PEMBAHASAN
A. Asal-Usul Terbentuknya Kerajaan Usmani Di Turki
Nama kerajaan Turki Usmani diambil dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Ertoghrul Ibnu Sulaiman Syah, kepala kabilah di Asia Tengah. Turki Usmani berkuasa sejak abad ke-13 sampai abad ke-19. Raja pertama Turki Usmani adalah Usman dengan gelar Padisya Alu Usman atau Raja dari keluarga Usman. Setelah Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289 M. kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya yaitu Usman. Putra Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Wilayah kekuasaan Usman cukup luas yang meliputi semenanjung Balkan, Asia Kecil, Arab Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara. Turki Usmani berkuasa sekitar 7 abad dengan 37 sultan. 2 Sebagai sultan I, Usman lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada usaha-usaha untuk memantapkan kekuasaannya dan melindunginya dari segala macam serangan, khususnya Bizantium yang memang ingin menyerang. Ekspansinya dimulai dengan menyerang daerah perbatasan Bizantium, menaklukan kota Broessa Tahun 1317 M, dan Broessa dijadikan sebagai Ibu Kota kerajaan. Putra Usman, Orkhan, memerintah pada tahun 1326-1360 M. Ia membentuk pasukan yang tangguh kemudian dikenal dengan Inkisyariyah (Jannisary) untuk membentengi kekuasaanya. Basis kesatuan ini berasal dari pemuda-pemuda tawanan perang. Kebijakan kemiliteran ini lebih dikembangkan oleh pengganti Orkhan yaitu Murad I dengan membentuk sejumlah korps atau cabang-cabang Jannisary. Pembaharuan secara besar-besaran dalam tubuh organisasi militer oleh Orkhan dan Murad I tidak hanya bentuk perombakan personil pemimpinnya, tetapi juga dalam keanggotaanya. Seluruh pasukan militer dididik dan dilatih dalam asrama militer dengan pembekalan semangat perjuangan Islam.
2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), hlm.248.
2
Kekuatan militer Jannisary berhasil mengubah Negara Usmani yang baru lahir ini menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang besar sekali bagi penaklukan negeri-negeri non Muslim. Pada masa Orkhan inilah dimulai usaha perluasan wilayah yang lebih agresif dibanding pada masa Usman. Dengan mengandalkan Jannisary, Orkhan dapat menaklukan Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanly (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah ini merupakan bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki oleh kerajaan Usmani. Ekspansi yang lebih besar lagi terjadi pada masa ini meliputi daerah Balkan, Andrinopel, Mesodonia, Sofia (Bulgaria), dan seluruh wilayah Yunani. Andrinopel kemudian dijadikan sebagai ibu kota kerajaan yang baru. Setelah Murad I tewas dalam pertempuran melawan pasukan Kristen, ekspansi berikutnya dilanjutkan oleh putranya Bayazid I. Pada tahun 1391 M, pasukan Bayazid I dapat merebut benteng Philladelpia dan Gramania atau Kirman (Iran). Dengan demikian kerajaan Usmani secara bertahap menjadi suatu kerajaan besar.3 Suatu hal yang sangat disayangkan bahwa Bayazid I tewas dalam pertempuran melawan Timur Lenk. Tewasnya bayazid I dan sebagian besar wilayah Usmani jatuh ketangan Timur Lenk. Pada tahun 1389 M, Sultan Bayazid naik tahta (1389-1403 M), Perluasan berlanjut dan dapat menguasai Salosia, Morea , Serbia, Bulgaria, dan Rumania juga pada tahun 1394 M, dan memperoleh kemenangan dalam perang salib di Nicapolas. Setelah Sultan Bayazid meninggal, terjadi perebutan kekuasaan di antara putra-putranya (Muhammad, Isa dan Sulaiman) namun di antara mereka Sultan Muhammad I lah yang naik tahta (1403-1421 M), di masa pemerintahannya
ia
berhasil
menyatukan
kembali
kekuatan
dan
daerahnya dari bangsa Mongol, terlebih setelah Timur Lenk meninggal pada tahun 1405 M. Pada tahun 1421 M, Sultan Muhammad meninggal dan di teruskan oleh anaknya, Sultan Murrad II (1421-1484 M) hingga mencapai banyak kemajuan
3
Badri Yatim, Sejarah Kebudayaan Islam, (Cet. III; Jakarta: Rajawali Press, 1993), hlm. 14 1.
3
pada masa Sultan Muhammad II atau Muhammad Al Fatih (1451-1484 M) putra Murrad II. Pada masa Muhammad II, Tahun 1453 M ia dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukan Konstantinopel. Setelah Beliau meninggal di gantikan oleh putranya Sultan Bayazid II. Dari semenanjung Balkan daulah Usmaniyah melebarkan sayapnya kesebelah Timur sehingga dalam waktu singkat seluruh Persia dan Irak yang dikuasai daulah Safawiyah yang beraliran Syi’ah dapat direbut. Selanjutnya menguasai Syam dan Mesir sehingga pada tahun 1516 M/923H dinasti Usmaniyah memegang kendali Dunia Islam dengan pusat pemerintahanya di Istambul. Berbeda dengan Ayahnya, Sultan Bayazid II (1481-1512 M) lebih mementingkan kehidupan Tasawuf dari pada penaklukan wilayah, sebab itu muncul kontroversial akhirnya ia mengundurkan diri dan digantikan putranya Sultan Salim I. Pada masa Sultan Salim I (1521-1520 M) terjadi perubahan peta arah perluasan, memfokuskan pergerakan ke arah timur dengan menaklukan Persia, Syiria hingga menembus Mesir di Afrika Utara yang sebelumnya di kuasai Mamluk. Setelah Sultan Salim I meninggal, muncul putranya Sultan Sulaiman I (1520-1566 M) sebagai Sultan yang mengantarkan Kerajaan Turki Usmani pada masa keemasannya, karena telah berhasil menguasai daratan Eropa hingga Austria , Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania, Afrika Utara hingga Mesir, Aljazair, Libia, Dan Tunis. Asia hingga Persia, Amenia, Siria. Meliputi lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Tengah, Laut Hitam, juga daerah-daerah di sekitar kerajaan seperti Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Budapest dan Yaman. 4 Setelah Sultan Sulaiman I meninggal, terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya yang menyebabkan Kerajaan Turki Usmani Mundur. Akan tetapi meskipun terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk masa
4
Tharmizi,https://abiir.wordpress.com/2017/04/17/perkembangan-peradaban-islam-padamasa-daulah-turki-ustmani-1300-m-1924-m-dari-segi-perpolitikan-dan-keruntuhan-daulah/ . diakses pada hari: Rabu, 03-05-2017.
4
beberapa abad masih dipandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer. Kerajaan ini masih bertahan lima abad lagi setelah itu.
B. Kondisi Turki Usmani 1. Kondisi Sosial Politik
Kerajaan Turki Usmani memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Masyarakat yang berada dalam wilayahnya tentu jumlahnya banyak pula. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mereka adalah rakyat atau penduduk yang menetap di dalam wilayah kekuasaan kerajaan Turki Usmani. Dalam kacamata sosial politik kerajaan Turki Usmani merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tata karma dalam kehidupan istana. Organisasi pemerintahan dan prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari kebudayaan Bizantium. Sedang dari kebudayaan Arab, mereka mendapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan.5 Pembentukan kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke sembilan atau ke sepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Saljuk, di dataran tinggi Asia Kecil. 6 Di sana, di bawah pimpinan Ertoghrul , mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Saljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Biza ntium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat kemenangan. Atas jasa baik itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan
5
Badri, Sejarah Kebudayaan…, hlm. 135-136. Djahdam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. I; Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), hlm. 324-325. 6
5
dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu kota. 7 Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289 M. kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani.8 Usman memerintah antara tahun 1290 M dan 1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alauddin
II
dengan
keberhasilannya
menduduki
benteng-benteng
Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usman pun memproklamirkan secara de facto dan de jure kemerdekaan wilayahnya dengan nama al-Sulthanah al-Usmaniyah.9 Kerajaan ini tergolong memiliki masa penguasaan yang relatif panjang, yaitu sampai abad ke-20 tepatnya tahun 1924, selama lebih kurang 625 tahun.10 Secara berurutan imperium Turki Usmani diperintah oleh seorang sultan dengan 37 penguasa, mereka adalah: 1. Usman I (1299-1326); 2. Orkhan (1326-1359); 3. Murad I (1359-1389); 4. Bayazid I (1389-1402); 5. Muhammad I (1403-1421); 6. Murad II (1421-1451); 7. Muhammad II Fatih (1451-1481); 8. Bayazid II (1481-1512); 9. Salim I (1512-1520); 10. Sulaiman I Qanuni (1520- 1566); 7
Ahmad Syalabi, Mausu’ah al -Tarikh al-Islami wa al-Hadlarah al-Islamiyyah (Cet. III; Kairo: Maktabah Nahdlah al-Misriyyah, 1977), hlm. 660. 8 Ahmad Syalabi, Mausu’ah al -Tarikh…, hlm. 662. 9 Ibid ., 10 Syafiq A. Mughi, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, (Cet. II; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.54-66.
6
11. Salim II (1566-1573); 12. Murad III (1573-1596); 13. Muhammad III (1596- 1603); 14. Ahmad I (1603-1617); 15. Mustafa I (1617-1618); 16. Usman II (1618-1622); 17. Mustafa I (1622-1623); 18. Murad IV (1623-1640); 19. Ibrahim I (1640-1648); 20. Muhammad IV (1648-1687); 21. Sulaiman III (1687-1691); 22. Ahmad II (1691- 1695); 23. Mustafa II (1695-1703); 24. Ahmad III (1703-1730); 25. Mahmud I (1730-1754); 26. Usman III (1754-1757); 27. Mustafa III (1757-1774); 28. Abdul Hamid I (1774-1788); 29. Salim III (1789-1807); 30. Mustafa IV (1807-1808); 31. Mahmud II (1808-1839); 32. Abdul Majid I (1839-1861); 33. Abdul Aziz (1861-1876); 34. Murad V (1876-1876); 35. Abdul Hamid II (1876-1909); 36. Muhammad V (1909-1918) dan 37. Abdul Majid II (1922-1924).11 Abdul Majid II kemudian diturunkan dari jabatannya. Turki Usmani dihapus oleh Mustafa Kemal Attaturk, dan Turki menjadi Negara Nasional Republik Turki. 12 11
Ahmad Syalabi, Mausu’ah al -Tarikh…, hlm.662-663. Syafiq A. Mughi, Sejarah Kebudayaan…, hlm. 66.
12
7
Kebesaran kerajaan Turki Usmani dicapai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II yang bergelar al-Fatih, gelar ini diperoleh karena ia berhasil menaklukkan Konstatinopel pada 28 Mei 1453 M. 13 Dengan jatuhnya Konstatinopel yang kemudian beralih nama menjadi Istambul merupakan saksi sejarah akan kebesaran kerajaan Usmani (Ottoman Empire). Pada masa Sultan Salim I (1512-1520) kemajuan semakin pesat, ia berhasil menaklukkan Persia dan Mesir.14 dan mencapai puncak keemasannya pada abad ke-16 di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman alQanani yang bergelar “Sultan Agung” (1520-1566).15 Wilayah kekuasaan kerajaan Usmani pada masa Sultan Sulaiman alQanuni meliputi tiga benua, yaitu benua Asia, meliputi Asia Kecil, Armenia, Irak, Suria, Hujaz serta Yaman. Benua Afrika meliputi Mesir, Libia, Tunis serta Aljazair, dan benua Eropa meliputi Bulgaria, Yunani, Yugoslapia, Albania, Hongaria dan Rumania. 16 Setelah masa kejayaan itu, Turki Usmani mengalami kemunduran dengan berbagai kekalahan perang melawan bangsa Eropa. Kekalahan demi kekalahan membuat para elit politik berpikir dan menyelidiki sebab kekalahannya. Di antara sebab itu adalah keunggulan lawan dalam bidang sains dan teknologi, sehingga mampu menciptakan peralatan modern. Pada awal abad ke-17 Turki Usmani mulai memperdebatkan mengenai cara terbaik bagi program restorasi, integritas politik dan efektifitas kekuatan militer yang dimiliki kerajaan. Para pembaharu pada awalnya berlandasakan pada aturan yang digariskan Sultan Sulaiman yang menentang pengaruh kekuatan Kristen Eropa atas kaum Muslim. Para modernis menganggap perlunya kerajaan Turki mengadopsi metode yang dimiliki bangsa Eropa dan pendidikan kemiliteran, organisasi pemerintahan dan administrasi untuk menciptakan suatu perubahan diberbagai bidang
13
Ibid., hlm. 59. Ibid., 15 Djahdam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. I; Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), hlm. 334. 16 Syafiq A. Mughi, Sejarah Kebudayaan…, hlm. 60. 14
8
yakni pendidikan, ekonomi, sosial dan kemiliteran yang mendukung terbentuknya negara modern. 17 Semenjak abad kedelapan belas penasehat militer Eropa telah mulai dipekerjakan untuk memberikan latihan kemiliteran bagi pejabat militer kerajaan, selain itu percetakan didirikan untuk menerbitkan beberapa terjemahan karya Eropa utamanya bidang tekhnik militer dan geografi. Kondisi yang demikian menggelitik pemikiran para golongan terpelajar atau elit birokrat untuk memperbaharui sistem pendidikan dan pengajaran agar mampu mengangkat keterpurukan itu. Pembaharuan yang dimaksud adalah mencoba memasukkan pelajaran umum ke dalam madrasah dan mendirikan sekolah untuk pengetahuan umum. Namun usaha itu tidak banyak mendapat respon digolongan ulama, sehingga sekolah ini berjalan masing-masing dan yang kemudian pada akhirnya melahirkan bibit sekuler.
2. Kondisi Ekonomi
Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Usmani lebih memperhatikan kemajuan bidang politik dan militer. Dengan demikian kondisi ekonomi dan keuangan turut memberikan andil bagi perkembangan lslam
di
kerajaan
Turki
Usmani.
Terjadinya
peperangan
yang
berkesinambungan yang menimpa Turki Usmani baik peperangan yang bersifat ofensif-ekspansif (untuk memperluas wilayah kekuasaan), defensive (mempertahankan diri dari serangan luar) maupun yang bersifat prefentif (untuk memadamkan pemberontakan-pemberontakan dari dalam). Berbagai peperangan ini sangat menguras sumber dana Turki Usmani. Sebagai konsekuensi logis dari peperangan yang berkepanjangan ini adalah melemahnya sendi-sendi kekuatan kerajaan dibidang militer, administrasi dan lainnya. Peperangan tersebut juga berdampak pada merosotnya perekonomian Turki Usmani karena pendapatan negara
17
Syafiq A. Mughi, Sejarah Kebudayaan…, hlm. 121.
9
berkurang secara drastis sementara belanja negara semakin tinggi untuk biaya perang.18 Peperangan yang tak kunjung usai dan merosotnya perekonomian negara maka secara simultan juga berakibat pada terabaikannya kesejahteraan umum. Penguasa Turki Usmani tidak lagi memikirkan apalagi memperhatikan pola pembangunan dan rehabilitasi jalan-jalan, rumah sakit, sekolah-sekolah serta prasarana ekonomi seperti pembangunan sektor pertanian, pengairan atau pemeliharaan bendungan, sehingga para petani kehilangan harapan untuk mengembangkan taraf hidup mereka. 19 Kondisi demikian berdampak pada berbagai sektor.
3. Kondisi Budaya
Walaupun di bidang politik dan ekonomi banyak mengalami kemunduran, namun pada abad ke-17, kerajaan Turki Usmani masih mengalami kemajuan dalam bidang budaya dan seni. Di bidang syair yang menonjol pada abad ke-17 adalah Nefi’ dan Syekh Al-Islam Zekeria Zade Yahyat Efend. Dalam bidang sastra, prosa kerajaan Usmani pada masa tersebut melahirkan dua tokoh, yaitu Katip Celebi dan Evia Celebi. Celebi mengarang buku Kasf al-Zunun fi Asmaailkutub wal Punun. Sementara Evia Celebi mengarang buku Seyahatname. Pada abad ke-17, subur dengan karya popular yang berbentuk puisi dan cerita. 20 Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacammacam kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka kelihatan tidak begitu menonjol, karena itulah di
18
Ahmad Syalabi, Mausu’ah al -Tarikh…, hlm.687-688. Ibid., hlm.688-689. 20 Supriyadi, Sejarah Peradaban…, hlm.251. 19
10
dalam khazanah intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani. Namun mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi-kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang asalnya gereja yaitu Aya Sopia. Hiasan
tersebut
dijadikan
penutup
gambar-gambar
ktistiani
sebelumnya. Pada masa Sulaiman dan di kota-kota besar lainnya banyak di bangun masjid, sekolah, rumah sakit dan lain sebagainya. Disebutkan bahwa ada 235 buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan, seorang arsitek berasal dari Anatolia.21
4. Kondisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dalam kaitannnya dengan masalah ilmu pengetahuan dan teknologi Kerajaan Turki Usmani banyak mengalami kemandegan. Pada masa ini, Filsafat,
Ilmu
Sejarah,
Kedokteran,
Mekanik
dan
lain-lain
tidak
berkembang, sementara di Eropa pada saat itu mengalami kemajuan. Kerajaan Usmani kurang berhasil dalam IPTEK disebabkan hanya mengutamakan kekuatan militer. Kemandegan ilmu pengetahuan dan teknologi kerajaan Usmani ada kaitannya dengan perkembangan metode berfikir yang kolot dan tradisional, di kalangan ulama mereka banyak menutup diri dari pengaruh perkembangan Eropa dan ini juga diakibatkan dengan menurunya semangat berfikir bebas akibat pemahaman tasawuf. Demikianlah keadaan IPTEK Turki Usmani, pada akhirnya Turki Usmani runtuh karena banyak di serang oleh Eropa yang didukung dengan kecanggihan yang terus-menerus berkembang ditengah-tengah mereka.
21
Badri, Sejarah Peradaban…, hlm.135-136.
11
C. Turki Usmani dan Peranannya dalam Peradaban Islam
Peradaban selalu memiliki sifat saling mempengaruhi terhadap peradaban yang lain sebab perkambangan sebuah peradaban sangat dipengaruhi oleh corak dan karakter peradaban-peradaban yang berinteraksi dengannya. Demikian halnya dengan Turki Usmani. Dalam masa pemerintahan yang relatif lama dan dengan segala kemajuan yang telah dicapai pada masa keemasannya, Turki mempunyai andil dan pengaruh yang tidak sedikit dalam perkembangan peradaban Islam, baik dinegara-negara Arab, Asia bahkan Eropa. Interaksi dan terjadinya saling mempengaruhi antara peradaban Turki dan peradaban Arab sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Said Sulaiman bahwa meskupun Turki tidak mengikuti peradaban Arab secara total, namun pengaruh peradaban Turki sangat kuat dan sampai abad ke-13 bahasa Arab menjadi bahasa resmi di Asia Kecil, yang merupakan sebagai wilayah kekuasaan Turki. Demikian juga halnya peradaban Arab tidak terlepas dari pengaruh peradaban peradaban yang berinteraksi dengannya, tidak terkecuali Turki. 22 Hal ini dapat dilihat dalam berbagai hal yang berkaitan dengan sosial politik termasuk militer, sosio keagamaan, sosio pendidikan dan sebagainya. Berdasarkan asumsi di atas dapat dijelaskan bahwa peran Turki Usmani dalam perkembangan peradaban Islam tidak dapat dikesampingkan. Dengan luasnya wilayah kekuasaan yang membentang dari Asia sampai Eropa dalam rentang waktu selama kurang lebih 625 tahun, maka terjadilah interaksi peradaban dengan berbagai wilayah yang berada di bawah kekuasaan Turki dan saling mempengaruhi, sehingga peradaban yang lebih kuat banyak memberikan pengaruh terhadap peradaban yang lebih lemah.
22
Ajib Thahir, Perkembanga Peradaban di Kawasan Dunia Islam:Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 193.
12
PENUTUP
Setelah mengkaji data-data yang masih sangat terbatas mengenai sejarah Kerajaan Turki Usmani, dapat disimpulkan sebagai berikut: A. Nama kerajaan Turki Usmani diambil dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Ertoghrul Ibnu Sulaiman Syah, kepala kabilah di Asia Tengah. Turki Usmani berkuasa sejak abad ke-13 sampai abad ke-19. Raja pertama Turki Usmani adalah Usman dengan gelar Padisya Alu Usman atau Raja dari keluarga Usman. B. Keadaan Turki Usmani 1. Sosial Politik Dalam kacamata sosial politik kerajaan Turki Usmani merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tata karma dalam kehidupan istana. Organisasi pemerintahan dan prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari kebudayaan Bizantium. Sedang dari kebudayaan Arab,
mereka
mendapatkan
ajaran
tentang
prinsip
ekonomi,
kemasyarakatan. Kebesaran kerajaan Turki Usmani dicapai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II yang bergelar al-Fatih, gelar ini diperoleh karena ia berhasil menaklukkan Konstatinopel pada 28 Mei 1453 M. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520) kemajuan semakin pesat, ia berhasil menaklukkan Persia dan Mesir. dan mencapai puncak keemasannya pada abad ke-16 di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qanani yang bergelar “Sultan Agung” (1520-1566). Wilayah kekuasaan kerajaan Usmani pada masa Sultan Sulaiman alQanuni meliputi tiga benua, yaitu benua Asia, meliputi Asia Kecil, Armenia, Irak, Suria, Hujaz serta Yaman. Benua Afrika meliputi Mesir, Libia, Tunis serta Aljazair, dan benua Eropa meliputi Bulgaria, Yunani, Yugoslapia, Albania, Hongaria dan Rumania.
13
Setelah masa kejayaan itu, Turki Usmani mengalami kemunduran dengan berbagai kekalahan perang melawan bangsa Eropa. 2. Ekonomi Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Usmani lebih memperhatikan kemajuan bidang politik dan militer. Dengan demikian kondisi ekonomi dan keuangan turut memberikan andil bagi pe rkembangan lslam
di
kerajaan
berkesinambungan
Turki yang
Usmani.
menimpa
Terjadinya Turki
peperangan
Usmani
yang
mengakibatkan
melemahnya sendi-sendi kekuatan kerajaan dibidang militer, administrasi dan lainnya. Peperangan tersebut juga berdampak pada merosotnya perekonomian Turki Usmani karena pendapatan negara berkurang secara drastis sementara belanja negara semakin tinggi untuk biaya perang. 3. Budaya Walaupun di bidang politik dan ekonomi banyak mengalami kemunduran, namun pada abad ke-17, kerajaan Turki Usmani masih mengalami kemajuan dalam bidang budaya dan seni. Pada abad ke-17, subur dengan karya popular yang berbentuk puisi dan cerita. Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Mereka juga banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi-kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang asalnya greja yaitu Aya Sopia. Hiasan tersebut dijadikan penutup gambar-gambar ktistiani sebelumnya. 4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam kaitannnya dengan masalah ilmu pengetahuan dan teknologi Kerajaan Turki Usmani banyak mengalami kemandegan. Kemandegan ilmu pengetahuan dan teknologi kerajaan Usmani ada kaitannya dengan perkembangan metode berfikir yang kolot dan tradisional, di kalangan ulama mereka banyak menutup diri dari pengaruh perkembangan Eropa dan
14
ini juga diakibatkan dengan menurunya semangat berfikir bebas akibat pemahaman tasawuf. C. Turki Usmani mempunyai andil dan pengaruh yang tidak sedikit dalam perkembangan peradaban Islam, baik dinegara-negara Arab, Asia bahkan Eropa. Interaksi dan terjadinya saling mempengaruhi antara peradaban Turki dan peradaban Arab. Pengaruh peradaban Turki sangat kuat dan sampai abad ke-13 bahasa Arab menjadi bahasa resmi di Asia Kecil, yang merupakan sebagai wilayah kekuasaan Turki. Dengan luasnya wilayah kekuasaan yang membentang dari Asia sampai Eropa dalam rentang waktu sel ama kurang lebih 625 tahun, maka terjadilah interaksi peradaban dengan berbagai wilayah yang berada di bawah kekuasaan Turki dan saling mempengaruhi, sehingga peradaban yang lebih kuat banyak memberikan pengaruh terhadap peradaban yang lebih lemah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nasution , Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I. Jakarta: UIPress. Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia. Yatim, Badri. 1993. Sejarah Kebudayaan Islam. Cet. III. Jakarta: Rajawali Press. Djahdam. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Cet. I. Yogyakarta: Kota Kembang. Syalabi, Ahmad. 1977. Mausu’ah al -Tarikh al-Islami wa al-Hadlarah al Islamiyyah. Cet. III. Kairo: Maktabah Nahdlah al-Misriyyah. Mughi, Syafiq A. 1999. Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Cet. II; Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Thahir, Ajib. 2004. Perkembanga Peradaban di Kawasan Dunia Islam:Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Tharmizi,https://abiir.wordpress.com/2017/04/17/perkembangan-peradabanislam-pada-masa-daulah-turki-ustmani-1300-m-1924-m-dari-segi perpolitikan-dan-keruntuhan-daulah/. diakses pada hari: Rabu, 03-05-2017.
16