BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Belakang Populasi hewan kesayangan yang semakin meningkat beberapa tahun ini menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi pemilik, dimana semakin bertambah populasi hewan maka biaya pemeliharaan akan meningkat pula dan juga masalah kesehatan yang nantinya akan dialami oleh hewan tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk permasalahan tersebut yaitu melakukan suatu tindakan yang disebut sterilisasi pada hewan jantan maupun betina. Pada hewan betina sterilisasi dapat dilakukan dengan mengangkat ovarium (Ovariektomi atau mengangkat ovarium dan uterusnya (ovariohisterektomi. Pada hewan jantan sterilisasi dapat dilakukan dengan mengangkat testisnya (Gloy (Gloy et al .,!"11 .,!"11 Sterilisasi pada hewan jantan atau biasa disebut dengan kastrasi (Or#hide#tomy adalah prosedur pembedahan untuk membuang testis dan spermati# #ord (#ordaspermati#a. $ujuan dilakukan pembedahan ini diantaranya untuk sterilisasi seksual, adanya neoplasma, dan kerusa kerusakan kan akibat akibat trauma traumatik tik (% (%idy idyaput aputrid ridkk, kk, !"1&. !"1&. $ujuan ujuan dari dari kastr kastrasi asi adalah adalah untuk untuk mengend mengendali alikan kan popula populasi, si,mem memodi odi'ik 'ikasi asi tingka tingkah h laku laku hewan hewan agar agar lebih lebih jinak,m jinak,meng engata atasi si penyakit seperti tumor dan untuk proses penggemukan(Gloy penggemukan(Gloy et al .,!"11. .,!"11. 1.! $ujua $ujuan n $ujuan dari dilakukannya kastrasi adalah 1. ntuk mengetahui mengetahui de'inisi de'inisi dari kastrasi( kastrasi(Or#hid Or#hide#tomy e#tomy !. ntuk mengetahui mengetahui teknik teknik operasi operasi kastrasi kastrasi yang benar pada hewan kesayangan kesayangan ). ntuk mengetahui mengetahui pelaksana pelaksanaan an pre operasi dan post operasi operasi saat kastras kastrasii
1.) 1.) *an' *an'aat aat 1. *engetahui *engetahui de'inis de'inisii dari kastrasi kastrasi !. *engetahui *engetahui teknik teknik operasi kastrasi kastrasi yang benar pada hewan hewan kesayangan kesayangan ). *engetahui *engetahui pelaksanaan pelaksanaan pre operasi operasi dan post operasi operasi saat kastrasi kastrasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Or#hidektomi atau kastrasi adalah sebuah prosedur operasi+bedah dengan tujuan membuang testis hewan. astrasi ini dilakukan pada hewan jantan dalam keadaan tidak sadar (anastesiumum. (-ossum, !""!. astrasi (Or#hie#tomy+Or#hide#tomy adalah prosedur pembedahan untuk membuang testis dan spermati# #ord (#ordaspermati#a. $ujuan dilakukan pembedahan ini diantaranya untuk sterilisasi seksual, adanya neoplasma, dan kerusakan akibat traumatik. $erdapat dua jenis kastrasi, yaitu kastrasi tertutup dan kastrasi terbuka. astrasi tertutup adalah tindakan bedah dimana testis dan spermati# #ord dibuang tanpa membuka tuni#a vaginalis yang biasanya dilakukan pada anjing ras ke#il atau masih muda dan ku#ing. euntungan #ara ini adalah dengan tidak dibukanya tuni#a vaginalis, maka kemungkinan terjadinya hernia s#rotalis dapat dihindari. Sedangkan kastrasi terbuka adalah tindakan bedah dimana semua jaringan skrotum dan tuni#a vaginalis diinsisi dan testis serta spermati# #ord dibuang tanpa pembungkusnya (tuni#a vaginalis. euntungan #ara ini adalah ikatan pembuluh darah terjamin. kan tetapi kerugiannya dapat menyebabkan hernia s#rotalis karena dengan terbukanya tuni#a vaginalis menyebabkan adanya hubungan dengan rongga abdomen (%idyaputridkk, !"1&. u#ing yang akan dikebiri harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar ku#ing dikebiri ketika berumur /0 bulan. Para ahli perilaku hewan menyarankan mengkebiri ku#ing sebelum memasuki masa puber, karena dapat men#egah mun#ulnya si'at+perilaku ku#ing yang tidak diinginkan (2brahim, !""". Sterilisasi dapat dilakukan pada saat anjing+ku#ing berumur minggu, tetapi lebih baik dilakukan setelah anjing dan ku#ing divaksinasi lengkap, setelah system immunitas tubuh (kekebalan mereka bekerja dengan baik, tetapi sebelum masuk masa pubertas (umur &03 bulan. Sterilisasi memiliki kelemahan dan man'aat. njing yang disteril sebelum masa pubertas #enderung memiliki kaki yang lebih panjang, dada datar dan tengkorak yang sempit, karena hormon yang mengatur aktivitas seksual juga berinteraksi dengan hormon yang memandu pertumbuhan otot, tulang dan tendon.
Beberapa anjing+ku#ing bereaksi buruk terhadap anasthesi (obatbius, kadang terjadi komplikasi pembedahan yang meliputi bleeding (perdarahan dan in'eksi, sehingga luka sukar sembuh dengan baik. 4esiko ini bisa meningkat pada beberapa hewan yang memiliki masalah kesehatan. Oleh karena itu anjing+ku#ing yang akan di steril harus di pastikan berada dalam kondisi sehat. Sedangkan keuntungan kastrasi diataranya men#egah kelahiran anak ku#ing yang tidak diinginkan sehingga populasi ku#ing tetap terkendalikan,hewan menjadi tidak suka berkeliaran karena ku#ing betina yang sedang birahi mengeluarkan 'eromon yang dapat menyebar melalui udara. -eromon ini dapat men#apai daerah yang #ukup jauh. u#ing jantan dapat mengetahui dimana letak ku#ing betina yang sedang birahi melalui 'eromon tersebut, lalu kemudian men#ari dan mendatangi sang betina meskipun jaraknya #ukup jauh. 5an juga keuntungan dari kastrasi yaitu meningkatan geneti# karena beberapa ku#ing yang disterilisasi mempunyai+membawa #a#at genetik. 5iharapkan ku#ing0ku#ing #a#at tersebut tidak dapat lagi berkembang biak, sehingga jumlah ku#ing0ku#ing #a#at dapat dikurangi.
BAB III PEMBAHASAN
astrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk menghilangkan 'ungsi dari alat reproduksi dengan #ara menghambat proses pembentukan dan pengeluaran sperma sehingga hewan tidak mampu menghasilkan keturunan. (Pattiselanno, !"11 Se#ara anatomis, lapisan yang membungkus testis dari super'i#ial ke pro'undal adalah kulit dan subkutan (s#rotum, tunikadartos, dan tunika vaginalis #ommunis. Berdasarkan penyayatan pada lapisan0lapisan ini, dikenal dua metode dalam kastrasi, yaitu metode terbuka dan tertutup. Pada metode tertutup, sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika vaginalis #ommunis. Pengikatan dan penyayatan dilakukan pada 'unni#ulus spermati#us. Pada metode terbuka, sayatan d ilakukan sampai tunika vaginalis #ommunis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi terbungkus. Pengikatan dan penyayatan dilakukan langsung terhadap du#tus de'erens, sara', dan pembuluh darah.*etode tertutup lebih baik dalam meminimalisasi resiko terjadinya perdarahan.(Pattiselanno, !"11.
6ambar 1.171.! Struktur anatomis skrotum
A. Pre Operasi Sterilisasi Alat Operasi Sterilisasi pada alat0alat bedah bertujuan untuk menghilangkan seluruh mikroba yang terdapat pada alat0alat bedah, agar jaringan yang steril. Sterilisasi peralatan operasi, baju operasi, masker, penutup kepala,sarung tangan, sikat, dan handuk yang telah di#u#i bersih serta dikeringkan dibungkus dengan kain muslin atau non woven setelah terlebih dahulu dilipat dan ditata sesuai dengan urutannya masing0masing. Peralatan yang telah dibungkus dimasukkan kedalam oven untuk disterilisasi dengan suhu 3""8 selama 1/ 0 )" menit. Perlengkapan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi oleh operator dan asisten 2. Peralatan operasi minor yang telah di#u#i bersih kemudian dikeringkan terlebih dahulu baru setelah itu ditata di dalam kotak peralatan sesuai dengan urutan penggunaannya. otak peralatan tersebut kemudian dibungkus dengan non woven dan disterilisasi menggunakan oven dengan suhu 1!1"8 selama 3" menit. Peralatan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi. Persiapan Operator dan Asisten Sebelum melakukan operasi, baik operator maupun #o0operator harus terlebih dahulu melepaskan semua assesoris yang dapat mengganggu jalannya operasi. $angan di#u#i dari telapak tangan hingga men#apai siku dengan menggunakan air bersih dan sabun, setelah itu dapat di#u#i kembali dengan larutan seperti dettol atau alkohol 9":, kemudian siap memakai baju operasi (baju lab untuk praktikan. Persiapan dan Preparasi Hewan ;ewan yang akan dioperasi dipuasakan terlebih dahulu dari makan 301! jam, dan minum !03 jam. Sebelum hewan dioperasi dilakukan pemeriksaan 'isik telebih dahulu untuk mengetahui keadaan normal hewan. Pemeriksaan meliputi BB, pulsus, dan suhu. Lalu hewan diberikan premedikasi atropin dengan dosis ",1! mg+kgBB, diverikan dengan rute sub #utan. Pemberian atropin sul'at berguna untuk men#egah muntah saat operasi, karena atropin menyebabkan blokade reversibel kerja kolinomimetik mempenaruhi motilitas usus, bronkodilatator, dan men#egah terjadinya hipersalivas. Setelah diberikan preanaesthesi, ditunggu 1"01/ menit baru diberikan agen anaesthesi berupa ketamin 1": dan
B. Operasi ;ewan diletakkan pada posisi dorsal recumbency. 5iperiksa keberadaan kedua testis di dalam skrotum. 5isiapkan se#ara aseptik pada daerah kaudal abdominal dan medial paha. ;ilangkan 'aktor0'aktor yang dapat menyebabkan iritasi seperti bulu, kotoran, dan kuman. 5ilakukan anestesi lokal (in'iltrasi pada tempat yang akan diinsisi. ;ewan diletakkan pada posisi rebah dorsal. 5ilakukan draping dengan single drape dan pada daerah yang akan dioperasi (skrotum dan preskrotum dibiarkan terbuka. 5engan jari tangan, dinding skrotum ditekan se#ara halus dan hati0hati di atas salah satu testis lalu didorong ke arah bagian #ranial skrotum. Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan 'as#ia spermatika lalu dilanjutkan menginsisi tuni#a vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphae median. 2nsisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar. *esor#hium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari spermati# #ord di bagian #ranial dan ekor epididymis di bagian #audal, diinsisi dan spermati# #ord dipotong dan diligasi menggunakan metode three forceps tie. $estis yang masih menempel di tuni#a vaginalis parietalis dengan ligamen pada ekor epididimis kemudian dipotong. adang0kadang perdarahan ke#il pada ligamen yang dipotong perlu diligasi. $estis lainnya dibuang dengan #ara yang sama melalui insisi kulit yang sama. Bila diinginkan jaringan subkutan dijahit dengan benang #atgut )0" dengan jahitan se#ara interrupted atau continuous. ulit ditutup dengan jahitan interrupted sederhana menggunakan benang non absorbable $erdapat metode lain tempat insisi skrotum untuk mengeluarkan testis yaitu melalui insisi kulit yang dibuat diatas skrotum bagian ventral dan melalui tuni#a vaginalis parietalis untuk mengekspose testis. >ang penting disini adalah drainage bebas dari insisi pada tuni#a vaginalis dan kulit skrotum. $estis lainnya diambil dengan #ara yang sama melalui insisi terpisah. ?adi pada metode ini testis dikeluarkan melalui dua insisi masing0 masing di atas testis (;arari ?oseph,!"". Penanganan Pasa Operasi!
Persembuhan luka sayatan kira0kira 901& hari sebaiknya pada periode ini ku#ing perlu diistirahatkan
ontrol luka dan bersihkan dengan @a8l 'isiologis bila daerah sayatan kotor.
?ika perlu diberi #ollar untuk men#egah ku#ing menjilati daerah operasi.
Beri nutrisi yang baik dan antibiotika untuk men#egah timbulnya sekunder in'eksi. omplikasiA
$imbul rasa sakit apabila e'ek obat bius sudah hilang, tetapi jarang terjadi.
5apat terjadi in'eksi dan la#erasi (jarang terjadi (Subandono,!"1!.
BAB I" PENUTUP Kesi#p$lan
Or#hie#tomy+ kastrasi hewan jantan merupakan prosedur pembedahan untuk membuang testis dan spermati# #ord (#ordaspermati#. ;al ini dilakukan untuk mengontrol populasi, penggemukan hewan, mengurangi si'at agresi' dan untuk mengurai kasus0kasus yang sering ditemukan pada hewan yang tua seperti oedema s#rotalis, tumor s#rotalias, or#hitis, tumor testis,dermatitis s#rotalis. Pada ku#ing yang muda dilakukan untuk mengurai agresi' dan untuk menggemukan hewan. $erdapat ! metode kastrasi yaitu kastrasi terbuka dan kastrasi tertutup. astrasi terbuka dilakukan dengan #ara membuat sayatan hingga tunika vaginalis #ommunis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi terbungkus. erugian utama #ara ini adalah dengan terbukanya tuni#a vaginalis menyebabkan adanya hubungan dengan rongga abdomen sehingga memungkinkan terjadinya hernia skrotalis yang terutama berisi usus. euntungan #ara ini adalah ikatan pembuluh darahnya lebih pasti (terjamin. Sedangkan kastrasi tertutup adalah dimana testis dan spermati# #ord dibuang tanpa membuka tuni#a vaginalis, yang biasanya dilakukan pada anjing jenis ke#il atau masih muda, dan ku#ing. euntungan #ara ini adalah dengan tidak dibukanya tuni#a vaginalis, maka dapat menghindari kemungkinan terjadinya hernia skrotalis.
5-$4 PS$ -ossum, $. % . !""!. Small Animal Surgery. d !. *osby. ;arari ?oseph, !"". Small Animal Surgery Secret 2nd Edition. ;anley and Bel'ius S@8. Philadelpa A nited Stated o' meri#a ;osgood, 6 dan ?ohnny 5.;. !"11. Small nimal Paediatri# *edi#ine and Surgery. LondonA 4eed du#ational and Pro'essional Publishing Ltd. 2brahim 4. !""". PengantarIlmuedah!eteriner , disiPertama. Syiahualaniversity Press, 5arussalam Banda #eh. Pattiselanno, -. !"11. Kastrasi. LaboratoriumProduksi$ernak -PP @2P. *onokwari. Saunders. !""). Te"t oo# $f Small Animal Surgey. PhiladelpiaA $he 8urtis 8enter 2ndependen#e sCuare west Subandono, Barot. !"1!. %ana&emen 'u#a 'aboratorium .eterampilan linis - @S A Solo