KASUS OREO
Perkembangan zaman yang semakin cepat telah merubah pola stuktur dan konsumsi dimasyarakat, dimana masyarakat cenderung lebih menyukai produkproduk praktis dan sesuai selera. Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 231 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,45 persen (BPS, 2009) merupakan pasar potensial untuk mengembangkan bisnis produk makanan. Hal ini terlihat dari besarnya tingkat pengeluran masyarakat untuk produk makanan yaitu lebih dari 50 persen. Hal ini merupakan peluang yang cukup menjanjikan bagi para pelaku bisnis khususnya bisnis dibidang makanan. Salah satu produk makanan jadi yang banyak dikonsumsi adalah produk biskuit. Salah satu produk biskuit yang banyak digemari adalah produk Oreo yang diproduksi oleh PT.Kraft Foods Inc. Menurut CEO Kraft, Irene Rosenfeld, Kraft saat ini merupakan pemimpin pasar biskuit dunia, dengan portofolio luas dari merek-merek ternama diseluruh dunia. Di Asia, Kraft saat ini memiliki portofolio lengkap dengan merek-merek produk yang tersebar diseluruh kategori biskuit seperti Oreo, Ritz, Chip's Ahoy, Jacob's, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium Soda, Tuc, dan Tiki. Berdasarkan survei yang dilakukan AC Nielsen, pangsa pasar biskuit susu dikuasai oleh biskuit Danone dan Oreo. Berdasarkan hasil penelitian BPOM pada September 2008 ditemukan bahwa semua produk yang mengandung susu dan berasal dari Cina positif mengandung melamin sebesar 8.51 mg/kg sampai dengan 945.86 mg/kg, dan salah satu produk yang mengandung melamin adalah produk Oreo Wafer Sticks produksi PT. Nabisco Food (Suzhou) Co.Ltd, China dengan kandungan melamin sebesar 366.08 mg/kg dan sebesar 361.69 mg/kg. Namun adanya pemberitaan media massa yang kurang spesifik dan informatif serta adanya kesalahan pemaknaan yang diterima masyarakat telah membuat masyarakat mencap bahwa semua produk Oreo berbahaya padahal produk Oreo buatan dalam negeri (PT.Kraft Foods Indonesia) bebas melamin, hal ini tentunya akan mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo.
2.2 Melamin
Melamin adalah senyawa basa organik dengan rumus kimia C3H6N6 dan
memiliki nama IUPAC 1,3,5-triazina-2,4,6-triamina. Melamin hanya sedikit larut
dalam air. Melamin adalah trimer dari sianamida, dan seperti sianamida, serta
mengandung 66% nitrogen (berdasarkan massa). Melamin merupakan metabolit
dari siromazina yaitu sejenis pestisida. Melamin terbentuk dalam tubuh mamalia
yang mengkonsumsi siromazina. Siromazina diubah menjadi melamin pada
tanaman.
Melamin pertama kali disintesis oleh Liebig pada tahun 1834. Pada
produksi awal, kalsium sianamida diubah menjadi disiandiamida, kemudian
dipanaskan di atas titik leburnya untuk menghasilkan melamin. Melamin dikenal
pada tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland,
berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang disebut Bakelite. Pada mulanya
Bakelite digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama,
pada perkembangannya dimanfaatkan oleh industri peralatan rumah tangga dalam
pembuatan sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan lainlain.
Pada zaman sekarang, kebanyakan pabrik industri menggunakan urea
untuk menghasilkan melamin melalui reaksi : 6(NH2)2CO C3H6N6 + 6NH3 +
3CO2. Pertama-tama, urea terurai menjadi asam sianat pada reaksi endotermik
((NH2)2CO HCNO + NH3). Kemudian asam sianat berpolimerisasi
membentuk melamin dan karbon dioksida (6HCNO C3H6N6 + 3CO2). Reaksi
kedua adalah eksotermik, namun keseluruhan proses reaksi bersifat endotermik.
Melamin merupakan senyawa polimer yang merupakan gabungan
monomer formaldehide (formalin) dan fenol yang apabila komponen penyusun
melamin tersebut dalam komposisi yang seimbang kelihatan aman tetapi harus
diwaspadai. Seringkali dalam pembuatan melamin proses pencampurannya sering
tidak terkontrol. Apabila komposisi antara formaldehide dengan fenol tidak
seimbang maka akan terjadi residu, yaitu monomer formaldehide atau fenol yang
tidak bersenyawa sempurna. Sisa monomer formaldehide inilah yang berbahaya
bagi kesehatan tubuh. Selain itu, senyawa melamin rentan terhadap panas dan
sinar ultraviolet yang dapat mendepolimerisasi melamin menjadi monomer
formaldehide dan fenol. Meski tahan pada rentang suhu 1200 C sampai 300 C di
bawah nol, tetapi karena menyerap panas, melamin tidak tahan dipapar panas
terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu melamin
tidak dapat digunakan dalam microwave.
Gesekan terhadap peralatan melamin juga berpotensi melepaskan residu
formaldehide yang terperangkap sebelumnya. Sehingga meskipun kontrol
pembuatan peralatan melamin sudah baik namun masih menyimpan bahaya bagi
kesehatan. Formaldehide atau yang dikenal sebagai formalin merupakan
desinfektan yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet mayat, formalin
sangat mudah masuk ke dalam tubuh lewat jalur oral/mulut, saluran pernafasan
dan pembuluh darah. Berdasarkan acuan kesehatan di Inggris, paparan
maksimumnya 2 ppm atau 2 mg/l. Sedangkan Amerika Serikat (AS) menetapkan
paparan maksimum untuk jangka panjang 1 ppm dan jangka pendek 2 ppm.
Melamin berguna dalam pembuatan plastik, bahan perekat, countertops, dishware,
whiteboards dan fertilizers. Adapun Standard batas kandungan Melamin adalah:
1. European Food Safety Agency (EFSA) dan U.S. Food and Drug Administration
(FDA) untuk batas kandungan melamin dalam produk makanan , selain
makanan bayi adalah kurang dari 2.5 ppm
2. Hong Kong untuk batasan maksimum konsentrasi melamin pada makanan bayi
adalah 1 ppm dan makanan lain 2.5 ppm
3. FDA menetapkan batasan konsentrasi melamine yang terkonsumsi per hari
yang dapat ditoleransi adalah 0.63 mg / kg berat badan.
Monomer formaldehide yang masuk ke tubuh manusia berpotensi
membahayakan kesehatan. Formaldehide yang masuk ke dalam tubuh dapat
mengganggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel. Dalam
jangka pendek, hal ini bisa mengakibatkan gejala berupa muntah, diare, dan
kencing bercampur darah. Sementara untuk jangka panjang, akumulasi
formaldehid yang berlebih dapat mengakibatkan iritasi lambung, gangguan fungsi
otak dan sumsum tulang belakang. Bahkan, fatalnya dapat mengakibatkan kanker
(karsinogenik).
Produk makanan dan minuman yang mengandung melamin jika
dikonsumsi secara terus-menerus akan membahayakan kesehatan. Bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh konsumsi produk makanan dan minuman bermelamin
adalah :
1. Mengakibatkan gangguan metabolisme, terutama terhadap bayi dan anakanak.
Organ tubuh yang paling cepat terganggu adalah fungsi ginjal yang
bekerja untuk membuang racun-racun dalam tubuh.
2. Serangan akut pada saluran pencernaan, di antaranya muntah dan mencret
3. Kerusakan berbagai organ tubuh, antara lain kerusakan, mulai dari fungsi
otak, hati, ginjal, mata dan telinga, dan bisa menyebabkan kematian.
4. Melamin juga merusak sistem kekebalan tubuh bayi dan anak-anak yang
mengonsumsi.
5. Melamin dapat menyebabkan masalah pernapasan pada hewan percobaan.
6. Konsumsi melamin juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Siapa pun
yang terpapar zat kimia itu akan mudah terserang flu dan infeksi karena virus
dan bakteri.
Perumusan Masalah
Keamanan pangan menjadi salah satu isu yang menyita perhatian beberapa
organisasi kesehatan di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and
Agriculture Organization (FAO) saat ini memberikan penekanan bagi seluruh
negara agar memperkuat sistem keamanan pangan. Negara-negara diminta untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap para produsen dan penjual yang terlibat
dalam industri pangan. Kejadian terkait isu keamanan pangan baru-baru ini,
seperti temuan melamin hasil industri kimia pada produk makanan dan minuman,
atau penggunaan tanpa izin obat-obatan hewan tertentu pada peternakan ikan,
dapat berpengaruh pada kesehatan dan sering berakibat pada penolakan produk
pangan dalam perdagangan nasional maupun internasional.
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk
kelangsungan hidup manusia. Banyaknya pangan yang tidak sehat seperti
makanan yang memakai bahan pewarna pakaian, makanan yang menggunakan
borak, makanan yang berpengawet formalin maupun bahan kimia lainnya
merupakan permasalahan yang harus mendapat perhatian dari semua pihak. Hal
ini didasarkan pada konsumsi masyarakat Indonesia terhadap makanan yang
mengandung bahan kimiawi sangat tinggi. Apalagi konsumen dominan yang
bersentuhan langsung adalah anak-anak sekolah dasar dan ibu rumah tangga.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan
ilustrasi bahwa lebih dari 90 persen terjadinya penyakit pada manusia yang terkait
dengan makanan (foodborne diseases) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi,
yaitu meliputi penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi
bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis.
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tetapi juga
menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah
merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan
sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat,
tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, maka tidak ada nilainya sama sekali.
Oleh karena itu, tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pangan yang
dikonsumsi menjadi hal penting.
Berdasarkan hasil penemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) terdapat 28 produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran yang
diduga mengandung zat berbahaya melamin. Melamin merupkan zat yang
berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Konsumsi secara terus-menerus akan
membahayakan kesehatan. Hal ini terbukti dari adanya kasus 56 balita di China
yang mengalami gagal ginjal bahkan kematian setelah mengkonsumsi susu yang
mengandung melamin. Bahaya lain yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi produk
makanan dan minuman bermelamin seperti serangan akut pada pernapasan,
kerusakan berbagai organ tubuh, dan merusak sistem kekebalan tubuh bayi dan
anak-anak.
Salah satu produk makanan yang diduga mengandung melamin
berdasarkan penemuan BPOM pada September 2008 adalah produk Oreo.
Menurut produsen produk Oreo (PT Kraft Indonesia) produk Oreo yang beredar di
Indonesia ada dua macam yakni 90 persen Oreo yang dijual bebas yang
merupakan produk asli Indonesia dan hanya 10 persen produk Oreo yang diimpor
dari Tiongkok (China). Produk Oreo yang mengandung melamin merupakan
produk Oreo wafer stick yang diproduksi oleh PT. Nabisco Food ( Suzhou ) Co.
Ltd., China dengan kandungan melamin sebesar 366.08 mg/kg dan 361.69 mg/kg.
sedangkan Oreo wafer, Oreo Coklat Sandwich Cookies dan Oreo Vanila buatan
Indonesia bukanlah produk Oreo yang mengandung melamin.
Hal ini menjadi suatu kerugian bagi pihak perusahaan PT Kraft Foods
Indonesia. Citra perusahaan yang selama ini telah dibangun selama bertahuntahun
di Indonesia menjadi menurun karena masalah tersebut. Menurut riset yang
dilakukan AC Nielsen, penjualan produk Oreo dari biskuit coklat berbagai rasa
hingga wafer mengalamin penurunan penjualan yang cukup signifikan setelah
adanya pengeluaran argumen dari BPOM dan menteri kesehatan, penjualan
produk Oreo menurun hingga 10 persen di pasar Indonesia. Melihat realita
tersebut, bila pihak perusahaan Kraft yang bertaraf Internasional tidak cepat
melakukan pembaharuan image, dapat diprediksikan bahwa masyarakat Indonesia
dapat kehilangan kepercayaan kepada Kraft.
Adanya pemberitaan media massa baik elektronik maupun cetak yang
kurang spesifik dan kurang informatif, serta adanya kesalahan informasi yang
diterima oleh masyarakat yang diakibatkan adanya salah pemaknaan dalam
menerima informasi dari media telah membuat tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap daftar produk bermelamin terutama produk Oreo menjadi berkurang. Hal
ini berdampak pada sikap masyarakat yang mencap semua produk Oreo sebagai
produk yang mengandung melamin.
Padahal menurut hasil conference yang dilakukan oleh pihak Badan
Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) disebutkan bahwa produk-produk yang
dilarang peredarannya dan harus ditarik dari pasaran adalah produk-produk
dengan kode ML (makanan diproduksi di luar negeri), namun kenyataan diluar
bahwa masyarakat Indonesia salah mengartikan informasi tersebut, banyak dari
masyarakat yang mengartikan bahwa produk dengan merek-merek tersebut seperti
Oreo baik di produksi dalam negeri maupun luar negeri bagi mereka tidak aman
dikonsumsi. Kondisi tersebut ternyata membuat pihak PT.Kraft Indonesia
mengalami goncangan karena hal tersebut berdampak pada citra dari merek yang
telah lama dibangun.
Adanya pemberitaan media massa telah mempengaruhi tingkat
pengetahuan konsumen terhadap isu melamin. Dampak langsung ataupun tidak
langsung dari pemberitaan media massa akan membentuk persepsi masyarakat
tentang produk Oreo. Ada dua kemungkinan persepsi yang terbentuk, yaitu
persepsi yang benar dan salah. Jika yang terbentuk adalah persepsi yang salah
maka akan mempengaruhi sikap masyarakat, mereka akan merasa khawatir untuk
mengkonsumsi produk Oreo. Masyarakat akan mengurangi atau bahkan beralih ke
produk biskuit lain. Tentunya hal ini tidak diinginkan karena akan merugikan
banyak pihak terutama produsen yaitu PT. Kraft Indonesia.
Sebagai perusahaan yang terkena imbas kasus melamin, PT Kraft
Indonesia memiliki kepentingan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap
merek yang dimilikinya. Persepsi konsumen penting diketahui oleh produsen,
karena persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen. PT Kraft Indonesia ingin mengembalikan citra
perusahaannya serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap produk
Oreo.
Sebelum melakukan kebijakan pengembalian citra/image serta
kepercayaan masyarakat, PT Kraft Indonesia perlu mengetahui persepsi konsumen
terhadap produk Oreo, apa yang konsumen ketahui, konsumen percayai dan
konsumen pikirkan megenai produk Oreo. Dengan mengetahui persepsi
konsumen, maka dapat diketahui perilaku dari konsumen tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan ?
2. Bagaimana persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu
melamin ?
3. Bagaimana sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu
melamin?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden
terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan.
2. Menganalisis persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu
melamin.
3. Manganalisis sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah
adanya isu melamin.
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden
terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin.
1.4 Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan
produsen, dalam hal ini PT. Kraft Indonesia yang meliputi persepsi dan sikap
konsumen terhadap produk Oreo. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk
melatih diri, berpikir dan menuangkan ide serta pemikirannya ke dalam bentuk
laporan penelitian serta menambah wawasan mengenai perilaku konsumen
terutama untuk produk-produk yang terkena isu. Selain itu, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan acuan penelitian lebih lanjut.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Penelitian mengenai perilaku konsumen ini dibatasi pada produk Oreo
dengan tujuan untuk mempersempit ruang lingkup penelitian. penelitian ini hanya
menganalisis tingkat pengetahuan mengenai keamanan pangan, persepsi dan sikap
konsumen terhadap produk Oreo terkait isu melamin serta faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya
isu melamin.
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Permasalahan ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1 Analisis ......................................................................................................... 3
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 6
3.2 Saran .............................................................................................................. 6
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada era modernisasi ini membuat mereka tidak sempat untuk memikirkan dan membuat masakan untuk mereka konsumsi, akhirnya makanan instanlah yang dipilih. Hal itu yang melatarbelakangi munculnya berbagai makanan ringan. Melihat peluang pasar yang terbuka lebar, membuat produsen makanan semakin kreatif dalam membuat ide-ide baru dalam hal makanan ringan.
Akhirnya tidak sedikit dari para produsen makanan yang menambahkan zat-zat kimia untuk membuat produk mereka menjadi lebih enak dan nikmat, sehingga konsumen akan terus mengkomsusmsi produk tersebut. Padahal produsen makanan ringan jelas-jelas mengetahui bahaya dari penggunaan zat-zat kimia apabila di konsumsi dalam waktu yang lama. Macam-macam zat kimia yang disebut-sebut sebagai salah satu pelengkap pada produk makanan pun beragam diantaranya, MSG (monosodium glutamat), pewarna buatan yang bukan digunakan untuk makanan (rodamin B), melmin (C3H6N6) dan masih banyak zat kimia yang lain.
Kasus penggunaan zat-zat kimia yang terdapat dalam makanan ringan bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya pernah terjadi kasus yang sama pada produk makanan Anak Mas, yaitu makanan ringan yang menggunakan MSG berlebih didalamnya sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan bila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Diantara banyak kasus yang beredar tentang penggunaan zat-zat kimia pada produk makanan, salah satu produk yang di sebuat adalah oreo. Oreo adalah makanan ringan yang di produksi oleh PT. KRAFT, dengan banyak distributor di beberapa negara. Diantaranya : Singapore Distributor : Kraft Food Singapore, Malaysia Importer : Kfart Malaysia, Brunei Distributor : Syarikat Perniagaan Malar Setia, Imported & Distributed by Kraft Food Fhilipina, dan PT. Kraft Food Indonesia (tertera pada kemasan oreo). Zat kimia yang terkandung dalam produk oreo adalah melamin. Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada bayi.Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal.
Ketika rumor ini beredar di masyarakat, hal ini menyebabkan berbagai macam krisis yang terjadi pada PT.KRAFT, diantaranya krisis kepercayaan danmenyebabkan berbagai macam kerugian, kerugian secara material maupun immaterial. Hal inilah yang nantinya akan dibahas lebih rinci lagi pada bab selanjutnya.
1.2 Permasalahan
Setelah mengetahui berbagai macam persoalan yang ditimbulkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul adalah :
· Bagaimana mengembalikan image oreo pada public?
· Bagaimana menghadapi krisis kepercayaan yang terjadi khususnya melalui media massa?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara mengembalikan image public kepada produk yang sedang mengalami krisis kepercayaan. Dan bagaimana selanjutnya mempertahankan image yang telah dibangun kembali.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak kasus produk susu buatan china yang menewaskan 4 orang anak dan 54.000 penyakit lainnya terungkap, pemerintah mulai mengadakan peninjauan langsung kepada pasar-pasar dan supermarket untuk memeriksa produk-produk apa saja yang mengandung susu china. Kekhawatiran pun semakin meluas ketika diketahui susu import china ini digunakan untuk membuat yoghurt, permen, coklat dan makanan ringan lainnya (www.googel.com/bakohumas)
Oreo adalah salah satu produk makanan ringan yang dikabarkan mengandung susu china atau melamin. Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada bayi. Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal. Melamin dalam produk oreo digunakan sebagai pengkilat biskuit coklat dan pemutih pada cream rasa yang terdapat di lapisan tengah biskuit.
Setelah BPOM melakukan tinjuan langsung pada pasar dan supermarket maka tidak lama seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai dengan kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat berdampak buruk pada tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut yang membuat oreo ditarik dari pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat besar. Krisis kepercayaan dan kerugian secara materiil dan immateriil.
KRISIS KEPERCAYAAN TERHADAP PRODUK OREO
Dengan adanya kasus tersebut maka oreo benar-benar dalam posisi yang sangat sulit. Oreo mengalami krisis kepercayaan yaitu, kondisi dimana publik sudah tidak lagi percaya dan mau menggunakan lagi produk oreo tersebut. Krisis inilah yang paling parah bagi sejarah perusahaan karena apabila publik sudah tidak percaya lagi pada produk tersebut maka akan berdampak besar bagi kelanjutan perusahaan.
Karena hal ini menyebar lewat media massa, maka pihak Public Relations PT.KRAFT harusnya langsung menetralisir rumor tersebut. Dengan cara menjelaskan tentang keberadaan produk oreo. Karena oreo berasal dari berbagai macam distributor di berbagai negara, maka seorang PR oreo harus menginformasikan bahwa produk oreo yang disinyalir terdapat kandungan melamin atau susu import china adalah produk oreo bukan berasal dari distributor PT.KRAFT Indonesia, melainkan dari distributor asing yang lain. Sehingga publik akan memikir ulang apabila akan mengkonsumsi oreo. Cara untuk melihat apakah oreo tersebut buatan distributor asing atau buatan indonesia yaitu dengan cara melihat kode produksi yang tertera pada no BPOM. Kode MD untuk semua produk buatan indonesia dan kode ML untuk produk buatan asing.(www.TEMPOinteraktif.com)
PR Oreo juga harus memberi penjalasan kepada media dengan cara mengadakan konferensi pers melalui media, hal ini bertujuan agar publik tidak merasa di tipu oleh berita yang beredar, karena publik pun butuh penjelasan. Kemudian cara PR oreo yang berusaha membangun kembali image yang hancur melalui iklan tergolong cukup baik sebagai langkah cepat untuk menetralisir masalah yang sedang terjadi. Dalam iklan tersebut diperlihatkan bagaimana cara pembutan oreo serta lebih ditonjolkan pada ke-higienisan produknya. Dengan memakai Ferdi Hasan sebagai Brand Imagenya diharapkan oreo mampu mengembalikan image seperi dulu lagi. Iklan oreo yang ditampilkan diharapkan agar publik mengetahui proses pembuatan oreo, dengan kebersihannya dan penggunaan mesin yang modern sehingga tidak mungkin apabila terdapat zat kimia pada produk tersebut. Pesan itulah yang ingin disampaikan oleh PR oreo kepada publik. Di akhir iklan terdapat logo I love Indonesia dimaksudkan agar publik lebih mengutamakan produk buatan indonesia daripada produk buatan asing, meskipun sama-sama oreonya. Karena yang disinyalir terdapat susu china atau melamin adalah terdapat pada oreo buatan distributor asing. (www.kompas.com)
Setelah cara-cara aman dilakukan untuk selanjutnya perlu diadakan promo atau iklan tambahan yang berfungsi sebagai pengingat terhadap produk oreo. Agar publik senantiasa mengingat oreo dan dengan demikian kepercayaan publik secara perlahan kembali normal. Pihak PR juga harus selalu melakukan controling system kepada produk yang akan dipasarkan, sehingga untuk kemudian tidak akan ada lagi kasus seperti ini.
KERUGIAN YANG DISEBABKAN ADANYA KRISIS KEPERCAYAAN
Karena adanya krisis kepercayaan membuat perusahaan merugi. Kerugian yang diterima bukan hanya berupa kerugian materiil tetapi juga kerugian immateriil. Kerugian materiil berupa kerugian yang diterima kare produknya di laku dipasaran. Akhirnya pemasukan berkurang, omset menipis dan laba pun sedikit. Inilah yang dinamakan kerugian materiil yaitu kerugian yang berhubungan dengan uang. Kerugian immateriil yang diterima yaitu hilangnya kepercayaan konsumen terhadap produk yang di pasarkan. Kerugian ini bisa berupa nama baik. Antara kerugian materiil dan immateriil sangat berhubungan karena keduanya mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
Untuk meminim kerugian yang terjadi, maka penanganan utama diawal sangat diperhatikan. PR diharapkan untuk selalu peka terhadap keadaan yang terjadi baik di publik internal maupun di publik eksternal. Apabila langkah-langkah penanggulangan terhadap krisis telah dilakukan maka, untuk selanjutnya PR perlu menjaga hubungan baik antara pihak internal dan eksternal dengan harapan kasus seperti ini tidak akan terulang lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karena konsumen oreo adalah mayoritas anak kecil, maka hendaknya diperhatikan bahana pembuatannya sehingga tidak merusk sistem jaringan tubuh apabila dikonsumsi dalam waktu yang lama. PR perusahaan hendaknya selalu menjaga komunikasi antara publik internal dan publik eksternal sehingga bisa mengidentifikasi gejala-gejala krisis yang akan timbul, sehingga apabila terjadi kasus tersebut tidak akan terdengar oleh media dan tidak merusak citra / image perusahaan. Karena apabila image perusahaan sudah jelek di mata publik, maka butuh waktu yng lama untuk mengembalikan kepercayaan tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya krisis yang timbul, diharapkan masyarakat luas lebih selektif lagi dalam mengambil keputusan. Bagaimanakah sikap kita seharusnya?
· Jangan mudah percaya oleh iklan yang bersifat persuasif.
· Hendaknya membaca komposisi pada produk yang akan dibeli, khususnya produk makanan, apakah sudah sesuai dengan nilai takaran gizi yang berlaku atau belum.
· Apabila ada yang kurang jelas pada kemasan produk, maka jangan ragu untuk menanyakan pada SPG (sales promtion girl) apabila ada. Atau tanyakan pada layanan konsumen bebas pulsa yang disediakan oleh produsen produk tersebut.
· Selalu bersifat pintar dan tanggap pada masalah yang terjadi sehingga bisa mengambil keputusan dngan bijak dan tepat.
· Bacalah kode BPOM yang tertera pada kemasan MD untuk produk indonesia sedangkan ML untuk produk asing.
· Usahakan selalu untuk memakai / mengkonsumsi produk buatan indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
· www.googel.com/bakohumas
· Kemsana produk oreo
· www.TEMPOinteraktif .com
· www.kompas.com