KERANGKA ACUAN KERJA MASTER PLAN PENGENTASAN KEMISKINAN KOTA TANJUNGPINANG
LATAR BALAKANG
Kemiskinan pada dasarnya merupakan indikator klasik yang hingga saat ini menjad menjadii momo momok k bagi bagi negara negara dunia dunia ketiga ketiga.. Millen Millenium ium Develo Developm pment ent Goals
(MDGs)
meng mengha hara rapk pkan an
yang selu seluru ruh h
didekl eklarasikan nega negara ra
yang yang
oleh
PBB
menj menjad adii
pada
tahun
2000
angg anggot ota a
PBB PBB
dapa dapatt
menguran mengurangi gi jumlah jumlah penduduk penduduk miskin miskin di masing-m masing-masing asing negara negara hingga hingga mencapai 50 persen pada tahun 2015. Tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 2006 mencapai angka 39,5 persen, lebih tinggi daripada angka kemiskinan tahun 2005 yang mencapai 35,1 pers persen en,,
yang yang
meny menyeb ebab abka kan n
besa besara ran n
ang angka
prog progra ram m
peng pengen enta tasa san n
kemis kemiskin kinan an terus terus menin meningk gkat at pada pada anggar anggaran an tahun tahun 2007 2007 senil senilai ai Rp 51 triliun, yang sebelumnya hanya senilai Rp 42 triliun pada anggaran tahun 2006 (Priyono, 2007). “Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang terhadap ruma rumah h tang tangga ga misk miskin in (RTM (RTM)) di Kota Kota Tanj Tanjun ungp gpin inan ang g pada pada akhi akhirr 20 2008 08 menunj menunjukk ukkan an penur penuruna unan n diband dibandin ingka gkan n 2005, 2005, dari dari 6376 6376 RTM RTM menjad menjadii 5869 58 69 RTM. Sem Sement entara ara juml umlah pen pendud duduk di Kot Kota Tanj anjungpi ngpin nang ang mengalami kenaikan dari 168 ribu jiwa menjadi 220 ribu jiwa pada 2008.” “Hasil pendataan program perlindungan sosial BPS Kota Tanjungpinang 2008 lalu, diketahui sebanyak 3521 dari 6376 Rumah Tangga Sasaran (RTS) (RTS) masih masih dalam dalam status status yang yang sama sama dengan dengan hasil hasil survei survei 2005 2005 tetap tetap dalam dalam keadaa keadaan n miski miskin. n. Selanj Selanjutn utnya ya BPS melak melakuka ukan n sweep sweeping ing untuk untuk mendapatkan RTM. Ditemukan sebanyak 2381 RTM yang baru. Sehingga total RTM di Kota Tanjungpinang sebanyak 5869 RTM. Terdiri dari 1609 RTM di Bukit Bestari, 2315 RTM di Kecamatan Tanjungpinang Timur, 803 RTM RTM di Kecam Kecamata atan n Tanjun Tanjungpi gpinan nang g Kota Kota dan 1092 RTM RTM di Kecamata Kecamatan n Tanjungpinang Barat,” (Sumber : BPS) Rangkaian Rangkaian perubahan perubahan kondisi kondisi sosial, sosial, ekonomi ekonomi,, budaya, budaya, dan politik politik di Indonesia telah membentuk kekhasan karakter kemiskinan di Indonesia. Oleh Oleh
kare karena na
itu, itu,
sang sangat atllah
pent pentin ing g
dipe dipert rtim imba bang ngka kan n
fakt faktor or-f -fak akto torr
peny penyeb ebab ab
kemi kemisk skin inan an
seba sebaga gaii
landa andasa san n
awal awal
dala dalam m
pena penang ngan anan an
permasalahan kemiskinan. kemiskinan. Berdasarkan survei SMERU pada tahun 2004, yang yang digali digali menuru menurutt orang orang miski miskin n itu itu sendi sendiri ri,, faktor faktor-fa -fakto ktorr penyeb penyebab ab kemiskinan antara lain : •
Ketidakberdayaan yaitu kelompok faktor yang berada di luar kendali
masyarakat miskin seperti ketersediaan lapangan kerja, tingkat harga, keamanan, peraturan pemerintah. •
Keterkucilan yaitu berkaitan dengan hambatan fisik dan non fisik
dalam mengakse mengakses s kesempat kesempatan an meningkat meningkatkan kan kesejahte kesejahteraan raan seperti seperti lokasi lokasi yang yang terpen terpencil cil,, burukn buruknya ya prasar prasarana ana transp transport ortasi asi,, kurang kurangnya nya akses terhadap pendidikan, kesehatan, irigasi, dan air bersih. •
Kekurangan materi yaitu yaitu penyeb penyebab ab kemis kemiskin kinan an yang yang domina dominan, n,
sepe sepert rtii tida tidak k memi memili liki ki ruma rumah, h, tana tanah, h, moda modall kerja kerja,, dan dan rend rendah ahny nya a tingkat upah atau panen yang rendah. •
Kelemahan fisik yaitu yaitu kondis kondisii keseha kesehatan tan,, kemamp kemampuan uan bekerj bekerja, a,
kurang makan dan gizi, masalah sanitasi. •
Kerentanan yaitu yaitu mencerm mencerminkan inkan ketidakst ketidakstabil abilan an atau guncangan guncangan
yang yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an turunn turunnya ya tingka tingkatt keseja kesejahte hteraa raan, n, sebaga sebagaii contoh contoh adalah adalah Pemutu Pemutusan san Hubung Hubungan an Kerja Kerja (PHK), (PHK), pekerj pekerjaan aan tidak tidak tetap, bencana alam, dan berbagai musibah lainnya. •
Sikap atau perilaku yaitu yang merupakan tanggung jawab orang
miski miskin n itu sendir sendirii (namu (namun n tidak tidak sepenu sepenuhny hnya), a), misal misalnya nya kurang kurangny nya a upaya untuk bekerja, malas, tidak bisa mengatur uang, boros, berjudi, dan mabuk. Kesuksesa Kesuksesan n kepemimp kepemimpinan inan sebuah Kota tidak akan lepas lepas dari indikasi indikasi tinggi tinggi rendahnya rendahnya tingkat tingkat kemiskin kemiskinan an masyarak masyarakatnya atnya dan keberhasi keberhasilan lan Kepem Kepemim impin pinan an kota kota terseb tersebut ut untuk untuk mensej mensejaht ahtera erakan kan masya masyara rakat katnya nya secara merata.
Kemiskinan memberikan dampak negatif ke semua sektor, meningkatkan penganguran, kriminalitas, kriminalitas, menjadi pemicu timbulnya bencana social, dan akan menghambat kemajuan suatu daerah. Oleh karena itu diperlukan
suatu kajian yang mendalam yang dapat memberikan gambaran solusi yang yang aplika aplikatif tif bagi bagi penang penangana anan n atau atau pengen pengentas tasann annya ya dalam dalam bentuk bentuk Master Plan Penanggulangan Kemiskinan. DASAR HUKUM
Selain partisipasi warga, pemenuhan kebutuhan dasar papan adalah salah satu syarat utama kota pro-poor. Sebenarnya, sebagai anggota Habitat Internati International onal,, Indonesia Indonesia telah meratifi meratifikasi kasi klausul klausul rumah rumah sebagai sebagai basic basic need need.. Kons Konsti titu tusi si pun pun tega tegas s meny menyat atak akan an,, "Neg "Negar ara a waji wajib b memb memban antu tu mengadakan rumah yang layak bagi rakyat Indonesia" (UUD 45, Pasal 48 H). H). Begi Begitu tu pula pula UU No 25 25/2 /200 000 0 tent tentan ang g Prop Propen enas as dan dan UU Bang Bangun unan an Gedung Gedung 2003 2003 (Pasal (Pasal 43 Ayat Ayat 4) yang yang mewaji mewajibka bkan n pemeri pemerinta ntah h daerah daerah "memberdayakan masyarakat miskin yang belum memiliki akses rumah." Arahan konstitusi itu bertujuan memberi aksesibilitas rumah bagi rakyat Indonesia, terutama bagi kelompok lemah ekonomi. PENDEKATAN DAN PENGUKURAN KEMISKINAN
Hampir semua pendekatan dalam mengkaji kemiskinan masih berporos pada pada
para paradi digm gma a
moder oderni nisa sasi si
(the (the
moder oderni nisa sati tion on
para paradi digm gm))
yang yang
kajiannya didasari oleh teori-teori pertumbuhan ekonomi, human capital, dan dan the the prod produc ucti tion on-ce -cent ntre red d mode modell yang yang berp berpor oros os pada pada pend pendek ekat atan an ekonomi ekonomi neo-klasik neo-klasik ortodox ortodox (orthodo (orthodox x neoclassi neoclassical cal economics economics)) (Elson, (Elson, 1997; Suharto, Suharto, 2001; 2001; 2002a;200 2002a;2002b). 2b). Sejak Sejak ahli ekonomi ekonomi “menemuk “menemukan” an” pendapatan pendapatan nasional nasional (GNP) (GNP) sebagai sebagai indikato indikatorr dalam mengukur tingkat tingkat kemakmuran negara pada tahun 1950-an, hingga kini hampir semua ilmu sosial sosial selalu selalu meruju merujuk k pada pada pendek pendekata atan n terseb tersebut ut manaka manakala la berbi berbicar cara a masalah kemajuan suatu negara. Peng Penguk ukur uran an kemi kemisk skin inan an yang yang berp berpij ijak ak pada pada pers perspe pekt ktif if “kem “kemis iski kina nan n pendapatan” (income poverty) – yang menggunakan pendapatan sebagai satu-satunya indikator “garis kemiskinan” – juga merupakan bukti dari masih kuatnya dominasi model ekonomi neo-klasik di atas.
Kare Karena na indi indika kato torr GNP GNP dan dan pend pendap apat atan an memi memili liki ki kele kelem mahan ahan dala dalam m memotret kondisi kemajuan dan kemiskinan suatu entitas sosial, sejak tahun tahun 1970-a 1970-an n telah telah dikem dikemban bangk gkan an berbag berbagai ai pendek pendekata atan n altern alternati atif. f. Dintaranya adalah kombinasi garis kemiskinan dan distribusi pendapatan yang yang dikem dikemban bangka gkan n Sen (1973) (1973);; Social Social Accoun Accountin ting g Matri Matrix x (SAM) (SAM) oleh oleh Pyat Py attt dan dan Roun Round d (197 (1977) 7);; Ph Phys ysic ical al Qual Qualit ity y of Life Life Inde Index x (PQL (PQLI) I) yang yang dikembangkan Morris (1977) (lihat Suharto, 1998). Pada
tahun
1990-an -an,
mem memperk perken enal alka kan n
salah
pend pendek ekat atan an
satu
lembaga
dunia,
“pem “p emba bang ngun unan an
yakni
manus anusia ia” ”
UNDP, (hum (human an
development) dalam mengukur kemajuan dan kemiskinan, seperti Human Developm Development ent Index (HDI) dan Human Human Poverty Poverty Index (HPI). Pendekatan Pendekatan yang digunakan digunakan UNDP relatif relatif lebih lebih komprehe komprehensif nsif dan mencakup mencakup faktor faktor ekonomi, sosial dan budaya si miskin. Sebagaimana dikaji oleh Suharto (2002a:61-62), pendekatan yang digunakan UNDP berporos pada ide-ide heterodox dari paradigma popular development yang memadukan model kebutu kebutuhan han dasar dasar (basi (basic c needs needs model model)) yang yang dikem dikemban bangk gkan an oleh oleh Paul Paul Street Streeten en dan konsep konsep kapabi kapabili litas tas (capab (capabil ility ity)) yang yang dikemb dikembang angkan kan oleh oleh Pemenang Nobel Ekonomi 1998, Amartya Sen. Namun Namun demiki demikian, an, bila bila dicerm dicermati ati,, baik baik pendek pendekata atan n moder modernis nisasi asi yang yang dipe dipelo lopo pori ri
oleh oleh
para ara
pend pendah ahul ulun unya ya,,
maupu aupun n
pend pendek ekat atan an
popu popula larr
develo developm pment ent yang yang digun digunaka akan n UNDP UNDP belaka belakanga ngan n ini, ini, keduan keduanya ya masih masih melihat kemiskinan sebagai individual poverty dan bukan structural and social social poverty. poverty. Sistem Sistem pengukuran pengukuran serta serta indikator indikator yang digunakan digunakannya nya terpusat untuk meneliti “kondisi” atau “keadaan” kemiskinan berdasarkan variabel-variabel variabel-variabel sosial-ekonomi yang dominan. Kedua perspektif tersebut masih belum menjangkau variabel-variabel yang menunjukkan dinamika kemis kemiskin kinan. an. Metoda Metodany nya a masi masih h berfok berfokus us pada pada “outc “outcom omes” es” dan kurang kurang memperhatikan aspek aktor atau pelaku kemiskinan serta sebab-sebab yang mempengaruhinya. Suharto (2002a) menunjukkan bahwa: Kini, setelah pendekatan-pendekatan di atas dianggap belum memenuhi hara harapa pan n
dalam alam
meng mengka kaji ji
dan dan
mena menang ngan anii
kemi kemisk skin inan an,,
per persp spek ekti tif f
kemiskinan yang bersifat multidimensional dan dinamis muncul sebagai satu isu sentral dalam prioritas pembangunan. Munculnya isu ini tidak saja saja telah telah melahi melahirka rkan n peruba perubahan han pada pada fokus fokus pengka pengkaji jian an kemis kemiskin kinan, an, teru teruta tama ma
yang yang
menya enyang ngku kutt
ker kerangk angka a
kon konsept septua uall
dan dan
meto metodo dolo logi gi
pengukuran kemiskinan, melainkan pula telah melahirkan tantangan bagi para para pembua pembuatt kebija kebijakan kan untuk untuk mereko merekonsk nsktru truksi ksi keefek keefektif tifan an progra programmprogram pengentasan kemiskinan. Kesa Kesad daran aran
akan akan
penti entin ngnya gnya
pena penan ngan ganan
kemi emiski skinan
lokal kal
yang ang
berkel berkelanj anjuta utan n yang yang menek menekank ankan an pada pada pengu penguata atan n solusi solusi-so -solus lusii yang yang dite ditemu muka kan n
oleh oleh
oran orang g
yang yang
bers bersan angk gkut utan an
sem semakin akin
menge engem muka. uka.
Pendekatan Pendekatan ini lebih lebih memfokus memfokuskan kan pada pengidenti pengidentifikas fikasian ian “apa yang dimil dimiliki iki oleh oleh orang orang miski miskin” n” ketim ketimban bang g “apa “apa yang yang tidak tidak dimi dimili liki ki orang orang miskin” yang menjadi sasaran pengkajian. Peneli Penelitia tian-p n-pene eneli liti tian an sebelu sebelumn mnya ya menun menunju jukka kkan n adal adalah ah
manaj anajer er
sepe seperrangk angkat at
ass sset et
yan yang
bahwa bahwa orang orang miski miskin n
ada ada
dise disep putar utar
diri
dan dan
lingkungannya. Sebagaimana ditunjukkan oleh studi Suharto (2002a:69): Keadaan di atas terutama terjadi pada orang miskin yang hidup di negara yang tidak menerapkan sistem negara kesejahteraan (welfare state) yang dapat dapat melin melindun dungi gi dan menja menjami min n kehid kehidupa upan n dasar dasar warga warganya nya terhad terhadap ap kondisi-kondisi yang memburuk yang tidak mampu ditangani oleh dirinya send sendir iri. i.
Kela Kelang ngsu sung ngan an
hidu hidup p
indi indivi vidu du
dala dalam m
situ situas asii
ini ini
seri sering ngka kali li
tergantung pada keluarga yang secara bersama-sama dengan jaringan sosial membantu para anggotanya dengan pemberian bantuan keuangan, tempat tinggal dan bantuan-bantuan mendesak lainnya. PERMASALAHAN
Fakt akta
bahwa ahwa berb erbagai agai bant antuan uan
yang yang diber berikan kan
tid tidak
sep sepenuh enuhny nya a
memb member erik ikan an peng pengar aruh uh posi positi tiff yang yang sign signif ifik ikan an terh terhad adap ap peng pengen enta tasa san n kemiskinan, tidak data dipungkiri lagi. Sudah saatnya disusun kebijakankebijakan kebijakan dan programprogram-prog program ram yang pro poor , yang yang sudah sudah disi disiapk apkan an secara terencana, tersinergis dan berkesinambungan. berkesinambungan.
Memper Mempertim timban bangka gkan n pena penang ngan anan an
hal terseb tersebut, ut,
kemi kemisk skin inan an,,
perlu perlu
dian dianta tara rany nya a
dilaku dil akukan kan refor reformas masii adal adalah ah:: pertama, pertama,
dalam dalam
angga nggarran
kemis kemiskin kinan an yang yang diangg dianggap ap sekada sekadarr dana dana yang yang ‘disis ‘disisih ihkan kan’, ’, kini kini harus harus diperhit diperhitungk ungkan an setiap setiap rupiah rupiah yang dikeluark dikeluarkan an dengan dengan berkurangn berkurangnya ya angka angka
kemis kemiskin kinan, an,
kedua, kedua,
uru urusan san
pen penanga angan nan
kem kemiski skinan nan
yang yang
senant senantias iasa a menjad menjadii urusan urusan pemeri pemerinta ntah, h, kini kini saatny saatnya a menj menjadi adi urusa urusan n semua semua pihak pihak (masy (masyara arakat kat,, pengu pengusah saha, a, sekto sektorr formal formal dan non-fo non-form rmal, al, akademisi akademisi,, LSM), ketiga, ketiga, kegiat kegiatan an penang penangana anan n yang yang terkes terkesan an berjal berjalan an sendiri-sendiri dan terjadinya kesenjangan antar program, serta programprogra program m yang yang umum umumnya nya bersif bersifat at insid insident ental, al, kini kini saatny saatnya a penang penangana anan n lebih terkoordinasi dan berkelanjutan, keempat , anggapan orang miskin seba sebaga gaii beba beban n nega negara ra,, kini kini saat saatny nya a oran orang g misk miskin in dian diangg ggap ap seba sebaga gaii human human capita capitall (modal (modal manusi manusia) a) yang yang potens potensial ial dalam dalam pemban pembangun gunan an ekonomi bangsa, yang perlu diberdayakan. Refo Reform rmas asii
para paradi digm gma a
ter tersebu sebutt
diha dihara rapk pkan an
dapa dapatt
mengu enguba bah h
pola pola
penanganan penanganan kemiskinan kemiskinan yang selama selama ini banyak banyak mengalam mengalamii hambatan hambatan dan berakhir kegagalan. Pola penanganan kemiskinan yang sistemik dan tidak tidak parsi parsial, al, menjad menjadii suatu suatu kebutu kebutuhan han yang yang mende mendesak sak.. Dengan Dengan pola pola yang yang
sist sistem emik ik
dide didevo volu lusi sika kan n
diha dihara rapk pkan an,, di
kegi kegiat atan an
komu komuni nita tas, s,
misa misaln lnya ya
pena penang ngan anan an swad swaday aya a
kemi kemisk skin inan an
masy masyar arak akat at
bisa bisa
dala dalam m
mengangkat kesejahteraan tetangganya yang miskin di wilayahnya, atau prog progra ram m
CSR CSR
(Corp Corpor orat ate e
jangkauannya
dapat
Soci Social al
Resp Respon onsi sibi bili lity ty))
diperluas
peru perusa saha haan an
tidak
hanya
yang yang sekadar
pemberdayaan/penanganan kemiskinan secara materil namun juga moril dan kesempatan untuk mengapresiasikan diri masyarakat miskin, yang berada di sekitar wilayahnya. Penanganan kemiskinan sistemik yang dimaksud dalam rangka reformasi pena penana nang ngan anan an
kemi kemisk skin inan an
adal adalah ah
suat su atu u
pola pola
terk terkoo oord rdin inas asii
yang yang
melibatk melibatkan an pihak pihak /stakehol /stakeholders ders penanganan penanganan kemiskina kemiskinan n (pemerin (pemerintah, tah, LSM/NG LSM/NGO, O, masya masyarak rakat, at, pengus pengusaha aha,, akadem akademis isi, i, sektor sektor forma formall dan non for formal, al,
dan
pen penanga angan nan
lemb embaga aga
dono donorr),
kem kemiskina kinan n:
yang yang
peny penyu usu sun nan
berge ergerrak basi basis s
dal dalam data data
usahaaha-u usah saha
orang ang
miski skin,
pemenuhan kebutuhan dasarnya (sandang, pangan, papan), kebutuhan pendidikan dan keterampilan usaha, motivasi dan konseling, bimbingan agama, pemberdayaan ekonomi, penyediaan terhadap akses pelayanan kese keseha hata tan n dan dan air air bers bersih ih dan dan ekon ekonom omi. i. Dima Dimana na dala dalam m pena penang ngan anan an kemis kemiskin kinan an terseb tersebut ut meliba melibatka tkan n aspek aspek sosia sosial, l, budaya budaya,, kelemb kelembaga agaan, an, ekonom ekonomii dan keuang keuangan, an, kebij kebijaka akan, n, dan dukung dukungan an wilaya wilayah h setemp setempat, at, karena karena tiap daerah memiliki memiliki kekhasan resources resources based based , yang yang melip meliputi uti modal alam, manusia, lingkungan sosial dan budaya masing-masing. Akhirnya, seluruh rangkaian peran stakeholder , unsur-unsur penanganan kemiskinan, dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penanganan kemiskin kemiskinan an tersebut, tersebut, semuanya semuanya dapat dij dijalank alankan an secara secara berkelanj berkelanjutan utan (sustainable). Dan diharapkan, penanganan kemiskinan juga sebagai titik tolak pemerataan pembangunan yang komprehensif di seluruh Indonesia, khususnya Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah amanat MDGs terhadap eksistensi program adalah progressive realization: pencapaian secara bertahap, memiliki rencana dan target yang terukur, respect: penghormatan, protect: perlindungan, perlindungan, dan fulfill : pemenuhan hak dasar rakyat fakir dan miskin. TUJUAN STUDI
-
Mend Mendap apat atka kan n data data dan dan info inform rmas asii yang yang akur akurat at dan dan menun enunju jukk kkan an
fakta yang sebenarnya terjadi saat ini tentang kondisi warga miskin di Kota Kota Tanju Tanjungp ngpina inang, ng, yang yang dipero diperoleh leh secara secara langsu langsung ng dari dari sumber sumber utamanya. -
Menyusun usulan materi-materi kebijakan yang pro yang pro poor
-
Mel Melakuk akukan an eval evalua uasi si terh terhad adap ap kebi kebija jaka kann-ke kebi bija jaka kan n dan dan prog progra ramm-
program yang telah dijalankan sebelumnya. -
Mendap Mendapatk atkan an gambar gambaran an potens potensii-pot potens ensii daerah daerah baik baik SDM maupu maupun n
SDA yang dapat dijadikan solusi bagi pengentasan kemiskinan di Kota Tanjungpiang
-
Menyusun
Master
Plan
Penanggulangan
Kemiskinan
Kota
Tanjungpinang
LINGKUP PEKERJAAN
-
Peny Penyus usun unan an Data Databa base se warg warga a misk miskin in agar agar memi memili liki ki ‘sin ‘singl gle e numb number er
identi identity’ ty’ sebaga sebagaii akses akses yang yang dapat dapat diguna digunakan kan pada pada setiap setiap ins instan tansi si seperti
rumah
sakit,
kantor
pos
(untuk
BLT),
kantor-ka -kantor
pemerintahan, dll -
Identifikasi/Pemetaan Identifikasi/Pemetaan Kemiskinan berdasarkan kriteria tertentu •
Pemetaan kemiskinan berdasarkan lokasi,
•
Pemetaan kemiskinan berdasarkan jenis kemiskinan,
•
Pemetaan kemiskinan berdasarkan kebutuhan,
•
Pemetaan demografi warga miskin
•
Pemetaan kemiskinan berdasarkan mata pencaharian,
•
Pemetaan kemiskinan berdasarkan potensi lokasi sekitar
•
Pemetaan kemiskinan berdasarkan budaya
•
Pemetaan kemiskinan berdasarkan persoalan sosial
•
Pemetaan Pemetaan kemiskin kemiskinan an berdasark berdasarkan an karakteri karakteristik stik masyarak masyarakat at
(motivasi, etos kerja, mentalitas, dan sejenisnya) -
Pemeta Pemetaan an Stake Stakehol holder der pengen pengentas tasan an kemis kemiskin kinan an
-
Pengelompokkan solusi pengentasan kemiskinan
-
Penyus Penyusuna unan n alat alat moni monitor toring ing dan dan eval evaluas uasii kemi kemiski skinan nan
-
Penyusunan
Masterplan
Penanggulangan
Kemiskinan
Kota
Tanjungpinang
TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG YANG DIBUTUHKAN
Untu Untuk k
mend mendap apat atka kan n
hasi hasill
yang yang sesu sesuai ai deng dengan an tuju tujuan an,,
dipe diperl rluk ukan an
beberapa Tenaga Ahli, yaitu : -
1 orang orang,, Tenaga Tenaga Ahl Ahlii Bidan Bidang g Keseja Kesejahte hteraa raan n Sosial Sosial,, sebaga sebagaii Team Team
Leader, dengan kualifikasi Pendidikan Minimal S2 Kesejahteraan Sosial, berpengalaman 10 tahun -
1 orang, Tenaga Ahli Bidang Sosiologi, dengan kualifikasi Pendidikan
minimal S1 Sosiologi, berpengalaman kerja minimal 10 tahun
-
1 orang, orang, Tenaga Tenaga Ahl Ahlii Bidan Bidang g Psi Psikol kologi ogi Sosial Sosial,, dengan dengan kuali kualifik fikasi asi
Pendidikan minimal S1, berpengalaman kerja minimal 10 tahun -
1 oran orang, g, Tena Tenaga ga Ah Ahli li Bida Bidang ng Mikr Mikro o Ekon Ekonom omi, i, deng dengan an kual kualif ifik ikas asii
Pend Pendid idik ikan an
mini minim mal
S1
Ekon Ekonom omi, i,
berp berpen enga gala lam man
dala dalam m
bida bidang ng
microfinance selama minimal 5 tahun
Adapun Tanaga Pendukung yang diperlukan yaitu : -
Peneliti Lapangan : 3 orang dengan pendidikan minimal D3 yang
berpengalamn dalam melakukan penelitian sosial -
Asisten Konsultan : 2 orang, berpendidikan minimal S1 yang ang
memiliki pengalaman dalam penelitian social -
Tenaga Administrasi
: 1 orang
-
Operator Komputer
: 2 orang
LOKASI STUDI
Stud Studii
peny penyus usun unan an
Mast Master erpl plan an
Pena Penang nggu gula lang ngan an
kemi kemisk skin inan an
Kota Kota
Tanjungp Tanjungpinang inang akan dilakukan dilakukan di wilayah-w wilayah-wilay ilayah ah Kota TYanjung TYanjungpina pinang ng yang menjadi kantong-kantong kemiskinan. Dan beberapa wilayah sekitar yang dapat dijadikan potensi untuk pengentasannya.
JANGKA WAKTU STUDI
Studi Masterplan Penanggulangan Kemiskinan Kota Tanjungpinang akan dijalankan dalam jangka waktu 4 bulan. (skedul terlampir).
ANGGARAN
Anggaran Studi penyusunan Masterplan Penanggulangan Kemiskinan Kota Tanjungpinang adalah sebesar Rp. ….. yang akan debebankan debebankan pada APBD APBD Kota Tanjungpinang tahun 2009.