BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakang Belakang Pendidikan dikatakan suatu sistem karena pendidikan mempunyai bagian-
bagian subsistemnya tersendiri, seperti yang di bahas sebelumnya sistem pendidikan memiliki masukan siswa baru yang diproses menjadi keluaran lulusan, dalam pemrosesan tersebut di pengaruhi oleh beragam faktor instrumental yang meliputi meliputi sarana dan prasana, prasana, program, program, ketenagakerj ketenagakerjaan, aan, administrasi administrasi dan lain sebagai sebagainy nyaa dan juga juga faktor faktor lingku lingkunga ngan n sosial sosial,, ekonom ekonomi, i, politi politik k dan budaya budaya.. Dalam Dalam pemrose pemrosesan san sistem sistem pendid pendidika ikan n yang yang di pengar pengaruhi uhi faktor faktor-fa -fakto ktorr tidak tidak mungkin terjadi secara lancar menghasilkan suatu lulusan, melaikan pasti terdapat masal masalah ah-m -masa asala lah h yang yang diha dihada dapi pi dalam dalam pros proses es siste sistem m pend pendid idik ikan an terse tersebu but. t. Permasal Permasalaha ahan n pun menjadi menjadi semakin semakin komple kompleks ks sesuai sesuai dengan dengan perkem perkemban bangan gan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan za man sumber daya manusia dituntut untuk lebih baik sesuai dengan perkembangannya, karena perkembangan jaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru yang kita tidak bisa perkirakan sebelumnya. Pendidikan bertujuan membentuk sumber daya manu manusia sia Indo Indone nesia sia yang cerd cerdas, as, bemora bemoral, l, berta bertang nggu gung ng jawab jawab,, bert bertak akwa wa,, berkepribadian luhur dan memiliki ketrampilan serta mampu menjadi manusia yang bisa memaknai dan menjalankan Pancasila serta nantinya mampu mencetak generas generasii peneru peneruss bangsa bangsa yang yang profes professio sional nal dan bergu berguna na bagi bagi pemban pembangun gunan an bangsa. amun pendidikan Indonesia masih dikatakan belum mencapai tujuannya tersebut. Di Indo Indone nesi siaa dikat dikatak akan an belu belum m menc mencap apai ai tuju tujuan an pend pendid idik ikan an terseb tersebut ut dikarenakan masih adanya masalah-masalah yang dihadapi pendidikan di tanah air kita Indonesia. !dapun pokok permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, yaitu" Pemerataan Pendidikan, #ualitas$%utu Pendidikan, &fektifitas ' &fisiensi Pendidikan, (ele)ansi Pendidikan, dan untuk mengatasi masalah terbut perlu adanya #onsep Pembaharuan dalam meningkatkan meningkatkan Pendidikan di Indonesia.
1
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah *erdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut. +..+ +..+ !pa saja permasala permasalahan han pendid pendidikan ikan di Indonesi Indonesia a +.. +.. *agaimana *agaimana konsep konsep pembah pembaharuan aruan pendid pendidikan ikan di di Indonesia Indonesia 1.3 Tu Tujuan juan *erdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut. +..+. +..+. %enjelaskan %enjelaskan permasalahan permasalahan pendidikan pendidikan di Indonesia. Indonesia. +... +... %enjelaskan %enjelaskan konsep pembaharuan pembaharuan pendidikan pendidikan di Indonesia. Indonesia. 1. Man!a Man!aat at !dapun !dapun manfaat manfaat yang yang diharap diharapkan kan dari dari penuli penulisan san makalah makalah ini adalah adalah sebagai berikut. +./.+ *agi Penulis %anfaat yang diperoleh penulis dari adanya makalah ini berupa manfaat akad akadem emis is yakn yaknii penu penuli liss dapa dapatt meni mening ngka katk tkan an kepe kepeka kaan an dan dan kema kemamp mpua uan n pengumpulan informasi serta merumuskannya dalam bentuk makalah yang selanjutnya makalah ini dapat dijadikan sebagai materi penunjang atau referensi untu untuk k menam menamba bah h wawa wawasan san meng mengen enai ai mata mata kulia kuliah h Peng Pengan antar tar Pend Pendid idik ikan an khususnya informasi lebih mengenai permasalahan pendidikan di Indonesia dan konsep pembaharuan pendidikan di Indonesia. Informasi tersebut akan berguna bagi penulis untuk menambah wawasan sebagai bekal dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. +./. *agi Pembaca %ela %elalu luii maka makala lah h ini, ini, pemb pembac acaa diha diharap rapka kan n mempe mempero role leh h info inform rmasi asi mengen mengenai ai permas permasalah alahan an pendid pendidika ikan n di Indone Indonesia sia dan konsep konsep pembah pembaharu aruan an pendidikan di Indonesia. %akalah ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk makalah lainnya yang sejenis.
2
BAB II PEMBAHA"AN 2.1 Permasalahan P#k#k Pen$%$%kan
0erdapat
empat
masalah
pokok
pendidikan
yang
telah
menjadi
kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, antara lain" +. . . /.
%asalah pemerataan pendidikan %asalah mutu pendidikan %asalah efisiensi pendidikan %asalah rele)ansi pendidikan *erikut ini pembahasan masalah-masalah pokok di atas. 2.1.1 Masalah Pemerataan Pen$%$%kan %asalah pemerataan pendidikan adalah persoalan tentang bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan 10irtarahardja. 223" 45. Pembangunan nasional Pemerataan pendidikan menjadi salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. %enurut 6ikipedia, pembangunan nasional merupakan cerminan kehendak terus-menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila. Pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan baik jika memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas artinya sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang dapat mengatasi tantangan-tantangan dimasa depan, sehingga dapat menunjang pembangunan nasional. Pendidikan bertugas untuk menghasilkan SD% tersebut. 7ntuk itu, diperlukan pemerataan pendidikan agar lebih banyak warga negara yang dapat mengenyam pendidikan sehingga diharapkan dapat lebih banyak menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. %asalah pemerataan pendidikan timbul jika masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan, yang disebabkan oleh kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. *ab I8 bagian kesatu pasal 3 ayat + 7ndang-7ndang omor 2 0ahun 22 tentang Sistem Pendidikan asional menyebutkan bahwa setiap warga
3
negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Selanjutnya, pasal ++ ayat + menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah
wajib
memberikan
layanan
dan
kemudahan,
serta
menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. 0ampak jelas bahwa pemerataan pendidikan itu sangatlah penting. %isalnya, jika semakin banyak anak-anak usia sekolah dasar yang dapat mengenyam pendidikan, maka paling tidak angka buta huruf dapat diminimalisir. Selain itu juga, bekal dasar berhitung didapat pada sekolah dasar, bekal-bekal dasar tersebut diharapkan dapat menjadi modal untuk dapat mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia, sehingga tidak menjadi penghambat dalam pembangunan. Pemerataan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar didasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif, hal ini disebabkan jenjang pendidikan dasar itu memberikan bekal dasar seperti membaca, menulis, dan menghitung, bekal dasar tersebut diperlukan seluruh warga negara. #ebijakan pemerataan pendidikan pada jenjang menengah terutama pendidikan tinggi didasarkan pada minat dan kemampuan anak, keperluan tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu, dan teknologi. 9al ini dikarenakan jenjang ini lebih dekat menuju dunia kerja, sehingga yang perlu dipersiapkan lebih tertuju pada persiapan menuju dunia kerja dan keahlian dari persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan. Pemerataan pendidikan juga dilakukan melalui jalur pendidikan luar sekolah, karena perkembangan iptek dan adanya konsep pendidikan sepanjang hidup yang tidak membatasi pendidikan hanya sampai usia dan sekolah tertentu. Pemecahan masalah pemerataan pendidikan dapat ditempuh melalui cara kon)ensional dan cara ino)atif. :ara kon)ensional yang dapat ditempuh antara lain" a. %embangun gedung sekolah, seperti SD Inpres b. %enggunakan gedung sekolah untuk double shift 1sistem bergantian pagi dan sore5. 9al ini dapat dilakukan jika belum memungkinkannya membangun gedung sekolah baru, biasanya karena kendala biaya dan lahan. Dengan menggunakan double shift dapat menampung lebih banyak peserta didik walaupun dengan gedung sekolah yang bisa dikatakan minim.
4
Selain cara kon)ensional, terdapat juga cara ino)atif yang dapat dilakukan, antara lain" a. #ejar paket ! dan * b. *elajar jarak jauh, seperti 7ni)ersitas 0erbuka c. Proyek Pamong 1Pendidikan !nak oleh %asyarakat, ;rang 0ua, dan
%ereka harus melewati jembatan sepanjang 2 meter untuk sampai sekolah, jembatan tersebut hanyalah sebuah tali kawat sepanjang 2 meter lebih yang melintang di atas Sungai 9ulo. Setiap kali hujan, mereka dengan terpaksa tidak bersekolah karena tali yang digunakan untuk melintas licin dan akan membahayakan mereka. >ika hal seperti ini terus terjadi dan tidak mendapat penanganan, maka ini akan menyulitkan anak-anak tersebut dalam menikmati pendidikan. %emang pemerintah sudah mengupayakan pemerataan pendidikan di
5
daerah itu dengan membangun SD Inpres, namun hal tersebut belum diiringi dengan infrastruktur jalan yang baik. 2.1.2 Masalah Mutu Pen$%$%kan
%emiliki sebuah mutu sama artinya dengan memiliki kualitas. Pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Dalam dunia pendidikan, mutu pendidikan menjadi sorotan karena sangat berperan besar dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang telah tercetak melalui pendidikan. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan. %utu pendidikan menjadi suatu permasalahan apabila hasil dari pendidikan tersebut belum mampu mencapai taraf yang diharapkan yaitu menghasilkan keluaran berupa tenaga profesional yang berguna bagi bangsanya. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja. Penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. >ika tujuan dari pendidikan nasional dijadikan sebagai kriteria kelulusan suatu mutu pendidikan, maka keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang berta?wa, mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang sosial dan bertanggung jawab, warga egara yang cinta pada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial. Dengan demikian keluaran tersebut diharapkan mampu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan juga lingkungan. %asalah
mutu
pendidikan
yang
harus
disoroti
dan
diusahakan
penanggulangannya di Indonesia adalah masalah pemerataan mutu pendidikan terutama antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan. Pemerataan ini sangat penting adanya agar peningkatan mutu pendidikan dirasakan oleh semua siswa di
6
berbagai pelosok tanah air sehingga nantinya memberi dampak positif terhadap munculnya banyak keluaran yang professional di tanah air ini. Pemecahan masalah mutu pendidikan
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi halhal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manejemen sebagai berikut " +. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk S%! dan P0 . Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar dan lain-lain. . Penyempurnaan kurikulum /. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar. 3. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peraltan laboratorium. =. Peningkatan administrasi menejemen 4. #egiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan" a. @aporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan b. Super)isi dan monitoring pendidikan oleh pengawas c. Sistem 7jian asional d. !kreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suau lembaga. 2.1.3 Masalah E!%s%ens% Pen$%$%kan
%asalah efisiensi pendidikan yaitu mempersoalkan bagaimana sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. %asalah efiensi pendidikan diantaranya membahasan bagaimana tenaga pendidikan digunakan dan bagaimana sarana dan prasarana digunakan. &fesiensinya dikatakan tinggi jika penggunaannya tepat sasaran, begitupun sebaliknya, efesiensinya rendah jika penggunaannya tidak tepat sasaran. %asalah efesiensi pendidikan akan dijelaskan sebagai berikut" +. *agaimana tenaga pendidikan digunakan
7
>ika dikaitkan dengan masalah tenaga kependidikan, maka masalah efisiensi pendidikan yang perlu memperoleh sorotan yaitu prihal pengangkatan, penempatan dan pengembangan tenaga kependidikan. a. Pengangkatan %asalah pengangkatan tenaga pendidik disini adalah adanya banyaknya kuota tenaga pendidik yang tersedia tidak sebanding dengan tenaga pendidik yang di butuhkan sehingga tenaga pendidik berlomba-lomba untuk dapat diangkat dengan
kuota
pengangkatan
yang
terbatas,
salah
satunya
dikarenakan
ketidakseimbangan persedian tenaga pendidik anatara bidang studi satu dengan lainnya, karena ada persedian tenaga kerja di beberapa bidang studi yang lebih besar dari pada kebutuhan dilapangan sedangkan di sisi lain ada beberapa bidang studi yang belum tersedia tenaga kerjanya. Dengan begitu artinya persedian tenaga pendidik belum difungsikan dengan baik. %asalah pengangkatan tenaga pendidik seperti contohnya sekarang di Indonesia, pada tahun 2+= ini tidak di adakannya tes :PS untuk umum yang akan menjadi guru di karenakan kuota guru PS yang dibutuhkan di sekolah masih di katakan terpenuhi sehingga banyak tenaga pendidik yang belum bisa diangkat menjadi PS, sehingga kebanyakan dari mereka akan memilih menjadi guru honorer yang gajinya mungkin dapat dikatakan rendah. *eberapa dari mereka memilih untuk menganggur, menanggulangi hal buruk tersebut perlu adanya pelatihan atau persiapan tenaga pendidik untuk menjadi wirausahawan. b. Penempatan %asalah penempatan guru, masalah pertama yaitu sering mengalami ketidaksesuaian antara bidang studi guru dengan penempatan guru dilapangan, seringkali ditemukan guru yang mengajar suatu bidang tidak sesuai dengan bidang lulusannya, hal ini juga dikarenakan terbatasnya jatah pengangkatan misalnya di beberapa sekolah kelebihan jatah guru di bidang tertentu namun kekuranngan guru untuk suatu bidang studi, sehingga keberadaan guru yang berlebihan akan dialokasikan oleh sekolah untuk mengajarkan bidang studi yang gurunya kurang meskipun diluar kewenangan guru tersebut. %isalkan saja pada SD terdapat guru IP! harus mengajarkan agama yang di karenakan sekolah kekurangan guru agama. 7ntuk menanggulangi hal tersebut pemerintah harus lebih mengupayakan pengangkatan guru untuk bidang studi yang masih kekurangan guru atau tenaga pendidiknya.
8
%asalah kedua yaitu sulitnya mencari guru untuk ditempatkan di daerah terpencil, di sebabkan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran yang kurang ataupun dari segi kebutuhan tenaga pendidik yang kurang terpenuhi di daerah terpencil, kurangnya pendidik di daerah terpencil mengakibatkan kurangnya pula pemerataan kuantitas dan kualitas pendidikan yang di dapatkan. Salah satu contoh penanggulangan dari pemerintah adalah adanya S%0 yaitu program pengiriman guru ke berbagai pelosok negeri dengan semua fasilitas di sediakan pemerintah seperti tempat tinggal dan biaya transfortasi dan lain sebagainya dimana nantinya seseorang yang mengkuti program S%0 akan di perioritaskan untuk menjadi PS. Sehingga dari program S%0 ini diharapkan adanya pemerataan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia. c. Pengembangan %asalah pengembangan tenaga kependidikan, biasanya dari penanganan pemerintah terhadap pengembangan tenaga pendidik yang lambat, seperti halnya ketidaksiapan tenaga pendidik dengan pembaruan kurikulum, ketidaksiapan ini dikarenakan pengembangan tenaga pendidikan dilapangan yang sangat lambat. :ontohnya sekarang pergantian kurikulum #0SP ke kurikulum
2+, masih
banyak sekolah yang belum menerapakan kurikulum 2+ dengan alasan ketidaksiapan guru untuk melaksanakannya hal ini dikarenakan penangan tenaga pendidikan di lapangan yang berupa penyuluhan, latihan, lokakarya, penyebaran buku panduan dan lain sebagainya yang kurang cepat dilaksanakan. Sehingga masih ada istilah keterlambatan dari segi kesiapan melakasanakan kurikulum 2+ sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakannya secara optimal. Sehingga hal ini dianggap bahwa proses pendidikan kurang efektif dan efisien. . *agaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan %asalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana sering kita lihat dalam dunia pendidikan, hal tersebut di karenakan kurang matangnya perencanaan dan seringnya terjadi perubahan kurikulum. #urang matangnnya perencanaan misalnya pada pembangunan gedung sekolah yang tidak efisien pada lokasi yang tidak tepat, akibatnya banyak sekolah yang kekurangan murid atau yang ruang belajarnya kosong sehingga akan terjadi pemborosan. Selain itu ada juga gedung sekolah yang dibangun asal jadi saja sehingga terbengkalai dan terjadi pemborosan. %isalnya seperti yang dikutip pada
9
lintasnasional.com yaitu tentang pembangunan kantor dewan guru di S%! A di #ecamatan Setia, #abupaten !ceh *arat Daya terbengkalai, karena sudah hampir tujuh tahun dikerjakan hingga kini belum juga selesai.
itu kurang matangnya
perencanaan pada pemakaian alat peraga, penggunaan sarana pembelajaran alat peraga sering kali dilakukan tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan dan ketrampilan dari pemakai. Seperti berbagai alat peraga matematika yang disebarkan ke berbagai sekolah namun sesampainya disekolah tersebut alat tidak dapa difungsikan dengan baik karena kurangnya pengetahuan pemakai dalam penggunaannya. %asalah adanya perubahan kurikulum, dimana buku-buku pegangan siswa dan guru harus menyesuaikan dengan kurikulum baru, akibatnya buku-buku pegangan pada kurikulum sebelumnya harus diganti dengan buku-buku baru hal tersebut mengakibatkan ketidakefisienan. :ontohnya sekarang ini adanya perubahan kurikulum, sehingga buku-buku pegangan pada #0SP harus diganti dengan buku-buku pegangan yang berlaku pada #urikulum 2+, sehingga terjadi pemborosan belum lagi biaya untuk kegiatan pelatiahan bagi guru-guru agar siap melaksanakan kurikulum 2+. Di
balik
semua
pembaruan
tersebut
terjadi
pemborosan
dan
ketidakefisienan, namun pembaruan tersebut baik itu dalam perencanaan dan pembaruan kurikulum merupakan usaha awal dan tindakan antipasti untuk pendidikan yang lebih baik sesuai dengan untutan jaman.
2.1. Masalah Rele&ans% Pen$%$%kan
10
0ujuan pendidikan nasional ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. ;leh karena itu sistem pendidikan nasional harus dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan Indonesia. %asalah rele)ansi pendidikan adalah mencakup sejauh mana
luaran yang
dihasilkan dari sistem pendidikan dengan keperluan pembangunan nasional. %asalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan institusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. (ele)ansi pendidikan dikatakan tinggi jika luaran pendidikan mengisi semua sektor pembangunan seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-lain baik dari segi jumlah maupun segi kualitasnya. 7mumnya luaran yang diproduksi oleh sistem pendidikan jumlahnya lebih besar daripada yang dibutuhkan di lapangan. Sebaliknya ada jenis-jenis tenaga kerja yang dibutuhkan di lapangan tetapi kurang diproduksi atau bahkan tidak diproduksi. @uaran yang dihasilkan dari pendidikan tertentu pun, seperti sekolah kejuruan maupun pendidikan tinggi terkadang ada yang belum siap untuk bekerja. >ika dikaitkan antara jumlah produksi tenaga, kebutuhan dan pengangkatan yang umumnya terjadi adalah
jumlah luaran lebih besar daripada yang
dibutuhkan dan jumlah kebutuhan lebih besar dari pengangkatan, akibatnya selalu ada penumpukan pengangguran setiap tahunnya. Seperti contohnya sekarang ini sarjana pengangguran di Indonesia terus bertambah berdasarkan data *adan Pusat Statistik 1*PS5 pada !gustus 2+/, di Indonesia ada B,3 persen 1=AA.==2 orang5 total pengangguran yang merupakan alumni perguruan tinggi yang memiliki ijazah diploma tiga dan S+. Dari jumlah itu, penganggur paling tinggi merupakan lulusan uni)ersitas bergelar S+ sebanyak /B3.+/ orang. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah rele)ansi merupakan masalah yang berat untuk dipecahkan, solusi yang diharapakan dari masalah ini adalah adanya hasil pendidikan
yang
harusnya
sesuai
dengan
kebutuhan
pemerintah
dalam
masyarakat
dan
pembangunan. 7paya
yang
telah
dilakukan
mengatasi
sarjana
pengangguran adalah menciptakan program-program seperti S%0, P#%, #7( dan lain sebagainya. Seperti yang dikutip dari pikiran-rakyat.com, #ementrian
11
Pendidikan dan #ebudayaan melepas secara resmi .222 peserta program Sarjana %endidik di Daerah 0erdepan, 0erluar dan 0ertinggal 1S%-05 angkatan tahun 2+= pada tanggal + !gustus 2+=. %ereka berasal dari + @embaga Pendidikan dan 0enaga #ependidikan 1@P0#5 yang ada di Indonesia, dan akan ditempatkan di 3= #abupaten yang ada di + Pro)insi dan mengajar selama satu tahun.
./
#egiatan S%0 di daerah 0 Selain itu upaya pemerintah lainnya, menyediakan tenaga kerja pengajar S%# dan #ewirausahaan, memberikan kredit modal usaha dengan bunga ringan agar sarjana mampu menciptakan sumber usaha produktif, mengadakan pelatihan kewirausahaan
untuk
sarjana
pengangguran,
serta
menciptakan
dan
memperbanyak lapangan pekerjaan baru bagi sarjana pengangguran. >adi agar tidak terjadi masalah rele)ansi pendidikan, masalah tentang banyaknya luaran yang dihasilkan dari pendidikan tidak sebanding dengan kebutuhan kerja maka haruslah kualitas setiap jenjang pendidikan di sesuaikan dengan kebutuhan kerja. %isalnya agar banyak orang yang mau berwirausaha maka pendidikan harus lebih ditekankan pada pembelajaran wirausaha pada setiap jenjang pendidikan, banyaknya pengangguran yang dikarenakan salah satunya tidak adanya ketrampilan berwirausaha sehingga banyak pengangguran yang terjadi. Seharusnya dalam bidang pendidikan lebih ditekankan pembelajaran wirausaha. Salah satu upaya pemerintah dalam hal bidang pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan kerja yaitu adanya pendidikan yang setelah lulus langsung dipekerjakan, pendidikan tersebut biasanya pendidikan ikatan dinas yang dimana lulus langsung kerja. Pendidikan ikatan dinas contohnya Politeknik #euangan egara 1P#5 S0!, Institut Pemerintahan Dalam egeri 1IPD5, Sekolah 0inggi Ilmu Statistik 1S0IS5, Sekolah 0inggi 0ransportasi Dara 1S00D5, !kademi
12
Imigrasi 1!I%5 dan Poltekip, Sekolah 0inggi %eteorologi, #limatologi dan
2.2 '#nse( Pem)aharuan Pen$%$%kan $% In$#nes%a
&ra-globalisasi membuat dunia seakan tidak ada batasan, perkembangan teknologi internet
1international
telecomunication network5 mengantarkan
manusia mampu menjelajah antar bangsa dalam waktu sekejap, mau tidak
13
mau suatu bangsa tidak bisa menghindari globalisasi dan harus menghadapinya. &ra-globalisasi akan dihadapi bangsa Indonesia dalam waktu dekat dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi !S&! 1!S&! &conomic :ommunity5 pada 2+3. Perkembangan globalisasi yang semakin pesat dan ditambah dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi !S&! tersebut membuat pendidikan menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan oleh Indonesia. Pendidikan yang berkualitas menajdi senjata ampuh bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dan bertahan hidup didalamnya. Pembaharuan pendidikan diartikan sebagai suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal 1yang ada sebelumnya5 serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Pembaharuan pendidikan kini menjadi
hal
yang sangat penting untuk
memperbaiki pendidikan di Indonesia yang relatif masih tertinggal dari egaranegara maju di dunia seperti >epang dan !merika. #eberhasilan pendidikan tidak terlepas dari implementasi kurikulum, perubahan kurikulum tentunya bertujuan memperbaiki kualitas pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia dalam pembangunan bangsa untuk mencapai tujuan nasional. Seiring perkembangan zaman menuntun ilmu pengetahuan, teknologi serta aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat, hal tersebut menuntun pemerintah bekerja keras untuk memepersiapkan sumber daya manusia yang berualitas. #ebijakan pemerintah dalam merubah #0SP menjadi kurikulum 2+ merupakan konsep pembaharuan pendidikan yang diharapkan mampu memeperbaiki kualitas pendidikan. %enurut uh 12+5 perubahan #0SP ke kurikulum 2+ Ctuntutan rele)ansi kurikulum dengan perkembangan masyarakat dimasa yang akan datang, kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Indonesia perupakan salah satu negara penduduk terbesar di dunia, sumber daya manusia Indonesia yang begitubesar harus mampu di manfaat dengan baik, alasan perubahan kurikulum diIndonesia yaitu bonus demografi sumber daya manusia usia produktif melimpah sebagai modal utama pembangunan bangsa 1#emendikbud, 2+5. Dengan kurikulum 2+ yang didalamnya berisikian pendidikan karakter, maka diharapkan akan dihasilkan bangsa yang cerdas yang memiliki nilai spiritual, intelektual, sosial, kinestesis, dan kultural. *angsa yang cerdas adalah
14
bangsa yang memiliki pengetahuan dan berbudaya yang produktif, kreatif, ino)atif, dan afektif, bangsa yang beradap menjadikan bangsa yang kompetitif, dalam artian bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas berdaya saing yang unggul. Program penjurusan 1peminatan5 dan menambahkan mata pelajaran kewirausahaan di tingkat sekolah menengah atas merupakan bagian dari konsep pembaharuan pendidikan melalui perubahan kurikulum #0SP menjadi kurikulum 2+. Program penjurusan mulai dari kelas E memberikan peluang yang baik bagi siswa agar bisa menekuni bidang yang diminati lebih awal, sehingga nantinya ketika melanjutkan ke perguruan tinggi mereka sudah memiliki pengetahuan ataupun ketrampilan yang lebih. 9al ini mengimplikasikan bahwa setelah lulus dari perguruan tinggi mereka nantinya isa menjadi tenaga professional dan siap kerja. #ewirausahaan sebagai mata pelajaran tambahan dalam kurikulum 2+ juga menjadi hal penting dalam konsep pembaharuan pendidikan di Indonesia terutama untuk menghadapi masyarakat ekonomi !S&!. Sebab usaha kecil mandiri menjadi tumpuan penting dalam perekonomian Indonesia. *egitupula dengan masyarakat Indonesia, tentunya dengan persaingan dalam %&! ini, pastilah sulit untuk mencari pekerjaan, maka dari itu dengan dibekali pengetahuan kewirausahaan mereka nantinya bisa memiliki usaha sendiri dan angka pengangguran dapat dikurangi. Demikian konsep pembaharuan pendidikan Indonesia yang sedang kita jalani saat ini. Semoga dengan konsep pembaharuan tersebut dapat tercipta sumber daya manusia Indonesia yang ungggul serta mampu bersaing ditengah masyarakat ekonomi !S&!.
15
BAB III PENUTUP 3.1. "%m(ulan !da empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi 3.1.1.
kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, antara lain" 1+5 %asalah pemerataan pendidikanF 15 %asalah mutu pendidikanF 15 %asalah efisiensi pendidikanF dan 1/5 %asalah rele)ansi pendidikan. 3.1.2. Pembaharuan pendidikan diartikan sebagai suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal 1yang ada sebelumnya5 serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan 3.2.
tertentu dalam pendidikan. "aran %encapai tujuan pendidikan nasional tertu tidak terlepas dari masalah-
masalah yang menyertai. %asalah-masalah pokok yang terjadi harus dipecahkan dengan cara yang sesuai dengan keadaan Indonesia. Sebagai calon pendidik dan pendidik seharusnya mengetahui permasalahan tersebut dan mengetahui konsep pembaharuan pendidikan agar dapat membantu dalam memecahkan masalahmasalah pendidikan yang akan membantu tercapainya tujuan pendidikan.
16
DA*TAR RU+U'AN
0irtarahardja, 7mar, dan @a Sulo, S.@. 223. Pengantar Pendidikan. >akarta" P0 !sdi %ahasatya. 7ndang- 7ndang nomor 2 tahun 22 tentang Sistem Pendidikan asional. http"$$kemdikbud.go.id$dokumen$pdf$renstra$*ab-I.pdf https"$$simomot.com$2+3$2$+$kisah-kisah-bocah-sd-bertaruh-nyawamenyeberang-jembatan-rusak-saat-ke-sekolah$ !had.2+=.PengangguranSarjana.http"$$m.republika.co.id$berita$jurnalismewarga$wacana$+=$24$+2$oan4AA-pengangguran-sarjana. Diakses 3 o)ember 2+=. http"$$www.pikiran-rakyat.com$pendidikan$2+=$2B$2+$kemendikbud-kirim-222sarjana-ke-daerah-daerah-t-4AAA2 http"$$www.lintasnasional.com$2+3$2/$+=$pembangunan-gedung-sekolahterbengkalai-dan-asal-jadi$ Sikerok. 2+3. (angking Pendidikan Indonesia 0ahun 2+3, Indonesia (angking *erapa.http"$$www.sikerok.com$ranking-pendidikan-dunia-tahun-2+3indonesia-ke-berapa. Diakses = Desember 2+=. Gadli, (idho Dharul. 2+/. 0ingginya Pengangguran 0erdidik Di Indonesia" Gaktor Penyebab, Dampak, Dan 7paya %engatasi. http"$$www.academia.edu$+++A+3+$0I<
17
DI"'U"I N% Putu ,an$ra ,ah-an% Mengena% %su (engha(usan UN )aga%mana (en$a(at (en-aj%/. Baga%mana $am(ak (#s%t%! $an negat%! )%la UN $%ha(uskan/
0anggapan" Putu D%na Herl%na #ami kurang setuju dengan penghapusan 7, karena belum ada penelitian
atau hasil penelitian yang menyatakan bahwa dengan ditiadakannya 7 dapat berdampak baik bagi pendidikan di Indonesia. Dampak negatif dari penghapusan 7" o 7 menjadi salah satu alat e)aluaDalam ntang sejauh mana hasil pendidikan 1pengetahuan siswa5 secara nasional, sehingga jika 7 dihapuskan maka tidak ada alat ukur untuk mengetahui sejauh o
mana hasil pendidikan di Indonesia secara nasional. >ika kelulusan sepenuhnya diserahkan kepada sekolah maka bisa saja anak yang dianggap lulus di sekolah ! belum tentu dianggap lulus di sekolah *, karena tiap sekolah bisa saja berbeda dalam menentukan kelulusan. !rtinya, tidak ada standar secara nasional
untuk kriteria siswa yang berhak lulus. Dampak positif dari penghapusan 7 adalah pengeluaran negara dapat ditekan dengan tidak adanya 7, karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
penyetakan
soal-soal
pendistribusian soal-soal
7
dan
biaya
transportasi
untuk
7, sehingga pengeluaran negara dapat
diminimalisir atau dana untuk 7 dapat digunakan untuk kepentingankepentingan lain negara. Sebaiknya, dilakukan uji coba 1penghapusan 75 dulu di beberapa daerah untuk mendapat gambaran 1hasil$dampak5, jika dirasa baik barulah diterapkan secara nasional. 0eane A$el%se Dalam pengadaan ujian nasional sebelumnya pemerintah pasti sudah banyak
melakukan
pertimbangan-pertimbangan
sehingga
diambilah
keputusan adanya ujian nasional, begitupun juga jika ujian nasional ini akan dihapuskan maka pemerintah pasti juga sudah mempertimbangkan dari segala aspek, dampak negatif dan dampak positif nya dari penghapusan 7, sehingga jika 7 tetap dihapuskan maka itu merupakan
18
upaya terbaik yang dilakukan untuk kemajuan bangsa, mungkin jika 7 dihapuskan, nantinya ada tes-tes baru yang lebih dan lebih sesuai diadakan di Indonesia. "%ta Prama-u$% 0entang 7. %asalah 7 ini terjadi karena tidak meratanya pendidikan yang didapat. !lat ukur 7 hanya bisa mengukur beberapa daerah, karena pada beberapa daerah materi yang dicapai tidak merata. >ika pemerataan di Indonesia berjalan dengan baik 1materi merata, sarana prasarana merata, dll5, maka jika 7 dilaksanakan 7 bisa mengukur kemampuan siswa. >adi masalahnya di sini adalah pemerataan pendidikan di Indonesia masih kurang. #alau masih ada masalah pemerataan pendidikan, maka 7 bisa diganti
dengan ujian pro)insi. Penghapusan
7 dapat
memberi
kesenpatan berkembangnya tes-tes lain. Dampak negatif penghapusan 7 adalah adanya nepotisme atau kecurangan. >ika sudah merata pendidikan di Indonesia, 7 bisa dilaksanakan terusmenerus. D%na %$%-ast%n% Dampak positif" siswa tidak sia-sia belajar selama tahun, jadi beban siswa berkurang. Dampak negatif" bagaimana cara kita mengukur kemampuan siswa 1lulus atau tidak5. Subjektif dalam menentukan kelulusan. N#&%ta-ant%
%engenai pengangguran. #asus +" Perusahaan dalam menerima karyawan lebih mellihat asal sekolah. Padahal luaran yang dihasilkan sekolah terkadang berbanding terbalik dengan sekolahnya. #asus " sama dengan kasus +. Gator pendidikan 1Seperti sarana prasarana5 yang baik maka luaran yang dihasilkan baik, sebaliknya. !pakah selalu seperti itu 0anggapan"
19
•
Selain melihat dari lulusan mana, biasanya perusahaan melakukan tes-tes lain, sehingga pegawai yang diterima benar-benar sesuai dalam bidang pekerjaan yang akan dia terima. @uaran yang dihasilkan tidak hanya dipengaruhi oleh sran prsarana, lingkungan, guru, dll, tapi juga dipengaruhi oleh inputnya.
D%ah P%tal#ka Mengena% (engangkatan. Ban-ak tenaga (en$%$%k -ang )elum $%angkat se)aga% PN". 'e)an-akan -ang )elum ja$% PN" -ang seharusn-a ja$% guru malah t%$ak menja$% guru. Baga%mana (en$a(at (en-aj%/
0anggapan " •
N% '#mang #n%e D%anjan% *anyak tenaga pendidikan yang belum diangkat sebagai PS, sehingga
banyak yang lulus seharusnya menjadi guru tetapi malah tidak menjadi guru. %enurut pendapat penyaji hal tersebut tidak masalah, semasih seseorang tidak menanggur, akan lebih baik jika seseorang yang lulus suatu perguruan, tetapi tidak dapat diangkat menjadi guru PS mencari pekerjaan lain seperti menjadi pegawai bank ataupun berwirausaha, karena seperti yang kita lihat perguruan tinggi tidak hanya menyiapkan seseorang untuk menjadi seorang guru dari pelajaran pendidikan atau pelatihan pendidikan menjadi guru tetapi juga menyiapkan atau memberi pelajaran wirausaha, maka disana seseorang akan dilatih menjadi wirausaha. Sehingga jika seseorang tamat nanti diharapkan tidak ada yang menganggur. Dea A-u 4e$e %$h%as%h Dalam hal mencari kerja pasti melihat kesempatan . >ika menganggur lebih membebani negara, maka lebih baik mencari pekerjaan yang membuka lowongan, seperti lulusan Pend. %atematika menjadi pegawai bank masih ada sangkut pautnya dengan mata kuliah di Pendidikan %atematika. Bangk%t "a(utra #urikulum sekarang tidak hanya menyiapkan lulusan menjadi guru, dapat dilihat dari mata kuliahnya seperti kewirausahaan, peminatan statistik, dll.
20
#arena melihat stuasi dan kondisi, dimana lebih banyak lulusan daripada kuota PS yang dibutuhkan. A$% "ur-a D%nata Pemerataan (en$%$%kan. D% In$#nes%a (emerataan (en$%$%kan mas%h se)atas te#r% )an-ak sek#lah -ang t%$ak la-ak $ll. Peme5ahan masalah sela%n $ar% (r#gram (emer%ntah a(a 5#nt#h n-ata $ar% k%ta se)aga% 5al#n (en$%$%k untuk menangan% masalah (emerataan (en$%$%kan/
0anggapan" 0eane A$el%se :ontoh nyata dari kita sebagai calon guru adalah belajar dengan baik saat
ini untuk mengikuti program-program yang diadakan untuk daerah 0 seperti S%0, selain itu sekarang juga banyak lembaga-lembaga yang mengadakan P%, dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan P%, maka kita bisa turut turun tangan dalam menangani masalah pemerataan pendidikan. '#mang Agus In$raan Selain itu ada juga kegiatan ## yang diadakan oleh perguruan tinggi, karena di ## itu kita melaksanakan belajar pembelajaran dan turut ikut dalam membangunsekolah. Tr%nasar%(utr% "ul%tn-a men5ar% (ekerjaan men-e)a)kan guru $%tem(atkan $% $aerah ter(en5%l a$a lulusan "MP "MA -ang $%angkat menja$% guru (a$ahal a$a kr%ter%a tertentu untuk menja$% guru. Baga%mana (n$a(t (en-aj%/
0anggapan" •
N% '#mang #n%e D%anjan% *anyaknya lulusan S%P$S%! yang diangkat menjadi guru, padahal ada
kriteria tertentu untuk menjadi guru. %enurut saya, hal tersebut bisa saja terjadi apalagi pada daerah-daerah terpencil yang masih kekurangan guru mengajar, seseorang yang lulus S%P atau S%! dijadikan guru, berarti
21
memang mereka dianggap sudah mampu atau mengetahui cukup pengetahuan untuk memberikan suatu pelajaran pada siswa, tentu saja memang dari segi kualitas lulusan siswa yang dihasilan pastinya berbeda dengan kualitas luluasan siswa yang dihasilkan oleh sekolah yang mempunyai kualitas guru yang baik lulusan dari perguruan tinggi. Dimana lulusan siswa yang dihasilkan dari pendidik bukan dari lulusan S%P$S%! pastinya cenderung mempuyai kualitas yang lebih baik.
Eka Mul-an% "er%ng $%temukan guru mengajar t%$ak sesua% $engan )%$angn-a. A(a (en-e)a)n-a/ 'alau memang se$%k%t (em%natn-a (emer%ntah se$ang mengu(a-akan (engangkatan se(ert% (a$a )%$ang agama seh%ngga a$a m%nat untuk menja$% guru agama a(a %tu menjam%n mutu (en$%$%kan )a%k/
0anggapan" Putu D%na Herl%na Penyebab guru mengajar tidak sesuai bidangnya bisa dikarenakan tidak
ada guru yang mengajar bidang studi yang dimaksud di sekolah itu. ;leh karena itu, guru lain 1guru bidang studi lain5 yang sekiranya mampu dalam bidang studi itu yang mengajar. Sedikit tidaknya upaya pemerintah tersebut akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, karena dengan ada minat berarti ada usaha untuk menjadi guru agama, mau tidak mau ia harus menempuh pendidikan tinggi jurusan pendidikan agama, selama ia belajar di perguruan tinggi tentu diberikan ilmu-ilmu kependidikan terutama pendidikan agama, sehingga sedikit tidaknya ia mempunyai kompetensi di bidang pendidikan agama
dan
mau
menerapkannya
dalam
pembelajaran.
Sehingga,
dibandingkan dengan mata pelajaran agama diampu oleh guru lain bidang, maka upaya pemerintah ini dapat meningkatkan atau memperbaiki mutu pendidikan, namun kembali lagi pada baik tidaknya pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
22
23