas Penyisihan kerugian Mitra pasif Kas Penyisihan kerugian Investasi musyarakah
Pengembalian aset nonkas
Mitra aktif Dana syirkah temporer Aset nonkas Mitra pasif Aset nonkas Investasi musyarakah
Jika terjadi kerugian saat pengembalian aset nonkas
Mitra Aktif Dana syirkah temporer Kas Aset nonkas Penyisihan kerugian Mitra Pasif Penyisihan kerugian Aset nonkas Kas Investasi musyarakah
Aset nonkas diserahkan dalam bentuk kas (dijual/dilikuidasi)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Penjualan memperoleh keuntungan
Mitra aktif Kas Akumulasi depresiasi Aset nonkas Keuntungan Keuntungan Dana syirkah temporer Mitra pasif Kas Penyisihan kerugian Investasi musyarakah Keuntungan
Penjualan memperoleh kerugian
Mitra Aktif Kas Akumulasi Depresiasi Penyisihan kerugian Aset nonkas Mitra pasif Penyisihan kerugian Kas AKUNTANSI MURABAHAH (PSAK 102) 1. Saat aset dibeli Penjual/Bank syariah Aset murabahah Kas
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 2. Terjadi penurunan nilai barang Jika murabahah mengikat Beban penurunan nilai Aset murabahah
Jika murabahah tidak mengikat
Kerugian penurunan nilai Aset murabahah 3. Jika penjual mendapat diskon Sebelum akad disepakati Mengurangi nilai aset murabahah
Setelah akad disepakati Menjadi hak pembeli
Penjual Kas Utang Utang Kas Pembeli Kas Beban murabahah tangguhan
Menjadi hak penjual
Penjual Kas Keuntungan murabahah
Tidak diperjanjikan
Penjual Kas Pendapatan operasional lain
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Sebagai dana kebajikan jika tidak dapat diberikan ke pembeli
Penjual Utang Kas Dana kebajikan-kas Dana kebajikan-potongan pembelian 4. Saat uang muka dibayarkan Pembeli Uang muka Kas Penjual Kas Utang lain-uang muka murabahah
Jika murabahah dilaksanakan
Penjual Utang lain-uang muka murabahah Piutang murabahah
Jika murabahah dibatalkan Uang muka > biaya yang sudah dikeluarkan
Pembeli Kas Kerugian Uang muka Penjual Utang lain-uang muka murabahah Pendapatan operasional Kas
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Uang muka < biaya yang sudah dikeluarkan
Pembeli Kerugian Uang muka Kas/utang Penjual Kas/piutang Utang lain-uang muka murabahah Pendapatan operasional
Uang muka = biaya yang sudah dikeluarkan/ perusahaan menanggung kekurangan
Utang lain-uang muka murabahah Pendapatan operasional 5. Pembeli dikenakan denda Pembeli Kerugian Kas/utang Penjual Dana kebajikan-kas Dana kebajikan-denda 6. Barang diserahkan Penjual Utang lain-uang muka murabahah Piutang murabahah Kas Piutang murabahah Aset murabahah Keuntungan/keuntungan tangguhan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Pembeli Aset Beban murabahah/beban murabahah tangguhan Uang muka Utang murabahah 7. Jika pembayaran dilakukan secara tunai Pembeli Utang murabahah Beban Kas Penjual Kas Piutang murabahah Keuntungan 8. Jika pembayaran dilakukan secara kredit Pembeli Utang murabahah Beban Kas Beban murabahah tangguhan Penjual Kas Keuntungan tangguhan Piutang murabahah Keuntungan 9. Saat pembeli mendapat potongan tagihan Pembeli
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Mengurangi akun beban murabahah tangguhan Penjual Mengurangi akun keuntungan murabahah tangguhan AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH (PSAK 108) 1. Jika penjual memberikan potongan tagihan murabahah Potongan < Keuntungan Penjual Keuntungan murabahah tangguhan Piutang murabahah Pembeli Utang murabahah Beban murabahah tangguhan
Potongan > Keuntungan
Penjual Keuntungan murabahah tangguhan Kerugian Piutang murabahah Pembeli Utang murabahah Beban murabahah tangguhan Keuntungan 2. Jika dilakukan penjadwalan kembali pembayaran dan keluar biaya Penjual Kas/piutang Pendapatan Pembeli Beban
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Kas/utang 3. Jika akad murabahah diganti akad lain (IMBT/Mudharabah/Musyarakah) A. Aset murabahah dibeli penjual Penjual Aset Kas Pembeli Kas Aset B. Pembeli melunasi tagihan dari hasil penjualan Penjual Kas Keuntungan murabahah tangguhan Piutang murabahah Keuntungan murabahah Pembeli Utang murabahah Beban Kas Beban murabahah tangguhan
Jika penjualan < tagihan
Penjual Kas Piutang lain-lain Keuntungan murabahah tangguhan Piutang murabahah Keuntungan murabahah Pembeli
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Utang murabahah Beban Kas Utang lain-lain Beban murabahah tangguhan
Jika penjualan < tagihan namun perusahaan membebaskannya
Penjual Kas Kerugian Keuntungan murabahah tangguhan Piutang murabahah Pembeli Utang Kas Keuntungan Beban murabahah tangguhan AKUNTANSI SALAM (PSAK 103) 1. Modal (rasul mal) dalam bentuk kas diserahkan Pembeli Piutang salam Kas Penjual Kas Utang salam 2. Rasul mal diserahkan dalam bentuk aset nonkas Pembeli
Nilai buku > nilai pasar
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Piutang salam Aset nonkas Keuntungan
Nilai buku < nilai pasar
Piutang salam Kerugian Aset nonkas Penjual Aset nonkas Utang salam 3. Saat barang diserahkan Pembeli Aset salam Piutang salam Penjual Utang salam Penjualan
Jika kualitas barang > dari perjanjian
Pembeli Aset salam Piutang salam
Jika kualitas barang < dari perjanjian
Pembeli Persediaan-aset salam Kerugian salam Piutang salam 4. Jika barang yang diterima belum semuanya
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Pembeli Aset salam (sebesar yang diterima) Piutang salam 5. Jika akad salam dibatalkan Pembeli Aset lain-lain-piutang Piutang salam Penjual Utang salam Kas 6. Jika akad dibatalkan dan penjual memberikan jaminan dan jaminan dijual Piutang salam > penjualan Kas Aset lain-piutang pada penjual Piutang salam
Piutang salam < penjualan
Kas Utang penjual Piutang salam 7. Pembeli mengenakan denda kepada penjual Pembeli Dana kebajikan-kas Dana kebajikan-pendapatan denda Penjual Beban Kas 8. Penjual membeli barang dari penjual lain Saat barang dibeli
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Penjual Aset salam Kas
Saat barang diserahkan Jika utang salam < harga barang yang dibeli
Penjual Utang salam Kerugian salam Aset salam
Jika utang salam > harga barang yang dibeli
Penjual Utang salam Aset salam Keuntungan salam AKUNTANSI ISTISHNA (PSAK 104) 1. Biaya pra akad Penjual Beban pra akad ditangguhkan Kas 2. Akad istishna disepakati Penjual Beban istishna Beban pra akad ditangguhkan 3. Akad istishna tidak disepakati Penjual Beban pra akad Beban pra akad ditangguhkan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 4. Saat biaya dikeluarkan Penjual Aset istishna dalam penyelesaian Kas/utang/persediaan 5. Pendapatan istishna diakui Penjual Aset istishna dalam penyelesaian Beban istishna Pendapatan istishna 6. Aset istishna diserahkan Penjual Piutang istishna Termin istishna
Termin istishna Aset istishna dalam penyelesaian Pembeli Aset Utang istishna 7. Saat aset istishna dilunasi secara tunai Penjual Kas Piutang istishna Pembeli Utang istishna Kas 8. Aset istishna dijual secara kredit
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Penjual Piutang Istishna Termin istishna Pendapatan istishna tangguhan
Kas Pendapatan istishna tangguhan Piutang istishna Pendapatan istishna Pembeli Aset Beban istishna tangguhan Utang istishna
Utang istishna Beban istishna Kas Beban istishna tangguhan 9. Jika terjadi kerugian Penjual Beban istishna Aset istishna dalam penyelesaian (kerugian) Pendapatan istishna AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)
Perbedaan ijarah dan leasing : Leasing hanya sewa barang, sedangkan ijarah sewa barang dan jasa. Jenis leasing 1. Purchase lease: Leasing yang menggabungkan hak beli dan sewa sekaligus. Tidak boleh karena termasuk shafqatain bi shafqah.
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 2. Sale and lease back: Penjual menjual barang kepada pembeli kemudian pembeli menyewakannya ke penjual. Diperbolehkan karena antara akad jual beli (al bai) dan sewa (ijarah) terpisah. Pencatatan 1. Saat barang dibeli Muajir Aset Ijarah Kas/Utang 2. Saat mustajir membayar biaya sewa Muajir Kas/piutang sewa Pendapatan sewa Mustajir Beban sewa Kas/utang 3. Saat dilakukan pembayaran biaya perbaikan Perbaikan ditanggung muajir Muajir Biaya perbaikan Utang Mustajir Piutang Kas/utang/perlengkapan
Pada IMBT dengan penjualan secara bertahap, perbaikan ditanggung oleh muajir dan mustajir
Muajir Biaya perbaikan Kas/utang/perlengkapan Mustajir
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Beban pemeliharaan ijarah Kas/utang/perlengkapan 4. Saat perpindahan kepemilikan pada IMBT Secara hibah Muajir Beban ijarah Akumulasi penyusutan Aset ijarah Mustajir Aset nonkas Keuntungan
Secara penjualan sebelum akad berakhir (nilai penjualan sebesar sisa cicilan sewa/jumlah yang disepakati)
Muajir Nilai buku < nilai jual Kas/piutang Akumulasi penyusutan Kerugian Aset ijarah Nilai buku > nilai jual Kas/piutang Akumulasi penyusutan Keuntungan Aset ijarah Mustajir Aset nonkas Kas
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Secara penjualan setelah akad berakhir (nilai penjualan sebesar jumlah yang disepakati)
Muajir Nilai buku < nilai jual Kas/piutang Akumulasi penyusutan Kerugian Aset ijarah Nilai buku > nilai jual Kas/piutang Akumulasi penyusutan Keuntungan Aset ijarah Mustajir Aset nonkas Kas
Penjualan secara bertahap Pencatatan pembayaran cicilan
Muajir Nilai buku < nilai jual Kas/piutang Akumulasi penyusutan Kerugian Aset ijarah Nilai buku > nilai jual Kas/piutang Akumulasi penyusutan Keuntungan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Aset ijarah
Pencatatan sisa tagihan
Aset lancar/tidak lancar Akumulasi penyusutan Aset ijarah Mustajir Aset nonkas Kas Utang Akuntansi Ash Sharf 1. Saat membeli valuta asing Kas ($) Kas (Rp) 2. Saat menjual valuta asing Harga beli valas > harga jual valas Kas (Rp) Keuntungan Kas ($) Harga beli valas < harga jual valas Kas (Rp) Kerugian Kas ($) 3. Saat dilakukan penyesuaian di akhir periode Jika kurs tengah BI < kurs saat transaksi Kerugian Utang Piutang
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Keuntungan
Jika kurs tengah BI > kurs saat transaksi
Kerugian Piutang Utang Keuntungan AKUNTANSI WADIAH 1. Saat membayar biaya penitipan Muwaddi Beban wadiah Kas/utang Mustawda Kas/piutang Pendapatan wadiah AKUNTANSI WAKALAH 1. Pada saat ujroh/imbalan dibayarkan Muwakkil Beban wakalah Kas Wakil Kas Pendapatan wakalah Jika ujroh dibayar di muka Kas Pendapatan wakalah diterima di muka 2. Pada saat beban dibayarkan Wakil
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Beban wakalah Kas 3. Pada saat pendapatan diakui Pendapatan wakalah diterima di muka Pendapatan wakalah AKUNTANSI KAFALAH 1. Saat menerima ujroh Kafil Kas Pendapatan kafalah Makful Anhu Beban kafalah Kas 2. Saat membayar beban Kafil Beban kafalah Kas AKUNTANSI QARDHUL HASAN 1. Saat dana sumbangan diterima Muqridh Dana kebajikan-kas Dana kebajikan-infak/sedekah/wakaf 2. Saat denda diterima Muqridh Dana kebajikan-kas Dana kebajikan-denda/pendapatan nonhalal 3. Saat pinjaman diberikan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Muqridh Dana kebajikan-dana kebajikan produktif Dana kebajikan-kas Muqtaridh Kas Utang 4. Saat pinjaman dikembalikan Muqridh Dana kebajikan-kas Dana kebajikan-dana kebajikan produktif Muqtaridh Utang Kas AKUNTANSI HAWALAH( PSAK 110) 1. Pada saat muhal alaih membayar utang muhil kepada muhal Muhil Utang-Muhal Utang-Muhal Alaih Muhal Alaih Piutang-Muhil Kas 2. Pada saat ujroh dibayarkan Muhil Beban Hawalah/Beban Hawalah Tangguhan Kas Muhal Alaih Kas
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Pendapatan Hawalah/Pendapatan diterima dimuka 3. Pada saat pendapatan dan beban diakui Muhil Beban Hawalah Beban Hawalah Tangguhan Muhal Alaih Pendapatan diterima dimuka Pendapatan Hawalah 4. Pada saat muhil melunasi utang pada muhal alaih Muhil Utang-Muhal Alaih Kas Muhal Alaih Kas Piutang-Muhil AKUNTANSI RAHN 1. Pada saat marhun bih diserahkan Rahin Kas Utang Murtahin Piutang Kas 2. Pada saat biaya pemeliharaan dibayarkan Rahin Beban Kas
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Murtahin Kas Pendapatan 3. Saat murtahin mengeluarkan biaya pemeliharaan Murtahin Beban Kas 4. Pada saat marhun bih dikembalikan Rahin Utang Kas Murtahin Kas Piutang 5. Pada saat marhun bih tidak dapat dilunasi dan marhun dijual Rahin
Jika nilai jual > marhun bih
Kas Akumulasi penyusutan Keuntungan Aset
Jika nilai jual < marhun bih
Kas Akumulasi penyusutan Kerugian Aset
Saat utang dibayarkan
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA Utang Kas Murtahin
Jika nilai jual > / = marhun bih
Kas Piutang
Jika nilai jual < marhun bih
Sisanya ditanggung rahin (saldo akun piutang masih ada) AKUNTANSI JUALAH 1. Setelah pekerjaan selesai Jail Beban Jualah Kas/ Aset Nonkas Majul Lah Kas/Aset Nonkas Pendapatan Jualah AKUNTANSI ZAKAT 1. Saat dana zakat diterima Kas/Aset nonkas-dana zakat Dana zakat 2. Saat dana bagian amil diakui Dana zakat Dana-amil Dana zakat-nonamil 3. Saat amil tidak menerima bagian dana zakat Kas-dana zakat Dana zakat-nonamil
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 4. Jika terjadi penurunan nilai aset nonkas Bukan karena kelalaian amil Dana zakat-nonamil Aset nonkas
Karena kelalaian amil
Dana-amil-kerugian Aset nonkas 5. Saat zakat disalurkan ke mustahiq Dana zakat-nonamil Kas-dana zakat/Aset nonkas-dana zakat AKUNTANSI INFAQ/SHADAQAH 1. Saat dana diterima Kas/Aset nonkas-dana infak Dana infak 2. Saat dana bagian amil diakui Dana infak/sedekah Dana infak/sedekah-amil Dana infak/sedekah-nonamil 3. Penyusutan aset nonkas berupa aset tidak lancar Dana-nonamil Akumulasi penyusutan-aset nonlancar 4. Jika terjadi penurunan nilai aset nonkas Bukan karena kelalaian amil Dana infak/sedekah-nonamil Aset nonkas-dana infak/sedekah
Karena kelalaian amil
Dana-kerugian Aset nonkas-infak/sedekah
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 5. Dana infaq dikelola sebelum disalurkan Kas/Piutang-Infak/Sedekah Dana infak/sedekah 6. Saat infaq disalurkan Dana infak/sedekah-nonamil Kas-dana infaq/sedekah/Aset nonkas-dana infaq/sedekah 7. Infaq disalurkan ke amil lain Dana infaq/sedekah Kas-dana infaq/sedekah PASAR MODAL SYARIAH 1. A. B. C. D. E. F. 2. A.
Pasar modal = Pasar untuk berbagai instrumen keuangan/efek (saham, obligasi, derivatif). Pasar perdana = Tempat penjualan efek untuk pertama kali. Pasar sekunder = Penjualan efek setelah pasar perdana berakhir. Reksadana = Kumpulan berbagai efek (saham dan obligasi) Saham = Surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan Obligasi = Surat utang suatu perusahaan/negara Sejarah Pasar Modal Syariah Reksadana Syariah pertama = Danareksa syariah. Diluncurkan pada 1997. Jakarta Islamic Index = Kumpulan 30 saham syariah terbaik. Diluncurkan pada 3 Juli 2000. Pasar modal syariah resmi diluncurkan pada 14 Maret 2003. Kriteria Efek Syariah Screening pertama (core business/aspek bisnis) Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, seperti: Perjudian atau permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman haram. Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Emiten (perusahaan) yang persentase utang pada lembaga keuangan konvensional lebih besar dari modalnya. Screening kedua (rasio keuangan) Total utang dibandingkan total ekuitas tidak boleh > 82%
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA B. Total utang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak boleh > 45% (menurut AAOIFI 33%) C. Total pendapatan bunga dan pendapatan nonhalal dibandingkan total pendapatan tidak boleh > 10% Efek Syariah 1. Saham syariah 2. Obligasi syariah/sukuk 3. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif (KIK) reksadana syariah: Bagian dari investasi reksadana syariah. 4. Efek beragun aset (KIK EBA) syariah: Kontrak investasi yang terdiri dari berbagai aset keuangan. 5. Surat berharga komersial syariah : Surat pengakuan pembiayaan syariah. 6. Surat berharga syariah lainnya. Proses penetapan saham JII (dikaji setiap 6 bulan) 1. Usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2. Sudah tercatat/listing (masuk bursa) selama > 3 bulan. 3. Rasio kewajiban terhadap aset maksimal 90% 4. Dari 60 saham yang terpilih dipilih saham dengan kapitalisasi terbesar (nilai penjualannya paling besar). 5. Dipilih 30 saham dengan likuiditas tertinggi (paling mudah untuk dijual). Saham JII
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
Saham yang keluar dari JII
Obligasi Syariah Obligasi syariah pertama diterbitkan PT Indosat tahun 2002 Akad obligasi syariah : ijarah, mudharabah, musyarakah,murabahah,istishna, atau salam
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 1. 2. 3. 4.
Contoh Reksadana Syariah BNI Dana Syariah Danareksa Syariah Berimbang BSM Investa Berimbang BNI Dana Plus Syariah
ZAKAT DAN WAKAF Zakat 1. 2. o o
Diatur dalam QS At Taubah : 60 (penerima zakat) dan QS At Taubah: 103 (kewajiban memungut dan membayar zakat. Diatur dalam UU 23 Tahun 2011 Jenis Zakat Zakat Fitrah Zakat Mal Zakat Mal Zakat binatang ternak (zakat an’am) Hewan yang wajib dizakati: Unta, sapi, kambing dan domba. Haul : 1 tahun hijriah. Hewan yang dizakati adalah hewan yang tidak dipekerjakan. Unta Nisab: 5 ekor. Banyak zakat 5-9 = 1 kambing 10-14 = 2 kambing 15-19 = 3 kambing 20-24 = 4 kambing 25-35 = 1 bint makhad (unta 1 tahun) 36-45 = 1 bint labun (unta 2 tahun) 46-60 = 1 hiqqah (unta 3 tahun) 61-75 = 1 jadzaah (unta 4 tahun) 76-90 = 2 bint labun 91-120 = 2 hiqqah 121-139 = 3 bint labun 140- 149 = 2 hiqqah + 1 bint labun 150- 159 = 3 hiqqah 160- 169 = 4 bint labun 170- 179 = 3 bint labun + 1 hiqqah 180- 189 = 2 hiqqah + 2 bint labun
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o o o o o o o o o
190- 199 = 3 hiqqah + 1 bint labun 200 = 5 bint labun/4 hiqqah Sapi Nisab : 30 ekor Banyak zakat 30-39 = 1 tabi’i (sapi 1 tahun) 40-59 = 1 musinnah ( sapi betina 2 tahun) 60-69 = 2 tabi’i 70-79 = 1 tabi’i dan 1 musinnah 80-89 = 2 musinnah 90-99 = 3 tabi’i 100-109 = 2 tabi’i dan 1 musinnah 110-119 = 1 tabi’i dan 2 musinnah 120-129 = 3 musinnah/4 tabi’i 130-139 = 3 tabi’i + 1 musinnah 140-149 = 2 tabi’i + 2 musinnah 150-159 = 5 tabi’i 160-169 = 4 musinnah 170-179 = 3 tabi’i + 2 musinnah 180-189 = 4 tabi’i 190-199 = 4 tabi’i + 2 musinnah 200-209 = 5 musinnah Kambing/Domba Nisab: 40 ekor Banyak zakat 40-120 = 1 121-200 = 2 201-300 = 3 301-399 = 4 Setiap kenaikan 100 ekor = ditambah 1 ekor Zakat Emas dan Perak Nisab Emas = 20 mitsqal/ 20 dinar (96,5 /93/85/70 gram emas) Perak = 200 dirham (595 gram perak) Besar zakat 2,5% dari nilai emas/perak Zakat Pertanian (Zakat Zira’ah) Nisab = 5 wasq (653 kg/750 kg) Besar zakat Irigasi/Pupuk = 5% Irigasi dan tadah hujan = 7,5%
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o o 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tadah hujan = 10% Zakat Perdagangan (Zakat Tijarah) Besar zakat = 2,5% dari total nilai barang dagang, kas, dan piutang. Zakat Barang Temuan (rikaz) Besar zakat = 20% Penerima zakat (Mustahiq) Diatur dalam QS At Taubah: 60 Fakir = Tidak mempunyai harta dan penghasilan Miskin = Mempunyai harta dan penghasilan namun tidak cukup Amil = Pengelola zakat Muallaf Riqab = Budak Gharimin = Orang yang terlilit utang Fisabilillah = Orang yang berjuang di jalan Allah Ibnu Sabil = Orang yang melakukan perjalanan/pengembara
Wakaf
Diatur dalam UU nomor 41 tahun 2004 Jenis Wakaf Wakaf Ahli/Dzurri = Wakaf untuk keluarga sendiri Wakaf Khairi/Kebajikan = Wakaf untuk agama/masyarakat Muabbad = Wakaf untuk selamanya Mu’aqqot = Wakaf dalam jangka waktu tertentu Mubasyir/dzati = Wakaf untuk pelayanan masyarakat Istismary = Wakaf untuk usaha yang hasilnya untuk masyarakat FATWA DSN MUI
1. 01/DSN MUI/IV/2000 Giro 2. 02/DSN MUI/IV/2000 Tabungan 3. 03/DSN MUI/IV/2000 Deposito 4. 04/DSN MUI/IV/2000 Murabahah 5. 05/DSN MUI/IV/2000 Jual Beli Salam 6. 06/DSN MUI/IV/2000 Jual Beli Istishna 7. 07/DSN MUI/IV/2000 Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) 8. 08/DSN MUI/IV/2000 Pembiayaan Musyarakah 9. 09/DSN MUI/IV/2000 Pembiayaan Ijarah 10. 10/DSN MUI/IV/2000 Wakalah 11. 11/DSN MUI/IV/2000 Kafalah 12. 12/DSN MUI/IV/2000 Hawalah 13. 13/DSN MUI/IX/2000 Uang Muka Dalam Murabahah
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 14. 14/DSN MUI/IX/2000 Sistem Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah 15. 15/DSN MUI/IX/2000 Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah 16. 16/ DSN MUI/IX/2000 Diskon dalam murabahah 17. 17/ DSN MUI/IX/2000 Sanksi Atas Nasabah Mampu yang Menunda-Nunda Pembayaran 18. 18/ DSN MUI/IX/2000 Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif dalam LKS 19. 19/ DSN MUI/IV/2001 Al Qardh 20. 20/ DSN MUI/IV/2001 Pedoman Investasi Untuk Reksadana Syariah 21. 21/DSN MUI/X/2001 Pedoman Umum Untuk Asuransi Syariah 22. 22/DSN MUI/III/2002 Jual Beli Istishna Paralel 23. 23/DSN MUI/III/2002 Potongan Pelunasan Dalam Murabahah 24. 24/DSN MUI/III/2002 Safe Deposit Box 25. 25/ DSN MUI/III/2002 Rahn 26. 26/ DSN MUI/III/2002 Rahn Emas 27. 27/DSN MUI/III/2002 Al Ijarah Al Muntahiyah bi At Tamlik 28. 28/DSN MUI/III/2002 Jual Beli Mata Uang (Ash Sharf) 29. 29/DSN MUI/VI/ 2002 Pembiayaan Pengurusan Ibadah Haji LKS 30. 30/DSN MUI/VI/ 2002 Pembiayaan Rekening Koran Syariah 31. 31/DSN MUI/VI/2002 Pengalihan Utang 32. 32/DSN MUI/IX/2002 Obligasi Syariah 33. 33/DSN MUI/IX/2002 Obligasi Syariah Mudharabah 34. 34/DSN MUI/IX/2002 Letter of Credit (L/C) Impor Syariah 35. 35/DSN MUI/IX/2002 Letter of Credit (L/C) Ekspor Syariah 36. 36/ DSN MUI/X/2002 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 37. 37/ DSN MUI/X/2002 Pasar Uang Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syariah 38. 38/ DSN MUI/X/2002 Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank 39. 39/ DSN MUI/X/2002 Asuransi Haji 40. 40/ DSN MUI/X/2003 Pasar Modal dan Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal 41. 41/DSN MUI/III/2004 Obligasi Syariah Ijarah 42. 42/DSN MUI/V/2004 Syariah Charge Card 43. 43/DSN MUI/V/2004 Ganti Rugi (Taawidh) 44. 44/DSN MUI/VIII/2004 Pembiayaan Multi Jasa 45. 45/DSN MUI/II/2005 Line Facility 46. 46/DSN MUI/II/2005 Potongan Tagihan Murabahah 47. 47/ DSN MUI/II/2005 Penyelesaian Piutang Murabahah Nasabah Tidak Mampu Membayar 48. 48/ DSN MUI/II/2005 Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah 49. 49/ DSN MUI/II/2005 Konversi Akad Murabahah 50. 50/DSN MUI/III/2006 Akad Mudharabah Musytarakah 51. 51/DSN MUI/III/2006 Akad Mudharabah Musytarakah pada Asuransi Syariah
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 52. 52/DSN MUI/III/2006 Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah 53. Syariah 54. 54/DSN MUI/X/2006 Syariah Card 55. 55/DSN MUI/V/2007 Pembiayaan Rekening Koran Syariah Musyarakah 56. 56/DSN MUI/V/2007 Ketentuan Review Ujrah LKS 57. 57/DSN MUI/V/2007 L/C dengan Akad Kafalah bil Ujrah 58. 58/DSN MUI/V/2007 Hawalah bil Ujrah 59. 59/DSN MUI/V/2007 Obligasi Syariah Mudharabah Konversi 60. 60/DSN MUI/V/2007 Penyelesaian Piutang Dalam Ekspor 61. 61/DSN MUI/V/2007 Penyelesaian Utang Dalam Impor 62. 62/DSN MUI/XII/2007 Akad Ju’alah 63. 63/ DSN MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia Syariah 64. 64/ DSN MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia Syariah Ju’alah 65. 65/DSN MUI/III/2008 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah 66. 66/ DSN MUI/III/2008 Waran Syariah 67. 67/DSN MUI/III/2008 Anjak Piutang Syariah 68. 68/DSN MUI/III/2008 Rahn Tasjily 69. 69/DSN MUI/VI/2008 Surat Berharga Syariah Negara 70. 70/DSN MUI/VI/2008 Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara 71. 71/DSN MUI/VI/2008 Sale and Lease Back 72. 72/DSN MUI/VI/2008 Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back 73. 73/DSN MUI/XI/2008 Musyarakah Mutanaqishah 74. 74/DSN MUI/I/2009 Penjaminan Syariah 75. 75/DSN MUI/IX/2009 Penjualan Langsung Berjenjang Syariah 76. 76/DSN MUI/VI/2010 Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Asset to be Leased 77. 77/ DSN MUI/VI/2010 Jual Beli Emas Tidak Tunai 78. 78/DSN MUI/IX/2010 Mekanisme dan Instrumen Pasar Uang Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syariah 79. 79/DSN MUI/III/2011 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 80. 80/DSN MUI/III/2011 Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek 81. 81/DSN MUI/III/2011 Pengembalian Dana Tabarru Bagi Peserta Asuransi Yang Berhenti Sebelum Perjanjian Berakhir 82. 82/DSN MUI/VIII/2011 Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Di Bursa Komoditi 83. 83/DSN MUI/VI/2012 Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Jasa Perjalanan Umrah 84. 84/DSN MUI/XII/2012 Metode Pengakuan Keuntungan Al Tamwil Al Murabahah (Pembiayaan Murabahah) di LKS 85. 85/DSN MUI/XII/2012 Janji (Wad) Dalam Transaksi Keuangan dan Bisnis Syariah 86. 86/ DSN MUI/XII/2012 Hadiah dalam Penghimpunan Dana LKS 87. 87/DSN-MUI/XII/2012 Metode Perataan Penghasilan (Income Smoothing) Dana Pihak Ketiga
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 88. 88/DSN-MUI/XIl2013 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah 89. 89/DSN-MUI/XIII/2013 Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah 90. 91/DSN-MUI/IV/2014 Pembiayaan Sindikasi 91. 92/DSN-MUI/IV/2014 Pembiayaan Yang Disertai Rahn 92. 93/DSN-MUI/IV/2014 Keperantaraan (Wasathah) Dalam Bisnis Properti 93. 94/DSN-MUI/IV/2014 Repo Surat Berharga Syariah (SBS) Berdasarkan Prinsip Syariah 94. 95/DSN-MUI/VII/2014 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Wakalah PENGETAHUAN UMUM UU Penting 1. UU Nomor 19 tahun 2008 tentang SBSN 2. UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah 3. UU Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK 4. UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Bank Umum Syariah 1. Bank Muamalat Indonesia 2. BNI Syariah 3. BRI Syariah 4. Bank Syariah Mandiri 5. Bank Jabar Banten (BJB) Syariah 6. Bank Victoria Syariah 7. Bank Mega Syariah 8. Bank Panin Syariah 9. Bank Bukopin Syariah 10. Bank BCA Syariah 11. Bank Maybank Syariah Unit Usaha Syariah 1. Bank Danamon Syariah 2. Bank Permata Syariah 3. BTN Syariah 4. BII Syariah 5. Bank CIMB Niaga Syariah 6. Bank OCBC NISP Syariah 7. Bank Sinarmas Syariah 8. Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) Syariah 9. Bank DKI Syariah 10. Bank Jateng Syariah 11. Bank BPD DIY Syariah 12. Bank Jatim Syariah
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA 13. Bank Aceh Syariah 14. Bank Sumut Syariah 15. Bank Sumbar Syariah 16. Bank Jambi Syariah 17. Bank Riau Syariah 18. Bank Sumsel Syariah 19. Bank Kalsel Syariah 20. Bank Kalbar Syariah 21. Bank Kaltim Syariah 22. Bank Sulsel Syariah 23. Bank NTB Syariah Asuransi Syariah Asuransi syariah pertama : The Islamic Insurance Company of Sudan. Berdiri pada o o o
1979. Asuransi syariah pertama di Indonesia : Asuransi Takaful. Berdiri pada 1994. Buku Ekonom Muslim Kontemporer Muhammad Nejatullah Siddiqi : The Economic Enterprise in Islam Afzalurrahman : Doktrin Ekonomi Islam Muhammad Abdul Mannan: Islamic Economics: Theory and Practice (Buku ekonomi Islam modern pertama). The Making of Islamic Economic Society The Frontier of Islamic Economics Monzer Kahf : The Islamic Economy : Analytical of The Functioning of The Islamic
o o o 1. o o 2. o o 3. o o 4. o o 5.
Economic System Umar Chapra: Islam and Economic Challenges Towards A Just Monetary System The Future of Economics: An Islamic Perspective Organisasi Ekonomi Islam Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) Berdiri pada 1992. Ketua umum : Yuslam Fauzi MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Berdiri pada 2001 Ketua umum : Muliaman D. Hadad IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam) Berdiri pada 2004 Ketua : Bambang Brodjonegoro PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) Berdiri pada 2003 Ketua: Halim Alamsyah DSN MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia)
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA o o 6. o o o o o o 7. o 8. o 9. 1. o 2. o o o o o o o
Diusulkan pada 1997 dan didirikan pada 1999 Ketua: Ma’ruf Amin FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam) Berdiri pada 2000 Presidium Nasional (Presnas) I : Syahid Irfan Mubarok Presnas II : Ashabul Kahfi Presnas III : Alfian R. Tsani Presnas IV : Aria Fariska Presnas V : Mamduh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) Didirikan pada 1990 di Aljazair dan beroperasi di Bahrain sejak 1991. IDB (Islamic Development Bank) Presiden: Ahmad Muhammad Ali Al Madani IRTI (Islamic Research and Training Institute) Organisasi Lain BI (Bank Indonesia) Gubernur: Agus Martowardojo OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Berdiri pada 2011 Ketua Dewan Komisioner: Muliaman D. Hadad Wakil Ketua Dewan Komisioner: Rahmat Waluyanto Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan : Nelson Tampubolon Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal : Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas IKNB (Industri Keuangan Non Bank): Firdaus Djaelani Fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan pindah dari BI ke OJK sejak 31
3. o 4. o
Desember 2013 World Bank Presiden: Jim Yong Kim IMF (International Monetary Fund) Direktur Utama : Christine Lagarde
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI SYEKH ANGGA