A.
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA KABUPATEN SUMENEP
Pendidikan
Jumlah sekolah di Kabupaten Sumenep 1.205 unit, terdiri dari sekolah TK negeri, TK Swasta, SD Negeri, SD Swasta, SMP Negeri, SMP Swasta, SMA Negeri, SMA Swasta, SMK Negeri, dan SMK Swasta. Rasio murid terhadap sekolah tertinggi pada tingkat SMK Negeri mencapai 1.023, artinya rata-rata rata -rata SMK Negeri di Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 menampung sekitar 1.023 siswa. Angka partisipasi sekolah perlu adanya perencanaan agar terjaga rasio ideal antara murid dan jumlah sekolah. Jumlah Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah di Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 berturut-turut adalah 1.170 unit, 550 unit, 310 unit, dan 141 unit dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 25.318 orang. Jumlah Universitas/Perguruan Tinggi di Kabupaten Sumenep sebanyak 4 unit. Dengan 10 jumlah jurusan di Universitas Wiraraja, 6 jumlah jurusan di STKIP PGRI, 6 jumlah jurusan di IDIA Pragaan, dan 6 jumlah jurusan di STIK Annuqoyah. Kultur
Kabupaten Sumenep merupakan Kabupaten yang paling besar penduduknya sekitar 1.072.113 jiwa. Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang khas di Madura. Termasuk juga di Jawa Timur dengan budaya keraton yang dibangun oleh Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana dan Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) beserta keturunannya yakni Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat dan Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden Ario Notonegoro). Agama
Agama yang dianut oleh penduduk Kabupaten Sumenep beragam. Menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk tahun 2010, penganut Islam berjumlah 1.033.854 jiwa (98,11%), Kristen berjumlah 685 jiwa (0,33%), Katolik berjumlah 478 jiwa (0,27%), Buddha berjumlah 118 jiwa (0,03%), Hindu berjumlah 8 jiwa (0,01%), Kong Hu Cu berjumlah 5 jiwa (0,002%). Jumlah pernikahan di Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 sebanyak 8.885 pasangan. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah talak sebanyak 391 pasangan, jumlah cerai sebanyak 554 pasangan, dan jumlah rujuk sebanyak 1 (satu) pasangan. Penyebab perceraian di Kabupaten Sumenep yang paling dominan adalah karena faktor ekonomi sebanyak 339 pasangan. Pariwisata
Obyek wisata di Kabupaten Sumenep, antara lain Makam Raja Asta Tinggi (Kecamatan Kota Sumenep), Museum Kranton (Kecamatan Kota Sumenep), Pantai Lombang (Kecamatan Batang Batang), Pantai Slopeng (Kecamatan Dasuk), Kuburan Syek Yusup (Kecamatan Talango), dan Asta Panaongan (Kecamatan Pasongsongan). Pengunjung obyek wisata pada tahun 2014 kebanyakan adalah wisatawan domestik sebanyak 544.623 pengunjung Jika dilihat dari beberapa komponen tersebut, jika dihubungkan dalam konsep local wisdom maka masyarakat Kabupaten Sumenep masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi maupun kearifan lokal yang sudah ada sejak turun temurun. Dibuktikan dengan adanya kearton yang masih terjaga dan dilestarikan sehingga hingga saat ini masih digunakan sebagai objek wisata religi bagi masyarakat lokal maupun masyarakat
luar. Masyarakat Kabupaten Sumenep masih memegang teguh kearifan lokal yang telah ada dan mampu mengkombinasikannya dengan kebutuhan modern. Misalnya untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah, meskipun sekarang jaman semakin berkembang dan memiliki tempat wisata yang modern, mereka masih menggunakan dan memanfaatkan kearifan lokal sebagai pelapis untuk melestarikan kebudayaannya. Disisi lain, kualitas sumber daya manusia di Kabupaten sumenep jika berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia masih memimpin dibandingkan dengan kabupaten – kabupaten lainnya di wilayah Madura. Namun ada catatan bahwa meskipun indeks pembangunan manusianya cukup baik, pendapatan daerah Kabupaten Sumenep dan Kabupaten lain di wilayah Madura masih tergolong rendah dibandingkan kabupaten – kabupaten lain di Jawa Timur. B.
KEHIDUPAN SOSIAL KABUPATEN BANGKALAN
Pendidikan
Pada tahun 2015, fasilitas pendidikan di Kabupaten Bangkalan terdiri SD Negeri, SD Swasta, MI Negeri, MI swasta, SMP Negeri, SMP Swasta, MTs Negeri, MTs Swasta, SMAN/SMKN, SMAS/SMKS, MA Negeri dan MA Swasta. Kemajuan perkembangan pendidikan di daerah dipengaruhi juga dengan kuantitas guru dan sekolah baik di tingkat SD, SMP, dan SMA. Di Kabupaten Bangkalan tahun 2015 ini masing-masing tingkatan untuk jumlah sekolah dan guru berturut-turut di tingkat SD ada 840 sekolah dan 7.811 guru. Di tingkat SMTP ada 338 sekolah dan 5.104 guru. Sedangkan di tingkat SMTA terdapat 174 sekolah dan 2.743 guru. Perbandingan jumlah guru yang ada dengan jumlah anak didik digambarkan dalam bentuk rasio Murid terhadap guru. Rasio murid dan guru yang terbesar adalah pada SD negeri, yaitu sebesar 17,69, artinya setiap 18 murid didampingi oleh seorang guru. Untuk tingkat pendidikan dasar rasio yang paling kecil adalah MI Swasta sebesar 11,70. Untuk tingkat SLTP, Rasio yang paling redah adalah MTs s wasta yaitu sebesar 7,10.
Untuk tingkat SLTA, rasio yang paling baik adalah MA Swasta dimana setiap 7 orang siswa didampingi oleh seorang guru. Kesehatan
Hampir semua sarana kesehatan di Kabupaten Bangkalan telah tersedia, walaupun dengan jumlah yang bervariasi. Rumah Sakit Umum pada tahun 2015 telah mampu menyediakan 193 tempat tidur untuk pasien rawat inap. Jumlah ini masih ditunjang oleh Puskesmas-puskesmas yang juga telah menyediakan fasilitas rawat inap. Tersedia 22 unit puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bangkalan. Di samping itu masyarakat Bangkalan yang membutuhkan pelayanan kesehatan masih bisa memanfaatkan pelayanan dari Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Dokter Swasta, dan juga selain melayani program KB, Polindes dan Bidan Praktek Swasta juga bisa memberikan pelayanan kesehatan lainnya. Pelaksanaan Program KB, dari tahun ke tahun dapat dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat dalam mengikuti program KB.
Berdasarkan komponen diatas, sebenarnya sudah dapat dilihat bahwa sumber daya manusia di Kabupaten Bangkalan cukup baik. Namun pembangunan manusia di kabupaten Bangkalan masih tergolong rendah.