9
Tugas Akhir Dasar-Dasar Ilmu Politik
Kebijakan-Kebijakan Yang Dilakukan Oleh Chiang Kai-shek (20 Mei 1948 – 21 Januari 1949) dan Mao Zedong (27 September 1954 - 27 April 1959) di Tiongkok
Nama: Daniel Walman Hutasoit
NPM : 170210150070
Kelas: Ilmu Hubungan Internasional B
Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
2015
Tiongkok adalah salah satu perdaban tertua di dunia. Wilayah yang sangat luas, memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia, dan tidak kalahnya dapat menyamai Ekonomi Global dengan negara-negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Rusia, dan lain-lain. Sejauh ini Tiongkok dapat dikatakan sebagai negara yang memiliki andil besar dalam urusan perpolitkan dunia, ekonomi, teknologi dan bahkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di dunia. Tiongkok pertama kali didirikan oleh seorang Dinasti Xia, yang telah berlangsung hampir selama 500 tahun antara abad ke-21 dan ke-16 sebelum masehi (Prasejarah, 2014). Tiongkok juga menjadi peradaban yang sangat terkenal di dunia dan bahkan banyak turis manca negara mengunjungi beberapa tempat wisata di Tiongkok
Banyak orang berpendapat bahwa banyaknya penduduk dan kualitas sumber daya manusia memadai yang membuat Tiongkok dapat menjadi sebuah negara maju. Seperti yang telah dikatakan lewat buku Benedict Anderson yang berjudul Imagine Community Beliau mengatakan bahwa state is an imagine community (Anderson, 1893) Negara adalah hanya sebuah wadah atau tempat akan tetapi yang dapat melakukan negaranya agar menjadi sebuah negara yang maju dan terkenal adalah rakyatnya sendiri. Namun, apakah Indonesia tidak dapat menjadi negara yang maju seperti Tiongkok atau Cina, termasuk sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi setelah cina, India, dan Amerika Serikat? Indonesia pun adalah negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi. Bahkan Indonesia dilengkapi dengan sumber daya alam yang sangat melimpah tetapi mungkin kualitas sumber daya manusianya yang belum memadai atau cara kepemimpinan pemimpinnya yang belum tepat. Tetapi kenyataannya, Indonesia sangat jauh tertinggal di belakang Tiongkok. Menurut sistem ekonomi negara Tiongkok atau Cina yang menyebabkan negara tersebut maju karena mereka menerapkan sistem Ekonomi pasar sosialis merupakan suatu pasar ekonomi dimana kepemilikan publik merupakan arus utama.(Fajriyani, 2015).
Sehingga, Apa yang menjadi penyebab Tiongkok atau Cina dapat menjadi sebuah negara maju di dunia?. Sudah jelas diketahui, bahwa yang membuat negara itu maju adalah manusianya sedangkan negara hanya sebagai tempat atau wadah manusia untuk melakukan aktivitas. Negara dapat menjadi maju, tentu tidak lepas dari peran para pemimpin negaranya sebab manusia memajukan atau membangkitkan sebuah negara dari konsep pemimpinnya. Berkaitan dengan negara Tiongkok, saya yakin bahwa yang menyebabkan negara Tiongkok dapat menjadi negara maju adalah penduduk itu sendiri, terlebih pemimpinnya. Sebagai contoh pemimpin yang paling memajukan negara Tiongkok ialah Chiang Kai-shek dan Mao Zedong.
Cina atau Tiongkok adalah negara yang luasnya 9.596.961 juta km2 atau bisa dikatakan negara terluas keempat setelah Russia, Kanada, dan Amerika Serikat (Dickson, 2013). Dengan diberikan wilayah yang luas, sumber daya alam yang sangat melimpah, adanya sumber daya manusia yang sangat berkapasitas, dan memiliki wilayah yang sangat strategis, Negara ini sekarang dapat menjadi negara termaju di Benua Asia bahkan hingga ke dunia. Negara Asia Tenggara khususnya Negara Indonesia masih memulai mengikuti cara hidup atau pandang Tiongkok, banyak berorientasi kepada kehidupan mereka, dan mengadopsi sistem-sistem politik atau pemerintahan milik Negara Tiongkok.
Dengan perspektif tersebut sejalan yang telah dicantumkan dalam tulisan ini, Rakyat Tiongkok sendiri yang melakukan negara mereka menjadi negara maju sampai sekarang dengan melakukan berbagai hal. Terlepas dari itu semua tidak lupa juga dengan seorang pemimpin Tiongkok Chiang Kai-shek yang membuat negara Tiongkok menjadi negara makmur dan maju. Chiang Kai-Shek adalah seorang pemimpin politik dan militer Tiongkok atau China pada abad ke 20, dalam bahasa mandarin Dia dikenal sebagai Jiang Jieshi atau Jiang Zhongzheng (Bastian, 2014).
Chiang Kai-shek adalah seorang Komandan atau Pemimpin Akademi Militer Whampoa yang dibawah naungan partai Kuomintang dan setelah itu Dia menggantikan Sun menjadi pemimpin KMT ketika SUN meninggal pada tahun 1925. Di tahun 1926, Chiang Kai-shek memimpin Ekspedisi Utara dalam misi penyatuan negara dan menjadi pemimpin yang sangat penting atau disegani di Tiongkok. Chiang memiliki posisi sebagai Ketua Dewan Militer Nasional pada masa Pemerintahan Nasionalis Republik Tiongkok atau yang disebut RC pada tahun 1928-1948. Chiang memimpin negara China atau Tiongkok dalam perang Cina-Jepang kedua. Pada saat tersebut kekuasaan pemerintahan sungguh sangat melemah, akan tetapi Chiang Kai-shek pada masa itu mulai terkenal. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Chiang Kai-shek yang paling terkenal yaitu Dia mempromosikan budaya tradisional Tionghoa melalui Gerakan Hidup Baru dan menolak demokrasi barat, menolak sosialisme demokratis nasionalis yang didukung oleh Sun Yat Sen dan beberapa anggota menuju terbentuknya pemerintahan otoriter nasionalis (Fyustiazari, 2014)
Chiang Kai-shek adalah tokoh terpenting Tiongkok dalam perkembangan pemerintahan di negara China. Kebijakan ini memberi pengaruh terhadap negara-negara lain dalam permasalahannya. Chiang Kai-shek sadar atas salah satu rintangan yang sangat besar dalam memajukan suatu negara adalah rakyatnya dan para pencuri yang ingin mengambil negara China. Dia juga dapat memberantas masalah perekonomian Cina. Chiang Kai-shek juga terlibat dalam Revolusi Tiongkok Pertama 1925-1927 adalah sebuah revolusi proletarian yang sangat sadis. Tetapi revolusi tersebut mati sebelum waktunya karena kebijakan-kebijakan yang dilakukan keliru yang disuruh oleh Stalin dan Bukharin, yang menempatkan kelas-kelas pekerja Tiongkok di bawah demokratis pimpinan Chiang Kai-shek. Pada masa itu tejadi pemisahan antara Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang bergabung ke partai Kuomintang (KMT). Pada masa itu juga Stalin mengundang Chiang Kai-shek untuk menjadi anggota Komite Eksekutif Komunis Internasional (Komintern) (Woods, 2015)
Selama masa jabatan Chiang Kai-shek, Tiongkok mengalami kemajuan yang sudah mulai cepat hingga pada masa sekarang. Perekonomian yang sangat terus meningkat, sistem pemerintahan dan keamanan yang sangat ketat, Teknologi yang sangat maju, Jumlah penduduk yang sangat banyak dan bahkan Sumber daya alam yang melimpah. Tetapi, biarpun kelihatan Pemerintahan Tiongkok pada masa sekarang sangat dirasakan keuntungan bagi mereka karena hanya tinggal meneruskan apa yang telah terjadi dilakukan oleh Chiang Kai-shek di masa lalu sangat dibutuhkan perhatian sejalan berjalannnya waktu perlu diperhatikan bahwa seiring berjalannya waktu, Tiongkok juga telah melakukan berbagai perbaikan dan perubahan ini yang dilakukan oleh salah satu pemipin Tiongkok yaitu Mao Zedong. Apa sajakah perbedaan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh Mao Zedong? Maka berikut pembahasannya.
Mao zedong atau yang sering disebut sebagai Mao Tse Tung adalah seorang tokoh politikus Cina yang sangat disegani oleh masyarakat cina bahkan masyarakat luar Cina. Dia adalah salah satu yang sangat ditakuti oleh para tokoh yang sangat penting di dunia karena kekejamannya. Menurut para ahli kekejamannnya mungkin melebihi dari kekejaman Adolf Hitler sebagai tokoh yang paling kejam di Jerman. Kebijakan Mao Zedong yang sangat disegani adalah karena Dia dapat membuat perubahan yang lebih maju di negara Cina. Seperti diketahui, Mao Zedong yang memimpin partai komunis ke puncak kekuasaan Cina, dan dalam jangka masa 27 tahun sesudah memegang kendali pimpinan, perubahan-perubahan menakjubkan dan berjangka jauh terjadi dalam sejarah suatu bangsa yang begitu besar jumlahnya (Bastian, Macan Asia, 2014)
Kebijakan Mao Zedong yang sangat disegani adalah dalam bidang politik, sebab di dalam kebijakan politiknya ada dua jenis konflik yaitu konflik antagonis dan non antagonis. Mao Zedong berpendapat bahwa konflik antagonis dapat diselesaikan dengan pertemuan-pertemuan dan konflik non antagonis dapat diselesaikan dengan cara diskusi. Mao Zedong juga memberi pendapat bahwa konflik kaum kapitalis dan para pekerja dan juga buruh ialah hanya berupa konflik antagonis sedangkan konflik antara partai dan Rakyat Cina adalah konflik non antagonis. Di tahun 1956 Dia memperkenalkan suatu kebijakan politik yang baru karena ada orang yang memiliki kepintaran dapat memberikan pendapat sendiri sebagai kompromis terhadap partai-partai yang ingin mengancam atas keinginan untuk menghindari penindasan yang sangat kejam. Sebab menurutnya tidak semua manusia memiliki pikiran atau cara pandang yang sama, maka di saat itu pikiran mereka berbeda-beda untuk melakukan kompetisi demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Namun, faktanya kebijakan yang telah dilakukan oleh Mao Zedong tersebut pun gagal karena kaum cendikiawan mereka tidak merasa puas dan mengeluarkan berbagai komentar yang tidak Dia duga. Dia telah berpendapat bahwa Mao Zedong telah dihianati oleh mereka dan ingin mengeluarkan rasa balas dendam mereka. Pada masa itu kurang lebih 700 ribuan kaum cendikiawan menjadi pekerja paksa di pedesaan. Menurut yang dikatakan oleh Almond, "It is much easier for government to function when citizens believe in the legitimacy of the system, virtually all governments, even the most brutal and coercive, try to encourage people to believe that they should obey the law" (Almond, 1963). Mereka menduga bahwa yang dilakukan oleh Mao Zedong itu hanya untuk kepentingannya sendiri.
Bukan hanya itu saja kebijakan yang dilakukan oleh Mao Zedong. Kebijakan yang juga dilakukan oleh Mao Zedong adalah Mao terkenal karena keberaniannya untuk tampil berbeda dari paham Marxisme Uni Soviet yang dipimpin oleh Lenin dan kemudian Stalin (Pangaribuan, 2014). Karena Marxisme Uni soviet melihat pandangan Marx. Bahasa tidak pernah lari dengan konsep karena mereka sejalan. Oleh sebabnya Mao Zedong keluar dari paham tersebut dan dia sadar atas Konsep Marxisme yang telah dibuat oleh Lenin dan Stalin tidak sesuai dengan keadaan Masyarakat Cina pada masa tersebut. Akan tetapi dengan ini semua usaha-usaha yang dilakukan oleh Dia dalam menyampaikan Marxisme dalam masyarakat Cina, dan Dia pun berhasil memimpin negara Cina pada masa itu.
Romo Franz, dalam bukunya mengatakan bahwa "Sebuah hubungan dengan cara sistem epistemologis yang telah dipelopori Mao Zedong, maka Mao mencoba untuk memperkenal sebuah sistem pemerintahan negara yang cocok" (Franz, 1989)Mao telah sadar bahwa ilmu pengetahuan tidak dari teori dan praktik karena teori itu berasal dari kondisi-kondisi praktik untuk membentuk sebuah teori. Maka Mao sering menjadi seorang pemikir yang pragmatisme. Pemikiran yang dilakukan oleh Mao Zedong yang berasal dari ideologi-ideologi Karl Marx menjadi senjata yang paling ampuh untuk memimpin negara Cina sebaga negara komunisme. Dari cara kepemimpinan Mao Zedong banyak kita ketahui bahwa dia sudah memberikan suatu pemahaman akan pemikiran-pemikiran seorang Raja belum sepenuhnya benar. Namun Kenapa Mao Zedong gagal menjalankan Pemerintahannya? Kegagalan yang telah Dia jalani terdapat pada kesetiannya dalam melakukan ideologi-ideologi Dia. Pengaruhnya dalam Ideologi yang telah ada sebelum-belumnya menjadi tidak berguna bagi Dia sendiri karena Dia telah gagal berkeinginan untuk menjadi seorang penguasa. Dalam konsep-konsep Marxisme, inilah yang membuat Mao Zedong menjadi seseorang yang mengahapuskan paham komunis.
Pada umumnya baik Chiang Kai-Shek maupun Mao Zedong, mereka mempunyai gaya dan pengaruh kepemimpinan masing-masing, akan tetapi tujuan mereka hanya satu yaitu untuk memajukan negara Cina atau Tiongkok. Chiang Kai-shek lebih menekankan kepada budaya tradisional Tionghoa melalui Gerakan Hidup Baru dan menolak demokrasi barat serta sosialisme demokratis nasionalis dan Mao Zedong lebih menekankan pada paham-pahamnya dalam menyelesaikan konflik-konflik di Cina, seperti menuntaskan masalah antagonis dan non antagonis. Akan tetapi perpaduan dari cara kepemimpinan sangat luar biasa diketahui, tentu dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh mereka memberikan dampak kepada msyarakat mereka yang dapat kita lihat dari negara Cina sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Almond, G. (1963). The Civic Culture. Princeton University Press.
Anderson, B. (1893). Imagine Comunity.
Bastian, R. (2014). Chiang Kai-shek. In Macan Asia (p. 147). Jakarta Selatan: Saufa. Retrieved Desember 11, 2015
Bastian, R. (2014). Macan Asia. Jakarta Selatan, Jakarta, Indonesia: Saufa. Retrieved Desember 15, 2015
Dickson. (2013, Desember 24). Retrieved Desember 11, 2015, from 10 Negara terbesar di Dunia: googleweblight.com/?lite_url=http://ilmupengetahuanumum.com/10-negara-terbesar-di-dunia-menurut-luas-wilayahnya/&ei=VxSOtED4&lc=en-ID&s=1&m=507&ts=1449827904&sig=ALL1Aj7JOPGKAg44SQWUJ4LgH_fMurCu0g
Fajriyani, A. F. (2015, Oktober 14). Retrieved Desember 03, 2015, from SISTEM PEREKONOMIAN CHINA SAAT INI: http://arsyfirsty.web.unej.ac.id/2015/10/14/sistem-pemerintahan-china-saat-ini/
Franz, R. (1989). Marxisme. Jakarta.
Fyustiazari. (2014, December 23). Analisis Perubahan Kebijakan Cina dalam Upaya Reunifikasi Cina-Taiwan. Retrieved Desember 12, 2015
Pangaribuan, R. (2014). Belajar dari Kepemimpinan Mao Zedong. Retrieved Desember 15, 2015, from http://www.kompasiana.com/bataknarintik/belajar-dari-kepemimpinan-mao-zedong_54f5f644a3331179078b45d7
Prasejarah. (2014, September 15). Retrieved Desember 03, 2015, from 10 dinasti yang pernah memerintah China: http://www.sejarah-negara.com/2014/09/10-dinasti-yang-pernah-memerintah-china.html
Woods, A. (2015, Februari 4). Retrieved from Revolusi Tiongkok 1949 (Bagian Pertama): http://www.marxist.com/revolusi-tiongkok-1949-1.htm