PENDAHULUAN
1.1 Ketidakberdayaan
Gangguan penggunaan NAPZA merupakan masalah bio-psiko-sosio-kultural yang kompleks, ditandai dengan penggunaan yang intensif, disertai pula dengan perasaan nagih yang kuat yang seringkali sulit dikontrol dan menggiring penggunannya semaksimal mungkin untuk memperolehnya kembali, tidak peduli apapun risiko yang harus dihadapinya yang menempatkan individu tersebut pada kondisi ketidakberdyaan. Berikut akan dibahas mengenai respon ketidakberdayaan terhadap suatu kondisi atau situasi termasuk pada gangguan perilaku berupa penggunaan T!AN 2.1 Pengertian Ketidakberdayaan
"etidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bah#a perilaku atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan memba#a hasil yang diharapkan atau tidak akan memba#a perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang ter$adi atau mengendalikan situasi yang akan ter$adi %NAN&A, '())*. +enurut ilkinson %'((* ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bah#a tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil seara bermakna, kurang penggendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir atau yang baru sa$a ter$adi. /edangkan menurut 0arpenito-+oyet %'((* ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa kurang kontrol terhadap ke$adian atau situasi tertentu. 2.2 Penyebab Ketidakberdayaan
"etidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak adekuatan koping sebelumnya %seperti 1 depresi*, serta kurangnya
kesempatan untuk membuat keputusan %0arpenito, '((2*. 3aktor terkait ketidakberdayaan menurut &oenges, To#nsend, To#nsend, +, %'((4* yaitu1 )* "esehatan lingkungan1 hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi. '* 5ubungan interpersonal1 penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar. 6* Penyakit yang berhubungan dengan re$imen1penyakit kroni kroniss atau atau yang yang mele melema mahk hkan an kond kondis isi. i. 7* Gaya Gaya hidu hidupk pket etid idakb akber erday dayaa aan1 n1 mengulangi kegagalan dan ketergantungan. 2.3 Batasan Karakteristik Klien Dengan Ketidakberdayaan
+enurut NAN&A %'())* dan ilkinson ilkinson %'((* ketidakberdayaan yang dialami klien dapat terdiri dari tiga tingkatan antara lain1 8endah
"lien mengungkapakan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energi dan bersikap pasif. /edang
"lien mengalami ketergantungan pada orang lain yang dapat mengakibatkan ititabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah. "lien tidak melakukan praktik pera#atan diri ketika ditantang. "lien tidak ikut memantau kema$uan pengobatan. "lien menun$ukkan ekspresi ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan melakukan aktivitas atau tugas sebelumnya. "lien menu$ukkan ekspresi keraguan tentang performa peran. Berat
"lien menun$ukkan sikap apatis, depresi terhadap perburukan fisik yang ter$adi dengan mengabaikan kepatuhan pasien terhadap program pengobatan dan menyatakan tidak memiliki memiliki kendali %terhadap pera#atan diri, situasi, dan hasil*. Pada klien NAPZA biasanya klien enderung $atuh pada kondisi ketidakberdayaan berat karena tidak memiliki kendali atas situasi yang memepngaruhinya untuk menggunakan NAPZA atau atau
ketidakmampuan mempertahankan situasi bebas NAPZA. 2.4 Proses Teradinya !asala"
"ebanyakan individu seara subyektif mengalami perasaan ketidakberdayaan dalam berbagai tingkat dalam bermaam-maam situasi. 9ndividu sering menun$ukkan respon apatis, marah atau depresi terhadap kehilangan kontrol %0arpenito-+oyet, '((*. Pada ketidakberdayaan, klien mungkin mengetahui solusi terhadap masalahnya, tetapi peraya bah#a hal tersebut di luar kendalinya untuk menapai solusi tersebut. !ika ketidakberdayaan berlangsung lama, dapat mengarah ke keputusasaan. Pera#at harus hati-hati untuk mendiagnosis ketidakberdayaan yang berasal dari perspektif pasien bukan dari asumsi. Perbedaan budaya dan individu terlihat pada kebutuhan pribadi, untuk merasa mempunyai kendali terhadap situasi %misalnya untuk diberitahukan bah#a orang tersebut mempunyai penyakit yang fatal %ilkinson, '((*. 3aktor
predisposisi
a. Biologis )* Tidak ada ri#ayat keturunan %salah satu atau kedua orang tua menderita gangguan $i#a* '* Gaya hidup %tidak merokok, alkhohol, obat dan :at adiktif* dan Pengalaman penggunaan :at terlarang 6* +enderita penyakit kronis %ri#ayat melakukan general hek up, tanggal terakhir periksa* 7* Ada ri#ayat menderita pen$akit $antung, paru-paru, yang mengganggu pelaksana aktivitas harian pasien ;* Adanya ri#ayat sakit panas lama saat perkembangan balita sampai ke$ang-ke$ang atau pernah mengalami ri#ayat trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbi. <* 8i#ayat menderita penyakit yang seara progresif
menimbulkan ketidakmampuan, misalnya1 sklerosis multipel, kanker terminal atau A9&/ b. Psikologis )* Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal '* "etidaknmampuan mengambil keputusan dan mempunyai kemampuan komunikasi verbal yang kurang atau kurang dapat mengekspresikan perasaan terkait dengan penyakitnya atau kondisi dirinya 6* "etidakmampuan men$alankan peran akibat penyakit yang seara progresif menimbulkan ketidakmampuan, misalnya1 sklerosis multipel, kanker terminal atau A9&/ 7* "urang puas dengan kehidupannya %tu$uan hidup yang sudah diapai* ;* +erasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan kehidupannya yang sekarang <* Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga rema$a yang terlalu otoriter atau terlalu melindungi=menyayangi * +otivasi1 penerimaan umpan balik negatif yang konsisten selama tahap perkembangan balita hingga rema$a, kurang minat dalam mengembangkan hobi dan aktivitas sehari-hari 4* Pengalaman aniaya fisik, baik sebagai pelaku, korban maupun sebagai saksi 2* /elf kontrol1 tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah emas, rasa takut akan tidak diakui, gaya hidup tidak berdaya )(* "epribadian1 mudah marah, pasif dan enderung tertutup. . /osial budaya )* sia 6(-meninggal berpotensi mengalami ketidakberdayaan
'* !enis kelamin laki-laki ataupun perempuan mempunyai keenderungan yang sama untuk mengalami ketidakberdayaan tergantung dari peran yang di$alankan dalam kehidupannya 6* Pendidikan rendah 7* "ehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan %misalnya1 pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau orang terdekat yang berlangsung lebih dari < bulan* ;* Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai kontrol %misalnya kontrol lokus internal* 3aktor
Presipitasi
3aktor ppresipitasi dapat menstimulasi klien $atuh pada kondisi ketidakberdyaan dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. "ondisi internal dimana pasien kurang dapat menerima perubahan fisik dan psikologis yang ter$adi. "ondisi eksternal biasanya keluarga dan masyarakat kurang mendukung atau mengakui keberadaannya yang sekarang terkait dengan perubahan fisik dan perannya. /edangkan durasi stressor ter$adi kurang lebih < bulan terakhir, dan #aktu ter$adinya dapat bersamaan, silih berganti atau hampir bersamaan, dengan $umlah stressor lebih dari satu dan mempunyai kualitas yang berat. 5al tersebut dapat menstimulasi ketidakberdayaan bahkan memperberat kondisi ketidakberdayaan yang dialami oleh klien. 3aktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presiptasi timbulnya ketidakberdayaan adalah sebagai berikut1 a. Biologis )* +enderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program pengobatan yang terkait dengan
penyakitnya %misalnya $angka pan$ang, sulit dan kompeks* %proses intoksifikasi dan rehabilitasi*. '* "ambuh dari penyakit kronis dalam < bulan terakhir 6* &alam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan ke$ang atau trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbi 7* Terdapat gangguan sistem endokrin ;* Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau <* +engalami gangguan tidur atau istirahat * "urang mampu menyesuaikan diri terhadap budaya, ras, etnik dan gender 4* Adanya perubahan gaya ber$alan, koordinasi dan "eseimbangan b. Psikologis )* Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis '* Tidak dapat men$alankan peker$aan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial yang berdampak pada keputusasaan. 6* Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan peker$aan. 7* "onsep diri1 gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan melakukan tanggung$a#ab peran. ;* "ehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain. . /osial budaya )* "ehilangan peker$aan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau kehidupannya yang sekarang. '* Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga %berada dalam lingkungan pera#atan kesehatan*.
6* 5ambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab yang lain 7* "ehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan %misalnya1 pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau orang terdekat yang berlangsung dalam < bulan terakhir* ;* Adanya perubahan dari status kuratif men$adi status paliatif. <* "urang dapat men$alankan kegiatan agama dan keyakinannya dan ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat. 3aktor
penilaian terhadap stressor %ilkinson, '((*
a. "ognitif )* +engungkapkan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energi. '* +engungkapkan ketidakpuasan dan frustrasi terhadap kemampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya. 6* +engungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran. 7* +engungkapkan dengan kata-kata bah#a tidak mempunyai kendali atau pengaruh terhadap situasi, pera#atan diri atau hasil. ;* +engungkapkan ketidakpuasan karena ketergantungan dengan orang lain. <* "urang dapat berkonsentrasi. b. Afektif )* +erasa tertekan atau depresi terhadap penurunan fisik yang ter$adi dengan mengabaikan kepatuhan klien terhadap program pengobatan
'* +arah 6* 9ritabilitas, ketidaksukaan 7* Perasaan bersalah ;* Takut terhadap pengasingan oleh pemberian pera#atan <* Perasaan emas atau ansietas . 3isiologis )* Perubahan tekanan darah '* Perubahan denyut $antung dan frekuensi pernapasan 6* +uka tegang 7* &ada berdebar-debar dan keluar keringat dingin ;* Gangguan tidur, terutama kalau disertai dengan ansietas d. Perilaku )* "etergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas '* Tidak ada pertahanan pada praktik pera#atan diri ketika ditantang 6* Tidak memantau kema$uan pengobatan 7* Tidak berpartisipasi dalam pera#atan atau mengambil keputusan pada saat diberikan kesempatan ;* "epasifan hingga apatis <* Perilaku menyerang * +enarik diri 4* Perilaku menari perhatian 2* Gelisah atau tidak bisa tenang e. /osial )* >nggan untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya '* "etidakmampuan untuk menari informasi tentang pera#atan 6* Tidak mampu bersosialisasi dengan orang lain '.6.7.7 3aktor sumber koping
a. Personal ability )* "eterampilan pemeahan masalah1 kemampuan menari sumber informasi, kemampuan mengidentifikasi masalah yang berhubungan ketidakberdayaan, kekuatan dan fator pendukung serta keberhasilan yang pernah diapai. "emampuan mempertimbangkan alternative aktivitas yang realistik. "emampuan melaksanakan renana kegiatan dan memantau kema$uan dari kondisi pengobatannya '* "esehatan seara umum1 mempunyai keterbatasan mobilitas yang dapat dikendalikan oleh pasien 3aktor
mekanisme koping
a. "onstruktif )* +enilai penapaian hidup yang realistis '* +empunyai penilaian yang yang nyaman dengan perubahan fisik dan peran yang dialami akibat penyakitnya 6* &apat men$alankan tugas perkembangannya sesuai dengan keterbatasan yang ter$adi akibat perubahan status kesehatannya 7* "reatif1 pasien seara kreaktif menari informasi terkait perubahan status kesehatannya sehingga dapat beradaptasi seara normal ;* &i tengah keterbatasan akibat perubahan status kesehatan dan peran dalam kehidupan sehari-hari, pasien amsih tetap produktif menghasilkan sesuatu <* +ampu mengembangkan minat dan hobi baru sesuai dengan perubahan status kesehatan dan peran yang telah dialami * Peduli terhadap orang lain disekitarnya #alaupun mengalami perubahan kondisi kesehatan b. &estruktif )* Tidak kreatif=kurang memiliki keinginan dan minat melakukan
aktivitas harian %pasif* '* Perasaan menolak kondisi perubahan fisik dan status kesehatan yang dialami dan marah-marah dengan situasi tersebut 6* Tidak mampu mengekspresikan perasaan terkait dengan perubahan kondisi kesehatannya dan men$adi merasa tertekan atau depresi 7* "urang atau tidak mempunyai hubungan akrab dengan orang lain, kurang minat dalam interaksi sosial sehingga mengalami menarik diri dan isolasi sosial ;* Tidak mampu menari informasi kesehatan dan kurang mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang dapat berakhir pada penyerangan terhadap orang lain <* "etergantungan terhadap orang lain %regresi* * >nggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya %represi=supresi*. 2.# $nter%ensi Ke&era'atan Diagnosa Ketidakberdayaan ( Tu$uan 9ntervensi "epera#atan
a. Tu$uan mum) "lien +enun$ukkan keperayaan kesehatan dengan riteria1 merasa mampu melakukan, merasa dapat mengendalikan dan merasakan ada sumber-sumber b. Tu$uan "husus1 "lien menun$ukkan pratisipasi1 keputusan pera#atan kesehatan ditandai dengan )* +engungkapkan dengan kata-kata tentang segala perasaan ketidakberdayaan '* +engidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya 6* menghubungkan tidak adanya penghalang untuk bertindak 7* +engungkapkan dengan kata-kata kemampuan untuk melakukan tindakan yang diperlukan ;* +elaporkan dukungan yang adekuat dari oramg terdekat,
termasuk teman dan tetangga <* +elaporkan #aktu, keuangan pribadi dan ansuransi kesehatan yang memadai * +elaporkan ketersediaan alat, bahan, pelayanan dan Transportasi ? 8enana 9ntervensi kepera#atan a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi fator-faktor yang dapat berpengaruh pada ketidakberdayaan %misalnya1 peker$aan, aktivitas hiburan, tanggung $a#ab peran, hubungan antar pribadi*. 8asional1 mengidentifikasi situasi=hal-hal yang berpotensi dapat dikendalikan dan dapat digunakan sebagai sumber kekuatan=po#er bagi klien. b. &iskusikan dengan pasien pilihan yang realistis dalam pera#atan, berikan pen$elasan untuk pilihan tersebut. 8asional1 +emberikan kesempatan pada klien untuk berperan dalam proses pera#atan, termasuk untuk meningkatkan pemikiran positif klien, dan meningkatkan tanggung $a#ab klien. . @ibatkan pasien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas pera#atan=renana terapi 8asional1 Pelibatan klien dalam proses pembuatan keputusan, mampu meningkatkan rasa peraya diri. d. !elaskan alasan setiap perubahan perenanaan pera#atan kepada pasien %$elaskan semua prosedur, peraturan dan pilihan untuk pasien, berikan #aktu untuk men$a#ab pertanyaan dan minta individu untuk menuliskan pertanyaan sehingga tidak terlupakan* 8asional1 +eningkatkan kemampuan berpikir positif
terhadap proses pera#atan yang sedang di$alani oleh klien, pelibatan klien dalam setiap pengambilan keputusan men$adi hal penting. e. Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupannya yang dapat dikendalikan %perasaan emas, gelisah, ketakutan*. 8asional1 "ondisi emosi pasien mengganggu kemampuannya untuk memeahkan masalah. Bantuan diperlukan agar dapat menyadari seara akurat keuntungan dan konsekuensi dari alternative yang ada. f. Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia kendalikan %adiksi*, &isukusikan dan a$arkan ara melakukan manipulasi menghadapi kondisi-kondisi yang sulit dikendalikan, misalnya afirmasi. 8asional1 &orong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan ketidakmampuan sebagai upaya mengatasi masalah yang tidak terselesaikan dan menerima hal-hal yang tidak dapat diubah. g. Bantu pasien mengidentifikasi faktor pendukung, kekuatankekuatan diri %misalnya kekuatan baik itu berasal dari diri sendiri, keluarga, orang terdekat, atau teman*. 8asional1 Pada pasien dengan ketidakberdayaan dibutuhkan faktor pendukung yang mampu mensupport pasien, dari dalam sendiri dapat berupa penguatan nilai-nilai spiritual, !ika dalam proses pera#atan kekuatan lain tidak adekuat. h. /ampaikan keperayaan diri terhadap kemampuan pasien untuk menangani keadaan dan sampaikan perubahan positif dan kema$uan yang dialami pasien setiap hari. 8asional1 +eningkatkan rasa peraya diri terhadap kemampuan atas upaya dan usaha yang sudah dilakukan oleh
klien. i. Biarkan pasien mengemban tanggung $a#ab sebanyak mungkin atas praktik pera#atan dirinya. &orong kemandirian pasien, tetapi bantu pasien $ika tidak dapat melakukannya. 8asional1 memberikan pilihan kepada pasien akan meningkatkan perasaannya dalam mengendalikan hidupnya. $. Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang telah dibuatnya
BAB 3 A*UHAN KEPE+A,ATAN 3.1 -abaran Kas/s
"lien %67 Tahun* masuk ke ruang pera#atan +P> 8/" !akarta pada April '()6. "lien mengatakan 9a diantar oleh kakak pertamanya, klien +engungkapkan ingin berhenti menggunakan Puta# %5eroin*. Namun, klien tidak yakin dengan dirinya sendiri, $ika 9a dapat berhenti total dan tidak menggunakan kembali $ika sudah keluar dari 8umah /akit. "lien mengatakan alasan 9a mau masuk pera#atan adalah karena saran dari kakaknya yang mengatakan takut $ika adiknya ketangkap dan tersangkut kasus hukum karena menggunakan 5eroin, /ehingga urusannya akan pan$ang. "lien mengatakan bah#a dirinya menggunakan NAPZA pertama kali adalah $enis alkohol dan gan$a tahun )22', "etika itu klien masih duduk dibangku /+P karena ikut-ikutan dengan teman-temannya. "emudian terus berlan$ut dan berganti-ganti ke $enis NAPZA lainnya, sampai klien mengatakan bah#a 9a menemukan yang paling ook untuk dirinya adalah $enis Puta# %5eroin*. Penggunaan 5eroin tersebut terus berlan$ut sampai men$adi addit. Tahun '(() "lien menyadari banyak hal yang men$adi kaau dalam hidupnya yaitu1 kuliah
berantakan, kehidupan men$adi kaau, peker$aan sampingan klien $uga berantakan. "lien memutuskan untuk mengikuti program pera#atan lengkap %detoksifikasi dan 8ehabilitasi* di 8umah /akit. /B di kota /ukabumi atas permintaan Alhm.9bu klien saat itu. "lien mengikuti program detoksifikasi selama ' bulan, dilan$utkan pera#atan rehabilitasi selama )) bulan. "lien mengatakan keluar dan menyelesaikan program pera#atan pada bulan November '(('. "lien mengatakan bah#a 9a benar-benar bersih %abstinene* dari NAPZA selama ' tahun. Namun, Pada tahun '((; klien mengalami kondisi slip dan kembali relapse. "lien mengatakan bakground peker$aannya sebagai mana$er 3B di perusahaan minuman impor, mempermudah 9a untuk kembali mengakses Puta#=5eroin. /elain itu, besarnya tekanan dari peker$aan berupa target-target. perusahaan yang harus diapai yang harus dihadapi $uga turut berpengaruh. "lien mengatakan peker$aannya masuk $am )(.(( s=d tidak tentu. "lien mengatakan $am )(.(( s=d siang hari aktivitasnya berupa paper #ork. "emudian setelah makan siang "lien mengatakan baru melakukan peker$aan yang sifatnya aktif. 9a harus melakukan lobby ke lub-lub atau tempat hiburan malam. area akupannya adalah #ilayah !. 9tulah a#al mulanya klien kembali menggunakan Puta#=heorin. "lien mengatakan karena bertemu dengan teman lamanya dan berbagi erita dengan teman-temannya tersebut. "emudian klien mulai menoba kembali memakai Puta#=5eroin. "lien mengatakan se$ak itu terus berlan$ut menggunakan heroin sampai terakhir masuk 8/" April '()6. hamun, "lien mengatakan di tahun '(( 9a pernah men$alani program spiritual di #ilayah / selama ' bulan. "lien kembali ke peker$aannya, dan kembali menggunakan 5eroin. Berikut gambaran skema penggunaan NAPZA klien disertai dengan keterangan usia a#al klien menggunakan NAPZA.
/kema 6.) 8i#ayat A#al Penggunaan NAPZA &ari hasil pengka$ian diperoleh data bah#a saat ini klien tinggal dengan kakak pertamanya. "lien merupakan anak terakhir dari 7 bersaudara, ' orang kakak perempuan, ) orang kakak laki-laki. /edangkan ayah klien sudah meninggal karena sakit $antung se$ak klien berusia tahun, dan 9bu klien meninggal pada tahun '((. "lien mengatakan bah#a dirinya adalah anak kesayangan ibunya, apapun yang dimintanya se$ak ayahnya tidak ada, 9bunya selalu memberikan apayang diminta oleh klien, sampai kakaknya memanggilnya dengan sebutan C/ibelahan $i#a mamaD. "lien mengatakan hal yang paling menyedihkan dalam hidupnya adalah saat kehilangan 9bunya. 9a mengatakan C"alo a$a mama hidup )hari lagi a$a, saat itu pasti gue akan lakukan apa a$a buat ngebahagiain dia, hari ini ulang tahun mama D. "lien mengatakan orang terdekat dengannya selain Alhm. 9bunya adalah "akak perempuannya No.'. Namun, semen$ak kakaknya menikah tahun '(( tidak lama sebelum ibunya meninggal. "akaknya diba#a oleh suaminya ke 9nggris karena suaminya kebangsaan 9nggris. "lien mengatakan kadang bingung tidak ada tempat untuk mengadu, keuali dengan kakak pertamanya saat ini. /edangkan kakak pertamanya saat ini suaminya $uga sudah meninggal, sehingga sibuk mengurus anak dan harus beker$a $uga. "lien mengatakan tidak ada teman untuk membagi erita suka dan duka keuali teman-teman di tempat pakau %pakaiputa#=5eorin*. "etika ditanya tentang aktivitas diluar peker$aan, "lien mengatakan biasanya memanfaatkan #aktu luang se#aktu bersih dari NAPZA dengan memaning. Tetapi, klien mengatakan saat ini sudah malas karena membosankan. "lien $uga mengatakan sering $alan-$alan untuk menari tempat baru dengan temantemannya di akhir pekan untuk pakau %Pakai Puta#=5eroin*. klien mengatakan saat ia memakai Puta#=5eorin tu$uannya supaya dapat kembali merasa tenang
dan memperepat ber$alannya #aktu. setelah itu klien mengatakan dirinya akan lebih tenang dan esoknya bisa ker$a. ketika ditanya tentang aktivitas selama di 8/, klien mengatakan bosan, malas ngapa-ngapain karena nggak ada kegiatan. mandi $uga $adi malas, ) kali sa$a sehari. klien mengatakan susah tidur dan harus minum obat tidur tiap malam. Tampak lingkaran hitam di area sekitar mata, tampak lesu, dan tidak bersemangat. "lien mengatakan biasa mulai tidur $am 6-an malam sampai $am 4 pagi. "lien $uga mengatakan badannya nyeri karena baru sa$a putus odein dan gelisah terus. klien mengatakan tidak bisa $amin dan yakin bisa berhenti tidak pakai lagi. klien mengatakan mungkin tidak ada yang berani $amin orang tidak pakai lagi. karena kita punya pergaulan di luar yang tidak bisa kita bentengi. "etika ditanya tentang kebiasaanya dalam memakai puta#=heroin dengan ara apa, klien mengatakan dengan menyuntikkan ke pembuluh darah. Namun, klien mengatakan tidak pernah bertukar $arum suntik dengan teman pengguna lainnya, hanya sa$a satu $arum dapat digunakan sampai 7 hari dengan frekuensi suntik 6-7 kali dalam satu hari. "etika ditanya tentang pengetahuan klien akibat penggunaan $arum suntik klien mengatakan resiko hepatitis 0. klien mengatakan dirinya saat ini positif 5epatitis 0. Tetapi klien mengatakan sudah pernah mengikuti terapi pengobatan interferon pada tahun '((2. "lien $uga mengatakan dirinya pernah memiliki ri#ayat sakit asam lambung yang parah. Bahkan sampai dilakukan endosopy, pada bulan +aret '()6 akibat tukak lambung yang parah menurut klien. Pengetahuan klien tentang 59E ukup, klien mampu menyebutkan apa itu 59E, Penyebab, dan ara menghindari terkena 59E. "lien pernah melakukan tes anti 59E tahun '(( dan hasilnya negatif dengan nilai 0&7 <((. Namun, klien bertanya apa ada hubungannya penggunaan puta# dengan sakit tukak lambung. ketika ditanya apakah klien, masih memiliki kebiasaan ##mengkonsumsi alkohol, klien mengatakan masih aktif mengkonsumsi alkohol khususnya $enis #ine terakhir sebelum masuk 8/" !akarta.
3.2 Analisa Data
Tabel 6.) Analisa data1 "oping individu tidak efektif No ).
&ata &ata /ub$ektif a. klaien mengatakan ia menggunakan
9 pota#=heroin karna besarnya pressure dari peker$aan. b. klaien mengtakan saat ia memakai pota#=heroin tu$uanya supaya dapat kembali merasa tenang dan memperepat ber$alanya #aktu. . klaien mengatakan tidak ada teman dekat yang biasa dia$ak berbagai erita suka dan duka. &ata ob$ektif F
'.
+asalah "epera#atan
- "oping ndividu tidak efektif
&ata sub$ektif a. klaien mengatakan ia tdk bias $amin dirinya - ketidakberdayaan tidak akan menggunakan lagi setelah keluar dari rumah sakit. b. kalien mengatakan dampak dari ketergantunganya sudah mengakibatkan kondisi rumah tangganya berantakan akan berakhir dengan pereraian. . "lien mengatakan C/iapa sih $unki yang nggak pengen berhenti, semua gue yakin pengen berhenti. Tapi sulit, sulit banget, lu nggak pernah diposisi gue, susahnya setengah matiD d. "lien mengatakan dirinya senga$a menyuntikkan Eit.0 ke pembuluh darah setiap hari untuk sekedar menghilangkan suggest, C3eel nya beda #aktu nyuntikkin insul itu ke uratD e. "lien mengatakan bah#a 9a tahu resiko akibat penggunaannya tersebut C "euangan gue kaau, rumah tangga berantakan, fisik gue anur, tapi
gimana, susah buat gue, susah banget, gue tahu sekarang gue udah positif 5ep.0, Tapi yaudahlah gue udah nggak mau tahu. Bikin gue pusingD f.
"lien mengatakan Cmungkin gue belum ketemu $alan buat gue kembali ke yang bener-bener, tapi gue oba lagi-oba lagi. Nggak tau deh kapan itu, kadang apek $uga, karena ya itu u$ung-u$ungnya gue $atuh lagiD.
&ata b$ektif1 a. 5asil kuisioner dengan &A// 1 "lien teridentifikasi mengalami emas berat dan depresi sedang. 6
&ata /ub$ektif1
a.
"lien mengatakan baru mulai bisa tidur
tidur $am ) malam, kadang $am 6 malam dan bangun $am 4 pagi. b. "lien mengatakan tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun . "lien mengatakan C/edih banget loh, rasanya udah pengen banget buat nutup mata gitu, tapi nggak bisa, Gelisah terusD &ata b$ektif1 a.
Tampak lingkaran hitam di area sekitar mata.
b.
Tampak klien lesu
.
Tampak klien kurang bersemangat
- Ganguan pola
7 &ata /ub$ektif1
- Ganguan rasa Nayman1
nyeri a. "lien mengatakan badannya sakit karena obat tidak nutup. b. "lien mengatakan baru sa$a putus odein. . "lien mengatakan malas mandi, karena badannya akan tambah sakit $ika mandi !adi klien mandi ) kali sehari. d. "lien mengatakan skala nyerinya $ika dihitung )-)(, adalah ;. Timbul terusterusan, $adi susah mikir $uga. &ata b$ektif1 a. ekspresi #a$ah gelisah ;.
&ata /ub$ektif1
pengatuhuan a. "lien bertanya apa ada hubungannya penggunaan Puta# dengan sakit tukak
lambung. b. "lien mengatakan terakhir /+8/ masih memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol khususnya $enis #ine. . "lien bertanya tentang efek $angka pan$ang akibat penggunaan terapi subtitusi dari puta# yaitu /uboHone. &ata b$ektif1 a. "lien mendapat terapi Polysilane, 8anitidine, dan ndanetrone. b. 5asil pemeriksaan Anti 5epatitis1 "lien
- "urang
5epatitis 0. 3.4 Po"on !asala"
/kema 6.' Pohon +asalah
"eputusasaan
"etidakberdayaan "etidakberdayaan
"oping individu tidak efektif Prioritas Diagnosa Ke&era'atan
Prioritas diagnosa yang diangkat dari hasil perumusan masalah yang ditemukan pada klien adalah sebagai berikut1 a. "oping individu tidak efektif b. "etidakberdayaan . Gangguan rasa nyaman1 Nyeri d. Gangguan pola tidur e. "urang pengetahua 3.# $&leentasi Ke&era'atan
9mplementasi
seara
keseluruhan
dilampirkan
dalam
format
atatan
perkembangan klien. 9mplementasi asuhan kepera#atan pada klien dilaksanakan mulai tanggal )6 +ei sampai '( !uni '()6. 9ntervensi dilakukan seara holistik dengan memandang klien seara utuh dari segi bio-psikososiospiritual, Namun pembahasan implementasi kepera#atan yang dilakukan berfokus pada diagnosa kepera#atan ketidakberdayaan. 9ntervensi yang dilakukan oleh penulis bersifat generalis, Namun penulis berusaha mengaplikasikan salah satu intervensi kepera#atan psikoterapi
dengan menggunakan Tenik &erefletion. Tehnik &erefletion merupakan salah satu bentuk eksistensi manusia yaitu kemampuannya untuk bangkit dari semua kondisi dan mengatasi dirinya kemudian menurahkan perhatian pada hal-hal positif dan bermanfaat. +enghilangkan keinginan berlebihan %5iperintention* untuk mela#an adiksi terhadap NAPZA. 5al yang ingin diubah bukanlah keadaan, melainkan sikap %attitude* yang diambil dalam menghadapi keadaan. +engarahkan pada proses aeptene untuk menghadapi keadaan yang tidak mungkin diubah atau dihindari. +aka sikap yang tepat adalah menerima dengan penuh ikhlas dan tabah pada hal-hal tragis yang tidak mungkin untuk dihindari atau diubah. +endalami nilai-nilai bersikap pada dasarnya memberi kesempatan kepada seseorang untuk mengambil keputusan yang tepat atas kondisi ketidakberdayaan yang dialami. Terapi generalis untuk diagnosa ketidakberdayaan melibatkan intervensi berupa1 ). 9dentifikasi faktor pendukung ketidakberdayaan %Pengalaman kegagalan yang berkelan$utan untuk bertahan dan bebas dari penggunaan NAPZA* '. +otivasi membagi pengalaman 6. +embantu menetapkan tu$uan yang ingin diapai 7. Gali pengalaman perilaku ;. +otivasi melakukan kegiatan yang positif <. +emberikan pu$ian yang realistis. Tehnik pelaksanaan intervensi kepera#atan dengan diagnosa ketidakberdayaan pada klien dilakukan melalui tehnik &erefletion dengan pendekatan metode 38A+>/ yang dimodifikasi men$adi empat sesi yang dilaksanakan mulai tanggal )6 +ei '()6 sampai dengan '( !uni '()6 dan dilakukan seara terintegrasi, yaitu1 ). /esi )1 +embina hubungan saling peraya +embina hubungan saling peraya, sesi ini bertu$uan untuk mengembangkan hubungan yang baik dan nyaman antara klien dengan
pera#at %mahasis#a*. +ahasis#a menoba mengidentifikasi masalah yang munul akibat respon ketidakberdayaan klien, dan menghubungkannya dengan gangguan perilaku klien yaitu penggunaan NAPZA dan proses adiksinya terhadap NAPZA. '. /esi 991 +engidentifikasi reaksi dan respon klien terhadap masalah +engidentifikasi reaksi dan respon klien terhadap masalah, sesi kedua ini klien diminta untuk mengungkapkan reaksi ataupun respon emosional, perilaku, partisipasi dalam kegiatan sehari-hari dan tanggung $a#ab klien terhadap diri sendiri dan lingkungan %keluarga, peker$aan, dan sosial*. +ahasis#a menoba mengidentifikasi dan mendiskusikannnya dengan klien ara yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, bagaimana hasilnya serta mengidentifikasi masalah yang belum teratasi. 3.0 E%al/asi Hasil As/"an Ke&era'atan
>valuasi merupakan tahap akhir pada proses kepera#atan yang dapat dinilai dari keberhasilan asuhan kepera#atan yang diberikan berdasarkan pada kriteria hasil masing-masing masalah yang akan dilakukan tindakan kepera#atan. Penulis melakukan evaluasi hasil yang pelaksanaannya adalah dengan melakukan diskusi dengan klien dan observasi langsung untuk melihat se$auh mana masalah dapat teratasi dan melihat kema$uan kesehatan klien setelah diberikan asuhan kepera#atan. Berikut skema disharge planning intervensi kepera#atan yang menun$ukkan intervensi yang komprehensif terhadap klien untuk memaksimalkan hasil asuhan kepera#atan. /kema 6.6 &isharge Planning 9ntervensi "lien &iagnosa ketidakberdayaan membutuhkan intervensi yang ukup pan$ang, karena berkaitan dengan pembentukan ideal diri didalamnya. Penentuan tentang diagnosa tersebut dapat diselesaikan atau tidak men$adi ambigu, karena tidak ada standar baku yang menentukan apakah diagnosa telah teratasi atau tidak. alaupun kriteria sudah diantumkan dalam renana asuhan
kepera#atan. Pengukuran hasil asuhan kepera#atan dengan diagnosa ketidakberdayaan pada klien bersifat sub$ektif, karena masalah-masalah yang oba untuk diselesaikan masih membutuhkan kontrol berupa observasi langsung untuk dapat dianalisa apakah intervensi berhasil atau tidak, setelah klien kembali ke kehidupan bermasyarakat %keluar dari rumah sakit dan kembali beraktivitas*. "eputusan klien untuk mengikuti program terapi rumatan melalui terapi subtitusi membutuhkan kontrol yang kuat dari diri klien dan orang terdekat, termasuk tim pelayanan kesehatan. Program terapi subtitusi harusnya didukung dengan psikoterapi atau terapi sosial yang mendukung keberhasilan klien mempertahankan kondisi bebas NAPZA. &alam hal ini, penulis belum mampu melakukan intervensi kepera#atan di tingkat keluarga sebagai bagian dari support system klien. Penulis $uga tidak mampu memfasilitasi klien untuk mendapatkan akses untuk mendapatkan program psikoterapi lan$utan, setelah klien keluar dari ruang pera#atan di 8/.
fle:///C:/Users/ASUS/Documents/Downloads/masa%20depan%20adalah %20pilihan%20%20askep%20ketidak%20berdayaan.htm