Sabtu, 02 November 2013 TEORI - TEORI KEBENARAN ILMIAH Oleh : Syahri Ramadhan, S.Psi PENDAHLAN Manusi Manusiaa adalah adalah jenis jenis makhlu makhluk k yang yang memili memiliki ki potens potensii luar luar biasa biasa dari dari bekal bekal akal yang ada padanya. Dengan akal manusia secara terus menerus menjalani kehidupan secara dinamis, terutama perkembangan mental atau psikis. Akal menunjukkan perubahan positi !perkembangan cara berpikir" seiring pertumbuhan usia manusia. #apasitas berpikir akan semakin kompleks ketika manusia hidup dan tumbuh di kehidupannya. Seorang balita berpikir tentang sebuah pohon, tentu tidak sama dengan seorang de$asa yang berpikir tentang pohon. %nilah potensi akal manusia yang secara kontinu berpikir terus menerus mencari kebenaran. #ebenaran yang bisa mereka terima secara logis dan empiris atau kebenaran ilmiah. Maka perlu kita menyimak sejarah perkembangan manusia dalam mencari kebenaran yang akan kami bahas dalam makalah ini. Makalah ini membicarakan tentang teori&teori kebenaran ilmiah atau ilmu atau dalam makalah ini kadang kadang kami sebut sebut kebenar kebenaran. an. Akan Akan dijela dijelaska skan n tentan tentang g deini deinisi si kebenar kebenaran, an, teori& teori&teo teori ri kebenaran dalam bidang pengetahuan ilmiah yang terjadi sepanjang sejarah pemikiran manusia, dan siat&siat kebenaran. 'erakhir pembahasan ini kami menyertakan e(aluasi terhadap teori&teori kebanaran yang ada. Sebagai upaya mengkritisi pemikiran yang sudah ada tentang kebenaran dan memunculkan gagasan&gagasan baru yang diharapkan bisa dikembangkan di masa yang akan datang.
RAN! LIN!KP PEMBAHASAN Makalah ini membahas tentang apa itu kebenaran, bagaimana teori&teori kebenaran sepanjang sejarah pemikiran manusia, dan siat&siat kebenaran. ARTI KEBENARAN )enar adalah sesuatu yang apa adanya atau sesuai kenyataan yang ada, sebuah akta tentang realita berdasarkan data&data yang ada. Sedangkan *kebenaran+ dapat digunakan sebagai suatu
kata benda yang kongkret maupun abstrak !amami dalam 'im Dosen -ilsaat %lmu /M, 0121 : 234". 5ebih 5ebih lanjut lanjut amami amami mengat mengatakan akan bah$a bah$a setiap setiap subjek subjek yang memili memiliki ki penget pengetahua ahuan n akan akan memiliki persepsi dan pengertian yang berbeda&beda satu dengan lainnya tentang kebenaran, karena kebenaran tidak bisa dilepaskan dari makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement !propo !proposis sisi". i". Senada Senada dengan dengan amami amami,, 5ouis 5ouis #attso #attso !2667 !2667 : 289" mengat mengataka akan n *kebenaran+ *kebenaran+ menunjukkan menunjukkan bah$a makna sebuah pernyataan !proposisi !proposisi"" sunggung&sun sunggung&sungguh gguh merupak merupakan an halnya, halnya, bila bila propos proposisi isi bukan bukan merupak merupakan an halnya, halnya, maka maka kita kita mengat mengatakan akan bah$a bah$a proposisi itu sesat atau bila proposisi itu mengandung kontradiksi !bertentangan" maka kita dapat mengatakan bah$a proposisi propo sisi itu mustahil. Artinya Artinya kebenaran berkaitan erat dengan kualitas, ku alitas, siat atau karakteristik, hubungan, dan nilai kebenaran itu sendiri. )erikut penjelasan amami tentang kaitan kebenaran dengan beberapa hal di atas. Pertama, kebenaran kebenaran berkaitan berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya Artinya kebenaran kebenaran itu dipengaruhi oleh jenis pengetahuan yang dimiliki dimiliki oleh subjek. subjek. ika subjek memiliki pengetahuan pengetahuan biasa atau common sense knowledge, knowledge, maka pengetahuan seperti ini akan menghasilkan kebenaran yang bersiat subjekti, sangat tergantung pada subjek yang melihat. Selanjutnya jika subjek memiliki pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang sudah memiliki objek yang khas atau spesiik dengan pendekatan metodologis yang khas pula, yaitu adanya kesepakatan diantara ahli yang ada. Maka kebenaran dalam konteks ini bersiat relati, yaitu akan selalu mendapatkan re(isi atau perubahan jika ditemukan kebanaran yang baru pada penelitian&penelitian yang akhir dan mendapat persetujuan !agreement !agreement " dari kon(ensi ilmuan sejenis. #emudian jenis pengetahuan pengetahuan ilsaati, yaitu melalui pendekatan ilsaati, yang siatnya mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis, dan spekulati. #ebenaran pengetahuan ini bersiat absolut&in absolut&intersu tersubjekti bjekti. . Artinya Artinya kebenaran kebenaran ini merupakan merupakan pendapat yang selalu selalu melekat melekat pada pandangan seorang ilsaat itu dan selalu mendapat pembenaran dari ilsu kemudian yang menggunakan metodologi pemikiran sama. enis pengetahuan pengetahuan yang terakhir adalah kebenaran kebenaran pengetahuan pengetahuan yang terkandung terkandung dalam agama, yang memiliki siat dogmatis, dogmatis, artinya artinya kebenaran kebenaran dalam agama sudah tertentu tertentu dan sesuai sesuai ajaran ajaran agama agama terten tertentu, tu, kemudia kemudian n di yakini yakini sesuai sesuai dengan dengan keyaki keyakinan nan subjek subjek untuk untuk memaham memahaminy inya. a. #ebe #ebena nara ran n makn maknaa kand kandun unga gan n kita kitab b suci suci berk berkem emba bang ng seca secara ra dina dinam mis sesu sesuai ai deng dengan an perkembangan $aktu, akan tetapi kandungan maksud ayat kitab suci tidak dapat dirubah dan siatnya absolut. Kedua, kebanaran dikaitkan dengan siat atau karakteristik tentang cara atau metode apa yang digu diguna naka kan n subj subjek ek dala dalam m memb memban angu gun n peng penget etah ahua uann nnya ya itu. itu. Apaka pakah h ia memb memban angu gun n pengetahuannya dengan penginderaan atau sense experience, experience, akal akal pikir pikir,, ratio, ratio, intuis intuisi, i, atau atau keyakinan. Dimana cara atau metode yang digunakan subjek akan mempengaruhi karakteristik kebenaran, sehingga harus dibuktikan juga dengan metode atau cara yang sama. Misalnya, jika subjek subjek memperoleh kebenaran kebenaran melalui sense melalui sense experiense, experiense, maka harus dibuktikan juga dengan sense experience, experience, bukan dengan cara yang berbeda, begitu pula dengan yang lainnya. Ketiga, nilai kebenaran dikaitkan dengan ketergantungan terjadinya pengetahuan itu. Artinya kebenar kebenaran an ini berkai berkaitan tan dengan dengan relasi relasi antara antara subjek subjek dan objek. objek. Manakal Manakalaa subjek subjek memili memiliki ki dominasi yang tinggi dalam membangun suatu kebenaran. Maka kebenaran itu akan bersiat subjekti, subjekti, artinya nilai kebenaran yang terkandung di dalam pengetahuan pengetahuan itu sangat bergantung bergantung pada subjek yang memiliki pengetahuan itu. Atau sebaliknya, jika objek lebih berperan maka siat pengetahuannya objekti, seperti ilmu alam.
Seba Sebagai gai pelen pelengka gkap p bahas bahasan an ini, ini, beri berikut kut kami kami kemuka kemukakan kan tiga tiga pena penas sir iran an utam utamaa tent tentan ang g kebenaran menurut Sahakian dan Sahakian !2677 : 03" adalah sebagai berikut : 2. #ebanaran sebagai sesuatu yang mutlak !absolut" 0. #ebenaran sebagai subjekti(itas atau pendapat pribadi 3. #ebenaran sebagai sesuatu yang mustahil dan sulit untuk di jangkau Penasiran Penasiran utama tentang tentang kebenaran kebenaran menurut menurut Sahakian Sahakian dan Sahakian merupakan merupakan polemik polemik yang belum terselesaikan ketika seorang ilsu membicarakan kebenaran. k ebenaran. Apakah ada kebenaran yang bersiat mutlak atau absolut; )uktinya ilmu pengetahuan terus berkembang dan mempengaruhi sudu sudutt panda pandang ng manu manusi siaa tent tentan ang g keben kebenar aran an.. Atau tau jang jangan an&j &jan anga gan n keben kebenar aran an itu itu hany hanyal alah ah subjekti(itas seseorang atau kelompok; )ahkan jangan&jangan kebenaran merupakan hal yang sulit dan mustahil untuk di jangkau. TEORI-TEORI KEBENARAN Pada bagian ini akan kami bahas tentang teori&teori kebenaran sepanjang sejarah pemikiran manusia. Perbincangan mengenai kebenaran sudah dimulai sejak Plato melalui metode dialog, kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles. Menurut seorang ilsu aspers sebagaimana dikutip oleh ammersa bah$a sebenarnya para pemikir sekarang hanya melengkapi dan menyempurnakan ilsaat Plato dan ilsaat Aristoteles !amami dalam 'im Dosen -ilsaat %lmu /M, 0121 : 239". al ini tentu berdasarkan berdasarkan argumentasi argumentasi yang kuat berdasarkan berdasarkan pemikiran pemikiran yang mendalam, mendalam, yang yang berl berlan andas daska kan n pada pada data data&d &dat ataa seja sejara rah h yang yang ada. ada. Plat Plato o dian diangga ggap p sebag sebagai ai ils ilsu u yang yang membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori pengetahuan yang a$al. Dari pemikiran Plato kemudian muncul teori&teori pengetahuan baik sebagai kritik atau sebagai atas teori yang sudah dibangun Plato. support atas )erikut ini adalah penjelasan mengenai teori&teori kebenaran yang kami coba rangkum dari beberapa sumber ilmiah : 2. 'eori 'eori kebenaran korespondensi #ebenaran menurut persekti teori korespondensi adalah pernyataan dikatakan benar jika sesuai sesuai dengan kenyataan kenyataan atau akta yang ada. /eorge /eorge <. Moore !dalam Sahakian Sahakian dan Sahakian, Sahakian, 2677 : 0=" mengatakan kebenaran sebagai *truth *truth as the correspondence of ideas to reality+, reality+, yaitu kebenaran adalah kesesuaian antara ide atau gagasan&gagasan dengan realita. Sebaliknya, jika pernyataan bertentangan dengan kenyataan atau akta yang ada, maka pernyataan tersebut dianggap sebagai penyataan yang *sesat+. Misalnya, ada pernyataan yang mengatakan )ang Rhoma adalah seorang penyanyi dangdut. #alau pernyataan tersebut bersesuaian dengan akta yang ada di kenyataan yang sebenarnya maka itu dianggap sebagai *kebenaran+. ika ternyata )ang Rhoma bukan seorang penyanyi dangdut, melainkan seorang Presiden. Maka pernyataan tersebut dianggap sebagai bukan *kebenaran+. Makna *sesuai+ !correspond !correspond " dalam teori ini masih menimbulkan pertanyaan&pertanyaan yang mengarah pada kritik terhadap teori kebenaran korespondensi. #alau kebenaran selalu diukur dengan akta&akta yang ada, bagaimana dengan ide&ide yang bersiat keji$aan, apakah ada akta akta yang yang bersi bersiat at keji$a keji$aan. an. 5alu 5alu bagaim bagaimana ana membukt membuktika ikan n hubungan hubungan antara antara ide&id ide&idee tersebut, padahal ide&ide tersebut bersiat abstrak, sulit untuk dibuktikan dengan indera manusia. Misalnya, Pak Soleh dikatakan sebagai seorang yang soleh, kalau pernyataan ini kemudian dibuktikan kebenarannya dengan makna sesuai atau korespondensi, maka tentu subjek akan melihat melihat pada perilaku&per perilaku&perilaku ilaku beragama yang tampak pada Pak Soleh. Pertanyaannya, Pertanyaannya, apakah *kesol *kesoleha ehan+ n+ Pak Soleh Soleh bisa bisa sepenu sepenuhnya hnya diukur diukur dengan dengan obser( obser(asi asi;, ;, bukankah bukankah kesole kesolehan han di dominasi oleh aspek keji$aan Pak Soleh;.
Pertanyaan&pertanyaan di atas adalah kelemahan&kelemahan para realisme atau paham yang bertolak dari kenyatan&kenyataan. #arena kebenaran korespondensi dianut oleh para realisme !#attso, 2667 : 29=". 0. 'eori kebenaran koherensi )erkebalikan dengan paham korespondensi, paham koherensi dianut oleh para pendukung idealisme. )anyak kita dalam kehidupan sehari&hari menggunakan paham ini. %ntinya menurut paham ini *kebenaran+ adalah jika pernyataan sebjek saling berhubungan dengan pernyataan subjek yang lainnya atau jika makna yang dikandungnya saling berhubungan dengan pengalaman kita !#attso, 2667 : 292". Misalnya, *)ang Rhoma adalah penyanyi dangdut+, pernyataan ini akan dianggap benar jika akta lain mendukung pernyataan ini. 'etapi, pernyataan ini akan dianggap *sesat+ apabila akta&akta lain yang telah ada tidak mendukung pernyataan ini atau mengandung kontradiksi. #ritik terhadap paham ini saya sajikan dalam sebuah kasus. Di dalam penegakkan hukum di pengadilan terhadap kasus pembunuhan yang dilakukan Si A terhadap Si ). ntuk membuktikan pembunuhan ini benar atau tidak, kemudian pengadilan mendatangkan beberapa saksi, yaitu Si >, Si D, dan Si <. Si > dan Si D cenderung membela Si A, mungkin karena sebagai teman, keluarga, atau karena sebab lain. Sehingga Si > dan Si D memeberikan kesaksian yang sama !koheren" atau saling berhubungan yang menyebabkan keringanan terhadap Si A. Sedangkan Si < memberikan kesaksian berbeda yang memberatkan Si A, Si < menjelaskan secara jujur akta&akta pembunuhan yang dia lihat. Setelah persidangan selesai, hakim menyatakan bah$a Si A tidak bersalah dan di bebaskan. Dari contoh kasus di atas disimpulkan bah$a paham koherensi akan selalu berpihak pada pernyataan&pernyataan yang dianggap koheren, $alaupun terkadang pernyataan tersebut bukan akta yang sesungguhnya. #emudian paham koherensi cenderung mengabaikan pernyataan lain yang dianggap tidak koheren, $alaupun sesungguhnya pernyataan itu adalah akta yang sesunggunya. 3. 'eori kebenaran pragmatis 'eori kebenaran pragmatisme adalah paham tentang kebenaran yang diukur dari kegunaannya dalam kehidupan manusia. )agi seorang pragmatis kebenaran tentang suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersiat ungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia !Suriasumantri, 0121 : 49&46". Dapat dipahami bah$a kebenaran dalam pandangan pragmatisme adalah sebatas kegunaan praktis dalam kehidupan. Apabila suatu proposisi memiliki kegunaan praktis maka akan dipandang sebagai suatu kebenaran. Sebaliknya, apabila proposisi tidak memiliki kegunaan praktis maka tidak dipandang sebagai suatu kebenaran, $alaupun ada kemungkinan sesuatu yang tidak bersiat ungsional tersebut adalah kebenaran yang sesungguhnya. #ebenaran dalam pandangan pragmatisme akan memba$a kebenaran pada masa kadaluarsa !expired ". Artinya ada masanya kebenaran yang sudah dianggap suatu kebenaran akan dibuang, karena tidak lagi bersiat ungsional. #ebanaran dalam pandangan pragmatis juga tidak leksibel bagi semua konteks, karena apabila kebenaran diukur dari segi ungsionalnya, maka bagaimana kebenaran akan berguna bagi konteks lain yang secara hakikat memiliki perbedaan signiikan dengan konteks yang lainnya. =. #ebanaran menurut paham&paham empiris
Deinisi&deinisi kebenaran menurut paham&paham empiris berdasarkan atas berbagai segi pengalaman, dan biasanya merujuk pada pengalaman indera$i seseorang. Paham tersebut memandang proposisi bersiat meramalkan ! predictive", atau hipotesis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya hipotesa !#attso, 2667 : 297". Deinisi di atas mengantarkan kita pada suatu pemahaman, bah$a kebenaran menurut paham&paham empiris memiliki subjekti(itas yang tinggi. ika demikian, maka kebenaran akan memiliki makna yang berbeda&beda bagi setiap orang yang memaknainya. Disebabkan perbedaan pengalaman&pengalaman yang dimiliki subjek. Selanjutnya kebenaran akan bersiat nisbi, tidak memiliki tolak ukur yang pasti. Sehingga siapa saja bisa mengklaim bah$a dia adalah yang benar. 4. 'eori kebenaran sintaksis Penganut teori kebenaran sintaksis berpijak bah$a suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan itu mengikuti aturan&aturan sintaksis atau gramatika yang baku. Atau dengan kata lain apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang di syaratkan maka proposisi itu tidak memiliki arti. 'eori ini berkembang di antara ilsu analisa bahasa, terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian gramatika seperti Schleiemacher !amami, 'im Dosen -ilsaat /M, 0121". 7. 'eori kebenaran semantis 'eori ini kebanyakan dianut dan berkembang di kalangan ilsu analitika bahasa. #ebenaran menurut aham ini adalah suatu proposisi dinilai benar ditinjau dari segi arti atau makna, apakah proposisi yang merupakan pangakal tumpunya itu mempunyai reerensi yang jelas. Artinya teori ini bertugas untuk mengungkap ke sahihan proposisi dalam reerensinya. Pernyataan yang mengandung kebenaran adalah pernyataan yang memiliki arti atau makna yang sesungguhnya dengan merujuk pada kenyataan. Arti yang bersiat deiniti, yaitu arti yang dengan jelas menunjuk ciri yang khas dari sesuatu yang ada !amami, 'im Dosen -ilsaat /M, 0121". Seperti *%rigasi menyebabkan kesulitan dalam mengatur pengairan+, pernyataan ini akan dikatakan benar bila menunjukkan makna yang sahih tentang bendungan dalam kenyataan yang sesungguhnya. 'entu kebenaran pernyataan diatas akan di cek langsung ke reerensinya. SI"AT KEBENARAN ILMIAH )agian sebelumnya telah membahas tentang pengertian kebenaran, meskipun kebenaran di maknai dengan deinisi yang berbeda&beda, tapi bisa kita ambil pengertian bah$a kebenaran ilmiah atau ilmu sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, metode atau cara membangun suatu pengetahuan, dan relasi antara subjek dan objek. 'elah dikemukakan juga teori&teori kebenaran yang berkembang di dalam keilsaatan. Di bagian ini kita akan membahas mengenai siat kebenaran ilmiah. amami !'im Dosen -ilsaat /M, 0121" mengatakan bah$a kebenaran ilmiah muncul dari hasil penelitian, artinya suatu kebenaran tidak mungkin muncul tanpa adanya prosedur baku yang harus dilalui. Prosedur baku maksudnya adalah tahap&tahap yang harus dilalui dalam memperoleh pengetahuan ilmiah yang pada hakikatnya berupa teori&teori melalui metode ilmiah yang telah baku sesuai dengan siat dasar ilmu. 5ebih lanjut amami mengatakan bah$a kebenaran dalam ilmu adalah kebenaran yang siatnya objekti, maksudnya bah$a kebenaran dari suatu teori, atau lebih tinggi dari aksioma !pern yataan yang dterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian" atau paradigma, harus didukung oleh akta& akta yang berupa kenyataan dalam keadaan objekti(itasnya.
Mengacu pada satatus ontologis objek, menurut amami kebenaran dalam ilmu dibedakan menjadi dua jenis teori, yaitu kebenaran korespondensi untuk ilmu&ilmu alam dan kebenaran koherensi atau konsistensi untuk ilmu&ilmu sosial, kemanusian, dan logika. #emudian hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan dalam hal kebenaran yaitu bah$a kebenaran dalam ilmu harus selalu merupakan hasil persetujuan atau kon(ensi dari para ilmu$an di bidangnya. Sehingga kebenaran&kebenaran dalam ilmu akan terus berubah dan berkembang berdasarkan penemuan&penemuan terbaru yang mampu menentang teori&teori terdahulu dalam bidang ilmu yang sama. Serta mendapatkan persetujuan kon(ensional dari para ilmu$an di bidang yang sama. E#ALASI KRITIS Manusia terus berkembang dalam segala aspek kehidupannya. Perkembangan yang dinamis tersebut tidak luput dari peran ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. 'anpa henti manusia terus belajar, dan belajar lagi, tanpa ada rasa puas. 'ujuannya cuma satu yaitu mencari kebenaran ilmiah atau ilmu yang berperan ungsional dalam kehidupan manusia. Sepanjang sejarah pemikiran manusia dalam mencari kebenaran ilmiah atau ilmu telah banyak yang mengungkapkan tentang *kebenaran+, berbagai macam argumentasi ilosoi dikemukakan tentang kebenaran. ?amun, setiap argumentasi selalu diiringi dengan sanggahan argumentasi ilosoi juga. Sehingga kebenaran memiliki banyak deinisi tergantung latar belakang isme !pemahaman" yang dianut. )eberapa teori&teori tentang kebenaran telah kami kemukakan di bagian sebelumnya. #ritik&kritik juga telah kami kemukakan di bagian akhir pembahasan masing&masing teori yang kami kemukakan. Sehingga pada bagian ini kami hanya mengemukakan e(aluasi kritis secara umum terhadap teori&teori kebenaran yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Dari berbagai teori kebenaran yang kami kemukakan di atas, kami menyimpulkan bah$a tidak ada teori kebanaran yang bisa diterima secara global, ini terbukti dengan munculnya teori& teori kebanaran baru sebagai sanggahan atas teori kebenaran yang sudah ada. Setiap teori yang dikemukakan terindikasi mengusung latar belakang pengetahuan yang dimiliki tokohnya. Seperti teori kebenaran korespondensi yang dilatar belakangi oleh pemahaman empirisme, teori kebenaran koherensi yang dilatarbelakangi oleh pemahaman idealisme, kemudian teori kebenaran semantik dan sintaksis yang berkaitan erat dengan gramatika dan analitik bahasa. #arenanya manusia tidak bisa mengklaim bah$a dia benar hanya dari satu paradigma saja. Akan ada bantahan atau kritik dari pihak lain yang memiliki paradigma yang berbeda. Disisi lain masih terjadi polemik dikalangan ilsu tentang kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak, kebenaran sebagai sesuatu yang subjekti, dan kebenaran sebagai sesuatu yang mustahil untuk dicapai. 'entang kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak setiap orang memiliki pemahaman masing&masing, ada yang sepakat dan ada yang menolak. #arena terbukti, sesuatu yang telah dianggap benar bisa menjadi tidak benar lagi karena ada temuan baru yang menentang kebenaran yang lama. kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak juga akan berbeda&beda bagi masing&masing orang, tergantung latar belakang pemahaman dan keyakinan yang dia anut. #ebenaran sebagai sesuatu yang subjekti, kebanyakan berpendapat bah$a objekti(itas bisa dicapai dengan konspirasi subjekti. Akan tetapi, hal ini tentu tidak bisa diahami sebagai sesuatu kebenaran yang sesungguhnya. #arena sudah tentu ada pihak&pihak yang tidak ikut dalam konspirasi subjekti tersebut dan menentangnya. Maka kebenaran sebagai sesuatu yang subjekti juga masih menjadi polemik yang belum terselesaikan.
#ebenaran sebagai sesuatu yang mustahil untuk dicapai, hal ini juga masih menjadi polemik dikalangan ilsu. )anyak diantara mereka yang tidak sepakat kalau kebenaran mustahil untuk dicapai. 'api, banyak juga diantara mereka yang setuju bah$a kebenaran yang hakiki tidak bisa dicapai, karena kebenaran yang mereka ahami selama ini hanyalalah kebenaran sebagai hasil dari konspirasi subjekti. #alau di tarik lagi ke garis keyakinan atau a@idah tentu akan memiliki penasiran yang berbeda lagi. Orang yang berkeyakinan tentang kebenaran agamanya tentu akan menganggap bah$a kebenaran yang hakiki atau mutlak hanyalah kebenaran dari 'uhan yang terdapat di dalam kitab suci agama mereka.
DA"TAR PSTAKA
Sahakian, illiam S. B Sahakian, Mabel 5e$is. !2667". Ideas of The Great Philosophers. ?e$ Cork : )arnes and ?obel )ooks. 'im Dosen -ilsaat llmu /M. !0121". Filsafat Ilmu : Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Cogyakarta : 5iberti. #attso, 5ouis O. !2667". Pengantar Filsafat . Cogyakarta : 'iara icana Cogya. Suriasumantri, ujun S. !0121". Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer . Cogyakarta : Pustaka Sinar arapan.
Se$a%a, 10 &a'uar( 2012 Meto)e I$m(a* )a' +ebe'ara' ($m(a* BAB I PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Dalam UUD 1!" disebutkan bah#a negara kita ingin me#ujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. $asyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat yang besar. $etode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmu#an untuk memecahkan masalah yang dihadapi.$etode ini menggunakan langkah%langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. &upaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah &edangkan Kebenaran ilmiah merupakan sesuatu yang krusial dalam kehidupan ini. &ering kali dengan dalih sebuah kebenaran seseorang, kelompok, lembaga, atau bahkan negara akan menghalalkan tindakan terhadap orang lain karena dianggap sudah melakukan tindakan yang benar. Begitu pula dalam bidang pendidikan tidak mungkin seorang guru melakukan pendidikan,dan pengajaran terhadap peserta didik jika tidak meyakini sebuah kebenaran. &ebagaimana ilustrasi yang digambarkan 'ujun &. &uriasumantri, yang menggambarkan seorang peserta didik yang mogok tidak mau belajar #alaupun orang tuanya sudah merayunya, memberikan iming%iming hadiah, bahkan hukuman (sik agar anaknya mau belajar matematika. Ketika ditelusuri alasan anak tersebut mogok belajar karena seorang guru matematika di sekolahnya dianggap sebagai pembohong. )ada suatu hari guru tersebut mengatakan bah#a *+ ! -, pada hari berikutnya "+ -, kemudian pada hari lainnya /+1 - dan seterusnya. $enurut pemikiran anak tersebut dengan keterbatasan
pikirannya, guru matematika yang mengajarnya tidak konsisten dengan apa yang dikatakan sebelumnya, sehingga dianggap sebagai pembohong.101 Ilustrasi tersebut jika diuji materil kebenaran dengan pendekatan matematika semua yang disampaikan guru matematika tersebut benar, a kan tetapi keterbatasan seorang peserta didik menganggap itu salah. &ehingga menimbulkan dampak%dampak negatif maupun positif dalam kehidupan. 2leh karena itu bagaimana sesuatu dianggap benar, dan apa yang menjadi kriteria kebenarannya. Kebenaran tidak mungkin berdiri sendiri jika tidak ditopang dengan dasar%dasar penunjangnya, baik pernyataan, teori, keterkaitan, konsistensi, keterukuran , dapat dibuktikan, berfungsi, dan bersifat netral atau tidak netral. Untuk mencapai sebuah kebenaran ada beberapa tahapan yang harus dilalui, baik itu rasional, hipotesa, kausalitas, anggapan sementara, teori, atau sudah menjadi hukum kebenaran. 3ahapan untuk mendapat kebenaran tersebut dapat dilihat dengan menggunakan alat kajian (lsafat, baik (lsafafat 4unani, (lsafat Barat, ataupun (lsafat Islam. BAB II PEMBAHASAN METODE ILMIAH DAN KEBENARAN ILMIAH
5. Metode Ilmiah 1. )engertian $etode Ilmiah $etode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip%prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. 'uga dapat diartikan bah#a metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.60 $etode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmu#an untuk memecahkan masalah yang dihadapi.$etode ini menggunakan langkah%langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. &upaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut7 a. Berdasarkan fakta b. Bebas dari prasangka c. $enggunakan prinsip%prinsip analisa d. $enggunakan hipolesa e. $enggunakan ukuran objektif 1
f. $enggunakan teknik kuanti(kasi*0* 5dapun )elaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap, yaitu 7 a.
Merumuska diselesaika.
masalah.
Masalah
adalah
sesuatu
!a"
harus
b. Me"um#ulka ketera"a$ yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. &ering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka. c.
Me!usu hi#otesis.8ipotesis merupakan ja#aban sementara yang
disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama obser9asi atau telaah pustaka. d. Me"u%i hi#otesis de"a melakuka #er&o'aa atau #eelitia. e.
Me"olah data (hasil) #er&o'aa de"a me""uaka metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan.8asil penelitian dengan metode ini
adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyekti(tas ilmu#an peneliti dan uni9ersal :dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama;. f.
Me"u%i kesim#ula. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil
percobaan perlu dilakukan uji ulang. 5pabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah :hukum; dan bahkan menjadi teori. g.
Meulis
la#ora
Ilmiah.Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian
kepada orang lain sehingga orang lain tahu bah#a kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah. !0! $etode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. &ikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmu#an. 5dapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah 7 2.
pribadi; =. 3ekun :tidak putus asa;
* !
4. 3eliti :tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan; 7. 3erbuka :mau menerima pendapat yang benar dari orang lain;"0"
&alah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian :research;. s Dictionary of ?urrent @nglish :1/1; ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. $enurut Aellin, 3ripodi dan $eyer :1/; riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodi(kasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan :dikomunikasikan; dan diuji :di9eri(kasi; oleh peneliti lain. ?iri%ciri riset adalah sebagai berikut, yaitu bah#a riset7 :5bisujak, 11; a. Dilakukan dengan cara%cara yang sistematik dan seksama. b. Bertujuan meningkatkan, memdo(kasi dan mengembangkan pengetahuan :menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan; c. Dilakukan melalui pencarian fakta yang nyata d. Dapat disampaikan :dikomunikasikan; oleh peneliti lain e. Dapat diuji kebenarannya :di9eri(kasi; oleh peneliti lain /0/ 2. Penelitian Ilmiah
)enelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. &uatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu7 a. Sistematik , Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan
secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks. b. Lo"is, &uatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. )encarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. )rosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus indi9idual :khusus; " /
atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum. c. Em#irik ,
artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari%hari :fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra; yang ditemukan atau melalui hasil coba%coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
d. O'!ekti* , artinya suatu penelitian menjahui aspek%aspek subyektif
yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai%nilai etis. e. Re#likati* , artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji
kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. 5gar bersifat replikatif, penyusunan de(nisi operasional 9ariabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.-0- 3. Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah
5da tiga tingkatan penelitian ilmiah untuk sampai kepada per#ujudan ilmuCteori, yaitu 7 a. )enelitian @ksploratif,)enelitian ekploratif adalah penelitian dalam untuk upaya mencari masalahCmenjajagi masalah. b. )enelitian )engembangan c. )enelitian eri(kasi . B. Ke'eara Ilmiah 1. Pengertian Kebenaran
Kebenaran tertuang dalam ungkapan%ungkapan yang dianggap benar, misalnya hukum%hukum, teori%teori, ataupun rumus%rumus (lasafat, juga kenyataan yang dikenal dan diungkapkan. $ereka muncul dan berkembang maju sampai pada taraf kesadaran dalam diri pengenal dan masyarakat pengenal.0 &ebelum mencapai kebenaran yang berupa pernyataan dengan pendekatan teori ilmiah sebagaiamana kerangka ilmiah, akan lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu pengetauan ini bersifat logis, rasional tidak. &ebagaimana diungkap 5hmad 3afsir dalam kerangka ber(kir sebagai berikut7
a. 4ang logis ialah yang masuk akal
b. 4ang logis itu mencakup yang rasional dan supra%rasional c. 4ang rasional ialah yang masuk akal dan sesuai dengan hukum alam d. 4ang supra%rasional ialah yang masuk akal sekalipun tidak sesuai dengan hukum alam. e. Istilah logis boleh dipakai dalam pengertian rasional atau dalam pengertian supra rasional.60 Beberapa de(nisi kebenaran dapat kita kaji bersama dari beberapa sumber, antara lain, Kamus umum Bahasa Indonesia : oleh )ur#adarminta;, arti kebenaran yaitu7 1. Keadaan yang benar : cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya;, . &esuatu yang benar : sunguh%sungguh ada, betul demikian halnya;, *. Kejujuran, ketulusan hati, !. &elalu izin,perkenan, ". 'alan kebetulan.1E01E Imam Fahyudi, seorang dosen Ailsafat )engetahuan dan (lsafat Ilmu UG$, kebenaran dikelompokkan dalam tiga makna, yaitu kebenaran moral, kebenaran logis dan kebenaran meta(sik. Kebenaran moral menjadi bahasan etika, ia menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan. Kebenaran logis menjadi bahasan epistemology, logika dan psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif. &edangkan kebenaran meta(sik berkaitan dengan yang ada sejauh berhadapan dengan akal budi, karena yang ada mengungkapkan diri kepada akal budi. 4ang ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akal budi yang menyatakannya.11011 $enurut teori kebenaran meta(sikContologis, kebenaran adalah kualitas indi9idual atas objek, ia merupakan kualitas primer yang mendasari realitas dan bersifat objektif, ia didapat dari sesuatu itu sendiri. Kita memperolehnya melalui intensionalitas, tidak diperoleh dari relasi antara sesuatu dengan sesuatu, misal kesesuaian antara pernyataan dengan fakta. Dengan demikian kebenaran meta(sis menjadi dasar kebenaran epistemologis, pernyataan disebut benar kalau memang yang mau dinyatakan itu sungguh ada. &edangkan menurut Hoeng $uhajir, eksistensi kebenaran dalam aliran (lsafat yang satu berbeda dengan aliran (lasafat lainnya. )ositi9isme hanya mengakui kebenaran yang dapat ditangkap secara langsung atau tak langsung le#at indra. Idealisme hanya mengakui kebenaran dunia ide, materi itu hanyalah bayangan dari dunia ide. &edangkan Islam berangkat dari eksistensi kebenaran bersumber dari 5llah t. Fahyu merupakan 1E 11
eksistensi kebenaran yang mutlak benar. @ksisitensi #ahyu merupakan kebenaran mutlak, epistemologinya yang perlu dibenahi, juga model logika pembuktian kebenarannya. $odel logika yang dikembangkan di dunia Islam adalah logika formal 5ristoteles dengan mengganti pembuktian kebenaran formal dengan pembuktian materil atau substansial, dan pembuktian kategorik dengan pembuktian probabilitas.101 =ebih jauh Hoeng $uhajir mena#arkan epistemology berangkat dari dua postulat, pertama semua yang gaib : at 5llah, alam barzah, surga dan neraka; itu urusan 5llah, bukan ka#asan ilmu, sedangkan alam semesta dengan beribu galaJy yang terbentang di muka kita adalah ka#asan ilmu yang dapat kita rambah. Kedua manusia itu makhluk lemah dibanding kebijakan 5llah, sehingga kebenaran mutlak dari 5llah tidak tertangkap oleh manusia.1*01* )andangan Ibnu
Kebenaran karena kebetulan 7 kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah, tidak dapat diandalkan karena terkadang kita tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. $isalnya radio tidak ada suaranya, dipukul, kemudian bunyi.
1 1* 1!
•
•
•
•
•
•
Kebenaran karena akal sehat : common sense;7 5kal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercaya dapat memecahkan masalah secara praktis. ?ontoh kepercayaan bah#a hukuman (sik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat. 5kan tetapi penelitian psikologi membuktikan hal tersebut tidak benar, bahkan lebih membahayakan masa depan peserta didik. Kebenaran intuitif7 kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan mendarah daging di suatu bidang. Kebenaran karena trial dan error7 kebenaran yang diperoleh karena mengulang%ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi, dan parameter% parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu. 8al ini membutuhkan #aktu lama dan biaya tinggi. Kebenaran spekulasi 7 kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang, dikerjakan penuh risiko, relati9e lebih cepat dan biaya lebih rendah. Kebenaran karena ke#iba#aan 7 kebenaran yang diterima karena pengaruh ke#iba#aan seseorang, bisa sebagai ilmu#an, pakar, atau orang yang memiliki otoritas dalam suatu bidang tertentu. Kebenaran yang keluar darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah. Kebenaran agama dan #ahyu 7 kebenaran mutlak dan asasi dari 5llah dan rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tetapi sebagian yang lain tidak. $anusia memiliki keterbatasan dalam menangkap kebenaran dari 5llah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 5l%urLan sebagai #ahyu 5llah yang diturunkan kepada Habi $uhammad &a# diyakini kebenarannya bagi kaum muslimin, tetapi tidak diyakini kebenaran bagi yang non muslim. Begitu juga kebenaran pada kitab yang lainnya.1"01" Dengan mengetahui kebenaran berdasarkan pendekatan non%ilmiah paling tidak kita dapat membedakan segala kebenaran yang berada di masyarakat tersebut tidak teruji secara ilmiah, sehingga sulit untuk dapat dipertanggungja#abkan secara ilmiah. Hah sekarang bagaimana kebenaran ditinjau dari pendekatan ilmiah. 2. Kriteria Kebenaran Ilmiah
Kriteria kebenaran sebagai dasar pengetahuan yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah kriteria kebenaran ilmiah dengan menggunakan beberapa patokan dan pijakan yang dibuat para ahli sebelumnya. Kriteria kebenaran ini juga tidak terlepas dari sejarah dan patokan apa yang dipakainya. 8al ini tidak terlepas dari sifat kajian ilmiah, jika ada penemuan 1"
terbaru dalam bidang dan hal yang sama dapat menggantikan penemuan sebelumnya. Dan ini juga tidak terlepas dari (lsafat manusia yang menghasilkan pada saat itu. $enurut
N )ertanyaan, dengan contoh7 M5pakah pintu itu tertutupO6, 1/ 1-
N )erintah, dengan contoh7 M3utup pintu ituP6, ataupun N )ermintaan, dengan contoh7 M3olong pintunya ditutup.6 Dari empat macam kalimat tersebut, hanya pernyataan saja yang memiliki nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar atau salah. $eskipun para ilmu#an, matematika#an, ataupun ahli%ahli lainnya sering menggunakan beberapa macam kalimat tersebut dalam kehidupan sehari% hari mereka, namun hanya pernyataan saja yang menjadi perhatian mereka dalam mengembangkan ilmunya. 5lasannya, kebenaran suatu teori ataupun pendapat yang dikemukakan setiap ilmu#an, matematika#an, maupun para ahli lainnya seperti ulama sebagai ahli agama merupakan suatu hal yang akan sangat menentukan reputasi mereka. Karenanya, setiap ilmu#an, matematika#an, ataupun ahli%ahli lainnya akan berusaha untuk menghasilkan suatu pernyataan atau teori yang benar. &uatu pernyataan :termasuk teori; tidak akan ada artinya jika tidak bernilai benar. Karenanya, pembicaraan mengenai benar tidaknya suatu kalimat yang memuat suatu teori telah menjadi pembicaraan dan perdebatan para ahli (lsafat dan logika sejak dahulu kala. Beberapa nama menurut 4uyun & &uriasumantri yang patut diperhitungkan karena telah berjasa untuk kita adalah )lato :!- Q *!&$;, 5ristoteles :*! R * &$;, ?harles & )eirce :1* R 11!;, dan Bertrand
1 1
3eori korespondensi ini menurut 5bbas merupakan teori kebenaran yang paling a#al, sehingga dapat digolongkan kepada teori kebenaran tradisional, karena 5ristoteles sejak a#al : sebelum abad modern ; mensyaratkan kebenaran pengetahuan harus sesuai dengan kenyataan yang diketahuinya.E0E 5kan tetapi teori korespondensi ini bukan juga termasuk teori yang sempurna tanpa kelemahan, karena dengan mensyarakatkan kebenaran harus sesuai dengan kenyataan, maka dibutuhkan penginderaan yang akurat, nah bagaimana dengan penginderan yang kurang cermat atau bahkan indra tidak normal lagiO Disamping itu juga bagaimana dengan objek yang tidak dapat diindra atau non empirisO $aka dengan teori korespondensi objek non empiris tidak dapat dikaji kebenarannya. Bagaimana dengan teori kebenaran koherensi O 3eori kebenaran koherensi yang berpandangan bah#a pernyataan dikatakan benar bila terdapat kesesuaian antara pernyataan yang satu dengan pernyataan terdahulu atau lainnya dalam suatu system pengetahaun yang dianggap benar. &ebab sesuatu adalah anggota dari suatu system yang unsur% unsurnya berhubungan secara logis. $aka teori kebenaran ini termasuk teori kebenaran tradisional menurut Imam #ahyudi.101 Kelemahan dari teori koherensi ini terjebak dalam 9aliditas, di mana teorinya dijaga agar selalu ada koherensi internal. &uatu pernyataan dapat benar dalam dirinya sendiri, namun ada kemungkinan salah jika dihubungkan dengan pernyataan lain di luar sistemnya. 8al ini dapat mengarah kepada relati9isme kebenaran. Kedua teori inilah yaitu teori koherensi dan korespondensi yang dipergunakan dalam cara ber(kir ilmiah untuk mendapat kebenaran ilmiah. )enalaran teoritis yang berdasarkan logika deduktif jelas mempergunakan teori koherensi ini. &edangkan proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan fakta%fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu menggunakan teori kebenaran yang lain yaitu kebenaran pragmatis. 3eori pragmatis menurut 'ujun &. &uriasumantri bukan merupakan aliran (lsafat yang mempunyai doktrin%doktrin (lsafati melainkan teori dalam penentuan kebenaran. Dimana kebenaran suatu pernyataan diukur dengan apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. 5rtinya suatu penyataan adalah benar , jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.0 E 1
Kriteria kebenaran pragmatisme ini dipergunakan para ilmu#an dalam menentukan kebenaran ilmiah dalam persepekstif #aktu. &ecara historis pernyataan yang sekarang dianggap benar suatu #aktu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan dengan permasalahan ini maka ilmu#an bersifat pragmatis, selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, dan sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan. $enurut
* !
)endekatan pada kebenaran dalam ilmu alam adalah pendekatan terhadap sesuatu di luar pengenal, oleh karena itu memungkinkan dicapainya Mkeadaan yang sebenarnya6 dari objek pengetahuan #alaupun tetap memungkinkan adanya pengaruh dari pengenal. 2bjekti9itas dalam ilmu%ilmu sosial sulit dicapai karena adanya hubungan timbal balik yang terus%menerus antara subjek pengenal dan objek yang dikenal. Kebenaran ilmiah pada akhirnya tidak bisa dibuat dalam suatu standard yang berlaku bagi semua jenis ilmu secara paksa, hal ini terjadi karena adanya banyak jenis dalam pengetahuan. Falaupun ilmu ber9ariasi disebabkan karena beragamnya objek dan metode, namun ia secara umum bertujuan mencapai kebenaran yang objektif, dihasilkan melalui konsensus. Kebenaran ilmu yang demikian tetap mempunyai sifat probabel, tentatif, e9olutif, bahkan relatif, dan tidak pernah mencapai kesempurnaan, hal ini terjadi karena ilmu diusahakan oleh manusia dan komunitas sosialnya yang selalu berkembang kemampuan akal budinya.
BAB III PENUTUP
Berdasarkan uraian bahasan M$akalah $etode Ilmiah dan kebenaran Ilmiah6 dapat disimpulkan bah#a 7 1. $etode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmu#an untuk memecahkan masalah yang dihadapi.$etode ini menggunakan langkah%langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
&upaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiahesuai dengan tujuan dan fungsinya )enelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. &uatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah .
&edangkan kebenaran Ilmiah adalah kebenaran yang bersifat mutlak dengan pembuktian dengan melalui beberapa tahapan atau proses menuju pencapaian kebenaran tersebut.
DA+TAR PUSTAKA
5bbas,
8.$.
1-
MKebenaran
Ilmiah” dalam: Filsafat Ilmu Sebagai Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Intan )ari#ara, 4ogyakarta,
Dasar
5l%3houmy 5l%&yaibany, 2mar $ohammad,1-, )rof.Dr., Falsafah Pendidikan Islam, 'akarta, Bulan Bintang, cet%1.
5rikunto, &uharsini, )rof.Dr.,EE/, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik , 'akarta,
,&onny
dan
$ikhael Dua,EE, Ilmu Epistemologis, Kanisiusn 'akarta
Pengetahuan:
Sebuah
!injauan
$iarso, 4usuf 8adi, )rof. Dr.,EE!, "enyemai enih Pendidikan, 'akarta, )ustekom Diknas. $ulyana,
sebuah
pengantar
&uryabrata, &umardi, Drs.B5,$5,@d.&.,)h.D, E1E, "etodologi Penelitian,
, 5hmad, Dr., 1", Epistemologi untuk ilmu Islam$ Bandung, Aakultas 3arbiyah I5IH &unan Gunung Djati.
pendidikan
)ur#adarminta, Kamus Umum ahasa Indonesia )asca &arjana UIH &GD Bandung, E1E, )edoman )enulisan Disertasi
3esis dan
Fahyudi, Imam, EE!,
'urnal
Disusu oleh
Aasma#i &aban &ihabudin
PRODI ILMU HUKUM +AKULTAS S,ARI-AH DAN HUKUM UNIERSITAS ISLAM NE/ERI SUNAN KALI0A/A ,O/,AKARTA
1231 BAB 3 PENDAHULUAN
Kata Mkebenaran6 dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang nyata benar%benar ada maupun tidak
ter#ujud. 'ika subyek hendak
mengatakan kebenaran artinya adalah proporsiCperbandingan yang benar. 5pabila subyek menyatakan kebenaran bah#a proporsiCperbandingan yang diuji itu pasti memiliki kualitas, sifat, karakteristik, hubungan, dan nilai. 8al yang demikian itu karena kebenaran tidak begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri, &ecara umum orang merasa bah#a tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Hamun masalahnya tidak sampai di situ saja, masalah kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan
berkembangnya
menyelidiki
epistimologiCcabang%cabang
sumber%sumber
serta
kebenaran
dari
(lsafat
pengetahuan
yang telaah
epistimologi terhadap Mkebenaran6 memba#a orang kepada kesimpulan bah#a peril dibedakan adanya tiga jenis kebenaran. 4aitu kebenaran epistimologis, ontologis dan semantis. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang teori%teori kebenaran. &ebagai manusia, sepatutnya kita mengerti tentang teori%teori kebenaran dengan tujuan memperkaya pengetahuan serta #a#asan kita tentang kebenaran itu sendiri.. BAB II
PEMBAHASAN
1.3eori Kebenaran Ilmiah Kebenaran
ilmiah
berbeda
dengan
kebenaran
non%ilmiah.
KattsoT
berpendapat, kebenaran sama dengan proporsiCproposition. Ini lebih tertuju pada makna atau simantik ketimbang pernyataan atau sintaksis. 2rang bisa saja membuat pernyataan dengan memakai susunan kalimat yang tepat, namun belum tentu hal itu bermakna. 5.
Kebenaran )roporsi
)roporsi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat diantara dua istilah. 5da tiga hal pokok dalam suatu proporsi, yaitu subyek, predikat, dan tanda :kopula;. ?ontoh 7 M&etiap manusia adalah tidak kekal6. &etiap manusia :subyek;, dan tidak kekal :predikat;, sedangkan kata adalah merupakan Mkopula6. &tatemen tersebut dilihat dari struktur kalimatnya adalah sempurna, serta makna yang dimilikinya pun sungguh%sungguh benar. Dengan demikian ia dapat dikatakan sebagai sebuah proporsi.&uatu proposisi
mengandung
perubahan.contoh7Kita
suatu
makna,
tersesat
di
jika
proposisi
hutan,
itu
membuat
setelh
sejenak
mempertimbangkanya, kita berkata paada diri kita sendiri,6'alan keluarnya ialah ke kiri6)roposisi ini mengandung makna bagi kita, jika kita kemudian berjalan ke kiri. Dengan kata lain, kita menghadapi masalah untuk keluar dari hutan dan kita telah mengucapkan suatu proposisi yang merupakan hipotesa mengenai cara untuk keluar dari hutan. Beberapa jenis proporsi 7 1; Berdasarkan bentuk 7 tunggal dan jamak a. )roporsi tunggal ialah suatu statemen yang hanya mengandung satu pernyataan. b. )roporsi jamak ialah statemen yang mengandung lebih dari satu pernyataan. ; Berdasarkan hubungan 7 kategori dan kondisional a. Untuk proporsi kategoris, hubungan antara subyek dengan predikat adalah tanpa adanya syarat. ?ontoh 7
&emua manusia adalah bisa bijaksana :a(rmatif; &emua manusia adalah bukan laki%laki :negasi; b. )roporsi kondisional, hubungan antara subyek dengan predikat berdasar syarat tertentu, contoh7 M 'ika rajin belajar maka akan pandai6. *; Berdasarkan kualitas 7 a(rmatif dan negatif a. Untuk jenis a(rmatif ini, yaitu proporsi yang kopulanya membenarkan :a(rmatif; adnya persesuaian hubungan subyek dengan predikat, contoh 7 M&emua manusia adalah berkaki6. b. Untuk jenis negati9e, fungsi kopula pada proporsi ini menyatakan bah#a antara subyek dan predikat tidak ada hubungannya sama sekali :negatif;. ?ontoh 7 M&etiap laki%laki tidak melahirkan6. !; Berdasarkan kuantitas 7 Umum dan khusus a. 'enis proporsi yang Umum ditandai dengan bentuk predikatnya yang membenarkan atau mengingkari seluruh subyek, seperti 7 M&emua manusia adalah berkaki dua6. b. Kemudian proporsi jenis khusus adalah apabila subyeknya menunjukkan sebagian, contoh 7 M&ebagian manusia dalah berjenis perempuan6. "; Berdasarkan modalitas 7 a. )roporsi necessary 7 )roporsi yang secara uni9ersal memandang hubungan kualitas benar%nya antara subyek dengan predikat ada dan sudah dengan sendirinya. b. )roporsi assertory 7 jika hubungan antara subyek dengan predikat berdasar pada pengalaman, dan menurut pengalaman itu sendiri benar. c. )roporsi )roblematik 7 apabila hubungan antara subyek dan predikat merupakan kemungkinan, sehingga ia benar ataupun tidak benar atas syarat%syarat tertentu. d. Berdasarkan isi 7 9erbal dan riil a. )roporsi 9erbal ialah suatu proporsi yang hubungan suatu predikat terhadap subyeknya merupakan genus. b. )roporsi riil ialah yang predikatnya menyatakan keterangan tambahan atau memberikan keterangan tambahan.
B. Kebenaran )ragmatis &esuatu :pernyataan; dianggap benar apabila memiliki kegunaanCmanfaat praktis
dan
bersifat
fungsional
dalam
kehidupan
sehari%hari.
?ontohnya,Aahmi mau menja#ab pertanyaan dari ibu dosen karena diberi bonus poin.. Aahmi bersifat pragmatis, artinya mau menja#ab soal dari ibu dosen
karena
ada
manfaat
bagi
dirinya,
yaitu
mendapat
bonus
poin.)ragmatisme juga mengajarkan bah# kebenaran tidaklah sekedar berfungsi atau berguna, tetapi juga harus mempunyai kegunaan kongkrit. ?. Kebenaran Korespondensi &esuatu :pernyataan; dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek
yang
dituju
oleh
pernyataan
tersebut.
3eori
koresponden
menggunakan logika induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal%hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik karena ada fakta%fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa sebelumnya. ?ontohnya, 'urusan teknik elektro, teknik mesin, dan teknik sipil Undip ada di &emarang. 'adi Aakultas 3eknik Undip ada di &emarang. D. Kebenaran Koherensi &esuatu :pernyataan; dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 3eori koheren menggunakan logika deduktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal%hal umum ke khusus. ?ontohnya, seluruh mahasis#a UIH harus mengikuti kegiatan 2spek. Aahmi adalah mahasis#a UIH, jadi harus mengikuti kegiatan 2spek. @.
Kebenaran )erformatif
Bagi =acey 5. <, sebagaimana dikutip 5li $udho(r, menjelaskan bah#a teori kebenaran performatif :performati9e theory of truth; menekankan pada kata benar. $aksud dari kata itu ialah jika suatu ungkapan dipandang benar jika
dapat di#ujudkan dalam bentuk tindakan konkrit. &ebaliknya akan menjadi tidak bermakna bila tidak bisa ter#ujud dalam tampilan senyatanya. &eperti seorang yang mengatakan M&aya bisa membaca 5l ur>an6. Ketika disodorkan mushaf ataupun juz Vamma kepadanya untuk dibaca, dan ternyata ia bisa maka pernyataannya benar. 5kan tetapi itu menjadi tidak bermakna apabila yang terjadi sebaliknya, yaitu ia tidak bisa membacanya. KESIMPULAN
Kebenaran ilmiah merupakan pernyataan dan makna sejalur atau sesuai dengan akal. 2rang bisa saja membuat pernyataan dengan memakai susunan kalimat yang tepat, namun belum tentu hal itu bermakna. &ebenarnya teori kebenaran ilmiah itu ada delapan, namun dalam makalah ini hanya dipaparkan lima teori yaitu7 1.
Kebenaran )roporsi
.
Kebenaran Koherensi
*.
Kebenaran Korespondensi
!.
Kebenaran )erformatif
".
Kebenaran )ragmatis
$asing%masing teori yang sudah dijelaskan di atas memiliki sudut pandang yang berbeda, seuatu ilmu dapat dikatakan benar bila memenuhi syarat% syarat yang ada pada teori%teori tersebut, sesuai dengan teori yang kita pilih dari beberapa teori yang sudah di jelaskan di atas.
DA+TAR PUSTAKA )rof.D<. 5hmad 3afsir,Filsafat Umum,
EE*.
Ailsafat Ilmu, 4ogyakarta7 )okja 5kademik UIH &unan Kalijaga, EE". =ouia 2. KattsoT,)engantar Ailsafat.3iara Facana 4ogyakarta,EE!
Aeel =ike &hil Deja9u, Kebenaran Ilmiah, httpCCC.###.Blog at Frodpress.com, akses *E $aret E11
TEORI-TEORI KEBENARAN "ILSA"AT BAB I RIN!KASAN MATERI
#ebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai&nilai yang menjadi ungsi rohani manusia. Artinya siat manusia$i atau martabat kemanusiaan !human dignity" selalu berusaha *memeluk+ suatu kebenaran. A Pe'ert(a' Kebe'ara' )a' T('+ata''.a
)erdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi : 2. 'ingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia 0. 'ingkatan ilmiah, pengalaman&pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio 3. 'ingkat ilosois,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya =. 'ingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari 'uhan yang Maha
B Teor(-Teor( Kebe'ara' Me'urut "($%a/at
2. 'eori >orespondence → menerangkan bah$a kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang ditujuE dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut. 0. 'eori >onsistency
'eori ini merupakan suatu usah apengujian !test" atas arti kebenaran.
→
asil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan&kesanyang berturut&turut dari satu penyelidik bersiat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam $aktu dan tempat yang lain. 3. 'eori Pragmatisme
Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra
→
pendidik sebagai metode project atau medoe problem ol(ing dai dalam pengajaran. Mereka akan benar&benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada.
Artinya
sesuatu
itu
benar,
jika
mengmbalikan
pribadi
manusia
di
dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan&tuntutan lingkungan. =. #ebenaran Religius
→
#ebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan kemauan
indi(idu. #ebenaran bersiat objecti(e, uni(ersal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oFiologis bersumber dari 'uhan yang disampaikan melalui $ahyu. BAB II PEMBAHASAN
Pendidikan pada umumnya dan ilmu pengetahuan pada khususnya mengemban tugas utama untuk menemukan, pengembangan, menjelaskan, menyampaikan nilai&nilai kebenaran. Semua orang yang berhasrat untuk mencintai kebenaran, bertindak sesuai dengan kebenaran. #ebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai&nilai yang menjadi ungsi
rohani manusia. Artinya siat manusia$i atau martabat kemanusiaan !human dignity" selalu berusaha *memeluk+ suatu kebenaran. #ebenaran sebagai ruang lingkup dan obyek pikir manusia sudah lama menjadi penyelidikan manusia. Manusia sepanjang sejarah kebudayaannya menyelidiki secara terus menerus apakah hakekat kebenaran itu; ika manusia mengerti dan memahami kebenaran, siat asasinya terdorong pula untuk melaksanakan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, tanpa melaksanakan kebenaran tersebut manusia akan mengalami pertentangan batin, konlik spikologis. Menurut para ahli ilsaat itu bertingkat&tingkat bahkan tingkat&tingkat tersebut bersiat hirarkhis. #ebenaran yang satu di ba$ah kebenaran yang lain tingkatan kualitasnya ada kebenaran relati, ada kebenaran mutlak !absolut". Ada kebenaran alami dan ada pula kebenaran illahi, ada kebenaran khusus indi(idual, ada pula kebenaran umum uni(ersal. A Pe'ert(a' Kebe'ara' )a' T('+ata''.a
Dalam kehidupan manusia, kebenaran adalah ungsi rohaniah. Manusia di dalam kepribadian dan kesadarannya tak mungkin tnapa kebanran. )erdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi : 4. 'ingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia 7. 'ingkatan ilmiah, pengalaman&pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio 8. 'ingkat ilosois,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya 9. 'ingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari 'uhan yang Maha
#eempat tingkat kebenarna ini berbeda&beda $ujud, siat dan kualitasnya bahkan juga proses dan cara terjadinya, disamping potensi subyek yang menyadarinya. Potensi subyek yang dimaksud disini ialah aspek kepribadian yang menangkap kebenarna itu. Misalnya pada tingkat kebenaran indera, potensi subyek yang menangkapnya ialah panca indra. #ebenaran itu ialah ungsi keji$aan, ungsi rohaniah. Manusia selalu mencari kebanran itu, membina dan menyempurnakannya sejalan dengan kematangan kepribadiannya. kuran #ebenarannya : & )erikir merupakan suatu aktiitas manusia untuk menemukan kebenaran & Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu ben ar bagi orang lain & Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau kriteria kebenaran enis&jenis #ebenaran : 2. #ebenaran
adalah satu subyek dengna integritas kepribadian. ?ilai kebenaran agama menduduki status tertinggi karena $ujud kebenaran ini ditangkap oleh integritas kepribadian. Seluruh tingkat pengalaman, yakni pengalaman ilmiah, dan pengalaman ilosois terhimpun pada puncak kesadaran religius yang dimana di dalam kebenaran ini mengandung tujuan hidup manusia dan sangat berarti untuk dijalankan oleh manusia. B Teor(-Teor( Kebe'ara' Me'urut "($%a/at
2. 'eori >orespondence Masalah kebenaran menurut teori ini hanyalah perbandingan antara realita oyek !inormasi, akta, peristi$a, pendapat" dengan apa yang ditangkap oleh subjek !ide, kesan". ika ide atau kesan yang dihayati subjek !pribadi" sesuai dengan kenyataan, realita, objek, maka sesuatu itu benar. 'eori korispodensi !corespondence theory o truth"
→
menerangkan bah$a kebenaran atau
sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang ditujuE dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut. #ebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan akta, yang berselaran dengan realitas yang serasi dengan sitasi aktual. Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu : 2. Statemaent !pernyataan" 0. Persesuaian !agreemant" 3. Situasi !situation" =. #enyataan !realitas" 4. Putusan !judgements" #ebenaran adalah idelity to objekti(e reality !kesesuaian pikiran dengan kenyataan". 'eori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya plato, aristotels dan moore dikembangkan
lebih lanjut oleh %bnu Sina, 'homas A@uinas di abad skolatik, serta oleh )errand Russel pada abad moderen. >ara berikir ilmiah yaitu logika indukti menggunakan teori korespodensi ini. 'eori kebenaran menuru corespondensi ini sudah ada di dalam masyarakat sehingga pendidikan moral bagi anak&anak ialah pemahaman atas pengertian&pengertian moral yang telah merupakan kebenaran itu. Apa yang diajarkan oleh nilai&nilai moral ini harus diartikan sebagai dasar bagi tindakan&tindakan anak di dalam tingkah lakunya. Artinya anak harus me$ujudkan di dalam kenyataan hidup, sesuai dengan nilai&nilai moral itu. )ahkan anak harus mampu mengerti hubungan antara peristi$a&peristi$a di dalam kenyataan dengan nilai&nilai moral itu dan menilai adakah kesesuaian atau tidak sehingga kebenaran ber$ujud sebagai nilai standard atau asas normati bagi tingkah laku. Apa yang ada di dalam subyek !ide, kesan" termasuk tingkah laku harus dicocokkan dengan apa yang ada di luar subyek !realita, obyek, nilai&nilai" bila sesuai maka itu benar. 0. 'eori >onsistency 'eori ini merupakan suatu usah apengujian !test" atas arti kebenaran. asil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan&kesanyang berturut&turut dari satu penyelidik bersiat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam $aktu dan tempat yang lain. Menurut teori consistency untuk menetapkan suatu kebenarna bukanlah didasarkan atas hubungan subyek dengan realitas obyek. Sebab apabila didasarkan atas hubungan subyek !ide, kesannya dan comprehensionnya" dengan obyek, pastilah ada subyekti(itasnya. Oleh karena itu pemahaman subyek yang satu tentang sesuatu realitas akan mungkin sekali berbeda dengan apa yang ada di dalam pemahaman subyek lain. 'eori ini dipandang sebagai teori ilmiah yaitu sebagai usaha yang sering dilakukan di dalam penelitian pendidikan khsusunya di dalam bidang pengukuran pendidikan.
'eori konsisten ini tidaklah bertentangan dengan teori korespondensi. #edua teori ini lebih bersiat melengkapi. 'eori konsistensi adalah pendalaman dankelanjutan yang teliti dan teori korespondensi. 'eori korespondensi merupakan pernyataan dari arti kebenaran. Sedah teori konsistensi merupakan usaha pengujian !test" atas arti kebenaran tadi. 'eori koherensi !the coherence theory o trut" menganggap suatu pernyataan benar bila di dalamnya tidak ada perntentangan, bersiat koheren dan konsisten dengna pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar. Dengan demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya. Rumusan kebenaran adalah turth is a sistematis coherence dan trut is consistency. ika A G ) dan ) G > maka A G > 5ogika matematik yang dedukti memakai teori kebenaran koherensi ini. 5ogika ini menjelaskan bah$a kesimpulan akan benar, jika premis&premis yang digunakan juga benar. 'eori ini digunakan oleh aliran metaisikus rasional dan idealis. 'eori ini sudah ada sejak Pra Socrates, kemudian dikembangan oleh )enedictus SpinoHa dan /eorge egel. Suatu teori dianggapbenar apabila telah dibuktikan !klasiikasi" benar dan tahan uji. #alau teori ini bertentangan dengan data terbaru yagn benar atau dengan teori lama yang benar, maka teori itu akan gugur atau batal dengan sendirinya. 3. 'eori Pragmatisme Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem ol(ing dai dalam pengajaran. Mereka akan benar&benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan&tuntutan lingkungan.
Dalam dunia pendidikan, suatu teori akan benar jika ia membuat segala sesutu menjadi lebih jelas dan mampu mengembalikan kontinuitas pengajaran, jika tidak, teori ini salah. ika teori itu praktis, mampu memecahkan problem secara tepat barulah teori itu benar. Cang dapat secara eekti memecahkan masalah itulah teori yang benar !kebenaran". 'eori pragmatisme !the pragmatic theory of truth! menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memliki kebanran bila memiliki kegunaan dan manaat bagi kehidupan manusia. #aum pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengan kegunaan !utility" dapat dikerjakan !$orkobility" dan akibat yagn memuaskan !satisaktor conse@uence". Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutakE tetap, kebenarannya tergantung pada manaat dan akibatnya. AkibatE hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah : 2. Sesuai dengan keinginan dan tujuan 0. Sesuai dengan teruji dengan suatu eksperimen 3. %kut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis !ada" 'eori ini merupakan sumbangan paling nyata dari pada ilsup Amerika tokohnya adalha >harles S. Pierce !262=&2636" dan diikuti oleh iliam ames dan ohn De$ey !2940&2946". iliam ames misalnya menekankan bah$a suatu ide itu benar terletak pada konsikuensi, pada hasil tindakan yang dilakukan. )agi De$ey konsikasi tidaklah terletak di dalam ide itu sendiri, malainkan dalam hubungan ide dengan konsekuensinya setelah dilakukan. 'eory De$ey bukanlah mengerti obyek secara langsung !teori korepondensi" atau cara tak langsung melalui kesan&kesan dari pada realita !teori konsistensi". Melainkan mengerti segala sesuai melalui praktek di dalam program sol(ing. =. #ebenaran Religius
#ebenaran adalah kesan subjek tentang suatu realita, dan perbandingan antara kesan dengan realita objek. ika keduanya ada persesuaian, persamaan maka itu benar. #ebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan kemauan indi(idu. #ebenaran bersiat objecti(e, uni(ersal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oFiologis bersumber dari 'uhan yang disampaikan melalui $ahyu. ?ilai kebenaran mutlak yang bersumber dari 'uhan itu adalah objekti namun bersiat superrasional dan superindi(idual. )ahkan bagi kaum religius kebenarn aillahi ini adalah kebenarna tertinggi, dimnaa semua kebanaran !kebenaran inderan, kebenaran ilmiah, kebenaran ilosois" tara dan nilainya berada di ba$ah kebanaran ini : Agama sebagai teori kebenaran #etiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan alat, budi,akta, realitas dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam teori kebanran agama digunakan $ahyu yang bersumber dari 'uhan. Sebagai makluk pencari kebeanran, manusia dan mencari dan menemukan kebenaran melalui agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau $ahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.agama dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan ja$aban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran. BAB III KESIMPLAN
)ah$a kebanran itu sangat ditentukan oleh potensi subyek kemudian pula tingkatan (aliditas. #ebanran ditentukan oleh potensi subyek yang berperanan di dalam penghayatan atas sesuatu itu. )ah$a kebenaran itu adalah per$ujudan dari pemahaman !comprehension" subjek tentang sesuatu terutama yang bersumber dari sesuatu yang diluar subyek itu realita, perisit$a, nilai&nilai !norma dan hukum" yang bersiat umum.