Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain: 1. Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation); 2. Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana; 3. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat. Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak Halaman |
1
daerah di Indonesia. Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun ke tahun su mber daya hutan di Indonesia semakin berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko bencana. Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi. Potensi bencana lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman demografi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis, kelompok, agama dan adat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang merata dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat yang dapat berkembang menjadi bencana nasional. Dengan demikian, bencana dan pembangunan merupakan dua hal yang bejalan beriringan. Di satu sisi, bencana yang terjadi sering mengakibatkan rusaknya hasil – hasil pembangunan, di sisi lain pembangunan yang dilakukan, tanpa disadari pula telah menimbulkan bencana. Wilayah Kabupaten Kayong Utara yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun factor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalamkeadaan tertentudapat menghambat pembangunan daerah. Meskipun bencana alam hanya merupakan fenomena alam biasa, namun karena kejadian dan besarnya tidak dapat diperkirakan sebelumnya, maka bencana alam berpotensi Halaman |
2
menimbulkan kerugian di muka bumi dalam bentuk apapun seperti korban jiwa manusia maupun harta benda. Oleh karena itu, pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi (rawan bencana) perlu dilakukan terus-menerus. Informasi terkait dengan bencana perlu dikumpulkan, diproses, dianalisis dan dipetakan. Informasi kebencanaan di sini tidak hanya menyangkut kejadian bencana, namun juga penanganan yang dilakukan oleh berbagai pihakbaik saat prabencana maupun pasca bencana. Informasi kebencanaan tersebut dapat dikelola dengan sistem teknologi informasi, salah satunya dengan pemabngunan perangkat lunak sistem inforamsi geografis. Atas dasar tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Kayong Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kayong Utara mengalokasikan dana untuk melakukan kegiatan Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara yang diharapkan dapat memetakan dan mengetahui daerah daerah rawan bencana di Kabupaten Kayong Utara. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kayong Utara dalam pelaksanaan Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara, berbasis Sistem Informasi Geografis. Pemetaan Daerah Rawan Bencana ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisa serta memberikan informasi secara geografis daerah-daerah di Kabupaten Kayong Utara yang rawan terhadap bencana. Hal ini dilakukan agar potensi bencana dapat diantisipasi dengan sebaik-baiknya. Sasaran yang ingin dicapai antara lain: 1. Tersedianya Peta Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara; 2. Tersedianya data dan informasi kebencanaan di daerah Kabupaten Kayong Utara yang mudah diakses dalam skala lokal maupun nasional; Lokasi kegiatan adalah di Kabupaten Kayong Utara. Rencana anggaran biaya dalam pekerjaan ini adalah Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah), termasuk PPN dengan sumber pendanaan APBD Kabupaten Kayong Utara Tahun Anggaran 2014. Kegiatan Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan Persiapan Kegiatan persiapan, yaitu interpretasi, koordinasi konsultan dengan pihak pemberi pekerjaan, agar Halaman |
3
diperoleh persepsi yang sama tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kegiatan persiapan terdiri dari:
Administrasi Penyusunan rencana kerja
Persiapan personil dan peralatan
Pengumpulan data primer Pengumpulan data sekunder yang berupa data dan informasi pendukung yang terkait 2. Analisa Data danPenyusunan Basis data Analisa data dilakukan dalam pemilahan data yang diperlukan. Hasil analisa data selanjutnya akan dilanjutkan dengan penyusunan basis data. Penyusunan basisdata dilakukan untuk menyajikan data yang dihasilkan di lapangan dalam bentuk yang lebih interaktif dan mudah dipahami. 3. Perancangan Software Ruang lingkup pekerjaan ini mengacu kepada ketentuanketentuan teknis dalam mendesain sebuah software yang mudah untuk diaplikasikan, komunikatif dalam penyampaian dan up-to-date dalam penyajian data. Secata umum lingkup pekerjaan mencakup hal-hal sebagai berikut: a) Perancangan struktur data profil perancangan tema, template software . b) Software design meliputi desain grafis, HTML, CSS, JQuery, tipografi, layouting , mapping dan hal lain yang diperlukan dalam lingkup software desain. c) Kompatibilitasi software pada berbagai operating system. d) Software development meliputi penyusunan database dengan MySQL, pembuatan user interface dan CMS. e) Instalasi software pada web hosting dan pada website Kabupaten Sintang. Penyusunan Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara ini secara umum meliputi 8 tahapan kegiatan, yaitu: 1. Perencanaan Software (Planning ) 2. Perancangan Software (Design ) 3. Penyusunan code/scripit (Coding ) 4. Pengujian Software (Testing ) 5. Instalasi Software (Instalating ) 6. Promosi Software (Promotion ) 7. Pelatihan penggunaan Software (Training ) 8. Pemeliharaan dan pengelolaan data (Maintaining )
Sebelum memulai kegiatan, konsultan yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan ini harus menyiapkan personil-personil pelaksana kegiatan dengan kriteria Halaman |
4
sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja ini, alat-alat yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan serta data penunjang untuk pembuatan software , yaitu: a. Penentuan namasoftware , mencakup penentuan nama domain dan deskripsi singkat software. b. Penentuan tema software ,mencakup karakteristik, bentuk desain, tata letak, tipografi dan pewarnaan. c. Pengumpulan data, mencakup peta dasar, profil, deskripsi kegiatan dalam bentuk berita dan agenda serta gallery foto. d. Pembuatan perangkat software , mencakup manajemen isi, bagan alir software , dan fungsi pencarian data. e. Penyusunan jadwal pengerjaan software , mencakup barchart time schedule . Penyusunan Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara ini proses pembuatannya meliputi: - Pembuatan Prototype spesifikasi dan design software, - Review dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kayong Utara, dan - Fixing spesifikasi dan Design software. Konsep perancangan software secata detail meliputi item-item sebagai berikut: a. Pembuatan Header - Name (nama/judul software ) - Slogan/Motto software - Logo dan Picture b. Penyusunan Menu - Menu Utama software - Sub Menu software - User Menu c. Penyusunan Isi - Penyusunan tata letak konten/isi software - Penyusunan Peta Derah Rawan Pangan d. Pembuatan Footer - Copyright - Publisher e. Pembuatan Fitur - Peta Sebaran Daerah Rawan Bencana - Pencarian Data Halaman |
5
-
Buku Tamu Daftar Link Situs lain Statistik Pengunjung Login Form
Tahapan penyusunan script (coding ) secara rinci meliputi item-item pekerjaan berikut: a. Penyusunan Script HTML, meiputi pembuatan halaman dengan tampilan statis dan sederhana dan penyusunan konten. b. Penyusunan Script PHP, meliputi pembuatan fitur/modul dinamis dan mekanisme input dan output. c. Penyusunan Script CSS, meliputi penentuan layout, properti dan tipologi. d. Penyusunan Script SQL, meliputi pembuatan sistem write, read dan record data. Tahapan pengujian software yang dilakukan, meliputi: a. Pengujian secara offline, pengujian layout, tampilan, tautan dan semua fitur. b. Pengujian secara online, pengujian pada browser , dan pengujian fungsi. Pihak konsultan terpilih melakukan instalasi software pada web hosting , agar bisa diakses oleh masyarakat luas. Tahapan ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi keberadaan software pada website. Promosi link software di internet melalui pencarian yang mendukung Search Engine optimization (SEO). Tahapan pelatihan dilakukan untuk semua user/pengguna yang ditunjuk sebagai operator. Pada tahap ini, menguji bagaimana software yang telah dibuat dapat bekerja sebagaimana mestinya, update program, menyelesaikan bug yang tidak ditemukan pada saat testing , serta pengembangan yang dapat dilakukan dengan program tersebut. Hasil dan keluaran yang diusulkan proposal dari kegiatanPemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai berikut: 1. Perangkat lunak atau program aplikasi Pemetaan Daerah Halaman |
6
Rawan Bencana Kabupaten Kayong Utara 2. Manual Book atau buku panduan/petunjuk penggunaan program aplikasi dan ringkasan langkah melakukan troubleshooting 3. Pelatihan untuk operator Penyedia jasa berwenang menentukan metodologi yang dianggap paling baik dan sesuai untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan. Penyedia Jasa dapat mengatur penugasan tenaga ahli sesuai kebutuhannya dengan cermat yang disesuaikan dengan jadwal setiap tahap kegiatan dan waktu yang tersedia sehingga seluruh sumber daya yang ada dimanfaatkan secara maksimal untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang baik dan tepat waktu. Disamping itu, Penyedia jasa harus membuat rencana kerja terperinci mengenai semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana ini antara lain dipakai untuk memonitor dan mengatur aktifitas kegiatan dikaitkan dengan pemanfaatan sumber-sumber daya dan sebagai acuan pembayaran bagi konsultan serta pemantauan kemajuan pekerjaan. Kemajuan pekerjaan dihitung berdasarkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan menjadi dasar untuk pembayaran bulanan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak Penandatanganan Surat Perintah Kerja oleh kedua belah pihak. Tenaga ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli yangberpengalaman di bidangnya masing-masing, yang terdiri dari: 1. Team Leader (1 orang) Team Leader adalah seorang Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman dalam bidang perencanaan bidang sipil dan mengetahui secara baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya, dan harus sudah berpengalaman minimal 5 (Lima) tahun. Tugas dan tanggungjawab Team Leader adalah sebagai berikut : Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat selesai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan; Mempersiapkan petunjuk dari setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
meneliti dan menyarankan untuk semua kecamatan Halaman |
7
yang akan direncanakan. 2. Ahli Pemetaan (1 orang) Ahli Pemetaan adalah seorang Sarjana Teknik Geodesi dengan pengalaman minimum 3 (Tiga) tahun. Tugas tenaga ahli topographi adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pemetaan daerah studi, khususnya dapat membuat peta daerah rawan bencana. 3. Ahli Sistem Informasi Geografis (1 orang) Ahli Sistem Informasi Geografis adalah personil yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Komputer/Informatika,memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 tahun pada pekerjaan penysunan basisdata danpembangunan sistem informasi geografis, yang bertugas melakukan pemograman dan mengintegrasikan seluruh perencanaan yang sudah dibuat yaitu basisdata, interface dan peta digital. 4. Ahli Basis data (1 orang) Ahli Basis data adalah personil yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Komputer/Informatika, memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 tahun pada pekerjaan penyusunan basisdata pembangunan perangkat lunak/program aplikasi. Ahli basisdata bertugas melakukan perencanaan (design) basisdata, terhadap koleksi data primer dan sekunder. Kegiatan dilaksanan dengan tahapan berikut: 1. Persiapan dan penyusunan metode kerja dan penyusunan Draft Laporan Pendahuluan. Dilaksanakan sejak SPMK diterbitkan hingga minggu ke-3. 2. Survei dan Pengolahan Data. Dilaksanakan sejak penyerahan Laporan Pendahuluan hingga minggu ke-7. 3. Analisis. Dilaksanakan sejak penyerahan Laporan Pendahuluan hingga minggu ke-8. 4. Perancangan Pemetaan, Arsitektur Sistem dan Basisdata. Dilaksanakan sejak bersamaan dengan analisis hingga minggu ke-10. 5. Penyusunan Draft Laporan Akhir. Dilaksanakan hingga minggu ke-11. 6. Lauching Program AplikasiPemetaan Daerah Rawan Bencana dan Pelatihan Operator. Dilaksanakan sejak penyerahan Draft Laporan Akhir hingga minggu ke12. LaporanPendahuluan berisi rencana kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan, penugasan personil, persiapan survey danperalatan, jadwal Halaman |
8
pelaksanaan dan jadwal penugasan personil serta program kerja berikutnya. Laporan Pendahuluan harus dibahas/didiskusikan untuk mendapatkan masukan dari peserta diskusi dan dijadikan panduan dalam melaksanakan pekerjaan dan penyusuan draft laporan akhir. Laporan Pendahuluanharus diserahkan dalam rangkap 10 (sepuluh) buku, paling lambat20 hari kerja setelah SPMK diterbitkan. Laporan Akhir berisi seluruh hasil kegiatan mulai dari pendahuluan sampai akhir. Berisi output pekerjaan berupa dokumentasi penyusunan peta daerah rawan bencana, basisdata dan perancangan sistem serta implementasi sistem. Draft LaporanAkhir harus didiskusikan terlebih dahulu dalam seminar laporan akhir.Laporan Akhir harus diserahkan dalam rangkap 10 (sepuluh) buku dan diserahkanpaling lambat 10 hari setelah berakhirnya kontrak konsultan.
Halaman |
9